TKRS TOT Calon Surveior Akreditasi RS Arjaty 29 Desember 2021
TKRS TOT Calon Surveior Akreditasi RS Arjaty 29 Desember 2021
RUMAH SAKIT
(TKRS)
Workshop TOT
Calon Surveior Akreditasi Rumah Sakit Arjaty W Daud 29 Desember 2021
Jakarta, 29 – 31 Desember 2021
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
CURIVULUM VITAE
Nama : dr. Arjaty W. Daud, MARS
Alamat : Jl. Moh Kahfi 1, Royal residence Blok A2 Ciganjur Jakarta Selatan
Tmpt / tgl. Lahir : Manado,17 Januari 1969
Email : [email protected]
Hp : 0812 1830 7169
PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado , Lulus 1995
S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, KARS Universitas Indonesia, Lulus 2005
PELATIHAN / SEMINAR
2017 : Update Acreditation Joint Commission International 6th edition Amsterdam
2015 : Practicum Acreditation Joint Commission International 5th edition Singapore
2011 : Practicum Acreditation Joint Commission Internationl 4 th edition Seoul
Patient Safety Course, Singapura
2010 : Safety in Healthcare, Kuala Lumpur
2009 : Hospital Management Asia, Vietnam
Course Risk Management PRMIA Jakarta
2007 : New Perspektif, Conferrence ASHRM, Chicago USA
Certified Profesional Healthcare Risk Management course,
Chicago USA
Risk Management Base Training, Joint Commision Resources (JCR)
Patient Safety Up Date, Joint Commision International (JCI) Singapura
2005: Lead Audior ISO 9001 – 2000, International Registered Certificated Auditor (IRCA)
ORGANISASI
• 2021 : Ketua IMRS PERSII
• : Tim Ahli Investigasi KTD Alat Kesehatan Kemkes
• 2018 – saat ini : Ketua Bidang Pelaporan & Analisa Insiden Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP)
• 2016 – 2018. : Sekretariat KKPRS
• 2007 – 2012. : Ketua Bidang Pelaporan Insiden KKP RS PERSI , Sterring Committe KKP RS
• 2005 - Saat ini :Ketua Institut Manajemen Risiko Klinis (IMRK) / ICRMI, Member of ASQ (American Quality Society), Member of Profesional Risk Management International Association
PENGHARGAAN
2019 : Penghargaan Wanita Inspirasi Indonesia (IPEMI)
TKRS. 2
Direktur Utama/Direktur/Kepala RS
TKRS. 3 – TKRS 8
Pimpinan RS.
(Wadir : Medik, Keperawatan, Adminsitrasi, Lainnya)
TKRS.9 – TKRS.11
Kepala Unit Klinis / Non Klinis
Ringkas
Rapi
5R
Rajin
Penampilan dan
Resik Keramahan staf
Rawat
h) pengkajian laporan Manajemen Risiko setiap 6 bulan, umpan balik perbaikan, evaluasi pada pertemuan
berikutnya secara tertulis.
c. Memiliki bukti tertulis tanggung jawab Direktur telah dilaksanakan dan dievaluasi
oleh pemilik / representasi pemilik setiap tahun dan hasil evaluasinya
didokumentasikan.
d)Memberikan tanggapan terhadap setiap laporan pemeriksaan yang dilakukan oleh Regulator;
e)mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya lainnya.
f) Merekomendasikan sejumlah kebijakan, rencana strategis, dan anggaran kepada Representatif pemilik /
Dewan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
g)Menetapkan prioritas perbaikan tingkat RS yaitu perbaikan yang akan berdampak luas /
menyeluruh di RS ----- > pengukuran indikator mutu prioritas RS (IMP-RS).
h)Melaporkan hasil pelaksanaan program PMKP meliputi pengukuran data dan laporan IKP secara
berkala setiap 3 bulan kepada Representasi pemilik / Dewan Pengawas.
i) Melaporkan hasil pelaksanaan program manajemen risiko kepada Representasi pemilik / Dewan
Pengawas setiap 6 bulan.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
DEWAS
MENYETUJUI
&
FEED BACK
DIREKTUR
Wadir2
Komite Mutu Saluran komunikasi kepada Staf
Komite2
Ka2 Unit • Face to face
KOORDINASI & • Laporan
INTEGRASI • Memo
• Email
• FGD
KEPALA UNIT
• Buletin
• Story board
10
29/12/2021 WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
AKUNTABILITAS PIMPINAN RUMAH SAKIT
TKRS 3
Pimpinan RS menyusun Misi, Rencana kerja dan Kebijakan untuk memenuhi Misi RS serta
merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang
dilayani RS.
