0% found this document useful (0 votes)
53 views8 pages

Analisis Prokrastinasi Akademik Siswa Di Sekolah

Uploaded by

Ira Yuliani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
53 views8 pages

Analisis Prokrastinasi Akademik Siswa Di Sekolah

Uploaded by

Ira Yuliani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342644901

Analisis Prokrastinasi Akademik Siswa di Sekolah

Article  in  Consilium Berkala Kajian Konseling dan Ilmu Keagamaan · June 2020


DOI: 10.37064/consilium.v7i1.6448

CITATION READS

1 1,007

4 authors, including:

Erfan Ramadhani Rizky Andana Pohan


Universitas PGRI Palembang IAIN Langsa
9 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    29 PUBLICATIONS   11 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Multicultural counseling View project

All content following this page was uploaded by Rizky Andana Pohan on 12 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 7 No. 1 Januari-Juni Tahun 2020, Hlm. 45-51

CONSILIUM
Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Avalaible at http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/consilium

ISSN : 2338-0608 (Print) | ISSN : 2654-878X (Online)

Analisis Prokrastinasi Akademik Siswa di Sekolah

Erfan Ramadhani1, Hikmatus Sadiyah1, Ramtia Darma Putri1, Rizky Andana


Pohan2
1Universitas
PGRI Palembang, Indonesia.
2Institut Agama Islam Negeri Langsa, Indonesia.
Korespondensi: [email protected]

Abstract: Procrastination is a behavior that is not good or negative behavior including; neglect in
completing assignments, and lack of punctuality when entering school hours. Based on the results of
research in the field, it appears that there are students who take academic procrastination,
procrastination conducted in the form of procrastinating in completing assignments that result in
students being hampered in the learning process at school. This research uses quantitative descriptive
methods. The subjects of this study were students of the State High School 1 Muara Sugihan Banyuasin
Regency class XII. Based on the results of this study it can be seen that the academic procrastination of
Muara Sugihan Middle School 1 Middle School students in Banyuasin Regency is in the High category
with a score of 90.92. Thus the expectation of handling the problem is expected so that students can
solve the problem. One way to treat the problem is counseling services.

Keywords: academic procrastination, students at school.

Abstrak: Prokrastinasi adalah suatu prilaku yang tidak baik atau prilaku yang negatif di antaranya;
lalai dalam menyelesaikan tugas, dan kurangnya ketepatan waktu pada saat masuk jam sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, terlihat bahwa terdapat siswa yang melakukan tindakan
prokrastinasi akademik, prokrastinasi yang dilakukan dalam bentuk menunda-nunda dalam
menyelesaikan tugas yang mengakibatkan siswa terhambat dalam proses belajar di sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa
Sekolah Menangah Atas Negeri 1 Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin kelas XII. Berdasarkan hasil
penelitian ini terlihat bahwa prokrastinasi akademik siswa Sekolah Menangah Atas Negeri 1 Muara
Sugihan Kabupaten Banyuasin berada pada kategori Tinggi dengan skor 90,92. Dengan demikian
diharapkan adanya penaganan terhadap masalah tersebut sehingga siswa dapat menyelesaikan
masalahnya. Salah satu cara penaganan masalah tersebut adalah layanan konseling.

Kata kunci: prokrastinasi akademik, siswa di sekolah

Copyright © 2020, the Author. Published By CONSILIUM : BERKALA KAJIAN KONSELING DAN ILMU KEAGAMAAN
This is an open access article under the CC BY license (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/). | 45
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2020

