Pengaruh P Rogram Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik Di Indonesia
Pengaruh P Rogram Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik Di Indonesia
Abstract
Based on the Agency Theory, management (agent) is a party that is trusted by
shareholders (principals) to manage the company and maximize shareholders’
value (Jensen and Meckling, 1976). In practice, conflicts between shareholders
and managers are unavaidable because of differences in interests and
information asymmetry called Agency Problem. One way to minimize agency
problem is by applying Employee Stock Ownership Program (ESOP) which
gives rights to company’s employees to own company’s share. Through ESOP,
employees are expected to improve the performance and value of the company
due to their stock ownership. The purpose of this study was to analyze the effect
of the implementation of the ESOP program on company financial performance
especially profitability as measured by ROE (Return on Equity) and ROA
(Return on Assets). This study analyzes 62 listed companies in Indonesia
adopting ESOP for the first time over 2009-2016. By using panel data
regression method, the results of the study show that ESOP program has a
significant negative effect on the profitability of the company.
Sari Pati
Berdasarkan teori agensi, manajemen (agent) adalah pihak yang dipercaya oleh
pemegang saham (principal) untuk men jalankan perusahaan dan
memaksimalkan nilai pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam
Keywords:
praktiknya, konflik antara pemegang saham dan manajer t idak dapat dihindari
agency theory, agency
karena adanya perbedaan kepentingan dan ketimpangan informasi yang disebut
problem, employee stock dengan konflik keagenan (Agency Problem). Salah satu cara meminimalisir
ownership, profitability, agency problem adalah dengan menerapkan program kepemilikan saham
Indonesia karyawan (Employee Stock Ownership Program/ESOP) yang memberikan hak
kepada karyawan perusahaan untuk memiliki saham perusahaan. Melalui ESOP,
Kata Kunci: karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan melalui
agency theory, agency kepemilikan saham mereka. Tujuan penelit ian in i adalah untuk menganalisis
problem, employee stock pengaruh pelaksanaan program ESOP terhadap kinerja perusahaan dari sisi
ownership, profitability, profitabilitas yang diukur dengan ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on
Asset). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 62 perusahaan terbuka di
Indonesia Indonesia yang mengadopsi ESOP pertama kali dalam kurun waktu 2009-2016.
Dengan menggunakan metode regresi data panel, hasil penelit ian menunjukkan
*Corresponding Author: bahwa program ESOP berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas
[email protected] perusahaan.
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 79
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Pendahuluan
Dalam teori agensi (agency theory) dijelaskan bahwa manajemen sebagai agent direkrut dan
ditugaskan oleh pemilik perusahaan atau principal untuk menjalankan aktivitas usaha perusahaan (Jensen
dan Meckling, 1976). Pada prakteknya, agent dan principal memiliki perbedaan kepentingan conflict of
interest) dan informasi yang asimetris (asymmetric information) sehingga seringkali terjadi konflik yang
disebut sebagai masalah keagenan (agency problem). Agency problem ini perlu dikelola karena dapat
merugikan perusahaan. Terdapat berbagai macam upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
agency problem, salah satunya dengan memberikan porsi kepemilikan saham perusahaan kepada
karyawan atau dikenal dengan Employee Stock Ownership Program (ESOP) yang bertujuan untuk
Menurut Klein (1987), ESOP adalah rencana penangguhan keuntungan karyawan untuk
mendapatkan saham perusahaan. Pengadopsian ESOP ini bertujuan untuk meningkatkan rasa
kepemilikan karyawan sehingga komitmen dan produktivitas karyawan dapat meningkat. Penelitian dari
Michie, et al (2002) menjelaskan bahwa penerapan ESOP mampu meningkatkan rasa kepemilikan
karyawan serta komitmen terhadap perusahaan. Dengan adanya rasa kepemilikan yang semakin tinggi
lewat pengadopsian ESOP, karyawan dengan kemampuan yang baik dan dapat membawa perusahaan ke
arah yang lebih baik dapat dipertahankan, arus kas (cash flow) perusahaan dapat meningkat, motivasi
serta kinerja karyawan dapat ditingkatkan, konflik kepentingan antara pemilik (principal) dan
diantisipasi, serta nilai perusahaan dengan adanya pengembalian saham dapat meningkat (Anwar dan
Baridwan, 2006).
