0% found this document useful (0 votes)
57 views8 pages

Palm Plantation Costs Impact Study

This document summarizes a study on the influence of production costs on income from palm oil plantations in Bukit Raya Village, Indonesia. The study found that the average annual production cost per respondent was Rp 13,693,969.70 or Rp 8,750,702.02 per hectare. The average annual income per respondent was Rp 15,311,803.03 or Rp 9,693,222.22 per hectare. A regression analysis showed that production costs were significantly correlated with income, except for depreciation costs. The results indicate that costs influence palm oil plantation profits in the village.

Uploaded by

Arif Wibowo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
57 views8 pages

Palm Plantation Costs Impact Study

This document summarizes a study on the influence of production costs on income from palm oil plantations in Bukit Raya Village, Indonesia. The study found that the average annual production cost per respondent was Rp 13,693,969.70 or Rp 8,750,702.02 per hectare. The average annual income per respondent was Rp 15,311,803.03 or Rp 9,693,222.22 per hectare. A regression analysis showed that production costs were significantly correlated with income, except for depreciation costs. The results indicate that costs influence palm oil plantation profits in the village.

Uploaded by

Arif Wibowo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

EPP. Vol. 10 No.1.

2013 : 20 – 27 20

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN USAHA


PEKEBUNAN KELAPA SAWIT(Elaeis guineensis Jacq)
DI DESA BUKIT RAYA KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

(Influenced of Production cost to income of Palm Plantation (Elaeis guineensis Jacq) in Bukit Raya Village, sub
district of Sepaku, Penajam Paser Utara Regency)

Nugra Hartono
Program Studi Agribisnis Universitas Mulawarman

ABSTRACT

This research purpose to know production cost, income, production cost effect to income and production cost
correlation with income of Palm Plantation in Bukit Raya Village, sub district of Sepaku, Penajam Paser UtaraRegency.
This research was conducted in Bukit Raya Village, sub district of Sepaku, Penajam Paser Utara Regency from May
until November 2012. The kinds of datas in study were the primary and secondary data, while the sampling method was
simple random sampling of samples 33 respondent. The data analysis was using equation of Multiple Linear Regression.
The result showed expulsion production cost by respondent as much Rp 451,901,000.00 year-1 with average much Rp
13,693,969.70 respondent-1 year-1 or much Rp 8,750,702.02 ha-1 year-1, income by respondent as much Rp 505,289,500.00
year-1with average much Rp 15,311,803.03 respondent-1 year-1or much Rp 9,693,222.22 ha-1year-1. Based on the F-test
through of the examination table that multiformity Fcount 13,262> Ftable 2,71. This means those production cost and income
simultaneously have significant . Based on the t-test, only the variabels depreciation cost not significant to income. Value of
coefficient correlation was 0.809 this means production cost containing from fertilizer cost, herbicide cost, employeed cost
and depreciation cost had closed correlation because the result of coefficient correlation value almost equal 1.

Keyword: Study, influenced, cost, income, production, Palm Plantation.


PENDAHULUAN perolehan devisa Negara, mengingat Indonesia
merupakan salah satu produsen utama CPO (Crude
Kelapa sawit merupakan komoditas Palm Oil) (Risza, 1994).
perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan Wilayah Kalimantan Timur memiliki
memiliki prospek pengembangan yang cukup Sumber Daya Alam (SDA) yang potensial dengan
cerah. Komoditas kelapa sawit baik berupa bahan hamparan lahan yang sangat luas, merupakan salah
mentah maupun hasil olahannya menduduki satu modal untuk pengembangan usaha agribisnis
peringkat ketiga penyumbang devisa terbesar bagi dan agroindustri. Pengelolaan dan pemanfaatan
negara. Indonesia merupakan salah satu negara sumber daya alam senantiasa bertujuan untuk
dengan luas areal perkebunan kelapa sawit terluas meningkatkan terciptanya lapangan kerja dan
didunia. Adanya eksplorasi dan pengembangan kesempatan berusaha, sehingga diharapkan mampu
kebun-kebun kelapa sawit di pulau-pulau Indonesia meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
menjadikan kelapa sawit primadona diantara masyarakat.Pembangunan ekonomi daerah salah
komoditi perkebunan lainnya seperti karet, kakao, satu sektor yang memang berperan cukup penting
dan tebu yang semakin menurun popularitasnya. di samping sektor minyak dan gas bumi adalah
Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih sektor pertanian subsektor perkebunan yaitu kelapa
tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak sawit.
nabati lainnya (seperti kacang kedelai, kacang Tahun 2011 luas area perkebunan kelapa
tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai
menjadi lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit 41.366haterdiri dari 28.773 ha Perkebunan Besar
yang cukup panjang (±25 tahun) juga akan turut Swasta (PBS), 12.593 ha Perkebunan Plasma dan
mempengaruhi ringannya biaya produksi yang Perkebunan Rakyat. Dengan hasil produksi ±
dikeluarkan oleh pengusaha kelapa sawit. Kelapa 241.863 ton sedang rata-rata produksi 13.270 kg
sawit juga merupakan tanaman yang paling tahan ha-1. Pada tahun 2011 untuk harga jual TBS kelapa
hama dan penyakit dibandingkan tanaman sawit yaitu Rp 1.556,71 kg-1, harga jual rata-rata
penghasil minyak nabati lainnya. TBS Rp 1.457,49 kg-1. Rata-rata harga untuk
Tanaman kelapa sawit diusahakan dalam Minyak Sawit (CPO) Rp.7.427,23 liter -1 dan rata-
bentuk perkebunan dan mempunyai peranan rata harga untuk Inti Sawit (Kernel) Rp 4.640,07
penting dalam perekonomian Indonesia. Kelapa kg-1. Membaiknya harga kelapa sawit di pasar
sawit mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi komoditi menyebabkan tanaman kelapa sawit
dan memiliki arti penting bagi pembangunan banyak diusahakan di beberapa daerah Kabupaten
perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan dan Kota(Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
lapangan pekerjaan yang mengarah pada Timur, 2012).
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber
Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) 21
di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara
(Nugra Hartono)

