Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.
1, 2022
p-ISSN: 0216-7085 DOI: https://dx.doi.org/10.17977/UM014v15i12022p009
e-ISSN: 2579-3780 Web Site: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpe/index
Pengaruh Problem Based Learning dan Pendekatan CTL Berbasis ESD Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Hybrid di Era New Normal
Amatulloh Mufida1, Jun Surjanti2, Waspodo Tijpto Subroto3, Agus Widiono4
1,2,3
Ekonomic Education Program, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri
Surabaya, Indonesia
4
SMA Negeri 16 Surabaya, Indonesia
*
[email protected] Abstract
Activities inlearning hybrid in the new normal era, students' critical thinking
skills at SMA Negeri 16 Surabaya have not been achieved optimally. The
purpose of this study is to analyze the influence of the application of themodel
Problem Based Learning and the ESD-based CTL approach on critical
thinking skills inlearning hybrid in the new normal era. The type of approach
in this research is quantitative while the type of research is causal associative.
The sample used as many as 78 students from 97 students of class X Social
Sciences SMA Negeri 16 Surabaya obtained through the slovin formula. The
data collection stage in the study was carried out through theinstrument items
pretest and posttest and for data analysis was carried out using the SPSS-24
application. Based on the analysis of the research results that there are
significant differences in the effect of the application of themodel problem
based learning and the ESD-based CTL approach on students' critical thinking
skills. Models and approaches to learning are one of the important factors to
improve critical thinking skills and based on the findings of researchers
thatmodels problem-based learning and ESD-based CTL approaches affect
students' critical thinking skills inlearning hybrid in the new normal era.
Keywords: Problem based learning, ESD-based CTL and critical thinking
History of Article:
Received : (18-01-2022), Accepted : 15-01-2022), Publised : (31-03-2022)
Citation:
Mufida, A, Jun, S, Waspodo, T, S, & Agus, W (2022) Pengaruh Problem Based Learning dan
Pendekatan CTL Berbasis ESD Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Hybrid di Era New Normal, Jurnal Pendidikan Ekonomi, 15(1), 9 - 21
9
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses penting yang membuat seseorang dapat
membandingkan serta mempelajari hal-hal bersifat positif dan negatif dengan tujuan
untuk membentuk masa depan yang baik dan pengambilan keputusan secara tepat
(Surjanti, Soejoto, dan Nugroho, 2020). Pendidikan era sekarang ini tidak hanya
menuntut pada penguasaan materi tetapi juga menuntut peserta didik untuk memiliki
keterampilan kognitif dan sosial supaya dapat memecahkan permasalahan yang ada.
Berdasarkan data yang dilansir dari Radarbanyuwangi, di era new normal beberapa
sekolah di daerah dengan zona hijau sudah melakukan kegiatan pembelajaran secara
hybrid (pembelajaran tatap muka dan jarak jauh) sebagai inovasi sistem pembelajaran
pada masa transisi (Rahmadi, 2021). Peralihan sistem pembelajaran tatap muka sebelum
adanya Covid-19 yang beralih menjadi pembelajaran secara hybrid untuk daerah dengan
zona hijau menjadikan proses pembelajaran terhambat dan materi yang disampaikan
kepada peserta didik kurang maksimal. Berdasarkan data di lapangan perbedaan motivasi
belajar peserta didik antara pembelajaran hybrid dan pembelajaran secara normal tercatat
bahwa sebelum adanya Covid-19 pada pembelajaran normal rata-rata motivasi belajar
peserta didik sebesar 80,8% mengalami penurunan menjadi 64,01% setelah Covid-19
yang mengakibatkan tingkat pemahaman materi dan hasil belajar menurun (Pratama
2021). Ketentuan pembelajaran hybrid yaitu 50% peserta didik melakukan pembelajaran
secara tatap muka dan 50% lainnya melakukan pembelajaran jarak jauh menjadikan
kegiatan belajar kurang maksimal, karena guru lebih fokus terhadap peserta didik yang
berada di dalam kelas. Fenomena lain dalam kegiatan pembelajaran yang masih terjadi
hingga saat ini yaitu, guru sebenarnya sudah berinteraksi melalui kegiatan tanya jawab
dan diskusi serta guru juga aktif melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
namun kemampuan berpikir kritisnya masih lemah. Selain itu, banyaknya hasil belajar
yang diukur tanpa melalui pengalaman nyata dalam mengkontruksi kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik.
