Jurnal Rujukan
Jurnal Rujukan
FORMULASI IKAN LELE DAN BAYAM HIJAU TERHADAP NILAI GIZI, MUTU
ORGANOLEPTIK, DAYA TERIMA RISOLES ROTI TAWAR SEBAGAI SNACK BALITA
ABSTRACT
Background: Toddlers are a vulnerable group to malnutrition, such as stunting. One of the handling of malnutriton with
the characteristics of chronic nutritional problems is the provision of high-energy and high-protein Supplementary Food
for toddlers according to nutritional needs based on the RDA 2019 and utilizing local food, such as catfish and green
spinach.
Objective: This study aims to determine the characteristics of the formulation in fresh bread ragout catfish and green
spinach risoles as alternative functional food for toddlers.
Methods: Experimental research with a design of 2 levels of treatment is the proportion of catfish and green spinach,
respectively 80%:20% and 75%:25%. Research parameter carried out on the product were the organoleptic test
(hedonic) on 15 panelists, the best formulation, calculating empirically the nutritional composition, protein quality,
determining the serving size of product, and acceptance test on 12 toddlers RW 06 Merjosari Malang. The data obtained
were then analyzed descriptively with Microsoft Excel 2010.
Results: The best formulation of this study is P2 (75% catfish:25% green spinach) which contains nutrients per 120 grams,
namely 300 kcal of energy, 14 grams of protein, 10 grams of fat, 33 grams of carbohydrates, 2 mg of Fe, 1 mg of zinc,
digestibility 97%, 72% NPU, 120% PST, 149% PER. The average organoleptic test (color, aroma, taste, texture) in each
formulation was 3 (likes) on fresh bread ragout catfish and green spinach. The average acceptance of toddlers to products
is 60.4%.
Conclusion: The provision of the P2 formulation has met the snack needs of toddlers (10% of the total energy needs) and
is in accordance with the 2018 Technical Guidelines for Supplementary Feeding.
ABSTRAK
Latar belakang: Balita merupakan kelompok rentan terhadap masalah gizi kurang atau gizi buruk, seperti stunting. Salah
satu penanganan masalah gizi dengan karakteristik masalah gizi kronis yaitu dengan Pemberian Makanan Tambahan
tinggi energi dan tinggi protein pada balita yang sesuai kebutuhan gizi berdasarkan AKG 2019 serta memanfaatkan
pangan lokal seperti ikan lele dan bayam hijau.
Tujuan: Mengetahui karakteristik dan daya terima dari risoles roti tawar ragout ikan lele dan bayam hijau sebagai salah
satu alternatif pangan fungsional dalam bentuk PMT Pemulihan balita yang padat gizi.
Metode: Penelitian eksperimental dengan desain 2 taraf perlakuan yaitu proposi ikan lele dan bayam hijau masing-masing
sebesar 80%:20% dan 75%:25%. Parameter penelitian yang dilakukan terhadap produk yaitu uji organoleptik (hedonik)
pada 15 panelis, perlakuan terbaik, menghitung komposisi gizi secara empiris, mutu protein, penentuan takaran saji, dan
daya terima pada 12 balita RW 06 kelurahan Merjosari Kota Malang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara
deskriptif dengan Microsoft Excel 2010.
Hasil: Perlakuan terbaik dari penelitian ini adalah P2 (ikan lele 75%:bayam hijau 25%) memiliki kandungan zat gizi per
120 gram yaitu energi 300 Kkal , protein 14 gram, lemak 10 gram, karbohidrat 33 gram, Fe 2 mg, Zinc 1 mg, mutu cerna
97%, NPU 72%, PST 120%, PER 149%. Rata-rata uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur) pada tiap perlakuan yaitu
3 (suka) terhadap risoles roti tawar ragout ikan lele dan bayam hijau. Rata-rata daya terima balita terhadap produk yaitu
60,4%.
