0% found this document useful (0 votes)
178 views12 pages

81gambaran Asupan Zat Gizi Makrodan Status Gizi Mahasiswapoltekkes Kemenkes Sorong Pada Masa Pandemi Covid 19

1. The study aimed to describe the intake of macronutrients among nursing students at the Sorong Health Polytechnic during the COVID-19 pandemic. 2. It found that 50% of respondents had good nutritional status, while 8.6% were obese and 30.4% had poor nutritional status. 3. On average, respondents' energy intake was less (86.1%), protein intake was less (63.4%), fat intake was less (78.7%) and carbohydrate intake was less (95.6%).

Uploaded by

Feiga Maharani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
178 views12 pages

81gambaran Asupan Zat Gizi Makrodan Status Gizi Mahasiswapoltekkes Kemenkes Sorong Pada Masa Pandemi Covid 19

1. The study aimed to describe the intake of macronutrients among nursing students at the Sorong Health Polytechnic during the COVID-19 pandemic. 2. It found that 50% of respondents had good nutritional status, while 8.6% were obese and 30.4% had poor nutritional status. 3. On average, respondents' energy intake was less (86.1%), protein intake was less (63.4%), fat intake was less (78.7%) and carbohydrate intake was less (95.6%).

Uploaded by

Feiga Maharani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

Nursing Arts

Vol 15, No 2 Desember 2021


ISSN: 1978-6298 (Print)
ISSN: 2686-133X (online)
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI
MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SORONG PADA MASA
PANDEMI COVID 19
Swietienia Daniela Fatie1*, Anjar Briliannita1, Wilma Florensia1
1
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Sorong
Email Korespondensi: [email protected]
Artikel history
Dikirim, Des 29th, 2021
Ditinjau, Des 29th, 2021
Diterima, Des 31th, 2021

ABSTRACT
Teenagers as the next generation need to get the right nutrients because it important role in
nutritional status, providing energy for the body and regulating metabolic processes in the
body, accelerating growth and improving tissue systems in the body and improving tissue
systems in the body.The purpose of this study was to describe the intake of macronutrients of
students of the DIII Nutrition Study Program at the Health Polytechnic of the Ministry of
Health, Sorong during the Covid 19 pandemic. This type of research was descriptive using a
cross sectional design. The level of macronutrient intake was assessed using 24-hour Food
Recall for 1 week, while the measurement of the nutritional status of respondents was measured
based on anthropometric measurements (BMI). The number of respondents is 46 people who
meet the inclusion criteria. The results obtained in this study, namely the nutritional status of
the highest respondent with good nutritional status (50%), the lowest nutritional status with
obesity (8.6%) and poor nutritional status (30.4%). Meanwhile, the average respondent's
energy intake is less (86.10%), the respondent's protein intake is on average less (63.4%), the
respondent's fat intake is on average less (78.7%) and the respondent's carbohydrate intake is
on average. less average (95.6%). During the COVID-19 pandemic from 2020 to 2021, the
average student has a good nutritional status. However, the average intake of energy,
carbohydrates, protein and fat is still lacking.
Keywords:macro nutritional intake;nutritional status; stundent

