0% found this document useful (0 votes)
86 views7 pages

Liter Pembahasan Antosianin

This document summarizes a study that identified and quantified anthocyanins from roselle flower fractions and evaluated their use as dyes in dye-sensitized solar cells (DSSC). Anthocyanin was extracted from roselle flowers and fractionated into 5 fractions. Anthocyanin content was quantified and the fractions were used as dyes in DSSCs. Fraction 2 had the highest relative anthocyanin content of 40.29% and highest DSSC efficiency of 6.59 x 10-4%. Increasing anthocyanin content correlated with increasing DSSC efficiency.

Uploaded by

Endang Sinamo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
86 views7 pages

Liter Pembahasan Antosianin

This document summarizes a study that identified and quantified anthocyanins from roselle flower fractions and evaluated their use as dyes in dye-sensitized solar cells (DSSC). Anthocyanin was extracted from roselle flowers and fractionated into 5 fractions. Anthocyanin content was quantified and the fractions were used as dyes in DSSCs. Fraction 2 had the highest relative anthocyanin content of 40.29% and highest DSSC efficiency of 6.59 x 10-4%. Increasing anthocyanin content correlated with increasing DSSC efficiency.

Uploaded by

Endang Sinamo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19 (2) (2016) : 50 – 57 50

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19 (2) (2016) : 50 – 57


ISSN: 1410-8917
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi
Journal of Scientific and Applied Chemistry
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa

Identifikasi dan Kuantifikasi Antosianin dari Fraksi Bunga Rosela


(Hibiscus Sabdariffa L) dan Pemanfaatannya sebagai Zat Warna
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)
Mitha Dea Anggistia a, Hendri Widiyandari b, Khairul Anam a*

a Organic Chemistry Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Jalan Prof.
Soedarto, Tembalang, Semarang
b Physics Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang

* Corresponding author: [email protected]

Article Info Abstract

The identification of anthocyanins from the fraction of the Rosela flower (Hibiscus
Keywords: Sabdariffa L.) and its use as dye-sensitized solar cell dye (DSSC) has been performed.
anthocyanin, This study aims to quantify the anthocyanin levels of the rosella fraction and determine
roselle, content, the relationship of anthocyanin levels to cell efficiency in DSSC. Methods used were: (i)
DSSC solar cells
anthocyanin extraction by maceration, (ii) fractionation of anthocyanin extract by
column chromatography with mobile phase was water-methanol (100: 0, 75:25, 50:50,
25:75, 0: 100) and the stationary phase is sephadex LH-20, (iii) identification of
anthocyanin compounds with TLC and spotting (AlCl3 and ammonia vapor), (iv)
quantification of anthocyanin levels, (v) application of anthocyanin dyes to DSSC and
(vi) characterization of anthocyanin compounds in the fraction which had the highest
DSSC performance using UV-Vis and IR spectroscopy. The results showed that the
relative levels of anthocyanin influenced the efficiency of DSSC solar cells. The greater
the relative levels of anthocyanin, the higher the efficiency of solar cells. Fraction 1
shows the relative value of anthocyanin content of 3.56% and the solar cell efficiency
value of 1.014 x 10-4%, while the fraction 2 shows the relative value of anthocyanin
content of 40.29% and the efficiency value of the 2nd fraction solar cell that is 6,59 x
10-4%.

