Turbin Uap: Analisis Heat Rate
Turbin Uap: Analisis Heat Rate
                                                    Isfandi1
                           Program Studi Teknik Mesin, Universitas Mataram, Mataram
                                       Email : [email protected]
ABSTRACT
         Jeranjang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) (Steam-Electric Power Station) is a steam
power plant with a capacity of 3 x 25 megawatts (MW) on Lombok island. One measure of the efficiency of
a generating unit is its heat rate value. The heat rate is defined as the amount of fuel energy required to
produce 1 kilowatt-hour (kWh) of electrical energy. This study aims to determine the heat rate of the steam
turbine system based on a performance test. To determine the number of the heat rate in a steam turbine
system, a calculation method based on the mass balance of steam and internal energy (enthalpy) that enters
and leaves the turbine with the output power of the generator is applied. The efficiency of the steam turbine
can be measured from the entered heat energy to produce electricity of 1 kWh and the turbine heat rate.
The efficiency of the steam turbine can also be calculated by comparing the fuel energy required for every
1 kWh with heat rate turbines. The results indicate an increasing with energy input-output metode value of
2.095,12 kilocalories (kcal)/kWh from 3.214,12 kcal/kWh (the number during commissioning or the first
performance test) to 5.309,24 kcal / kWh in the net plant heat rate unit 3 PLTU Jeranjang. Moreover, the
energy balance metode net plant heat rate value of 2.479,52 kcal/kWh also increased by 76,44 Kcal/kWh
compared to the commissioning or first performance test with 3.403,08 kcal/kWh. Thus, it is necessary to
evaluate to decrease the heat rate value and increase the performance of unit 3 PLTU Jeranjang.
PENDAHULUAN
                                                                     Sunarwo dan Supriyo, (2015) telah
Energi yang paling dibutuhkan manusia saat ini             melakukan penelitian mengenai analisa heat rate
adalah energi listrik. Besarnya pemakaian energi           turbin uap berdasarkan performance test.
untuk      menggerakkan       generator    dalam           Pengambilan data dilakukan dengan metode
menghasilkan tenaga listrik. Siklus tenaga yang            observasi di PT PLN (PERSERO) Pembangkit
listrik    juga    menunjukkan      tolak    ukur          Tanjung Jati B unit 3. Untuk mengetahui nilai
perkembangan suatu bangsa. Penggunaan energi               heat rate pada siklus turbin uap digunakan
listrik yang besar dan secara terus menerus tidak          metode perhitungan berdasarkan kesetimbangan
dapat diimbangi dengan ketersediannya yang                 massa uap “steam” dan “enthalpy” yang masuk
terbatas. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah                dan keluar turbin dengan daya keluaran generator
pembangkit listrik tidak hanya handal, namun               (output generator). Efisiensi turbin uap dapat
juga harus efisien sehingga dapat meminimalkan             dilihat dari energi panas yang dimasukkan untuk
penggunaan bahan bakar.                                    menghasilkan listrik sebesar 1 kwh dan turbine
          Salah satu tolak ukur efisien tidaknya           heat rate. Efisiensi turbin uap dapat juga
suatu pembangkit terlihat dari nilai heat rate.            dihitung dengan membandingkan energi bahan
Heat rate adalah besarnya energi kalor dari                bakar yang dibutuhkan untuk setiap 1 kwh
bahan bakar (kJ atau kkal) yang dibutuhkan                 dengan turbine heat rate. Hasil analisis yang
untuk membangkitkan satu kWh listrik, satuan               didapatkan yaitu kurva turbine heat rate
yang biasa dipakai oleh industri pembangkit di             berdasarkan performance test dengan nilai
Indonesia. Pada umumnya nilai heat rate                    terbaik adalah 7981,97 kJ/kWh, dan terendah
mengalami kenaikan dibandingkan dengan                     8043,122 kJ/kWh . Untuk kurva efisiensi turbin
kondisi awalnya setelah unit pembangkit                    uap diperoleh nilai tertinggi adalah 45,1 %, dan
dioperasikan secara terus menerus.                         nilai terendah adalah 44,75 %. Dari analisa
          Dalam penelitian ini beberapa referensi          tersebut disimpulkan bahwa efisiensi turbin akan
jurnal yang digunakan sebagai acuan, berikut               semakin baik dengan semakin rendahnya turbine
reviewnya :                                                heat rate pada suatu unit pembangkit (Jurnal
Teknik Energi Vol. 11 No. 3 September 2015;         yaitu sebesar 83,28% terjadi pada 12 Maret 2015.