Selain bermanfaat bagi perusahaan, ESOP juga bermanfaat bagi karyawan karena dengan
memiliki saham perusahaan karyawan akan berusaha meningkatkan kinerja dan kompetensi dalam
jangka waktu yang panjang untuk meningkatkan nilai dan jumlah kepemilikan sahamnya. Dengan
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 80
| Vol. 2, No. 1 | 2019
demikian, apabila karyawan ingin menjual saham tersebut di kemudian hari, karyawan dapat
memperoleh keuntungan dari selisih antara harga pasar saat menjual dengan harga beli saham
perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Astika (2008) menyebutkan bahwa permasalahan pencapaian
pendapatan, laba, dan nilai saham memiliki hubungan langsung dengan pengadopsian ESOP. Secara
teoritis, pemberian kompensasi oleh perusahaan terhadap karyawan dengan basis saham secara tidak
langsung akan menyaring tenaga kerja yang dimiliki sehingga dalam jangka panjang karyawan yang
secara umum berkualitas dan memegang konsep proprietary dalam menjalankan tugas-tugas perusahaan
dapat dipertahankan oleh perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik memiliki potensi untuk
meningkatkan nilai perusahaan melalui pencapaian laba yang baik sehingga memberikan sinyal positif
bagi pasar dan meningkatkan harga saham (Anwar dan Baridwan, 2006).
Grafik 1. Ju mlah Perusahaan yang Mengadopsi ESOP Pertama Kali dalam Periode 2009-2016
Di Indonesia, jumlah perusahaan terbuka yang mengadopsi ESOP pertama kali dalam periode
2009-2016 relatif berfluktuasi. Berdasarkan grafik 1., terdapat sekitar 12 persen atau 63 perusahaan dari
total 539 perusahaan terbuka di Indonesia yang mulai mengadopsi ESOP. Pengadopsian ESOP sudah
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 81
| Vol. 2, No. 1 | 2019
cukup banyak dilakukan oleh perusahaan di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan 11 perusahaan yang
termasuk LQ-45 (periode Agustus 2016-Januari 2017) yang sudah mengadopsi konsep ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan program ESOP perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Terdapat berbagai penelitian terdahulu
yang menganalisa dampak ESOP terhadap kinerja perusahaan yang dilakukan di berbagai negara,
namun hasil penelitian tersebut masih sangat beragam. Richter dan Scrhader (2017) meneliti 1.115
perusahaan yang berasal dari 5 negara di Eropa yaitu Jerman, Spanyol, Perancis, Italia dan Inggris dalam
kurun waktu 2006 hingga 2008 dan menyimpulkan bahwa penerapan ESOP memiliki hubungan yang
positif dengan kinerja keuangan perusahaan di Inggris dan Perancis namun berdampak negatif terhadap
perusahaan di Jerman. Hasil penelitian yang beragam juga ditemukan di Indonesia seperti diantaranya
penelitian yang dilakukan Astika dan Mardiantari dan (2015). Mereka menemukan bahwa kinerja
keuangan perusahaan lebih tinggi setelah adanya pengumuman ESOP. Sementara itu, penelitian yang
dilakukan oleh Hartono dan Wibowo (2014) mengatakan bahwa tidak ditemukan perbedaan antara
Oleh karena itu, studi ini ingin membuktikan apakah program ESOP dapat meningkatkan kinerja
keuangan dan perusahaan di Indonesia. Dengan demikian, studi ini diharapkan dapat memperkaya
literatur di bidang keuangan serta memberikan insight bagi manajemen perusahaan untuk menentukan
kebijakan penerapan program kepemilikan karyawan dalam hubungannya dengan peningkatan nilai
perusahaan.
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 82
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Agency Theory
Teori Agensi (Agency Theory) menjelaskan bahwa pemilik atau pemegang saham (principal)
menugaskan manajer (agent) untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan pemilik (Jensen &
Meckling, 1976). Pada prakteknya, akan timbul konflik kepentingan antara principal dan agent (conflict
of interest) yang disebut agency problem dimana pemilik perusahaan ingin memperoleh profit secara
optimal dan berkelanjutan dalam jangka panjang sedangkan agent cenderung ingin mendapatkan profit
dalam jangka pendek. Selain itu, terdapat pula permasalahan yang disebabkan oleh adanya information
asymmetry antara principal dan agent. Information asymmetry ini terjadi karena agent terlibat langsung
dalam menjalankan aktivitas usaha perusahaan sehingga memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih
baik mengenai perusahaan dibandingkan dengan principal. Oleh karena itu, validasi informasi sangat sulit
untuk dilakukan sehingga tindakan yang dilakukan agent menjadi sulit untuk diawasi. Hal ini membuka
peluang bagi agent untuk mendahulukan kepentingan dirinya sendiri dengan mengambil keputusan yang
tidak sejalan dengan kepentingan principal. Munculnya konflik-konflik tersebut dapat merugikan
perusahaan karena menimbulkan agency costs yang dapat menurunkan nilai perusahan.
Salah satu cara untuk meminimalisir agency costs antara lain yaitu dengan meningkatkan
kepemilikan manajerial (Curtchley dan Hansen, 1989). Kepemilikan agent ditingkatkan agar posisi
manajerial sejajar dengan posisi pemegang saham. Dengan adanya peningkatan kepemilikan agent
tersebut diharapkan dapat memotivasi agent untuk mengambil tindakan yang selaras dengan pemegang
saham serta mendorong agent untuk berusaha semaksimal mungkin dalam meningkatkan kinerja agar
keuntungan yang diperolehnya sebagai pemegang saham semakin besar. Seiring dengan meningkatnya
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 83
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Employee Stock Ownership Program (ESOP) adalah program yang memberikan hak kepada
karyawan atas kepemilikan saham perusahaan. Alasan utama yang melatarbelakangi perusahaan
menerapkan ESOP adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan karyawan terhadap perusahaan
(agent) sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif pada kinerja dan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan di jangka panjang. Di Indonesia, program ini dikenal juga sebagai Program
Kepemilikan Saham bagi Karyawan (PKSK). Menurut Tim Studi Penerapan Emiten atau Perusahaan
Publik di Indonesia (2002), program kepemilikan saham perusahaan atau ESOP dapat dilakukan
melalui beberapa cara. Pertama, perusahaan dapat memberikan sahamnya secara cuma-cuma (stock
grant), dimana pemberian saham ini bersifat hibah dari perusahaan kepada karyawan. Kedua,
melalui Program Pembelian Saham oleh Karyawan (Direct Employee Stock Purchase Plan) dimana
umumnya saham perusahaan ditawarkan kepada karyawan dengan harga yang lebih murah atau
harga diskon. Ketiga, melalui Program Opsi Saham (Stock Option Plan) dimana perusahaan
memberikan pilihan (opsi) kepada karyawan untuk membeli saham perusahaan pada periode tertentu
dengan harga tertentu. Keempat, melalui Employee Stock Option Plan dimana program ini
merupakan salah satu program pensiun bagi karyawan. Kelima, perusahaan memberikan Phantom
Stock and Stock Appreciation Right (SAR) yaitu hak karyawan untuk mendapatkan penambahan nilai
nominal atas kepemilikan saham tanpa harus sesungguhnya memiliki saham tersebut.
Keenam,melalui program Management and Employee Stock Allocation (MESA) dimana karyawan
diberikan sejumlah alokasi saham dalam jumlah tertentu saat Penawaran Umum Perdana saham.
Penelitian Terdahulu
Dampak positif dari penerapan ESOP ditemukan oleh Astika dan Mardiantari (2015) di Indonesia
dari pengujian terhadap 53 perusahaan publik di Indonesia yang mengumumkan dan menerapkan
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 84
| Vol. 2, No. 1 | 2019
pelaksanaan ESOP pada tahun 2000 hingga 2012 dilakukan dengan menggunakan metode paired t-test
dan regresi. Mereka menemukan bahwa rasa memiliki atau sense of belonging karyawan semakin
meningkat setelah adanya ESOP sehingga karyawan termotivasi untuk berkomitmen tinggi dan loyal
kepada perusahaan tempatnya bekerja. Dengan menggunakan paired sample test, Aribawa (2016) juga
menemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata EVA yang signifikan sebelum dan sesudah implementasi
program ESOP. Penerapan ESOP terbukti memberikan dampak yang positif terhadap economic value
added (EVA) pada 17 perusahaan di Indonesia pada tahun 2004 hingga 2009. Fang et al (2015) dalam
penelitiannya di Cina menemukan bahwa penerapan ESOP berdampak positif terhadap kinerja
perusahaan. Dengan adanya insentif terhadap karyawan dalam bentuk ESOP, produktivitas karyawan
dapat meningkat sekaligus mempertahankan karyawan yang bernilai tinggi bagi perusahaan (Ittner, et al.
2003). Selain itu, adanya program ESOP terbukti dapat meningkatkan daya tarik untuk merekrut
Sementara itu, Richter dan Schrader (2017) melakukan penelitian dengan 1.115 sampel
perusahaan di 5 negara di Eropa yaitu Jerman, Spanyol, Perancis, Italia dan Inggris pada tahun 2006-
2008. Mereka menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara penerapan ESOP dengan kinerja
keuangan perusahaan di Inggris dan Perancis. Hal ini disebabkan insentif pajak yang diberikan
pemerintah Inggris dan kultur institusi di Perancis yang mendukung sistem profit sharing (Lowitzch &
Hashi, 2009). Namun demikian, mereka juga menemukan bahwa ESOP memberikan dampak negatif bagi
kinerja keuangan perusahaan di Jerman. Efek negatif tersebut disebabkan karena peraturan yang berlaku
di Jerman terlalu ketat sehingga mengurangi keuntungan dari pengadopsian ESOP. Penelitian Kim dan
Patel (2017) terhadap 31 perusahaan di Eropa tahun 2006-2014 juga menunjukkan bahwa penerapan
ESOP memiliki dampak positif yang signifikan namun relatif rendah terhadap kinerja perusahaan. Kurang
kuatnya pengaruh tersebut disebabkan karena efektivitas pengaruh kepemilikan saham bergantung pada
berbagai faktor lainnya seperti negara, industri, tahun, dan internal perusahaan.
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 85
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya, Septarina dan Priyadi (2013) menemukan
bahwa kinerja keuangan perusahaan satu tahun setelah pengadopsian ESOP mengalami penurunan
apabila dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP. Di
sisi lain, penelitian Meng et al (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa kinerja keuangan
perusahaan, produktivitas, maupun valuasi saham antara perusahaan yang mengadopsi ESOP maupun
yang tidak mengadopsi ESOP tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena
saham dalam bentuk ESOP umumnya dialokasikan kepada karyawan dalam jumlah yang besar sehingga
program tersebut tidak efektif untuk memotivasi karyawan dalam bekerja. Hubungan yang tidak
signifikan antara ESOP dan kinerja keuangan perusahaan ini juga ditemukan dalam penelitian Hartono
dan Wibowo (2014) dan Isbanah (2015). Mereka berpendapat bahwa tidak signifikannya pengaruh ESOP
ini disebabkan karena jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh karyawan dinilai terlalu kecil untuk
memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dimana rata-rata kepemilikan saham
oleh karyawan hanya sebesar 5% dari total seluruh saham yang beredar di Indonesia.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan ESOP memberikan
dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dari sisi profitabilitas yang diukur dengan rasio
Metode Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 86
| Vol. 2, No. 1 | 2019
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sudah melakukan program ESOP pada tahun
2009-2016 dan menerbitkan laporan keuangan secara lengkap. Secara keseluruhan, terdapat 62
perusahaan yang berasal dari 9 industri berbeda sebagai sampel dari total 539 perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016 yaitu berasal dari basic industry & chemical, consumer
goods, trade, services & investment, infrastructure, utility &transportation, property, real estate, &
Sumber data berasal dari laporan keuangan dan laporan tahunan yang diakses melalui Bloomberg
Terminal dan website BEI. Jenis data yang digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan dari
data time series dan cross section sehingga memiliki keunggulan diantaranya mampu mengontrol
heterogenitas dari individu, memberikan informasi yang lebih lengkap dan lebih efisien, mengidentifikasi
efek yang tidak dapat dideteksi oleh data cross section atau time series, dan dapat digunakan untuk
Pelaksanaan ESOP di Indonesia terbagi menjadi Employee Stock Option Program (ESOP),
Management Stock Option Program (MSOP), Management and Employee Stock Option Program
(MESOP) serta Employee Stock Allocation (ESA) dan Management and Employee Stock Allocat ion
(MESA). Dari total keseluruhan 62 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini terdiri dari 61.5%
perusahaan yang melakukan ESOP/MSOP/MESOP, 33.8% perusahaan yang melakukan ESA/MESA dan
Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel dependen atau variabel bebas yaitu pengadopsian ESOP.
Jika perusahaan menerapkan ESOP ditandai dengan nilai 1 sementara jika tidak menerapkan ESOP maka
ditandai dengan nilai 0. Selain itu, variabel independen atau variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio profitabilitas, yaitu Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA).
Return On Equity (ROE) mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 87
| Vol. 2, No. 1 | 2019
modal ekuitas yang dimiliki. Semakin tinggi ROE, maka semakin efisien pula perusahaan tersebut
memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba dan sebaliknya. Septarina dan Priyadi (2013)
menemukan bahwa ROE perusahaan satu tahun dan dua tahun setelah mengadopsi ESOP mengalami
penurunan apabila dibandingkan dengan satu tahun sebelum ESOP diadopsi. Penelitian Meng et al..
(2011) mendapatkan hasil bahwa pengadopsian ESOP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE
perusahaan, demikian pula hasil yang ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Isbanah (2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Wibowo (2014) menemukan hasil bahwa pengadopsian
Return On Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROA, menunjukkan bahwa perusahaan
semakin efisien dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba. Penelitian yang dilakukan oleh
Septarina dan Priyadi (2013) mendapatkan hasil bahwa ROA perusahaan satu tahun dan dua tahun setelah
mengadopsi ESOP menurun apabila dibandingkan dengan sebelum pengadopsian ESOP. Penelitian dari
Meng et al.. (2011) menunjukan bahwa pengadopsian ESOP tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROA perusahaan, demikian pula hasil yang ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Isbanah (2015). Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Wibowo (2014) menunjukan bahwa
Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yang terdiri dari ukuran perusahaan (size),
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 88
| Vol. 2, No. 1 | 2019
kepemilikan institusi (institutional ownership) serta rasio utang (leverage ratio). Ukuran atau skala
perusahaan dapat memberikan efek yang signifikan terhadap kinerja perusahaan karena semakin besar
ukuran perusahaan dapat meningkatkan skala ekonomi dan mengurangi biaya pengumpulan dan
pemrosesan informasi sehingga meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Astuti, 2003; Baridwan dan
Zuhrotun, 2005). Penelitian ini menggunakan log dari total aset sebagai pengukuran ukuran atau skala
Kepemilikan institusional (INS) terbukti memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
performa perusahaan. Hal ini disebabkan karena semakin banyak saham perusahaan dimiliki oleh institusi
akan semakin mendorong pengawasan yang lebih ketat oleh investor institusional sehingga dapat
meminimalisir kemungkinan munculnya perilaku oportunistik manajer yang dapat merugikan perusahaan
dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan (Lin et al, 2017; Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
Kepemilikan institusi dihitung dengan membandingkan antara jumlah saham yang dimiliki investor
Rasio utang (leverage ratio) mengukur banyaknya utang yang digunakan sebagai sumber dana
perusahaan untuk memperoleh aset. Semakin tingi rasio utang semakin besar pula resiko perusahaan
gagal bayar yang meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Namun demikian, semakin tinggi rasio
utang menunjukan bahwa semakin besarnya peluang perusahaan untuk memiliki aset yang lebih banyak
dimana aset tersebut dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini, rasio utang dihitung dengan menggunakan
Debt to Equity Ratio (DER) yang mengindikasikan berapa banyak hutang yang digunakan oleh
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 89
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel ROE dan ROA sebagai indikator untuk mengukur kinerja
perusahaan dari sisi profitabilitas sehingga model dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
ROE = Return on Equity
ROA = Return on Asset
SO = ESOP
SIZE = u kuran perusahaan
INST = persentase kepemilikan oleh institusi
DER = Debt to Equity Ratio
Berdasarkan analisa deskriptif statistik yang diperoleh, ROE memiliki nilai relatif bervariasi yang
ditunjukkan dengan nilai minimum dan maksimum ROE sebesar -199.33% dan 74.38%. Selanjutnya,
kinerja perusahaan yang diukur dengan variabel ROA juga memiliki nilai yang relatif bervariasi dengan
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 90
| Vol. 2, No. 1 | 2019
nilai ROA terendah sebesar -28.98% dan nilai ROA tertinggi sebesar 32.49%. Selain itu, variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SO memiliki nilai maksimum yaitu 1 ketika
perusahaan telah mengadopsi ESOP dan nilai minimum sebesar 0 ketika perusahaan belum mengadopsi
Perusahaan yang termasuk dalam observasi penelitian ini relatif bervariasi jika dilihat sisi ukuran
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh variabel SIZE yang memiliki nilai maksimum sebesar 8.619692 dan
nilai minimum sebesar 1.622901. Hal ini sejalan pula dengan variabel kontrol INST dengan nilai
minimum sebesar 0 yang menunjukkan tidak terdapat kepemilikan institusi di perusahaan tersebut.
Namun demikian, terdapat pula sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh institusi yaitu dengan nilai
variabel INST sebesar 96.99%. Di sisi lain, tingkat hutang perusahan memiliki persebaran yang relatif
bervariasi. Terdapat perusahaan dengan DER sebesar 0 tetapi disisi lain terdapat perusahaan dengan nilai
Dengan menggunakan fixed effect model, hasil uji regresi antara ROE sebagai variabel dependen
dan ESOP sebagai variabel independen tersaji dalam Tabel 2. Karena memiliki masalah
heteroskedastisitas dan autokorelasi, metode regresi Driscoll-Kraay digunakan dan diperoleh hasil Uji-F
dengan nilai Prob sebesar 0.0000 yang lebih kecil daripada alpha sebesar 0.05. Hal ini mengindikasikan
bahwa variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Didapatkan pula R-squared sebesar 30.73% yang menunjukan bahwa variasi pada ROE dapat dijelaskan
sebanyak 30.73% oleh variasi SO, SIZE, INST, dan DER. Selain itu, hasil Uji-t di Tabel 2 menunjukan
hasil bahwa variabel ESOP (SO) dan Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan pengaruh signifikan
terhadap ROE dengan level signifikansi 1%. Sementara itu, variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan
persentase kepemilikan institusi (INST) terbukti tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE.
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 91
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Lebih jauh lagi, variabel ESOP (SO) terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap ROE dengan
koefisien sebesar 0.0908184. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pengadopsian ESOP
menyebabkan ROE menjadi turun sebesar 0.0908184 atau 9%. Demikian pula dengan variabel Debt to
Equity Ratio (DER) yang juga memiliki pengaruh negatif terhadap ROE sebesar 0.0017657 yaitu berarti
bahwa setiap kenaikan 1% DER akan menurunkan ROE seebesar 0.0017657 atau 0.17%.
Dengan menggunakan random effect model, hasil uji regresi antara ROA sebagai variabel
dependen dan ESOP sebagai variabel independen tersaji dalam Tabel 2. Karena memiliki masalah
heteroskedastisitas dan autokorelasi, maka regresi dilakukan dengan metode clustered robust yang
menghasilkan nilai Prob sebesar 0.0001 yang lebih kecil daripada level signifikansi sebesar 0.05. Hasil
Uji-F ini menunjukan bahwa ESOP dan variabel independen lainnya secara bersama-sama mempengaruhi
ROA secara signifikan. Lebih jauh lagi, nilai R-squared sebesar 15,70% menunjukkan bahwa variasi pada
ESOP, SIZE, dan DER mampu menjelaskan 15,70% variasi yang terjadi pada ROA. Selain itu, hasil Uji-t
menunjukkan adanya pengaruh pengadopsian ESOP terhadap ROA yang bersifat negatif di level
signifikansi 5%. Variabel DER juga terbukti memiliki pengaruh signifikan negatif pada level signifikansi
1% dan 10% secara berurutan. Namun, variabel SIZE dan INST terbukti tidak mempengaruhi ROA
secara signifikan.
Dari hasil regresi didapatkan hasil bahwa setelah perusahaan melakukan pengadopsian ESOP
maka ROA perusahaan menurun sebesar -0.030487 atau 3.05%. Demikian pula dengan variabel DER
yang memiliki pengaruh negatif terhadap ROA sebesar 0.0001535. Hasil ini menunjukan bahwa setiap
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 92
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Keterangan:
ROE = Return on Equity
ROA = Return on Asset
SO = ESOP
SIZE = u kuran perusahaan
INST = persentase kepemilikan oleh institusi
DER = Debt to Equity Ratio
*** = Signifikan pada 0.01, ** = Signifikan pada 0.05, * = Signifikan pada 0. 1
Dari hasil uji hipotesis dengan metode regresi data panel diatas, diketahui bahwa variabel ESOP
(SO) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel ROE dan ROA. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa ketika mengadopsi ESOP, perusahaan memiliki ROA dan ROE yang lebih rendah. Temuan hasil
penelitian ini tidak mendukung hipotesis awal penelitian atau dengan kata lain pengadopsian ESOP yang
dilakukan perusahaan tidak mendukung tujuan awal untuk meminimalisir agency problem. Namun
demikian, penemuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septarina dan Priyadi (2013) di
Indonesia serta penelitian dari Richter dan Schrader (2017) dengan sampel perusahaan di Jerman.
