0% found this document useful (0 votes)
29 views10 pages

13 70086 1 10 20171121 PDF

1. This study examines the invasion and attack level of beet armyworm (Spodoptera exigua Hubner) on two onion varieties in Bangli Regency, Bali from December 2016 to February 2017. 2. The highest larval populations were found on the Batu Ijo variety with 2.4 larvae per clump, while the Bima Brebes variety had 1.3 larvae per clump. The attack level was also higher on Batu Ijo at 9.95% compared to 4.86% for Bima Brebes. 3. Both varieties differed in production, with Batu Ijo having 112.2 grams per clump and Bima Brebes having 125.

Uploaded by

Lam Lam Ahmad
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
29 views10 pages

13 70086 1 10 20171121 PDF

1. This study examines the invasion and attack level of beet armyworm (Spodoptera exigua Hubner) on two onion varieties in Bangli Regency, Bali from December 2016 to February 2017. 2. The highest larval populations were found on the Batu Ijo variety with 2.4 larvae per clump, while the Bima Brebes variety had 1.3 larvae per clump. The attack level was also higher on Batu Ijo at 9.95% compared to 4.86% for Bima Brebes. 3. Both varieties differed in production, with Batu Ijo having 112.2 grams per clump and Bima Brebes having 125.

Uploaded by

Lam Lam Ahmad
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No.

4, Oktober 2017

Invasi dan Tingkat Serangan Ulat Bawang (Spodoptera


exigua Hubner) pada Dua Kultivar Tanaman Bawang
Merah di Desa Songan, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli

DICKY MARSADI
I WAYAN SUPARTHA*)
A.A.A.A. SRI SUNARI

PS Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.


Jln. PB. Sudirman Denpasar 80231 Bali
*)
Email: [email protected]

ABSTRACT

Invasion and Attack level of Beet Armyworm (Spodoptera exigua Hubner) on


Two Cultivars of Onion in Songan Village, Kintamani, Regency of Bangli

This study was aims to determine the invasion and attack level of beet
armyworm (S. exigua) on two cultivars of onion. The study was conducted 940 m
above sea level at Songan Village, Kintamani, Regency of Bangli from December
2016 to February 2017.
This study implemented surveying method by taking 10 samples plant per plot
with 5 replications. Sampling was conducted by using U-sistematics patern. The
results showed that the invasion occurred during the onion crop was 7 days after
planting (dap) and experienced a peak in old plants 17 dap. There was difference
larvae of S. exigua population on both varieties of onion crop from the initial
observation until the end of the observation. The highest larval populations present in
Batu Ijo variety in the amount of 2.4 larvae per clump while variety of Bima Brebes
was 1.3 larvae per clump. The attacking level of Bima Brebes variety was 4,86%
lower compared on Batu Ijo which is 9,95%. Both onion varieties show difference in
productions where Batu Ijo variety has 112,2 grams per clump while Bima Brebes
125,8 grams per clump.

Keywords: Invasion, Colonization, Attack level, S. exigua, Onion Varieties

1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran yang mempunyai nilai
ekonomis penting, karena fungsinya sebagai pemenuh konsumsi masyarakat, sumber
pendapatan, kesempatan kerja dan potensinya sebagai penghasil devisa Negara non-
migas bagi Indonesia. Komoditi ini berkontribusi cukup tinggi terhadap
perkembangan ekonomi wilayah yang berkisar mencapai Rp 2,7 triliun setiap

