0% found this document useful (0 votes)
151 views47 pages

TKRS TOT Calon Surveior Akreditasi RS Arjaty 29 Desember 2021

This document provides information about a workshop on becoming a hospital accreditation surveyor that will take place from December 29th to 31st, 2021 in Jakarta. It includes the curriculum vitae of the speaker, Dr. Arjaty W. Daud, who has extensive experience in hospital management, quality improvement, and accreditation. The document also discusses several elements of good hospital governance, including the roles and responsibilities of hospital owners, the director, and other leadership positions.

Uploaded by

Yuliana Sari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
151 views47 pages

TKRS TOT Calon Surveior Akreditasi RS Arjaty 29 Desember 2021

This document provides information about a workshop on becoming a hospital accreditation surveyor that will take place from December 29th to 31st, 2021 in Jakarta. It includes the curriculum vitae of the speaker, Dr. Arjaty W. Daud, who has extensive experience in hospital management, quality improvement, and accreditation. The document also discusses several elements of good hospital governance, including the roles and responsibilities of hospital owners, the director, and other leadership positions.

Uploaded by

Yuliana Sari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 47

TATA KELOLA

RUMAH SAKIT
(TKRS)

Workshop TOT
Calon Surveior Akreditasi Rumah Sakit Arjaty W Daud 29 Desember 2021
Jakarta, 29 – 31 Desember 2021
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
CURIVULUM VITAE
Nama : dr. Arjaty W. Daud, MARS
Alamat : Jl. Moh Kahfi 1, Royal residence Blok A2 Ciganjur Jakarta Selatan
Tmpt / tgl. Lahir : Manado,17 Januari 1969
Email : [email protected]
Hp : 0812 1830 7169
PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado , Lulus 1995
S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, KARS Universitas Indonesia, Lulus 2005

PELATIHAN / SEMINAR
2017 : Update Acreditation Joint Commission International 6th edition Amsterdam
2015 : Practicum Acreditation Joint Commission International 5th edition Singapore
2011 : Practicum Acreditation Joint Commission Internationl 4 th edition Seoul
Patient Safety Course, Singapura
2010 : Safety in Healthcare, Kuala Lumpur
2009 : Hospital Management Asia, Vietnam
Course Risk Management PRMIA Jakarta
2007 : New Perspektif, Conferrence ASHRM, Chicago USA
Certified Profesional Healthcare Risk Management course,
Chicago USA
Risk Management Base Training, Joint Commision Resources (JCR)
Patient Safety Up Date, Joint Commision International (JCI) Singapura
2005: Lead Audior ISO 9001 – 2000, International Registered Certificated Auditor (IRCA)
ORGANISASI
• 2021 : Ketua IMRS PERSII
• : Tim Ahli Investigasi KTD Alat Kesehatan Kemkes
• 2018 – saat ini : Ketua Bidang Pelaporan & Analisa Insiden Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP)
• 2016 – 2018. : Sekretariat KKPRS
• 2007 – 2012. : Ketua Bidang Pelaporan Insiden KKP RS PERSI , Sterring Committe KKP RS
• 2005 - Saat ini :Ketua Institut Manajemen Risiko Klinis (IMRK) / ICRMI, Member of ASQ (American Quality Society), Member of Profesional Risk Management International Association
PENGHARGAAN
2019 : Penghargaan Wanita Inspirasi Indonesia (IPEMI)

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


PENGALAMAN KERJA
2019 : Technical Assistance WHO
2017 : Konsultan JCI RSK Dharmais, RS Djamil Padang, RS AWS Samarinda, RS Zainal Abidin Banda Aceh
2016 : Konsultan JCI RS Zainal Abidin Banda Aceh
2015 : Konsultan JCI RS Islam Cempaka putih Jakarta, RS Advent Bandung, RS JMC Jakarta, RS Sutomo Surabaya
2014 : Konsultan JCI RS MMC Jakarta, RS Kanujoso Blkppn, RS Sleman Jogja, RS Tarakan Kaltara
2013 : Konsultan JCI RS kanujoso Blkppn, RS Sleman
2012 : Konsultan JCI RSUP Fatmawati, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makasar, RS Medistra
2011 : Konsultan JCI RSCM, Konsultan Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien RS Tarakan Kaltim
2010 : Konsultan Manajemen risiko RSUP Fatmawati Jakarta, RS Bieuren, RS Lhoksemawe Aceh
2009 : Konsultan Manajemen risiko & Kes Pasien RS Wahidin Makasar, RS Pelni Jakarta, Konsultan RS Aini, RS Sardjito
2007 : Direktur RS Zahirah, Konsultan Manajemen risiko RS Persahabatan, RS Dharmais
2006 : Konsultan Manajemen RS Asri, Konsultan Manajemen RS Medika BSD,
2004 - 2005 : Manajer Operasional Medika Plaza International Clinic
2003 - 2004 : General Manajer Cempaka Medical Centre, Direktur Operasional RS Sentra Medika
2002 - 2003 : Wakil Direktur Medik & Asist Direktur RS Sentra Medika
2000 - 2001 : Kepala Bagian Humas RS MMC
1999 - 2000 : Asisten Konsultan WHO Umbrella Project Depkes Kepala Bagian Rehabilitasi Medik RS MMC

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


TKRS
TKRS 1
Representasi Pemilik / Dewas

TKRS. 2
Direktur Utama/Direktur/Kepala RS

TKRS. 3 – TKRS 8
Pimpinan RS.
(Wadir : Medik, Keperawatan, Adminsitrasi, Lainnya)