ABSTRAK
Remaja sebagai generasi penerus perlu mendapatkan zat gizi yang tepat karena sangat berperan
penting terhadap status gizi menyediakan tenaga bagi tubuh dan mengatur proses metabolisme
dalam tubuh, memperlancar pertumbuhan serta memperbaiki sistem jaringan dalam tubuh serta
memperbaiki sistem jaringan dalam tubuh, Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran
asupan zat gzi makro mahasiswa Prodi DIII Gizi di Poltekkes Kemenkes Sorong pada masa
pandemi Covid 19. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross
sectional. Tingkat asupan zat gizi makro dinilai dengan menggunaka Food Recall 24 jam
selama 1 minggu, sedangkan pengukuran status gizi responden diukur berdasarkan pengukuran
antropometri (IMT). Jumlah responden yaitu 46 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil
yang diperoleh pada penelitian ini, yaitu status gizi responden paling tinggi berstatus gizi baik
(50%), paling rendah berstatus gizi obesitas (8,6%) dan berstatus gizi kurang (30,4%).
Sementara itu, asupan energi responden rata-rata kurang (86,10%), asupan protein responden
rata-rata kurang (63,4%),asupan lemak responden rata-rata kurang (78,7%) dan asupan
karbohidrat responden rata-rata kurang (95,6%). Selama masa pandemi covid-19 tahun 2020
hingga tahun 2021, rata-rata mahasiswa memiliki status gizi baik. Namun, asupan energi,
karbohidrat, protein dan lemak rata-rata masih kurang.
Kata Kunci: asupan zat gizi makro;status gizi; mahasiswa
81
PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan agent of change lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada
yang akan merubah nasib suatu bangsa remaja usia 13 -15 tahun dan 13,5% pada
untuk menjadi lebih baik karena peran usia 16- 18 tahun. Data tersebut
remaja sebagai generasi penerus bangsa merepresentasikan kondisi pada remaja di
sehingga mereka perlu mendapatkan zat gizi indonesia yang harus di
yang tepat. Mahasiswa termasuk pada diperbaiki.berdasarkan baseline survey
periode usia dewasa awal yaitu usia 18-26 UNICEF pada tahun 2017, ditemukan
tahun. Usia ini merupakan usia yang kritis adanya perubahan pola makan dan aktivitas
bagi seseorang untuk berkembang dimana fisik remaja. Sebagian besar remaja
pada masa ini seseorang dapat mengalami menggunakan waktu luang mereka untuk
perubahan perilaku (Puspasari dan Farapti, kegiatan tidak aktif,sepertiga remaja makan
2020). Di dalam masa ini kebutuhan zat gizi cemilan buatan pabrik atau makanan
sangat penting untuk di perhatikan terutama olahan, sedangakan sepertiga lainya rutin
kebutuhan zat gizi makro. Komsumsi zat mengomsumsi kue basah, roti basah,
gizi makro yang melebihi kebutuhan maka gorengan, dan kerupuk.
akan mengarah kepada status gizi lebih Pada zaman sekarang ini kemajuan
sehingga akan menyebabkan seseorang teknologi semakin canggih, banyak
mengalami kegemukan dan memberikan perusahaan-perusahaan makanan
peluang bagi seseorang untuk terserang menciptakan berbagai jenis makanan cepat
penyakit tidak menular seperti penyakit saji dan tidak memerhatikan kandungan gizi
jantung, hipertensi,diabetes melitus,stroke. yang terkandung dalam makanan tersebut.
Sedangkan komsumsi yang tidak memenuhi Makanan adalah suatu kebutuhan setiap
kebutuhan akan menyebabkan seseorang individu atau kelompok untuk menunjang
mengalami status gizi kurang (Whitney dan kebutuhan sehari-hari. Tanpa asupan
Rolfes, 2013). Data Riskesdas tahun 2018 makan seseorang tidak bisa melakukan
menunjukan bahwa 25,7% remaja usia 13- aktifitas sehari-hari dengan lancar. Karena
15 tahun dan 26,9% remaja usia 16-18 tubuh membutuhkan asupan zat gizi yang
tahun dengan status gizi pendek dan sangat cukup, sedangkan zat gizi terbagi menjadi
pendek. selain itu terdapat 8,7% remaja usia dua yaitu gizi makro dan mikro gizi makro
13 -15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 adalah zat yang diperlukan oleh tubuh
tahun dengankondisi kurus dan sangat dalam jumlah besar untuk memberikan
kurus.sedangkan prevalensi berat badan tenaga secara langsung. Contohnya
82
karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan melakukan pembelajaran jarak jauh.
zat gizi mikro adalah zat tambahan yang Poltekkes kemenkes sorong juga
berperan dalam menjaga kesehatan tubuh menerapkan kebijakan pembelajaran jarak
yang dalam jumlah besar, sedangkan mikro jauh (kuliah online) sehingga mahasiswa
dalam jumlah sedikit yaitu vitamin dan semester Ⅰ sampai Ⅴ melakukan