Simpulan: Pemberian formulasi pada P2 sudah memenuhi kebutuhan snack balita (10% dari total kebutuhan energi) dan
sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 2018.
Statistika dan Informatika Kelautan dan Perikanan nilai energi dan zat gizi (protein, lemak, karbohidrat,
(KKP) bahwa produksi ikan lele di Kabupaten dan Fe, zinc) secara empiris, mutu protein, mutu cerna,
Kota di Jawa Timur pada tahun 2017 sebesar mutu organolepik (warna, aroma, rasa, tekstur), dan
148.543,87 ton dengan nilai produksi perikanan daya terima. Langkah awal dalam penentuan mutu
menurut komudias utama (2017) sebesar protein yaitu dengan langkah awal menentukan
2.580.209.250.13 Selain itu, harganya jauh lebih kandungan asam amino esensial seperti lysin,
terjangkau dari pada ikan tengiri, sehingga sesuai metionin + sistin, treonin, dan triptofan pada tiap
dengan sasaran pada penelitian ini yaitu anak gizi bahan makanan yang digunakan dan dijumlahkan
kurang yang sebagian besar berasal dari kalangan total asam amino dalam satu produk. Selanjutnya,
masyarakat menengah kebawah dan berdasarkan menggunakan perhitungan metode Skor Asam
observasi diketahui bahwa balita di RW 06 Amino (SAA) sesuai dengan teori yang
kelurahan Merjosari juga menyukai ikan lele, dikembangkan oleh Block dan Mictchell (1946-
sehingga penggunakan ikan lele disesuaikan dengan 1947) dengan cara membandingkan setiap asam
kebiasaan makan balita setempat. amino yang terkandung dalam protein tersebut
Protein juga diperoleh dari bahan makanan dengan yang terkandung dalam protein telur sebagai
lainnya, salah satunya yaitu bayam sebesar 2,86 protein standar.17 Perhitungan mutu cerna
mg/100 gram.14 Bayam juga merupakan salah satu menggunakan cara teoritis untuk menaksir nilai
jenis sayuran berbahan pangan lokal yang mudah mutu cerna yang dilakukan melalui penelitian bio-
didapatkan, meskipun kandungan protein pada assay dan daya cerna merupakan bagian protein atau
bayam lebih rendah, namun bayam sangat asam amino yang data diserap tubuh dibandingkan
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan zat gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu, pada penentuan
mikro, yaitu zat besi (Fe). Bayam merupakan salah mutu cerna (MC) yaitu dengan cara menentukan
satu sumber bahan makanan tinggi Fe yaitu 3,5 mg terlebih dahulu mutu cerna bio-assay pada tiap bahan
per 100 gram.14 Oleh karena itu, mengonsumsi makanan, kemudian mutu cerna bio-assay tersebut
bayam dapat membantu memenuhi kebutuhan zat dikali dengan kandungan protein tiap bahan
besi (Fe), Pada balita, kebutuhan mineral mikro makanan. Selanjutnya, dijumlahkan dan dibagi
berupa zat besi untuk proses reaksi oksigen dalam dengan jumlah protein, sehingga didapatkan mutu
darah.15 Apabila jumlah zat besi dalam bentuk cerna teoritis.