ELEMEN PENILAIAN TKRS 3
a. Direktur menunjuk pimpinan RS dan kepala unit sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan
yang telah ditetapkan beserta uraian tugas
b. Pimpinan RS bertanggung jawab menyusun misi, nilai yang dianut serta kebijakan untuk
melaksanakan misi tsb dan memastikan kebijakan dan prosedur dilaksanakan.
c. Pimpinan RS dan pimpinan unit merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani RS.
d. RS memberikan informasi pelayanan yang disediakan kepada tokoh masyarakat, para pemangku
kepentingan, Fasyankes di sekitar RS dan proses untuk menerima masukan untuk peningkatan
pelayanannya.
c. Direktur dan pimpinan RS mengkaji dampak perbaikan primer dan dampak perbaikan
sekunder pada indikator prioritas RS yang ditetapkan di tingkat RS maupun tingkat
departemen / unit.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Pengukuran prioritas perbaikan tingkat RS
a. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi 6 sasaran KP.
b. Pelayanan klinis prioritas untuk perbaikan mis. pelayanan berisiko tinggi
dan terdapat masalah dalam pelayanan tsb mis. Pelayanan Hemodialisa,
D
Pelayanan Kemoterapi dll.
c. Tujuan strategis RS mis. RS ingin menjadi RS rujukan untuk pasien kanker.
A Maka prioritas perbaikannya mis. KPI meningkatkan efisiensi, mengurangi
angka readmisi, mengurangi masalah alur pasien di IGD atau memantau
mutu layanan yang diberikan oleh pihak lain yang dikontrak.
T
d. Perbaikan sistem adalah perbaikan yang jika dilakukan akan berdampak
luas / menyeluruh di RS yang dapat diterapkan di beberapa unit misalnya
A sistim pengelolaan obat, komunikasi serah terima dll.
e. Manajemen risiko untuk perbaikan proaktif terhadap proses berisiko
tinggi yang datanya dapat diambil dari profil risiko, atau proses yang telah
dilakukan analisa FMEA
f. Penelitian klinis dan program pendidikan kedokteran . (apabila ada)
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Kriteria Pemilihan prioritas pengukuran dan perbaikan
2 (Jumlah banyak (High Volume) tidak ada / sedikit jumlahnya jumlah cukup banyak jumlah sangat banyak
3 Masalah di RS Tidak ada / sedikit potensi masalah Potensi masalah sedang Potensi masalah besar
4 Kemudahan dalam pengukuran Sulit diukur Cukup mudah di ukur Mudah diukur
5 Hubungan dengan tidak / sedikit berhubungan dengan Cukup berhubungan dengan Sangat berhubungan dengan
Ketidakpuasan Pasien ketidakpuasan pasien ketidakpuasan pasien ketidakpuasan pasien
6 Hubungan dengan Ketentuan tidak / sedikit berhubungan cukup berhubungan pemenuhan sangat berhubungan dengan
Pemerintah pemenuhan peraturan pemerintah peraturan pemerintah pemenuhan peraturan pemerintah
7 Sesuai dengan tujuan Tidak sesuai dengan tujuan Cukup sesuai dengan tujuan Sesuai dengan tujuan strategis
strategis rumah sakit strategis RS strategis RS RS5
8 Memberikan pengalaman Tidak memberikan pengalaman Cukup memberikan Sangat memberikan pengalaman
pasien lebih baik (patient pasien lebih baik (patient pengalaman pasien lebih baik pasien lebih baik (patient
experience) experience) (patient experience) experience)
1. Pimpinan RS menggunakan data dan informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan
keputusan pembelian dan penggunaan peralatan baru.
2. Pimpinan RS menggunakan data dan informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan
pemilihan, penambahan, pengurangan dan melakukan rotasi staf.
3. Pimpinan RS menggunakan rekomendasi dari organisasi profesional dan sumber berwenang
lainnya -- keputusan pengadaan sumber daya.
4. Pimpinan RS memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan terhadap penggunaan sumber
daya Teknologi informasi Kesehatan (TIK)
5. Pimpinan RS memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan program
penanggulangan kedaruratan dan bencana.
6. Pimpinan RS memantau hasil keputusannya dan menggunakan data tsb untuk mengevaluasi
dan memperbaiki mutu keputusan pembelian dan pengalokasian sumber daya
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
TKRS 7.1
Pimpinan rumah sakit mencari dan menggunakan data serta informasi tentang
keamanan dalam rantai perbekalan untuk melindungi pasien dan staf terhadap
produk yang tidak stabil, terkontaminasi, rusak, dan palsu
ELEMEN PENILAIAN TKRS 7.1
a. Pimpinan RS menentukan obat-obatan, perbekalan medis, serta peralatan medis yang
paling berisiko dan membuat bagan alur rantai perbekalannya.
b. Pimpinan RS menentukan titik paling berisiko dalam bagan alur rantai perbekalan dan
membuat keputusan berdasarkan risiko dalam rantai perbekalan tersebut.