Desa Bukit Raya merupakan salah satu dengan menggunakan cara sampel acak sederhana
daerah yang berada di kawasan Kabupaten Penajam (simple random sampling). Adapun cara
Paser Utara yang saat ini mulai mengembangkan pengambilan sampel dapat menggunakan rumus
tanaman kelapa sawit. Memiliki luas wilayah 2.700 dengan persamaan sebagai berikut:
ha dan jumlah penduduk 2.248 jiwa. Sebagian
besar penduduknya bekerja di sektor petanian
(Profil Desa Bukit Raya, 2011). N
Petani dalam mengelola usaha n =
perkebunannya pada umumnya telah mengetahui N (d2) +1
bahwa penggunaan sarana produksi akan
mempengaruhi hasil usahanya, tetapi kebanyakan Keterangan:
petani dengan kesederhanaan berpikir dan daya n : jumlah sampel yang diambil untuk diteliti
intelektual yang terbatas dikarenakan pendidikan N : Jumlah petani yang mengusahakan kelapa
formal yang rendah maka penggunaan biaya sarana sawit di Desa Bukit Raya
produksi terlihat bervariasi karena mereka tidak d2 : tingkat presisi (15%)
mengetahui tingkat penggunaan biaya yang tepat Berdasarkan persamaan rumus diatas,
akan sarana tersebut. Petani akan senang bila jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai
produksinya dapat naik dan mereka akan selalu berikut:
berusaha untuk menaikkan produksinya (Mubyarto,
1994).
Pengembangan budidaya kelapa sawit 134
merupakan yang pertama di Desa Bukit Raya, n =
sehingga perlu diketahui biaya-biaya yang 134 (0.152) + 1 =
diperlukan serta penerimaan yang diperoleh selama 33.37 =
kegiatan usaha perkebunan. Hal ini dilakukan 33 sampel
untuk melihat berapa besar biaya-biaya yang Munggunakan Presisi 15% dari populasi
dikeluarkan serta berapa besar penerimaan yang yang ada 134 petani yang mengusahakan kelapa
diperoleh, sehingga dapat diketahui besarnya sawit di Desa Bukit Raya diperoleh sampel
pendapatan usaha perkebunan kelapa sawit. sebanyak 33 sampel.

Waktu Dan Lokasi Penelitian Metode Analisis Data

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
bulan, yaitu sejak bulan Juni sampai dengan bulan seorang petani dalam proses produksi serta
Nvember 2012. Lokasi penelitian di Desa Bukit membawanya menjadi produk (Hernanto, 1996).
Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Biaya produksi terdiri dari biaya sarana produksi
Utara Provinsi Kalimantan Timur. yaitu biaya pupuk, biaya herbisida, biaya tenaga
kerja dan biaya penyusutan alat . Jumlah biaya
MetodePengambilan Data produksi yang dikeluarkan oleh 33 responden
adalah Rp 451.901.000,00 tahun-1 dengan rata-rata
Data yang diperlukan untuk penelitian ini Rp 13.693.969,70 responden-1tahun-1 atau
berupa data primer dan data sekunder. Data primer Rp8.750.702,02 ha tahun-1.
-1
diperoleh dengan cara observasi lapangan ke lokasi Biaya Pupuk
penelitian dan mengadakan wawancara dengan Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk
responden yaitu petani yang mengusahakan kelapa Urea, SP-36, KCl, NPK Phonska dan NPK Denta.
sawit yang berpedoman pada daftar kuisioner yang Jenis-jenis pupuk ini tidak secara keseluruhan
telah disusun dengan tujuan penelitian. digunakan oleh responden. Penggunaan pupuk
Data skunder dapat diperoleh dari studi dilihat dari kondisi yang ada di lokasi penelitian
kepustakaan, instansi terkait, dan sumber lain yang dari masing-masing responden. Jumlah biaya
dapat menunjang penelitian ini. pupuk yang dikeluarkan 33 responden adalah
Rp205.834.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp
MetodePengambilanSampel 6.237.393,94responden-1tahun-1 atau Rp
3.942.393,94ha-1tahun-1.
Berdasarkan karakteristik petani di Desa Jumlah pupuk urea yang digunakan adalah
Bukit Raya terdapat 134 KK yang mengusahakan 11.255,00kgtahun-1 dengan rata-rata penggunaan
kelapa sawit. Menurut Suharyadi (2008), setiap adalah 803,93kg responden-1tahun-1dan pupuk ini
petani memiliki kesempatan yang sama untuk digunakan oleh 14 responden. Harga satuan pupuk
terpilih sebagai sampel karena populasi penelitian ini adalah Rp 2.100 kg-1 dengan biaya yang
tergolong mendekati homogen. Untuk itu dikeluarkan adalah Rp 16.201.500,00tahun-1
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 20 – 27 22

dengan rata-rata biaya Rp 1.157.250,00responden-1 Jumlah herbisida Supremoyang digunakan