TKRS.9 – TKRS.11
Kepala Unit Klinis / Non Klinis

TKRS.12 TKRS.13 TKRS.14 TKRS.15


Penelitian
Budaya Manajemen menggunakan
Keselamatan Etik RS risiko subjek
manusia

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


TATA KELOLA RS YANG BAIK

Ringkas
Rapi

5R
Rajin

Penampilan dan
Resik Keramahan staf

Rawat

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


REPRESENTATIF PEMILIK / DEWAS
TKRS.1
Struktur dan wewenang Representaif pemilik / Dewas di aturan internal RS
( HBL) dan kebijakan ditetapkan oleh Pemilik.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 1


a. Representatif pemilik / Dewas dipilih dan ditetapkan oleh Pemilik.
b. Tanggung jawab dan wewenang Representatif pemilik ( a-h ) dalam maksud
dan tujuan, dijelaskan dalam peraturan internal / HBL.
c. Representatif pemilik / Dewas dievaluasi oleh Pemilik setiap tahun, dan hasil
evaluasinya didokumentasikan.
d. Representasi pemilik / Dewas menetapkan visi misi RS yang diarahkan oleh
pemilik.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


• Struktur organisasi Pemilik / Representasi pemilik terpisah dgn struktur organisasi RS.
• Komunikasi & kerja sama Pemilik RS, Representasi pemilik, Direktur  Misi RS
• Pemilik / Representasi pemilik menetapkan HBL
TANGGUNG JAWAB REPRESENTATIVE PEMILIK /DEWAS
a) menyetujui & mengkaji Visi Misi RS sec periodik, memastikan masyarakat mengetahui Misi RS;
b) menyetujui strategi dan rencana operasional RS
c) menyetujui partisipasi RS dlm pendidikan profesional kes & penelitian, mengawasi mutunya ;
d) menyetujui & menyediakan modal, dana operasional & sumber daya lain dan memenuhi Misi, Renstra RS
e) melakukan evaluasi tahunan kinerja Direktur dengan menggunakan proses dan kriteria yang sudah
ditetapkan.
f) mendukung PMKP dengan menyetujui Program PMKP
g) pengkajian laporan program PMKP setiap 3 bulan, umpan balik perbaikan, evaluasi pada pertemuan
berikutnya secara tertulis.

h) pengkajian laporan Manajemen Risiko setiap 6 bulan, umpan balik perbaikan, evaluasi pada pertemuan
berikutnya secara tertulis.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


AKUNTABILITAS DIREKTUR
TKRS 2
Direktur bertanggung jawab untuk menjalankan RS dan
mematuhi peraturan dan perUU.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 2


a. Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi Direktur, uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Direktur menjalankan operasional RS sesuai tanggung jawabnya meliputi namun
tidak terbatas pada (a - i)dalam maksud dan tujuan dituangkan dLm uraian tugasnya.

c. Memiliki bukti tertulis tanggung jawab Direktur telah dilaksanakan dan dievaluasi
oleh pemilik / representasi pemilik setiap tahun dan hasil evaluasinya
didokumentasikan.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


TANGGUNG JAWAB DIREKTUR RS

a)Mematuhi perundang-undangan yang berlaku.

b)Menjalankan visi dan misi rumah sakit yang telah ditetapkan

c) Menetapkan kebijakan rumah sakit

d)Memberikan tanggapan terhadap setiap laporan pemeriksaan yang dilakukan oleh Regulator;

e)mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya lainnya.

f) Merekomendasikan sejumlah kebijakan, rencana strategis, dan anggaran kepada Representatif pemilik /
Dewan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

g)Menetapkan prioritas perbaikan tingkat RS yaitu perbaikan yang akan berdampak luas /
menyeluruh di RS ----- > pengukuran indikator mutu prioritas RS (IMP-RS).

h)Melaporkan hasil pelaksanaan program PMKP meliputi pengukuran data dan laporan IKP secara
berkala setiap 3 bulan kepada Representasi pemilik / Dewan Pengawas.

i) Melaporkan hasil pelaksanaan program manajemen risiko kepada Representasi pemilik / Dewan
Pengawas setiap 6 bulan.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
DEWAS
MENYETUJUI
&
FEED BACK

Lapor PMKP Lapor MR


3 bln /x 6 bln /x

DIREKTUR

Lapor PMKP Lapor MR


3 bln /x 6 bln /x

Wadir2
Komite Mutu Saluran komunikasi kepada Staf
Komite2
Ka2 Unit • Face to face
KOORDINASI & • Laporan
INTEGRASI • Memo
• Email
• FGD

KEPALA UNIT
• Buletin
• Story board
10
29/12/2021 WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
AKUNTABILITAS PIMPINAN RUMAH SAKIT
TKRS 3
Pimpinan RS menyusun Misi, Rencana kerja dan Kebijakan untuk memenuhi Misi RS serta
merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang
dilayani RS.
ELEMEN PENILAIAN TKRS 3
a. Direktur menunjuk pimpinan RS dan kepala unit sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan
yang telah ditetapkan beserta uraian tugas
b. Pimpinan RS bertanggung jawab menyusun misi, nilai yang dianut serta kebijakan untuk
melaksanakan misi tsb dan memastikan kebijakan dan prosedur dilaksanakan.
c. Pimpinan RS dan pimpinan unit merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani RS.
d. RS memberikan informasi pelayanan yang disediakan kepada tokoh masyarakat, para pemangku
kepentingan, Fasyankes di sekitar RS dan proses untuk menerima masukan untuk peningkatan
pelayanannya.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


TKRS. 3.1
Pimpinan rumah sakit memastikan komunikasi yang efektif telah dilaksanakan
secara menyeluruh di RS