360 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

tahunnya dan mampu memberikan keuntungan sebesar Rp 42.128.317 /ha dalam satu
musim tanam terhadap petani (Herlita et al., 2016). Seiring dengan bertambahnya
permintaan pasar akan kebutuhan bawang merah, luas areal pertanaman bawang
merah tahun 1980-2014 cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata
pertumbuhan 3,13%. Di Indonesia, provinsi yang menjadi penghasil utama bawang
merah adalah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa
Timur, NTB, Sulawesi Selatan dan Bali.
Pengembangan bawang merah di provinsi Bali berada di beberapa wilayah
seperti : Kabupaten Bangli, Gianyar, Jembrana, Buleleng, dan Karangasem.
Budidaya tanaman bawang merah di Provinsi Bali mengalami banyak kendala yang
ditandai dengan menurunnya produksi sebesar 14,61% dari 11.884 ton menjadi
10.147 ton pada tahun 2014–2015 (Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
2016). Salah satu penyebab menurunnya produksi tersebut adalah serangan hama dan
penyakit tanaman.
Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera ; Noctuidae) merupakan serangga
kosmopolitan yang menjadi hama penting pada tanaman bawang merah. Hama
tersebut memiliki kemampuan menyebar cepat pada tanaman bawang merah di
dataran rendah dan dataran tinggi, selain itu hama tersebut menyerang tanaman
bawang merah sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan
(Moekasan et al., 2012). Gejala serangan larva S. exigua berupa bercak-bercak
transparan pada daun akibat termakannya jaringan daun bagian dalam, sedangkan
lapisan epidermis luar ditinggalkan. Serangan berat mengakibatkan daun mengering
dan gugur sebelum waktunya sehingga kualitas dan kuantitas hasil tanaman
menurun. Serangan S. exigua dapat menyebabkan kehilangan hasil sampai 100% jika
tidak dilakukan upaya pengendalian (Negara, 2003).
Sampai saat ini, upaya pengendalian hama S. exigua bertumpu pada
penggunaan insektisida yang dilakukan secara intensif dengan dosis tinggi yang
mengakibatkan tingginya biaya pengendalian yang mencapai 30–50% dari total biaya
produksi per hektar. Selain itu aplikasi insektisida juga memiliki resiko hilangnya
organisme bukan target seperti musuh alami dan menyebabkan terjadinya resistensi
serangga hama terhadap insektisida (Georghious dan Saito, 2012). Maka dari itu
perlu dilakukan alternatif lain untuk mengendalikan serangan S. exigua seperti
penggunaan varietas tahan terhadap serangan hama S. exigua. Varietas tahan
diharapkan dapat mempengaruhi siklus hidup S. exigua dan memiliki toleran
terhadap serangan hama S. exigua.
Pemilihan varietas tahan dapat dilakukan dengan cara menguji varietas unggul
tanaman bawang merah yang berkembang di suatu wilayah. Berbagai macam
varietas unggul bawang merah ditanam di Provinsi Bali. Salah satu varietas tanaman
bawang merah yang sering dijumpai adalah varietas Batu Ijo dan varietas Bima
Brebes. Untuk mengetahui keunggulan masing-masing varietas tanaman bawang
merah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui varietas mana
yang lebih dipilih dan mengalami serangan S. exigua lebih berat di lapang. Preferensi

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 361
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

dan serangan S. exigua terhadap tanaman bawang merah diawali oleh proses invasi
hama tersebut pada pertanaman bawang, sebelum gejala serangan itu terjadi di
lapang.
Selama ini informasi rinci mengenai invasi, kolonisasi dan pengaruh varietas
terhadap serangan S. exigua pada tanaman bawang merah di Bali belum banyak
dilaporkan. Informasi yang berkaitan dengan S. exigua di Indonesia umunya hanya
terbatas pada intensitas serangan dan pengujian insektisida. Berkaitan dengan itu,
maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang konprehensif
tentang invasi, kolonisasi, hubungan serangan dengan produksi S. exigua pada
tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dan Bima Brebes.

2. Metode Penelitian
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ketinggian 940 m dpl yang bertepat di Desa
Songan, Kintamani, Bangli. Penelitian berlangsung selama 2 bulan dimulai dari
bulan Desember 2016 sampai Februari 2017.

2.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pulpen, buku, kertas label, dan
alat penghitung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tanaman
bawang merah varietas Bima Brebes dan Batu Ijo.

2.1 Metode
Penelitian ini menggunakan metode survei untuk menentukan lokasi penelitian
di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Penelitian ini
menggunakan 5 ulangan dan 10 tanaman contoh per ulangan yang ditetapkan secara
sistematis bentuk U.