tahun-1. adalah 164,00 litertahun-1 dengan rata-rata
Jumlah pupuk SP-36 yang digunakan adalah penggunaan16,40liter responden-1tahun-1 dan
5.398,00kg tahun-1 dengan rata-rata penggunaan herbisida ini digunakan oleh 10 responden. Harga
adalah 539,80kgresponden-1tahun-1dan pupuk ini satuan herbisida ini adalah Rp 35.000 liter -1, biaya
digunakan oleh 10 responden. Harga satuan pupuk yang dikeluarkan adalah Rp5.740.000,00tahun-1
ini adalah Rp 2.200kg-1 dengan biaya yang dengan rata-rata biaya Rp574.000,00responden-
dikeluarkan adalah Rp11.875.600,00tahun-1 dengan 1
tahun-1.
rata-rata biaya Rp1.187.560,00responden-1tahun-1. Jumlah herbisida NIO yang digunakan
Jumlah pupuk KCl yang digunakan adalah adalah 61,00 liter tahun-1 dengan rata-rata
8.653,00kgtahun-1 dengan rata-rata penggunaan penggunaan 15,25 liter responden-1tahun-1 dan
adalah618,07kg responden-1tahun-1dan pupuk ini herbisida ini hanya digunakan oleh 4 responden.
digunakan oleh 14 responden. Harga satuan pupuk Harga satuan herbisida ini adalah Rp 37.500 liter -1,
ini adalah Rp 3.300 kg-1 dengan biaya yang biaya yang dikeluarkan adalah Rp
dikeluarkan adalah Rp28.554.900,00tahun-1 dengan 2.287.500,00tahun-1 dengan rata-rata biaya Rp
rata-rata biaya Rp2.039.635,71responden-1tahun-1. 571.875,00responden-1tahun-1.
Jumlah pupuk NPK Denta yang digunakan Biaya Tenaga Kerja
adalah15.408,00 kgtahun-1 dengan rata-rata Jenis pekerjaan dalam usaha perkebunan
penggunaan adalah1.185,23 kgresponden-1tahun-1 kelapa sawit di Desa Bukit Raya ini meliputi
dan pupuk ini digunakan oleh 13 responden. Harga pemangkasan, penyemprotan, pemupukan dan
satuan pupuk ini adalah Rp 6.500 kg-1 dengan biaya panen. Penggunaan tenaga kerja pada usaha
yang dikeluarkan adalah Rp100.152.000,00 tahun -1 perkebunan di Desa Bukit Raya adalah tenaga kerja
dengan rata-rata biayaRp7.704.000,00responden- Pria dikarenakan jenis pekerjaan pada usaha
1
tahun-1. perkebunan kelapa sawit adalah kerja kasar dan
Jumlah pupuk phonska yang digunakan berat.Jumlah biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
adalah 19.620,00 kg tahun-1 dengan rata-rata 33 responden adalah Rp 220.333.500,00 tahun-1
penggunaan adalah 1.154,12 kgresponden-1tahun- dengan rata-rataRp 6.676.772,73 responden-1tahun-
1 1
dan pupuk ini digunakan oleh 17 responden. Harga atau Rp 4.285.664,14 ha-1tahun-1 (Lampiran 5).
satuan pupuk ini adalah Rp 2.500 kg-1dengan biaya Jumlah tenaga kerja yang digunkan pada
yang dikeluarkan adalah Rp 49.050.000,00 tahun -1 pemangkasan adalah179,00 HOK tahun-1. Upah
dengan rata-rata biaya Rp2.885.294,12 responden- yang diberikan pada pekerja pada kegiatan
1
tahun-1. penebasanini adalah Rp 60.000HOK-1, maka
Biaya Herbisida jumlah biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga
Jenis herbisidayang digunakan oleh 33 kerja pemangkasan adalah Rp 10.740.000,00 tahun-
1
responden adalah Round Up, Clean Up, Supremo dengan rata-rata Rp 325.454,55 responden-1tahun-
1
dan NIO Pada penelitian ini tidak semua jenis .
herbisida digunakan oleh 33 responden. Jumlah tenaga kerja yang digunkan pada
Penggunaan jenis herbisida tergantung pada penyemprotan adalah98,00 HOKtahun-1 . Upah
kondisi dari masing-masing lahan 33 responden. yang diberikan pada pekerja pada kegiatan
Jumlah biaya herbisida yang dikeluarkan 33 penyemprotan ini adalah Rp 60.000HOK-1, maka
responden adalah Rp21.122.500,00tahun-1 dengan jumlah biaya upah yang dikeluarkan untuk biaya
rata-rata Rp640.075,76responden-1tahun-1atau Rp tenaga kerja penyemprotan adalah Rp 5.880.000,00
424.553,03ha-1 tahun-1 (Lampiran 4). tahun-1 dengan rata-rata Rp 178.181,82responden-
1
Jumlah herbisida Round Up yang tahun-1.
digunakan adalah 165,00 liter tahun-1 dengan rata- Jumlah tenaga kerja yang digunkan pada
rata penggunaan 16,50literresponden-1tahun-1dan pemupukan adalah144,00 HOKtahun-1. Upah yang
herbisida ini hanya digunakan oleh 10 responden. diberikan pada pekerja pada kegiatan pemupukan
Harga satuan herbisida ini adalah Rp 45.000 liter -1, ini adalah Rp 60.000HOK-1, maka jumlah biaya
biaya yang dikeluarkan adalah Rp upah yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja
7.425.000,00tahun-1 dengan rata-rata biaya Rp pemupukan adalah Rp 8.640.000,00 tahun-1 dengan
742.500,00responden-1tahun-1. rata-rata Rp 261.818,18 responden-1tahun-1.
Jumlah herbisida Clean Up yang digunakan Tenaga kerja pemanenan ini dihitung
adalah 135,00 litertahun-1 dengan rata-rata berdasarkan jumlah TBS yang di panen dan dibeli
penggunaan 15,00literresponden-1tahun-1dan oleh pedagang pengumpul/tengkulak. Jumlah
herbisida ini hanya digunakan oleh 9responden. produksi panen adalah kg tahun-1. Upah yang
Harga satuan herbisida ini adalah Rp 42.000liter-1, diberikan pada pekerja pemanenan ini adalah Rp
biaya yang dikeluarkan adalah Rp 150-200 kg-1.Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
5.670.000,00tahun-1 dengan rata-rata biaya biaya tenaga kerja pemanenan adalah Rp
Rp630.000,00responden-1tahun-1. 195.073.500,00 tahun-1 dengan rata-rata
Rp5.911.318,18 responden-1tahun-1.
Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) 23
di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara
(Nugra Hartono)

