0% found this document useful (0 votes)
89 views

Bend Terhadap Efektifitas Desain Horizontal Directional Drilling (HDD) Secara Teknis Dan Ekonomis

1. The document analyzes the effects of exit angle, entry angle, and natural bend radius on the technical and economic effectiveness of horizontal directional drilling (HDD) design. 2. It discusses HDD design calculations for a 20-inch pipeline crossing a river, considering variations in exit/entry angles and natural bend radius. Calculations of total pulling load, individual load, combined load, and operating stress are performed manually and using software. 3. The study aims to provide a reference HDD design that minimizes costs while meeting strength requirements for pipeline installation. The optimal design found has an entry angle of 10°, exit angle of 10°, and 435m natural bend radius, with an estimated total cost of Rp 4

Uploaded by

Fattah Widodo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
89 views

Bend Terhadap Efektifitas Desain Horizontal Directional Drilling (HDD) Secara Teknis Dan Ekonomis

1. The document analyzes the effects of exit angle, entry angle, and natural bend radius on the technical and economic effectiveness of horizontal directional drilling (HDD) design. 2. It discusses HDD design calculations for a 20-inch pipeline crossing a river, considering variations in exit/entry angles and natural bend radius. Calculations of total pulling load, individual load, combined load, and operating stress are performed manually and using software. 3. The study aims to provide a reference HDD design that minimizes costs while meeting strength requirements for pipeline installation. The optimal design found has an entry angle of 10°, exit angle of 10°, and 435m natural bend radius, with an estimated total cost of Rp 4

Uploaded by

Fattah Widodo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Analisa Pengaruh Sudut Exit, Sudut Entry, Dan Besar Radius Natural
Bend Terhadap Efektifitas Desain Horizontal Directional Drilling
(HDD) Secara Teknis Dan Ekonomis

Sendy Maulana Pratama1*, Heroe Poernomo2, Nurvita Arumsari3

Program Studi D-IV Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Surabaya, Indonesia1*
Program Studi D-IV Teknik Permesinan Kapal, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Indonesia2,3

Email: [email protected]*, [email protected]*, [email protected]*

Abstract - Pipeline is a connecting network system for fluid transport of from one place to another.
Sometimes the pipeline passes through the river, railroad crossings and highways so there needs to
be a special method to go through it. This case study is a 20-inch pipeline line that passes through the
wax river using the horizontal directional drilling (HDD) method. This final project is done by HDD
design calculation to be more effective because minimize budget based on variation of exit and entry
angle and natural bend radius by manual calculation and also using Pipeline Toolbox software with
result that is Total Pulling Load, Individual Load, Combined Load, and Operating Stress. In this
study aims to directional horizontal drilling design can be used as a reference for the next project.
The results of manual and software calculations must meet the allowable value of each point based on
PRCI, from the results of this study obtained an effective design with variation of entry angle 10, exit
angle 10, and 435m natural bend radius with a total cost of Rp 4.522.800.000 and pulling load of
123296.824 lb

Keyword : Pipeline, Horizontal Directional Drilling (HDD), Total Pulling Load.

