0% found this document useful (0 votes)
203 views42 pages

Jurnal Tini Stase 3

This document contains a summary of 3 journal articles related to health promotion for preschool-aged children. The first journal discusses using art therapy to improve dental health knowledge and practices. The second examines the impact of singing methods on handwashing behavior. And the third looks at the influence of singing methods on personal hygiene independence in preschoolers. The document includes the title, authors, year, and link for each journal article summarized.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
203 views42 pages

Jurnal Tini Stase 3

This document contains a summary of 3 journal articles related to health promotion for preschool-aged children. The first journal discusses using art therapy to improve dental health knowledge and practices. The second examines the impact of singing methods on handwashing behavior. And the third looks at the influence of singing methods on personal hygiene independence in preschoolers. The document includes the title, authors, year, and link for each journal article summarized.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 42

PRESENTASI JURNAL

PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 3


Praktik Asuhan Kebidanan Komprehensif pada bayi, balita dan anak usia
prasekolah

Oleh:

NAMA : TINI
NPM : 19210200090

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI
DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Oleh:
NAMA : TINI
NPM : 19210200090

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk


dipresentasikan di hadapan tim penguji.

Tanggal,....................2022

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

i
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:


PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Oleh:
NAMA : TINI
NPM : 19210200090

Telah dipresentasikan pada tanggal … Januari 2022 di hadapan tim


penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

Tanggal,............................2022

Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang
berjudul “PROMOSI KESEHATAN PADA USIA ANAK PRASEKOLAH ”

Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan


bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
2. Dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia.
3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Kepala Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)
4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya &
Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid.
Kemahasiswaan & Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
(STIKIM).
7. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departmen Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan
membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat
diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pembacanya.

iii
Jakarta, Januari 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3...................................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan Jurnal 1…………………………………………………….12
Pembahasan Jurnal 2 ……………………………………………………16
Pembahasan Jurnal 3 …………………………………………………... 23
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………….. 28
Saran …………………………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
I. JURNAL

1. Jurnal 1

Judul : Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan


keluarga anak usia prasekolah

Penulis : Renny Sulistyowati dan Erlina Windyastuti

Tahun : 2021

Link Jurnal : http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1806/1/Naskah


%20Publikasi.pdf

ABSTRAK
Anak usia prasekolah merupakan anak usia 2,5-5 tahun. Masalah
kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dialami pada anak usia
prasekolah adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit pada gigi yaitu
keadaan gigi berlubang karena mengkonsumsi minuman dan makanan manis
seperti sirup fruktosa atau beberapa campuran sukrosa, dan fruktosa. Salah
satu tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah karies gigi adalah dengan
pendidikan kesehatan langkah gosok gigi yang benar menggunakan Art
therapy. Pembelajaran pada anak dengan art therapy bermedia mewarnai
gambar dan bercerita atau mendongeng dapat diaplikasikan sebagai upaya
promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik anak-anak
tentang pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh art therapy terhadap pengetahuan dan praktik
pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan one group pre-
posttest design. Teknik pengumpulan data adalah total sampling. Subyek yang
digunakan pada studi kasus ini adalah satu keluarga dengan tahap
perkembangan anak usia prasekolah. Instrument penelitian adalah kuesioner,
checklist, sikat gigi, pasta gigi, media gambar dan oil pastel. Hasil dan analisis

1
penelitian ini terdapat peningkatan antara pengetahuan responden sebelum dan
sesudah pemberian art therapy dengan metode bermain mewarnai gambar dan
bercerita atau mendongeng.

Kata kunci: Art Therapy, Anak Prasekolah, Pemeliharaan Kesehatan Gigi


Referensi: 23 (2014-2019

2. Jurnal 2

Judul : Pengaruh promosi kesehatan melalui metode bernyanyi terhadap


pelaksanaan cuci tangan pada anak prasekolah

Penulis : Wahyu Suhartini, Rina Nur Hidayati dan Heri Tri Wibowo
Tahun : 2019
Link Jurnal :
http://repository.stikes-ppni.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/21
7/JURNAL%20PENELITIAN.pdf?sequence=1&isAllowed=y

ABSTRAK

Kesehatan pada anak prasekolah menjadi salah satu dasar untuk


melihat sejauh mana derajat kesehatan pada anak. Permasalahan perilaku
kesehatan pada anak prasekolah biasanya terkait dengan kebersihan
perorangan dan lingkungan salah satunya adalah kebiasaan mencuci tangan.
Banyak penyakit yang muncul jika tidak melakukan cuci tangan seperti diare,
flu dan tuberkulosis. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh promosi
kesehatan melalui metode bernyanyi terhadap pelaksanaan cuci tangan pada
anak prasekolah. Design yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-
eksperimental dengan rancangan one grup pre test-post test design. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh anak prasekolah di TK Dharma Wanita
Desa Simbaringin Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto yang
berjumlah 40 anak hingga didapatkan sampel sebanyak 36 anak (90%) yang
di ambil dengan teknik Purposive Sampling. Variabel independennya yaitu

2
metode bernyanyi dan variabel dependen yaitu pelaksanaan cuci tangan. Data
diambil dengan menggunakan lembar observasi cuci tangan. Hasil uji
Wilcoxon Signed Test di dapatkan hasil ρ value (0,000) < α (0,05) artinya H0
ditolak dan H1 diterima, yang menunjukkan ada pengaruh promosi kesehatan
melalui metode bernyanyi terhadap pelaksanaan cuci tangan pada anak
prasekolah. Terjadi peningkatan pelaksanaan cuci tangan sebanyak 100%
setelah diberikannya promosi kesehatan melalui metode bernyanyi. Anak
diharapkan dapat mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan cuci tangan,
pelaksanaan cuci tangan diberikan agar dapat meningkatkan derajat
kesehatan anak.