c. RS memiliki proses untuk melakukan pelacakan retrospektif terhadap perbekalan yang
diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
d. RS memberitahu produsen dan / atau distributor bila menemukan perbekalan yang
tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
RANTAI PERBEKALAN / SUPLY CHAIN
Contoh :
b. Penilaian kinerja para perawat dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
b) Perilaku di mana para individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan sanksi atau teguran.
c) Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien.
d) Komitmen pimpinan RS dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf, pendidikan, metode yang aman untuk
melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan masalah keselamatan.
e) Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku yang tidak tidak diinginkan (perilaku sembrono).
f) Evaluasi budaya secara berkala dengan metode seperti kelompok fokus diskusi (FGD), wawancara dengan staf, dan
analisis data.
g) Mendorong kerja sama dan membangun sistem, dalam mengembangkan budaya perilaku yang aman.
h) Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf dari semua tingkat di RS, termasuk manajemen, staf
administrasi, staf klinis dan nonklinis, dokter praktisi mandiri, representasi pemilik dan anggota Dewas.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Perlakuan yang adil (Just culture)
Perlakuan yang adil (just culture) ketika terjadi kesalahan :
• ada saatnya staf tidak disalahkan ketika terjadi kesalahan, misalnya pada kondisi:
a)Komunikasi yang kurang baik antara pasien dan staf.
b)Perlu pengambilan keputusan secara cepat.
c)Kekurangan staf dalam pelayanan pasien.
REGULASI :
KEBIJAKAN, SPO 1. Komunikasdan
Konsultasi
Rep Pemilik / Dewas PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO 2. Penetapan konteks
YG SIGNIFIKAN 3. Identifikasi risiko
Direktur & Pimpinan RS SARANA PRASARANA
BERDAMPAK PADA:
PENGKAJIAN
PENCAPAIAN TUJUAN 4. Analisa risiko RISIKO
SASARAN YG
DITETAPKAN 5. Evaluasi risiko
Komite mutu (sesuai PerUU
6. Penanganan risiko
• SUMBER DAYA
• INFRA STRUKTUR 7. Monitroing &
Ka Unit
Review
Operational Financial
INTEGRASI MR DALAM
POAC
b.Tetapkan konteks
a. Komunikasi dan konsultasi
P
c. Identifikasi risiko E
N R
Stratejik, Operasional, Finansial, Reputasional, Kepatuhan
f. Penanganan risiko R
Pengendalian / Kontrol Risiko I
Pembiayaan Risiko
S
Hindari Risiko Reduksi Risiko (D) I
Retensi Risiko K
Segregasi Cegah Risiko (P)
O
Transfer Risiko non asuransi Transfer Risiko
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
IDENTIFIKASI RISIKO RS DAN KEGIATAN
BERDASARKAN KATEGORI
a) Operasional adalah risiko yang terjadi saat rumah sakit memberikan pelayanan kepada
pasien baik klinis maupun non klinis.
• Risiko klinis yaitu risiko operasional yang terkait dengan pelayanan kepada pasien (keselamatan
pasien) meliputi risiko yang berhubungan dengan perawatan klinis dan pelayanan penunjang
seperti kesalahan diagnostik, bedah atau pengobatan.
• Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko PPI mis sterilisasi, laundry,
gizi, kamar jenazah dll); risiko MFK (terkait fasilitas dan lingkungan, kondisi bangunan yang
membahayakan; risiko yang terkait dengan ketersediaan sumber air dan listrik, dll;
b) Risiko Keuangan; risiko kepatuhan (terhadap hukum dan peraturan yang berlaku);
c) Risiko Reputasi (citra rumah sakit yang dirasakan oleh masyarakat),
d) Strategis (terkait dengan rencana strategis termasuk tujuan strategis rumah sakit);
e) Risiko Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi
1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun 2 Minor •Cedera ringan, Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate •Cedera sedang
•Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
secara semipermanent / reversibel / tidak berhubungan dengan penyakit
•Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Major •Cedera luas
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun •Kehilangan fungsiutama permanent (motorik, sensorik, psikologis,
intelektual), permanen / irreversibel/ tidak berhubungan dengan
penyakit
5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan
5 Cathastropic •Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit.
P otencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood I nsignificant M inor M oderate M ajor Catastropic
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi M oderate M oderate High Extrem e Extrem e
(Tiap mgg /bln)
5
DAMPAK
1 2 3 4 5
4 Sering Terjadi 4 8 12 16 20
PROBABILITAS
3 Mungkin Terjadi 3 6 9 12 15
2 Jarang Terjadi 2 4 6 8 10
a. Pimpinan RS telah mengidentifikasi fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan penelitian, termasuk di dalamnya kompetensi sumber daya yang akan
berpartisipasi di dalam penelitian sebagai pimpinan dan anggota tim peneliti.
Terima Kasih
Workshop TOT
Calon Surveior Akreditasi Rumah Sakit DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 29 – 31 Desember 2021 WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT