Plagiarism Checker X - Report
Originality Assessment
Overall Similarity: 41%
Date: Jan 24, 2022
Statistics: 1346 words Plagiarized / 3270 Total words
Remarks: High similarity detected, you must improve the document.
v 8.0.1 - WML 3
FILE - JURNAL FIRMAN.DOCX
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG HENTI KHUSUS DI PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN
KENJERAN KOTA SURABAYA
Muhammad Firmansyah1, Nafilah El Hafizah2
1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya
email : [email protected]
ABSTRACT
Advance stop Line for motorcycle is one of facilities for motorcycle to stop in the
intersection during in the traffic lights. Advance stop line has been piloted on the limited
scale to support the motorcycle movement in the intersection with traffic lights in the big
cities in Indonesia. The aim of this study was identifying the intersection and it was planned
advance stop line based on the motorbike number during the traffic lights was red.
Intersection identification was conducted based on primer and seconder data. The
calculation method was guided by Capacity Manual of Indonesia Road in 1997 and
Technical Planning Guidelines of Advance Stop Line for motorcycle 12 in the signal
intersection in the cities. Traffic behavior in the intersection with existing condition was
1531 smp/hour for north approach capacity, DS (Degree of Saturation) was 0.746, 120 m
for the queue length, and the average delay was 103.9 sec/pcu. South approach capacity
was 934 smp/hour, 1,237 for DS (Degree of Saturation), queue length was 160 m, and 109.6
sec/pcu for average delay. The east approach capacity was 1247 smp/hour, DS (degree of
saturation) was 0.903, 154 m for the queue length, and the average delay was 105.2
sec/pcu. 12 The capacity of the western approach was 1297 smp/hour, DS (degree of
saturation) was 0.934, 138 m for the queue length, and 105.6 sec/pcu for the average delay.
The design of advance stop line in the east approach was 3 lanes without an approach and
the area was 109.7 m2; the western approach was 3 lanes without an approach and the
area was 105 m2.
Keywords: Capacity, Traffic Behavior, Advance stop line
ABSTRAK
Ruang Henti Khusus sepeda motor merupakan salah satu fasilitas bagi sepeda motor
untuk berhenti di persimpangan selama fase merah. 1 Ruang Henti Khusus ini telah
diujicobakan dalam skala terbatas untuk mendukung pergerakan sepeda motor pada
persimpangan bersinyal di kota-kota besar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi simpang tersebut kemudian direncanakan Ruang Henti Khusus sesuai
dengan banyaknya penumpukan sepeda motor selama fase merah di persimpangan
tersebut. Identifikasi simpang dilakukan berdasarkan data primer dan data sekunder.
Metode perhitungan berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan
Pedoman Perencanaan Teknis Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor pada
Persimpangan Bersinyal di Kawasan Perkotaan. Perilaku lalu lintas persimpangan kondisi
eksisting adalah, kapasitas pendekat utara 1531 smp/jam, DS (Derajat Kejenuhan) 0,746,
panjang antrian 120 m dan tundaan rata-rata 103,9 det/smp. Kapasitas pendekat selatan
934 smp/jam, DS (Derajat Kejenuhan) 1,237, panjang antrian 160 m, dan tundaan rata-rata
109,6 det/smp. Kapasitas pendekat timur 1247 smp/jam, DS (Derajat Kejenuhan) 0,903,
panjang antrian 154 m, dan tundaan rata-rata 105,2 det/smp. Kapasitas pendekat barat
1297 smp/jam, DS (Derajat Kejenuhan) 0,934, panjang antrian 138 m, dan tundaan rata-
rata 105,6 det/smp. Desain Ruang Henti Khusus pada pendekat timur yaitu 3 lajur tanpa
lajur pendekat dan luasnya 109,7 m2; pendekat barat yaitu 3 lajur tanpa lajur pendekat dan
luasnya 105 m2.
Kata Kunci: Kapasitas, Perilaku Lalu Lintas, Ruang Henti Khusus
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lalu lintas adalah salah satu masalah yang sering terjadi di kota-kota besar. Sebagai contoh
adalah Surabaya. Menjadi kota terbesar nomer dua di Indonesia, Kota Surabaya memiliki
masalah serius pada kondisi lalu lintasnya. Salah satu penyebab kinerja 1 lalu lintas dan
kondisi jalan yang tidak optimal di Kota Surabaya adalah semakin bertambahnya
kendaraan bermotor yang semakin pesat. Kendaraan yang tidak teratur dan menumpuk di
persimpangan menyebabkan penguraian kemacetan kendaraan menjadi semakin parah.
Ditambah dengan tidak diimbangi oleh peningkatan jalan karena terbatasnya lahan. Jalan
Kenjeran di Surabaya merupakan satu contoh jalan dengan fungsi jalan arteri sekunder,
yang berarti jalan yang menghubungkan antar kawasan dalam perkotaan. Yang menjadi
penyebab kemacetan di jalan kenjeran Surabaya adalah volume kendaraan yang padat,
pengguna jalan yang menggunakan bahu jalan untuk parkir, bongkar muat yang dilakukan
pedagang di pinggir jalan. Sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan di simpang
bersinyal, maka dibutuhkan solusi di persimpangan melalui metode 1 ruang henti khusus
(RHK) untuk pengguna kendaraan bermotor. Padahal jika dilihat dari volume kendaraan
dan tingkat kemacetan di setiap persimpangan jalan perkotaan yang terbilang meningkat,
seharusnya Kota Surabaya sudah mulai menerapkan ruang henti khusus (RHK). Dengan
adanya RHK ini diharapkan kinerja persimpangan akan menjadi lebih efektif dan dapat
mengurangi masalah kuantitas sepeda motor yang tidak teratur. Menurut penjelasan di
atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Identifikasi
Kebutuhan Ruang Henti Khusus Di Persimpangan Bersinyal Jalan Kenjeran Kota Surabaya.
1.2. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini jika mengacu pada penjelasan latar
belakang di atas, antara lain :
1. Bagaimana kinerja persimpangan bersinyal eksisting di Jalan Kenjeran Kota Surabaya?
2. Apa pengaruh dari penempatan 1 Ruang Henti Khusus (RHK) kendaraan terhadap
kinerja simpang di persimpangan tersebut ?
3. Bagaimana perancangan Ruang Henti Khusus (RHK) pada persimpangan Jalan Kenjeran
Kota Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Jika melihat rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan, antara lain :
1. Untuk mendapatkan hasil kinerja simpang di Jalan Kenjeran Surabaya.
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh penempatan RHK kendaraan bermotor pada
persimpangan ?
3. Merencanakan desain atau bentuk (RHK) 1 Ruang Henti Khusus di simpang Jalan
Kenjeran Kota Surabaya.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat studi yang ditetapkan berada di simpang bersinyal Kota Surabaya.
2. Pengambilan data berupa survei langsung dilapangan.
3. Waktu penelitian pada jam sibuk pada masing-masing simpang.
4. Metode yang dipakai mengacu pada 1 Pedoman Perencanaan teknis ruang henti
khusus (RHK) kendaraan bermotor pada simpang bersinyal di kawasan perkotaan oleh
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tahun
2012.
2. Tinjauan Pustaka
Persimpangan 10 jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan
lintasan arus kendaraan berpotongan. 9 Lalu lintas pada masingmasing kaki
persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama
dengan lalu lintas lainnya.
6 Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997)
2.1 Arus Jenuh Dasar
Arus jenuh dasar (S0) yaitu besarnya keberangkatan antrian dalam pendekat selama kondisi
ideal (smp/jam hijau). S0 = 600 x We smp/jam hijau.
2.2. Arus Jenuh
2 Arus jenuh yang disesuaikan (S) yaitu besarnya keberangkatan antrian dalam pendekat
selama kondisi tertentu setelah disesuaikan dengan kondisi persimpangan (smp/jam hijau).