mineral. Penghasil energi utama bagi tubuh perkuliahan dari rumah masing –
yaitu zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan masing.hal ini sangat memberikan dampak
protein). Karbohidrat menghasilkan energi kepada mahasiswa, jika mahasiswa hanya
sebesar 65%, lemak (20-30%), dan protein tinggal dan diam di dalam rumah.
(10- 20%). Kebutuhan energi akan sulit Dampak lain yang ditimbulkan pada
terpenuhi jika rata-rata asupan zat gizi mahasiswa di tengah pandemi ini yaitu stres
makro yang di konsumsi berada dibawah dikarenakan tugas yang menumpuk
rata-rata AKG (Almatsier, 2006). Menurut sehingga dapat menjadi tekanan yang lebih
(Nusi dan Arbie,2018) komsumsi energi bagi mahasiswa, hal ini akan mempengaruhi
secara nasional oleh penduduk Indonesia komsumsi asupan makanan menjadi
yaitu berada di bawah kebutuhan minimal berkurang ataupun berlebihan. Komsumsi
(kurang dari 70% AKG) yaitu sebanyak asupan makanan menjadi berkurang akan
40,7%. mempengaruhi berat badan sedangkan
Sejak bulan Maret 2020 Indonesia sudah komsumsi makanan yang berlebihan juga
dilanda pandemi covid-19 dan salah satu akan mengalami kenaikan berat badan
cara untuk mengurangi penyebaran infeksi sehingga akan berdampak kepada status gizi
yang telah dianjurkan pemerintah adalah (Wijayanti, 2019).
dengan melakukan pembatasan sosial Menurut (Dwiyana dkk, 2015) asupan
(pembatasan sosial dalam kegiatan tertentu zat gizi makro sangat penting dikarenakan
pada penduduk dalam suatu wilayah untuk asupan zat gizi makro ini merupakan
mencegah terjadinya penyebaran penyakit). kontributor utama untuk energi yang
Salah satu himbauan pemerintah yang merupakan sumber utama untuk
menunjuk dari instruksi organisasi pertumbuhan otot. Selain untuk
kesehatan dunia (WHO) yaitu pembatasan pertumbuhan otot, zat gizi makro ini
sosial agar dapat mencegah terjadinya berfungsi untuk menjaga perkembangan dan
penyebaran virus corona yang lebih besar fungsi tubuh yang normal serta membangun
(Jati, 2020). Sehingga salah satu kebijakan dan memperbaiki jaringan yang rusak.
yang diambil oleh kampus adalah Terlebih di masa pandemi covid-19 ini
83
komsumsi asupan zat gizi makro sangat ini dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes
penting dan dibutuhkan.komsumsi makanan Sorong Kota Sorong, pada bulan Juni-Juli
yang bergizi dan seimbang yang 2021. Populasi penelitian ini adalah
mengandung unsur zat gizi makro seperti mahasiswa usia 20-23 tahun, yaitu sebanyak
karbohidrat, lemak, dan protein serta 46 siswa. Metode pengambilan sampel
dikomsumsi sesuai kebutuhan dan dalam penelitian ini adalah dengan cara
berpendoman pada prinsip gizi seimbang purposive sampling terhadap 46 responden.
maka dapat meningkatkan sistem kekebalan Pengumpulan data pada penelitian ini
tubuh yang kuat agar supaya terhindar dari menggunakan kuesioner identitas
penyakit infeksi seperti infeksi virus covid- responden, formulir recall 24 jam dan alat
19 (Umsman,2020). Dalam hal ini pengukuran antropometri berupa alat TB
permasalahan sosial distancing juga microtoise, timbangan berat badan digital.
berdampak negatif bagi proses belajar Pengumpulan data penelitian dilakukan
mengajar Mahasiswa Poltekkes Kemenkes dengan tetap memperhatikan protokol
Sorong dan Mengakibatkan gangguan pola kesehatan. Analisis data dilakukan dengan
makan dan asupan makan mejadi tidak analisis univariat untuk mengetahui
cukup atau lebih.Virus corona membawa gambaran asupan zat gizi makro dan status
dampak negatif bagi dunia pendidikan saat gizi pada mahasiswa usia 20 -23 tahun.
ini, oleh sebab itu sangat penting bagi kita HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui asupan zat gizi pada A. Hasil
mahasiswa. Berdasarkan latar belakang Hasil yang diperoleh pada penelitian
yang telah di paparkan, penulis melakukan ini yaitu deskripsi tentang karasteristik
penelitian ini, untuk dapat mengetahui responden dimana seluruh responden
gambaran asupan zat gizi makro dan status didalam penelitian ini berjumlah 46 orang
gizi mahasiswa Poltekkes Kemenkes merupakan mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Sorong Pada Masa Pandemi Covid 19. Sorong Semester Akhir.
1. Karakteristik Responden
METODE
Menurut Umur
Penelitian ini besifat deskriptif analitik yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran
asupan zat gizi makro dan status gizi pada
masa pandemi covid-19 dengan
menggunakan pendekatan survei. Penelitian