ELEMEN PENILAIAN TKRS 3.1


a. Pimpinan RS memastikan terdapat proses penyampaian informasi dalam lingkungan
RS secara akurat dan tepat waktu.
b. Pimpinan RS memastikan bahwa komunikasi yang efektif antara unit klinis dan
nonklinis, antara PPA dengan manajemen. antar PPA dengan pasien dan keluarga serta
antar staf telah dilaksanakan.
c. Pimpinan RS telah mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, rencana strategis dan
kebijakan, RS kepada semua staf.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Kepemimpinan RS untuk Mutu & Keselamatan Pasien
TKRS 4

Pimpinan RS merencanakan, mengembangkan dan menerapkan


Program PMKP
Elemen Penilaian TKRS 4
a. Direktur dan Pimpinan RS berpartisipasi dalam merencanakan mengembangkan dan
menerapkan program PMKP di lingkungan RS

b. Pimpinan RS memilih dan menetapkan proses pengukuran, pengkajian data, rencana


perbaikan dan mempertahankan PMKP di lingkungan RS.
c. Pimpinan RS memastikan terlaksananya program PMKP termasuk memberikan
dukungan teknologi dan sumber daya yang adekuat serta menyediakan pendidikan
staf tentang PMKP di RS agar dapat berjalan secara efektif.
d. Pimpinan RS menetapkan mekanisme pemantauan & koordinasi program PMKP

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


TKRS 5
Direktur dan Pimpinan RS berpartisipasi menetapkan PRIORITAS PERBAIKAN DI
TINGKAT RS YANG MERUPAKAN PROSES YANG BERDAMPAK LUAS / MENYELURUH DI RS
TERMASUK KEGIATAN KESELAMATAN PASIEN SERTA ANALISA DAMPAK PERBAIKAN

ELEMEN PENILAIAN TKRS 5


a. Direktur dan Pimpinan RS menggunakan data yang tersedia (data based) dlm menetapkan
indikator prioritas RS yg perbaikannya akan berdampak luas / menyeluruh meliputi

(a – f) dalam maksud dan tujuan

b. Dalam memilih prioritas perbaikan di tingkat RS maka Direktur dan pimpinan


mengggunakan kriteria prioritas meliputi poin a–h dalam maksud dan tujuan.

c. Direktur dan pimpinan RS mengkaji dampak perbaikan primer dan dampak perbaikan
sekunder pada indikator prioritas RS yang ditetapkan di tingkat RS maupun tingkat
departemen / unit.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Pengukuran prioritas perbaikan tingkat RS
a. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi 6 sasaran KP.
b. Pelayanan klinis prioritas untuk perbaikan mis. pelayanan berisiko tinggi
dan terdapat masalah dalam pelayanan tsb mis. Pelayanan Hemodialisa,
D
Pelayanan Kemoterapi dll.
c. Tujuan strategis RS mis. RS ingin menjadi RS rujukan untuk pasien kanker.
A Maka prioritas perbaikannya mis. KPI meningkatkan efisiensi, mengurangi
angka readmisi, mengurangi masalah alur pasien di IGD atau memantau
mutu layanan yang diberikan oleh pihak lain yang dikontrak.
T
d. Perbaikan sistem adalah perbaikan yang jika dilakukan akan berdampak
luas / menyeluruh di RS yang dapat diterapkan di beberapa unit misalnya
A sistim pengelolaan obat, komunikasi serah terima dll.
e. Manajemen risiko untuk perbaikan proaktif terhadap proses berisiko
tinggi yang datanya dapat diambil dari profil risiko, atau proses yang telah
dilakukan analisa FMEA
f. Penelitian klinis dan program pendidikan kedokteran . (apabila ada)
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Kriteria Pemilihan prioritas pengukuran dan perbaikan

a. Masalah di rumah sakit


b. Jumlah yang banyak (High volume)
c. Proses berisiko tinggi (High process)
d. Ketidakpuasan pasien dan staf
e. Kemudahan dalam pengukuran
f. Ketentuan Pemerintah / Persyaratan Eksternal
g. Sesuai dengan tujuan strategis rumah sakit
h. Memberikan pengalaman pasien lebih baik (patient experience)

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Contoh skoring kriteria prioritas perbaikan

No KRITERIA 1-2 3 4-5


1 Proses berisiko tinggi. (High tidak / sedikit berisiko tinggi cukup berisiko tinggi sangat berisiko tinggi
Risk)

2 (Jumlah banyak (High Volume) tidak ada / sedikit jumlahnya jumlah cukup banyak jumlah sangat banyak

3 Masalah di RS Tidak ada / sedikit potensi masalah Potensi masalah sedang Potensi masalah besar

4 Kemudahan dalam pengukuran Sulit diukur Cukup mudah di ukur Mudah diukur

5 Hubungan dengan tidak / sedikit berhubungan dengan Cukup berhubungan dengan Sangat berhubungan dengan
Ketidakpuasan Pasien ketidakpuasan pasien ketidakpuasan pasien ketidakpuasan pasien

6 Hubungan dengan Ketentuan tidak / sedikit berhubungan cukup berhubungan pemenuhan sangat berhubungan dengan
Pemerintah pemenuhan peraturan pemerintah peraturan pemerintah pemenuhan peraturan pemerintah

7 Sesuai dengan tujuan Tidak sesuai dengan tujuan Cukup sesuai dengan tujuan Sesuai dengan tujuan strategis
strategis rumah sakit strategis RS strategis RS RS5

8 Memberikan pengalaman Tidak memberikan pengalaman Cukup memberikan Sangat memberikan pengalaman
pasien lebih baik (patient pasien lebih baik (patient pengalaman pasien lebih baik pasien lebih baik (patient
experience) experience) (patient experience) experience)

