Tafsir Kontekstual Maqoshidi
Tafsir Kontekstual Maqoshidi
Abdul Mufid
STAI Khozinatul Ulum Blora
e-mail: [email protected]
Abstract
This study aims to explore the main milestones of the method used by Muhammad al-Ghazali to reveal the
Qur'anic maqasid by answering a number of questions as follows: Does al-Ghazali have a special method
in approaching the Qur'anic maqasid? If it turns out there really is a special method, what are the
advantages and characteristics of the method? What are the main features? How far the method was
successfully applied in several studies and studies of the Koran. This research aims to explore the main
milestones of the method used by Muhammad al-Ghazali to reveal the Qur'anic maqasid by answering a
number of questions as follows: Does al-Ghazali have a special method in approaching the Qur'anic
maqasid? If it turns out there really is a special method, what are the advantages and characteristics of the
method? What are the main features? How far the method has been successfully applied in several studies
and studies of the Koran. The result s showed that al-Ghazali offered five methods to be able to reveal the
qur’anic maqasid. First, deep reflection on the qur’anic texts and optimizing reason. Second, the use of
two mechanisms at the same time, namely inductive thinking and analysis, and tracking various texts and
signs that indicate the existence of maqasid. Third, a thorough reading of the revelation texts so that they
are holostic, not literal and sectarian. Fourth, always mingle with the Koran while interrogating the
verses to explore the depth of their meaning. Fifth, devoting the ability to produce fiqh of reality
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menggali tonggak utama dari metode yang digunakan Muhammad al-Ghazali
untuk mengungkap maqasid Alquran dengan menjawab sejumlah pertanyaan sebagai berikut: Apakah al-
Ghazali memiliki metode khusus dalam mendekati maqasid Alquran? Bila ternyata memang ada metode
khusus, apa kelebihan dan karakteristik metodenya itu? Apa saja fitur utamanya? Sejauhmana metode itu
berhasil diterapkan dalam beberapa riset dan kajiannya terhadap Alquran?. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa al-Ghazali menawarkan lima metode untuk dapat menyingkap maqashid Alquran. Pertama,
perenungan yang mendalam atas teks-teks Alquran dan mengoptimalkan akal. Kedua, penggunaan dua
mekanisme sekaligus, yakni berpikir induktif dan analisis, serta melacak berbagai teks dan tanda yang
menunjukan adanya maqasid. Ketiga, pembacaan menyeluruh terhadap teks-teks wahyu sehingga holistik,
tidak literal dan sektarian. Keempat, selalu bercengkerama dengan Alquran sembari menginterogasi ayat-
ayatnya untuk mengeksplorasi kedalaman maknanya. Kelima, mencurahkan kemampuan untuk
memproduksi fikih realitas.
serta – meminjam istilah Quraish Shihab – bertolak belakang dengan visi utamanya
dapat berdialog dengan seluruh generasi yaitu membawa petunjuk bagi makhluk
manusia, guna memperoleh kebahagiaan hidup.3
hidup di dunia maupun akhirat. Diakui bahwa akses menuju
Abdullah Darâz dalam al-Nabâ’ al- kebenaran ilmiah di berbagai bidang ilmu
‘Azîm menggambarkan al-Qur’an sebagai membutuhkan pendekatan yang jelas dan
batu intan yang setiap sudutnya akurat berdasarkan aturan ilmiah dan
memancarkan cahaya berbeda. Dengan prosedur yang diterapkan, mengidentifikasi
demikian, Alquran merupakan kitab suci langkah-langkah awal dan mengeksplorasi
yang memiliki muatan multi-perspektif.1 hasilnya. Jika tidak demikian, maka yang
Sebagai petunjuk dalam kehidupan akan terjadi adalah kesia-siaan dari
umat Islam, al-Qur’an tidak hanya cukup absurditas. Oleh karena itu sebuah
dengan membaca dengan suara yang indah pemikiran apapun akan bermanfaat dan
dan fasih, tetapi selain memahami harus berpengaruh bila disertai dengan metode.