Penetapan upah tenaga kerja pemanenan tahun-1 dengan rata-rata Rp25.000,00responden-


1
yang berbeda dikarenakan lokasi panen setiap tahun-1.
kebun berbeda. Lokasi kebun yang berbukit, lokasi Tabel 11. Rincian Biaya Produksi Usaha
yang curam dan jarak tempat pengumpulan hasil Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa
(TPH) yang jauh sehingga menyebabkan upah Bukit Raya 2012
pemanen lebih mahal dibandingkan lokasi kebun di
lahan dataran rendah. Luas Biaya Produksi Total
Lahan Biaya Produksi
Biaya Penyusutan Alat No Pupuk Herbisida Penyusutan Alat Tenaga Kerja
Alat yang digunakan dalam usaha (ha) -1
(Rp tahun ) (Rp tahun )
-1 -1
(Rp tahun )
-1 -1
(Rp tahun ) (Rp tahun ) (Rp ha tahun )
-1 -1

perkebunan kelapa sawit yaitu,dodos, gerobak, 1 2,00 5.760.000,00 810.000,00 69.000,00 8.347.500,00 14.986.500,00 7.493.250,00
gancu, parang sprayer dan sepatu boat. Jenis-jenis 2 2,00 6.548.700,00 665.000,00 69.000,00 7.704.000,00 14.986.700,00 7.493.350,00
3 2,00 6.779.700,00 595.000,00 219.000,00 7.972.500,00 15.566.200,00 7.783.100,00
alat ini tidak secara keseluruhan digunakan oleh 33 4 2,00 10.961.200,00 720.000,00 204.000,00 7.386.000,00 19.271.200,00 9.635.600,00
responden tetapi, ada beberapa yang menggunakan 5 2,00 4.095.000,00 900.000,00 204.000,00 7.107.000,00 12.306.000,00 6.153.000,00
alat-alat perkebunan ini. Jumlah biaya penyusutan 6 2,00 9.652.400,00 756.000,00 30.000,00 7.027.500,00 17.465.900,00 8.732.950,00
7 1,50 7.644.000,00 630.000,00 15.000,00 8.030.000,00 16.319.000,00 10.879.333,33
alat yang dikeluarkn 33 responden adalah Rp 8 2,00 9.438.000,00 798.000,00 69.000,00 9.930.000,00 20.235.000,00 10.117.500,00
4.611.000,00 tahun-1 dengan rata-rata Rp 9 1,00 2.010.000,00 420.000,00 204.000,00 4.830.000,00 7.464.000,00 7.464.000,00
139.727,27 responden-1tahun-1atau Rp98.090,91 ha- 10 1,00 1.890.000,00 450.000,00 204.000,00 3.444.000,00 5.988.000,00 5.988.000,00
1
tahun-1(Lampiran 6). 11
12
1,50
1,00
4.830.600,00
4.015.800,00
600.000,00
560.000,00
189.000,00
69.000,00
7.670.000,00 13.289.600,00
5.008.000,00 9.652.800,00
8.859.733,33
9.652.800,00
Jumlah dodos yang digunakan adalah 19 13 2,00 10.764.000,00 700.000,00 150.000,00 10.170.000,00 21.784.000,00 10.892.000,00
buah dengan rata-rata penggunaan 1 buah 14 1,00 3.286.800,00 490.000,00 189.000,00 4.752.000,00 8.717.800,00 8.717.800,00
responden-1 dan dodos ini digunakan 19 responden 15 2,00 12.593.400,00 712.500,00 84.000,00 10.516.000,00 23.905.900,00 11.952.950,00
16 1,50 7.332.000,00 525.000,00 204.000,00 5.545.500,00 13.606.500,00 9.071.000,00
dengan umur tekhnis 4 tahun. Harga satuan dodos 17 2,00 4.356.000,00 900.000,00 204.000,00 7.347.000,00 12.807.000,00 6.403.500,00
adalah Rp 100.000,00 buah-1, biaya penyusutan alat 18 1,50 4.147.200,00 675.000,00 204.000,00 5.571.000,00 10.597.200,00 7.064.800,00
ini adalah Rp475.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp 19 2,00 12.811.800,00 810.000,00 84.000,00 7.884.000,00 21.589.800,00 10.794.900,00
20 2,00 6.324.600,00 810.000,00 204.000,00 7.297.500,00 14.636.100,00 7.318.050,00
25.000,00responden-1tahun-1. 21 1,00 2.851.200,00 588.000,00 189.000,00 4.074.000,00 7.702.200,00 7.702.200,00
Jumlah gerobak yang digunakan adalah 22 1,00 6.643.200,00 504.000,00 204.000,00 4.224.000,00 11.575.200,00 11.575.200,00
19dengan rata-rata penggunaan 1 buahresponden-1 23 1,00 4.914.000,00 588.000,00 15.000,00 4.808.000,00 10.325.000,00 10.325.000,00
24 2,00 5.760.000,00 630.000,00 204.000,00 8.948.000,00 15.542.000,00 7.771.000,00
dan gerobak ini digunakan 19 responden dengan 25 2,00 5.940.000,00 630.000,00 69.000,00 7.597.500,00 14.236.500,00 7.118.250,00
umur tekhnis 5 tahun. Harga satuan gerobak Rp 26 2,00 5.486.400,00 560.000,00 204.000,00 9.050.000,00 15.300.400,00 7.650.200,00
350.000,00biaya penyusutan alat ini adalah Rp 27 1,00 6.161.400,00 588.000,00 69.000,00 3.981.000,00 10.799.400,00 10.799.400,00
28 2,00 5.726.800,00 798.000,00 204.000,00 7.374.000,00 14.102.800,00 7.051.400,00
1.330.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp 29 1,00 6.070.200,00 450.000,00 189.000,00 4.249.500,00 10.958.700,00 10.958.700,00
70.000,00responden-1tahun-1. 30 2,00 12.502.800,00 810.000,00 69.000,00 8.277.000,00 21.658.800,00 10.829.400,00
Jumlah gancu yang digunakan adalah 14 31 1,00 2.649.600,00 540.000,00 69.000,00 3.741.000,00 6.999.600,00 6.999.600,00
32 1,00 2.700.000,00 490.000,00 189.000,00 5.440.000,00 8.819.000,00 8.819.000,00
buah dengan rata-rata penggunaan 1 buah 33 1,00 3.187.200,00 420.000,00 69.000,00 5.030.000,00 8.706.200,00 8.706.200,00
responden-1dan gancu ini digunakan 14 responden Jumlah 52,00 205.834.000,00 21.122.500,00 4.611.000,00 220.333.500,00 451.901.000,00 288.773.166,67
dengan umur tekhnis 5 tahun. Harga satuan gancu Rata-rata 1,58 6.237.393,94 640.075,76 139.727,27 6.676.772,73 13.693.969,70 8.750.702,02

Rp 75.000,00buah-1biaya penyusutan alat ini adalah


Rp210.000,00tahun-1 dengan rata-rata Rp Sumber : Data primer (diolah) 2012
15.000,00 responden-1tahun-1.
Jumlah Sparyer yang digunakanadalah 29 Produksi, Penerimaan dan Pendapatan
buah dengan rata-rata penggunaan 1 buah
responden-1 dan Sprayer ini digunakan 29 Produksi usaha perkebunan kelapa sawit di
responden dengan umur tekhnis 5 tahun. Harga Desa Bukit Raya dari 33 responden adalah sebesar
satuan sprayer adalahRp 270.000,00 buah-1biaya 1.160.120kg tahun-1 dengan rata-rata produksi
penyusutan alat ini adalah Rp 1.566.000,00 tahun -1 35.155,15 kgresponden-1tahun-1 atau 22.374,55 kg
dengan rata-rata Rp 54.000,00 responden-1tahun-1. ha-1 tahun-1. Ukuran luas lahan berbeda dari
Jumlah Parang yang digunakan adalah 37 masing-masing 33 responden dengan luas lahan
buah dengan rata-rata penggunaan 1,12 buah rata-rata 1,58 ha responden-1 (Lampiran 8).
responden-1. Parang ini digunakan seluruh Hasilpanen TBS petani di Desa Bukit Raya
responden dengan umur tekhnis 5 tahun. Harga cukup tinggi dengan produksi tertitinggi salah satu
satuan Parang adalah Rp 75.000,00 buah-1biaya responden mencapai 25.130 kg ha-1 tahun-1dan rata-
penyusutan alat ini adalah Rp555.000,00 tahun-1 rata produksi 22.374,55 kg ha-1 tahun-1 dengan
dengan rata-rata Rp16.818,18 responden-1tahun-1. tanaman kelapa sawit yang berusia 8 tahun. Fauzi
Jumlah Sepatu Boat yang digunakan adalah (2007), tanaman kelapa sawit yang berumur tanam
19buah dengan rata-rata penggunaan 1 buah 8 tahun memiliki produktivitas 29.000kg ha-1 tahun-
1
responden-1 dan sepatu boat ini digunakan 19 pada kelas tanah S1, 27.000kg ha-1tahun-1 pada
responden dengan umur tekhnis 3 tahun. Harga kelas tanh S2 dan 25.000 kg ha-1tahun-1 pada tanah
satuan Sepatu Boat adalah Rp75.000,00 buah- kelas S3.
1
biaya penyusutan alat ini adalah Rp475.000,00 Hasil produksi yang didapatkan petani dari
usaha perkebunannya pada saat ini sangat
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 20 – 27 24

bervariasi antara petani satu dengan yang lainnya. bersubsidi sehingga pengeluaran biaya pupuk
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan luas lahan menjadi meningkat.
yang dimiliki petani dan banyaknya populasi Tabel 12. Rincian Pendapatan Usaha Perkebunan
tanaman kelapa sawit dalam satu ha setiap petani Kelapa Sawit Di Desa Bukit
berbeda pula.Petani yang memiliki lahan yang Raya 2012
lebih luas dan populasi kelapa sawit yang lebih
banyak akan mendapatkan produksi TBS lebih Luas
Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan
besar. No Lahan
-1 -1 -1 -1 -1
Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah (ha) (Rp tahun ) (Rp tahun ) (Rp tahun ) (Rp ha tahun )
produksi dengan harga jual ditingkat petani. Harga 1 2,00 14.986.500,00 41.182.500,00 26.196.000,00 13.098.000,00
jual ditingkat petani adalah sebesar Rp 800Kg-1 – 2 2,00 14.986.700,00 37.876.000,00 22.889.300,00 11.444.650,00
Rp 850 Kg-1. Penerimaan yang diperoleh dari 33 3 2,00 15.566.200,00 39.737.500,00 24.171.300,00 12.085.650,00
responden adalahsebesarRp 957.190.500,00 tahun- 4 2,00 19.271.200,00 36.754.000,00 17.482.800,00 8.741.400,00
1
dengan rata-rata Rp 29.005.772,73 tahun- 5 2,00 12.306.000,00 34.493.000,00 22.187.000,00 11.093.500,00
1
responden-1atau Rp 18.443.924,24 ha-1tahun- 6 2,00 17.465.900,00 35.062.500,00 17.596.600,00 8.798.300,00
1
(Lampiran 8). 7 1,50 16.319.000,00 30.982.500,00 14.663.500,00 9.775.666,67
Petani menjual hasil panen langsung di 8 2,00 20.235.000,00 36.360.000,00 16.125.000,00 8.062.500,00
lokasi kebun kepada tengkulak. Sehingga 9 1,00 7.464.000,00 18.232.500,00 10.768.500,00 10.768.500,00
mengakibatkan beban biaya lebih bagi tengkulak 10 1,00 5.988.000,00 15.808.000,00 9.820.000,00 9.820.000,00
untuk mengangkut hasil panen petani. Semakin 11 1,50 13.289.600,00 28.680.000,00 15.390.400,00 10.260.266,67
jauh jarak dan sulitnya akses yang ditempuh 12 1,00 9.652.800,00 17.872.000,00 8.219.200,00 8.219.200,00
menuju lokasi kebun petani dengan lokasi 13 2,00 21.784.000,00 37.080.000,00 15.296.000,00 7.648.000,00
pengumpulan milik tengkulak akan 14 1,00 8.717.800,00 17.088.000,00 8.370.200,00 8.370.200,00
menyebabkanharga beli TBS oleh tengkulak 15 2,00 23.905.900,00 40.613.000,00 16.707.100,00 8.353.550,00
semakin rendah. Secara keseluruhan harga jual 16 1,50 13.606.500,00 28.024.500,00 14.418.000,00 9.612.000,00
TBS di lokasi penelitian lebih rendah dibandingkan 17 2,00 12.807.000,00 35.513.000,00 22.706.000,00 11.353.000,00
harga jual TBS rata-rata untuk wilayah Kalimantan 18 1,50 10.597.200,00 25.872.000,00 15.274.800,00 10.183.200,00
Timur yaitu, Rp 1.457,49 kg-1. Hal ini disebabkan 19 2,00 21.589.800,00 36.608.000,00 15.018.200,00 7.509.100,00
jarak tempuh yang jauh dari lokasi penelitian 20 2,00 14.636.100,00 33.480.000,00 18.843.900,00 9.421.950,00
menuju pabrik pengolahan kelapa sawit, sehingga 21 1,00 7.702.200,00 19.346.000,00 11.643.800,00 11.643.800,00
petani terpakasa menjual hasil panen mereka 22 1,00 11.575.200,00 19.648.000,00 8.072.800,00 8.072.800,00
kepada tengkulak. 23 1,00 10.325.000,00 17.072.000,00 6.747.000,00 6.747.000,00
Hal yang menyebabkan penerimaan petani 24 2,00 15.542.000,00 32.192.000,00 16.650.000,00 8.325.000,00
masih rendah disebabkan oleh masih rendahnya 25 2,00 14.236.500,00 37.952.500,00 23.716.000,00 11.858.000,00
harga jual TBS karena jumlah produksi TBS petani 26 2,00 15.300.400,00 32.600.000,00 17.299.600,00 8.649.800,00
sudah cukup tinggi. Untuk menjaga stabilitas harga 27 1,00 10.799.400,00 18.992.000,00 8.192.600,00 8.192.600,00
jual TBS ditingkat petani maka perlunya bantuan 28 2,00 14.102.800,00 34.848.000,00 20.745.200,00 10.372.600,00
dari pihak pemerintah maupun swasta. Tindakan 29 1,00 10.958.700,00 21.360.500,00 10.401.800,00 10.401.800,00
yang perlu dilakukan diantaranya yaitu, 30 2,00 21.658.800,00 39.024.000,00 17.365.200,00 8.682.600,00
pembentukan koperasi bagi petani ataupun 31 1,00 6.999.600,00 18.139.000,00 11.139.400,00 11.139.400,00
pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit 32 1,00 8.819.000,00 19.360.000,00 10.541.000,00 10.541.000,00
disekitar Kecamatan Sepaku. 33 1,00 8.706.200,00 19.337.500,00 10.631.300,00 10.631.300,00
Pendapatan petani diperoleh dari selisih Jumlah 52,00 451.901.000,00 957.190.500,00 505.289.500,00 319.876.333,33
antara total penerimaan dikurangi dengan total Rata-rata 1,58 13.693.969,70 29.005.772,73 15.311.803,03 9.693.222,22
Sumber : Data primer (diolah) 2012
biaya yang dikeluarkan dalam satu musim tanam.
Pendapatan yang diperolehpetanidari usaha Hasil Analisis
perkebunan ini adalahRp 505.289.500,00 tahun-1 Untuk mengetahui pengaruh pupuk (X1),
herbisida (X2), tenaga kerja (X3) dan penyusutan
dengan rata-rata sebesar Rp15.311.803,03
alat (X4) terhadap pendapatan (Y) dihitung dengan
responden-1atauRp 9.693.222,22 ha-1tahun-
1 menggunakan analisis regresi linear berganda
(Lampiran 9).
dengan bantuan komputer melalui program SPSS
Pendapatan petani masih cukup rendah
versi 12,0. Hasil perhitungan regresi dari
disebabkan oleh rendahnya penerimaan petani dan
tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengolahan data primer tersebut dapat dilihat pada
petani.Penerimaan petani yang masih rendah Tabel 13 sebagai berikut:
disebabkan oleh harga jual TBS di tingkat petani
saat ini jauh dibandingkan dengan harga jual TBS
rata-rata untuk wilayah Kalimantan Timur yaitu,
Rp 1.457,49 kg-1. Biaya produksi yang besar
disebabkan petani menggunakan pupuk non
Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) 25
di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara
(Nugra Hartono)

Tabel 13. Hasil analisis regresi linear berganda pendapatan. Biaya herbisida saat ini berada pada
Variabel bebas B t hitung Sig.t posisi increasing return atau penambahan satu
Konstanta -5044642 -1,561 0,130 satuan input mengakibatkan peningkatan
Biaya pupuk -0,576 -2,100 0,045 hasil.Sehingga biaya herbisida masih dapat
(X1) 19,467 3,460 0,002 dinaikkan penggunaanya hingga titik tertentu untuk
Biaya herbisida 1,573 3,526 0,001 mencapai pendapatan yang optimal.
(X2) 7,053 0,795 0,433 3. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga Nilai koefisien regresi b3 = 1,573
kerja (X3) menunjukkan apabila biaya tenaga kerja
Biaya dinaikkansatu persen maka pendapatan akan
penyusutan alat meningkat sebesar 1,573 persen dengan asumsi
(X4) faktor lain dianggap konstan.
Multiple R = 0,809 Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya
R2 = 0,655 tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap
F hitung = 13,262 pendapatan. Biaya tenaga kerja saat ini berada pada
Sig. F = 0,000 posisi increasing return atau penambahan satu
F tabel(0,05;33) = 2,71 satuan input mengakibatkan peningkatan hasil.
t tabel(0,05;33) = 2,04 Sehingga biaya tenaga kerja masih dapat dinaikkan
penggunaanya hingga titik tertentu untuk mencapai
Sumber: hasil analisis regeresi berganda linear pendapatan yang optimal.
berganda (SPSS versi 12,0) 4. Biaya penyusutan alat
Berdasarkan keterangan pada Tabel 9 maka Nilai koefisien regresi b4 = 7,053
persamaan regresi linear berganda adalah sebagai menunjukkan apabila biaya penyusutan alat
berikut: dinaikan satu persen maka pendapatan akan
Y= -5044642 – 0,576X1+ 19,467X2+ 1,573X3+ meningkat sebesar 7,46 persen dengan asumsi
7,053X4 faktor lain dianggap konstan.
Persamaan regresi tersebut dapat dijabarkan Hasil analisis menunjukkan bahwa
sebagai berikut: penyusutan alat mempunyai pengaruh positif
1. Biaya pupuk terhadap pendapatan. Biaya penyusutan alat saat
Nilai koefisien regresi b1= -0,576 ini berada pada posisi increasing return atau
menunjukkan apabila biaya pupuk dinaikkan satu penambahan satu satuan input mengakibatkan
persen maka pendapatan akan berkurang sebesar peningkatan hasil. Sehingga biaya penyusutan alat
0,576persen dengan asumsi faktor lain dianggap masih dapat dinaikkan penggunaanya hingga titik
konstan. tertentu untuk mencapai pendapatan yang optimal.
Hasil analisi menunjukan bahwa biaya Berdasarkan hasil analisis perhitungan sidik
pupuk mempunyai pengaruh negatif. Biaya pupuk ragam diketahui F hitung sebesar 13,262 Nilai Ftabel
saat ini berada pada posisi decreasing return atau 2,71 dengan α = 0,05 sehingga F hitung > Ftabel.
penambahan satu satuan input mengakbitkan Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima,
penurunan hasil. Sehingga penggunaan biaya artinya biaya produksi secara simultan berpengaruh
pupuk perlu dikurangi hingga titik tertentu untuk nyata terhadap pendapatanyang berarti secara
mencapai pendapatan yang optimal. bersamaan variabel bebas (biaya pupuk, biaya
Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk oleh herbisida,biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan
petani melebihi takaran yang diberikan. Interval alat) memiliki pengaruh signifikan terhadap
waktu setiap 3 bulan yang menyebabkan variabel terikat (pendapatan usaha perkebunan
penggunaan pupuk oleh petani berlebih. Menurut kelapa sawit di Desa Bukit Raya) dengan tingkat
Sastroyano (2003), pemberian pupuk sebaiknya kepercayaan 95% (α = 5%).
dilakukan pada awal musim hujan dan pada akhir Pengaruh biaya produksi terhadap
musim hujan. Bisa disimpulkan bahwa aplikasi pendapatan secara parsial dapat dijelaskan sebagai
pupuk dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Selain itu berikut:
juga, beberapa petani menggunakan pupuk non 1. Nilai thitunguntuk biaya pupuk (X1) terhadap
bersubsidi sehingga biaya pupuk semakin besar. pendapatan (Y) sebesar -2,100 sedangkan ttabel
2. Biaya herbisida (α = 0,05 ; 33) sebesar 2,04 sehinggathitung>
Nilai koefisien regresi b2 = 19,467 ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan apabila biaya herbisida dinaikkan menyatakan bahwa variabel biaya pupuk (X1)
satu persen maka pendapatan akan meningkat berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Y)
sebesar 19,467 persen dengan asumsi faktor lain dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).
dianggap konstan. 2. Nilai thitung untuk biaya herbisida (X2)
Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya terhadap pendapatan (Y) diperoleh thitung
herbisida mempunyai pengaruh positif terhadap sebesar 3,460 sedangkan ttabel (α = 0,05 ; 33)
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 20 – 27 26

