ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN PADA
JALAN SAM RATULANGI I, JALAN AHMAD YANI, DAN
JALAN PIERRE TENDEAN KOTA MANADO
ROAD PERFORMANCE ANALYSIS AND ARRANGEMENT OF SAM RATULANG I
STREET, AHMAD YANI STREET, AND PIERRE TENDEAN STREET IN
MANADO CITY
Juan Benedict Rore¹, Dani Hardianto, S.Si.T., M.Sc², Nomin, S.Ag., M.Pd³
1
Taruna Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat, Politeknik Transportasi Darat Indonesia -
STTD Jalan Raya Setu No.89 Bekasi, Jawa Barat 17520, Indonesia
2
Dosen Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Jalan Raya Setu No.89 Bekasi, Jawa Barat
17520, Indonesia
3
Dosen Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Jalan Raya Setu No.89 Bekasi, Jawa Barat
17520, Indonesia
* E-mail:
[email protected]Abstract
The condition of low road performance on Sam Ratulangi I Street, Ahmad Yani Street, and Pierre Tendean Street
is caused by the presence of on-street parking and also the frequent mixing of traffic, especially during peak hours,
causing the congestion on these road sections. To improve the performance of the road section, this study was
carried out by applying the Odd-Even System on the Sam Ratulangi I Street and Ahmad Yani Street. Using PTV
Visum 22 the analysis results obtained the implementation of the Odd-Even System on Sam Ratulangi I Street and
Ahmad Yani Street can reduce traffic volume, increase travel speed, minimize delays and speed up travel time. In
addition to the Odd-Even System, the proposed legalization and parking ban at 16.00-18.00 is also able to reduce
the V/C Ratio at 2nd Spot Sam Ratulangi I Street. Apart from that spot, legalization is also at 1st Spot Sam Ratulangi
I Street and Ahmad Yani II Street. On Pierre Tendean Street is proposed parking ban and should be parking the
vehicles on the parking area facilities that has been provided. In addition to optimizing road performance and
parking arrangements, this study also recommends proposed pedestrian crossing facilities at the spot studied,
including Zebra Cross on Sam Ratulangi I Street, Pelican Crossing with Waiting Spot and the Zebra Cross
Marking on Pierre Tendean II Street, and Pelican Crossing and Zebra Cross Marking. on Pierre Tendean III
Street. The three proposed facilities are expected to reduce the potential for pedestrian accidents due to crowded
vehicles at peak hours.
Keywords: Road performance, Odd-Even System, on-street parking legalization, proposed of pedestrian crossing
facilities.
Abstrak
Kondisi kinerja ruas jalan yang rendah di Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Pierre Tendean
disebabkan oleh adanya parkir di badan jalan dan juga seringnya terjadi pencampuran lalu lintas terutama pada
jam sibuk sehingga menyebabkan kemacetan di ruas-ruas jalan tersebut. Dalam upaya meningkatkan kinerja ruas
jalan, maka dilakukan penelitian dengan menerapkan Sistem Ganjil-Genap pada ruas jalan Sam Ratulangi I dan
Ahmad Yani. Dari hasil analisis menggunakan bantuan aplikasi PTV Visum 22, penerapan Sistem Ganjil-Genap
di Jalan Sam Ratulangi I dan Jalan Ahmad Yani dapat mengurangi volume lalu lintas, meningkatkan kecepatan
perjalanan, meminimalisir tundaan dan mempercepat waktu tempuh perjalanan. Selain Sistem Ganjil-Genap,
usulan pelegalan dan pelarangan parkir pada pukul 16.00 – 18.00 juga mampu menurunkan V/C Ratio pada Titik
2 Jalan Sam Ratulangi I. Selain pada titik tersebut, pelegalan juga pada Titik 1 Jalan Sam Ratulangi I, dan Jalan
Ahmad Yani. Pada Jalan Pierre Tendean diusulkan pelarangan parkir dan diwajibkan untuk memarkirkan
kendaraan di fasilitas parkir yang telah disediakan. Penelitian ini juga merekomendasikan usulan fasilitas
penyeberang jalan pada titik yang dikaji di antaranya yaitu Zebra Cross di Jalan Sam Ratulangi I, Pelican Crossing
dengan Lapak Tunggu dan Marka Zebra Cross di Jalan Pierre Tendean II, serta Pelican Crossing dan Marka Zebra
Cross di Jalan Pierre Tendean III. Ketiga usulan fasilitas tersebut diharapkan dapat mengurangi potensi kecelakaan
pejalan kaki akibat ramainya kendaraan pada jam puncak.