S = S0 × FCS × FSF × FG × FP × FRT × FLT
2.3. 3 Waktu siklus
Waktu siklus adalah urutan lengkap dari indikasi sinyal (antara dua saat permulaan hijau
yang berurutan didalam pendekat yang sama).
a. Waktu siklus sebelum penyesuaian b. Waktu Hijau
cua = 1,5 x LTI + 5 gi = (cua – LTI) x PRi
1 – IFR
c. 2 waktu siklus yang disesuaikan
Waktu siklus yang disesuaikan dapat dihitung dengan rumus : c = Σ g + LTI
2.4. 3 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
Kapasitas (C) adalah jumlah lalu lintas maksimum yang dapat ditampung oleh suatu
pendekat dalam waktu tertentu.kapasitas untuk masing – masing pendekat adalah :
C = S x g/c
Nilai kapasitas dipakai untuk menghitung 1 derajat kejenuhan (DS) masing – masing
pendekat = ds = Q/C
2.5. 5 Panjang Antrian
Jumlah antrian yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) dihitung berdasarkan nilai
derajat kejenuhan dengan menggunakan rumus berikut :
- Untuk DS > 0,5 =
- Untuk DS ≤ 0,5 = NQ1 = 0
Jumlah antrian yang datang selama fase merah (NQ2) 2 dihitung dengan rumus :
Jumlah antrian kendaraan secara keseluruhan adalah : NQ = NQ1 + NQ2
Untuk menentukan NQmax dapat dicari dari grafik dengan menghubungkan nilai NQ dan
probabilitas POL (%). 3 Untuk perencanaan dan desaian disarankan nilai POL< 5%
sedangkan untuk operasional disarankan 5 – 10% Sehinggan Panjang antrian (QL) didapat
dengan rumus: . QL = NQmax x 20 / Wmasuk
2.6. 1 Kendaraan Terhenti
Angka Henti (NS) untuk masingmasing pendekat yang didefinisikan jumlah rata-rata
berhenti per smp (termasuk berhenti berulang dalam antrian) yang nilainya dapat dihitung
dengan rumus :
Jumlah kendaraan terhenti (NSV) 2 untuk masing-masing pendekat
dihitung dengan rumus : NSV = Q x NS
Selanjutnya angka henti rata-rata untuk seluruh simpang (NSTOT). Dihitung dengan rumus
NSTOT = Σ NSV / QTOT
2.7. Tundaan
Tundaan lalu lintas rata-rata adalah tundaan yang disebabkan oleh interaksi lalu lintas
dengan gerakan lalu lintas lainnya pada suatu simpang yang nilainya dapat dihitung
dengan rumus :
Tundaan geometri rata-rata adalah tundaan yang disebabkan oleh percepatan atau
perlambatan 1 kendaraan yang membelok di persimpangan dan atau yang terhenti di
lampu merah yang nilainya dapat dihitung dengan rumus : DGj = (1 –PSV) x PT x 6 + (PSV
x 4)
Tundaan rata-rata merupakan jumlah dari tundaan lalu lintas rata – rata (DT) dan tundaan
geometri rata rata (DG).
D= 2 DT + DG
Tundaan total (smp.det) adalah perkalian antara tundaan rata – rata dengan arus lalu lintas
= D total = D x Q
3. Metode Penelitian
3.1. Tahapan Penelitian
Agar setiap kegiatan dapat berjalan lancar harus dilakukan secara teratur dalam bentuk
yang sistematis baik sebelum kegiatan tersebut dilakukan yaitu ketika masih dalam bentuk
perencanaan maupun dalam pelaksanaan dan pengambilan keputusan. Dalam tugas akhir
ini tahapan penelitian 14 yang akan dilakukan antara lain :
1. 1 Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan merupakan langkah pertama dalam pelaksanaan tugas akhir dimana hal
yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah dengan cara
melakukan pengamatan pendahuluan. 8 Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana
yang kiranya perlu dilakukan agar diperoleh efisiensi dan efektifitas waktu dan pekerjaan.