sebesar 2,04 sehingga thitung> ttabel maka Ho 2. Besarnya pendapatan usaha


ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan perkebunankelapa sawit di Desa Bukit Raya
bahwa variabel biaya herbisida (X2) adalahRp 505.289.500,00tahun-1 dengan
berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Y) rata-rata Rp 15.311.803,03 responden-
1
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). tahun-1atau sebesar Rp 9.693.222,22 ha-
1
3. Nilai thitung untuk biaya tenaga kerja (X3) tahun-1.
terhadap pendapatan (Y) diperoleh thitung 3. Pengaruh biaya produksi secara simultan
sebesar 3,526sedangkan ttabel (α = 0,05 ; 33) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
sebesar 2,04 sehingga thitung> ttabel maka H0 usaha perkebunan kelapa sawit di Desa
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan Bukit Raya. Secara parsial atau masing-
bahwa variabel biaya tenaga kerja (X3) masing variabel hanya variabel biaya
berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Y) penyusutan yang tidak berpengaruh secara
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). signifikan terhadap pendapatanusaha
4. Nilai thitunguntuk biaya penyusutan alat (X4) perkebunan kelapa sawit di Desa Bukit
terhadap pendapatan (Y) diperoleh thitung Raya. Variabel biaya pupuk, biaya herbisida
sebesar 0,795sedangkan ttabel (α = 0,05 ; 33) dan biaya tenaga kerja secara parsial
sebesar 2,04 sehingga thitung< ttabel maka H0 berpengaruh signifikan terhadap
diterima dan Ha ditolak. Hal ini menyatakan pendapatanusaha perkebunan kelapa sawit
bahwa variabel biaya penyusutan alat (X4) di Desa Bukit Raya.
tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan 4. Keeratan hubungan antara biaya produksi
(Y) dengan tingkat kepercayaan 95% (α = (biaya pupuk, biaya herbisida, biaya tenaga
5%). kerja dan biaya penyusutan alat) dengan
Berdasarkan hasil uji t dari kelima variabel pendapatan usaha perkebunan kelapa sawit
bebas menunjukkan bahwa biaya pupuk (X1), biaya di Desa Bukit Raya memiliki hubungan
herbisida (X2), biaya tenaga kerja (X3) berpengaruh yang erat dan positif.
signifikan terhadap pendapatan (Y) sedangkan
biaya penyusutan alat (X4) tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan (Y). Hal yang DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan biaya penyusutan alat tidak
berpengaruh dikarenakan biaya yang dikeluarkan Boediono. 2002. Pengantar ilmu ekonomi. no.1
oleh petani untuk biaya penyusutan alat ini lebih (EkonomiMikro). BPFE,Yogyakarta.
kecil dibandingkan dengan biaya pupuk, herbisida
dan tenaga kerja. Daniel, M. 2002. Pengantare konomi
pertanian.BumiAksara, Jakarta.
Koefisien korelasi (R) antara variabel X
diantaranya biaya pupuk, biaya herbisida, biaya
Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, 2010-2011.
tenaga kerja dan biaya penyusutan alat terhadap
pendapatan (Y) adalah sebesar 0,809 artinya antara
Fauzi, Yan dkk. 2007. Kelapa Sawit: Budidaya,
variabel X dan Y memiliki hubungan yang sangat
Pemanfaatan Hasil & Limbah dan
erat (karena mendekati 1). Sedangkan besarnya
Analisis Usaha & Pemasaran. Penebar
koefisien determinasi (R2) adalah 0,655 dapat
Swadaya, Jakarta.
diartikan bahwa variasi indeks pendapatan (Y)
dijelaskan oleh variabel X (biaya pupuk, biaya
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar
herbisida, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan
Swadaya, Jakarta.
alat) sebesar 65,5% dan sisanya 34,5% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
Mangkuatmojo, S. 2003. Statistik Lanjutan. Rineka
model regresi.
Cipta. Jakarta.

Mosher, A. T. 2002. Menggerakkan dan


Kesimpulan membangun pertanian (terjemahan oleh
Krisnandhi dan B. Samad).Yasaguna,
Berdasarkan hasil analisis data dan Jakarta.
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Mubyarto, 1994 . Pengantar ekonomi
1. Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pertanian.LP3ES. Jakarta.
usaha perkebunan kelapa sawit di Desa
Bukit Raya adalah sebesar Rp Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit
451.901.000,00 tahun-1 dengan rata-rata Rp Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga
13.693.969,70 responden-1tahun-1 atauRp Hilir.Penebar swadaya. Jakarta.
8.750.702,02 ha-1 tahun-1.
Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) 27
di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara
(Nugra Hartono)

Pracoyo, TK. 2006. Aspek dasar ekonomi


mikro.Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.

Profile Desa Bukit Raya. 2011.

Rosyidi, S. 2004. Teori Pengantar ekonomi mikro


(pendekatan kepada teori ekonomi mikro
dan makro). Raja GrafindoPersada,
Jakarta.

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit,


Agro Media Pustaka, Jakarta.

Soeharno. 2006. Ekonomi manajerial. Andi Offset,


Yogyakarta.

Soekartawi. 2003. Teori ekonomi produksi dengan


pokok bahasan analisis fungsi Cobb-
Douglass. PT. Rja Grafindo Persada,
Jakarta.

Sudarman. 2001. Teori ekonomi mikro I. Pusat


Penerbitan Universitas Terbuka,
Jakarta.

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2008. Statistika


untuk ekonomi dan keuangan
modern.Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sukirno, S. 2002. Pengantar teori mikro ekonomi.


Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Supranto, J. 2001. Statistik dan Teori Aplikasi I.


Erlangga, Surabaya.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu usahatani. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Risza, S. 1994, Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan


Kanisius, Yogyakarta.

You might also like