PENDAHULUAN

S
ekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang
besar dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan dapat diselenggarakan melalui pendidikan formal, pendidikan
formal dilakukan agar mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman
yang berkualitas bagi peserta didik. Ketercapaian pendidikan formal tersebut
diperlukan adanya tenaga pendidik yang profesional di bidang keahliannya, salah
satunya tenaga kependidikan adalah guru bimbingan dan konseling/konselor. Guru
bimbingan dan konseling sangat berperan untuk membantu pencapaian tujuan
pendidikan pada siswa. Guru bimbingan dan konseling sangatlah berperan penting
dalam pembentukan pribadi seorang siswa, termasuk mengenali seluruh aspek
yang berkaitan dengan kebutuhan siswa. Salah satu aspek dalam pembelajaran
adalah pemahaman siswa dalam belajar, pembelajaran adalah proses interaksi
antara siswa dengan guru untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru merupakan cara yang harus dilakukan
dalam proses belajar. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru merupakan suatu
penguasaan konten tertentu sehingga siswa dapat menguasai kompetensi tertentu
sesuai proses pembelajaran yang dicapai. Tujuan pembelajaran yaitu perilaku dari
hasil belajar yang diharapkan terjadi, atau dikuasai oleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik
apabila guru bimbingan dan konseling memberikan pembelajaran segenap
potensinya dan siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan fakta yang
semestinya. Tidak sedikit proses pembelajaran yang dilakukan terkendala dengan
prilaku siswa yang tidak disiplin dalam proses pembelajaran.
Salah satu perilaku yang dilakukan oleh siswa adalah penundaan dalam
menyelesaikan tugas (prokrastinasi akademik siswa) terlihat pada siswa-siswi di
Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin, diantaranya
terdapat siswa yang lalai dalam proses pembelajaran dan lalai dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah (PR). Berdasarkan informasi yang didapatkan
dalam catatan buku dari guru mata pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling
terlihat 5-10 siswa yang mengerjakan tugas pada saat berada di sekolah.
Selanjutnya, ditemukannya siswa yang belum mengerjakan tugas sekolah
dikarenakan datang terlambat pada saat jam pelajaran berlangsung, tidur pada saat
jam pelajaran, dan sering tidak masuk atau tidak hadir sekolah. Berdasarkan hal
tersebut dapat dikatakan bahwa siswa melakukan prokrastinasi akademik bukan
hanya pada penyelesaian tugas saja tetapi melakukan penundaan dan lalai dalam
melaksanakan tugas sekolah yang dijalaninya.
Belajar merupakan tugas utama seorang siswa, namun tidak semua siswa
memiliki pengelolaan belajar yang baik, hal inilah yang dialami Siswa di Sekolah
Menegah Atas Negeri 1 Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin. Pengelolaan waktu
belajar yang kurang baik menyebabkan siswa sering melakukan penundaan dalam

46
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2020

mengerjakan tugas-tugas akademik. Perilaku menunda tugas-tugas akademik


disebut dengan prokrastinasi akademik seperti penundaan dalam menyelesaikan
tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas dengan batas waktu yang
ditentukan, menunda-nunda masuk kelas pada saat jam masuk sudah dimulai.
Berdasarkan hasil penelitian (Abdullah, dkk 2016) menunjukkan bahwa telah
melakukan penelitian dengan beberapa siklus, siklus pertama presentase perilaku
prokrastinasi akademik siswa berkurang sebesar 19,62%. Sedangkan pada siklus
kedua presentase prokrastinasi akademik siswa berkurang sebesar 13,59%. Hal
tersebut di akibatkan oleh pemberian layanan konseling kelompok dengan teknik
self management. Jadi, berdasarkan hasil penelitian Abdullah dkk, dapat
disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik tidak terjadi pada mahasiswa tetapi
terjadi juga pada siswa di SMA, dari penelitian tersebut menjadi gambaran bagi
peneliti bahwa setelah memberikan gambaran prokrastinasi akademik maka
perlunya di berikan layanan secara khusus salah satunya adalah kelompok dengan
teknik self management.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa hal itu merupakan tindakan
prokrastinasi. Selanjutnya, kelalaian atau penundaan siswa dalam penyelesaian
tugas terus terjadi maka akan berdampak negatif pada siswa tersebut. Penundaan
dalam melaksanakan tugas tersebut dinamakan dengan prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik adalah suatu prilaku yang tidak baik dalam memanfaatkan
waktu dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai suatu tindakan atau
menunda tugas yang ingin dikerjakan sampai waktu berikutnya, sehingga prilaku
penundaan tersebut dapat menghambat pembelajaran individu itu sendiri.
Permasalahan yang muncul belum dapat di atasi dengan maksimal, terlihat masih
banyak siswa melakukan pelanggaran atau penundaan dalam menyelesaikan tugas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik
siswa adalah suatu penundaan tugas seperti pekerjaan rumah (PR), menunda-
nunda waktu masuk sekolah dan penundaan dalam mengumpulkan tugas-tugas
dalam jangka waktu yang di tetapkan. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran
masih perlu diperbaiki dan di eksplorasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan tidak adanya penundaan berbagai tugas atau yang disebut dengan
prokrastinasi akademik siswa.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
Deskriptif Kuantitatif. Menurut Irawan (1996:60) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan mendeskriptifkan atau menjelaskan suatu hal
sebagaimana adanya secara aktual. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah
penelitian deskriptif komparatif. Menurut Subana (2001:89) menemukakan bahwa
penelitian dengan format deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan kondisi dengan berbagai situasi, atau berbagai variabel
yang timbul dimasyarakat berdasarkan apa adanya sesuai dengan kenyataan.