Kata Kunci: Cuci Tangan, Metode Bernyanyi, Anak Prasekolah

3. Jurnal 3

Judul : Pengaruh metode bernyanyi terhadap kemandirian dalam personal


hygiene pada anak usia prasekolah

Penulis : Intan Rulinita Sari


Tahun : 2019
Link Jurnal:
http://repository.unair.ac.id/85156/4/full%20text.pdf
ABSTRAK

Kemandirian dalam personal hygiene penting untuk melatih anak supaya


anak dapat lebih bertanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain.
Kemandirian anak dalam personal hygiene saat ini masih kurang. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh metode bernyanyi terhadap
kemandirian dalam personal hygiene anak usia pra sekolah. Desain penelitian
ini adalah Quasy Eksperimental. Populasi sejumlah 38. Sampel yang
dimasukkan dalam penelitian ini adalah anak berusia 6 tahun dan orang tua
dari anak berusia 6 tahun di TK Dharma Wanita 03 Socah yang dipilih secara
purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini, yaitu metode
bernyanyi. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu, kemandirian dalam

3
personal hygiene. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi
kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed rank test dengan
derajat kemaknaan sig α = 0,05 dan uji Mann whitney U test dengan derajat
kemaknaan sig α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan
perilaku kemandirian dalam personal hygiene sebelum dan setelah dilakukan
intervensi metode bernyanyi pada kelompok perlakuan (p = 0,001) dan ada
perbedaan perilaku kemandirian dalam personal hygiene antara kelompok
kontrol dan perlakuan setelah dilakukan metode bernyanyi (p = 0,001).
Metode bernyanyi secara signifikan berpengaruh terhadap kemandirian dalam
personal hygiene pada anak usia pra sekolah

Kata Kunci: kemandirian, personal hygiene, bernyanyi, anak pra sekolah

4
II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA MASA REMAJA

Tanggal Pengkajian : 29/01/2021

Waktu Pengkajian : 15.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Bidan Tini

Pengkaji : Tini, S.Tr.Keb

PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Anak : Nn. I

Usia : 6 th

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pekerjaan :-

Pendidikan : Paud

Identitas Orang tua

Nama ibu : Ny. C Nama Ayah : Tn.J

Usia Ibu : 25Th Usia Ayah : 32 th

Suku ibu : Sunda Suku ayah : Sunda

5
Pekerjaan ibu : IRT Pekerjaan Ayah: Wiraswasta

Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP

Alamat : Kp karet

2. Alasan datang
Orang tua mengatakan ingin memeriksakan kondisi anaknya

3. Keluhan utama
Gigi berlubang dan sakit

4. Riwayat kesehatan

a. Tanggal lahir : 12-01-2016

b. Tempat : pandeglang

c. Penolong : Bidan

d. Jenis persalinan : Normal

5. Riwayat pertumbuhan : Baik ( Normal)

6. Riwayat perkembangan : Baik

(jika sebelumnya sudah pernah melakukan pemeriksaan tumbuh kembang,


tuliskan hasilnya)

7. Riwayat imunisasi

Lengkap

8. Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola istirahat : Baik

6
b) Pola aktivitas : Baik

c) Pola eliminasi :

BAK 4x sehari

BAB 1x sehari

d) Pola nutrisi : Baik

Makan 3x sehari dengan lauk pauk: sayur, ikan, telor, daging bila ada

e) Pola personal hygiene:

Mandi 2x sehari

Ganti pakaian 2x sehari

Ganti celana dalam 2x sehari

Sikat gigi 2x sehari

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

2. Pemeriksaan Umum

Denyut nadi : 98 kali/menit

Frekuensi nafas : 22 kali/menit

Suhu tubuh : 36,6 0C

7
3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan : 16 kg

Tinggi badan : cm

IMT :

Status gizi

a. BB/U: [ ] Gizi buruk; [ ] Gizi kurang; [ v ] Gizi baik; [ ] Gizi lebih

b. PB atau TB/U: [ ] Sangat pendek; [ ] Pendek; [ v ] Normal; [ ] Tinggi

c. BB/PB atau TB: [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [v ] Normal; [ ] Gemuk

d. IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [ v ] Normal; [ ] Gemuk; [ ]


Obesitas

Lingkar kepala : cm; [ ] Normal; [ ] Mikrosefali; [ ] Makrosefali

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah : tidak pucat

Mata : tidak ikterik

Telinga : normal tidak ada serumen

Hidung : bersih

Mulut : normal

Leher : normal

Dada : normal

Abdomen : normal

Ekstremitas Atas : normal

8
Ekstremitas Bawah: normal

Anogenitalia : tidak dilakukan

5. Skrining Perkembangan Anak

a. KPSP : Formulir usia _______; Skor ____

Perkembangan anak

❑ Sesuai

❑ Meragukan:

(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa

(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian

❑ Penyimpangan

(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa

(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian

a. TDD : Formulir usia _______; Jumlah jawaban TIDAK _____

Daya dengar

❑ Normal

❑ Curiga ada gangguan

a. TDL : Baris E terkecil yang masih terlihat mata kanan ___; mata kiri
___

Daya lihat

❑ Normal

❑ Curiga ada gangguan

9
a. KMME : Jumlah jawaban YA ____

Mental emosional

❑ Normal

❑ Curiga ada gangguan

6. Pemeriksaan atas indikasi

a. M-CHAT :