61-68)                                              Heat rate terendah (terbaik) yaitu 2.500,81
          Hanafy Arnanda Rifky, (2014) telah        kcal/kWh terjadi pada tanggal 13 Januari 2015.
melakukan penelitian mengenai analisis plant        Sedangkan heat rate tertinggi terjadi pada
heat rate PLTU sebelum first year inspection        tanggal11 Desember 2014 yaitu sebesar 2.658,09
terhadap kondisi kommisioning tes pada PLTU         kcal/kWh. Untuk mendapatkan nilai heat rate
di Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan       terbaik dibutuhkan keandalan yang terkendali
pada perhitungan plant heat rate yaitu metode       baik secara pengoperasian maupun perawatan
energy balance. Perhitungan metode energy           antara turbin, boiler, dan transformator pada
balance yang digunakan berdasarkan standar          beban yang sesuai sehingga didapatkan heat rate
American Society of Mechanichal Engineers           terbaik yang menjadikan unit bekerja secara
Performance Test Code (ASME PTC). Setelah           efisien (Jurnal Teknik Energi Vol. 12 No.2).
dilakukan perhitungan plant heat rate pada                    Dari jurnal penelitian Sunarno Dan
kondisi aktual, nilai plant heat rate mengalami     Supriyono dapat diambil referensi untuk metode
kenaikan dibandingkan komisioning setelah satu      yang akan digunakan untuk menganalisa
tahun beroperasi. Kenaikan ini disebabkan           perhitungan, yaitu metode energy input dan
bertambahnya losses yang mengakibatkan              output. Dari jurnal penelitan Hanafy Arnanda
penurunan performance pada komponen utama           Rifky dapat diambil referensi untuk metode yang
unit, yaitu : turbin, boiler, air heater dan        akan digunakan untuk menganalisa perhitungan,
kondensor. Dari hasil analisis penelitian terjadi   yaitu metode energy balance. Dan dari jurnal
kenaikan nilai plant heat rate aktual sebesar       penelitian Sahid dan Budhi Praseyo dapat
362,25 kJ/kWh dibandingkan saat komisioning.        mengetahui        Perbandingan      performance
Kenaikan turbine heat rate mempengaruhi             Pembangkit berdasarkan performance test.
kenaikan plant heat rate sebesar 314,02 kJ/kWh.
Penurunan efisiensi boiler mempengaruhi             Heat Rate
kenaikan plant heat rate sebesar 48,23 kJ/kWh.                Plant heat rate merupakan besarnya
Daya yang terbuang oleh exhaust steam menuju        energi kalor dari bahan bakar (kJ atau kkal) yang
ke kondensor saat ini mengalami kenaikan            dibutuhkan untuk membangkitkan satu kWh
sebesar 53,96 MWh dibandingkan saat                 listrik. Metode yang digunakan pada perhitungan
komisioning. Perubahan nilai plant heat rate        heat rate terdiri dari 2 (dua) metode, yaitu
aktual berpengaruh terhadap kondisi finansial       metode energi input dan energi output, serta
suatu unit pembangkit sebesar Rp 3.402.338,46.      metode energy balance. Dari perhitungan heat
Dengan demikian diperlukan langkah-langkah          rate kedua metode tersebut akan diketahui nilai
perbaikan pada saat first year inspection           gross plant heat rate dan nett plant heat rate
sehingga performance pembangkit dapat               suatu unit pembangkit. Gross plant heat rate
kembali optimal seperti menurunkan turbine          merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk
hate rate, meningkatkan efisiensi boiler,           menghasilkan       1     kWh      listrik    tanpa
mengurangi kebocoran air heater, meningkatkan       memperhitungkan daya yang digunakan untuk
kondensor cleanleness. (Tugas Akhir Fakultas        pemakaian unit itu sendiri seperti pemakaian
Teknik Univeristas Pancasila, 2014).                pompa dan motor listrik. Sedangkan nett plant
          Sahid dan Budhi Prasetiyo, (2016) telah   heat rate adalah jumlah energi yang dibutuhkan
melakukan penelitian dengan tujuan untuk            untuk menghasilkan 1 kWh listrik dengan
mengetahui heat rate pembangkit tenaga uap          memperhitungkan daya yang digunakan untuk
Paiton Baru (Unit 9) berdasarkan performance        pemakaian sendiri unit sebagai pengurang power
test tiap bulan dengan beban 100% dari bulan        output yang dihasilkan unit. Dengan demikian
November 2014 hingga Maret 2015. Heat rate          nilai perhitungan nett plant heat rate selalu lebih
dapat ditentukan dengan mengetahui efisiensi        besar jika dibandingkan dengan nilai gross plant
boiler metode kerugian panas dan heat rate          heat rate.