2.3 Metode Pengamatan


Pengamatan dilakukan 1 minggu 2 kali. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan metode mutlak. Variabel yang diamati adalah waktu invasi &
kolonisasi, tingkat serangan dan produksi.
1 Invasi
Pengamatan invasi dilakukan dengan cara mengamati kemunculan hama S.
exigua pada kedua area budidaya tanaman bawang merah varietas Bima Brebes dan
Batu Ijo. Pengamatan invasi dilakukan setelah bibit ditanam.
2 Kolonisasi Spodoptera exigua
Pengamatan kolonisasi dimulai pada saat tanaman berumur 7 hst, pada masing-
masing tanaman sampel. Untuk mengetahui rata–rata dari koloni S. exigua pada
masing–masing varietas tanaman bawang merah dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus (Paparang, 2016) :

362 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Keterangan : P = Populasi koloni


n = Jumlah S. exigua yang ditemukan pada tanaman sampel
N= Jumlah sampel yang diamati

3 Tingkat Serangan
Pengamatan tingkat seranan dilakukan dengan cara mencari persentase (%)
tanaman terserang dengan menggunakan rumus (Putrasamedja, 2012) yaitu :

P= x 100

Keterangan : P = Persentase daun terserang


a = Banyaknya daun terserang
b = Jumlah daun tidak terserang

Setelah persentase tanaman terserang diketahui, maka akan dimasukan ke tabel


kriteria serangan (Tabel 1) untuk mengetahui tingkat serangannya.

Tabel 1. Tingkat Serangan S. exigua pada Tanaman Bawang Merah


No Persentase Serangan Tingkat Serangan
0 0% Sehat
1 >0 - ≤10% Sangat Rendah
2 >10 - ≤20% Rendah
3 >20 - ≤40% Sedang
4 >40 - ≤60% Tinggi
5 >60 - ≤100% Sangat Tinggi
Sumber : Moekansan et al., 2012

4 Pengamatan Produksi
Pengamatan produksi dilakukan dengan cara mengambil setiap rumpun yang
diamati pada setiap perlakuan dan menghitung berat basah umbi tanaman bawang
merah dari masing-masing varietas.
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji beda nyata nilai rata-rata
setiap variabel pengamatan dilakukan dengan uji T dan uji hubungan dilakukan
dengan uji korelasi menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences
atau yang sekarang dikenal dengan Statistical Product and Service Solutions) versi
20 (IBM Inc., Release 2011 ).

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 363
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Invasi dan Kolonisasi Spodoptera exigua Hubner
Berdasarkan pengamatan langsung di lapang, hama S. exigua sudah
melakukan proses invasi dan kolonisasi sejak tanaman bawang merah berumur 7
hari setelah tanam (hst). Invasi ditandai dengan kehadiran imago S. exigua pada
tanaman budidaya, selain itu invasi dapat diketahui dengan mengamati keberadaan
kelompok telur S. exigua pada tanaman bawang merah tersebut. Pola invasi hama S.
exigua pada kedua varietas tanaman bawang merah Batu Ijo dan Bima Brebes
mendekati sama. Berdasarkan atas keberadaan kelompok telur, invasi S. exigua
dominan terjadi pada varietas Batu Ijo dari pengamatan 7 hst sampai pengamatan 21
hst. Pada pengamatan berikutnya dominansi tersebut berubah, invasi pada varietas
Bima Brebes lebih dominan dibandingkan pada varietas Batu Ijo (Gambar 1).
Setelah invasi terjadi maka akan dilanjutkan dengan proses kolonisasi.
Kolonisasi S. exigua pada kedua varietas tanaman bawang merah bervariasi pada
variabel yang diamati. Hasil memperlihatkan bahwa kolonisasi S. exigua mengikuti
perkembangan tanaman bawang merah, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. dan
Gambar 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terjadi perbedaan rata-rata kelompok
telur pada kedua varietas tanaman bawang merah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
1.

Gambar 1. Pola Perkembangan kelompok telur S. exigua

Gambar 1. menunjukkan bahwa, terjadi perbedaan kolonisasi kelompok telur


antara tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dengan Bima Brebes. Kolonisasi
kelompok telur pada tanaman bawang merah varietas Batu Ijo sudah dimulai pada
saat tanaman berumur 7 hst dengan rata-rata 0,02 kelompok telur per rumpun,
kemudian kolonisasi kelompok telur mengalami peningkatan yang cepat dan
mencapai puncaknya pada saat tanaman bawang berumur 17 hst, dengan populasi
kelompok telur 0,28 per rumpun. Setelah tanaman berumur 17 hst, kolonisasi
kelompok telur terus mengalami kolonisasi yang lambat dan mengalami penurunan.
Pada saat tanaman berumur 38 hst sudah tidak ditemukan lagi kolonisasi kelompok

364 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

telur S.exigua pada tanaman bawang merah varietas Batu Ijo. Pada tanaman bawang
merah varietas Bima Brebes kolonisasi kelompok telur mulai terjadi pada saat
tanaman berumur 10 hst dengan rata-rata kelompok telur yaitu 0,04 per rumpun.
Kolonisasi kelompok telur terus mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya
pada saat tanaman bawang berumur 17 hst, dengan kerapatan populasi kelompok
telur sebesar 0,22 per rumpun. Kemudian kolonisasi kelompok telur pada varietas
Bima Brebes mengalami penurunan secara bertahap sampai pada tanaman berumur
42 hst dengan kerapatan kelompok telur sebesar 0,02. Kolonisasi kelompok telur
pada tanaman bawang merah varietas Bima Brebes sudah tidak ditemukan lagi pada
saat tanaman bawang ber umur 45 hst. Tingginya populasi kelompok telur pada
varietas Batu ijo dikarenakan varietas Batu Ijo memiliki ciri-ciri morfologi fisik yang
dapat merangsan S. exigua untuk meletakkan telur disana (Untung, 2006).
Hasil analisis uji T menunjukkan bahwa, tidak ada perbedaan nyata rata-rata
kelompok telur antara tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dengan varietas
Bima Brebes dari pengamatan pertama sampai terakhir (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Analisis Uji T Kelompok Telur


Pengamatan Hari Ke-
Varietas
7 10 14 17 21 24 28 31 35 38 42 45 49

Batu Ijo 0.02 a 0.08 a 0.14 a 0.28 a 0.12 a 0.06 a 0.04 a 0.02 a 0.02 a 0a 0a 0 0

Bima Brebes 0a 0.04 a 0.12 a 0.22 a 0.08 a 0.08 a 0.08 a 0.04 a 0.04 a 0.02 a 0.02 a 0 0

Setelah proses pembentukan koloni kelompok telur terjadi, maka akan


dilanjukkan dengan proses terbentuknya koloni larva dari hama S. exigua.
Perkembangan larva pada tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dan Bima Brebes
dipengaruhi oleh varietas dan umur tanaman bawang merah (Gambar 2).

Gambar 2. Pola perkembangan larva S.exigua

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 365
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Berdasarkan Gambar 2 populasi larva S. exigua menunjukkan flukstuasi hama


pada satu musim tanam bawang merah. Larva S. exigua mulai terlihat pada tanaman
bawang varietas Batu ijo dengan varietas Bima Brebes saat tanaman bawang
berumur 17 hst. Pada saat pengamatan populasi larva pada tanaman bawang yang
berumur 17 dan 21 hst ditemukan larva S. exigua yang sangat sedikit dengan jumlah
0,01 populasi larva/rumpun pada varietas Batu Ijo dan 0,01 populasi larva/rumpun
pada varietas Bima Brebes. Puncak populasi larva S.exigua terjadi pada tanaman
bawang berumur 45 hst dengan rata-rata populasi larva 2,4 per rumpun pada varietas
Batu Ijo dan 1,3 rata-rata populasi larva per rumpun pada varietas Bima Brebes.
Menururt Rauf (1999) tingginya populasi hama S.exigua pada saat tanaman berumur
45 hst disebabkan oleh ketersediaan makanan yang berlimpah
Hasil analisis uji T menunjukkan bahwa, perbedaan nyata populasi larva S.
exigua pada varietas Batu Ijo dan Bima Brebes mulai terjadi pada saat pengamatan
ke 42 hst sampai dengan 49 hst (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Analisis Uji T Populasi Larva