47
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2020

Selanjutnya, Yusuf (2005:82) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu dan mencoba menggabarkan
fenomena secara mendetail apa adanya, yang artinya penelitian deskriptif adalah
penelitian yang menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi apa adanya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Selanjutnya diperoleh kategorisasi Prokrastinasi Akademik Siswa di Sekolah
dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Kategorisasi Penskoran
NO Skor % Kategori
1 >105 > 84 Sangat Tinggi
2 84-104 67-83 Tinggi
3 63-83 50-66 Sedang
4 42-62 34-49 Rendah
5 ≤ 41 ≤ 33 Sangat Rendah
Berdasarkan penyebaran instrumen prokrastinasi akademik siswa kepada 87
responden yang terdiri dari tiga kelas maka dapat diperoleh data sebagai berikut

Tabel 2. Data Tingkat Prokrastinasi Akademik Siswa

No Skor Kriteria XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPA 3


(F) (F) (F)
1 >105 Sangat Tinggi 1 1 1
2 84-104 Tinggi 21 15 1
3 63-83 Sedang 8 11 13
4 42-62 Rendah 1 0 5
5 ≤41 Sangat Rendah 0 0 9
Jumlah Siswa 31 27 29
Jumlah Skor 2982 2531 2403
Rata-rata 96,18 93,74 82,86
(Tinggi) (Tinggi) (Sedang)

Berdasarkan hasil data dari kelas XII IPA1 dengan jumlah 31 orang,
prokrastinasi akademik siswa dengan rata-rata skor rata-rata 96,18 kategori
“Tinggi”. 1 orang pada kategori “Sangat Tinggi”, 21 orang dengan kategori “Tinggi”,
8 orang pada kategori “Sedang”, dan 1 orang pada kategori “Rendah”. Kelas XII IPA
2 dengan jumlah 27 orang dengan rata-rata skor 93,74 dengan kategori “Tinggi”. 1
orang pada kategori “Sangat Tinggi”, 15 orang pada kategori “Tinggi”, dan 11 orang
pada kategori “Sedang”, selanjutnya hasil data dari kelas XII IPA 3 dengan jumlah

48
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2020

29 orang siswa dengan rata-rata skor 82,86 dengan kategori “Sedang”. 1 orang pada
kategori “Sangat Tinggi”, 1 orang pada kategori “Tinggi”, 13 orang pada kategori
“Sedang”, 5 orang pada kategori “Rendah”, dan 9 orang pada kategori “Sangat
Rendah”. Jadi, berdasarkan hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa XII IPA 1
yang paling “Tinggi” tingkat prokrastinasi akademiknya.
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan maka data dari 87 siswa tersebut
prokrastinasi akademik siswa pada kategori tinggi diperoleh rata-rata skor 90,92
sehingga hal ini mengarah pada negatif. Siswa di sekolah ini mengalami
prokrastinasi akademik, yang di maksud dengan prokrastinasi akademik menurut
Puswanti (2014:14) adalah kebiasaan untuk menunda-nunda pekerjaan yang
merupakan suatu perilaku yang tidak efektif dalam penggunaan waktu. Menunda-
nunda pekerjaan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti menunda-nunda
dalam mengerjakan ataupun menyelesaikan tugas-tugas akademik. Menurut
Ramadhani (2018:377) prokrastinasi akademik merupakan perilaku yang tidak
efektif dan efisien dalam memanfaatkan waktu dan adanya kecenderungan untuk
tidak segera memulai suatu tindakan atau menunda tugas yang ingin dikerjakan
sampai waktu berikutnya, sehingga perilaku tersebut dapat menghambat
kesuksesan akademik individu itu sendiri.
Berdasarkan teori di atas bahwa prokrastinasi akademik adalah hal yang
negatif, apabila hal ini dibiarkan maka tidak baik bagi siswa. Selanjutnya
berdasarkan hasil penelitian (Abdullah, Thalib 2016) bahwa di sekolah SMA Negeri
2 Palu ini terdapat juga prokrastinasi akademik di sekolah, sejalan dengan itu maka
diperlukannya penurunan atau pelayanan untuk mengatasi masalah tersebut.
Berdasarkan penelitian Ramadhani (2019:19) kepada mahasiswa prodi
bimbingan dan konseling di Universitas PGRI Palembang bahwa mengungkapkan
prokrastinasi akademik merupakan suatu tindakan menunda-nunda dalam
mengerjakan sesuatu tugas, baik tugas perkuliahan ataupun tugas mengerjakan
skripsi. Prokrastinasi juga merupakan perilaku yang negatif adapun beberapa
komponen diantaranya; perilaku lalai, keragu-raguan, kurangnya ketepatan waktu,
serta kurangnya perencanaan dalam melakukan sesuatu. Selanjutnya berdasarkan
penelitian Ramadhani, dkk (2018:377) terdapat 24 mahasiswa terindikasi
mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan studi. Keterlambatan mahasiswa