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Dampak perbaikan
Direktur dan pimpinan RS akan menilai dampak perbaikan :
• Dampak primer : hasil capaian setelah dilakukan perbaikan mis.
• target kepuasan pasien tercapai 90%, atau
• hasil kepatuhan terhadap proses yang ditetapkan misalnya, kepatuhan pelaporan hasil
kritis < 30 menit tercapai 100%
• Dampak sekunder : dampak terhadap efisiensi setelah dilakukan perbaikan mis.
• efisiensi pada proses klinis yang kompleks,
• perubahan alur pelayanan yang kompleks,
• penghematan biaya pengurangan sumber daya,
• perubahan ruangan yang dibutuhkan dalam proses pelayanan tersebut.
• Penilaian dampak perbaikan akan memberikan pemahaman tentang biaya yang
dikeluarkan untuk investasi mutu, SDM, keuangan, dan keuntungan lain dari investasi
tersebut.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Kepemimpinan Rumah Sakit terkait Kontrak
TKRS 6
Pimpinan RS bertanggung jawab mengkaji, memilih, dan memantau kontrak klinis dan nonklinis
serta melakukan evaluasi termasuk inspeksi kepatuhan layanan sesuai kontrak yg disepakati.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 6


a. Pimpinan RS bertanggung jawab terhadap kontrak untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
manajemen termasuk ruang lingkup pelayanan tsb yang dicantumkan dalam persetujuan kontrak.
b. Tenaga kesehatan yang dikontrak perlu dilakukan kredensial sesuai ketentuan di RS.
c. Pimpinan RS menginspeksi kepatuhan layanan kontrak sesuai kebutuhan
d. Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, RS tetap mempertahankan kelanjutan
dari pelayanan pasien.
e. Semua kontrak menetapkan data mutu yang harus dilaporkan ke RS, disertai frekuensi dan
mekanisme pelaporan, serta bagaimana RS akan merespons jika persyaratan atau ekspektasi
mutu tidak terpenuhi.
f. Pimpinan klinis dan manajerial yang terkait layanan yang dikontrak melakukan analisis dan
memantau informasi mutu yang dilaporkan pihak yang dikontrak yang merupakan bagian
dalam program PMKP
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Kepemimpinan RS terkait keputusan Sumber Daya
TKRS 7
Pimpinan RS membuat keputusan tentang pengadaan dan pembelian. Penggunaan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya harus berdasarkan pertimbangan
mutu dan dampaknya pada keselamatan.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 7

1. Pimpinan RS menggunakan data dan informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan 
keputusan pembelian dan penggunaan peralatan baru.
2. Pimpinan RS menggunakan data dan informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan 
pemilihan, penambahan, pengurangan dan melakukan rotasi staf.
3. Pimpinan RS menggunakan rekomendasi dari organisasi profesional dan sumber berwenang
lainnya -- keputusan pengadaan sumber daya.
4. Pimpinan RS memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan terhadap penggunaan sumber
daya Teknologi informasi Kesehatan (TIK)
5. Pimpinan RS memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan program
penanggulangan kedaruratan dan bencana.
6. Pimpinan RS memantau hasil keputusannya dan menggunakan data tsb untuk mengevaluasi
dan memperbaiki mutu keputusan pembelian dan pengalokasian sumber daya
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
TKRS 7.1
Pimpinan rumah sakit mencari dan menggunakan data serta informasi tentang
keamanan dalam rantai perbekalan untuk melindungi pasien dan staf terhadap
produk yang tidak stabil, terkontaminasi, rusak, dan palsu
ELEMEN PENILAIAN TKRS 7.1
a. Pimpinan RS menentukan obat-obatan, perbekalan medis, serta peralatan medis yang
paling berisiko dan membuat bagan alur rantai perbekalannya.
b. Pimpinan RS menentukan titik paling berisiko dalam bagan alur rantai perbekalan dan
membuat keputusan berdasarkan risiko dalam rantai perbekalan tersebut.
c. RS memiliki proses untuk melakukan pelacakan retrospektif terhadap perbekalan yang
diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
d. RS memberitahu produsen dan / atau distributor bila menemukan perbekalan yang
tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
RANTAI PERBEKALAN / SUPLY CHAIN

1. RS membuat daftar obat-obatan, perbekalan medis, serta peralatan medis yang


paling berisiko (tidak stabil, terkontaminasi, rusak atau palsu) dan memilih 1 untuk di
telusur rantai perbekalannya
2. Buat alur / flow chartnya
3. Tentukan titik2 berisiko (risk point)

Contoh :

Penerbanga Farmasi Nurse


Produsen Distributor Airport Distributor Gudang
n station

Suhu Suhu Suhu Suhu Suhu Suhu Suhu Suhu


Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan
dll dll Lama perjalanan dll dll dll dll dll
dll

TINDAKAN ?? WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Pengorganisasian dan Akuntabilitas Komite Medik, Komite
Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
TKRS 8
Komite medik, komite keperawatan dan komite tenaga kesehatan lainnya menerapkan
pengorganisasisannya sesuai peraturan perundang-undangan untuk mendukung
tanggung jawab serta wewenang mereka