84
Tabel 1 Karakteristik Responden Tabel 3 Karakteristik Responden
Menurut Umur Menurut Status Gizi
No Umur n % No Status Gizi n %
(tahun) 1 Kurang 14 30,4
1 20 11 23 2 Baik 23 50
2 21 16 35 3 Overweight 5 10,8
3 22 9 20 4 Obesitas 4 8,6
4 23 10 9 Total 46 100
5 jumlah 46 100 Sumber : Data Primer, 2021
Sumber :Data Primer ,2021
Berdasarkan table 1, diketahui Berdasarkan tabel 3, di ketahui
bahwa dari total 46 responden menurut bahwa dari total 46 responden
umur, frekuensi terbanya yaitu 21 tahun menurut status gizi, frekuensi
sebanyak 16 orang (35%), umur 20 tahun terbanyak memiliki status gizi baik
sebanyak 11 orang (24%), umur 22 tahun sebanyak 23 responden (50%), yang
sebanyak 9 orang (20%),dan umur 23 memiliki status gizi kurang sebanyak
tahun sebanyak 4 orang ( 9 %). 14 responden (30,4%).dan yang
2. Karakteristik Responden memiliki status gizi overweight
Menurut Jenis Kelamin sebanyak 5 responden (10,8%),
Tabel 2 Karakteristik Responden sedangkan yang memilki status gizi
Menurut Jenis Kelamin obesitas 4 responden (8,6%).
No Jenis n % 4. Karakteristik Responden
kelamin
1 Laki-laki 9 19,5 Menurut Asupan Energi
2 Perempuan 37 80,4
Tabel 4 Karakteristik Responden
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2021 Menurut Asupan Energi
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa No Asupan n %
energi
dari total 46 respoden menurut jenis 1 Sangat 5 10,7
Kurang
kelamin, frekuensi terbanyak yaitu jenis 2 Kurang 40 86,10
kelamin perempuan sebanyak 37 orang 3 Normal 0 0
4 Lebih 1 2,1
(80,4%) dan laki – laki sebanyak 9 orang Total 46 100
Berdasarkan tabel 4, diketahui
(19,5%)
bahwa dari total 46 responden
3. Karakteristik Respoden Menurut
menurut asupan energi, frekuensi
Status Gizi
terbanyak yang memilki asupan
energi kurang yaitu berjumlah 40
orang (86,10%) asupan energi yang