Pada kenyataan di lapangan, peserta didik SMA Negeri 16 Surabaya mengalami
permasalahan pada tingkat pemahaman dan tingkat berpikir kritis. Hasil wawancara di
lapangan dengan guru ekonomi khususnya pada sub bab materi permintaan dan
penawaran, kemampuan dalam berpikir kritis terkait analisis permasalahan masih lemah
dibandingkan dengan materi ekonomi yang lain di kelas X karena banyak peserta didik
yang menganggap bahwa materi permintaan dan penawaran merupakan materi baru yang
sulit untuk dipelajari. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data yang diberikan oleh
guru ekonomi di SMA Negeri 16 Surabaya, berupa informasi bahwa sebanyak 85%
peserta didik di kelas X jurusan IPS yang mengampu mata pelajaran ekonomi kurang
memahami dalam mata pelajaran ekonomi serta kurangnya berpikir kritis. Prosentase
tersebut diperoleh dari hasil pengerjaan tugas terkait analisis berpikir kritis dalam
mencontohkan ilustrasi permintaan penawaran dalam kehidupan sehari-hari masih lemah
dan masih banyak yang salah. Hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran hybrid
yang dilakukan di SMA Negeri 16 Surabaya yaitu 50% dari jumlah peserta didik di dalam
kelas melakukan pembelajaran secara tatap muka dan sisanya melakukan pembelajaran
jarak jauh yang tentunya juga mempengaruhi proses tersampainya materi pelajaran
menjadi kurang maksimal. Selain itu, beberapa peserta didik di kelas X jurusan IPS yang
mengampu mata pelajaran ekonomi menjelaskan bahwa, materi pembelajaran ekonomi
paling sulit dipahami di kelas X adalah materi permintaan dan penawaran karena mereka
menganggap bahwa materi tersebut menjadi suatu materi yang baru dan memerlukan
tingkat analisis tinggi supaya dapat memahami materi dan konsepnya.
Jannah, N, Munir, S (2021) Pengaruh Financial Attitude dan Kontrol Diri … | 10
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
Analisis tingkat tinggi dalam memahami suatu materi yang harus dimiliki oleh
peserta didik diperlukan kemampuan dalam berpikir kritis. Tingkat berpikir kritis yang
dimiliki peserta didik salah satunya dipengaruhi oleh proses kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai berpikir kritis, oleh Setyorini
dkk, menunjukan tingkat kemampuan untuk berpikir kritis dipengaruhi oleh kegiatan
belajar yang dikaitkan dengan permasalahan nyata dan menganalisis permasalahan
tersebut (Setyorini, Sukiswo, dan Subali 2011). Model pembelajaran yang mengarahkan
peserta didik untuk menganalisis masalah dan pendekatan yang dapat mengaitkan materi
yang sedang dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari sangat menunjang
perkembangan kemampuan berpikir kritis. Dari sekian banyaknya model dan pendekatan
model pembelajaran, PBL dan pendekatan CTL menjadi salah satu yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan tingkat pemahaman yang banyak diteliti oleh
para peneliti sebelumnya.
Problem Based Learning merupakan model dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dengan tujuan untuk membangun konstruktivisme dan keterlibatan peserta
didik dan terlibat langsung dalam pemecahan masalah (Gultom, Syahputra, dan Amin
Fauzi, 2020). Melalui pembelajaran berbasis analisis masalah menjadikan peserta didik
berperan aktif sebagai pemecah masalah, menghadapi masalah praktis dalam kehidupan
sehari-hari, memecahkan masalah yang menarik, dan membangun pengetahuan mereka
sendiri serta mengembangkan keterampilan analisis. Beberapa peneliti juga telah
melakukan penelitian terhadap model PBL sebagaimana penelitian Nurhayati dan Lia
Angraeni bahwa model pembelajaran PBL dapat menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan pengembangan berpikir tingkat tinggi, hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil
penelitiannya dimana peserta didik mampu menyelesaikan soal-soal HOTS dengan benar
(Nurhayati dan Lia Angraeni, 2019). Selanjutnya penelitian penerapan model PBL juga
sudah diteliti oleh Surjanti, dkk yang menghasilkan temuan bahwa dengan menggunakan
model PBL memberikan dampak positif terhadap pada pemahaman materi yang diterima
(Surjanti, Budiono, dan Nugroho 2018). Selanjutnya penelitian ini juga dilakukan oleh
Sari, dkk bahwa dengan melakukan proses pembelajaran melalui sintaks model
pembelajaran PBL, dimana mendapatkan temuan bahwa keterampilan berpikir
mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan
metode ceramah, diskusi antar kelompok dan tanya jawab (Sari, Budijanto, dan
Amiruddin, 2017). Adanya penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan
materi mudah dipahami dan hasil pembelajaran yang di lakukan dapat diingat dalam
memori jangka panjang melalui materi berbasis analisis masalah yang dikaitkan pada
fenomena kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar sehingga daya ingat yang kuat
akan materi yang dipelajari dapat dimiliki peserta didik serta mampu menganalisis secara
kritis fenomena yang terjadi di lingkungan dengan materi yang sedang dipelajari.
Blanchard, Berns dan Ericson (2001) mengemukakan bahwa Contextual Teaching
and Learning merupakan pendekatan yang membantu proses pembelajaran dalam
mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata dan mendorong peserta didik
secara langsung untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan upaya
penerapan kehidupan sehari-hari (Prakoso 2017). Penelitian tentang penggunaan
pendekatan CTL juga sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya salah satunya yaitu
Hilda Matra, dkk bahwa dengan menerapakan pendekatan CTL pada pembelajaran dapat
menjadikan pembelajaran berlangsung secara efektif untuk mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah dan motivasi belajar (Hilda Marta, Yanti Fitria, dan Hadiyanto,
2020). Selain itu, penelitian ini juga diteliti oleh Muhammad Mifta Fausan & Indah Panca
11 | Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.1, 2022, Hal. 9-21
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
Pujiastuti terkait perubahan hasil belajar setelah menggunakan pendekatan CTL yang
menunjukan bahwa melalui pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman
tentang materi yang dipelajari dan meningkatkan tingkat berpikir kritis yang
memengaruhi hasil belajar (Fausan dan Indah Panca Pujiastuti 2017).