2. Tahapan Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan. Adapun
langkah-langkah dalam tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a) Data yang diperlukan Dimana data yang diperlukan antara lain adalah :
1) Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan melakukan
pengukuran dan pengamatan. 15 Adapun survey yang dilakukan adalah survei geometri,
survei volume lalu lintas, dan survei waktu siklus.
2) Data Sekunder Merupakan 1 data yang diperoleh dari pihak instansi yang terkait
seperti data jumlah pertumbuhan penduduk Surabaya yang diperoleh dari Dinas Catatan
Sipil dan Kependudukan Kota Surabaya atau dari Badan Pusat Statistik. Kemudian
mengenai data peta lokasi serta klasifikasi jalan.
b) Waktu Survei
Metode survei yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung keadaan lapangan
sesungguhnya. Dalam penelitian ini, survei dilakukan 3 hari selama 8 jam dengan dua hari
kerja dan satu hari libur yaitu pada hari kamis dan jumat dengan menggunakan waktu jam
puncak yaitu pada pagi hari jam 06.00-09.00 WIB, siang hari jam 11.00-13.00 WIB dan sore
hari 15.00-18.00 WIB.
3. Pengambilan Data 2 Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah pertama dengan mengukur data geometri masing-
masing lengan simpang, kemudian menghitung waktu siklus lampu lalu lintas di setiap
lengan simpang serta menghitung volume kendaraan 1 yang melalui simpang tersebut
berdasarkan tipe kendaraan. Pencatatan data tersebut menggunakan formulir yang ada di
MKJI 1997.
Tabel 1. Tipe Kendaraan
Sumber : MKJI 1997
4. Tahap Analisa Data
7 Adapun analisa data yang digunakan adalah mengacu pada pedoman Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 1997 setelah diketahui nilai dari kapasitas, derajat kejenuhan,
panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan pada simpang.
5. Tahap 1 Kesimpulan dan Saran
Tahap terakhir dari penelitian tugas akhir ini adalah tahap pemberian kesimpulan dan
saran. Tahap ini harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
4. 2 Hasil dan Pembahasan
4.1. Geometrik Simpang
Data geometrik simpang merupakan data yang memuat kondisi jalan pada simpang yang
diamati. Data ini dapat dipeoleh langsung di lapangan berupa data primer kondisi eksisting
melalui survei. Survei 1 dilakukan pada saat kondisi jalan masih sepi dari kendaraan untuk
menghindari gangguan arus lalu lintas.
Tabel 2. Kondisi Geometrik Simpang
Surmber : Hasil Survei di lapangan
4.2. Pengaturan Lalu Lintas
Kegiatan pengumpulan data lalu lintas dilaksanakan pada Kamis 30 September 2021, Jumat
01 Oktober 2021, dan Sabtu 02 Oktober 2021. Pengambilan data lalu lintas dilakukan pada
saat jam puncak pada setiap masing masing fase.
Fase 1 (Utara): Fase 2 (Timur): Fase 3 ( Selatan) Fase 4 (Barat)
H = 50 s H = 65 s H = 45 s H = 60 s
AH = 5 s AH = 5 s AH = 5 s AH = 5 s
- Waktu siklus (c) = 240 s - Waktu hilang total (LTI) = 20 s
Gambar 2. Diagram Apill
4.3. Analisa 2 Arus Lalu Lintas
Dari tahapan ini kita dapat mengetahui kapasitas yang dapat dipenuhi simpang yang
ditentukan dengan kinerja yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.
