Palm Plantation Costs Impact Study
Palm Plantation Costs Impact Study
2013 : 20 – 27 20
(Influenced of Production cost to income of Palm Plantation (Elaeis guineensis Jacq) in Bukit Raya Village, sub
district of Sepaku, Penajam Paser Utara Regency)
Nugra Hartono
Program Studi Agribisnis Universitas Mulawarman
ABSTRACT
This research purpose to know production cost, income, production cost effect to income and production cost
correlation with income of Palm Plantation in Bukit Raya Village, sub district of Sepaku, Penajam Paser UtaraRegency.
This research was conducted in Bukit Raya Village, sub district of Sepaku, Penajam Paser Utara Regency from May
until November 2012. The kinds of datas in study were the primary and secondary data, while the sampling method was
simple random sampling of samples 33 respondent. The data analysis was using equation of Multiple Linear Regression.
The result showed expulsion production cost by respondent as much Rp 451,901,000.00 year-1 with average much Rp
13,693,969.70 respondent-1 year-1 or much Rp 8,750,702.02 ha-1 year-1, income by respondent as much Rp 505,289,500.00
year-1with average much Rp 15,311,803.03 respondent-1 year-1or much Rp 9,693,222.22 ha-1year-1. Based on the F-test
through of the examination table that multiformity Fcount 13,262> Ftable 2,71. This means those production cost and income
simultaneously have significant . Based on the t-test, only the variabels depreciation cost not significant to income. Value of
coefficient correlation was 0.809 this means production cost containing from fertilizer cost, herbicide cost, employeed cost
and depreciation cost had closed correlation because the result of coefficient correlation value almost equal 1.
Desa Bukit Raya merupakan salah satu dengan menggunakan cara sampel acak sederhana
daerah yang berada di kawasan Kabupaten Penajam (simple random sampling). Adapun cara
Paser Utara yang saat ini mulai mengembangkan pengambilan sampel dapat menggunakan rumus
tanaman kelapa sawit. Memiliki luas wilayah 2.700 dengan persamaan sebagai berikut:
ha dan jumlah penduduk 2.248 jiwa. Sebagian
besar penduduknya bekerja di sektor petanian
(Profil Desa Bukit Raya, 2011). N
Petani dalam mengelola usaha n =
perkebunannya pada umumnya telah mengetahui N (d2) +1
bahwa penggunaan sarana produksi akan
mempengaruhi hasil usahanya, tetapi kebanyakan Keterangan:
petani dengan kesederhanaan berpikir dan daya n : jumlah sampel yang diambil untuk diteliti
intelektual yang terbatas dikarenakan pendidikan N : Jumlah petani yang mengusahakan kelapa
formal yang rendah maka penggunaan biaya sarana sawit di Desa Bukit Raya
produksi terlihat bervariasi karena mereka tidak d2 : tingkat presisi (15%)
mengetahui tingkat penggunaan biaya yang tepat Berdasarkan persamaan rumus diatas,
akan sarana tersebut. Petani akan senang bila jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai
produksinya dapat naik dan mereka akan selalu berikut:
berusaha untuk menaikkan produksinya (Mubyarto,
1994).
Pengembangan budidaya kelapa sawit 134
merupakan yang pertama di Desa Bukit Raya, n =
sehingga perlu diketahui biaya-biaya yang 134 (0.152) + 1 =
diperlukan serta penerimaan yang diperoleh selama 33.37 =
kegiatan usaha perkebunan. Hal ini dilakukan 33 sampel
untuk melihat berapa besar biaya-biaya yang Munggunakan Presisi 15% dari populasi
dikeluarkan serta berapa besar penerimaan yang yang ada 134 petani yang mengusahakan kelapa
diperoleh, sehingga dapat diketahui besarnya sawit di Desa Bukit Raya diperoleh sampel
pendapatan usaha perkebunan kelapa sawit. sebanyak 33 sampel.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
bulan, yaitu sejak bulan Juni sampai dengan bulan seorang petani dalam proses produksi serta
Nvember 2012. Lokasi penelitian di Desa Bukit membawanya menjadi produk (Hernanto, 1996).
Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Biaya produksi terdiri dari biaya sarana produksi
Utara Provinsi Kalimantan Timur. yaitu biaya pupuk, biaya herbisida, biaya tenaga
kerja dan biaya penyusutan alat . Jumlah biaya
MetodePengambilan Data produksi yang dikeluarkan oleh 33 responden
adalah Rp 451.901.000,00 tahun-1 dengan rata-rata
Data yang diperlukan untuk penelitian ini Rp 13.693.969,70 responden-1tahun-1 atau
berupa data primer dan data sekunder. Data primer Rp8.750.702,02 ha tahun-1.
-1
diperoleh dengan cara observasi lapangan ke lokasi Biaya Pupuk
penelitian dan mengadakan wawancara dengan Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk
responden yaitu petani yang mengusahakan kelapa Urea, SP-36, KCl, NPK Phonska dan NPK Denta.
sawit yang berpedoman pada daftar kuisioner yang Jenis-jenis pupuk ini tidak secara keseluruhan
telah disusun dengan tujuan penelitian. digunakan oleh responden. Penggunaan pupuk
Data skunder dapat diperoleh dari studi dilihat dari kondisi yang ada di lokasi penelitian
kepustakaan, instansi terkait, dan sumber lain yang dari masing-masing responden. Jumlah biaya
dapat menunjang penelitian ini. pupuk yang dikeluarkan 33 responden adalah
Rp205.834.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp
MetodePengambilanSampel 6.237.393,94responden-1tahun-1 atau Rp
3.942.393,94ha-1tahun-1.
Berdasarkan karakteristik petani di Desa Jumlah pupuk urea yang digunakan adalah
Bukit Raya terdapat 134 KK yang mengusahakan 11.255,00kgtahun-1 dengan rata-rata penggunaan
kelapa sawit. Menurut Suharyadi (2008), setiap adalah 803,93kg responden-1tahun-1dan pupuk ini
petani memiliki kesempatan yang sama untuk digunakan oleh 14 responden. Harga satuan pupuk
terpilih sebagai sampel karena populasi penelitian ini adalah Rp 2.100 kg-1 dengan biaya yang
tergolong mendekati homogen. Untuk itu dikeluarkan adalah Rp 16.201.500,00tahun-1
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 20 – 27 22
perkebunan kelapa sawit yaitu,dodos, gerobak, 1 2,00 5.760.000,00 810.000,00 69.000,00 8.347.500,00 14.986.500,00 7.493.250,00
gancu, parang sprayer dan sepatu boat. Jenis-jenis 2 2,00 6.548.700,00 665.000,00 69.000,00 7.704.000,00 14.986.700,00 7.493.350,00
3 2,00 6.779.700,00 595.000,00 219.000,00 7.972.500,00 15.566.200,00 7.783.100,00
alat ini tidak secara keseluruhan digunakan oleh 33 4 2,00 10.961.200,00 720.000,00 204.000,00 7.386.000,00 19.271.200,00 9.635.600,00
responden tetapi, ada beberapa yang menggunakan 5 2,00 4.095.000,00 900.000,00 204.000,00 7.107.000,00 12.306.000,00 6.153.000,00
alat-alat perkebunan ini. Jumlah biaya penyusutan 6 2,00 9.652.400,00 756.000,00 30.000,00 7.027.500,00 17.465.900,00 8.732.950,00
7 1,50 7.644.000,00 630.000,00 15.000,00 8.030.000,00 16.319.000,00 10.879.333,33
alat yang dikeluarkn 33 responden adalah Rp 8 2,00 9.438.000,00 798.000,00 69.000,00 9.930.000,00 20.235.000,00 10.117.500,00
4.611.000,00 tahun-1 dengan rata-rata Rp 9 1,00 2.010.000,00 420.000,00 204.000,00 4.830.000,00 7.464.000,00 7.464.000,00
139.727,27 responden-1tahun-1atau Rp98.090,91 ha- 10 1,00 1.890.000,00 450.000,00 204.000,00 3.444.000,00 5.988.000,00 5.988.000,00
1
tahun-1(Lampiran 6). 11
12
1,50
1,00
4.830.600,00
4.015.800,00
600.000,00
560.000,00
189.000,00
69.000,00
7.670.000,00 13.289.600,00
5.008.000,00 9.652.800,00
8.859.733,33
9.652.800,00
Jumlah dodos yang digunakan adalah 19 13 2,00 10.764.000,00 700.000,00 150.000,00 10.170.000,00 21.784.000,00 10.892.000,00
buah dengan rata-rata penggunaan 1 buah 14 1,00 3.286.800,00 490.000,00 189.000,00 4.752.000,00 8.717.800,00 8.717.800,00
responden-1 dan dodos ini digunakan 19 responden 15 2,00 12.593.400,00 712.500,00 84.000,00 10.516.000,00 23.905.900,00 11.952.950,00
16 1,50 7.332.000,00 525.000,00 204.000,00 5.545.500,00 13.606.500,00 9.071.000,00
dengan umur tekhnis 4 tahun. Harga satuan dodos 17 2,00 4.356.000,00 900.000,00 204.000,00 7.347.000,00 12.807.000,00 6.403.500,00
adalah Rp 100.000,00 buah-1, biaya penyusutan alat 18 1,50 4.147.200,00 675.000,00 204.000,00 5.571.000,00 10.597.200,00 7.064.800,00
ini adalah Rp475.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp 19 2,00 12.811.800,00 810.000,00 84.000,00 7.884.000,00 21.589.800,00 10.794.900,00
20 2,00 6.324.600,00 810.000,00 204.000,00 7.297.500,00 14.636.100,00 7.318.050,00
25.000,00responden-1tahun-1. 21 1,00 2.851.200,00 588.000,00 189.000,00 4.074.000,00 7.702.200,00 7.702.200,00
Jumlah gerobak yang digunakan adalah 22 1,00 6.643.200,00 504.000,00 204.000,00 4.224.000,00 11.575.200,00 11.575.200,00
19dengan rata-rata penggunaan 1 buahresponden-1 23 1,00 4.914.000,00 588.000,00 15.000,00 4.808.000,00 10.325.000,00 10.325.000,00
24 2,00 5.760.000,00 630.000,00 204.000,00 8.948.000,00 15.542.000,00 7.771.000,00
dan gerobak ini digunakan 19 responden dengan 25 2,00 5.940.000,00 630.000,00 69.000,00 7.597.500,00 14.236.500,00 7.118.250,00
umur tekhnis 5 tahun. Harga satuan gerobak Rp 26 2,00 5.486.400,00 560.000,00 204.000,00 9.050.000,00 15.300.400,00 7.650.200,00
350.000,00biaya penyusutan alat ini adalah Rp 27 1,00 6.161.400,00 588.000,00 69.000,00 3.981.000,00 10.799.400,00 10.799.400,00
28 2,00 5.726.800,00 798.000,00 204.000,00 7.374.000,00 14.102.800,00 7.051.400,00
1.330.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp 29 1,00 6.070.200,00 450.000,00 189.000,00 4.249.500,00 10.958.700,00 10.958.700,00
70.000,00responden-1tahun-1. 30 2,00 12.502.800,00 810.000,00 69.000,00 8.277.000,00 21.658.800,00 10.829.400,00
Jumlah gancu yang digunakan adalah 14 31 1,00 2.649.600,00 540.000,00 69.000,00 3.741.000,00 6.999.600,00 6.999.600,00
32 1,00 2.700.000,00 490.000,00 189.000,00 5.440.000,00 8.819.000,00 8.819.000,00
buah dengan rata-rata penggunaan 1 buah 33 1,00 3.187.200,00 420.000,00 69.000,00 5.030.000,00 8.706.200,00 8.706.200,00
responden-1dan gancu ini digunakan 14 responden Jumlah 52,00 205.834.000,00 21.122.500,00 4.611.000,00 220.333.500,00 451.901.000,00 288.773.166,67
dengan umur tekhnis 5 tahun. Harga satuan gancu Rata-rata 1,58 6.237.393,94 640.075,76 139.727,27 6.676.772,73 13.693.969,70 8.750.702,02
bervariasi antara petani satu dengan yang lainnya. bersubsidi sehingga pengeluaran biaya pupuk
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan luas lahan menjadi meningkat.
yang dimiliki petani dan banyaknya populasi Tabel 12. Rincian Pendapatan Usaha Perkebunan
tanaman kelapa sawit dalam satu ha setiap petani Kelapa Sawit Di Desa Bukit
berbeda pula.Petani yang memiliki lahan yang Raya 2012
lebih luas dan populasi kelapa sawit yang lebih
banyak akan mendapatkan produksi TBS lebih Luas
Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan
besar. No Lahan
-1 -1 -1 -1 -1
Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah (ha) (Rp tahun ) (Rp tahun ) (Rp tahun ) (Rp ha tahun )
produksi dengan harga jual ditingkat petani. Harga 1 2,00 14.986.500,00 41.182.500,00 26.196.000,00 13.098.000,00
jual ditingkat petani adalah sebesar Rp 800Kg-1 – 2 2,00 14.986.700,00 37.876.000,00 22.889.300,00 11.444.650,00
Rp 850 Kg-1. Penerimaan yang diperoleh dari 33 3 2,00 15.566.200,00 39.737.500,00 24.171.300,00 12.085.650,00
responden adalahsebesarRp 957.190.500,00 tahun- 4 2,00 19.271.200,00 36.754.000,00 17.482.800,00 8.741.400,00
1
dengan rata-rata Rp 29.005.772,73 tahun- 5 2,00 12.306.000,00 34.493.000,00 22.187.000,00 11.093.500,00
1
responden-1atau Rp 18.443.924,24 ha-1tahun- 6 2,00 17.465.900,00 35.062.500,00 17.596.600,00 8.798.300,00
1
(Lampiran 8). 7 1,50 16.319.000,00 30.982.500,00 14.663.500,00 9.775.666,67
Petani menjual hasil panen langsung di 8 2,00 20.235.000,00 36.360.000,00 16.125.000,00 8.062.500,00
lokasi kebun kepada tengkulak. Sehingga 9 1,00 7.464.000,00 18.232.500,00 10.768.500,00 10.768.500,00
mengakibatkan beban biaya lebih bagi tengkulak 10 1,00 5.988.000,00 15.808.000,00 9.820.000,00 9.820.000,00
untuk mengangkut hasil panen petani. Semakin 11 1,50 13.289.600,00 28.680.000,00 15.390.400,00 10.260.266,67
jauh jarak dan sulitnya akses yang ditempuh 12 1,00 9.652.800,00 17.872.000,00 8.219.200,00 8.219.200,00
menuju lokasi kebun petani dengan lokasi 13 2,00 21.784.000,00 37.080.000,00 15.296.000,00 7.648.000,00
pengumpulan milik tengkulak akan 14 1,00 8.717.800,00 17.088.000,00 8.370.200,00 8.370.200,00
menyebabkanharga beli TBS oleh tengkulak 15 2,00 23.905.900,00 40.613.000,00 16.707.100,00 8.353.550,00
semakin rendah. Secara keseluruhan harga jual 16 1,50 13.606.500,00 28.024.500,00 14.418.000,00 9.612.000,00
TBS di lokasi penelitian lebih rendah dibandingkan 17 2,00 12.807.000,00 35.513.000,00 22.706.000,00 11.353.000,00
harga jual TBS rata-rata untuk wilayah Kalimantan 18 1,50 10.597.200,00 25.872.000,00 15.274.800,00 10.183.200,00
Timur yaitu, Rp 1.457,49 kg-1. Hal ini disebabkan 19 2,00 21.589.800,00 36.608.000,00 15.018.200,00 7.509.100,00
jarak tempuh yang jauh dari lokasi penelitian 20 2,00 14.636.100,00 33.480.000,00 18.843.900,00 9.421.950,00
menuju pabrik pengolahan kelapa sawit, sehingga 21 1,00 7.702.200,00 19.346.000,00 11.643.800,00 11.643.800,00
petani terpakasa menjual hasil panen mereka 22 1,00 11.575.200,00 19.648.000,00 8.072.800,00 8.072.800,00
kepada tengkulak. 23 1,00 10.325.000,00 17.072.000,00 6.747.000,00 6.747.000,00
Hal yang menyebabkan penerimaan petani 24 2,00 15.542.000,00 32.192.000,00 16.650.000,00 8.325.000,00
masih rendah disebabkan oleh masih rendahnya 25 2,00 14.236.500,00 37.952.500,00 23.716.000,00 11.858.000,00