Abstrak

Kata Kunci: Identifikasi antosianin dari fraksi bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) dan
antosianin, rosela, pemanfaatannya sebagai zat warna dye-sensitized solar cell (DSSC) telah dilakukan.
kadar, sel surya Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi kadar antosianin dari fraksi bunga
DSSC rosela dan menentukan hubungan kadar antosianin terhadap efisiensi sel pada DSSC.
Metode yang digunakan adalah (i) ekstraksi antosianin dengan maserasi, (ii) fraksinasi
ekstrak antosianin secara kromatografi kolom dengan fasa gerak air-metanol (100:0,
75:25, 50:50, 25:75, 0:100) dan fasa diam sephadex LH-20, (iii) identifikasi senyawa
antosianin dengan KLT dan penampak bercak (AlCl3 dan uap amoniak), (iv) kuantifikasi
kadar antosianin, (v) aplikasi zat warna antosianin ke DSSC dan (vi) karakterisasi
senyawa antosianin pada fraksi yang memiliki performansi DSSC paling tinggi
menggunakan spektroskopi UV-Vis dan IR. Hasil penelitian menunjukan kadar relatif
antosianin mempengaruhi nilai efisiensi sel surya DSSC. Semakin besar kadar relatif
antosianin maka nilai efisiensi sel surya semakin tinggi. Fraksi 1 menunjukkan nilai
kadar relatif antosianin 3,56% dan nilai efisiensi sel surya yaitu 1,014 x 10-4%,
sedangkan fraksi 2 menunjukkan nilai kadar relatif antosianin 40,29% dan nilai
efisiensi sel surya fraksi 2 yaitu 6,59 x 10-4 %.
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19 (2) (2016) : 50 – 57 52

Uji Tanin Pelapisan kaca FTO dengan TiCl4.

Sebanyak 0,5 g sampel ditambahkan 10 mL akuades Kaca FTO (2,5 x 2,5 cm) dicuci dengan etanol 70%
panas, didihkan selama 10 menit dan di saring. dan aquabides menggunakan ultrasonic bath pada suhu
Ditambahkan larutan besi(III)klorida 1%. Adanya tanin 15oC selama 10 menit. Perendaman kaca FTO pada TiCl 4
bebas ditandai dengan terbentuknya warna hijau selama 30 menit dengan suhu 70oC. Kemudian
kehitaman. dikeringkan dan dicuci kembali menggunakan etanol
dan aquabides [10].
Uji Triterpenoid/Steroid
Pembuatan elektroda kerja
Sebanyak 0,5 g sampel ditambahkan dengan 5 mL
etanol panas selama 1 jam, disaring dan residunya Kaca FTO dilapisi dengan pasta TiO2 (2x pelapisan)
ditambahkan eter. Ekstrak ditambahkan 3 tetes menggunakan metode Doctor Blade (ukuran permukaan
anhidrida asam asetat dan 1 tetes asam sulfat pekat. aktif titania 1x1cm). Lalu dikeringkan diatas hotplate
Adanya steroid ditunjukkan jika terbentuk warna biru selama 6 menit pada suhu 125oC. Kemudian kaca FTO
atau ungu, sedangkan bila terbentuk warna merah yang telah dilapisi dikeringkan mnggunakan furnace
menandakan adanya triterpenoid pada suhu 325oC (5 menit), 375 oC(5 menit), 450 oC(15
menit) dan 500oC(15 menit). Didinginkan hingga suhu
Uji Antosianin
±30oC lalu direndam dengan dye antosianin [10].
Sebanyak 0,5 g sampel ditambahkan HCl 2M
Pembuatan counter katalis elektroda
dipanaskan 100oC selama 5 menit. Hasil positif bila
timbul warna merah. Kemudian ditambahkan NaOH 2M Kaca FTO dilubangi dengan sand-blasting.
tetes demi tetes sambil diamati perubahan warna yang Kemudian dicuci dengan aquades, 0,1 M HCl dalam
terjadi. Hasil positif bila timbul warna hijau biru. etanol dan acetone secara berturut-turut. Lalu kaca FTO
yang sudah bersih dipanaskan pada suhu 400oC selama
Fraksinasi Ekstrak Antosianin dengan Metode Kolom
15 menit. Kaca FTO dilapisi dengan H2PtCl6 pada
Ekstrak pekat rosela sebanyak 2 gram difraksinasi permukaannya menggunakan metode Doctor Blade
dengan kromatografi kolom. Fasa diam sephadex LH-20 (ukuran permukaan aktif titania 1x1cm). Lalu
dan fasa geraknya metanol-air dengan perbandingan dipanaskan kembali pada suhu 400oC selama 15 menit
0:100 (fraksi 1), 25:75 (fraksi 2), 50:50 (fraksi 3), 75:25 [10].
(fraksi 4), 0:100 (fraksi 5). Setiap fraksi dielusi dengan
Assembling Dye-sensitized Solar Cell
eluennya sampai bening. Hasil Fraksi diuapkan
menggunakan rotary evaporator untuk menghilangkan Sebuah elektroda kerja dan sebuah counter katalis
pelarut metanol dan dihilangkan sisa pelarut airnya elektroda dirangkai membentuk struktur sandwich.
menggunakan freeze-dryer. Kemudian direkatkan dengan termoplastik. Prototipe
DSSC dimasukan elektrolit triiodide (EL-HPE) [10].
Pembuatan Larutan Fraksi dengan Konsentrasi
1000 ppm. Setiap fraksi sebanyak 0,01 gram dilarutkan Karakterisasi unjuk kerja DSSC
ke etanol p.a dalam labu ukur 10 mL.
Kemudian prototipe diuji dengan Solar Simulator
Identifikasi Senyawa Antosianin A.M (Air Mass) 1,5 G setara dengan intensitas daya 100
mW/cm2 dan Source meter Keitley 2400. Data yang
Identifikasi kandungan antosianin dilakukan
didapatkan ditentukan nilai fill factor dan nilai
dengan kromatografi lapis tipis dan penampak bercak
efisiensinya [10].
(AlCl3 dan uap amoniak). KLT dilakukan menggunakan
fasa diam silika gel GF 254 dan fasa gerak n- Karakterisasi Senyawa Antosianin
butanol:asam asetat:air perbandingan 5:1:2 [9].
Fraksi yang paling baik performanya sebagai DSSC
Kuantifikasi Kadar Antosianin akan diisolasi komponen senyawa utamanya
menggunakan metode KLT preparatif dan
Fraksi yang menunjukan adanya noda antosianin
dikarakterisasi dengan spektroskopi UV-Vis dan
ditentukan kuantitas antosianinnya menggunakan TLC
spektroskopi IR.
scanner (λ :365 nm). Ukuran penotolan ekstrak sampel
pada plat KLT yaitu 10 µL pada masing-masing fraksi.
3. Hasil dan Pembahasan
Aplikasi Dye Antosianin pada DSSC
Ekstraksi Antosianin dan Uji Fitokimia
Karakterisasi spektrum dye fraksi antosianin
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan Spektroskopi UV-Vis
1,5 kg kelopak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) segar
Masing-masing dye diukur pada 1000 ppm dengan yang diperoleh dari perkebunan rosela di Wonosobo.
5 kali pengenceran pada fraksi 1 (0:100), 15 kali Penggunaan rosela segar bertujuan untuk mendapatkan
pengenceran pada fraksi 2 (25:75) dan 3 kali kadar antosianin yang optimal. Kadar antosianin yang
pengenceran pada fraksi 3 (50:50) [6]. terdapat pada kelopak rosela segar lebih tinggi
dibandingkan dengan rosela kering [11].

Ekstraksi kelopak bunga rosela dilakukan


menggunakan metode maserasi pada temperatur kamar
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19 (2) (2016) : 50 – 57 53

(25oC) selama 24 jam dengan 3 kali pengulangan. Penampak bercak yang digunakan uap amoniak dan
Pemilihan metode ekstraksi ini karena sifat dari AlCl3. Penampak bercak ini pernah digunakan oleh
antosianin yang mudah terdegradasi oleh panas, metode Aligitha [14] untuk mengidentifikasi antosianin dari
ini sederhana, mudah serta cukup efisien. Berdasarkan ketan hitam. Perubahan warna menjadi biru setelah
penelitian yang dilakukan oleh Suzery dkk. [12], metode diuapkan amoniak menunjukan positif antosianin yang
ekstraksi antosianin dari kelopak bunga rosela dengan termasuk golongan flavonoid. Perubahan warna ini
maserasi pada suhu kamar (25oC) memberikan karena adanya interaksi uap amoniak dengan gugus
rendemen ekstrak dan total antosianin yang paling hidroksil pada flavonoid [15]. Perubahan warna menjadi
tinggi dibandingkan maserasi pada suhu 5oC dan kuning setelah penyemprotan dengan AlCl3 karena
soxhletasi. adanya pembentukan kompleks antara gugus hidroksil
dengan logam Al [15].
Ekstrak pekat antosianin yang didapatkan sebanyak
61,18 gram. Jadi berdasarkan hasil perhitungan Tabel 1: Hasil identifikasi antosianin secara KLT pada
didapatkan rendemen sebesar 4,07%. Berdasarkan uji fraksi 1-3 dari ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus
fitokimia diketahui ekstrak pekat kelopak bunga rosela Sabdariffa L.)
(Hibiscus Sabdariffa L.) mengandung senyawa metabolit
sekunder: flavonoid, antosianin, saponin dan tanin.