Kata Kunci: Kinerja ruas jalan, Sistem Ganjil Genap, parkir badan jalan, pelegalan, usulan fasilitas
penyeberangan jalan
PENDAHULUAN
Kota Manado memiliki kawasan pusat perbelanjaan di sepanjang tepi pantai yang merupakan hasil dari
reklamasi yang mana kawasan tersebut disebut sebagai Kawasan Bussiness on Boulevard (B on B).
Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Pierre Tendean merupakan jalan yang termasuk
dalam CBD dan Kawasan Lalu Lintas Satu Arah di Kota Manado. Jalan Sam Ratulangi I merupakan
jalan kolektor yang mana sebagai akses jalan yang paling sering dilewati oleh kendaraan untuk menuju
ataupun keluar Kawasan Boulevard on Bussiness, Jalan Ahmad Yani merupakan jalan kolektor yang
menghubungkan Jalan Sam Ratulangi I ke Kawasan Boulevard on Bussiness, dan Jalan Pierre Tendean
merupakan jalan kolektor yang melewati sepanjang Kawasan Bussiness on Boulevard. Adanya aktivitas
perjalanan yang tinggi yang menuju Kawasan Boulevard on Bussiness (B on B ) menyebabkan terjadinya
penumpukan kendaraan di jalan yang dilalui khususnya Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan
Jalan Pierre Tendean. Volume lalu lintas tertinggi sering terjadi pada siang hari dan juga sore hari yaitu
pada jam pulang kantor. Terlebih khusus di Jalan Sam Ratulang I, dengan adanya aktivitas angkutan
umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang ditepi badan jalan dengan sembarang semakin
memperburuk kondisi arus lalu lintas. Banyaknya kendaraan yang parkir di badan jalan (on-street
parking) dengan tanpa adanya manajemen parkir pada ketiga ruas jalan tersebut membuat kapasitas jalan
menjadi menurun. Situasi ini pun diperburuk dengan seringnya terjadi pencampuran lalu lintas (mix
traffic) pada jam-jam puncak. Kondisi penyeberangan pejalan kaki pun tidak luput dari permasalahan
yang ada di ketiga ruas jalan tersebut. Fasilitas penyeberangan jalan masih belum memadai khususnya
di titik yang sering di lalui penyeberang, dan fasilitas yang sudah adapun dinilai masih belum efisien
karena tingginya aktivitas pejalan kaki di beberapa titik tertentu bersamaan dengan tingginya volume
lalu lintas di ruas jalan sehingga masih berpotensi membahayakan pejalan kaki khususnya yang akan
menyeberang.
METODE PENELITIAN
Data Sekunder
1. Peta Administrasi
Peta administrasi diperoleh dari Dinas PUPR Kota Manado. Peta ini digunakan dalam pembuatan
peta dasar jaringan jalan dan simpang yang telah ditentukan untuk dilakukan kajian sehingga
dapat dilihat batasan-batasan administrasi yang dilalui oleh jalan ataupun titik simpang.
2. Data Inventarisasi Ruas Jalan
Data inventarisasi ruas jalan diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan pada
segmen-segmen jalan yang dikaji. Data ini digunakan untuk mengetahui karakteristik tata guna
lahan pada jalan, mengetahui sirkulasi lalu lintas, kondisi fisik, serta penentuan kapasitas jalan.
3. Data Jaringan Jalan
Data jaringan jalan diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Manado dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Manado. Data ini digunakan untuk membuat peta dasar jaringan jalan, dan
penentuan cakupan jaringan jalan yang dikaji.
4. Data Jaringan Trayek Angkutan Umum
Data jaringan trayek angkutan umum diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Manado. Data ini
digunakan untuk mengetahui jaringan jalan yang dilewati rute angkutan umum.
Data Primer
1. Data Volume Lalu Lintas
Data volume lalu lintas diperoleh dari perhitungan kendaraan di segmen-segmen jalan kajian
dengan menggunakan metode survey Traffic Counting (TC). Perhitungan ini dilaksanakan selama
16 jam yang dimulai pukul 06.00 sampai pukul 22.00. Data ini digunakan untuk mengetahui
fluktuasi volume lalu lintas dan jenis kendaraan, periode sibuk lalu lintas, volume jam tersibuk,
dan proporsi tiap kendaraan.
2. Data Populasi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Data populasi penggunaan kendaraan bermotor didapat dari hasil survey Home Interview (HI).
Yang mana survey ini menanyakan moda atau kendaraan apa yang dipilih oleh responden untuk
melakukan perjalanan. Dari data tersebut kemudian diperoleh matriks asal tujuan modal split.