❑ Risiko tinggi autis

❑ Risiko rendah autis

❑ Gangguan lain

b. GPPH :

❑ Kemungkinan GPPH

❑ Bukan GPPH

7. Pemeriksaan Penunjang : tidak ada

B. Analisis Data
An 1 usia 6 Tahun

Kebutuhan promkes pada anak dan orang tua

C. Penatalaksanaan
1. Petugas menggunakan APD level 1
2. Melakukan informed consent pada orang tua klien
3. Memberitahu hasil pemriksaan pada orang tua klien dan klien
4. Memberitahu cara menjaga/perwatan gigi pada orang tua klien dan klien
Evaluasi: orang tua klien dank lien mengerti apa yang disampaikan oleh
bidan dan akan melaksanakannya dirumah untuk keluarganya

10
5. Memberitahu cara cuci tangan yang benar dan memakai sabun dengan
cara metode bernyanyi, dan menganjurkan orang tua klien agar
melakuukan dirumah pada klien
Evaluasi: orang tua klien dan klien mengerti dan memahami apa yang
disampaikan oleh bidan dan akan melakukan metode cara cuci tangan
dengan bernyanyi dirumah
6. Memberitahu cara personal hygiene dengan baik pada klien dan orang
tua dengan cara bernyanyi, seperti cara memotong kuku, mencuci
rambut,
Evaluasi: orang tua klien dan klien memahami apa yang di sampaikan
oleh bidan dan akan melaksanakannya dirumah
7. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi pada tanggal 02-01-2022 orang tua klien mengatakan setelah dilakukan
konseling cara sikat gigii yang baik, cuci tangan dengan metode bernyanyi,
personal hygiene dengan metode bernyanyi klien mau melakukanya dirumah
dan orang tua klien merasa senang melihat anaknya mau melaksanakaanya.

Pengkaji,

(Tini, S.Tr.Keb)

11
III. PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Jurnal 1 “Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan


keluarga anak usia prasekolah”

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien (Dermawan, 2012).

Metode dalam pengumpulan data adalah observasi dan wawancara


yaitu dengan mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk
memperoleh data tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan untuk mengatasi masalah - masalah (Wijaya dan Putri,
2013). Pada kasus ini didapatkan data subyektif Ny.E mengatakan
belum tahu tentang pemeliharaan kesehatan gigi anak, Ny.E
mengatakan tidak tahu cara menggosok gigi yang baik dan benar untuk
anaknya, Ny.E mengatakan apabila ada keluarga yang sakit dibawa
kebidan desa,data obyektif yaitu pemeriksaan gigi An. A kuning dan
berlubang, Tn. Y dan Ny. E khawatir dengan masalah
pemeliharaan kesehatan gigi anaknya karena sering memakan makanan
yang manis-manis.

Menurut penulis Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan


keperawatan untuk mencari data data kesehatan dari keluarga untuk
menemukan masalah kesehatan dan menegakan diagnosis dan terdapat
kesinambungan antara fakta dan teori dikarenakan terdapat fakta
yang menunjukkan bahwa Ny. E memiliki pengetahuan yang kurang
dengan ditandai kurang informasi mengenai pemeliharaan kesehatan
gigi anak usia prasekolah.

12
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan SDKI 2017
didapatkan diagnosis Defisit Pengetahuan tentang pengetahuan dan
praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah
(D.0111) dengan ditandai tanda mayor: kurang menunjukkan perilaku
adaptif terhadap perubahan lingkungan, kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku sehat.

Dari hasil pengkajian didapatkan diagnosis Pemeliharaan kesehatan


tidak efektif didukung dengan DS:

Ny.E mengatakan belum tahu tentang pemeliharaan kesehatan gigi


anak, Ny.E mengatakan tidak tahu cara menggosok gigi yang baik dan
benar untuk anaknya, Ny.E mengatakan apabila ada keluarga yang
sakit dibawa kebidan desa. DO: pemeriksaan gigi An. A kuning dan
berlubang, Tn.Y dan Ny.E khawatir dengan masalah pemeliharaan
kesehatan gigi anaknya, karena sering memakan makanan yang manis-
manis. Menurut penulis mengambil diagnosis keperawatan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif sebagai fokus utama masalah
keperawatan dikarenakan antara fakta dan teori terdapat
kesinambungan antara keduanya dengan skoring prioritas diagnosis
keperawatan:

Tabel.1 Skoring Prioritas Diagnosis Keperawatan Defisit Pengetahuan

NO Kriteria Hitungan Skor


1. Sifatmasalah 3/3 x 1 1
:Aktual
2. Kemungkinanmas 2/2 x 2 2
alahdapatdiubah:
Mudah
3. Potensialuntukdic 2/3 x 1 2/3
egah :Cukup
4. Menonjolkan masalah –masalah 2/2 x 1 1
dirasakan dan harus
segera
ditangani
Jumlah 4 2/3

13
Dalam setiap rencana keperawatan, perawat keluarga menetapkan
aktifitas untuk setiap tujuan keperawatan. Perawat keluarga
merencanakan apa kegiatan yang akan dilakukan, kapan, bagaimana
melakukan, dan berapa banyak yang akan dilakukan (Nadirawati,
2018).