harga jual TBS karena jumlah produksi TBS petani 26 2,00 15.300.400,00 32.600.000,00 17.299.600,00 8.649.800,00
sudah cukup tinggi. Untuk menjaga stabilitas harga 27 1,00 10.799.400,00 18.992.000,00 8.192.600,00 8.192.600,00
jual TBS ditingkat petani maka perlunya bantuan 28 2,00 14.102.800,00 34.848.000,00 20.745.200,00 10.372.600,00
dari pihak pemerintah maupun swasta. Tindakan 29 1,00 10.958.700,00 21.360.500,00 10.401.800,00 10.401.800,00
yang perlu dilakukan diantaranya yaitu, 30 2,00 21.658.800,00 39.024.000,00 17.365.200,00 8.682.600,00
pembentukan koperasi bagi petani ataupun 31 1,00 6.999.600,00 18.139.000,00 11.139.400,00 11.139.400,00
pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit 32 1,00 8.819.000,00 19.360.000,00 10.541.000,00 10.541.000,00
disekitar Kecamatan Sepaku. 33 1,00 8.706.200,00 19.337.500,00 10.631.300,00 10.631.300,00
Pendapatan petani diperoleh dari selisih Jumlah 52,00 451.901.000,00 957.190.500,00 505.289.500,00 319.876.333,33
antara total penerimaan dikurangi dengan total Rata-rata 1,58 13.693.969,70 29.005.772,73 15.311.803,03 9.693.222,22
Sumber : Data primer (diolah) 2012
biaya yang dikeluarkan dalam satu musim tanam.
Pendapatan yang diperolehpetanidari usaha Hasil Analisis
perkebunan ini adalahRp 505.289.500,00 tahun-1 Untuk mengetahui pengaruh pupuk (X1),
herbisida (X2), tenaga kerja (X3) dan penyusutan
dengan rata-rata sebesar Rp15.311.803,03
alat (X4) terhadap pendapatan (Y) dihitung dengan
responden-1atauRp 9.693.222,22 ha-1tahun-
1 menggunakan analisis regresi linear berganda
(Lampiran 9).
dengan bantuan komputer melalui program SPSS
Pendapatan petani masih cukup rendah
versi 12,0. Hasil perhitungan regresi dari
disebabkan oleh rendahnya penerimaan petani dan
tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengolahan data primer tersebut dapat dilihat pada
petani.Penerimaan petani yang masih rendah Tabel 13 sebagai berikut:
disebabkan oleh harga jual TBS di tingkat petani
saat ini jauh dibandingkan dengan harga jual TBS
rata-rata untuk wilayah Kalimantan Timur yaitu,
Rp 1.457,49 kg-1. Biaya produksi yang besar
disebabkan petani menggunakan pupuk non
Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) 25
di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara
(Nugra Hartono)
Tabel 13. Hasil analisis regresi linear berganda pendapatan. Biaya herbisida saat ini berada pada
Variabel bebas B t hitung Sig.t posisi increasing return atau penambahan satu
Konstanta -5044642 -1,561 0,130 satuan input mengakibatkan peningkatan
Biaya pupuk -0,576 -2,100 0,045 hasil.Sehingga biaya herbisida masih dapat
(X1) 19,467 3,460 0,002 dinaikkan penggunaanya hingga titik tertentu untuk
Biaya herbisida 1,573 3,526 0,001 mencapai pendapatan yang optimal.
(X2) 7,053 0,795 0,433 3. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga Nilai koefisien regresi b3 = 1,573
kerja (X3) menunjukkan apabila biaya tenaga kerja
Biaya dinaikkansatu persen maka pendapatan akan
penyusutan alat meningkat sebesar 1,573 persen dengan asumsi
(X4) faktor lain dianggap konstan.
Multiple R = 0,809 Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya
R2 = 0,655 tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap
F hitung = 13,262 pendapatan. Biaya tenaga kerja saat ini berada pada
Sig. F = 0,000 posisi increasing return atau penambahan satu
F tabel(0,05;33) = 2,71 satuan input mengakibatkan peningkatan hasil.
t tabel(0,05;33) = 2,04 Sehingga biaya tenaga kerja masih dapat dinaikkan
penggunaanya hingga titik tertentu untuk mencapai
Sumber: hasil analisis regeresi berganda linear pendapatan yang optimal.
berganda (SPSS versi 12,0) 4. Biaya penyusutan alat
Berdasarkan keterangan pada Tabel 9 maka Nilai koefisien regresi b4 = 7,053
persamaan regresi linear berganda adalah sebagai menunjukkan apabila biaya penyusutan alat
berikut: dinaikan satu persen maka pendapatan akan
Y= -5044642 – 0,576X1+ 19,467X2+ 1,573X3+ meningkat sebesar 7,46 persen dengan asumsi
7,053X4 faktor lain dianggap konstan.
Persamaan regresi tersebut dapat dijabarkan Hasil analisis menunjukkan bahwa
sebagai berikut: penyusutan alat mempunyai pengaruh positif
1. Biaya pupuk terhadap pendapatan. Biaya penyusutan alat saat
Nilai koefisien regresi b1= -0,576 ini berada pada posisi increasing return atau
menunjukkan apabila biaya pupuk dinaikkan satu penambahan satu satuan input mengakibatkan
persen maka pendapatan akan berkurang sebesar peningkatan hasil. Sehingga biaya penyusutan alat
0,576persen dengan asumsi faktor lain dianggap masih dapat dinaikkan penggunaanya hingga titik
konstan. tertentu untuk mencapai pendapatan yang optimal.
Hasil analisi menunjukan bahwa biaya Berdasarkan hasil analisis perhitungan sidik
pupuk mempunyai pengaruh negatif. Biaya pupuk ragam diketahui F hitung sebesar 13,262 Nilai Ftabel
saat ini berada pada posisi decreasing return atau 2,71 dengan α = 0,05 sehingga F hitung > Ftabel.
penambahan satu satuan input mengakbitkan Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima,
penurunan hasil. Sehingga penggunaan biaya artinya biaya produksi secara simultan berpengaruh
pupuk perlu dikurangi hingga titik tertentu untuk nyata terhadap pendapatanyang berarti secara
mencapai pendapatan yang optimal. bersamaan variabel bebas (biaya pupuk, biaya
Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk oleh herbisida,biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan
petani melebihi takaran yang diberikan. Interval alat) memiliki pengaruh signifikan terhadap
waktu setiap 3 bulan yang menyebabkan variabel terikat (pendapatan usaha perkebunan
penggunaan pupuk oleh petani berlebih. Menurut kelapa sawit di Desa Bukit Raya) dengan tingkat
Sastroyano (2003), pemberian pupuk sebaiknya kepercayaan 95% (α = 5%).
dilakukan pada awal musim hujan dan pada akhir Pengaruh biaya produksi terhadap
musim hujan. Bisa disimpulkan bahwa aplikasi pendapatan secara parsial dapat dijelaskan sebagai
pupuk dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Selain itu berikut:
juga, beberapa petani menggunakan pupuk non 1. Nilai thitunguntuk biaya pupuk (X1) terhadap
bersubsidi sehingga biaya pupuk semakin besar. pendapatan (Y) sebesar -2,100 sedangkan ttabel
2. Biaya herbisida (α = 0,05 ; 33) sebesar 2,04 sehinggathitung>
Nilai koefisien regresi b2 = 19,467 ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan apabila biaya herbisida dinaikkan menyatakan bahwa variabel biaya pupuk (X1)
satu persen maka pendapatan akan meningkat berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Y)
sebesar 19,467 persen dengan asumsi faktor lain dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
dianggap konstan. 2. Nilai thitung untuk biaya herbisida (X2)
Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya terhadap pendapatan (Y) diperoleh thitung
herbisida mempunyai pengaruh positif terhadap sebesar 3,460 sedangkan ttabel (α = 0,05 ; 33)
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 20 – 27 26