Tabel 3. 1 Formulir SIG II MKJI 1997
Surmber : Hasil Perhitungan Penelitian
4.4. Analisa Derajat Kejenuhan
Dari hasil analisa perhitungan derajat kejenuhan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Formulir SIG IV MKJI 1997
Surmber : Hasil Perhitungan Penelitian
4.5. Analisa Peluang Antrian
Dari hasil analisa perhitungan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 5. 13 Formulir SIG V MKJI 1997
Surmber : Hasil Perhitungan Penelitian
4.6. 1 Perancangan Ruang Henti Khusus
Prinsip penetapan perlunya RHK sepeda motor pada dasarnya diawali dengan asumsi
meningkatnya jumlah sepeda motor yang digambarkan dengan volume penumpukan
sepeda motor serta proporsi sepeda motor, seperti yang telah digambarkan pada data di
atas. 4 Berdasarkan proporsi sepeda motor pada setiap lajur pendekat, maka akan
diketahui kebutuhan dimensi Ruang Henti Khusus (RHK) pada setiap pendekat.
4.6.1. 1 Penumpukan Sepeda Motor
Tabel 6 Data penumpukan sepeda motor
Surmber : Hasil Perhitungan Penelitian
Rata-rata total penumpukan sepeda motor untuk lajur 1 dan lajur 2 pada pendekat Timur
yaitu:
Proporsi penumpukan sepeda motor yaitu :
Rata- rata penumpukan sepeda motor tiap fase
Tabel 7 Rata rata Penumpukan sepeda motor per fase
Surmber : Hasil Perhitungan Penelitian
4.6.2. Luas dan Kapasitas Ruang Henti Khusus
Kapasitas RHK (C) dihitung dengan cara membagi luas RHK( A) dengan sepeda motor
rencana (D)
→ Luas RHK (Pendekat Barat) = 10 x 10,5 = 105 m²
→ Luas RHK (Pendekat Timur) = 10,30 x 10,65 = 109,7 m²
Luas Sepeda Motor Rencana = P x L = 2 m x 0,8 m = 1,6 m
Tabel 8 Luasan Ruang Henti Khusus Sepeda Motor dan Kapasitasnya
Surmber : Hasil Perhitungan Penelitian
Ø Kapasitas (C) = A/D Kapasitas (C) = A/D
= 105 / 1,6 = 109,7 / 1,6
= 65,625 ≈ 66 unit (pendekat barat) = 68,562 ≈ 69 unit (pendekat timur)
4.6.3. Desain Ruang Henti Khusus
→ Pendekat Timur
Pada pendekat timur, proporsi pada lajur 1 = 68 %, proporsi lajur 2 = 32 %. Dikarenakan 4
dikarenakan lajur 1 memiliki proporsi lebih dari 60 % penumpukan sepeda motor, maka
Dibutuhkan lajur pendekat di lajur 1.
1 RHK = 3 lajur tanpa lajur pendekat
Rata-rata penumpukan = 44 sepeda motor
Interval Penumpukan = 45 - 49
Lebar RHK = 3 x 3,55 m
Panjang utama bagian RHK = 10,30 m
Gambar 3. Desain RHK untuk pendekat timur
→ Pendekat Barat
Pada pendekat barat, proporsi pada lajur 1 = 68 %, proporsi lajur 2 = 32 %. Dikarenakan 4
dikarenakan lajur 1 memiliki proporsi lebih dari 60 % penumpukan sepeda motor, maka
Dibutuhkan lajur pendekat di lajur 1.
1 RHK = 3 lajur tanpa lajur pendekat
Rata-rata penumpukan = 44 sepeda motor
Interval Penumpukan = 45 - 49
Lebar RHK = 3 x 3,55 m
Panjang utama bagian RHK = 10,30 m
Gambar 4. Desain RHK untuk pendekat barat
5. Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
a. Geometrik
Hasil identifikasi Ruang Henti Khusus pada persimpangan Jalan kenjeran Kota Surabaya
didapatkan data geometrik untuk pendekat timur dan barat. Dalam hasil survei secara
langsung dan perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka diketahui rancangan RHK
untuk pendekat timur yaitu 3 lajur tanpa lajur pendekat dengan lebar 3 x 3,55 dan panjang
utama bagian RHK 10,30 m. Dan untuk pendekat sebelah barat setelah dilakukannya
perhitungan dari data yang ada, diperoleh untuk rencana RHK dengan rincian 3 lajur tanpa
lajur pendekat yang memiliki lebar 3 x 3,55 m serta panjang 10 m.
b. Arus Lalu Lintas
Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperoleh perilaku lalu lintas sebagai berikut:
- Nilai derajat kejenuhan untuk pendekat utara adalah 0,746; untuk pendekat selatan 1,237;
untuk pendekat timur adalah 0,903; dan untuk pendekat barat adalah 0,934.