Berdasarkan perumusan masalah dan skoring rencana keperawatan


sesuai dengan yang telah ditentukan diagnosis keperawatan yaitu
Defisit Pengetahuan tentang pengetahuan dan praktik pemeliharaan
kesehatan gigi pada anak usia prasekolah (D.0111). Tujuan umum:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 (empat) kali
kunjungan diharapkan tingkat pengetahuan (L.12111) meningkat
dengan kriteria hasil: 1. Menjelaskan pengetahuan tentang
pemeliharaan kesehatan gigi anak meningkat, 2. Perilaku sesuai
dengan pengetahuan meningkat, 3. Persepsi yang keliru terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi anak meningkat. Intervensinya antara
lain:1. Keluarga mampu mengenal masalah: Dukungan koping
keluarga, 2. Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota
keluarga yang sakit, membantu diri sendiri membangun kekuatan,
beradaptasi dengan perubahan fungsi atau mencapai fungsi yang lebih
tinggi: Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga, 3.
Keluarga mampu merawat anggota keluarga meningkatkan yang sakit
dan memberikan dukungan dalam meningkatkan status kesehatan:
Koordinasi diskusi keluarga, libatkan keluarga dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, 4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungannya: Pendampingan keluarga, 5. Keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Yakinkan keluarga
bahwa anggota keluarga akan diberikan pelayanan yang baik.

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai


tujuan. Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan dari

14
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun perawat beserta
keluarga. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfalisitasi koping (Nadirawati, 2018).

Implementasi dilakukan pada tanggal 19 Februari 2021 sampai

dengan tanggal 23 Februari 2021 yaitu memberikan soal pre test dan
post test, menjelaskan pengetahuan dan pemahaman mengenai
pemeliharaan kesehatan gigi anak usia prasekolah, manfaat, waktu
yang baik, langkah- langkah cara menggosok gigi yang baik dan benar.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama 4 kali kunjungan


rumah didapatkan evaluasi subyektif: Ny.E mengatakan anaknya suka
mewarnai dan diceritakan dongeng tentang cara menggosok gigi yang
baik dan benar serta mengerti apa yang telah didiskusikan tentang
pemeliharaan kesehatan gigi anak, didapatkan juga evaluasi obyektif:
An.A aktif dalam mewarnai gambar dan mendengar cerita serta Ny.E
tampak aktif dalam diskusi dan ada respon terhadap pertanyaan
evaluasi. Selanjutnya untuk analisis dapat disimpulkan bahwa: 1.
Keluarga mampu mengenal masalah, 2. Keluarga mampu mengambil
keputusan, 3. Keluarga mampu merawat keluarga yang sakit, 4.
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan, 5.Keluarga mampu
menggunakan fasilitas keluarga. Planning yang akan dilakukan penulis
adalah menganjurkan keluarga untuk memperbaiki pengetahuan dan
praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah secara
rutin.

15
Table. 2 Evaluasi Peningkatan Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan
Gigi Anak Usia Prasekolah

Benar
10.5
10
9.5
Benar
9
8.5
SebelumSesudah

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan sebelum dan sesudah


dilakukan pendidikan kesehatan keluarga tentang pengetahuan
pemeliharaan kesehatan gigi anak usia prasekolah yaitu sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan didapatkan hasil 9 pertanyaan yang
benar dan 1 pertanyaan yang salah dari 10 soal kuesioner. Sedangkan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan didapatkan hasil 10
pertanyaan yang benar dan 0 pertanyaan yang salah dari 10 soal
kuesioner. Dari data tersebut didapatkan hasil presentasi dari 90%
menjadi 100%. Dari evaluasi tersebut dapat dilihat bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan
gigi anak usia prasekolah.

Pengkaji memberikan konseling tentang perawatan sikat gigi


pada orang tua pasien/klien dan pasien (anak),

Evaluasi pada tanggal 02-02-2022 orang tua mengatkan bahwa anak


mau menggosok gigi tiap bangun tidur, mau tidur dan setelah makan.

2. Jurnal 2 “Pengaruh promosi kesehatan melalui metode bernyanyi


terhadap pelaksanaan cuci tangan pada anak prasekolah”

16
1. Pelaksanaan Cuci Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Darma
Wanita Sebelum Diberikan Promosi Kesehatan Melalui Metode
Bernyanyi

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sebagian


besar pelaksanaan cuci tangan sebelum diberikannya promosi
kesehatan melalui metode bernyanyi dalam kategori kurang yaitu
sebanyak 34 responden dengan prosentase 94 %.

Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2008b)


mengungkapkan bahwa cara CTPS yang benar adalah memerlukan
sabun dan sedikit air mengalir. Air mengalir dari kran bukan
keharusan, yang penting air mengalir dari sebuah wadah bisa
berubah botol, kaleng, ember tinggi, gentong, gayung, tangan yang
basah disabuni, digosok-gosok bagian telapak maupun punggung
tangan, terutama di bawah kuku minimal 20 detik. Bilas dengan air
mengalir dan keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di
udara.Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2011) bibit penyakit
akan mudah masuk ke dalam tubuh melalui tangan yang akan
mengakibatkan timbulnya penyakit seperti diare, cacingan, TB,
infeksi tangan dan mulut, dan ISPA.

Berdasarkan hasil penelitian, Pelaksanaan cuci tangan


sebelum diberikannya promosi kesehatan melalui metode
bernyanyi tidak sama sekali dalam kategori baik (0%), perilaku
mencuci tangan tanpa menggunakan sabun dan tidak melakukan
teknik dengan benar masih banyak ditemukan pada anak sehingga
dibutuhkan peningkatan pengetahuandan kesadaran
mereka akan pentingnyamelakukan cuci tangan dengan dengan
baikdan benar dengan menggunakan sabun sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan cuci tangan diantaranya pengetahuan

17
anak dan kebiasaan anak. Faktor pertama adalah pengetahuan anak.
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang teknik cuci
tangan yang baik dan benar yaitu sebanyak 34 responden dengan
prosentase 94 %.