Fraksinasi Ekstrak Antosianin

Ekstrak pekat kelopak bunga rosela yang sudah


diperoleh selanjutnya dilakukan fraksinasi secara
kromatografi kolom. Fasa diam yang digunakan yaitu
sephadex LH-20 dan fasa geraknya metanol-air dengan
perbandingan 0:100 (fraksi 1), 25:75 (fraksi 2), 50:50
(fraksi 3), 75:25 (fraksi 4), 100:0 (fraksi 5).
Pengelompokan ini berdasarkan ukuran dari senyawa
yang ada pada ekstrak. Senyawa yang memiliki ukuran
besar akan keluar terlebih dahulu pada fraksi satu
dengan perbandingan metanol-air 0:100, dan
seterusnya secara bertahap senyawa yang memiliki
ukuran lebih kecil akan keluar pada fraksi ke 2, 3, 4 dan
5.

Prinsip pemisahan kromatografi sephadex LH- 20


adalah molekul yang berat molekul kecil akan melewati
dan terjebak dalam gel sephadex terlebih dahulu
sebelum turun keluar kolom, sedangkan molekul yang
berat molekul besar akan langsung terelusi keluar kolom
karena tidak dapat menembus gel. Oleh karena itu,
Kuantifikasi Kadar Antosianin
molekul yang akan keluar dari kolom terlebih dahulu
adalah molekul yang ukurannya lebih besar setelah itu Noda yang diduga antosianin dibandingkan nilai
disusul oleh molekul yang ukurannya lebih kecil [13]. Rf-nya dan ditentukan kadar masing-masing noda
dengan data hasil TLC scanner. Data hasil TLC scanner
Hasil fraksinasi yang didapatkan, di uji antosianin
akan menunjukan besarnya kadar relatif suatu senyawa
untuk mengetahui fraksi yang mengandung antosianin.
pada sampel.
Hasilnya menunjukan bahwa fraksi 1, 2 dan 3
mengandung antosianin. Sedangkan fraksi 4 dan 5 tidak Tabel 2: Hasil kuantifikasi kadar relatif antosianin pada
mengandung antosianin. Uji positif adanya antosianin fraksi ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa
ditunjukan dengan timbulnya warna merah setelah L.)
penambahan asam yaitu HCl dan berubah warna hijau-
biru setelah penambahan basa yaitu NaOH [9]. Hal ini
sesuai dengan sifat antosianin yang menampakkan
warna merah bila berada pada medium dengan pH 3–4,
tapi akan berubah menjadi violet jika pH-nya
meningkat. Serbuk yang diperoleh dari fraksi 1-3 yaitu
12,6570 gram, 0,2565 gram, dan 0,0606 gram.

Identifikasi Senyawa Antosianin

Identifikasi antosianin dalam fraksi 1-3 dilakukan


dengan Kromatografi lapis tipis (KLT) dan penampak *) Konsentrasi larutan dalam 1000 ppm
bercak (AlCl3 dan uap amoniak). Data yang diperoleh Dari data diatas menunjukan fraksi 2 memiliki
dari hasil KLT pada fraksi 1-3 ditampilkan pada tabel 1. kadar relatif lebih besar dibandingkan fraksi 1.

You might also like