CHEMTAG
Journal of Chemical Engineering
Volume
ISSN Online:
Penerbit:
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering is indexed by Google Scholar and licensed under a
Creative Commons Attribution 4.0 International License.
EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI UNGU
SEBAGAI PEWARNA PADA KAIN
ANTHOCYANIN EXTRACTION FROM PURPLE SWEET
POTATO AS A DYE ON FABRICS
Ery Fatarina P., ST. MT. IPM ; Ahmad Shobib, ST. MT. ; Noormi Handayani
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945, Jl. Pawiyatan Luhur Bendan Duwur Semarang
E-mail: [email protected]
Abstract
Natural dyes are environmentally friendly and non-toxic. Chemical / synthetic dyes are
toxic and not environmentally friendly. One of the cheap and widely available sources of
anthocyanins in Indonesia is purple sweet potatoes because purple sweet potatoes contain
anthocyanins that are greater than sweet potatoes with other varieties. This research
conducted anthocyanin extract from purple sweet potato using technical extract tables
using solvent methanol. The coloring process is carried out from pre-mordant without
mordant. The compound used is alum. In the process of dyeing the cloth in the
anthocyanin extract, the soaking time was varied, namely 12, 18, 24 and 30 hours.
Furthermore, it was tested for color fastness against washing, staining, wet rubbing and
dry rubbing. From the table above, it can be seen that the duration of soaking and
premordanting and without mordant has no effect on the color of purple sweet potato
extract on cotton cloth, but for the results of color fastness to washing 40 ° C it has a
value of 1-2 and however for lilaunt color to rubbing it has a value of 4 -5 where for the
fastness is good. Without mordant, the effect on the resulting color is for pre-mordanting
the purple cloth and without the pink cloth from the pre-mordant.
Keywords: purple sweet potatoes, anthocyanin, pre-mordanting
Abstrak
Zat warna alami bersifat ramah lingkungan dan tidak beracun sedang zat warna
kimia/sintetis bersifat racun dan tidak ramah lingkungan. Salah satu sumber antosianin
yang murah dan banyak terdapat di Indonesia adalah pada ubi jalar ungu memiliki
kandungan antosianin yang lebih besar dari pada ubi jalar dengan varietas yang lain.
Penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin dari ubi ungu menggunakan teknik
ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol. Proses pewarnaan dilakukan secara
pre-mordanting dan tanpa mordan. Senyawa yang digunakan adalah tawas. Pada proses
pencelupan kain pada ekstrak antosianin dilakukan variasi lama waktu
perendaman yaitu 12, 18, 24 dan 30 jam. Selanjutnya diuji tahan luntur warna terhadap
pencucian, penodaan, gosokan basah dan gosokan kering. Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa lama perendaman dan premordanting serta tanpa mordan tidak berpengaruh
1
ISSN Online: XXXX-XXXX
terhadap hasil warna ekstraksi ubi ungu pada kain katun, tetapi untuk uji ketahanan
luntur warna terhadap pencucian 40°C memiliki nilai 1-2, namun untuk nilai
penodaan warna dan ketahanan luntur terhadap gosokan memiliki nilai 4-5 dimana
untuk tahan lunturnya adalah baik. Pre-mordanting dan tanpa mordan berpengaruh
terhadap warna yang dihasilkan yaitu untuk pre-mordanting kain berwarna ungu dan
tanpa mordan kain berwarna merah muda.
Kata Kunci: ubi ungu, antosianin, premordan
PENDAHULUAN
Zat warna tekstil adalah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan
untuk diserap oleh serat tekstil dan mudah dihilangkan kembali di Indonesia.
Belum ada undang – undang yang mengaturnya tentang penggunaan zat pewarna
sehingga masih ada penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang
bahan pangan, misal zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai
bahan makanan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya
residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan zat
pewarna tersebut disebabkan oleh ketidaktahuaan rakyat mengenai zat pewarna
untuk makanan [1].
Antosianin merupakan senyawa berwarna yang menghasilkan warna merah,
ungu, biru, kuning, banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti buah
anggur, strawberry, duwet, bunga mawar, kana, rosella, pacar air, kulit manggis,
kulit rambutan, ubi jalar ungu, dan daun bayam merah [2].
Bahan tekstil yang berasal dari serat alami lebih mudah diwarnai dengan zat
warna lam seperti sutera, wol dan kapas/katun.Berbeda dengan serat sintetis
seperty polyester, nilon dan lainnya kurang memiliki afinitas atau daya tarik
terhadap zat warna alam. Jadi untuk mewarnai serat sintestis dengan pewarna
alami, diperlukan teknik tersendiri. [3].
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan analisa varian (ANOVA) dua sisi dengan
variable lama perendaman dan variasi penambahan zat mordant dan tanpa
mordant.
Langkah-Langkah Percobaan
1. Membuat tepung dari ubi ungu
2. Ekstraksi antosianin dari ubi ungu
3. Membuat larutan pH 1 dan 4,5
4. Penentuan total konsentrasi antosianin menggunakan metode pH diferensial
spektrofotometri.