Pengetahuan anak prasekolah tentang cuci tangan yang


diperoleh dari guru, di antaranya tentang waktu dan cara cuci
tangan yang benar. Sehingga dengan pengetahuan tersebut akan
menyebabkan perilaku mencuci tangan pada anak semakin
meningkat dan resiko tertular penyakit semakin berkurang (Diana
F.M, 2014).

Menurut peneliti dari jawaban responden tentang langkah-


langkah praktek cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
hampir seluruh anak masih belum tahu cara untuk melakukan cuci
tangan pakai sabun yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan guru
belum mengajarkan bagaimana cara cuci tangan yang baik dan
benar dan dari pihak puskesmas juga belum mengadakan promosi
kesehatan tentang cuci tangan di TK Dharma Wanita Desa
Simbaringin Kecamatan Kutorejo Kabupaken Mojokerto. Masih
ada langkah- langkah cuci tangan yang baik dan benar yang belum
dilakukan oleh anak seperti menggosok punggung tangan,
menggosok sela-sela jari, gerakan mengunci, menggosok ibu jari
dan membersihkan ujung-ujung kuku.

Faktor kedua adalah kebiasaan anak. Berdasarkan tabel 4.6


di atas menunjukkan bahwa seluruhnya responden tidak terbiasa
melakukan cuci tangan yaitu sebanyak 36 responden dengan
prosentase 100 %.

Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2008a) kebiasaan


adalah perilaku yang menetap dan berlangsung secara otomatis dan

18
tidak direncanakan. Kebiasaan berlangsung dalam waktu yang
lama yang diulangi berkali- kali. Bagi sebagian anak prasekolah
cuci tangan bukanlah kebiasaan sejak kecil. Dengan demikian
berarti mengajarkan anak-anak sejak dini sehingga pola hidup
bersih dan sehat akan tertanam kuat di diri pribadi anak-anak.
Dengan adanya kebiasaan untuk melakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan aktivitas sejak kecil diharapkan akan
terbawa sampai dewasa.

Menurut peneliti untuk membiasakan perilaku cuci tangan


pakai sabun sebagai salah satu upaya mewujudkan PHBS di
tatanan sekolah juga diperlukan pengolahan Management PHBS
yang melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian hal ini bisa
dilakukan oleh guru disekolah dan orang tua siswa.

2. Pelaksanaan Cuci Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Darma


Wanita Sesudah Diberikan Promosi Kesehatan Melalui Metode
Bernyanyi.

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa lebih dari


setengah pelaksanaan cuci tangan sesudah diberikannya promosi
kesehatan melalui metode bernyanyi dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 20 responden dengan prosentase 56 %.

Promosi kesehatan adalah revitalisasi pendidikan


kesehatan, di mana dalam promosi kesehatan bukan hanya proses
penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan
pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan
juga upaya bagaimana mampu menjebatani adanya perubahan
perilaku seseorang (Mubarak, 2007). Dalam hal ini upaya promotif
dan preventif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
terkait praktik cuci tangan pakai sabun perlu dilakukan,

19
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat akan dapat tercapai
salah satunya dengan program PHBS. Salah satu faktor
predisposisi terhadap perilaku adalah pengetahuan, apabila perilaku
di dasari oleh pengetahuan, kesadaran serta sikap yang positif
maka perilaku tersebut akan terbawa sampai kapan pun (Mubarak,
2007).

Menurut (Septiarani, 2017) pengaruh pendidikan kesehatan


dengan metode bernyanyi terhadap praktik cuci tangan didapatkan
hasil bahwa memberikan pendidikan kesehatan secara bertahap
akan memberikan rangsangan secara bertahap dan berulang dengan
lagu membuat mereka merasa senang, meningkatkan daya tarik
terhadap materi yang diajarkan dan menjadi jembatan dalam
mengingat syair lagu tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, setelah diberikannya promosi


kesehatan melalui metode bernyanyi terjadi peningkatan
pelaksanaan cuci tangan sebanyak 100%. Hal ini disebabkan
karena praktek cuci tangan dengan metode bernyanyi yang
diulang-ulang sebanyak 5 kali dalam sehari dan dilakukan 3 kali
dalam seminggu. Semakin sering diulang- ulang maka akan
semakin cepat pula anak bisa hafal dan mempraktekkan cara cuci
tangan yang baik dan benar. Jika hal ini sering dilakukan maka
diharapkan akan menjadi kebiasaan bagi anak dan akan terbawa
sampai dewasa.Teknik cuci tangan yang jarang dilakukan oleh
responden adalah gerakan mengunci (61%), menggosok sela-sela
jari (58%), ujung-ujung jari (58%) dan ibu jari (50%).

3. PengaruhMetode Bernyanyi Terhadap Pelaksanaan Cuci Tangan


Pada Anak Prasekolah Di TK Darma Wanita.

Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa pelaksanaan cuci


tangan sebelum diberikannya metode bernyanyi pada anak

20
prasekolah di TK Dharma Wanita dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 2 responden dengan prosentase 6%. Setelah diberikannya
metode bernyanyi pada anak prasekolah dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 20 responden dengan prosentase 56% dan dalam
kategori baik yaitu sebanyak 16 responden dengan prosentase 44%.