Pendekatan CTL dalam penelitian ini berbasis Education For Sustainable
Development (ESD) pada pembelajaran ekonomi mengenai sub bab materi permintaan
dan penawaran. ESD merupakan metode pembelajaran yang dinamis dan memiliki proses
yang selalu beradaptasi dengan perkembangan dimana tidak hanya membawa peserta
didik untuk mendapatkan pengetahuan baru tetapi juga mengarahkan untuk berfikir
dengan cara baru dan menghasilkan pengetahuan baru (Pratiwi, Wijaya, dan Ramalis,
2019). Melalui ESD diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan peserta didik
terutama hasil belajar ekonomi, sehingga peserta didik dapat meningkatkan potensi
dimiliki dalam berkontribusi pembangunan pendidikan yang berkelanjutan (Matthews,
2016). ESD juga sudah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu Pratiwi, dkk
memaparkan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan pada penerapan pembelajaran
berbasis ESD dapat meningkatkan kemampuan analisis lingkungan pada materi
pemanasan global, ranah kogntif dan sikap peserta didik sudah mulai ikut andil dalan
konsep ESD (Pratiwi, dkk. 2019). Hasil penelitian tersebut juga sama seperti yang sudah
diteliti oleh Sinta Purnamasari & Aldila Nurrul Hanifah bahwa ESD dapat diintergrasikan
dalam pembelajaran melalui media pembelajaran, perangkat pembelajaran, dan model
pembelajaran dan hasil implementasinya juga dapat meningkatkan hasil akademik dan
kemampuan berpikir tinggi (Hanifah 2021).
Berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan dan
menganalisis masalah secara rasional dan analitis dengan memberikan hasil pemecahan
masalah secara efisien (Sari, dkk. 2017). Kegiatan belajar melalui pengembangan
kemampuan dalam berpikir kritis maka kebenaran akan teori dan materi yang dipelajari
akan terus dicari oleh peserta didik, mengajukan pertanyaan secara rinci kepada guru
mengenai informasi yang sudah diperoleh, menganalisis permasalahan dengan baik,
berpikir secara sistematis dan mandiri (Wijayanti dan Wulandari, 2016). Dalam rangka
meningkatkan kemampuan berpikir, tugas guru sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran
yaitu dengan menyediakan lingkungan belajar untuk mendorong peserta didik
mengembangkan ketrampilan berpikir kritis. PBL merupakan salah satu dari sekian
banyak model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung
perkembangan dalam berpikir kritis. Model pembelajaran ini didasarkan pada analisis
situasi masalah yang berkaitan dengan materi, sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu
dan minat untuk mendalami masalah tersebut, dan secara tidak langsung memungkinkan
peserta didik untuk memahami materi yang telah dipelajarinya (Nafiah dan Suyanto
2014).
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan, penulis tertarik menjadikan
sebagai sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Problem Based Learning dan
Pendekatan CTL Berbasis ESD Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Pembelajaran Hybrid di Era New Normal”. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini menganalisis pengaruh penerapan model PBL dengan pendekatan CTL
berbasis ESD terhadap kemampuan berpikir kritis, dimana penelitian sebelumnya hanya
menganalisis terkait penerapan model PBL dengan pendekatan CTL terhadap
kemampuan berpikir kritis. Adapun penelitian sebelumnya dilakukan pada saat
pembelajaran normal sebelum adanya Covid-19, sedangkan pada penelitian ini
pembelajaran dilaksanakan secara hybrid di era new normal, maka penelitian ini akan
Jannah, N, Munir, S (2021) Pengaruh Financial Attitude dan Kontrol Diri … | 12
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
membahas bagaimana hubungan penerapan model PBL dengan pendekatan CTL berbasis
ESD pada sub bab materi permintaan dan penawaran terhadap kemampuan berpikir kritis
di era new normal yang dilaksanakan secara hybrid. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk
menganalisis keterkaitan pengaruh penerapan model PBL dan pendekatan CTL berbasis
ESD pada sub bab materi permintaan dan penawaran terhadap kemampuan berpikir kritis
pada pembelajaran hybrid di era new normal.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tipe asosiatif kausal, dimana memiliki
tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel model problem based learning (X1)
dan variabel pendekatan CTL berbasis ESD (X2) terhadap kemampuan berpikir kritis (Y).
Pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuantitatif melalui rancangan
penelitian pretest-posttest group design (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian
yaitu total seluruh peserta didik kelas X jurusan IPS di SMA Negeri 16 Surabaya yang
terdiri dari kelas X IPS 1, X IPS 2 dan X IPS 3 dengan jumlah 97. Penentuan jumlah
sampel menggunakan rumus Slovin sehingga total sampel yang diperoleh dan digunakan
dalam penelitian sebanyak 78 responden. Adapun teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu proportional random sampling dimana masing-masing kelas akan dipilih
secara acak dengan jumlah presentase yang sama.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui metode
dokumentasi dan metode pengujian atau tes untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian
metode dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi masalah sedangkan, metode
pengujian digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal peserta didik
terhadap materi yang akan dipelajari dan presentase tingkat kemampuan berpikir kritis.
Dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data tersebut, diperoleh data kemudian
diklasifikasikan sebagai data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi RPP,
bahan ajar dan butir soal sedangkan data kuantitatif adalah skor pretest dan posttest.
Melalui serangkaian teknik pengumpulan data yang dilakukan maka hasil data yang
diperoleh berupa hasil tes, yaitu meliputi pretest dan posttest. Jenis tes yang digunakan
adalah pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 24 untuk pretest dan 24 soal pilihan
ganda untuk posttest yang terlebih dahulu dilakukan serangkaian pengujuan validitas dan
reliabilitas soal. Pengujuan validitas dan reliabilitas soal dilakukan terhadap 20 peserta
didik yang dipilih secara acak. Pada teknik tes ini digunakan untuk mengukur presentase
tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS. Rangkaian
data yang terkumpul kemudian dilakukan teknis analisis data yaitu menggunakan statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk melakukan uji
hipotesis dan pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24. Uji prasyarat
analisis terdiri dari uji normalitas, uji paired samples statistics, paired samples
correlations, dan paired samples test.
13 | Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.1, 2022, Hal. 9-21
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini dilakukan di dalam kelas yang dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan
dengan sistem pembelajaran hybrid, dimana terdapat peserta didik yang melakukan
pembelajaran secara tatap muka dan ada yang melakukan pembelajaran jarak jauh.
Berikut adalah gambar penerapan sintaks model pembelajaran PBL dan pendekatan CTL
berbasis ESD.
Gambar 1. Bagan Sintaks Penerapan Model PBL dan Pendekatan CTL Berbasis
ESD
Berdasarkan rangkaian pengujuan validitas dan reliabilitas terhadap instrumen
butir penelitian dengan berbantuan aplikasi SPSS 24, diketahui bahwa soal berbasis
Problem Based Learning (PBL) dengan tingkat soal bepikir kritis, dari 12 soal sebanyak
Jannah, N, Munir, S (2021) Pengaruh Financial Attitude dan Kontrol Diri … | 14
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
10 soal dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikasi di bawah 0,05 dengan person
corelation di atas 0,799 dan 2 soal dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikasi
di atas 0,05. Butir soal yang dinyatakan tidak valid maka soal tersebut tidak digunakan
dalam instrumen butir soal penelitian. Sehingga total butir soal berbasis Problem Based
Learning (PBL) dengan tingkat soal bepikir kritis yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 10 soal. Adapun untuk uji validitas terhadap instrumen butir soal berbasis
Contekstual Teaching and Learning (CTL) berbasis ESD dengan tingkat soal berpikir
kritis dari 12 soal sebanyak 10 soal dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikasi
dibawah 0,05 dengan person corelation diatas 0,799 dan 2 soal tidak valid karena
memiliki nilai lebih dari 0,05. Sehingga total butir soal berbasis Contekstual Teaching
and Learning (CTL) berbasis ESD dengan tingkat soal bepikir kritis yang digunakan
dalam penelitian sebanyak 10 soal. Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen butir soal
berdasarkan ketentuan yang dikemukakan oleh Heale dan Twyeross (2015), bahwa
instrumen soal berbasis Problem Based Learning (PBL) reliabel karena memiliki nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,772 > 0,70. Adapun untuk instrument berbasis Contekstual
Teaching and Learning (CTL) berbasis ESD dinyatakan reliabel karena memiliki nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,732 > 0,70.
Sebelum memasuki pertemuan pertama penelitian, secara daring melalui whats
app group peserta didik mengerjakan soal pretest sub bab materi permintaan dan
penawaran berbasis dengan tingkat soal bepikir kritis sebanyak 20 soal pilihan ganda.
Selanjutnya pada pertemuan pertama penelitian, dalam kegiatan belajar mengajar
meggunakan penerapan sintaks model pembelajaran PBL dan pendekatan CTL berbasis
ESD. Peserta didik pada pertemuan ini diberikan analisis kasus permintaan dan
penawaran berbasis permasalahan lingkungan yang dikaitkan dengan kehidupan sehari
hari, analisis studi kasus tersebut dikerjakan secara berkelompok dan akan di
presentasikan pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua penelitian, peserta
didik mempresentasikan hasil lembar kerja secara berkelompok.
Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan berbantuan aplikasi SPSS-24 uji
normalitas yang dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,050, yang mana
hasil tersebut memperlihatkan bahwa problem based learning, CTL berbasis ESD dan
kemampuan berpikir kritis terdistribusi normal.