turbin. Parameter data untuk menentukan nilai
heat rate didapatkan dari analisa laboratorium      Metode energi input dan energi output
dan ruang kontrol PLTU Paiton Baru (Unit 9)                   Metode perhitungan plant heat rate
pada beban yang sama yaitu sebesar 659 MW.          energi input dan energi output merupakan cara
Dari hasil penelitian didapatkan diagram batang     untuk mengetahui nilai plant heat rate yang
heat loss dan efisiensi boiler beban penuh          paling mudah. Metode ini memiliki kelebihan
terhadap waktu dan diagram heat rate terhadap       untuk mengetahui nilai plant heat rate secara
waktu. Dari kedua tersebut dapat disimpukan         cepat karena hanya membutuhkan parameter
efisiensi boiler tertinggi terjadi pada 26          nilai kalor bahan bakar, jumlah bahan bakar yang
November 2014 dengan efisiensi sebesar              digunakan dan daya yang mampu dihasilkan
85,68%. Sedangkan efisiensi boiler terendah         untuk mengetahui nilai heat rate unit tersebut.
Namun demikian dikarenakan hanya 3 parameter
yang digunakan dalam menghitung plant heat         Heat In
rate metode energi input dan energi output oleh            Heat in merupakan seluruh energi yang
karena itu penunjukan alat ukurnya harus akurat.   masuk pada sistem boundary turbin. Heat in pada
Metode energi input dan energi output juga         turbin merupakan energi pada main steam
mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat             (ASME PTC 4, 2008).
memetakan masing-masing losses yang terjadi                𝑄𝑖𝑛 = 𝑚̇𝑠 . ℎ𝑠
pada pembangkit. Untuk menghitung plant heat               Dimana :
dapat menggunakan persamaan (ASME PTC 6,                   𝑚̇𝑠    = Jumlah aliran main steam
2004) :                                                           (kg/h)
           𝑀𝑓 . 𝐻𝐻𝑉
𝐺𝑃𝐻𝑅 =                                                     ℎ𝑠     = Enthalpy pada main steam
                𝑃𝑔
                                                                  (kJ/kg)
           𝑀𝑓 . 𝐻𝐻𝑉
𝑁𝑃𝐻𝑅 =
              𝑃𝑜
Dimana :                                                   Dari formula diatas nilai enthalpy pada
    GPHR = Gross Plant Heat Rate (kJ/kWh)          main steam berasal dari pemanasan feed water
    NPHR = Net Plant Heat Rate (kJ/kWh)            pada boiler hingga menjadi uap superheated.
    Mf   = Jumlah bahan bakar diambil dari         Enthalpy pada main steam dapat diketahui dari
         flowmeter batubara (kg/h)                 parameter tekanan dan temperatur (P dan T) yang
    HHV = High Heating Value / nilai kalor         terdapat pada keduanya. Kedua parameter
           batubara yang didapat dari              tersebut akan menunjukan nilai enthalpy
           laboratorium batubara (kJ/kg)           berdasarkan diagram mollier. Sedangkan untuk
    Pg   =       Generator power output            jumlah aliran main steam dapat diketahui
         merupakan energi listrik yang keluar      berdasarkan kesetimbangan masa pada heat
         dari generator (kW)                       balance unit (ASME PTC 4, 2008).
    Po   = Power terkirim merupakan energi                  𝑚̇𝑠 = 𝑚̇𝑓𝑤 + 𝑚̇𝑠𝑤
         listrik yang keluar dari generator                 Dimana :
         dikurangi dengan power yang                        𝑚̇𝑓𝑤      = Jumlah aliran pada final
         digunakan untuk pemakaian sendiri         feed water (kg/h)
         (kW)                                               𝑚̇𝑠𝑤      = Jumlah aliran superheater
                                                   spraywater (kg/h)
Metode Energy Balance
         Metode energy balance merupakan           Heat Out
perhitungan heat rate yang menghitung kondisi              Heat out merupakan seluruh energi
dari      peralatan-peralatan    pembangkit.       yang keluar pada sistem boundary turbin. Heat
Perhitungan plant heat rate metode energy          out pada turbin meliputi energi pada final feed
balance dihitung menggunakan rumusan berikut       wáter. Heat out terdiri dari (ASME PTC 4,
(ASME PTC 4, 2008) :                               2008).
𝐺𝑃𝐻𝑅 = 𝑇
          𝐻𝑅                                               𝑄𝑜𝑢𝑡 = 𝑚̇𝑓𝑤 . ℎ𝑓
           𝜂𝐵
          𝐺𝑃𝐻𝑅 . 𝑃𝑔
                                                           Dimana :
𝑁𝑃𝐻𝑅 =                                                      ℎ𝑓 = Enthalpy pada final feed water
             𝑃𝑜
Dimana :                                                          (kJ/kg)
HR 𝑇 = Heat rate turbin (kJ/kWh)
η𝐵 = Efisiensi boiler (%)                          Efisiensi Boiler
                                                            Performance         boiler       sangat
Turbine Heat Rate                                  mempengaruhi kondisi main steam suatu unit
         Turbine heat rate merupakan energi        pembangkit. Hal ini disebabkan main steam
yang dibutuhkan turbin yang diperoleh dari         diperoleh dari pemanasan feed water pada boiler.
proses transfer panas untuk menghasilkan 1 kWh     Indikator dari performance boiler suatu unit
listrik.                                           pembangkit adalah efisiensinya. Efisiensi
         Persamaan yang digunakan untuk            didefinisikan sebagai perbandingan antara output
menghitung turbine heat rate sebagai berikut       terhadap input dalam suatu proses.