ELEMEN PENILAIAN TKRS 8


a. Terdapat struktur organisasi komite medik, komite keperawatan, dan komite tenaga
kesehatan lain yang ditetapkan Direktur sesuai peraturan perUU yang berlaku.
b. Komite medik, komite keperawatan dan komite tenaga kesehatan lain melaksanakan
tanggung jawabnya mencakup (a-d) dalam maksud dan tujuan.
c. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Komite medik, komite keperawatan, dan komite
tenaga kesehatan lain menyusun Program kerja setiap tahun dan ditetapkan oleh
Direktur.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Tanggung jawab
Komite Medik, Komite Keperawatan dan
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya kepada pasien dan RS

a) Mendukung komunikasi yang efektif antar tenaga profesional;

b) Menyusun kebijakan; Pedoman, prosedur serta protokol, tata hubungan


kerja, alur klinis, dan dokumen lain yang mengatur layanan klinis;

c) Menyusun kode etik profesi; dan

d) Memantau mutu pelayanan pasien lainnya.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Akuntabilitas Kepala Unit Klinis / Non Klinis RS
TKRS 9
Unit layanan di RS dipimpin oleh kepala unit yang ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan
kompetensinya untuk mengarahkan kegiatan di unitnya

ELEMEN PENILAIAN TKRS 9


1. Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan yang
ditetapkan.
2. Kepala unit kerja menyusun pedoman pengorganisasian, pedoman pelayanan dan
prosedur sesuai proses bisnis di unit kerja.
3. Kepala unit kerja menyusun program kerja yang termasuk di dalamnya kegiatan PMKP
serta manajemen risiko setiap tahun.
4. Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan sumber daya mencakup ruangan, peralatan
medis, teknologi informasi dan sumber daya lain yang diperlukan unit layanan serta
terdapat mekanisme untuk menanggapi kondisi jika terjadi kekurangan tenaga.
5. Kepala unit kerja telah melakukan koordinasi dan integrasi baik dalam unitnya maupun
antar unit layanan.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
TKRS 10
Kepala unit layanan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
dengan melakukan PENGUKURAN INDIKATOR MUTU RS yang dapat diterapkan di unitnya
dan memantau serta memperbaiki pelayanan pasien di unit layanannya.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 10


a. Kepala unit klinis / non klinis melakukan pengukuran INM yang sesuai dengan pelayanan yang
diberikan oleh unitnya
b. Kepala unit klinis / non klinis melakukan pengukuran IMP-RS yang sesuai dengan pelayanan
yang diberikan oleh unitnya, termasuk semua layanan kontrak yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Kepala unit klinis / non klinis menerapkan pengukuran IMP-Unit untuk mengurangi variasi dan
memperbaiki proses dalam unitnya,
d. Kepala unit klinis / non klinis memilih prioritas perbaikan yang baru bila perbaikan
sebelumnya sudah dapat dipertahankan dalam waktu satu tahun.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
TKRS11
Kepala unit klinis mengevaluasi kinerja para dokter, perawat dan tenaga
kesehatan profesional lainnya menggunakan indikator mutu yang diukur di
unitnya.
ELEMEN PENILAIAN TKRS 11

a. Penilaian praktik profesional berkelanjutan OPPE para dokter dalam memberikan


pelayanan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien menggunakan indikator
mutu yang diukur di unit tersebut.

b. Penilaian kinerja para perawat dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tersebut.

c. Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya memberikan pelayanan untuk


meningkatkan mutu dan keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang
diukur di unit tersebut. WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Etika Rumah Sakit
TKRS 12
Pimpinan RS menetapkan kerangka kerja pengelolaan etik RS untuk menangani masalah
etik RS meliputi finansial, pemasaran, penerimaan pasien, transfer pasien, pemulangan
pasien dan yang lainnya termasuk konflik etik antar profesi serta konflik kepentingan
staf yang mungkin bertentangan dengan hak dan kepentingan pasien.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 12


a. Direktur RS menetapkan Komite etik RS.
b. Komite etik telah menyusun Kode etik RS yang mengacu pada KODERSI dan ditetapkan
Direktur.
c. Komite etik telah menyusun kerangka kerja pelaporan dan pengelolaan etik RS serta
pedoman pengelolaan kode etik RS meliputi poin (a -l) dalam maksud dan tujuan sesuai
dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut RS.
d. RS menyediakan sumber daya serta pelatihan kerangka pengelolaan etik RS bagi praktisi
kesehatan dan staf lainnya dan memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk
masalah etik.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Kerangka kerja pengelolaan etik rumah sakit
a. Menjelaskan pelayanan yang diberikan pada pasien secara jujur;
b. Melindungi kerahasiaan informasi pasien;
c. Mengurangi kesenjangan dalam akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan dampak klinis.
d. Menetapkan kebijakan tentang pendaftaran pasien, transfer, dan pemulangan pasien;
e. Mendukung transparansi dalam melaporkan pengukuran hasil kinerja klinis dan kinerja manajerial
f. Keterbukaan kepemilikan agar tidak terjadi konflik kepentingan misalnya hubungan kepemilikan antara dokter yang
memberikan instruksi pemeriksaan penunjang dengan fasilitas laboratorium atau fasilitas radiologi di luar rumah sakit yang
akan melakukan pemeriksaan.
g. Menetapkan mekanisme bahwa praktisi kesehatan dan staf lainnya dapat melaporkan kesalahan klinis (clinical error) atau
mengajukan kekhawatiran etik tanpa takut dihukum, termasuk melaporkan perilaku staf yang merugikan terkait masalah klinis
ataupun operasional;
h. Mendukung keterbukaan dalam sistem pelaporan mengenai masalah / isu etik tanpa takut diberikan sanksi;
i. Memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik yang terjadi;
j. Memastikan praktik nondiskriminasi dalam pelayanan pasien dengan mengingat norma hukum dan budaya negara; dan
k. Tagihan biaya pelayanan harus akurat dan dipastikan bahwa insentif dan pengelolaan pembayaran tidak menghambat
pelayanan pasien.
l. Pengelolaan kasus etik pada konflik etik antar profesi di rumah sakit, serta penetapan Code of Conduct bagi staf sebagai
pedoman perilaku sesuai dengan standar etik diWORKSHOP
rumah sakit. TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Kepemimpinan Untuk Budaya Keselamatan Di RS
TKRS 13
Pimpinan RS menciptakan dan mendukung Budaya Keselamatan dan
mendukung penerapannya di seluruh area RS.
ELEMEN PENILAIAN TKRS 13
a. Pimpinan RS menetapkan Program Budaya Keselamatan yang mencakup poin a-h dalam
maksud dan tujuan serta mendukung penerapannya secara akuntabel dan transparan.
b. Pimpinan RS menyelenggarakan pendidikan dan menyediakan informasi (kepustakaan
dan laporan) terkait budaya keselamatan bagi semua staf yang bekerja di rumah sakit.
c. Pimpinan RS menyediakan sumber daya untuk mendukung dan mendorong budaya
keselamatan di RS.
d. Pimpinan RS mengembangkan sistem yang rahasia, sederhana dan mudah diakses bagi
staf untuk pelaporan perilaku yang tidak diinginkan dan menindaklanjutinya.
e. Pimpinan RS melakukan pengukuran untuk mengevaluasi dan memantau budaya
keselamatan di RS serta hasil yang diperoleh dipergunakan untuk perbaikan
implementasinya di RS.
f. Pimpinan RS menerapkan budaya adil (just culture) terhadap staf yang terkait laporan
budaya perilaku aman tersebut.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
PROGRAM BUDAYA KESELAMATAN
a) Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara konsisten untuk mencegah terjadinya kesalahan pada pelayanan
berisiko tinggi.

b) Perilaku di mana para individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan sanksi atau teguran.

c) Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien.

d) Komitmen pimpinan RS dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf, pendidikan, metode yang aman untuk
melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan masalah keselamatan.

e) Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku yang tidak tidak diinginkan (perilaku sembrono).

f) Evaluasi budaya secara berkala dengan metode seperti kelompok fokus diskusi (FGD), wawancara dengan staf, dan
analisis data.

g) Mendorong kerja sama dan membangun sistem, dalam mengembangkan budaya perilaku yang aman.

h) Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf dari semua tingkat di RS, termasuk manajemen, staf
administrasi, staf klinis dan nonklinis, dokter praktisi mandiri, representasi pemilik dan anggota Dewas.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Perlakuan yang adil (Just culture)
Perlakuan yang adil (just culture) ketika terjadi kesalahan :
• ada saatnya staf tidak disalahkan ketika terjadi kesalahan, misalnya pada kondisi:
a)Komunikasi yang kurang baik antara pasien dan staf.
b)Perlu pengambilan keputusan secara cepat.
c)Kekurangan staf dalam pelayanan pasien.

• Kesalahan yang dapat diminta pertanggungjawabannya ketika staf dengan


sengaja melakukan perilaku yang tidak diinginkan (perilaku sembrono)
misalnya:
a)Tidak mau melakukan kebersihan tangan.
b)Tidak mau melakukan time-out (jeda) sebelum operasi.
c)Tidak mau memberi tanda pada lokasi pembedahan.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Manajemen Risiko
TKRS 14

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO YANG TERINTEGRASI digunakan


untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di RS.

ELEMEN PENILAIAN TKRS 14


a. Direktur dan pimpinan RS berpartisipasi dan menetapkan Program
manajemen risiko tingkat rumah sakit meliputi (a - d) dalam maksud
dan tujuan.

b. Direktur memantau penyusunan Daftar risiko yang diprioritaskan


menjadi Profil risiko di tingkat RS.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


MANAJEMEN RISIKO
Transformasi : REAKTIF - PROAKTIF
TRADISIONAL  ERM (Enterprise risk management)

Manajemen Risiko Terintegrasi : proses identifikasi,


analisis, evaluasi dan pengelolaan semua Risiko yang
potensial dan diterapkan terhadap semua
unit/bagian/program/kegiatan mulai dari penyusunan
RENSTRA, penyusunan dan pelaksanaan program dan
anggaran, pertanggungjawaban dan monitoring dan
evaluasi serta pelaporan

RISIKO YG SIGNIFIKAN berdampak


pada pencapaian tujuan / sasaran  PENGENDALIAN
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
STRUKTUR STRATEGI PROSES
MANAJEMEN RISIKO MANAJEMEN RISIKO MANAJEMEN RISIKO

REGULASI :
KEBIJAKAN, SPO 1. Komunikasdan
Konsultasi
Rep Pemilik / Dewas PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO 2. Penetapan konteks
YG SIGNIFIKAN 3. Identifikasi risiko
Direktur & Pimpinan RS SARANA PRASARANA
BERDAMPAK PADA:
PENGKAJIAN
PENCAPAIAN TUJUAN 4. Analisa risiko RISIKO
SASARAN YG
DITETAPKAN 5. Evaluasi risiko
Komite mutu (sesuai PerUU
6. Penanganan risiko
• SUMBER DAYA
• INFRA STRUKTUR 7. Monitroing &
Ka Unit
Review
Operational Financial
INTEGRASI MR DALAM
POAC

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

a. Proses manajemen risiko (a-g).


b. Integrasi manajemen risiko di rumah sakit
c. Pelaporan kegiatan program manajemen risiko.
d. Pengelolaan klaim tuntunan yang dapat menyebabkan
tuntutan pada RS.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


PROSES MANAJEMEN RISIKO

b.Tetapkan konteks
a. Komunikasi dan konsultasi

P
c. Identifikasi risiko E
N R
Stratejik, Operasional, Finansial, Reputasional, Kepatuhan

g. Monitor dan Reviu


G I
K S D
d. Analisis risiko A I A
J K F
(Dampak x Probabilitas (D X P) I O
T
A
e. Evaluasi risiko N
A
Bandingkan dengan kriteria, R
Tetapkan risiko prioritas, CBA

f. Penanganan risiko R
Pengendalian / Kontrol Risiko I
Pembiayaan Risiko
S
Hindari Risiko Reduksi Risiko (D) I
Retensi Risiko K
Segregasi Cegah Risiko (P)
O
Transfer Risiko non asuransi Transfer Risiko
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
IDENTIFIKASI RISIKO RS DAN KEGIATAN
BERDASARKAN KATEGORI
a) Operasional adalah risiko yang terjadi saat rumah sakit memberikan pelayanan kepada
pasien baik klinis maupun non klinis.
• Risiko klinis yaitu risiko operasional yang terkait dengan pelayanan kepada pasien (keselamatan
pasien) meliputi risiko yang berhubungan dengan perawatan klinis dan pelayanan penunjang
seperti kesalahan diagnostik, bedah atau pengobatan.
• Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko PPI mis sterilisasi, laundry,
gizi, kamar jenazah dll); risiko MFK (terkait fasilitas dan lingkungan, kondisi bangunan yang
membahayakan; risiko yang terkait dengan ketersediaan sumber air dan listrik, dll;
b) Risiko Keuangan; risiko kepatuhan (terhadap hukum dan peraturan yang berlaku);
c) Risiko Reputasi (citra rumah sakit yang dirasakan oleh masyarakat),
d) Strategis (terkait dengan rencana strategis termasuk tujuan strategis rumah sakit);
e) Risiko Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


ANALISA RISIKO
GRADING MATRIKS RISIKO
RISIKO KLINIS (KESELAMATAN PASIEN)
DAMPAK / SEVERITY
PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

Level Frekuensi Kejadian aktual 1 Insignificant Tidak ada cedera,

1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun 2 Minor •Cedera ringan, Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate •Cedera sedang
•Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
secara semipermanent / reversibel / tidak berhubungan dengan penyakit
•Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Major •Cedera luas
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun •Kehilangan fungsiutama permanent (motorik, sensorik, psikologis,
intelektual), permanen / irreversibel/ tidak berhubungan dengan
penyakit
5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan
5 Cathastropic •Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit.

P otencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood I nsignificant M inor M oderate M ajor Catastropic
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi M oderate M oderate High Extrem e Extrem e
(Tiap mgg /bln)
5

Sering terjadi M oderate M oderate High Extrem e Extrem e


(Bebrp x /thn)
4

Mungkin terjadi Low M oderate High Extrem e Extrem e


(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low Low M oderate High Extrem e
(>2-5 thn/x)
39 2 29/12/2021
Sangat jarang sekali (>5
thn/x)
Low
WORKSHOP
Low
TOT CALON
M oderate High
SURVEYOR
Extrem e
AKREDITASI RUMAH SAKIT
1
ANALISA RISIKO
RISIKO NON KLINIS
KRITERIA RISIKO NON KLINIS
KEMUNGKINAN (PROBABILITAS) KATEGORI DAMPAK
Dampak pada
KRITERIA RISIKO Penundaa
Skor Derajat Dampak Tuntutan Ganti Kesehatan dan Reputasi Dampak pada
(tingkat) Keuanga Rugi n Keselamatan pihak terkait
Level n Pelayana
Peringkat Risiko Tindakan
Zone n
Luka kecil pada Diketahui oleh seisi Hanya
1 Sangat ≤ 3% ≤ Rp 1.000.000 ≤ 1 hari orang atau kantor berdampak
rendah anggaran kerja beberapa orang pada satu
pihak
Diperlukan tindakan segera untuk mengelola Dimuat oleh media
5 > 15 SANGAT TINGGI
risikonya. Luka kecil berarti massa lokal namun
> Rp 1.000.000
2 Rendah > 3 - 5% > 1 - 2 hari pada orang atau cepat dilupakan Berdampak pada
anggaran – Rp kerja 2 - 3 pihak
Diperlukan tindakan untuk mengelola risikonya. 5.000.000 beberapa orang masyarakat
4 10 s.d. 14 TINGGI Dimuat oleh media
> Rp 5.000.000 Luka berarti pada massa lokal & media
3 Sedang >5 - 8% > 2 - 3 hari sosial namun cepat Berdampak pada
anggaran - Rp kerja orang atau 3 - 4 pihak
25.000.000 beberapa orang dilupakan masyarakat
Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumber Dimuat di media
3 5 s.d. 9 SEDANG
dayanya. nasional dan media
4 Tinggi > 8 - 12% > Rp 25.000.000 > 3 - 5 hari Luka serius pada online dan diingat Berdampak pada
anggaran - Rp kerja orang atau sementara oleh 4-5 pihak
Tidak diperlukan tindakan. Buat rencana darurat 50.000.000 beberapa orang masyarakat
(contingency plan) dan terus lakukan monitoring. Dimuat oleh media
2 3 s.d. 4 RENDAH
Luka berganda nasional/ internasional
5 Sangat > 12% > Rp 50.000.000 > 5 hari atau kematian dan media Berdampak
Tinggi anggaran kerja pada lebih
atau cacat sosial/media online
diingat lama oleh dari 5 pihak
1 1 s/ 2 SANGAT RENDAH Tidak perlu tindakan. Monitoring permanen masyarakat

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


ANALISA RISIKO
KRITERIA RISIKO NON KLINIS

DAMPAK
1 2 3 4 5

MATRIKS ANALISIS RISIKO (5X5)


Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

5 Hampir Pasti Terjadi 5 10 15 20 25

4 Sering Terjadi 4 8 12 16 20
PROBABILITAS

3 Mungkin Terjadi 3 6 9 12 15

2 Jarang Terjadi 2 4 6 8 10

1 Hampir Tidak Terjadi 1 2 3 4 5

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


EVALUASI DAN PENANGANAN RISIKO
Evaluasi Risiko untuk pengambilan keputusan mengenai perlu tidaknya dilakukan penanganan
Risiko lebih lanjut serta prioritas penanganannya
Penanganan Risiko : mengidentifikasi berbagai opsi penanganan Risiko yang tersedia dan
memutuskan opsi penanganan Risikodan pembiayaan risiko.
• Risiko sangat tinggi dan tinggi yang melampaui kemampuan unit kerja

Pemilihan opsi penanganan risiko :


1. Menghindari risiko (Risk Avoidance) dengan memutuskan untuk tidak memulai /
melanjutkan dengan kegiatan yang menimbulkan risiko;
2. Mengambil /meningkatkan risiko untuk memanfaatkan peluang / value
3. Menghilangkan sumber risiko
4. Mengubah kemungkinan; / Loss prevention (Kurangi probabilitas)
5. Mengubah konsekuensi; Loss reduction (Kurangi dampak)
6. Berbagi risiko ke pihak lain / Risk transfer (Transfer risiko non asuransi)
7. Menerima risiko dengan keputusan. / Risk acceptance (Menerima risiko)
Pembiayaan risiko :
Transfer risiko ke Asuransi dan retensi risiko
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Pemantauan dan reviu dan
Laporan Manajenen risiko

• Pemantauan dan reviu : memastikan bahwa Manajemen Risiko dan


usulan perbaikan telah dilaksanakan sesuai rencana penanganan risiko
dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali

Laporan penerapan Manajemen Risiko :


a. laporan identifikasi Risiko dan analisis Risiko;
b. laporan rencana penanganan dan rencana pemantauan penanganan
Risiko.
c. Dilaksanakan dalam waktu 6 bulan sekali

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


PENGELOLAAN KLAIM
Pengelolan Klaim tuntutan : Pendekatan sistematis untuk mengurangi / mereduksi
kerugian keuangan dan reputasi negatif RS dengan mencegah terjadinya kegagalan
dan cedera pada pasien

KPK KLAIM TUNTUTAN

KEJADIAN POTENSIAL KLAIM / CLAIM


KLAIM (KPK / PCE) insiden yang sudah ada notifikasi
formal, baik secara lisan atau TUNTUTAN HUKUM.
(LAWSUIT)
tertulis, bahwa kerugian keuangan
insiden yang belum ada sedang mengancam RS yang
klaim / aksi legal formal dilakukan oleh pihak ketiga yang kasus2 dengan aksi legal
tapi berpotensi terjadinya mengalami cedera formal  pengadilan
klaim.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


Program Penelitian Bersubjek Manusia Di RS
TKRS 15
Pimpinan RS bertanggung jawab terhadap mutu dan keamanan
dalam penelitian bersubjek manusia

ELEMEN PENILAIAN TKRS 15

a. Pimpinan RS menetapkan penanggung jawab program penelitian di dalam RS yang


memastikan semua proses telah sesuai dengan kode etik penelitian dan persyaratan
lainnya sesuai peraturan perUU.

a. Terdapat proses untuk menyelesaian konflik kepentingan (finansial dan non


finansial) yang terjadi akibat penelitian di RS.

a. Pimpinan RS telah mengidentifikasi fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan penelitian, termasuk di dalamnya kompetensi sumber daya yang akan
berpartisipasi di dalam penelitian sebagai pimpinan dan anggota tim peneliti.

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


d. Terdapat proses yang memastikan bahwa seluruh pasien yang ikut di dalam
penelitian telah melalui proses persetujuan tertulis (informed consent)
untuk melakukan penelitian, tanpa adanya paksaan untuk mengikuti
penelitian dan telah mendapatkan informasi mengenai lamanya penelitian,
prosedur yang harus dilalui, siapa yang dapat dikontak selama penelitian
berlangsung, manfaat, potensial risiko serta alternatif pengobatan lainnya.

e. Apabila penelitian dilakukan oleh pihak ketiga (kontrak), maka pimpinan


RS memastikan bahwa pihabertanggung jawab dalam pemantauan dan
evaluasi dari mutu, keamanan dan etika dalam penelitiank ketiga tersebut.
f. Penanggung jawab penelitian melakukan kajian dan evaluasi terhadap
seluruh penelitian yang dilakukan di RS satu tahun sekali.
g. Seluruh kegiatan penelitian merupakan bagian dari program mutu RS dan
dilakukan pemantauan serta evaluasinya secara berkala sesuai ketetapan
RS

WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT


….Bapak / Ibu Calon Surveior,
Jadilah seperti AKAR, meskit tidak terlihat,
terbenam di dalam tanah dan sering di injak,
Ia akan tetap tulus menguatkan batang,
menghidupi daun dan bunga..

….Di tangan bapak Ibulah


Mutu RS di Indonesia tervujud menuju
Tata Kelola yang baik dan pelayanan yang bermutu…

Terima Kasih
Workshop TOT
Calon Surveior Akreditasi Rumah Sakit DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 29 – 31 Desember 2021 WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT

You might also like