1. PENDAHULUAN 1000 kN sehingga dari divisi pipeline engineering


Pada konstruksi tersebut pipeline akan harus mendesain se-efektif mungkin agar mesin
menemui jalur vital seperti crossing jalan, crossing yang dimiliki vendor dapat digunakan tanpa perlu
pemukiman penduduk, dan crossing sungai. memesan mesin dengan kapasitas yang lebih besar,
permasalahan tersebut dapat di hadapi dengan dimana hal tersebut akan mengundur waktu untuk
beberapa metode, salah satunya yaitu menggunakan konstruksi.
metode Horizontal Directional Drilling (HDD). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung
Dalam pelaksanaan project ini pipeline akan efisiensi dari desain Horizontal Directional Drilling
melewati beberapa sungai salah satunya adalah (HDD) river crossing yang akan dibangun oleh
sungai lilin. Aliran sungai supat yang cukup deras kontraktor pada KP 53+680 – KP 54+120, sehingga
sehingga tidak dimungkinkan menggunakan metode dapat meminimalisir anggaran biaya selama proses
opencut oleh karena itu metode Horizontal konstruksi.
Directional Drilling (HDD) dianggap sesuai untuk
mengatasi kondisi tersebut. 2. METODOLOGI
Metode tersebut dilakukan bertujuan untuk Desain horizontal directional drilling (HDD)
memberikan efisiensi pekerjaan dan river crossing pada Kp 53+680 – Kp 54+120
memaksimalkan instalasi jalur pipa pipeline merupakan pipeline dari perusahaan pemasok gas
dibandingkan harus menggunakan piperack atau ke existing perusahaan pupuk. Pipa gas dibangun
bridges. Sebelum melakukan metode Horizontal sepajang 176 Km berkapasitas 1400 MMSCFD
Directional Drilling (HDD), sebaiknya hal yang Natural Gas dengan debit awal sebesar 70
pertama dilakukan adalah soil investigation test, MMSCFD natural gas.Desain tersebut
dimana hal tersebut berguna untuk mengetahui menggunakan pipa 20 inchi material API 5L X65
struktur tanah dibawah dasar sungai pada tingkat mengalirkan fluida natural gas. Analisa pada
kedalaman berbeda sehingga pada saat dilakukan desain HDD meliputi 4 aspek, yaitu analisa beban
drilling tidak mengalami penurunan tanah yang bisa tarik,analisa tegangan individual load, analisa
mengakibatkan kegagalan ketika pengeboran pada tegangan combined load dan analisa tegangan pada
jalur pipa tersebut. saat operasi
Pada pelaksanaanya mesin yang dimiliki
vendor di daerah palembang hanya berkapasitas

7
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

2.1. Radius Natural Bend Radius lengkung minimum yang dapat digunakan
tanpa terjadinya overstressing pada pipa dihitung
dengan persamaan diTabel2.1 (McAllister, 2009)[2]
Tabel 1. Minimum Radius of Curvature
T2 = T1 + 2 x [𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡] + 𝐷𝑟𝑎𝑔 ±
Minimum Radius of Curvature, R Ws x Larc1 sin𝜃 (2)

Yield 2.4. Total Pulling Load


Strength F = 0.72 F = 0.6 F = 0.5 F = 0.4 Gaya total beban tarik (pulling load)
(psi)
diperlukan untuk menarik pipa melalui borehole
35,000 836 D 1,036 D 1,243 D 1,553 D adalah penjumlahan semua kebutuhan gaya baik
42,000 719 D 863 D 1,036 D 1,295 D lurus maupun bagian melengkung pada pipeline.
[1]
46,000 657 D 788 D 946 D 1,182 D
52,000 581 D 697 D 836 D 1,046 D 𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑇1 + ∆𝑇2 + ∆𝑇3 + ∆𝑇4 + ∆𝑇5 +
56,000 539 D 647 D 777 D 971 D ∆𝑇6 (3)
60,000 503 D 604 D 725 D 906 D
2.5. Individual Stress
65,000 465 D 558 D 669 D 836 D Untuk setiap lokasi yang dipilih dalam
profil drill path yang diduga menjadi lokasi
2.2. Pulling Load Pipa Lurus critical stress, pertama menghitung tekanan
Proses pemodelan dan perhitungan harus individu untuk kondisi tertentu loading (tensile,
dilakukan secara berurutan dari kanan ke kiri bending, Hoop Stress). (owowa, 2016) [3]
yaitu dari posisi exit point menuju ke entry point
atau posisi mesin HDD. Setiap bagian lurus 1. Tensile Stress
harus dimodelkan dengan variabel seperti yang ft = T/A (4)
ditunjukkan pada Gambar 1. (Watson, 1995) [4]
2. Bending Stress
fb = (E x D)/(24 x R) (5)

3. Hoop Stress
fh = ( Δp x D )/( 2 x t ) (6)

2.6. Combined Stress


Untuk kombinasi pemuatan dilakukan
Gambar 1. Straight section model
dengan dua pengecekan. Pertama adalah dual
load condition (tension plus bending) dan kedua
T2 = T1 + IfrictI + DRAG + Ws x L x sin0 (1)
pengecekan penuh interactive load untuk tensile,
bending dan hoop streeses. Pengecekan
2.3. Pulling Load Pipa Lengkung
dilakukan untuk mencegah kegagalan akibat
Setiap bagian lubang melengkung yang overstress atau tekuk dengan cara melakukan
dipilih pada profil lubang dapat dilihat pada kombinasi perhitungan dari setiap installation
Gambar 2 dengan variabel yang sama seperti stress. (Willoughby, 2005) [5]
bagian straight section,namun ditambah dengan
variabel tambahan seperti yang telah 1. Tensile stress dan Bending Stress
didefinisakan dibawah ini. (Watson, 1995) [4] 𝜎𝑡 𝜎𝑏
( )+( )<1 (7)
0.9 𝑥 𝑆𝑀𝑌𝑆 𝜎𝑏𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤

2. Tensile stress, Bending Stress, dan


Hoop Stress
𝐴2 + 𝐵2 + (2 𝑥 𝑣 𝑥 |𝐴| 𝑥 𝐵) < 1 (8)

Dimana

A=(𝜎𝑡 + 𝜎𝑏 − (0.5 𝑥 𝜎ℎ))


1.25
𝑥 ( ) (9)
𝑆𝑀𝑌𝑆
Gambar 2. Curved section model

8
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1.5 𝑥 𝜎ℎ
B= 3.1. Pulling Load
𝐹ℎ𝑐
(10) Contour Plot of Pullback vs Kedalaman, Entry
10
Pullback

V = poisson ratio (0.3 for steel) 552


< 552
– 556
556 – 560
9 560 – 564
564 – 568
2.7. Operating Stress > 568

Kedalaman
Beban operasi yang di alami pada pipeline 8

dengan metode HDD tercantum di bawah ini


7
1. Hoop Stress
Tegangan Hoop adalah tegangan yang
6
dihasilkan dari tekanan fluida dalam pipa dan 10 11 12 13 14
Entry
bekerja ke arah circumferential. Nilai tegangan
hoop menyesuaikan nilai ketebalan dinding suatu Gambar 3. Grafik Area Pulling load
pipeline yang mempengaruhi tekanan internal.
(Watson, 1995) 4 Pada gambar 3 untuk memperoleh hasil
pulling load maka hal pertama adalah
(𝑃𝑖−𝑃𝑒) 𝑥 𝐷 menentukan kedalam an serta sudut entry yang
𝜎𝐻 = (11)
2𝑥𝑡 diinginkan, dari langkah tersebut maka dapat
diperoleh nilai pulling load dengan bentuk
2. Tegangan Thermal degadrasi warna, nilai pada degadrasi warna
Perbedaan temperatur instalasi dan operasi tersebut menunjukan nilai pulling load dengan
memungkinkan terjadi pemuaian atau satuan kN .
pengkerutan pada pipa. Pipa yang memuai akan
menyebabkan pipa tersebut mengalami tegangan
longitudinal ekspansi thermal. (ASCE, 2005)1 570.000
565.000
PullBack (kN)

𝜎𝑇 = (𝐸 𝛼)𝑥 (𝑇2 − 𝑇1) (12) 560.000


555.000 Radius 425
3. Tegangan Bending
Pipeline yang tertanam dalam tanah 550.000 Radius 430
memiliki natural support berupa permukaan 545.000 Radius 435
tanah pada dasar pipeline. Dalam beberapa
540.000
kasus, permukaan dasar tanah pada pipeline tidak
1011121314
selalu rata. Sehingga, kemampuan pipeline untuk
mengikuti kontur tanah secara alami
menyebabkan tegangan searah longitudinal
akibat bending pipeline. (Watson, 1995) 4
Gambar 4. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius
Natural Bend terhadap Pulling Load
σb=(E x D)/(2 x R) (13)
Pada gambar 4 dapat diketahui bahwa
semakin besar sudut entry maka semakin besar
nilai pulling load, namun sebaliknya semakin
2.8. Tegangan Longitudinal besar radius natural bend maka semakin kecil
nilai pulling load hal tersebut disebabkan adanya
𝜎𝐿 = 𝜎𝑃 + 𝜎𝑇 + 𝜎𝐵 (14) penambahan panjang pada tiap segment.

4. Maximum Shear Stress


Combined Stress dapat dianalisis dengan
menghitung tegangan geser maksimum
(Maximum Shear Stress) pada elemen kecil di
dalam pipa. Tekanan geser maksimum ini harus
dibatasi hingga 45% dari SMYS dari pipa.
(Watson, 1995) 4
𝜎𝐻𝑜𝑜𝑝 −𝜎𝐿𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙
𝜎𝑀𝑎𝑥 𝑆ℎ𝑒𝑎𝑟 = (15)
2

9
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

3.2. Perhitungan Individual Stress


1. Tensile Stress
3. External Hoop
Tensile Stress (Psi) 3580.000
746.04

External Hoop Stress (Psi)


3480.000

3380.000 Radius 425 746.03 Point 5


Radius 430 Radius 425
3280.000
Radius 435 Point 5
746.02
3180.000 Radius 430
10 12 14
Point 5
Entry Angle (ᵒ) 746.01 Radius 435
10 11 12 13 14

Gambar 5. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius


Entry Angle (ᵒ)
Natural Bend Terhadap Tensile Stress

Pada gambar 5 dapat diketahui semakin Gambar 7. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius
Natural Bend terhadap External Hoop
besar radius natural bend maka nilai tensile
stress akan mengalami penurunan karena
panjang tiap segment akan mengalami Pada gambar 7 dapat diketahui bahwa
semakin besar sudut entry, maka tidak
perubahan, sehingga beban yang diterima juga
mengalami perubahan. berpengaruh terhadap nilai external hoop stress,
namun untuk variasi kedalaman sangat
2. Bending Stress berpengaruh terhadap nilai external hoop stress
di point 3 dan point 5.
17700.000
17600.000 3.3. Combined Stress
Bending Stress (Psi)

17500.000 1. Tensile + Bending


17400.000 0.455

17300.000 Radius 425 0.450


Combined Stress I

17200.000 Radius 430 0.445 Point 5


17100.000 Radius 435 Radius 425
0.440
17000.000 Point 5
0.435 Radius 430
16900.000
12345 0.430 Point 5
Entry Angle (ᵒ) Radius 435
0.425
10 11 12 13 14
Gambar 6. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius Entry Angle (ᵒ)
Natural Bend terhadap Bending Stress

Pada gambar 6 dapat diketahui bahwa Gambar 8. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius
semakin besar radius natural bend maka Natural Bend terhadap Combined Stress I
semakin kecil nilai bending stress yang, hal
tersebut dikarenakan rumus yang digunakan Pada gambar 8 dapat diketahui bahwa
membagi hasil perkalian nilai young modulus semakin besar sudut entry maka semakin besar
dan diameter dengan radius natural bend, nilai combined stress I, namun semakin besar
sehingga semakin besar radius natural bend radius natural bend maka nilai combined stress I
maka nilai bending stress makin kecil. akan menurun. Hal tersebut diakibatkan karena
semakin besar radius natural bend maka nilai
bending stress dan tensile stress nya menurun,
sehingga akan mempengaruhi nilai combined
stress I.