Metode pembelajaran dini haruslah menyenangkan,


melibatkan unsur bermain, bergerak, bernyanyi dan belajar,
beberapa metode yang sering digunakan untuk pembelajaran anak
prasekolah antara lain metode bermain, bernyanyi, bercerita,
demonstrasi dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010).

Menurut (Madyawati, 2016) bernyanyi adalah suatu


pendekatan pembelajaran yang secara nyata mampu membuat anak
senang dan bergembira kemudian bernyanyi juga dapat
menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran
bagi anak, selain itu bernyanyi juga dapat menambah
perbendaharaan kata-kata karena pada waktu bernyanyi anak dapat
mendengar dan menghafal kosakata sehingga anak terangsang
untuk mengungkapkan dan mengatakannya.

Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan cuci tangan


sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan didapatkan hasil
yang menunjukkan peningkatan 100% terhadap pelaksanaan cuci
tangan melalui metode bernyanyi pada anak usia 3-6 tahun. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa faktor diantaranya pengetahuan anak,
dan kebiasaan anak. Peningkatan pelaksanaan cuci tangan pada
anak prasekolah merupakan pengaruh dari metode bernyanyi.
Melalui kegiatan bernyanyi banyak pesan-pesan yang bisa
disampaikan kepada anak, dengan demikian maka pengetahuan dan
keterampilan perilaku hidup sehat bisa disampaikan pada anak
melalui metode bernyanyi. Melalui kegiatan bernyanyi jika

21
dilakukan secara bersama-sama antar guru dan anak maka akan
menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga pesan yang
ingin disampaikan mudah diterima oleh anak. Jadi metode
bernyanyi bisa digunakan dalam mengembangkan perilaku hidup
bersih dan sehat pada anak prasekolah.

Berdasarkanhasil uji wilcoxon Signed Ranks Test yang


dilakukan dengan menggunakan SPSS ( Statistik Package For the
Social Science) versi 16.0, di dapatkan bahwa ρ value lebih kecil
dari pada α (ρ<α) yaitu ρ value (0,000) < α (0,05) yang artinya H0
ditolak dan H1 diterima, jadi artinya ada pengaruh promosi
kesehatan melalui metode bernyanyi terhadap pelaksanaan cuci
tangan pada anak prasekolah di TK Dharma Wanita Desa
Simbaringin Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto.

Hasil penelitian ini di dukung penelitian sebelumnya yang


di lakukan oleh (Septiarani,2017) bahwa hasil hipotesis
menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran bernyanyi
terhadap pelaksanaan teknik cuci tangan sebelum dan sesudah
perlakuan di RA Baiturrahim Cibeber Cimahi tahun 2017dengan
hasil ρ value (0,001) < α (0,05), hal ini menunjukkan berarti ada
pengaruh metode pembelajaran bernyanyi terhadap pelaksanaan
cuci tangan pada anak usia prasekolah di RA Baiturrahim Cibeber
Cimahi tahun 2017.

Metode bernyanyi merupakan salah satu teknik yang dapat


dijadikan sebagai metode pembelajaran bagi anak contohnya cara
mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya perubahan pelaksanaan cuci tangan
sesudah diberikannya promosi kesehatan dengan sebelum
diberikannya promosi kesehatan melalui metode bernyanyi.
Dengan diberikannya pendidikan kesehatan tentang cuci tangan

22
pada anak sejak dini diharapkan akan meningkatkan derajat
kesehatan anak, akan menjadi kebiasaan sampai dewasa dan dapat
mempengaruhi lingkungan sekitar.

Berdasarkan hasil penelitian setelah diberikannya promosi


kesehatan melalui metode bernyanyi terhadap pelaksanaan cuci
tangan masih ada beberapa teknik cuci tangan yang belum bisa
dilakukan oleh anak seperti gerakan mengunci (61%), menggosok
sela- sela jari (58%), ujung-ujung jari (58%) dan ibu jari (50%).
Hal ini disebabkan karena anak masih kurang bias melakukan
gerakan-gerakan yang sulit dan anak kurang memperhatikan saat
intervensi di berikan.

Pengkaji memberikan konseling pada anak dan orang


tuacara menyuci tangan dengan baik dan benar dengan cara
bernyanyi

Evaluasi pada pada saat itu juga pasien (anak) dan orang
tua mengerti dan mengikuti cara menycuci tangan dengan baik
dengan cara bernyanyi dan akan melaksanakannya dirumah setiap
cuci tangan

3. Jurnal 3’ Pengaruh metode bernyanyi terhadap kemandirian dalam


personal hygiene pada anak usia prasekolah”

Semua responden masuk kategori tidak mandiri. Hal ini


dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kurangnya informasi yang
didapat anak tentang pentingnya kemandirian personal hygiene diusia
dini, kurangnya stimulus berupa ajakan atau contoh yang diberikan
oleh orang tua, dan tidak adanya kurikulum pendidikan atau evaluasi
dari guru tentang personal hygiene anak di sekolah (Septiarani,
Rahmayanti and Santoso, 2017). Responden pada penelitian ini hanya
diberikan materi tentang cara mencuci tangan di sekolah sedangkan
materi kegiatan personal hygiene lain tidak diberikan seperti,

23
memotong kuku, mencuci dan menyisir rambut, serta menggosok gigi
yang baik. Responden cenderung tidak mempraktikkan materi yang
telah diberikan disekolah dan orang tua cenderung tidak mengingatkan
anak untuk melakukan personal hygiene secara mandiri. Sehingga
nampak hasil penelitian yang tidak mandiri sebesar 100%.