Pengamatan Hari Ke-
Varietas
7 10 14 17 21 24 28 31 35 38 42 45 49

Batu Ijo 0a 0a 0a 0.1 a 0.2 a 0.2 a 0.7 a 1.2 a 1.5 a 1.3 a 1.7 b 2.4 b 1.3 b

Bima Brebes 0a 0a 0a 0.1 a 0.2 a 0.3 a 0.4 a 0.9 a 1a 0.9 a 1a 1.3 a 0.7 a

3.2 Tingkat Serangan


Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan rata-rata
tingkat serangan pada kedua varietas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pola perkembangan serangan S. exigua

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan serangan S. exigua antara


tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dengan varietas Bima Brebes dilihat dari
pengamatan pertama sampai dengan pengamatan terakhir. Peningkatan serangan S.

366 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

exigua berhubungan dengan bertambahnya umur tanaman bawang merah, yang


disebabkan semakin banyak daun tanaman bawang merah yang terserang. Persentase
serangan S. exigua pada tanaman bawang merah varietas Batu Ijo lebih tinggi
dibandingkan serangan S.exigua pada varietas Bima Brebes. Serangan tertinggi S.
exigua pada tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dan Bima Brebes terjadi pada
saat umur tanaman 45 hst, serangan pada varietas Batu Ijo yaitu 9.95% dan 4.86%
pada varietas Bima Brebes. Tingginya serangan pada varietas Batu Ijo karena
populasi larva varietas Batu Ijo lebih tinggi dibandingkan varietas Bima Brebes.
Selain populasi larva, morfologi tanaman bawang merah juga mempengaruhi
serangan S. exigua (Zheng, 2000)

Tabel 4. Hasil Analisis Uji Persentase Serangan


Pengamatan Hari Ke-
Varietas
7 10 14 17 21 24 28 31 35 38 42 45 49

Batu Ijo 0a 0a 0.16 b 0.32 a 0.87 a 0.88 a 3.02 a 5.6 a 3.76 a 5.91 a 6.49 b 9.95 b 6.24 b

Bima Brebes 0a 0a 0a 0.2 a 0.95 a 1.16 a 1.56 a 3.37 a 3.83 a 3.08 a 3.83 a 4.86 a 2.74 a

Tabel 4 menunjukkan bahwa, pada saat tanaman bawang merah berumur 14,
42, 45 dan 39 hst terjadi perbedaan nyata rata-rata serangan S. exigua pada varietas
Batu Ijo dan Bima Brebes. Sedangkan pada pengamatan 17 hst sampai 38 hst
menunjukkan tidak ada perbedaan serangan yang signifikan pada kedua varietas
tanaman bawang merah tersebut.
Berdasarkan indikator dan kriteria tingkat serangan S. exigua pada tanaman
bawang (Moekansan et al, 2012) menunjukkan bahwa serangan pada kedua varietas
tanaman bawang merah tersebut masuk ke dalam kriteria tingkat serangan yang
sangat rendah, karena persentase serangan kedua varietas bawang merah tersebut
berkisar antara >0 - ≤10 %.
Korelasi antara populasi larva dengan serangan pada tanaman bawang merah
varietas Batu Ijo dan varietas Bima Brebes memiliki hubungan korelasi yang lemah,
positif tidak terdapat hubungan yang signifikan antara populasi larva dengan
serangan dengan nilai korelasi 0,177 pada varietas Batu Ijo dan 0,233 pada varietas
Bima Brebes.

3.3 Hubungan Tanaman Terserang dengan Produksi


Serangan hama S. exigua pada tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dan
Bima Brebes dapat menyebabkan turunnya produksi bawang merah, seperti nampak
pada Gambar 4 di bawah ini :

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 367
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Gambar 4 Bobot Umbi Basah (g) Per Rumpun

Gambar 4 menunjukkan bahwa, bobot umbi basah pada tanaman bawang


merah varietas Bima Brebes lebih tinggi dibandingkan tanaman bawang merah
varietas Batu Ijo dengan selisih 13,6 g/rumpun. Tinggi rendahnya produksi pada
tanaman varietas Bima Brebes dipengaruhi oleh rendahnya tingkat serangan pada
varietas Bima Brebes daripada varietas Batu Ijo. Menurut Haryati dan Nurawan
(2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tinggi atau rendahnya produksi
bawang merah sangat dipengaruhi oleh serangan S.exigua pada tanaman bawang
merah.
Hasil analisis korelasi antara serangan dengan produksi menunjukkan bahwa,
tanaman bawang merah varietas Batu Ijo dan varietas Bima Brebes memiliki
hubungan korelasi yang sedang antara serangan dengan produksi, yang ditunjukkan
dengan nilai korelasi varietas Batu Ijo -0,535 dan nilai korelasi varietas Bima Brebes
-0,753 dan memiliki nilai korelasi yang negatif yang berarti semakin tinggi serangan
maka semakin rendah produksi (Sarwono, 2006). Berdasarkan nilai Sig. varietas
Batu Ijo dan varietas Bima Brebes menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara serangan dengan produksi..

4. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Invasi terjadi pada saat tanaman berumur 7 hst dan kolonisasi hama S. exigua
pada kedua varietas tanaman bawang sangat dipengaruhi oleh fase
perkembangan tanaman bawang merah.
2. Tingkat serangan varietas Batu Ijo dan varietas Bima Brebes masuk ke dalam
kriteria serangan yang sangat rendah.
3. Hubungan tanaman terserang dengan produksi pada varietas Bima Brebes dan
Batu Ijo menunjukkan korelasi yang sedang, non signifikan dan berkolerasi
negatif.

368 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

4.2 Saran
Lebih baik menanam tanaman bawang merah varietas Bima Brebes daripada
varietas Batu Ijo. Hal ini karena serangan S. exigua pada varietas Bima Brebes lebih
rendah dan produksinya lebih tinggi daripada varietas Batu Ijo.

Daftar Pustaka
Georghious, G. p.. Saito. T. 2012. Pest Resistance to pesticides. Plenum Press. New
York. 890 p
Haryati, Y & Nurawan, A 2009, ‘Peluang pengembangan feromon seks dalam
pengendalian hama ulat bawang (Spodoptera exigua) pada bawang merah’,
J.Litbang Pertanian vol. 28, no.2, hlm. 72-77.
Herlita,M. Tety,E. Khaswarina, S. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani Bawang
Merah (Allium ascalonicum) di Desa Sei.Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar. Jom Faperta Vol. 3 No. 1.
IBM Corp. Released 2011. IBM SPSS Statistics for Windows, Version 20.0.
Armonk,NY:IBM Corp.
Kementerian Pertanian RI. Agustus 2016. Sub Sektor Pertanian.
http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datahorti. Diakses 24 Oktober 2016.
Moekasan, Basuki R.S dan Prabaningrum, L. 2012. Penerapan Ambang
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Pada Budidaya Bawang
Merah Dalam Upaya Mengurangi Penggunaan pestisida. J. Hort. Vol. 22. No.
1 Hlm. 47-56.
Negara, A. 2003. Penggunaan Analisis Probit Untuk Pendugaan Tingkat Populasi
Spodoptera exigua Terhadap Deltametrin Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Informatika Pertanian 1 (2) : 1−9.
Paparang, M. 2016. Populasi Dan Persentase Serangan Larva Spodoptera exigua
Hubner Pada Tanaman Bawang Daun dan Bawang Merah Di Desa Ampreng
Kecamatan Langowan Bara. Vol 3.
Rauf, A. 1999. Dinamika populasi Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera :
Noctuidae) pada pertanaman bawang merah di dataran rendah. Buletin Hama
dan Penyakit Tumbuhan IPB.Bogor. Vol 11(2) : 39-47.
Sarwono. J, 2006. Korelasi. http://www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm.
Diakses 26 Februari 2017
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University
Press.
Zheng, X.L., X.P. Cong., X.P. Wang., C.L. Lei. 2011. A Review of geographic
distribution, overwintering and migration in Spodoptera exigua Hübner
(Lepidoptera: Noctuidae). J. Entomol. Res. Soc., 13(3): Hlm. 39-48.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 369

You might also like