Hubungan Letak Lesi Dengan Derajat Spastisitas Pada Pasien Stroke Iskemik Di Rsud Ulin Banjarmasin
Hubungan Letak Lesi Dengan Derajat Spastisitas Pada Pasien Stroke Iskemik Di Rsud Ulin Banjarmasin
Abstract: Ischemic stroke occurs due to decreased blood flow due to emboli or thrombosis that is
temporary or permanent in the cerebral arteries. Stroke has several symptoms such as facial
paralysis, limbs or spasticity and can cause death. Spasticity is affected by the location of the lesion.
The purpose of this study was to analyze the relationship between the location of the lesion with the
degree of spasticity in ischemic stroke patients at Banjarmasin District Hospital based on the
Modified Ashworth Scale (MAS). This research is an observational analytic and cross-sectional
approach. The MAS examination is carried out after the respondent fulfills the inclusion and
exclusion criteria. A total of 30 samples obtained by purposive sampling obtained 6 cortical lesions in
the patient, 16 subcortical lesions in the patient, and 8 in the basal ganglia lesion in 8 patients. The
degree of MAS in patients was found with the normal category of 6 patients, the moderate category of
19 patients, and the weight category of 5 patients. Analysis using the Kormogorov-Smirnoff
correlation test showed an insignificant value of p = 0.841. The conclusion that there is no
relationship between the location of the lesion with the degree of spasticity in ischemic stroke patients
at Ulin Hospital Banjarmasin.
Keywords: Ischemic stroke, location of the lesion, spasticity, Modified Ashworth Scale.
Abstrak: Stroke iskemik terjadi akibat penurunan aliran darah karena emboli atau trombosis
yang bersifat sementara atau permanen di arteri serebral. Stroke memiliki beberapa gejala seperti
kelumpuhan wajah, anggota badan atau spastisitas dan dapat menyebabkan kematian. Spastisitas
dipengaruhi oleh letak lesi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara letak lesi
dengan derajat spastisitas pada pasien stroke iskemik di RSUD Banjarmasin berdasarkan Modified
Ashworth Scale (MAS). Penelitian ini bersifat observational analitik dan pendekatan cross-sectional.
Pemeriksaan MAS dilakukan setelah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Sebanyak 30 sampel didapatkan secara purposive-sampling didapatkan lesi pada kortikal sebanyak 6
pasien, lesi pada subkortikal sebanyak 16 pasien, dan lesi pada ganglia basalis sebanyak 8 pasien.
Derajat MAS pada pasien ditemukan dengan kategori normal 6 pasien, kategori sedang 19 pasien, dan
kategori berat 5 pasien. Analisis menggunakan uji korelasi Kormogorov-Smirnoff menunjukkan nilai
tidak signifikan p=0,841. Kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan letak lesi dengan derajat
spastisitas pada pasien stroke iskemik di RSUD Ulin Banjarmasin.
Kata-kata kunci: Stroke iskemik, letak lesi, spastisitas, Modified Ashworth Scale.
153
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agustus 2020: 153-160
154
Sandy, AA. dkk. Hubungan Letak Lesi dengan...
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat Pendidikan pada
pasien stroke iskemik di RSUD Ulin Banjarmasin.