Pengadopsian ESOP tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dapat terjadi karena
dua alasan. Pertama, perusahaan dengan jumlah pemegang saham yang besar memiliki performa harga
saham yang cenderung fluktuatif karena dipengaruhi oleh keputusan investasi dari banyak pihak. Dengan
demikian, kinerja keuangan perusahaan tidak selalu selaras dengan kinerja harga sahamnya sehingga
karyawan yang memiliki saham di perusahaan tersebut kurang termotivasi untuk memaksimalkan kinerja
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 93
| Vol. 2, No. 1 | 2019
individunya. Selain itu, dengan banyaknya jumlah pemegang saham di perusahaan, karyawan juga
menanggung risiko berupa variasi imbal hasil (return) akibat naik-turunnya harga saham perusahaan
Kedua, minimnya sosialisasi dan belum kuatnya regulasi di Indonesia menyebabkan rendahnya
pemahaman karyawan mengenai manfaat dari program ESOP sehingga karyawan menjadi kurang tertarik
untuk mengikuti ESOP. Dengan demikian, tujuan program ESOP untuk meminimalisir agency cost dan
meningkatkan kinerja perusahaan tidak tercapai karena sosialisasi menjadi semakin sulit untuk dilakukan
pada perusahaan berskala besar (Richter dan Schrader, 2017). Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
ini memiliki rata-rata total aset sebesar Rp 14.655.085.580.000 sehingga tergolong cukup besar. Peraturan
yang menjadi pedoman perusahaan dalam mengadopsi ESOP di Indonesia hingga penelitian ini dilakukan
bukan merupakan peraturan khusus untuk mengatur pelaksanaan ESOP. Peraturan ini adalah Peraturan
BEI I-A Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00001/BEI/01-2014,
Peraturan Bapepam IX.A, serta Peraturan Bapepam IX.D.4. Peraturan diatas secara garis besar mengatur
tentang penambahan saham baru maupun penawaran umum perdana pada perusahaan terbuka yang tidak
disusun secara spesifik untuk mengatur pengadopsian ESOP. Selain itu, belum terdapat regulasi
perpajakan yang mengatur pengadopsian ESOP secara spesifik hingga penelitian ini dilakukan. Peraturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia terkait pengadopsian ESOP hanya mengatur jika saham diberikan
secara cuma-cuma maka akan dikenakan PPh Pasal 21 atas nilai pasar saham jika diperdagangkan di
bursa atau nilai nominal jika tidak diperdagangkan di bursa. Kondisi ini bertolak belakang dengan negara
maju seperti Amerika Serikat yang memberikan insentif pajak seperti yang tercantum dalam pasal 1042
IRC yaitu karyawan yang menjual kepemilikan melalui ESOP berhak memperoleh fasilitas penangguhan
pajak atas capital gain. Minimnya regulasi serta peraturan perpajakan di Indonesia membuat karyawan
menjadi kurang tertarik terhadap tujuan pengadopsian ESOP, sehingga pada akhirnya mengurangi
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 94
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengadopsian ESOP terbukti menurunkan performa
keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio profitabilitas perusahaan (ROA dan ROE). Hal ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa pengadopsian ESOP pada perusahaan
dengan jumlah pemegang saham yang besar dapat menurunkan insentif karyawan untuk meningkatkan
performa kerja mereka karena kinerja keuangan perusahaan tidak selalu selaras dengan kinerja harga
sahamnya. Selain itu, dengan banyaknya pemegang saham, karyawan juga harus menanggung risiko atas
variasi imbal hasil akibat fluktuasi harga saham yang dimilikinya. Kedua, minimnya sosialisasi dan belum
kuatnya regulasi di Indonesia atas program ESOP menyebabkan rendahnya pemahaman karyawan
mengenai manfaat dari program ESOP sehingga karyawan menjadi kurang tertarik untuk program
mengikuti ESOP.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini tidak mengikutsertakan
proporsi besaran ESOP secara total dikarenakan tidak semua perusahaan mencantumkan proporsi ESOP
secara spesifik ke dalam Laporan Keuangan maupun Laporan Tahunan mereka. Keterbatasan kedua,
penelitian ini hanya mengukur kinerja keuangan perusahaan dari sisi profitabilitas yang diukur dengan
penelitian selanjutnya adalah menggunakan total besaran proporsi ESOP untuk menganalisa pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat juga dilengkapi
dengan analisa kinerja harga saham perusahaan atau market value dari saham perusahaan. Saran lainnya
adalah analisa dapat dibedakan berdasarkan kategori industri untuk menangkap fenomena yang secara
spesifik terjadi di berbagai industri dengan karakteristik perusahaan serta karyawan yang berbeda.