simpanan cukup, maka kebutuhan untuk Penelitian dilaksanakan pada 23-29 Oktober
pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang 2020 di Puskesmas Dinoyo untuk melakukan uji
akan selalu terpenuhi. Namun, jika simpanan zat organoleptik dengan menggunakan 15 orang panelis
besi berkurang dan asupan zat besi kurang dari agak terlatih yaitu ahli gizi dan tenaga medis yang
kebutuhan, maka akan terjadi ketidakseimbangan zat bekerja di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Uji
besi di dalam tubuh. Asupan besi yang kurang pada organoleptik menggunakan metode Hedonic Scale
masa anak menyebabkan terhambatnya Test yaitu penilaian suka dan tidak suka dari panelis
pertumbuhan pada anak sehingga jika berlangsung tentang produk yang telah disajikan dengan skala
dalam waktu lama dapat menyebabkan stunting.16 kesukaan yaitu 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka),
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya 3 (suka), 4 (sangat suka). Selain itu, penelitian
pengembangan formula dengan pemanfaatan bahan dilakukan di RW 06 (Posyandu Asparaga) kelurahan
pangan lokal ikan lele dan bayam hijau pada risoles Merjosari Kota Malang untuk mengetahui daya
roti tawar ragout yang diharapkan berfungsi sebagai terima 12 balita yang terdiri dari 3 balita pendek, 2
makanan selingan berupa Makanan Tambahan (MT) balita sangat pendek, 4 balita dengan berat badan
Pemulihan pada balita di RW 06 (Posyandu kurang (BBK), 1 balita bawah garis merah (BGM),
Asparaga) kelurahan Merjosari Puskesmas Dinoyo dan 2 balita kurus sebagai sampel penelitian dari
Kota Malang. 20% jumlah populasi yaitu seluruh balita 0-59 bulan
sebanyak 56 balita. Penentuan besar sampel untuk
METODE populasi yang relative kecil yaitu minimal 20% dari
Jenis penelitian yang digunakan adalah jumlah populasi.18 Pengumpulan data daya terima
eksperimen dengan formulasi risoles roti tawar makanan dilakukan dengan cara observasi
ragout didesain menggunakan 2 taraf perlakuan menggunakan visual comstock dengan melihat sisa
dengan proporsi ikan lele dan bayam hijau yaitu P1 makanan. Data yang diperoleh selanjutnya diolah
(80% : 20%) dan P2 (75% : 25%) yang ditentukan dan dianalisis secara deskriptif dengan Microsoft
berdasarkan kebutuhan snack balita usia 1-3 tahun Excell 2010.
(10% dari kebutuhan energi) menurut Angka Alat yang digunakan dalam pembuatan
Kecukupan Gizi 2019 yaitu energi 135 kkal, protein modifikasi makanan selingan (snack) berupa risoles
2 gram, lemak 4,5 gram, karbohidrat 21,5 gram, Fe roti tawar ragout yaitu baskom plastik, baskom
0,7 mg. Parameter yang diteliti meliputi perhitungan peniris, timbangan digital, pisau, telenan, panci,
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 3, Tahun 2021, 236
sendok makan, piring plastik, mangkuk kecil, gelas dicincang halus dicampur dengan 5 gram margarin
ukur, roller, kompor, teflon/wajan, dan spatula, pada masing-masing perlakuan, bawang bombay
sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu ikan cincang, bawang putih cincang, garam dan 12 gram
lele, bayam hijau, roti tawar, tepung terigu, telur susu full cream bubuk pada masing-masing
ayam, susu full cream, keju, gula pasir, tepung roti, perlakuan, kemudian ditumis hingga matang. Roti
margarin, minyak goreng “Fraiswell”, garam “Cap tawar di roll hingga tipis sebagai kulit risoles,
Kapal”, bawang bombay, bawang putih, dan jeruk kemudian letakkan campuran daging ikan lele dan
nipis. bayam hijau yang sudah matang diatas roti tawar,
Ikan lele dicuci bersih dan diberi perasan jeruk lalu lipat. Setelah itu, gulung di telur dan tepung roti.
nipis untuk menghilangkan bau amis khas ikan lele. Digoreng hingga matang dan berwarna kuning
Kemudian direbus selama 15 menit dalam suhu 75- keemasan, kemudian dapat disajikan.