Jumlah
Karakteristik
n %
1. Usia (Tahun)
17-25 1 3,3%
26-35 1 3,3%
36-45 4 13,4%
46-55 15 50%
56-65 6 20%
>65 3 10%
2. Jenis Kelamin
Laki-Laki 19 63,3%
Perempuan 11 36,7%
3. Riwayat Pendidikan
SD/MI 16 53,3%
SMP/MTs 6 20%
SMA/SMK 8 26,7%
4. Letak Lesi:
Kortikal 6 20%
Subkortikal 16 53,3%
Ganglia Basalis 8 26,7%
5. Letak Hemisfer:
Hemisfer Kanan 20 66,7%
Hemisfer Kiri 10 33,3%
155
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agustus 2020: 153-160
laki laki lebih berisiko terhadap stroke hemisfer kiri dan kanan. Pada penelitian
iskemik karena perubahan gaya hidup ini letak lesi banyak pada daerah hemisfer
seperti pola makan yang buruk, konsumsi kanan (66,7%) dibandingkan pada
alkohol, kurang berolahraga, merokok dan hemisfer kiri (33,3%). Hal ini sama dengan
usia tua.14 Sofyan et al menyebutkan dalam hasil dari penelitian Prayoga et al yang
penelitiannya bahwa baik laki-laki atau mengatakan pada penelitiannya stroke
perempuan, setelah usia 55 tahun insidensi iskemik pada jenis kelamin laki-laki
akan meningkat dua kali tiap dekade.15 dengan lesi hemisfer kiri sebanyak 15
Riwayat Pendidikan juga responden (25,8%) dan stroke iskemik lesi
mempengaruhi angka kejadian stroke hemisfer kanan sebanyak 20 responden
iskemik. Dalam penelitian ini responden (34,5%) sedangkan stroke iskemik untuk
dengan riwayat pendidikan lulus SD lebih jenis kelamin perempuan dengan lesi
banyak terkena penyakit stroke iskemik. hemisfer kiri sebanyak 14 responden
Sofyan dalam penelitian menyebutkan (24,1%) dan lesi hemisfer kanannya
bahwa kategori tingkat Pendidikan sebanyak 9 responden (15,6%). Ada
responden yang terbanyak yaitu kategori perbedaan tingkat defisit neurologis pada
tingkat pendidikan dasar. Dapat stroke hemisfer kiri dan kanan. Defisit
disimpulkan bahwa responden dengan neurologis lesi hemisfer kiri lebih tinggi
tingkat pendidikan rendah cenderung dari pada lesi hemisfer kanan.16 Letak lesi
untuk terkena penyakit stroke iskemik.15 sendiri biasanya berpengaruh terhadap
Letak lesi pada responden stroke spastisitas yang dinilai dengan Modified
iskemik lebih banyak terjadi lesi pada Ashworth Scale.
daerah subkortikal (53,3%) dibandingkan Nilai Modified Ashworth Scale pada
pada daerah kortikal (20%). dan daerah kelompok responden penyakit stroke
ganglia basalis (26,7%). Hal ini terjadi iskemik dengan gangguan spastisitas
karena pada daerah subkortikal terdapat dengan rincian letak lesi pada kortikal
banyak pembuluh arteri yang sering subkortikal atau ganglia basalis dan
menyebabkan iskemik.. Letak lesi juga medulla spinalis. dapat dilihat pada table 2.
dapat dibedakan atas dua tempat antara
Tabel 2. Berdasarkan Letak Lesi Dengan Derajat Spastisitas Pada Pasien Stroke Iskemik di
RSUD Ulin Banjarmasin.
Derajat Spastisitas dengan MAS
Letak Lesi Derajat 0 Derajat 1, Derajat 1+
p
Jumlah n(%) Jumlah n (%) Jumlah n (%)
Kortikal 2 (6,6%) 4(13,3%) - 0.841
Subkortikal 4(13,3%) 8(26,7%) 4 (13,3%)
Ganglia Basalis - 7(23,4%) 1 (3,4%)
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa letak pada daerah kortikal dengan 2 responden
lesi pada daerah subkortikal terbanyak derajat 0 (6,6%), sedangkan untuk daerah
pada responden dengan skor derajat 1 ganglia basalis tidak terdapat responden
berjumlah 8 responden (26,7%). Kemudian dengan skor derajat 0. Untuk derajat 1+
daerah ganglia basalis dengan skor derajat terdapat 4 responden (13,3%) dengan lesi
1 berjumlah 7 responden (24,4%). pada daerah subkortikal, dilanjutkan
Selanjutnya pada daerah kortikal dengan dengan 1 responden (3,4%) pada daerah
skor derajat 1 berjumlah 4 responden ganglia basalis. Sedangkan untuk daerah
(13,3%). Selanjutnya pada derajat 0, lesi kortikal tidak terdapat responden dengan
daerah subkortikal terbanyak dengan skor derajat 1+. Hal ini terjadi karena
jumlah 4 responden (13,3%) dilanjutkan pada daerah subkortikal terdiri dari banyak
156
Sandy, AA. dkk. Hubungan Letak Lesi dengan...
157
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agustus 2020: 153-160
158
Sandy, AA. dkk. Hubungan Letak Lesi dengan...
159
Homeostasis, Vol. 3 No. 2, Agustus 2020: 153-160
160