(ASME PTC 4, 2008).                                         Perhitungan efisiensi dengan metode
                  𝑄 −𝑄                             energy balance membutuhkan identifikasi dan
         𝐻𝑅𝑇 = 𝑖𝑛 𝑜𝑢𝑡
                      𝑃𝑔                           pengukuran dari seluruh losses dan credits pada
        Dimana :                                   boiler. Efisiensi boiler dapat didefinisikan
          𝑄𝑖𝑛      = Heat in / energi panas yang   sebagai berikut (ASME PTC 4, 2008) :
masuk ke turbin (kJ/h)                                            𝑄
                                                          η𝑡ℎ = 𝑜𝑢𝑡 100%
                                                                 𝑄𝑖𝑛
          𝑄𝑜𝑢𝑡 = Heat out / energi panas
yang keluar dari turbin (kJ/h)
         Dalam perhitungan efisiensi boiler                      ℎ𝑓𝑔 . 𝐷𝑔
                                                            𝐿1 =          100%
kesetimbangan energi, energi input dapat                            𝐻𝐻𝑉
                                                            Dimana :
dituliskan sebagai berikut :
                                                              ℎ𝑓𝑔     = Enthalpy temperature outlet
         η𝐵 = 100 − 𝐿𝑡𝑜𝑡 + 𝐶𝑡𝑜𝑡    (2-10)
                                                   flue gas excluded leakage (kJ/kg)
         𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 + 𝐿4 + 𝐿5 +
                                                              𝐷𝑔      = Dry gas (kg/kg-fuel)
     𝐿6 + 𝐿7 + 𝐿8 + 𝐿9
         𝐶𝑡𝑜𝑡 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3                       2. Heat loss akibat moisture dari pembakaran H2
                                                            Heat loss akibat moisture dari
         Dimana :                                  pembakaran hidrogen di bahan bakar adalah
           𝐿𝑡𝑜𝑡    = Jumlah losses yang            kerugian akibat air (H2O) yang timbul akibat
terhitung berdasarkan input bahan bakar (%)        reaksi pembakaran H2. Besarnya losses ini dapat
                                                   dihitung dari (ASME PTC 4, 2008) :
           𝐶𝑡𝑜𝑡    = Jumlah credit yang                            𝑀𝐻 . (ℎ − ℎ )
terhitung bedasarkan input bahan bakar (%)                  𝐿2 = 2 𝑠𝑎 𝑠𝑤 100%
                                                                        𝐻𝐻𝑉
           𝐿1     = Heat loss akibat panas yang             Dimana :
                      terbuang pada gas buang                  MH2 = Kandungan moisture dari
                      kering (dry flue gas) (%)    pembakaran hidrogen (kg/kg-fuel)
           𝐿2     = Heat loss akibat kandungan                 ℎ𝑠𝑎    = Enthalpy steam pada AH
           uap air (moisture) dalam bahan bakar    outlet temperature excluding leakage (kJ/kg)
           (%)                                                 hsw    = Enthalpy of water vapour
           𝐿3     = Heat loss disebabkan           pada temperatur reference (kJ/kg)
                     terbentuknya uap air akibat
                     kandungan         hydrogen
                     dalam bahan bakar (%)         3. Heat loss akibat kandungan H2O pada bahan
           𝐿4     = Heat loss akibat kandungan                       bakar
                     uap air di udara (%)                   Heat loss akibat kandungan uap air pada
           𝐿5     = Heat loss akibat adanya        bahan bakar adalah kerugian panas yang
                     carbon yang tak terbakar      disebabkan panas yang digunakan untuk
                     (unburned carbon) (%)         menghilangkan kandungan air pada batubara.
           𝐿6     = Heat loss akibat Surface       Besarnya losses ini dapat dihitung dari (ASME
                     Radiation dan Convection      PTC 4, 2008) :
                     (%)                                         𝑀      . (ℎ − ℎ )
                                                            𝐿3 = 𝐻₂𝑂 𝑠𝑎 𝑠𝑤 100 %
                                                                          𝐻𝐻𝑉
           𝐿7     = Heat loss akibat sensible
                                                            Dimana :
                     heat di bottom ash (%)
                                                              𝑀𝐻₂𝑂 = Moisture dari pada
           𝐿8     = Heat loss akibat sensible
                                                   batubara (kg/kg-fuel)
                     heat di fly ash (%)
                                                   4. Heat losses akibat moisture di udara
           𝐿9     = Heat loss yang tak dapat
                                                            Heat Loss akibat kandungan moisture di
                     diukur (%)
                                                   udara merupakan kerugian dalam pembakaran
           𝐶1     = Credit pada udara masuk
                                                   yang disebabkan kandungan mositure di udara
                     (%)
                                                   ambient yang akan masuk ke FD fan dan PA fan.
           𝐶2     = Credit pada moisture di
                                                   Besarnya losses ini dapat dihitung dari (ASME
                     udara masuk (%)
                                                   PTC 4, 2008) :
           𝐶3     = Credit sensible heat pada                     𝑀    . ℎ
                     bahan bakar (%)                        𝐿4 = 𝑚𝑎 𝑤𝑣 100%
                                                                    𝐻𝐻𝑉
                                                            Dimana :
Perhitungan enthalpy                                          𝑀𝑚𝑎 = Moisture di udara (kg/kg-
          Enthalpy adalah jumlah energi yang       fuel)
dimiliki suatu sistem pada tekanan tetap.                     ℎ𝑤𝑣     = Enthalpy water vapor at
Spesifikasi energi dari beberapa aliran yang       AH outlet gas exclude leakage (kJ/kg)
berbeda membutuhkan suatu nilai untuk              5. Heat loss akibat unburned carbon
perhitungan losses dan credit pada perhitungan              Heat loss akibat unburned carbon
efisiensi boiler.                                  adalah kerugian panas akibat unsur karbon pada
                                                   bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna.
Losses                                             Besarnya losses dapat diketahui dari kandungan
1. Heat loss akibat dry gas losses                 losses pada fly ash dan bottom ash. Besarnya
          Dry gas losses merupakan panas yang      losses ini dapat dihitung dari (ASME PTC 4,
ikut terbawa oleh laluan gas buang dan terbuang    2008) :
ke udara atmosfer. Besarnya losses ini dapat                      𝑀 /100 . 33700
                                                            𝐿5 = 𝑢𝑐              100 %
dihitung dari (ASME PTC 4, 2008):                                         𝐻𝐻𝑉
                                                             Dimana :
             𝑀𝑢𝑐        = Karbon yang tidak                  Heat credit dalam neraca energy/
terbakar saat pembakaran (kg/kg-refuse)             energy balance adalah sebagai berikut berikut:
             33700      = Nilai kalor karbon yang   1. Credit pada udara masuk
terjadi di residu (kJ/kg)                                    Credit pada udara masuk adalah
6. Heat loss akibat surface radiation dan           keuntungan yang disebabkan panas pada udara
    convection                                      yang masuk ke sistem boiler (ASME PTC 4,
          Heat loss akibat surface radiation dan    2008).
convection merupakan kerugian panas yang                           𝑀 . ℎ
                                                             𝐶1 = 𝑎 𝑑𝑎 100 %
                                                                      𝐻𝐻𝑉
ditentukan dari temperatur permukaan boiler dan
                                                             Dimana :
udara ambien di sekitarnya. Besarnya losses
                                                              𝑀𝑎 = Jumlah udara yang masuk ke
menyesuaikan kondisi desain.
                                                    boiler (kg/kg-fuel)
7. Heat Losses Akibat Sensible Heat Of Bottom
                                                              ℎ𝑑𝑎 = Enthalpy of dry air at AH inlet
    Ash
                                                    air (kJ/kg)
          Heat losses akibat sensible heat of
                                                    2. Credit pada moisture di udara masuk
bottom ash adalah losses yang terjadi akibat
                                                             Credit pada moisture di udara masuk
panas yang masih terdapat pada bottom ash.
                                                    adalah keuntungan yang disebabkan adanya
Besarnya losses ini dapat dihitung dari (ASME
                                                    kandungan moisture pada udara inlet AH (ASME
PTC 4, 2008) :
                (𝑋 . 𝑀 . ℎ )                        PTC 4, 2008).
          𝐿7 = 𝑏𝑎 𝑎𝑠 𝑏𝑎 100 %                                       𝑀   . ℎ
                      𝐻𝐻𝑉                                    𝐶2 = 𝑚𝑎 𝑑𝑣 100 %
                                                                       𝐻𝐻𝑉
           Dimana :
                                                             Dimana :
             𝑋𝑏𝑎     = Bottom ash split pada
                                                                𝑀𝑚𝑎 = Moisture di udara (kg/kg-
desain (%)
                                                    fuel)
             𝑀𝑎𝑠     = Jumlah ash dalam bahan
                                                                ℎ𝑑𝑣     = Enthalpy of dry vapor at
bakar (%)
                                                    AH inlet air (kJ/kg)
             ℎ𝑏𝑎     = Enthalpy bottom ash pada
                                                    3. Credit sensible heat pada bahan bakar
temperatur bottom ash (kJ/kg)
                                                             Credit sensible heat pada bahan bakar
                                                    adalah keuntungan yang disebabkan panas dari
8. Heat Losses Akibat Sensible Heat Of Fly Ash
                                                    temperatur bahan bakar yang masuk ke boiler
         Heat losses akibat sensible heat of fly
                                                    (ASME PTC 4, 2008).
ash adalah losses yang terjadi akibat panas yang                    ℎ
masih terdapat pada fly ash. Besarnya losses ini             𝐶3 = 𝑑𝑎 100 %
                                                                    𝐻𝐻𝑉
dapat dihitung dari (ASME PTC 4, 2008) :                      Dimana :
              (𝑋
         𝐿8 = 𝑓𝑎
                   . 𝑀𝑎𝑠 . ℎ
                        𝑓𝑎
                           100%
                               )                              ℎ𝑑𝑎       = Enthalpy dari dry air fuel
                   𝐻𝐻𝑉                              temperatur masuk boiler (kJ/kg)
         Dimana :
           𝑋𝑓𝑎    = Fly ash split pada desain
(%)                                                 METODE PENELITIAN
           ℎ𝑓𝑎      = Enthalpy fly ash pada
temperatur fly ash (kJ/kg)                                   Agar tujuan seperti yang telah
                                                     disebutkan tercapai dengan baik, maka
9. Heat Loss Yang Tidak Terukur                      diperlukan data yang valid sebagai dasar
          Heat Loss yang tidak terukur               penulisan. Data untuk dasar penulisan ini
merupakan losses yang terjadi namun tidak            diperoleh dengan cara sebagai berikut :
dimasukan didalam perhitungan secara detail.           1. Metode pengamatan
Hal ini disebabkan adanya keterbatasan pada alat             Melakukan pengamatan kondisi normal
ukur. Besarnya unmeasured losses relatif tidak      operasi PLTU Jeranjang Unit 3 secara langsung
besar dan nilainya biasanya ditentukan oleh         untuk memperoleh data-data yang diperlukan
desain boiler. Contoh losses unburned               dalam penyusunan penelitian.
hydrocarbon pada gas buang.                            2. Metode interview
                                                             Berdialog dan mengajukan pertanyaan
Credit                                              kepada mentor ataupun tutor serta pihak-pihak
         Credit merupakan energi yang               terkait sehubungan dengan kondisi yang akan
ditransfer ke dalam sistem boiler dari aliran       dipaparkan sehingga mendapatkan penjelasan
massa yang masuk ke dalam sistem boiler             yang benar.
(kecuali energi pembakaran dari bahan bakar)           3. Metode literatur
serta energi dari reaksi eksotermis dan power                Metode ini adalah metode yang
energy dari auxiliary equipment dalam lingkup       mempelajari tentang literatur-literatur yang
boiler.                                             berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini, sehingga dapat membantu penulis                𝑚̇𝑠𝑤          =      412,50 kg/h
sebagai acuan dan mempermudah untuk                            𝑚̇𝑠           =      106300,00 kg/h + 412,50
mendapatkan solusi yang tepat, baik melalui                           kg/h
internet     maupun       perpustakaan    serta                         = 106712,50 kg/h
menggunakan buku manual dan referensi yang                     𝑄𝑖𝑛 = 106712,50 kg/h . 3446,11
berhubungan dengan permasalahan yang                               kJ/kg
dipaparkan.                                                             = 367743013,38 kJ/h
                                                               Heat out
HASIL DAN PEMBAHASAN                                           Menghitung jumlah energi yang keluar
                                                                   berdasarkan rumus 2-8
         Dalam penelitian ini parameter –                      Dengan :
parameter yang digunakan ialah dari data – data                P        = 131,00 bar
historikal hasil tes komisioning awal pada Unit 3              T        = 214,60°C
PLTU Jeranjang tahun 2013. Setelah mendapat                    ℎ𝑓       = 922,39 kJ/kg
data dari hasil tes komisioning awal PLTU,                     𝑚̇𝑓𝑤     = 106300,00 kg/h
kemudian diolah dengan persamaan – persamaan                   𝑄𝑜𝑢𝑡     = 106300,00 kg/
BAB II diatas , selanjutnya pengambilan data                       h . 922,39 kJ/kg
aktual 1 pada tahun 2017 dan aktual 2 pada tahun                        = 98050057,00 kJ/h
2021, data diambil dari rekapan harian operasi                 Turbine heat rate
terhadap parameter – parameter Unit 3 PLTU                     Menghitung nilai turbine heat rate
Jeranjang.                                                             berdasarkan rumus 2-5
                                                               𝐻𝑅𝑇      =
Perhitungan Dengan Metode Energy Input Dan
Energy Output                                                                367743013,38 kJ/h − 98050057,00 kJ/h
Perhitungan gross plant heat rate                                                            25.940 𝑘𝑊
         Untuk menghitung jumlah nilai gross                                 =      10396,80 kJ/kWh
         plant heat rate menggunakan rumus 2-                                =      2484,89 kkal/kWh
         1
         Dengan :                                      Perhitungan Losses
         𝑀𝑓       = 28,80 t/h                               1. Menghitung dry gas losses berdasarkan
                  = 28.800 kg/h                                rumus 2-13, sehingga dry gas losses
         𝐻𝐻𝑉      = 4146 kkal/kg                               diperoleh :
                                                                    133,29 𝑘𝐽/𝑘𝑔 . 8,21 𝑘𝑔/𝑘𝑔𝑓𝑢𝑒𝑙
         𝑃𝑔       = 25,94 MW                                   𝐿1 =                               100%
                                                                             17346,86 𝑘𝐽/𝑘𝑔𝑓𝑢𝑒𝑙
                  = 25.940 kW                                        = 6,31%
         𝐺𝑃𝐻𝑅 ..= (28.800 kg/                               2. Menghitung losses akibat moisture dari
         h . 4146 kkal/kg)/(25.940 kW)                           pembakaran H2 berdasarkan rumus 2-
         𝐺𝑃𝐻𝑅 = 4603,11 kkal/kWh                                 14, sehingga losses akibat moisture dari
Perhitungan net plant heat rate                                  pembakaran H2 diperoleh :
         Untuk menghitung jumlah nilai Net                       𝐿2 =
plant heat rate menggunakan rumus 2-2                      0,30 𝑘𝑔/𝑘𝑔𝑓𝑢𝑒𝑙 (2798,79 𝑘𝐽/𝑘𝑔 −14,90 𝑘𝐽/𝑘𝑔)
                                                                                                       100 %
         Dengan :                                                      17346,86 𝑘𝐽/𝑘𝑔𝑓𝑓𝑢𝑒𝑙
            = 0,24%                                     3
                                                        4
                                                                Aktual 1
                                                                Aktual 2     14:30
                                                                                          4.091
                                                                                          4.146
                                                                                                    28,33
                                                                                                    25,94
                                                                                                              25,32
                                                                                                              22,49
                                                                                                                          3,01
                                                                                                                          2,79
                                                                                                                                  20,59
                                                                                                                                  28,80
                                                                                                                                             2.973,30 3.326,77
                                                                                                                                             4.603,11 5.309,24
                                                                             14:45        4.146     24,02     20,73       2,51    27,20      4.694,89 5.440,00
        2.      Menghitung          credit    pada                           15:00        4.146     25,59     23,05       2,86    28,00      4.536,46 5.036,36
                                                                             15:15        4.146     26,13     23,00       2,83    28,40      4.506,18 5.119,41
    moisture di udara masuk, sehingga credit                                 15:30        4.146     26,11     23,58       2,93    30,00      4.763,69 5.274,81
                                                                             15:45        4.146     26,19     14,51       2,85    28,00      4.432,53 8.000,55
    pada moisture di udara masuk diperoleh :                                 16:00        4.146     25,66     30,72       2,73    27,60      4.459,45 3.724,92
             0,08 𝑘𝑔/𝑘𝑔𝑓𝑢𝑒𝑙 . 9,38 𝑘𝐽/𝑘𝑔                       Berdasarkan data tabel 4.1 telah
        𝐶2 =                              100 %
                   17346,86 𝑘𝐽/𝑘𝑔𝑓𝑢𝑒𝑙                dilakukan pengamatan pada saat komisioning tes
             = 0,004%                                dengan load bruto sebesar 29,06 MW, pada
        3.       Menghitung credit sensible          aktual 1 tahun 2017 dengan data load bruto 28,33
    heat pada bahan bakar, sehingga credit           MW dan load bruto 25,94 MW pada aktual 2
    sensible heat pada bahan bakar diperoleh :       tahun 2021.
                   9,38 𝑘𝐽/𝑘𝑔
        𝐶3 =                    100 %
               17346,86 𝑘𝐽/𝑘𝑔𝑓𝑢𝑒𝑙
             = 0,05%
Perhitungan Efisiensi Boiler
   1. Menghitung jumlah losses pada boiler.
         Sehingga jumlah losses pada boiler
         diperoleh :
         𝐿𝑡𝑜𝑡 = 6,31% + 4,81%+ 5,14%+ 0,12%
      + 0,02% + 0,32% + 0,18% + 0,03% + 1%
               = 17,93%
    2. Menghitung jumlah credit pada boiler.
         Sehingga jumlah credit pada boiler
         diperoleh :                                             Gambar 4.1 Grafik GPHR dan NPHR
         𝐶𝑡𝑜𝑡 = 0,24% + 0,004% + 0,05%                        dengan metode energy input – output
               = 0,29%
                                                              Gambar 4.1 memaparkan grafik nilai
                                                     GPHR dan NPHR dengan metode energy input-
    3. Menghitung efisiensi boiler. Sehingga         output pada saat komisioning tes sebesar masing-
       efisiensi boiler diperoleh :                  masing 2.854,97 kkal/kWh dan 3.214,12
       η𝐵 = 100 – 17,93% + 0,30 %                    kkal/kWh , aktual 1 sebesar 2.973,30 kkal/kWh
       η𝐵 = 82,37%                                   dan 3.326,77 kkal/kWh,        aktual 2 sebesar
4.603,11 kkal/kWh dan 5.309,24 kkal/kWh.                                                                         water flow sebesar 106300,00 kg/h. hal
Terdapat selisih GPHR sebesar 118,33 kkal/kWh                                                                    ini mempengaruhi penurunan jumlah
pada aktual 1 dan 1.748,14 kkal/kWh pada aktual                                                                  flow main steam yang masuk kedalam
2 dibandingkan dengan saat komisioning tes.                                                                      turbin sebesar 106.712,50 kg/h. akibat
Sedangkan selisih NPHR sebesar 112,64                                                                            dari penurunan ini mempengaruhi
kkal/kWh pada aktual 1 dan 2.095,12 kkal/kWh                                                                     penurunan entalphy steam yang masuk
pada aktual 2 dibandingankan saat komisioning                                                                    kedalam turbin sebesar 3446,11 kJ/kg.
tes. Hal ini dipengaruhi oleh variasi beban dan                                                                  Akibatnya daya output yang dihasilkan
nilai kalor yang digunakan dalam pengambilan                                                                     generator    mengalami     penurunan
data penelitian.                                                                                                 sebesar 25,94 MW dibanding saat
                                                                                                                 komisioning sebesar 29,06 MW.
                                                                                                        2. Efisiensi Boiler
                                                                                                           Berikut tabel perhitungan heat losses
                                                                                                           pada boiler
                                                                                                                     Tabel 4.3 Heat losses
                                                                                                                  No Simbol                       Item                          Satuan      Comissioning   Aktual 1   Aktual 2
                                                                                                                  1    L₁ Heat loss akibat dry gas losses                         %            4,79         6,20       6,31
                                                                                                                  2 L₂ Heat loss akibat moisture dari pembakaran H₂               %            4,29         4,50       4,81
                                                                                                                  3 L₃ Heat loss akibat Kandungan H₂O pada bahan bakar            %            6,25         4,79       5,14
                                                                                                                  4 L₄ Heat loss akibat moisture di udara                         %            0,19         0,18       0,12
                                                                                                                  5 L₅ Heat loss akibat unburned carbon                           %            0,05         0,02       0,02
                                                                                                                  6 L₆ Heat loss akibat surface radiation dan convection          %            0,32         0,32       0,32
                Gambar 4.2 Grafik GPHR dan NPHR                                                                   7 L₇ Heat loss akibat akibat sensible heat di bottom ash
                                                                                                                  8 L₈ Heat loss akibat akibat sensible heat di fly ash
                                                                                                                                                                                  %
                                                                                                                                                                                  %
                                                                                                                                                                                               0,16
                                                                                                                                                                                               0,09
                                                                                                                                                                                                            0,11
                                                                                                                                                                                                            0,01
                                                                                                                                                                                                                       0,18
                                                                                                                                                                                                                       0,03
                  aktual 2 selama 15 menit                                                                        9 L₉ Heat loss yang tidak terukur
                                                                                                                            Sum
                                                                                                                                                                                  %            1,00
                                                                                                                                                                                              17,14%
                                                                                                                                                                                                            1,00
                                                                                                                                                                                                           17,13%
                                                                                                                                                                                                                       1,00
                                                                                                                                                                                                                      17,93%
                                                                                                                                                  Load                           MW            29,06        28,09      25,65
        Grafik pemantauan GPHR dan NPHR                                                                               Dari tabel 4.3 losses pada saat
 selama 2 jam setiap 15 menit perhitungan                                                                        komisioning tes sebesar 17,14%, losses
 dengan metode energy balance dengan load                                                                        aktual 1 sebesar 17,13% dan aktual 2
 bruto rata-rata 25,66 MW dan load netto rata-                                                                   sebesar 17,93%.
 rata 22,58 MW.