- Panjang antrian untuk pendekat utara adalah 120 m; untuk pendekat selatan 160 m;
untuk pendekat timur adalah 154 m; dan untuk pendekat barat adalah 138 m.
- Jumlah kendaraan terhenti untuk pendekat utara adalah 999 smp/jam; untuk pendekat
selatan 1187 smp/jam; untuk pendekat timur adalah 1020 smp/jam; dan untuk pendekat
barat adalah 1107 smp/jam.
- Tundaan rata-rata diperoleh untuk pendekat utara adalah 103,9 detik; untuk pendekat
selatan 109,6 detik; untuk pendekat timur adalah 105,2 detik; dan untuk pendekat barat
adalah 105,6 detik.
- Nilai arus kendaraan untuk pendekat utara adalah 1143 smp/jam ; untuk pendekat selatan
1156 smp/jam; untuk pendekat timur adalah 1126 smp/jam ; dan untuk pendekat barat
adalah 1211 smp/jam.
c. Desain Ruang Henti Khusus
Dalam perhitungan yang dilakukan diatas, didapat desain Ruang Henti Khusus (RHK) pada
pendekat timur dan barat seperti berikut ini:
- Pendekat Timur
Untuk pendekat timur diperoleh hasil luasan RHK sebesar 109,7 m2, dengan rincian lebar
masing masing lajurnya 3,55 meter dan total panjang utama RHK sepanjang 10,3 m dan
diperoleh rata rata penumpukan sepeda motor sebanyak 44 unit. kemudian diperoleh
kapasitas untuk sepeda motor yang masuk dalam luasan ruang henti khusus yaitu
sebanyak 69 unit sepeda motor.
- Pendekat Barat
Untuk pendekat timur diperoleh hasil luasan RHK sebesar 105 m2, dengan rincian lebar
masing masing lajurnya 3,5 meter dan total panjang utama RHK sepanjang 10 m dan rata
rata penumpukan sepeda motor sebanyak 48 unit. kemudian diperoleh kapasitas untuk
sepeda motor yang masuk dalam luasan ruang henti khusus yaitu sebanyak 66 unit sepeda
motor.
2. Saran
Melihat keberhasilan Ruang Henti Khusus di beberapa kota besar di Indonesia, beberapa
saran dari studi ini antara lain:
a. Perlunya pemantapan koordinasi antar instansi sehingga rancangan perubahan atau
pengembangan tata ruang dapat menyertakan penataan dan peningkatan jaringan jalan
sesuai dengan peraturan yang ada.
b. Perancangan ini masih memerlukan studi lanjutan untuk meningkatkan
kinerja simpang karena hal ini tidak terlepas dari volume lalu lintas akibat pertumbuhan
kendaraan bermotor roda dua yang terus meningkat.
c. Perlunya sosialisasi guna memberikan pemahaman tentang fungsi Ruang.Henti Khusus,
sehingga tercipta lingkungan jalan yang tertib.
d. Perlu pemodelan grafis dengan menggunakan software vissim untuk melihat pengaruh
kinerja pengadaan RHK terhadap kinerja eksisting.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ardan Agus Yulianto, Ujang Bahar, Inayatullah Abdul Hasyim. (2016). MODEL 1 RUANG
HENTI KHUSUS (RHK) DI PEREMPATAN LAMPU MERAH BOGOR BARU DALAM
MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN EFISIENSI LALU LINTAS. Jurnal Hukum
DE’RECHTSSTAAT.