ada upaya konkret dalam memeliharanya. Perbincangan seputar tujuan pokok
Alquran tidak boleh dibiarkan begitu saja syariah (maqâshid al-syarî‘ah) menjadi isu
sebagai koleksi atau apapun nama dan penting dan populer beberapa dekade
bentuknya, tanpa penjagaan dan terakhir ini. Terutama melalui proyek
pemeliharaan yang serius dari umatnya.2 pemikiran maqâshid yang dikembangkan di
Keistimewaaan yang dimiliki Alquran Magribi melalui beberapa tokohnya seperti
tidak mengandung makna bahwa itulah Thâhir ibn ‘Âsyûr, ‘Alâl al-Fâsi, Raysûnî,
tujuan diturunkan Alquran kepada dan lain sebagainya. Kajian tentang pokok
manusia. Terlebih jika dimaknai Alquran syariah ini dalam perkembangannya
diturunkan untuk menampakkan bergeser pada kajian tentang tujuan pokok
ketidaksanggupan manusia untuk Alquran atau dikenal dengan maqâshid
menandingi kehebatan Alquran. Membatasi Alquran. Bila maqâshid al-syarî‘ah lebih
fungsi penurunan Alquran seperti ini sangat menfokuskan diri pada pemahaman hukum
Islam, maka mâqâshid Alquran berupaya
1 Wahyudi, Tafsir Sufi: Analisis Epistemologi Ta’wil
al-Ghazali dalam Kitab Jawahir al-Qur’an, jurnal Ushuluddin,
Vol. 26, No. 1 (Januari-Juni, 2018), 45.
2 Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, Metode 3 Syahrul Rahman, Pro Kontra I’jaz ‘Adady dalam al-
Tahfidz al-Qur’an di Pondok Pesantren Kabupaten Kampar, jurnal Qur’an, jurnal Ushuluddin, Vol. 25, No. 1 (Januari-Juni,
Ushuluddin, Vol. 24, No. 1 (Januari-Juni, 2016), 92. 2017), 36.
27
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
jurnal Madania, Vol. 21, No. 2, (Desember 2017), 113-114. Wasit (Beirut: Dar al-Hadis, 1980), 957.
28
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
Falsafi fi al-Islam, cet. V, vol. 1 (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1971), 11 Muhammad al-Ghazali, Kaifa Nata’amalu ma’a
29
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
perhatiannya adalah syaikh Muhammad al- berinteraksi dengan teks-teks yang berpijak
Ghazali. dari pengetahuan metodologis.12
Minat dan konsentrasi Muhammad Metode Muhammad al-Ghazali
al-Ghazali yang jelas terhadap maqasid dalam menggali maqasid Alquran berpijak
Alquran dan berbagai masalah yang terkait pada sejumlah mekanisme:
dengannya, serta keyakinan al-Ghazali pada 1. Perenungan yang mendalam,
kebutuhan umat yang mendesak untuk gagasan yang gigih dalam
menemukan dan memanfaatkan maqasid merenungi teks-teks Alquran, serta
Alquran, membuat Muhammad al-Ghazali memfungsikan akal untuk meng-
harus berbanding lurus dengan fokus pada ungkap rahasia dan misterinya.
perumusan metode yang ideal untuk 2. Muhammad al-Ghazali member-
mengungkap dan memantau maqasid lakukan dua mekanisme, yakni
tersebut. Menurut al-Ghazali, di dalam berpikir induktif dan analisis, serta
hadis terdapat ruang besar yang memuat melacak berbagai teks dan tanda
metode untuk mengungkap maqasid yang menunjukkan adanya maqasid.
Alquran. Muhammad al-Ghazali meyakini 3. Muhammad al-Ghazali berpegang
bahwa maqasid yang penarikan pada pembacaan menyeluruh
konklusinya berasal dari Kitabullah terhadap teks-teks wahyu yang
membutuhkan adanya metode khusus yang melampaui semua bentuk
sepadan dalam hal karakter antara maqasid pembacaan yang tidak mampu
dengan Alquran, konsisten dengan menemukan universalitas wahyu,
dimensinya, dan sesuai dengan kehendak sebagaimana pembacaan yang tidak
Allah. Hal ini pernah diungkapkan Taha holistik, literal, dan sektarian serta
Jabir al-‘Ulwani, bahwa metodologi itu bentuk-bentuk pembacaan lainnya
layaknya penyusun pengetahuan yang yang salah memahami dimensi
mengembalikan hal banyak kepada hal maqasid bagi misi kerasulan.