Setelah diberikan intervensi Perilaku kemandirian anak berubah


dari yang semula tidak mandiri menjadi mandiri setelah dilakukan
intervensi. Hal yang menyebabkan terjadinya peningkatan pada
kelompok intervensi karena kelompok intervensi mendapatkan
informasi dan pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene.
Sedangkan pada kelompok kontrol hanya terdapat seorang anak yang
mampu mandiri. Hal ini dapat disebabkan karena adanya stimulus dari
orang tua untuk mengajarkan ataupun memberikan informasi dan
pengetahuan tentang personal hygiene. Informasi dan pengetahuan
yang didapat berdampak pada pemahaman anak tentang tindakan yang
seharusnya dilakukan sehingga anak mempunyai sikap yang positif
dalam menentukan cara merawat diri yang baik. Hasil penelitian ini
menujukkan bahwa terjadi peningkatan kemandirian dalam personal
hygiene anak usia pra sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
Jayastri (2013) menunjukkan bahwa metode bernyanyi berpengaruh
terhadap pelaksanan teknik mencuci tangan dengan benar pada anak
usia pra sekolah.

Namun ada beberapa perilaku yang masih rendah diantaranya


mencuci tangan sebelum tidur, memotong kuku dan mencuci rambut.
Perilaku mencuci tangan sebelum tidur masih rendah dikarenakan pada
malam hari anak langsung tertidur sehingga lupa untuk mencuci
tangan. Memotong kuku juga termasuk masih rendah dilakukan karena
anak takut jika terluka ketika memotong kuku. Sedangkan dalam hal
rendahnya mencuci rambut, anak belum bisa membedakan waktu
kapan harus mencuci rambutnya. Anak yang memiliki skor terendah

24
diakibatkan karena anak tidak melakukan cuci tangan sebelum tidur
dan mencuci rambut sebanyak responden anak yang lain. Namun
dalam kegiatan personal hygiene yang lain anak dapat melakukan hal
tersebut sebanyak responden lain lakukan sehingga skor akhir anak
masih termasuk kategori mandiri.

Pengaruh metode bernyanyi terhadap kemandirian dalam personal


hygiene anak

Hasil analisis statistik Wilcoxon Signed rank test menunjukkan


terdapat perbedaan perilaku kemandirian kelompok perlakuan dalam
personal hygiene antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi.
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan perilaku
kemandirian dalam personal hygiene antara sebelum dan setelah
dilakukan observasi. Sedangkan hasil analisis statistik Mann Whitney
U test diketahui bahwa terdapat perbedaan perilaku kemandirian dalam
personal hygiene antara kelompok kontrol dan perlakuan.

Kelompok intervensi mengalami peningkatan dalam hal


kemandirian personal hygiene. Hal ini dikarenakan kelompok
intervensi mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya
kemandirian dalam personal hygiene menggunakan metode bernyanyi.
Sedangkan pada kelompok kontrol nilai kemandirian anak masih tidak
mandiri. Hal ini disebabkan karena responden kelompok kontrol tidak
mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait dengan kemandirian
personal hygiene.

Anak usia dini harus diajarkan tentang pentingnya kemandirian


karena hal ini berkaitan erat dengan perilaku anak di masa yang akan
datang. Jika anak sudah mandiri di usia dini maka anak akan lebih
mudah memahami perilaku dan tanggung jawab atas apa yang
dilakukan termasuk dalam hal kebersihan diri. Status kesehatan sangat
dipengaruhi oleh kebersihan. Apabila kebersihan dri dianggap remeh

25
maka akan menurunkan status kesehatan. Rendahnya tingkat
kemandirian dalam personal hygiene pada anak usia pra sekolah
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anak tentang cara menjaga
kebersihan diri dengan baik. Anak yang jarang mandi, tidak memotong
kuku yang panjang, dan tidak menyikat gigi bisa menjadi faktor resiko
atau penyebab terjadinya penyakit yang dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.

Penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran dapat menarik


perhatian anak usia pra sekolah sehingga pembelajaran mudah untuk
diberikan (Aydos and Tugrul, 2015). Pendidikan Kesehatan akan
memberikan dampak dan pengaruh terhadap perilaku anak, semakin
anak mengerti maka akan semakin baik pula perilakunya. Pemberian
informasi tentang personal hygiene diberikan dengan metode
pembelajaran bernyanyi. Metode bernyanyi merupakan salah satu
metode pembelajaran anak usia prasekolah, kegiatan bernyanyi
merupakan salah satu kegiatan yang paling disukai oleh anak. Melalui
lagu banyak pesan yang dapat kita sampaikan kepada anak, melalui
bernyanyi suasana belajar juga akan lebih menyenangkan. Dengan
demikian maka pengetahuan dan keterampilan perilaku hidup sehat
bisa disampaikan kepada anak melalui kegiatan bernyanyi. Melalui
kegiatan bernyanyi jika dilakukan bersama-sama antara pendidik atau
orang tua dan anak maka akan tercipta suasana yang menarik perhatian
anak sehingga pesan yang disampaikan lebih terserap. Pendidikan
kesehatan dengan media lagu tentang personal hygiene secara bertahap
akan memberikan rangsangan secara bertahap dan berulang dengan
lagu akan membuat anak merasa senang, meningkatkan daya tarik
terhadap materi yang diajarkan, dan menjadi jembatan dalam
mengingat syair lagu tersebut (Putri, 2016).