950C, lalu sayat bagian bagian punggung ikan hingga
ke bagian ekor, sayat sisi kanan dan kiri hingga HASIL
daging terpisah dari duri dan kepala, pisahkan Formula Gizi
daging ikan dari kulit, kemudian daging ikan di Perhitungan nilai energi dan zat gizi makro
cincang halus menggunakan pisau. Setelah itu untuk (protein, lemak, karbohidrat) maupun zat gizi mikro
pengolahan bayam, pisahkan daun bayam dengan (Fe, dan Zinc) dilakukan secara empiris dengan
tangkai, cuci hingga bersih, kemudian blanching menggunakan Tabel Komposisi Pangan Indonesia
0
(80 C, 25 menit), lalu dicincang iris kecil-kecil (TKPI) 2017 dan diolah menggunakan program
hingga halus. Microsoft Excell 2010. Nilai energi dan zat gizi pada
Proses pembuatan risoles roti tawar ragout modifikasi risoles roti tawar ragout ikan lele dan
yaitu 20 gram daging ikan lele untuk P1 dan 30 gram bayam hijau pada tiap perlakuan disajikan pada
daging ikan lele untuk P2 , 5 gram bayam hijau untuk Tabel 1 dan Tabel 2.
P1 dan 10 gram bayam hijau untuk P2 yang sudah
Tabel 1. Nilai Energi dan Zat Gizi Risoles Roti Tawar Ragout pada Perlakuan 1
Berat Nilai Gizi
Bahan
(gram) E (kkal) P (g) L (g) KH (g) Fe (mg) Zinc (mg)
Ikan lele 20 17,8 3,7 0,2 0 0,3 0,04
Bayam hijau 5 0,8 0,04 0,02 0,15 0,18 0,02
Roti tawar putih 20 50 1,6 0,24 10 0,30 0,2
Tepung terigu 20 66,6 1,8 0,2 15,4 0,3 0,6
Telur ayam 10 15,4 1,24 1,08 0,1 0,3 0,1
Susu full cream 12 61,5 3,0 3,6 4,3 0,1 0,5
Keju 2 6,5 0,5 0,4 0,3 0,03 0,1
Gula pasir 7 27,6 0 0 1 0,01 0
Tepung roti 2 7,9 0,3 0,1 1,4 0,1 0
Margarin 5 36,0 0,03 4,05 0 0 0
Total 290 12 10 32 2 1
Tabel 2. Nilai Energi dan Zat Gizi Risoles Roti Tawar Ragout pada Perlakuan 2
Berat Nilai Gizi
Bahan
(gram) E (kkal) P (g) L (g) KH (g) Fe (mg) Zinc (mg)
Ikan lele 30 26,7 5,6 0,3 0 0,45 0,06
Bayam hijau 10 1,6 0,1 0,04 0,3 0,35 0,04
Roti tawar putih 20 50 1,6 0,24 10 0,30 0,2
Tepung terigu 20 66,6 1,8 0,2 15,4 0,3 0,6
Telur ayam 10 15,4 1,24 1,08 0,1 0,3 0,1
Susu full cream 12 61,5 3,0 3,6 4,3 0,1 0,5
Keju 2 6,5 0,5 0,4 0,3 0,03 0,1
Gula pasir 7 27,6 0 0 1 0,01 0
Tepung roti 2 7,9 0,3 0,1 1,4 0,1 0
Margarin 5 36,0 0,03 4,05 0 0 0
Total 299,5 14 10 33 2 1
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021, 237
Mutu Protein dan Mutu Cerna dengan kebutuhan tubuh, serta memiliki nilai cerna
Mutu protein suatu bahan pangan ditentukan protein yang tinggi.19 Mutu protein risoles roti tawar
oleh kandungan asam amino esensial yang ragout tiap perlakuan disajikan pada Tabel 3.
susunannya lengkap dan komposisinya yang sesuai
Uji Organoleptik (Hedonik) warna, aroma, tekstur, dan rasa serta terdapat 4
Penilaian uji organoleptik dalam penelitian ini kriteria penilaian yaitu sangat tidak suka, tidak suka,
yaitu menggunakan uji hedonik. Uji hedonik suka dan sangat suka. Hasil uji hedonik risoles roti
merupakan pengujian yang paling banyak digunakan tawar ragout pada tiap perlakuan disajikan pada
untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap Tabel 5 dan rata-rata tingkat kesukaan disajikan pada
produksi.20 Jenis parameter yang diujikan yaitu Tabel 6.
Tabel 5. Uji Hedonik Formulasi Risoles Roti Tawar Ragout Ikan Lele dan Bayan Hijau
P1 P2
(Ikan Lele 80% : Bayam Hijau 20%) (Ikan Lele 75% : Bayam Hijau 25%)
Parameter
STS TS S SS STS TS S SS
n % n % n % n % n % n % n % n %
Warna 0 0 0 0 9 60 6 40 0 0 0 0 11 73 4 27
Aroma 0 0 1 7 10 66 4 27 0 0 0 0 10 67 5 33
Rasa 0 0 0 0 9 60 6 40 0 0 0 0 5 33 10 67
Tekstur 0 0 1 7 9 60 5 33 0 0 0 0 7 47 8 33
Keterangan: (STS) = sangat tidak suka, (TS) = tidak suka, (S) = suka, (SS) = sangat suka
Tabel 7 menunjukkan warna menjadi variabel dahulu dari masing-masing variabel setiap
terpenting daripada aroma, tekstur, dan rasa. Setelah perlakuan. Nilai yang digunakan untuk menentukan
menentukan rangking dari keempat variabel yaitu taraf perlakuan terbaik adalah jumlah nilai hasil (Nh)
menghitung Ne (Nilai efektivitas) dengan cara yang memiliki nilai hasil tertinggi dapat dilihat pada
menentukan nilai terbaik dan nilai terjelek terlebih Tabel 8.
Takaran Saji Informasi nilai gizi risoles roti tawar ragout per
Takaran saji merupakan jumlah produk yang takaran saji dapat dilihat pada Tabel 9.
biasa dikonsumsi dalam satu kali makan. Takaran
saji risoles roti tawar ragout ikan lele dan bayam Daya Terima
hijau bertujuan menambah asupan energi dan zat gizi Daya terima makanan dapat ditentukan oleh
(protein, lemak, karbohidrat, Fe, dan zinc) yang rangsangan yang timbul dari makanan melalui indera
diberikan sebagai makanan tambahan berupa snack penglihatan, penciuman, perasa dan pendengar.
sesuai kebutuhan (10% dari total kebutuhan Daya terima seseorang dapat diketahui dengan cara
kebutuhan). Jika dikonsumsi 2 kali makan dalam melihat jumlah makanan yang dikonsumsi.23 Hasil
sehari, sehingga menyumbangkan 20% energi dari daya terima dari 12 balita terhadap makanan selingan
total kebutuhan energi dalam sehari sesuai Angka berupa PMT berdasarkan perlakuan terbaik yaitu P2
Kecukupan Gizi. Menurut AKG 2019, kebutuhan (ikan lele 75% : bayam hijau 25%) disajikan pada
energi balita sebesar 1350 kkal dalam sehari.22 Tabel 10.
Tabel 9. Informasi Nilai Gizi Risoles Roti Tawar Ragout per Takaran Saji
INFORMASI NILAI GIZI / NUTRITION FACT
Takaran saji 40 g
Jumlah sajian per kemasan 1
Berat Sajian 40 g
JUMLAH PER SAJIAN
Energi total 150 kkal
% AKG*
Lemak Total 5g 11 %
Protein 7g 35 %
Karbohidrat total 16,3 g 8%
Besi (Fe) 0,9 mg 13 %
Seng 0,7 mg 25 %
* %AKG (Angka Kecukupan Gizi) berdasarkan kebutuhan energi 1350 kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
energi sebesar 37,5 kkal, protein 1,75 gram, lemak 4. Balitbang Kemenkes RI. Hasil Utama
1,25 gram, karbohidrat 4 gram, zat besi 0,2 mg, dan RISKESDAS 2018 Provinsi Jawa Timur.
zinc 0,17 mg. Meskipun kandungan energi dan zat Jakarta: Balitbag Kemenkes RI; 2018.
gizi yang didapatkan rendah, namun berdasarkan 5. Waryana. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan
indikator sisa makanannya termasuk dalam kategori Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
baik karena mampu menghabiskan > 20%. Indikator Medika; 2016.
sisa makanan dikatakan baik apabila menghabiskan 6. Engle PL, Menon P, Haddad, L. Care and
>20% dari porsi makanan yang disajikan dan Nutrition Concepts and Measurement.
dikatakan buruk apabila ≤ 20% dari makanan yang Washington, D.C: International Food Policy
disajikan.31 Research Institute; 2017.
Daya terima tertinggi yaitu dari 12 balita yang 7. Iskandar. Pengaruh pemberian makanan
mendapatkan Makanan Tambahan (MT) terdapat 4 tambahan modifikasi terhadap status gizi balita.
balita yang tidak meninggalkan sisa atau Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal.
menghabiskan produk risoles roti tawar ragout ikan November 2017; 2(2): 120-125.
lele dan bayam hijau dalam sekali penyajian, artinya 8. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis
daya terima tersebut sebesar 100%, sehingga Pemberian Makanan Tambahan (Balita-Anak
mendapatkan energi sebesar 150 kkal, protein 7 Sekolah-Ibu Hamil). Jakarta: Kemenkes RI;
gram, lemak 5 gram, karbohidrat 16,3 gram, zat besi 2018.
0,9 gram, dan zinc 0,7 gram. Hal ini sudah sesuai 9. Rini,I., Pangestuti RD & Rahfiludin MZ.
kebutuhan snack 10% dari total energi sesuai Angka Pengaruh pemberian makanan tambahan
Kecukupan Gizi (AKG) 2019. pemulihan (PMT-P) terhadap perubahan status
gizi balita gizi buruk tahun 2017 (studi di rumah
SIMPULAN gizi kota Semarang). J. Kesehat. Masy, 2017; 5:
P2 (ikan lele 75% : bayam hijau 25%) 698–705
merupakan perlakuan terbaik dengan Nh yaitu 1,03 10. Lingga N, Kurniawan N. Pengaruh pemberian
dan memiliki kandungan zat gizi per 120 gram yaitu variasi makanan terhadap pertumbuhan ikan
energi 300 kkal, protein 14 gram, lemak 10 gram, lele (Clarias gariepinus). Jurnal Biotropika.
karbohidrat 33 gram, Fe 2 mg dan Zinc 1 mg. 2013;1(3):114-118.
Kandungan energi dan zat gizi sudah sesuai dengan 11. Zuhri M, Swastawati F, Wijayanti I.
10% kebutuhan snack balita dari total energi, dan Pengkayaan kualitas mi kering dengan
sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemberian penambahan tepung daging ikan leledumbo
Makanan Tambahan (PMT) 2018. (clarias gariepinus) sebagai sumber protein.
Mutu cerna pada P2 (ikan lele 75% : bayam Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS).
hijau 25%) sebesar 97%, NPU 72%, PST 120%. 2014;3(4):119-126.
Rata-rata uji organoleptik (warna, aroma, rasa, 12. Rohimah I, Etti S, Ernawati N. Analisis Energi
tekstur) pada tiap perlakuan yaitu 3 (suka) terhadap dan Protein serta Daya Terima Biskuit Tepung
risoles roti tawar ragout ikan lele dan bayam hijau. Labu Kuning dan Ikan Lele. Jurnal USU; 2014.