5. Ekstraksi Antosianin dari Ubi Ungu untuk Pewarna Kain
2
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering, Vol. 1 No. 1, Februari 2021
6. Pemotongan Kain
7. Aplikasi Zat Warna Antosianin Menggunakan Mordan
8. Aplikasi Zat Warna Antosianin Tanpa Mordan
9. Uji Laboratorium
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Antosianin dari Ubi Ungu
Antosianin yang telah dilarutkan dengan pH 1 dan pH 4,5 diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 530 nm dan 700 nm. Hasil pengukuran
dengan spektrofotometri UV-Vis sinar tampak ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengukuran absorbansi antosianin menggunakan metode
pH-diferensial spektrofotometri
Aλ pH Sampel (absorbansi)
(nm) Uji 1 Uji 2 Uji 3
1 0,664 0,667 0,670
530
4,5 0,260 0,264 0,263
1 0,017 0,020 0,021
700
4,5 0,031 0,032 0,032
Total konsentrasi antosianin ubi ungu dapat ditentukan berdasarkan persamaan
berikut :
A = [(A max – A 700) pH=1 – (Amax – A 700 ) pH= 4.5]
Kandungan pigmen antosianin pada sampel dihitung dengan rumus:
A v
C= x MW x DF x x 100%
ε xL Wt
Keterangan :
A = Absorbansi
ε = Absorptivitas molar Sianidin-3-glukosida = 26900 L/(mol.cm)
L = Lebar kuvet = 1 cm
MW = Berat molekul Sianidin-3-glukosida = 449,2/mol
DF = Faktor pengenceran
V = Volume ekstrak pigmen (L)
Wt = Berat bahan awal (Giusti dan Worlstad,
2001)
Berdasarkan metode pH diferensial maka rata-rata total konsentrasi antosianin
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata total konsentrasi antosianin
Konsentrasi Antosianin Rata-rata Konsentrasi Antosianin
Sampel (mg/100 gr) Berat Kering (mg/100 gr) Berat Kering
Uji 1 174,503 174,085
Uji 2 173,250
3
ISSN Online: XXXX-XXXX
Uji 3 174,503
Dalam penelitian ini kadar antosianin yang diperoleh dari ubi ungu adalah
174,085 mg/100 gr.
Pengaruh lama perendaman kain dan pengaruh pre-mordanting serta
tanpa mordan terhadap hasil warna ekstraksi ubi ungu pada kain
katun
Tabel Data Hasil Uji Kain A (Pre-mordanting)
Tabel Data Hasil Uji Kain B (Tanpa Mordant)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lama perendaman dan premordanting
serta tanpa mordan tidak berpengaruh terhadap hasil warna ekstraksi ubi ungu
pada kain katun, tetapi untuk uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian
40°C memiliki nilai 1-2, namun untuk nilai penodaan warna dan ketahanan luntur
terhadap gosokan memiliki nilai 4-5 dimana untuk tahan lunturnya adalah baik.
Pre-mordanting dan tanpa mordan berpengaruh terhadap warna yang dihasilkan
yaitu untuk pre-mordanting kain berwarna ungu dan tanpa mordan kain berwarna
merah muda.
Uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian 40°C memiliki nilai 1-2
hal ini disebabkan karena zat pewarna alami memiliki kelemahan antara lain
warna tidak stabil, keseragaman warna yang kurang baik, konsentrasi pigmen
rendah, spektrum warna terbatas (Paryanto dkk., 2012). Disamping spektrum
4
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering, Vol. 1 No. 1, Februari 2021
warna yang terbatas, juga mudah kusam dan ketahanan luntur rendah bila dicuci
serta kena sinar matahari (Kant, 2012).
Uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian 40°C memiliki
nilai 1-2 (jelek) karena proses ekstraksi menggunakan solvent organik yang
mudah menguap sehingga zat warna saat proses pencucian mudah luntur. Hal ini
diperkuat dengan penelitian dari Selvana Heruka yang melakukan penelitian
dengan mengekstraksi kulit ubi ungu dengan air yang menunjukkan hasil uji
ketahanan luntur warna terhadap pencucian menunjukkan nilai 3,5 (cukup baik).
KESIMPULAN
Kadar antosianin yang diperoleh dari ubi ungu adalah 174,085 mg/100 gr,
Lama perendaman tidak berpengaruh terhadap hasil warna ekstraksi ubi ungu
pada kain katun, tetapi untuk uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian
40°C memiliki nilai 1-2, namun untuk nilai penodaan warna dan ketahanan luntur
terhadap gosokan memiliki nilai 4-5 dimana untuk tahan lunturnya adalah baik,
Pre-mordanting dan tanpa mordan berpengaruh terhadap warna yang dihasilkan
yaitu untuk pre-mordanting kain berwarna ungu dan tanpa mordan kain berwarna
merah muda.
Referensi
[1] Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
[2] Kwartiningsih, Endang.,dkk.,2009. “Zat Pewarna Alami Tekstil Dari Kulit
Buah Manggis”. Teknik Kimia UNS
[3] Sulaeman,dkk., 1999/2000., “Peningkatan Ketahanan Luntur Warna Alam
dengan Cara Pengerjaan Iring”, Laporan Kegiatan Penelitian, Balai Besar
Kerajinan Batik, Yogyakarta.
5
ISSN Online: XXXX-XXXX
6
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering, Vol. 1 No. 1, Februari 2021