85
kurang merupakan yang terbanyak 6. Karakteristik Responden
yaitu berjumlah 40 orang (86,10%) Menurut Asupan Lemak
Sedangkan responden yang memiliki Tabel 6 Karakteristik Responden
Menurut Asupan Lemak
asupan energi yang sangat kurang
sebanyak 5 orang (10,7%) ,dan No Asupan n %
energi
responden yang memiliki asupan lebih 1 Sangat Kurang 7 15,2
2 Kurang 36 78,7
berjumlah 1 orang (2,1%). responden 3 Normal 0 0
4 Lebih 3 6,3
yang memiliki asupan energi yang Total 46 100
baik (normal) hanya 0 orang (0%). Berdasarkan tabel 6, diketahui
bahwa dari total 46 responden
5. Karakteristik Responden
menurut asupan lemak, frekuensi
Menurut Asupan Protein
terbanyak yaitu asupan lemak kurang
Tabel 5 Karakteristik Responden
Menurut Asupan protein sebanyak 36 orang (78,7%).

No Asupan n %
sedangkan responden yang memiliki
energi asupan lemak yang sangat kurang
1 Sangat 16 34,8
Kurang berjumlah 7 orang (15,2%). Dan
2 Kurang 29 63,4
3 Normal 0 0 asupan lemak yang lebih berjumlah 3
4 Lebih 1 2,1
Total 46 100
orang (6,3%). Responden yang
memiliki asupan lemak yang baik
Berdasarkan tabel 5, diketahui (normal) hanya 0 orang (0%)
bahwa dari total 46 responden
7. Karakteristik Responden
menurut asupan protein, frekuensi
Menurut Asupan Karbohidrat
terbanyak yaitu asupan protein
Tabel 7 Karakteristik Responden
kurang sebanyak 29 orang (63,4%),
Menurut Asupan Karbohidrat
dan responden yang memiliki
asuhan protein yang sangat kurang No Asupan energi n %
1 Sangat kurang 1 2,1
berjumlah 16 orang (63,4%), 2 Kurang 44 95,6
sedangkan asupan protein yang lebih 3 Normal 0 0
4 lebih 1 2,1
berjumlah 1 orang (2,1%). Dan Total 46 100