Rata-rata daya terima terhadap produk risoles roti 13. Kementerian Kelautan Perikanan. Nilai
tawar ragout ikan lele dan bayam hijau pada balita Produksi Perikanan menurut Komudias Utama,
di RW 06 kelurahan Merjosari yaitu 60,4%. 2017. Jakarta: KKP; 2018
14. Kementerian Kesehatan RI. Tabel Komposisi
UCAPAN TERIMA KASIH Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI;
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala 2018
berkah yang telah diberikan, sehinggah karya ilmiah 15. Supariasa, IDN. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima EGC; 2019.
kasih kepada pembimbing lahan dan pegawai 16. Sundari E, Nuryanto N. Hubungan asupan
Puskesmas Dinoyo Kota Malang serta ibu kader protein, seng, zat besi, dan riwayat penyakit
posyandu dan ibu balita di RW 06 kelurahan infeksi dengan z-score TB/U pada balita.
Merjosari yang telah membantu dalam penelitian ini. Journal of Nutrition Collage. 2016:5(4): 520-
529.
DAFTAR PUSTAKA 17. Block RJ, Mitchell HH. The Correlation of the
1. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Amino Acid Composition of Protein with the
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2020. Nutritive Value. Nutr. Abstr. Rev.1946;16:
2. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian 249-278.
Status Gizi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2016. 18. Gay, LR, Geoffrey E, Mills and Peter Airasian.
3. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Education Reseacrh, Competencies, for
Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2018.
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 3, Tahun 2021, 242
Analysis and Application. New Jarsey: Person Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Education, Inc; 2009. Universitas Jember; 2019;2(1): 6-12.
19. Annisaa’ A, Afifah DN. kadar protein, nilai 25. Andarwulan N, Faradila R. Pewarna Alami
cerna protein in vitro dan tingkat kesukaan kue untuk Pangan. Bogor: SEAFAST Center; 2012.
kering komplementasi tepung jagung dan 26. Winarno, FG. Pangan, Gizi, Teknologi, dan
tepung kacang merah sebagai makanan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
tambahan anak gizi kurang. Journal of Nutrition 2004.
College. 2015; 4(2): 365-371. 27. Asyari M, Afrianto E, dan Pratama RI.
20. Dianah MS. Uji Hedonik dan Mutu Hedonik Es Fortifikasi Surimi Lele Dumbo sebagai Sumber
Krim Susu Sapi dengan Penambahan Pasta Ubi Protein terhadap Tingkat Kesukaan Donat Ubi
Jalar Ungu (Ipomoea batatas L). Riau: Jalar. Jurnal Perikanan Kelautan; 2016;7(2):71-
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. 79.
Skripsi. 2020 28. Faridah DN. Cookies Berbahan Baku Pati Garut
21. Susrini. Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Termodifikasi. Majalah Foodreview Indonesia;
Malang: Fakultas Peternakan UB; 2003. 2011.
22. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri 29. Nugroho A, Swastawani F, Anggo D. Pengaruh
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Bahan Pengikat Waktu Penggorengan terhadap
Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi Mutu Produk Nugget Kaki Naga Tengiri. Jurnal
yang dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Pertanian;
Jakarta: Kemenkes RI; 2019. 2014;4:140-143.
23. Sinaga. Kualitas Sarapan Menu Sepinggan, 30. Simanjuntak L. Uji Daya Terima dan Nilai Gizi
Daya Terima, Tingkat Kesukaan, dan Status Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung
Gizi Siswa Sekolah Dasar Bogor. Jurnal Bayam. Medan: Fakultas Kesehatan
Teknologi dan Kejuaran. 2012;35(1):93-102. Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
24. Harja AT. Tips Sukses Menggoreng Risoles Skripsi. 2016.
atau Kroket. Dalam Khoiriyah T, Windrati WS, 31. Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan
Diniyah N. Subtitusi Remah Beras Cerdas Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI;
terhadap Remah Roti sebagai Bahan Pelapis 2008
pada Nugget Ayam. Jember: Berkala Ilmiah