Tabel 1. Uji Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
X1_PreTest 50,38 78 12,215 1,383
X1_PostTest 70,90 78 15,048 1,704
X2_PreTest 38,33 78 9,316 1,055
X2_PostTest 64,10 78 12,529 1,419
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022
Kemudian uji paired samples statistics, dari tabel 1. di atas dapat diketahui bahwa
nilai mean pretest X1 sebesar 50,38 dan nilai mean posttest X1 sebesar 70,90 hal ini
menandakan bahwa terdapat perbedaan, karena hasil mean pretest X1 lebih kecil dari pada
mean posttest X1. Selanjutnya nilai mean pretest X2 sebesar 38,33 dan nilai mean posttest
2 sebesar 64,10 maka hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan juga karena hasil
mean pretest X2 lebih kecil dari pada mean posttest X2.
Tabel 2. Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
X1_PreTest & X1_PostTest 78 0,422 0,000
X2_PreTest & X2_PostTest 78 0,237 0,036
15 | Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.1, 2022, Hal. 9-21
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022
Dari data pada tabel 2. di atas yaitu uji paired samples correlations, diketahui
bahwa nilai correlation X1 sebesar 0,422 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Dimana
0,000 < 0,05, maka dari hasil tersebut dapat dikatakan terdapat hubungan antara pretest
X1 dengan posttest X1. Kemudian nilai correlation X2 sebesar 0,237 dengan nilai
signifikasi sebesar 0,036. Dimana 0,036 < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa juga
terdapat hubungan antara pretest X2 dengan posttest X2.
Tabel 3. Uji Paired Samples Test
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference Sig. (2
Mean on Mean Lower Upper t df tailed)
X1_PreTest - -20,513 14,850 1,681 -23,861 -17,165 -12,200 77 0,000
X1_PostTest
X2_PreTest - -25,769 13,724 1,554 -28,864 -22,675 -16,583 77 0,000
X2_PostTest
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022
Uji paired samples test, pada tabel 3. di atas menunjukan bahwa mean X1 sebesar
-20,513, nilai ini menunjukan selisih antara mean pretest X1 dengan mean posttest X1
yaitu 50,38 - 70,90 = -20,513 dan selisih perbedaan tersebut antara -23,861 sampai dengan
-17,165. Sedangkan pada mean X2 sebesar -25,769, nilai ini menunjukan selisih antara
mean pretest X2 dengan mean posttest X2 yaitu 38,33 - 64,10 = -25,769 dan selisih
perbedaan tersebut antara -28,864 sampai dengan -22,675. Kemudian untuk nilai
signifikasi X1 sebesar 0,000, dimana 0,000 < 0,05 dengan nilai t hitung -12,200 > t tabel -
1,99125, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan, yang memiliki
arti bahwa terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap
kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran hybrid di era new normal (H0 ditolak dan
Ha diterima). Selanjutnya untuk nilai signifikasi X2 sebesar 0,000, dimana 0,000 < 0,05
dengan nilai t hitung -16,583 > t tabel -1,99125, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan
yang signifikan yaitu terdapat pengaruh pendekatan CTL berbasis ESD terhadap
kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran hybrid di era new normal (H0 ditolakdan
Ha diterima).
Tabel 4. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai Based on Mean 1,987 1 154 0,161
Based on Median 1,558 1 154 0,214
Based on Median and with 1,558 1 152,244 0,214
adjusted df
Based on trimmed mean 1,646 1 154 0,201
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022
Data pada tabel 4. di atas uji homogenitas bahwa nilai signifikan based on mean
sebesar 0,161 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variansi nilai posttest adalah
homogen. Selanjutnya pada tabel 5. dibawah menunjukan bahwa nilai signifikansi 0,003
< 0,05 menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan penerapan model PBL dan pendekatan CTL berbasis ESD
terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik jurusan IPS kelas X SMA Negeri 16
Surabaya pada pembelajan hybrid di era new normal.
Tabel 5. Uji Hipotesis
Jannah, N, Munir, S (2021) Pengaruh Financial Attitude dan Kontrol Diri … | 16
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
Independent Samples Test
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differ Differ Difference
F Sig. t df tailed) ence ence Lower Upper
Nilai Equal 1,987 0,161 3,065 154 0,003 6,795 2,217 2,415 11,175
variances
assumed
Equal 3,065 149, 0,003 6,795 2,217 2,414 11,176
variances 104
not
assumed
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022
Tabel 6. Hasil Nilai Pretest dan Posttest
No Indikator Kemampuan Berpikir Pretest Posttest
Kritis Presentase Kriteria Presentase Kriteria
1 Menganalisis suatu 62% Cukup 80% Kritis
permasalahan.
2 Mengaitkan ide berdasarkan 46% Rendah 65% Cukup
pertimbangan penyidikan.
3 Menarik kesimpulan untuk 52% Rendah 80% Kritis
melakukan penyidikan.
4 Mengidentifikasi untuk 47% Rendah 71% Kritis
memecahkan masalah.
5 Menyusun strategi untuk 47% Rendah 64% Cukup
memecahkan suatu masalah.
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022
Dari data hasil analisis pada tabel 6. bahwa indikator berpikir kritis yang sudah
ditentukan oleh peneliti berdasarkan penelitian terdahulu (Prasetyo dan Kristin 2020),
setelah melakukan penerapan model PBL dan pendekatan CTL berbasis ESD selama
kegiatan pembelajaran hybrid di dalam kelas bahwa terdapat perubahan yang signifikan
terhadap tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik antara sebelum menerapkan dan
sesudah menerapkan model problem based learning dan pendekatan CTL berbasis ESD.
Pembahasan
Berdasarkan interpretasi data hasil analisis yang sudah dilakukan peneliti bahwa
penelitian ini menghasilkan adanya pengaruh yang signifikan dengan melakukan
penerapan model problem based learning dan pendekatan CTL berbasis ESD pada
pembelajaran hybrid di kelas X IPS SMA Negeri 16 Surabaya. Temuan penelitian ini
berdasarkan analisis hasil penelitian dan observasi di lapangan disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama, selama proses pembelajaran peran guru sangat penting untuk
mengkoordinir peserta didik selama pembelajaran. Peran guru yang diharapkan adalah
hanya sebagai fasilitator dengan memberikan bimbingan mengenai kesulitan yang
dialami selama belajar, menyelesaikan tugas dan secara perlahan mengembangkan
pemikiran kritis selama pembelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jun Surjanti, dkk bahwa guru sangat berperan penting untuk mengarahkan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran yang tepat
(Surjant, dkk. 2018). Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ari Wijayanti, dkk yang menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar guru
berperan sebagai pembimbing, pengarah, fasilitator dan motivator yang baik untuk
17 | Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.1, 2022, Hal. 9-21
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
peserta didik (Wijayanti dan Wulandari,2016). Proses pembelajaran yang seperti inilah
yang dapat membangun konsep materi yang dipelajari oleh peserta didik secara mandiri
dan menembangkan konsep tersebut melalui kegiatan analisis.
Faktor kedua, yaitu pemilihan model dan pendekatan pembelajaran yang tepat
dalam proses pembelajaran hybrid di new normal sangat penting untuk diperhatikan,
karena model dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran menjadikan
kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian bahwa model PBL merupakan model yang
strategis digunakan dalam pembelajaran hybrid di era new normal supaya tetap memiliki
perkembangan berpikir kritis. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alan dan Agus menghasilkan temuan bahwa terdapat beberapa indikator
yang belum memenuhi harapan capaian berpikir kritis pada pembelajaran hybrid,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran hybrid memiliki pengaruh kategori
sedang dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Agus 2021).
Akan tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh
Trisni Andayani, dkk bahwa model PBL pada pembelajaran hybrid melalui
pengembangan modul efektif untuk meningkatkan capaian dan kemampuan berpikir
peserta didik (Trisni Andayani, 2020). Di era new normal (pasca Covid-19) ini terdapat
beberapa sekolah dalam zona hijau yang telah melakukan pembelajaran hybrid
(pembelajaran tatap muka dan jarak jauh) banyak peserta didik yang masih sering merasa
kurang percaya diri, takut dan pasif dalam menanggapi guru ketika pembelajaran, karena
merasa kemampuan yang dimiliki baik menyelesaikan analisis permasalahan maupun
berpendapat masih belum optimal. Hal ini menyebabkan peserta didik masih merasa ragu
untuk ikut serta berpartisipasi dalam diskusi ketika proses belajar. Dalam pembelajaran
hybrid di era new normal dengan model pembelajaran PBL memiliki target supaya
peserta didik mampu dalam berpikir kritis, menyelesaikan masalah, memiliki
pengetahuan berdasarkan pemikiran pribadi dan berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga target yang telah ditetapkan dalam pembelajaran
dapat secara optimal diraih oleh peserta didik.
Penelitian terkait penerapan model PBL pada pembelajaran hybrid di era new
normal memberikan gambaran yang dapat melatih berpikir kritis dan meningkatkan
pemahaman materi yang sudah dipelajari ketika proses belajar mengajar sudah berjalan
dengan normal. Dengan mengoptimalkan pembelajaran yang dilakukan maka partisipasi
peserta didik menjadi aktif dan kemampuan berpikir kritis semakin berkembang,
sehingga dapat mencapai kualitas pendidikan dan sumberdaya manusia yang lebih baik.
Kemampuan dalam berpikir kritis sangat diperlukan, dimana apabila peserta didik secara
terbiasa untuk berpikir kritis maka akan lebih banyak memiliki pengetahuan dan dapat
melahirkan ilmu-ilmu maupun teori-teori baru untuk menyelesaikan analisis
permasalahan maupun sebagai bekal untuk masa depan. Hasil temuan penelitian ini sama
halnya dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Saiful Amin, dkk bahwa model
PBL berpengaruh positif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Amin, dkk.
2020). Menurut Saiful Amin, dkk perkembangan kemampuan berpikir kritis dipangaruhi
oleh beberapa faktor yaitu dari dalam diri sendiri yang memiliki motivasi untuk aktif
dalam belajar dan juga kegiatan pembelajaran yang mengarah pada langkah untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tinggi (Amin, dkk. 2020).
Berdasarkan hasil uji yang telah di lakukan diketahui bahwa pendekatan CTL
berbasis ESD memiliki pengaruh pada kemampuan berpikir kritis peserta didik, dimana
pendekatan ini mendorong peserta didik supaya lebih meningkatkan tingkat berpikir
Jannah, N, Munir, S (2021) Pengaruh Financial Attitude dan Kontrol Diri … | 18
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
analisis dalam pembelajaran dengan mengaitkan materi yang dipelajari secara langsung
dengan upaya mengedepankan pendidikan berkelanjutan, sehingga pembelajaran yang
dilakukan lebih bermakna. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Annisa Fadillah, dkk dimana model CTL yang diterapkan pada kegiatan
belajar menjadikan peserta didik memahami materi yang di pelajari dan terjadi
perkembangan pada tingkat berpikir kritis serta berpengaruh terhadap hasil belajar yang
dicapai (Fadillah, dkk. 2017). Hasil penelitian lain terkait pembelajaran berbasis ESD
juga sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, dkk bahwa
ESD mendukung proses pembelajaran dimana peserta didik mengevaluasi proses belajar
dan hasil belajar yang berkaitan dengan lingkungan dalam upaya pendidikan
berkelanjutan (Pratiwi, Wijaya, dan Ramalis, 2019). Pembelajaran berbasis ESD
memberikan kontribusi yang baik untuk meningkatkan perilaku positif peserta didik dan
memahami pentingnya belajar serta menerapkan materi yang sudah dipelajari sehingga
tercipta pembelajaran yang nyata. Melalui pembelajaran berbasis ESD juga dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis situasi dan masalah dalam upaya
penyelesaian terbaik tanpa merusak dan merugikan lingkungan sekitar. Dalam penerapan
pendekatan CTL berbasis ESD ini diperlukan inovasi dan kreativitas yang mampu
mengarahkan peserta didik dalam berpikir secara rasional untuk menyelesaikan analisis
permasalahan. Selain itu, secara tidak langsung akan memiliki pemahaman terhadap
materi yang dipelajari secara mendalam, karena dalam proses penyelesaian masalah
tersebut peserta didik akan diarahkan pada situasi yang mengharuskan mampu untuk
menganalisis suatu masalah dengan penerapan ilmu dan teori yang telah dipelajari
kemudian dikembangkan oleh peserta didik dan menghasilkan pemahaman yang
diciptakan atas pemikiran yang rasional terhadap pemecahan masalah yang di hadapi.
Keadaan yang mengharuskan proses pembelajaran dilakukan secara hybrid di era
new normal, dimana banyak yang masih kurang dapat memahami materi secara baik,
karena keterbatasan waktu maupun kesempatan, sehingga secara tidak langsung peserta
didik akan berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi supaya dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Pendekatan CTL berbasis ESD yang diterapkan dalam proses
pembelajaran hybrid di era new normal diyakini selain berpengaruh dalam kemajuan
berpikir kritis juga dapat menambah pemahaman peserta didik sehingga akan
berpengaruh juga terhadap peningkatan hasil belajar yang diperoleh. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Arief Darmawan sejalan dengan hasil penelitian ini
bahwa melalui pembelajaran kontekstual menjadikan peserta didik memiliki kepercayaan
diri dalam berpikir dan terjadi peningkatan pada hasil belajar (Darmawan, 2013).
Pembelajaran berbasis ESD juga menjadikan peserta didik mampu menganalisis
permasalahan yang terjadi dan memecahkan hasil analisis tersebut dengan
mengedepankan pelestarian lingkungan, sehingga kemampuan berpikir kritis peserta
didik meningkat dan tercapai proses pembentukan perilaku pendidikan berkelanjutan.
Adanya ketercapaian pembelajaran yang maksimun maka target dalam pembelajaran
akan tercapai dengan maksimal, dan hal ini juga akan meningkatkan kualitas pendidikan
dan sumber daya manusia. Bentuk ketercapaian dalam komponen berpikir kritis dan
pemahaman terhadap suatu materi yaitu peserta didik mampu mengimplementasikan
materi yang telah didapatkan dalam proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan CTL Berbasis ESD dapat menjadi salah satu inspirasi dalam pengajaran
peserta didik supaya baik pemahaman materi, berpikir kritis, peningkatan pada hasil
belajar meningkat dan pendidikan berkelanjutan.
19 | Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.1, 2022, Hal. 9-21
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model problem based
learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran hybrid di era new
normal; 2) Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan pendekatan CTL berbasis
ESD terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran hybrid di era
new normal; dan 3) Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model problem based
learning dan pendekatan CTL berbasis ESD terhadap kemampuan berpikir kritis dalam
aktivitas pembelajaran hybrid di era new normal. Berdasarkan hasil penelitian ini
peningkatan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik kurang maksimal
karena salah satunya dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang di lakukan secara
hybrid dimana menyebabkan kegiatan belajar kurang berjalan optimal. Oleh karena itu,
model dan pendekatan menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, belajar menjadi lebih bermakna dan membangun pendidikan
berkelanjutan. Sehingga model problem based learning dan pendekatan CTL berbasis
ESD menjadi salah satu model dan pendekatan yang berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis pada pembelajaran hybrid di era new normal.
REFERENSI
Agus, Alan Haryono. (2021). “Pengaruh Hybrid Learning Dalam Mata Pelajaran Sejarah
Terhadap Capaian Berpikir Kritis Siswa Di Sman 1 Lamongan.” Jurnal Unesa 11.
Amin, Saiful, Sumarmi, Syamsul Bachri, Singgih Susilo, and Abdul Bashith. (2020).
“The Effect of Problem-Based Hybrid Learning (PBHL) Models on Spatial Thinking
Ability and Geography Learning Outcomes.” International Journal of Emerging
Technologies in Learning 15(19):83–94. doi: 10.3991/ijet.v15i19.15729.
Fadillah, Annisa, Ni Putu, Laksmi Cintya, Dimas Ridho, and Ahmad Nurkholis. (2017).
“The Effect of Application of Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Model-
Based on Lesson Study with Mind Mapping Media to Assess Student Learning
Outcomes on Chemistry on Colloid Systems.” 1(2):101–8. doi:
10.20961/ijsascs.v1i2.5128.
Fausan, M. M., & Indah Panca Pujiastuti. (2017). Pengaruh Pendekatan CTL Berbasis
Nht Terhadap Motivasi, Hasil Belajar IPA, Dan Retensi Siswa. April.
https://doi.org/10.22219/jpbi.v3i2.4278
Gultom, E. M., Syahputra, E., & Amin Fauzi, K. M. (2020). Differences in Students’
Mathematical Communication Ability through the Application of Batak Culture-
OrientedGultom, E. M., Syahputra, E., & Amin Fauzi, K. M. (2020). Differences in
Students’ Mathematical Communication Ability through the Application of B.
International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 7(10),
731. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v7i10.2236
Hanifah, S. P. dan A. N. (2021). Education for Sustainable Development (ESD) dalam
Pembelajaran IPA. JKPI: Jurnal Kajian Pendidikan IPA, 1(2), 53–61.
Hilda Marta, Yanti Fitria, Hadiyanto, A. Z. (2020). Penerapan Pendekatan CTL. Jurnal
Basicedu, 4, 149–157.
Matthews, P. (2016). Education for Sustainable Development in Further Education: A
Reality Check. In Education for Sustainable Development in Further Education.
https://doi.org/10.1057/978-1-137-51911-5_15
Nafiah, Y. N., & Suyanto, W. (2014). Penerapan Model Problem-Based Learning Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa. c, 125–143.
Jannah, N, Munir, S (2021) Pengaruh Financial Attitude dan Kontrol Diri … | 20
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.11, No.1, 2018, Hal. 80-90
Nurhayati, Lia Angraeni, W. (2019). Pengaruh Model Problem Based Learning,
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. 11(1),
12–20.
Prakoso, A. F. (2017). Penerapan Contextual Teaching And Learning ( CTL ) Dengan
Metode Problem Solving Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kajian. April.
Prasetyo, F., & Kristin, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas 5 SD. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 7(1), 13. https://doi.org/10.30997/dt.v7i1.2645
Pratama, Aldo Putra. (2021). “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar
Siswa SD.” Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2:88–95.
Pratiwi, I. I., Wijaya, A. F. C., & Ramalis, T. R. (2019). Penerapan Pbl Dengan Konteks
Esd Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik. VIII, SNF2019-PE-
1–8. https://doi.org/10.21009/03.snf2019.01.pe.01
Rahmadi, A. (2021). Hybrid Learning, Terobosan Sistem Pembelajaran Masa Transisi.
Banyuwangi: radarbanyuwangi.id.
Sari, N. P., Budijanto, B., & Amiruddin, A. (2017). Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Dipadu Numbered Heads Together
Terhadap Keterampilan Metakognitif Dan Kemampuan Berpikir Kritis Geografi
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(3), 440–
447. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/8720
Setyorini, U., Sukiswo, S. E., & Subali, B. (2011). Penerapan Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1), 52–56. https://doi.org/10.15294/jpfi.v7i1.1070
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuntitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Surjanti, J., Budiono, & Nugroho, D. (2018). Antecedents Individual Entrepreneurial
Orientation (IEO): Problem Based Learning (PBL). Journal of Business & Retail
Management Research, 13(02). https://doi.org/10.24052/jbrmr/v13is02/art-12
Surjanti, J., Soejoto, A., & Nugroho, D. (2020). Social Sciences & Humanities Open
Mangrove forest ecotourism : Participatory ecological learning and sustainability
of students ’ behavior through self-ef fi cacy and self-concept. Social Sciences &
Humanities Open, 2(1), 100009. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2019.100009
Wijayanti, A., & Wulandari, T. (2016). Efektivitas Model Ctl Dan Model PBL Terhadap
Hasil Belajar IPS. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 3(2), 112–124.
https://doi.org/10.21831/hsjpi.v3i2.7908
21 | Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.15, No.1, 2022, Hal. 9-21