responden yang memiliki asupan Berdasarkan tabel 7,


protein yang baik (normal) hanya 0 diketahui bahwa total 46
orang (0%). responden menurut asupan
karbohidrat, frekuensi terbanyak
86
asupan karbohidrat yaituu asupan tampak sempurna porsi tubuhnya. Namun
karbohidrat kurang sebanyak 44 hal tersebut dapat menyebabkan masalah
orang (95,6%), Sedangkan kesehatan bagi remaja pada umumnya
responden yang memiliki dan (Barker, 2002).
yang asupan karbohidratnya Status gizi mahasiswa gizi dapat di
sangat kurang berjumlah 1 orang lihat di tabel 4.1 bahwa dari 46 responden
2,1%), dan yang asupan frekuensi terbanyak ada pada status gizi
karbohidratnya lebih hanya baik yaitu 23 orang (50%), dan status gizi
berjumlah 1 orang (2,1%). Dan kurang sebanyak 14 orang yaitu (30,4%),
karbohidrat yang baik (normal) sedangkan status gizi overweight sebanyak
hanya 0 orang (0%). 5 orang yaitu ( 10,8 %), dan status gizi
obesitas sebanyak 4 orang yaitu (8,6%),
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden dengan ini data yang di ambil dari

Remaja adalah sumber daya manusia mahasiswa gizi poltekkes kemenkes

yang paling potensial dalam suatu negara sorong sebagian besar memiliki status gizi

karena remaja merupakan generasi yang baik dan status gizi kurang, namun

penerus bangsa. Remaja akan menjadi selama penelitian dengan mengunakan

sumber daya manusia yang berkualitas recall 24 jam selama 1 minggu,

jika sejak dini terpenuhi kebutuhan menunjukan sebagian besar responen

gizinya. Menurut world health memiliki asupan energi yang kurang

organization (WHO) adalah remaja ke bahkan sangat kurang berdasarkan tabel

dewasa yang mencapai usia 19 -29 4.4 karakteristik responden. Hal ini

thn.remaja adalah masa yang rentang disebabkan oleh faktor, diantaranya

mengalami masalah gizi karena rendah asupan energi responden pada saat

merupakan masa peralihan dari masa penelitian berlangsung namun memiliki

remaja ke dewasa. Indeks masa tubuh (IMT) yang normal,

Kebutuhan zat gizi pada pria lebih masalah ini didasari oleh ketidak jujuran

besar dibadingkan dengan wanita sehingga dan keterlambatan pegisian kuesoner

porsi tiap kali makan lebih banyak. Pada asupaan recall 24 jam dengan tidak

wanita konsep citra tubuh sangat penting menyebut secara detail semua jenis bahan