10
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

2. Tensile + Bending + Hoop 3.5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


0.180 Hasil desain yang diperoleh dari variasi
sudut entry, sudut exit, radius natural bend dan
Combined Stress II
0.175 kedalaman akan menciptakan panjang total jalur
0.170
HDD yang berbeda. Pada desain 1 diambil jalur
Radius 425 HDD terpanjang sebesar 444.397m yaitu pada
0.165 sudut entry 14֯, sudut exit 10֯, radius natural
Radius 430 bend 425m, dan kedalaman 10m, sedangkan
0.160 pada desain 2 diambil jalur HDD terpendek
Radius 435
0.155
sebesar 442.864m yaitu pada sudut entry 10֯,
10 11 12 13 14
sudut exit 8֯, radius natural bend 435m dan
kedalaman 6m.
Entry Angle (ᵒ)
Tabel 2. Total Biaya

Gambar 9. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius No Desain Harga Pipa
Natural Bend terhadap Combined StressII
1 Desain 1 Rp 1.890.000.000
Pada gambar 9 dapat diketahui bahwa 2 Desain 2 Rp 1.864.800.000
semakin besar sudut entry maka semakin besar
nilai combined stress II, namun semakin besar No Desain Harga Instalasi
radius natural bend maka nilai combined stress 1 Desain 1 Rp 2.664.000.000
II akan menurun. Hal tersebut diakibatkan 2 Desain 2 Rp 2.658.000.000
karena semakin besar radius natural bend maka
nilai bending stress dan tensile stress nya No Desain Harga Total
menurun, sehingga akan mempengaruhi nilai
combined stress II. 1 Desain 1 Rp 4.554.000.000
2 Desain 2 Rp 4.522.800.000
3.4. Operating Stress
4. KESIMPULAN
6950.000
Berdasarkan hasil perhitungan pulling load
6900.000 yang paling efektif terdapat pada design sudut
entry 10֯,sudut exit 10 ֯, dan radius natural
Max Shear Stress (Psi)

6850.000 bend 435 m sebesar 123296.824 lb.


Berdasarkan hasil perhitungan tegangan
6800.000 instalasi dan operasi masih dibawah nilai
Radius 425 allowable, tegangan instalasi diantaranya
6750.000 meliputi tegangan tensile sebesar 3171.211
Radius 430
6700.000
Psi, bending sebesar 17166.896 Psi, external
Radius 435 hoop sebesar 746.02 Psi, combined I 0.43,
6650.000 combined II sebesar 0.163, sedangkan
tegangan operasi yang diwakilkan dengan
6600.000 perhitungan max sheer stress sebesar
1011121314 6727.408 Psi. pada design sudut entry 10 ֯
Entry Angle (ᵒ) sudut exit 10 ֯ dan radius natural bend 435 m
menghabiskan biaya Rp 4.522.800.000 dan
nilai pulling load sebesar 123296.824 lb
Gambar 10. Grafik Hubungan Sudut Entry dan Radius
Natural Bend terhadap Operating Stress 5. PUSTAKA

Pada gambar 10 dapat diketahui bahwa


1 ASCE. (2005). Pipeline Design for
semakin besar sudut entry maka tidak
Installation by Horizontal Directional
berpengaruh terhadap besar nilai maximum shear
Drilling. Reston (Virginia): American
stress. Namun semakin besar radius natural
Society of Civil Engineering.
bend maka nilai dari maximum shear stress akan
mengecil. Hal tersebut disebabkan karena nilai
untuk bending stress akan mengecil sehingga
nilai pada longitudinal stress makin mengecil 2 McAllister, W. (2009). Pipeline rules of
yang akan mengakibatkan nilai pada maximum thumb handbook,seventh edition. United
shear stress juga ikut mengecil.

11
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

States of America: Gulf Professional


Publishing.

3 owowa, r. o. (2016). Analyses of Pipelines


for Deep Horizontal Directional Drilling
Installation. American Journal of
Mechanical Engineering, 153-162.

4 Watson, P. (1995). Installation of Pipelines


by Horizontal Directional Drilling An
Engineering Design Guide.
Huston,Texas: Pipeline Research
Council International.
5 Willoughby, D. A. (2005). Horizontal
Directional Drilling . New York: The
Mc Graw-Hill Companies.

12

You might also like