3. Data Kecepatan
Data kecepatan diperoleh melalui survey Moving Car Observer (MCO). Data ini digunakan untuk
mengetahui waktu perjalanan rata-rata per segmen, waktu bergerak, waktu henti karena
hambatan, dan waktu perjalanan total.
4. Data Parkir
Data parkir diperoleh dari survey parkir dengan menginventaris lokasi parkir dan kendaraan yang
sedang parkir di tepi jalan dengan cara patroli parkir.
5. Data Pejalan Kaki
Data pejalan kaki diperoleh dari mensurvey jumlah orang yang menyusuri dan menyeberang
jalan. Data ini digunakan untuk menentukan kebutuhan fasilitas pejalan kaki yang dapat
digunakan pada ruas jalan tersebut
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa pembebanan lalu lintas dilakukan dengan menggunakan aplikasi PTV Visum 22.
Yang mana ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan model pembebanan lalu
lintas pada PTV Visum 22 yaitu pembuatan zona kajian, membuat jaringan jalan, membangun matriks
asal-tujuan, seleksi atribut, dan kemudian memvalidasi data model dengan data survey. Sedangkan
untuk perhitungan volume lalu lintas, penentuan kapasitas jalan, derajat kejenuhan, kepadatan, dan
kecepatan dilakukan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Dan untuk
menganalisis indikator parkir menggunakan rumus perhitungan berdasarkan referensi yang disadur yang
meliputi kebutuhan ruang parkir, durasi parkir, rata-rata durasi parkir, akumulasi parkir, pergantian
parkir (turnover), dan indeks parkir. Kemudian dalam menganalisis fasilitas pejalan kaki menggunakan
rumus empiris berdasarkan Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki PUPR 2018. Selain itu
dalam mensimulasikan kinerja lalu lintas menggunakan aplikasi PTV Visum 22.
Lokasi Dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini berlokasi di ruas Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Pierre Tendean Kota
Manado, Sulawesi Utara. Wilayah kajian ini dipilih berdasarkan pertimbangan mengenai rendahnya
kinerja ruas jalan utama yang saling berhubungan di kawasan ini, yang mengakibatkan kemacetan pada
saat jam puncak. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai dari bulan September hingga
bulan Desember 2021.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Optimalisasi Kinerja Ruas Jalan Dengan Sistem Ganjil-Genap
Proses permodelan lalu lintas pada Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Pierre Kota
Manado menggunakan bantuan PTV Visum 22. Pembuatan model lalu lintas ini didasarkan pada data
matriks asal tujuan populasi penggunaan kendaraan bermotor, kapasitas jalan, dan kinerja ruas jalan.
Data matriks asal tujuan dibuat berdasarkan matriks populasi penggunaan kendaraan bermotor
orang/hari Kota Manado, kemudian diperoleh matriks populasi penggunaan kendaraan bermotor
kendaraan/jam yang kemudian dikonversi ke dalam smp sesuai emp dari klasifikasi masing-masing
moda sehingga diperoleh matriks populasi penggunaan kendaraan bermotor smp/hari, setelah itu
dikonversi menjadi matriks populasi penggunaan kendaraan bermotor smp/jam. Matriks populasi
penggunaan kendaraan bermotor smp/jam kemudian diolah menggunakan aplikasi PTV Visum 22
sehingga mendapatkan volume model di tiap ruasnya.
Gambar 1. Hasil Pembebanan Visum
Sumber: Hasil Analisis 2022
Dari gambar di atas terlihat hasil pembebanan jalan eksisting di Kota Manado yang diperoleh dari data
matriks populasi penggunaan kendaraan bermotor smp/jam. Lingkaran berwarna kuning tersebut
menandakan wilayah kajian dari penelitian ini, yang mana ruas jalan tersebut antara lain Jalan Sam
Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Pierre Tendean. Ketiga ruas jalan tersebut dapat terlihat bahwa
terjadi pembebanan yang lebih besar dibanding ruas jalan lainnya. Hal ini terjadi karena aktivitas
masyarakat Kota Manado banyak terjadi di kawasan tersebut yang mana dilewati oleh ketiga ruas jalan
kajian. Output yang dihasilkan dari PTV Visum 22 yaitu volume, kecepatan, tundaan rata-rata, dan waktu
tempuh.
Volume model yang telah diperoleh dari PTV Visum 22 kemudian divalidasi dengan volume berdasarkan
survey pencacahan lalu lintas yang dilakukan. Validasi menggunakan perhitungan uji Chi-square, yang
mana menunjukkan bahwa nilai Chi-square Hitung = 10,9 yang berarti lebih kecil dari nilai Chi-square
Tabel yaitu 11,07, sehingga H0 bisa diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
keselarasan data yang signifikan antara data model berdasarkan matriks asal-tujuan populasi
penggunaan kendaraan bermotor dan data survey pencacahan lalu lintas, sehingga data model dapat
dipakai untuk analisa selanjutnya.