sehingga banyak dari mereka yang makanan dan ukuran rumah tangganya

menunda makan untuk mengurangi porsi (URT),menyebabkan tidak signifikanyan

makanya dari yang dianjurkan agar


87
hubungan asupan yang mereka komsumsi Berdasarkan tabel karakteristik
dengan status gizi mereka, responden menurut asupan protein
Penelitian yang sama dilakukan oleh diketahui bahwa dari total 46 responden
Agustina makatei (2013) tentanng “ menurut asupan protein, frekuensi
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro terbanyak yaitu asupan protein kurang
Dengan Taruna Dan Taruni Di Akademi sebanyak 29 orang (63,4%), dan
Perikanan Sorong” yang menunjukan responden yang memiliki asuhan protein
bahwa tidak terdapat hubungan antara yang sangat kurang berjumlah 16 orang
asupan energi dengan status gizi taruna (63,4%), sedangkan asupan protein yang
dan taruni di Akademi Perikanan Sorong lebih berjumlah 1 orang (2,1%). Dan
(atau yang sekarang disebut dengan responden yang memiliki asupan protein
Perikanan Sorong). yang baik (normal) hanya 0 orang
Beberapa studi menunjukan ada (0%).sehingga dapat di simpulkan bahwa
hubungan antara pertumbuhan engan tidak terdapat hubungan antara aupan
asupan kalori. Kebutuhan energi pada priia protein dengan status gizi mahasiswa gizi
umumnya cederung meningkat terus semester akhir poltekkes kemenkes
menerus dengan cepat hingga 3.470 kkal sorong. Hal ini dapat di buktikan dengan
per hari sampai mereka mencapai usia 16 adanya mahasiswa dan mahasiswi yang
tahun. Akan tetapi mulai usia 16 sampai memiliki status gizi baik dan dan status
19 tahun kebutuhan energi tersebut gizi kurang ,status gizi overweight namun
berkurang hingga 2.900 kkal perhari. selama penelitian dengan mengunakan
Kebutuhan energi remaja putri recall 24 jam selama 1 minggu,
memuncak pada usia 12 tahun yaitu menunjukan bahwa sebagian besar
hingga 2550 kkal per hari dan kemudian responden masih memiliki asupan protein
menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 yang kurang dan sangat kurang.
tahun. Kebutuhan energi didasarkan pada Hal ini di sebabkan oleh berbagai
tahap-tahap perkembangan fisiologis faktor yaitu rendahnyaasupan protein
bukan usia kronologis (sudoyo, 2006). responden pada saat penelitian
WHO mengajurkan rata-rata berlangsung namun memilki indeks masa
komsumsi energi makanan sehari adalah tubuh (IMT) yang normal dan kurang,
10%-15% berasal dari protein, 15-30% overweight. Masalah ini di dasari oleh
dari lemak dan 55-57% dari karbohidrat ketidak jujuran responden dalam mengisi
(Almatsier, 2011). kuesoner recall 24 jam dan juga
88
keterlambatan pegisian kuisoner karena Penelitian yang sama dilakukan oleh
waktu yang padat dengan tidak menyebut Oky (2014) tentang “hubungan asupan zat
secara detail semua jenis bahan makanan gizi makro dan pengetahuan gizi seimbang
yang di komsumsi dan ukuran rumah dengan status gizi siswa – siswi di SMP
tangga (URT) yang dikomsumsi sehari muhammadiyah kartasura” yang
penuh terutama makanan yang mengadung menunjukan bahwa tidak adanya
protein. Hal berpengaruh langsung hubungan antara asupan protein dengan
terhadap perhitungan kebutuhan status gizi di karenakan adanya faktor lain
responden dengan persen asupan yang mempengaruhi status gizi
responden yang tidak singnifikan dan dikarenakan adanya faktor lain yang
tidak berhubungan sama sekali. mempenagruhi statusgizi yaitu adanya
Faktor lain yang mempengaruhi infeksi.
tidak adanya hubungan antara asupan Berdasarkan tabel karakteristik
protein dengan status gizi responden yaitu responden menurut asupan lemak
keterlambatan pegisihan kuesoner recall diketahui bahwa dari total 46 responden
24 jam terhadap responden yang dilakukan menurut asupan lemak, frekuensi
selama 1 minggu. Hal ini kurang terbanyak yaitu asupan lemak kurang
menggambarkan bagaimana hubungan sebanyak 36 orang (78,7%). sedangkan
asupan protein dengan status gizi responden yang memiliki asupan lemak
responden dengan baik karena ada yang sangat kurang berjumlah 7 orang
kemungkinan mereka memiliki status gizi (15,2%). Dan asupan lemak yang lebih
baik namun pada saat penelitian asupan berjumlah 3 orang (6,3%). Responden
makan mereka termasuk protein sangat yang memiliki asupan lemak yang baik
kurang. Situasi ini bisa menjadi alasan (normal) hanya 0 orang (0%). Sehingga
tidak adanya hubungan asupan protein dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
responden dengan status gizi mereka. hubungan antara asupan lemak dengan
Faktor lain yang menjadi penyebab ialah status gizi mahasiwa gizi semester akhir
keterbatasan peneliti untuk mengali poltekkes kemenkes sorong. Hal ini
sedalam mungkin asupan yang dibuktikan dengan adanya sebagaian
dikomsumsi oleh responden dalam responden yang memiliki status gizi baik
mengisi kuesioner recall asupan dan tidak dan overweight namun dari hasil recall 24
menyebut tidak menyebutkan secara detail jam yang dilakukan peneliti selama 1
asupan yang dikomsumsi oleh responden. minggu didukung oleh asupan lemak yang
89
baik bahkan berlebihan. Sehingga tidak memiliki dan yang asupan karbohidratnya
mendukung adanya hubungan antara sangat kurang berjumlah 1 orang 2,1%),
asupan lemak dengan status gizi dan yang asupan karbohidratnya lebih
responden. hanya berjumlah 1 orang (2,1%). Sedang
Penelitian yang sma dilakukan oleh karbohidrat yang baik (normal) hanya 0
muhammad (2017) tentang “Hubungan orang (0%). Sehingga dapat disimpulkan
Asupan Makanan, Aktivitas Fisik Dengan bahwa tidak terdapat hubungan antara
Status Gizi Perserta Didik SMP Negeri 5 asupan karbohidrat dengan status gizi
Sleman” yang pada penelitianya mahasiwa gizi semester akhir poltekkes
menunjukan bahwa terdapat hubungan kemenkes sorong. Hal ini dibuktikan
yang tidak singnifikan antara asupan dengan adanya sebagian responden yang
lemak dengan status gizi. Sehingga dapat memiliki status gizi baik dan overweight
disimpulkan bahwa semakin baik namun dari hasil recall 24 jam yang
komsumsi lemak maka akan berdampak dilakukan peneliti selama 1