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 95
| Vol. 2, No. 1 | 2019
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. & Baridwan, Z. (2006). Effect of Employee Stock Option P lans (ESOPs) to performance and
Firm Value: Empirical study at JSX, Jurnal dan Prosiding SNA, Simposium Nasional Akuntansi.
Aribawa, D. (2016). Analisis Nilai Perusahaan pada Implementasi Program Kepemilikan Saham pada
Astika, I, B, P. (2008). Pembentukan Return Saham Ekspektasian melalui Managemen Laba di sekitar
Peristiwa Pengumuman Program Opsi Saham Karyawan. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8 (3), 827–
835.
Astika, I.B.P & Mardiantari, N.P.E. (2015). Kinerja Keuangan Perusahaan di Sekitar Peristiwa
Pengumuman ESOP dan Pengaruhnya Pada Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Universitas
Astuti, S. (2003). Pengaruh Laporan Keuangan Terhadap Peringkat Hutang (BondRating) Studi Empiris
Baltagi, B., H. (2010). Econometrics Analysis of Panel Data. 3rd Editiion. John Wiley & Sons.
Baridwan, Z. & Zuhrotun. (2005). Pengaruh Pengumuman Peringkat Terhadap Kinerja Obligasi.
Blasi, J., Conte, M., & Kruse, D. (1996). Employee Stock Ownership and Corporate Performance among
Crutchley, C. E. & Hansen, R. S. (1989). A Test of the Agency Theory of Managerial Ownership,
Fang, H., Nofsinger, J. R., & Quan, J. (2015). The effects of employee stock option plans on operating
Hartono, A., & Wibowo, A, J. (2014). Pengaruh Employee Stock Ownership Program (ESOP) terhadap
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 96
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Isbanah, Y. (2015). Pengaruh ESOP, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, 15(1), 28–41.
Ittner, C, D. & Larcker, D. F. & Randall, T. (2003). Performance implications of strategic performance
measurement in financial services firms. Accounting, Organizations and Society, 28(7–8), 715–
741.
Jensen, M. C. & Meckling, W, H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and
Kimberly, J, R., 1977, Organizational Size and the Structuralist Perspective: A Review, Critique, and
Kim, K.Y. & Patel, P.C. (2017). Employee ownership and firm performance: A variance decomposition
Klein, K. J. (1988). Correlates of Employee Satisfaction With Stock Ownership: Who Likes an ESOP
Lazear, E.P. (1986). Salaries and Piece Rates. Journal of Business, 59, 405–431.
Lin, Y. R. & Fu, X. M. (2017). Does institusional ownership influence firm performance? Evidence from
Lowitsch, J., Hashi, I. & Woodward, I. (2009). The PEPPER IV Report: Benchmarking of Employee
Participation in Profits and Enterprise Results in the Member and Candidate Countries of the
European Union. Institute for Eastern European Studies, University of Berlin, Germany.
Meng, R., Ning, X., Zhou,X., & Zhu, H. (2011). Do ESOPs enhance firm performance? Evidence from
Michie, J., Oughton, C., & Bennion, Y. (2002). Employee ownership, motivation and productivity.
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97
Studi Akuntansi dan Keuangan Indonesia | E-ISSN: 2654-6221 97
| Vol. 2, No. 1 | 2019
Richter, A. & Schrader, S. (2017). Levels of Employee Share Ownership and the Performance of Listed
Septarina, D., & Priyadi, M. P., (2013). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Pengadopsian Employee Stock Option Program. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 2(7), 227–240.
Sujoko & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Interen dan
Faktor Eksteren terhadap Nilai Perusahan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), 41–48.
Tim Studi Penerapan ESOP Emiten atau Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia. (2002). Studi
Tentang Penerapan ESOP (Employee Stock Ownership Plan) Emiten Atau Perusahaan Publik Di
Pengaruh Program Kepemilikan Saham Karyawan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia
|78-97