Arief Budiman, Dwi Esti Intari, Desy Mulyawati. (2016). 2 ANALISA KINERJA SIMPANG
BERSINYAL PADA SIMPANG BORU KOTA SERANG. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Ayu Roesdyningtyas D. A, Achmad Wicaksono2, Ruslin Anwar. (2016). Kajian Rencana 1
Penerapan Ruang Henti Khusus Sepeda Motor Di Persimpangan Bersinyal. Jurusan Teknik
Sipil Universitas Brawijaya.
BALITBANG. (2018). RUANG HENTI KHUSUS (RHK) SEPEDA
MOTOR. www.elearning.litbang.pu.go.id
Marwan Lubis. (2017). ANALISA NILAI RUANG HENTI KHUSUS (RHK) KENDARAAN RODA
DUA DI PERSIMPANGAN. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UISU. 13 (1),
(61-68). [email protected]
Rocky Huliselan, Muhammad Rusmin. (2019). Analisa Kapasitas Dan Kinerja Persimpangan
Tak Bersinyal R.A Kartini. Progam Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik , Universitas
Muhammadiyah Sorong, 5 (1), (29-34). http://ejournal.um-
sorong.ac.id/index.php/rancangbangun
Sri Amelia, Juanita. (2011). Efektivitas Penerapan Ruang Henti Khusus (RHK) Di
Persimpangan Jalan Perkotaan. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. 12 (2), (94 – 100).
Suriyadi. (2018). 11 Evaluasi Penerapan Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor pada
Persimpangan Bersinyal Di Jalan Ir.H. Juanda – Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan. 1
Universitas Sumatera Utara. https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8970
Titik Nur Wahana Lestari, Abdiyah Amudi, Ayu Roesdyning Tyas Dyah Anggraeni. (2019).
Studi Perancangan Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor Di Simpang Bersinyal. Ge-
STRAM:Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil. 2 (2), (94 – 100).
Youngky Riantara Putra dan Ervina Ahyudanari. (2016). Simulasi Perencanaan Ruang Henti
Khusus pada Simpang Bersinyal Jalan Dr.Ir.H. Soekarno-Jalan Kertajaya Indah Surabaya
Ditinjau dari Nilai Tundaan. 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
Vol. x, No. x, Bulan terbit Tahun: hlm x-x
EISSN 2622-545X
Judul Makalah
Penulis Pertama, et al.
11
10
Sources
https://text-id.123dok.com/document/myjx3mzl-perencanaan-ruang-henti-khusus-rhk-sepeda-motor-pada-
1 persimpangan-bersinyal-di-medan-studi-kasus-persimpangan-jl-ir-h-juanda-jl-brigjend-katamso.html
INTERNET
27%
https://123dok.com/document/dy4edwrq-kelayakan-perubahan-bersinyal-bersinyal-ditinjau-beberapa-
2 simpang-bersinyal.html
INTERNET
4%
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jft/article/viewFile/1252/1011
3 INTERNET
3%
https://text-id.123dok.com/document/1y9j1ndqg-perancangan-ruang-henti-khusus-rhk.html
4 INTERNET
2%
https://www.coursehero.com/file/73947154/1248-2717-1-PBpdf/
5 INTERNET
1%
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jft/article/download/1248/1007
6 INTERNET
1%
https://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/JKTS/article/download/581/581
7 INTERNET
1%
http://eprints.undip.ac.id/34217/7/1754__chapter_III.pdf
8 INTERNET
1%
https://eprints.umm.ac.id/42795/3/BAB%20II.pdf
9 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/42896/3/BAB%20II.pdf
10 INTERNET
<1%
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/8970/120404023.pdf?sequence=1&isAllowed=y
11 INTERNET
<1%
https://www.ijariit.com/editions/volume-6-issue-3/
12 INTERNET
<1%
http://jos-mrk.polinema.ac.id/index.php/JOS-MRK/article/download/64/122/
13 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/qvjljv0q-profil-kemampuan-pra-berhitung-tunagrahita-di-slb-karya-asih-
14 surabaya.html
INTERNET
<1%
http://repository.unpas.ac.id/33050/2/BAB%20I.pdf
15 INTERNET
<1%