yang satuan, mutasyabih (masih samar) 4. Sehari-hari bercengkerama dengan
dikembalikan kepada yang muhkam (jelas). Alquran sembari menginterogasi
Metodologi membutuhkan kesadaran ayat-ayatnya untuk mengeksplorasi
kognitif tentang metode-metode 12 Taha Jabir al-‘Ulwani, Maqasid asy-Syariah, cet. I
30
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
31
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
fikih, bahasa, kalam, tasawuf, tafsir, dan sebenarnya yang selalu diingatkan oleh
ulumul qur’an.13 Muhammad al-Ghazali Umar ‘Abid Hasanah kepada al-Ghazali
meyakini bahwa mayoritas ulama disaat bertanya kepadanya mengenai
melupakan topik maqasid Alquran, media-media keamanan yang dapat
berlebihan dalam memberikan perhatian menjamin kita mampu menembus
terhadap hal-hal yang parsial, membatasi kebenaran bersama Alquran secara
keluasan ruang gerak Alquran dari berbagai langsung tanpa melibatkan karya-karya
sudut (pemikiran atau kehidupan), dan ulama sebelumnya. Umar ‘Abid Hasanah
melarang umat Islam untuk menembus berujar:
horizon yang lainnya. Ia mengatakan: “Bagaimana kita mendapatkan
manfaat dari metode-metode itu
“Saya selalu mengikuti dan
untuk kembali kepada sumber yang
memikirkan banyak hal yang telah
asli (Alquran). Apakah warisan
mereka tulis dalam segala disiplin
metodologis ini wajib bagi kita,
ilmu; ilmu kalam, tasawuf, dan
padahal bukankah ia merupakan
akhlaq. Semoga Allah memberi
bentuk ijtihad yang mewujudkan
manfaat kepada saya atas karya-
berbagai dimensi yang bagus untuk
karya para ulama. Hanya saja saya
mencapai visi Alquran? Apakah kita
mendapati kenyataan-kenyataan
boleh melompatinya dari atas dan
di sini dan di sana. Maka dari itu
kita berinteraksi langsung dengan
tidak ada satupun aliran yang saya
teks? Jadi sebenarnya apa sarana
pegangi, dan saya tak melihat
keamanan bagi kita untuk
seorang pun yang tanpa dosa.”14
berinteraksi dengan teks?”15
wa al-Muslimin (Kairo: Dar ar-Rayyan li at-Turas, 1987), 73. 15 Al-Ghazali, Kaifa Nata’amalu ma’a Alquran, 46.
32
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
yang diisyaratkan al-Ibrahimi dalam bahwa kebanyakan ijtihad ulama masa lalu
pernyataannya: itu sesuai konteks peradaban saat itu.
“Sayang sekali kampanye-kampanye Menurut penulis, disinilah bisa
yang menyeru kekerasan dan
dikatakan bahwa berbagai ijtihad ulama
menganggap jihad, namun tanpa
musuh. Sungguh keterlaluan tempo dulu belum mampu mengungkap
kegembiraan di atas kegembiraan,
maqasid Alquran. Ketidakmampun mereka
padahal jelas cara perolehannya
tidak melalui ekspansi maupun bukan berarti akal pikiran para ulama saat
raihan kemenangan. Sangat
itu belum mampu menciptakan metode-
menyesalkan, bagi kecerdasan yang
hampir dapat menyembuhkan metode khusus, melainkan memang belum
penghalang yang tak terlihat, seperti
ada kebutuhan yang menuntut
kecerdasan Abu Bakar al-Baqilani,
Fakhrudin ar-Razi, Abu Huzail, dan diciptakannya metode baru. Bahkan karena
Ibu Mu’allim. Telah hilang suatu
kebutuhan pada saat itu tidak memerlukan
kemanfaatan yang takkan
kembali.”16 metode seperti itu. Inilah yang membuatnya
tertinggal dalam kemunculannya di era
Adapun hal lain yang mendesak
modern, di mana kebutuhan untuk itu kuat
untuk dijawab adalah pertanyaan apakah
dan mendesak karena adanya krisis
metode-metode yang berbeda dan beragam
peradaban yang mencekik sehingga umat
itu ketika awal dicetuskan, tujuan jangka
mencari sendiri jalan keluar darinya. Hanya
panjangnya adalah mendekati maqasid
saja umat tidak menemukan cara lain selain
Alquran? Menurut penulis, fakta yang tidak
mengungkap maqasid dan
dapat diabaikan adalah ketika metode-
mengaktifkannya untuk menghindari
metode itu dibuat, maka ia memiliki
ketergelinciran.
bidang-bidang tertentu tempat bergeraknya,
sehingga kita tidak mampu mencatat
Fitur Metode al-Ghazali dalam
berbagai kekurangan dan memintanya agar Mengungkap Maqasid Alquran
keluar dari bidang garapannya untuk Dengan mengikuti tulisan-tulisan
selanjutnya dipaksakan agar mencari Muhammad al-Ghazali, nampak keseriusan
maqasid Alquran. Perlu dicatat pula, dan ketertarikannya yang mendalam
tentang pendekatan yang jelas dan ketat
16 Muhammad Basyir al-Ibrahimi, Asar al-Imam untuk mengakses dunia maqasid Alquran,
Muhammad al-Basyir al-Ibrahimi, cet. I (Beirut: Dar al-Gharb
al-Islami, 1997), 167.
33
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
dan meneliti dengan perangkat ilmiah serta dan intelektualis bagi metode al-Ghazali
syarat-syarat metodologis yang dapat tersebut. Maka dari itu menurut al-Ghazali,
menjamin tercapainya hasil yang tidak mungkin dapat mendekati maqasid
diinginkan. Maqasid tersebut menurut al- Alquran tanpa berpijak dari persepsi ini,
Ghazali memiliki metode khusus yang karena pandangan yang universal dan
berpijak pada pembacaan Alquran secara komprehensif itulah yang memungkinkan
komprehensif sebagai satu kesatuan yang al-Ghazali untuk bergerak ke arah ini.
menyeluruh dan terintegrasi serta saling Jika diasumsikan al-Ghazali
bahu membahu antara satu dengan yang berpijak dari pandangan yang parsial dan
lainnya. persepsi yang bersifat lokal tentang
Beberapa pondasi dasar yang Alquran, maka al-Ghazali tidak akan
melatarbelakangi terbentuknya metode dan berhasil mendekati maqasid Alquran.
pemikiran al-Ghazali dalam mendekati Karena pandangan yang parsial biasanya
Alquran adalah sebagai berikut: akan mengarah pada banyaknya pendapat
1. Berpegang pada pandangan yang dan hukum, serta kontradiksi dan
universal dan komprehensif. inkonsistensi. Abdul Majid an-Najjar
Termasuk pondasi terpenting yang mengungkapkan:
menjadi dasar pendekatan al-Ghazali “Apabila sebuah pemikiran
didasarkan pada pertimbangan yang
adalah keberpihakannya pada pembacaan
parsial, maka seorang pemikir akan
teks-teks wahyu secara universal dan menemukan dirinya bertentangan
dengan orang lain. Karena ia akan
komprehensif yang melampaui semua
tetap menjadi tahanan pandangan
bentuk pembacaan yang tidak mampu parsialnya. Sementara pada
kesempatan yang sama, orang lain
mengenali keuniversalan wahyu. Secara
juga mengeluarkan keputusannya
aksiomatis, setiap metode itu lahir dan yang parsial pula. Sehingga masing-
masing berakhir di lembah
berasal dari landasan filosofis dan
pertikaian yang tidak bisa bertemu
intelektual yang menggambarkan satu sama lain. Oleh karena itu
tertahannya akal dalam hal-hal yang
wataknya, serta memetakkan batas-batas
parsial adalah sebuah hasil yang
dan keterkaitan yang melingkupinya. negatif, tidak hanya dalam tataran
pengetahuan saja, melainkan juga
Sementara itu pandangan yang universal
pada level sosial. Beda lagi bila
dan komprehensif adalah landasan teoretis
34
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
Irsyad al-‘Aql as-Salim ila Mazaya Alquran al-Karim (Tafsir Abi 19 Abdul Majid an-Najjar, Maqasid Alquran fi Bina
as-Sa’ud), vol. 5 (Beirut: Dar Ihya’ at-Turas, t.t.), 92. al-Fikr al-‘Umrani, 89.
35
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
36
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
37
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
38
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
39
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
asy-Syar’i wa al-‘Aql, cet. 5 (Kairo: Dar asy-Syuruq, 2003), 128. Maudu’i, jurnal al-Bayan, vol. 165, (Agustus, 2001), 19.
40
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
Jaza’ir, 2010, 181. Muhammad at-Tahir ibn ‘Asyur, cet. 1 (Virginia: Al-Ma’had al-
33 Muhammad al-Ghazali, Nahwa Tafirin ‘Alami li al-Fikri al-Islami, 1995), 354.
Maudu’iyyin li Suwar Alquran al-Karim, cet. 4 (Kairo: Dar asy- 35 Ali bin Abdul Kafi as-Subuki, al-Ibhaj fi Syarh al-
Syuruq, 2000). Lihat pula Muhammad al-Ghazali, Nazrat fi Minhaj, vol. 3, cet. 1, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1404
Alquran, cet. 5 (Kairo: Nahdah Misr, 2005). H), 173.
41
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
dan tidak ada yang dapat mengungkap bercampur dengan agamanya, sehingga kita
beberapa rahasia yang terkandung di hampir mencatat buku-bukunya dengan
dalamnya kecuali orang-orang yang telah judul-judulnya. Dan dengan topik buku-
menyelami secara mendalam, induksi yang bukunya kita dapat mengenali kapan buku
lama, dan analisis yang benar. itu ditulisnya. Karena al-Ghazali hidup di
3. Menggunakan fikih realitas masanya dan bergabung dengannya. Hidup
Realitas yang sudah berubah, setiap dan berinteraksi dengan masanya.
hari selalu menghadirkan problem-problem Berinteraksi dengan akal yang berafiliasi
baru dan melontarkan pertanyaan yang kepada kebudayaan Islam, dan dengan hati
kontras, membuat para peneliti maqasid yang penuh dengan kehangatan iman.36
Alquran harus menyelami kedalaman Muhammad al-Ghazali berangkat
realitasnya untuk mengklarifikasi dari realitas sembari merenungkan sumber-
rahasianya dan menyerap realitas yang sumber syar’i, bertanya-tanya kepada
sedang terjadi guna menentukan berbagai sumber-sumber syar’i tersebut, serta
kebutuhan yang nyata bagi masyarakat, dan meminta pendapat seputar kejadian di
memantau kekhawatiran-kekhawatiran sekelilingnya. Semua itu dilakukan
mendesak yang menghantui banyak orang. Muhammad al-Ghazali supaya dapat
Berpijak dari situlah perlu kiranya memberi keputuasan hukum berdasarkan
menggandeng fikih realitas untuk sumber yang sah, dan membuat batasan
mendekati maqasid. yang bernuansa syar’i. Kemudian
Kenyataan Islam yang memburuk, selanjutnya kembali ke realitas dengan
hidup dalam krisis peradaban yang membawa solusi hukum yang tepat sesuai
mencekik di berbagai bidang, seperti dengan ijtihadnya37 dalam kerangka
politik, ekonomi, sosial, dan budaya, terus pandangan maqasid yang komprehensif
menerus membangkitkan perasaan al- dan mendalam.
Ghazali dan memenuhi hatinya dengan Orang yang mengikuti semua karya
kesedihan dan kepedihan. Dialah yang al-Ghazali, ceramah-ceramahnya, dan
menjalani realitasnya dengan semua 36 Muhammad Yunus, Tajribah asy-Syaikh
Muhammad al-Ghazali fi Tajdid al-Fikr al-Islami, cet. 1 (Kairo:
anggota badannya. Syekh al-Ghazali hidup Maktabah as-Saqafah ad-Diniyah, 2012), 4.
37 Mahmud Abduh, Muhammad al-Ghazali Da’iyah
berinteraksi dengan zamannya, dunianya an-Nahdah al-Islamiyyah, cet. 1 (Beirut: Markaz al-Hadarah li
Tanmiyah al-Fikr al-Islami, 2009), 61.
42
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
43
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
44
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
45
El-Afkar Vol. 9 Nomor. 1, Januari-Juni 2020
46
Abdul Mufid
METODE MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM MENGGALI MAQASID ALQURAN
9. Fadlullah, Mahdi. Usul Kitabah al-Bahs 23. Milal, Yunus. Manhaj asy-Syaikh
wa Qawa’id at-Tahqiq. cet. 2. Beirut: Dar Muhammad al-Ghazali fi Ta’amulihi ma’a
at-Tali’ah, 1998. Alquran. Disertasi. Al-Jaza’ir:
10. Fawaid, Ah. Maqasid al-Qur’an dalam Universitas al-Jaza’ir, 2010.
Ayat Kebebasan Beragama Menurut 24. Muslim, Mustafa. Mabahis fi at-Tafsir al-
Penafsiran Thaha Jabir al-‘Alwani, jurnal Maudui. cet. 4. Beirut: Dar al-Qalam,
Madania, Vol. 21, No. 2, (Desember 2005.
2017), 113-114. 25. Najjar (al), Abdul Majid. Maqasid
11. Ghazali (al), Muhammad. Kaifa Alquran fi Bina al-Fikr al-‘Umrani, jurnal
Nata’amalu ma’a Alquran. cet. 7. Kairo: Islamiyah al-Ma’rifah, Vol. 89, No. 33
Nahdah, 2005. (2017), 88.
12. . Kaifa Nata’amalu ma’a Alquran. cet. 7. 26. Rahman, Syahrul. Pro Kontra I’jaz
Kairo: Nahdah Misr li at-Tiba’ah, 2005. ‘Adady dalam al-Qur’an, jurnal
13. . Ma’a Allah Dirasat fi ad-Da’wah wa ad- Ushuluddin, Vol. 25, No. 1 (Januari-
Du’ah. cet. 4. Damaskus: Dar al-Qalam, Juni, 2017), 36
2000. 27. Sa’di (al), Abdurrahman bin Nasir.
14. . Nahwa Tafirin Maudu’iyyin li Suwar Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam
Alquran al-Karim. cet. 4. Kairo: Dar asy- al-Mannan. cet. 2. Kairo: Maktabah
Syuruq, 2000. Taufiqiyah, 2015.
15. . Nazrat fi Alquran. cet. 5. Kairo: Nahdah 28. Salam, Ahmad. al-Ab’ad al-Manhajiyyah
Misr, 2005. li al-‘Amal al-Islami, jurnal al-Ummat,
16. . Raka’iz al-Iman Baina al-‘Aql wa al-Qalb. vol. 67, (Maret, 1986), 26.
Kairo: Dar asy-Syuruq, 2001. 29. Sami Nasyar (al), Muhammad. Nasy’ah
17. . Sirru Ta’akhkhur al-‘Arab wa al- al-Fikr al-Falsafi fi al-Islam. cet. 5, vol. 1.
Muslimin. Kairo: Dar ar-Rayyan li at- Kairo: Dar al-Ma’arif, 1971.
Turas, 1987. 30. Subuki (al), Ali bin Abdul Kafi. Al-Ibhaj
18. . Turasuna al-Fikri fi Mizan asy-Syar’i wa fi Syarh al-Minhaj. vol. 3, cet. 1. Beirut:
al-‘Aql. cet. 5. Kairo: Dar asy-Syuruq, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1404 H.
2003. 31. Suyuti (al), Jalaludin. Al-Itqan fi Ulum
19. Husni, Ismail. Nazariyah al-Maqasid Alquran. Kairo: Dar as-Salam, 1998.
‘Inda al-Imam Muhammad at-Tahir ibn 32. Syatibi (al). Ibrahim bin Musa. Al-
‘Asyur. cet. 1. Virginia: Al-Ma’had al- Muwafaqat fi Usul al-Fiq. vol. 4. Beirut:
‘Alami li al-Fikri al-Islami, 1995. Dar al-Ma’rifah, t.t..
20. Ibrahimi (al), Muhammad Basyir. Asar 33. Wahyudi. Tafsir Sufi: Analisis
al-Imam Muhammad al-Basyir al-Ibrahimi. Epistemologi Ta’wil al-Ghazali dalam Kitab
cet. 1. Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, Jawahir al-Qur’an, jurnal Ushuluddin,
1997. Vol. 26, No. 1 (Januari-Juni, 2018), 45.
21. Mahmud Ghanim, Abdul Hamid. At- 34. Yunus, Muhammad. Tajribah asy-Syaikh
Tafsir al-Maudu’i, jurnal al-Bayan, vol. Muhammad al-Ghazali fi Tajdid al-Fikr al-
165, (Agustus, 2001), 19. Islami. cet. 1. Kairo: Maktabah as-
22. Manzur, Ibnu. Lisan al-‘Arab. vol. 14. Saqafah ad-Diniyah, 2012.
Beirut: Dar Sadir, 2003.
47