49
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2020

dalam menyelesaikan studi menggambarkan bahwa mahasiswa melakukan


penundaan dalam melaksanakan tugas terutama dalam mengerjakan skripsi.
Penundaan tersebut merupakan salah satu gejala dari prokrastinasi akademik
mahasiswa dalam penyelesaian studi. Gambaran prokrastinasi akademik
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi dapat dilihat dari masih ditemukannya
mahasiswa yang mengulang mata kuliah ataupun baru mengambil mata kuliah. Jadi
berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa mahasiswa melakukan
prokrastinasi akademik bukan hanya pada penyelesaian skripsi, tetapi melakukan
penundaan dalam melaksanakan tugas perkuliahan yang dijalaninya.
Berdasarkan penelitian saya yang dapat dikaitkan dengan penelitian Ramadhani,
dkk terungkap bahwa prokrastinasi akademik tidak terjadi pada siswa saja akan
tetapi prokrastinasi akademik juga terjadi kepada mahasiswa, sehingga dalam
dunia pendidikan prokrastinasi akademik merupakan hal yang wajar akan tetapi
dengan kewajaran tersebut perlunya mengatasi masalah tersebut

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa prokrastinasi akademik siswa SMA Negeri 1 Muara Sugihan kelas XII
IPA 1 dengan rata-rata 96,18 pada kategori (Tinggi), kelas XII IPA 2 dengan rata-
rata 93,74 pada kategori (Tinggi), kelas XII IPA 3 dengan rata-rata 82,86 pada
kategori (Sedang). Sehingga dari ketiga kelas yang telah diberikan instrumen
prokrastinasi akademik berada pada kategoti (Tinggi) dengan rata-rata 90,92.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan rata-rata skor 90,92 dengan
kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka perlunya adanya peninjauan dan
pemberian layanan atau cara mengatasi masalah ini sehingga prokrastinasi
akademik tidak berdampak tinggi yang dapat berdampak negatif pada siswa
tersebut, untuk itu perlunya guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, dan
konselor untuk bekerjasama dalam mengatasi masalah tersebut.
Berdasarkan data tersebut maka perlunya di atasi masalah ini sehingga kita
dapat membantu kesuksesan siswa, salah satu cara yang mengatasi adalah
memberikan layanan informasi, layanan bimbingan kelompok, dan layanan-
layanan lainya yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullaah, T., Mansyur, Munifah. 2016. Upaya mereduksi perilaku


prokrastinasi akademik melalui konseling kelompok dengan teknik self

50
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2020

management (Studi kasus di kelas XI SMA negeri 2 Palu). Jurnal Konseling


dan Psikoedukasi. 1(2). (1-14).

Irawan, P. 1996. Logika dan prosedur penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press.

Puswanti. 2014. Upaya mereduksi prokrastinasi akademik melalui konseling


kelompok melalui pendekatan behavioristik pada siswa SMK. Jurnal
Psikopedagogia, 3(1).

Ramadhani, E, Putri, R. D, & Istiqomah, V.A. 2018. Efektiveness of information


services to reduce student academik procrastination in working thesis
(experiment study on student of guidance and counseling Universitas
PGRI Palembang). Prosiding Seminar Nasional ABKIN. Pekanbaru.

Ramadhani, E. 2019. Prokrastinasi akademik mahasiswa bimbingan dan


konseling universitas pgri palembang dalam mengerjakan skripsi. Jurnal
Wahana Konseling. 2(1).

Subana, M. 2001. Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Yusuf, A.M. 2005. Metodologi penelitian. Padang:Unp Press.

51

View publication stats

You might also like