Teori Green dalam Nursalam (2017) melalui promosi kesehatan


dapat memengaruhi perubahan perilaku terutama dalam personal

26
hygiene. Hasil penelitian Thakadu (2018) menunjukkan bahwa peran
guru penting dalam kemampuan anak pra sekolah dalam hal
kemandirian dalam personal hygiene. Sedangkan menurut Hanum
(2016) terdapat pengaruh metode bernyanyi terhadap kemampuan
kognitif anak. Penelitian yang dilakukan oleh Septiarani, et. al. (2017)
menunjukkan bahwa ada pengaruh metode bernyanyi pada
pelaksanaan cuci tangan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Masa pra sekolah merupakan masa perkembangan anak yang
sangat cepat dan akan berpengaruh pada masa yang akan datang
sehingga perlu diberikan stimulasi agar berkembang secara optimal.

Oleh karena itu orang tua dan guru perlu menggunakan metode
yang kreatif dan inofatif. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jayastri, et. al. (2013) yang menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh bernyanyi lagu cuci tangan terhadap pelaksanaan
teknik cuci tangan pada anak usia pra sekolah. Bernyanyi juga
pengaruh menumbuhkan minat dan meningkatkan daya tarik terhadap
materi yang diajarkan, dan menjadi jembatan dalam mengingat cara
personal hygiene yang diberikan dengan media syair lagu. Bernyanyi
akan menyebabkan belahan otak kanan dioptimalkan sehingga pesan
yang diberikan akan lama tinggal di memori anak.Pengkaji
memberikan konseling penatalaksanaan berupa melakukan senam
disminore untuk mengurangi nyeri haid atau dismenore kepada
pasien/klien,

Evaluasi pada tanggal 02-01-2022 orang tua klien mengatakan


terjadi perubahan pada perilaku anaknya dalam melakukan personal
hygine semakin semngat. hasil pengakjian ini sesuai dengan hasil
penelitian jurnal 3 bahwa melakukan personal hygine dengan metode
bernyanyi pada anak meningkatkan kemampuan anak anak untuk
melakukan personal gygine meningkat.

27
IV. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Jurnal 1 sesuai dengan promosi kesehatan pada anak usia prasekolah


yang dikaji oleh pengkaji bahwa cara penatalakasanaan perawan
pada gigi anak prsekolah meningkat setelah di lakukan konseling
oleh bidan

b. Jurnal 2 sesuai dengan promosi kesehatan pada anak usia prasekolah


yang dikaji oleh pengkaji, bawha cara penatalaksanaan mecuci
tangan dengan metode bernyanyi dapat meningkatkan klien untuk
rajin cuci tangan dengan baik dan benar

c. Jurnal 3 sesuai dengan promosi kesehatan pada usia prasekolah yang


dikaji oleh pengkaji, bawha cara penatalaksanaan personal hygiene
dengan metode bernyanyi pada klien dapat meningkatkan personal
hygiene pada klien

2. Saran

a. Bagi pasien/klien diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan


prilaku hidup bersih dan sehat

b. Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat memberikan


pelayanan berupa pendidikan kesehatan secara maksimal tentang
perilaku hidup bersih dan sehat pada ana usia prasekolah.

28
V. DAFTAR PUSTAKA

1. Renny Sulistyowati, R. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
ANAK USIA PRASEKOLAH (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma
Husada Surakarta).

2. Suhartati, W., Hidayati, R. N., & Wibowo, H. T. (2019). Pengaruh


Promosi Kesehatan Melalui Metode Bernyanyi Terhadap Pelaksanaan
Cucitangan Pada Anak Prasekolah.

3. SARI, I. R. (2019). PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP


KEMANDIRIAN DALAM PERSONAL HYGIENE PADA ANAK USIA
PRA SEKOLAH (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
VI. LAMPIRAN

Foto-foto kegiatan dan link video

Media lagu

1. Menuci tangan

Gambar 1 Cara Mencuci Tangan Dengan Benar

Sumber : http://dinkes.lumajangkab.go.id/tangan-yang-bersih-awali-hidup-
sehat/ Irama : pelangi

Lirik:

Ayo cuci tangan Siapkan sabunnya

Mulai dari depan

Hingga kebelakang

Sela buku jari


Kuku juga jempol

Sampai pergelangan

Bersih semuanya

2. Sikat Gigi

Gambar 2 Cara Menggosok Gigi Dengan Benar Sumber :


paulsiodadds.com

Irama : Abang Tukang Bakso

Ayo sikat gigi, ambillah sikatmu, dan juga odolmu

Mulai dari depan, yang atas dan bawah, gigi dalam juga

Yang kanan dan kiri, attas juga bawah, sikat dengan bulat Lidah jangan
lupa, kumur dan bersihkan, gigi mulutku sehat

2
3. Memotong kuku

Gambar 3 Cara Memotong Kuku Irama : Potong bebek angsa

Ayo potong kuku, dengan gunting kuku

Mulai dari tangan, semua lima jari

Hingga ke kaki, kanan dan kiri

Sampai semua kuku jadi bersih

4. Mencuci Rambut

3
Gambar 4 Cara mencuci Rambut Dengan Benar Sumber :
https://www.cerpen.co.id/post_141406.html

Irama : balonku

Rambut sehat dan bersih

Basahi dengan air

Bersihkan dengan sampo dan bilas hingga bersih

keringkan dengan handuk hey sampai kering semua

Sisir supaya rapi

Aku siap bermain

You might also like