pada status gizi yang baik. minggu,menunjukan bahwa sebagia besar
Lemak dapat diperoleh dari minyak responden masih memiliki asupan
goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. karbohidrat yang kurang bahkan sangat
Makanan berlemak yang berlebihan kurang. Penelitian yang sma dilakukan
seperti daging berlemak, kulit ayam, susu oleh rega (2003) tentang “Hubungan
berlemak,keju dan mentega tidak Kecukupan Asupan Energi Dan
disarankan karena bisa mengganggu Makronutrien Dengan Status Gizi” yang
kesehatan (Husaini, 2006). Berdasarkan menunjukan bahwa tidak ada hubungan
AKG 2017 bahwa rata- rata asupan lemak antara asupan karbohidrat dengan status
untuk remaja laki-laki umur 19-29 tahun gizi.
perhari ialah 75 gram dan perempuan Hal ini disebabkan oleh berbagai
sebesar 65 gram. faktor diantanya rendahnya asupan
Berdasarkan tabel karakteristik karbohidrat responden pada saat penelitian
responden menurut asupan karbohidrat berlangsung namun memiliki Indeks masa
diketahui bahwa total 46 responden tubuh (IMT) yang normal. Masalah ini
menurut asupan karbohidrat, frekuensi didasari oleh responden dalam mengisi
terbanyak asupan karbohidrat yaitu asupan kuesioner recall 24 jam dengantidak
karbohidrat kurang sebanyak 44 orang menyebut secara detail semua jenis bahan
(95,6%), Sedangkan responden yang makanan yang mengandung karbohidrat.
90
Hal ini berpengaruh langsung terhadap (63,4%),asupan lemak responden rata-rata
perhitungan kebutuhan responden dengan kurang (78,7%) dan asupan karbohidrat
persen asupan responden yang tidak responden rata-rata kurang (95,6%).
signifikan dan tidak berhubungan sama Selama masa pandemi covid-19 tahun
sekali. 2020 hingga tahun 2021, rata-rata
Faktor lain yang mempengaruhi mahasiswa memiliki status gizi baik.
tidak adanyahubungan antara asupan Namun, asupan energi, karbohidrat,
karbohidrat dengan status gizi responden protein dan lemak rata-rata masih kurang.
yaitu keterlambatan pengisihan kuisoner Status gizi dan ketersediaan makanan yang
recall 24 jam, yang dilakukan selama 1 kaya zat gizi makro mahasiswa tergantung
minggu hal ini kurang mengambarkan dengan banyak faktor dan perlu dilakukan
bagaimana hubungan asupan karbohidrat penelitian lanjutan terkait faktor faktor
dengan status gizi responden dengan status yang mempengaruhi asupan zat gizi makro
gizi responden dengan baik karena ada dan status gizi mahasiswa.
kemungkinan mereka yang memiliki status
UCAPAN TERIMA KASIH
gizi baik namun pada saat penelitian
Ucapan terima kasih penulis berikan kepada
berlangsung asupan makan mereka
Ibu Anjar Briliannita dan Ibu Wilma
termasuk karbohidrat kurang, situasi ini
Florensia yang telah memberikan
bisa menjadi alasan tidak adanya
kontribusinya berupa masukan dan saran
hubungan asupan karbohidrat responden
dalam penulisan artikel ini. Serta kepada
dengan status gizi mereka. Berdasarkan
responden yang telah bersedia menjadi
AKG 2017 menunjukan bahwa rata-rata
responden pada penelitian ini.
asupan karbohidrat remaja laki-laki umur
DAFTAR RUJUKAN
19-29 tahun dalam sehari ialah 430 gram
Achadi, 2007. Gizi Dan Kesehatan
dan untuk perempuan sebesar 360 gram.
Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo
SIMPULAN
Persada
Status gizi responden paling tinggi
Almastiser, S. 2009. Pinsip dasar ilmu
berstatus gizi baik (50%), paling rendah
gizi. jakarta : Gramedia pustaka utama
berstatus gizi obesitas (8,6%) dan
Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu
berstatus gizi kurang (30,4%). Sementara
Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
itu, asupan energi responden rata-rata
Utama
kurang (86,10%), asupan protein
responden rata-rata kurang
91
Almatsier, s. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Remajadi SMA Muhammadiyah
Batudaa Kabupaten Gorontalo. Health
Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
and Nutrition Journal Volume 4 Nomor
Utama 2 Tahun 2018 PoltekkesKemenkes
Gorontoalo. Diakses dari
ARDS, A. R. D. S. (2021). Gizi Seimbang
https://jurnal.poltekkesgorontalo.ac.id.
Di Masa Pandemi Covid-
Pada tanggal 1 Juni 2020
19. Optimisme Menghadapi Tantangan
Pandemi Covid-19: Gagasan dan
Patimbano, Brenda Lavenia, Nova H.
Pemikiran Dosen Fakultas Ilmu
Kapantow, and Maureen Irinne Punuh,
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
2021. Gambaran Asupan Zat Gizi
Parepare, 188.
Makro Mahasiswa Semester Ii Fkm
Arimas, MB. 2010. Gizi Dalam Daur
Unsrat Saat Pembatasan Sosial Masa
Kehidupan. Jakarta 180- 195 : Buku Pandemi Covid-19. KESMAS 10.2
Kedokteran EGC
Sudoyo, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Brown dkk, 2012. Organic Chemistry, Dalam. Edisi 4, jilid 1. Jakarta :
Ed USA : Cole Cengage Lerning, 744, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
7448-749 FKUI
darihttps://ejournal3.undip.ac.id/index.
php/jnc pada tanggal 15 Oktober 2020. Sulistyonigsih, 2011. Gizi Untuk
Diaksesdarihttps://lpm3.thamrin.ac.id/ Kesehatan Ibu Dan Anak. Yokyakarta :
upload/jurnal pada tanggal 4 Juni 2020
Wijayanti A, dkk. 2019. Hubungan Stress,
Dwiyana P, dkk. 2017. Gambaran Tingkat Perilaku Makan, dan Asupan Zat Gizi
Kecukupan Asupan Energi, Zat Gizi Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa
Makro, dan Zat Gizi Tingkat Akhir. Journal of Nutrition
Mikro Berdasarkan Tingkat College Vol. 8 No. 1. Fakultas
Kekuatan Otot Pada Atlet Taekwondo Kedokteran Universitas Diponegoro.
di Sekolah Atlet Ragunan Jakarta (Online).Diakses
Selatan Tahun 2015. Jurnal Ilmiah
Kesehatan9(1)UniversitasMH.Thamrin.
(Online).
Firman, F. (2020). Dampak Covid-19
terhadap Pembelajaran di Perguruan
Tinggi. BIOMA: Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya, 2(1), 14-20. Graha
Ilmu
Hudha, 2006.Hubungan Pola Makan dan
Aktivitas Fisik. Jakarta : Granmedia
Pustaka Utama

Husaini, y. K, 2006. Perilaku Pemberian


Makan untuk Meninkatkan Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : Gizi
Indonesia

Nusi F. dan Arbie F.Y. 2018. Gambaran


Konsumsi Energi dan Protein Pada
92

You might also like