Tabel 1. Kinerja Ruas Jalan Hasil Model di Tahun 2021
Nama Volume Kapasitas V/C Kecepatan Kepadatan Tundaan
No LOS Waktu Tempuh
Segmen (smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km) Rata-Rata
Jl. Sam
1 2391 2726 0,88 20 119,55 F 3 menit 27 detik 9 menit 32 detik
Ratulangi I
Jl. Ahmad
2 2847 5192 0,55 52 54,75 D 12 detik 54 detik
Yani I
Jl. Ahmad
3 2608 3486 0,75 41 63,60976 E 43 detik 2 menit
Yani II
Jl. Pierre
4 3529 5192 0,68 38 92,86842 E 1 menit 3 menit 9 detik
Tendean I
Jl. Pierre
5 3443 5192 0,66 39 88,28205 E 54 detik 2 menit 48 detik
Tendean II
Jl. Pierre
6 3326 5192 0,64 41 81,12195 E 17 detik 1 menit
Tendean III
19 menit
Total 6 menit 33 detik
28 detik
Sumber: Hasil Analisis 2022
Dalam melakukan peramalan kinerja lalu lintas 5 tahun mendatang, peramalan matriks OD eksisting
menggunakan metode pertumbuhan lalu lintas yang mana untuk tingkat pertumbuhan kendaraan di Kota
Manado per tahunnya yaitu sebesar 11%. Kemudian dari hasil analisis peramalan tersebut dihasilkan
matriks OD baru yaitu matriks OD tahun 2026, kemudian pembebanan lalu lintas dilakukan kembali
dengan menggunakan bantuan PTV Visum 22. Hasil kinerja jalan do nothing di Tahun 2026 dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kinerja Ruas Jalan Hasil Model di Tahun 2026
Nama Volume Kapasitas V/C Kecepatan Kepadatan Tundaan
No LOS Waktu Tempuh
Segmen (smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km) Rata-Rata
Jl. Sam 20 menit
1 3129 2726 1,15 8 391,13 F 6 menit 30 detik
Ratulangi I 57 detik
Jl. Ahmad
2 3778 5192 0,73 34 111,12 E 20 detik 1 menit 18 detik
Yani I
Jl. Ahmad
3 3421 3486 0,98 20 171,05 F 1 menit 12 detik 3 menit 48 detik
Yani II
Jl. Pierre
4 4735 5192 0,91 23 205,87 F 1 menit 48 detik 5 menit 40 detik
Tendean I
Jl. Pierre
5 4615 5192 0,89 23 200,65 F 1 menit 30 detik 4 menit 54 detik
Tendean II
Jl. Pierre
6 4671 5192 0,90 24 194,63 F 34 detik 1 menit 54 detik
Tendean III
11 menit 38 menit
Total
50 detik 42 detik
Sumber: Hasil Analisis 2022
Dari hasil peramalan lalu lintas yang dilakukan 5 tahun mendatang diperoleh kenaikan volume lalu lintas
yang berdampak terhadap semua indikator. Persentase kenaikan V/C Ratio tiap segmen yaitu sebesar
27% hingga 42%, dan untuk kecepatan tiap segmen jalan menjadi menurun sebesar 32% hingga 60%.
Dengan kinerja seperti itu juga berdampak terhadap waktu tempuh perjalanan dan rata-rata tundaan di
tiap segmennya. Untuk total tundaan rata-rata jaringan yaitu 11 menit 50 detik dan waktu tempuh
perjalanan total dari keseluruhan segmen yaitu 38 menit 42 detik. Terjadi peningkatan 50% tehadap
waktu rata-rata tundaan dan waktu perjalanan yang mana membuat perjalanan kendaraan semakin lama.
Dari hasil survey yang telah dilakukan di Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Pierre
Tendean diidentifikasi bahwa terjadi penurunan kinerja ruas jalan terutama pada saat jam puncak yaitu
pada pukul 17.15-18.15. Sehingga dalam upaya pengoptimalan kinerja jalan digunakan manajemen
rekayasa lalu lintas berupa Sistem Ganjil-Genap di jam puncak yaitu pada rentang pukul 16.00-20.00
dengan ketentuan yaitu pada tanggal ganjil kendaraan roda 4 yang berplat nomor genap dilarang
melintas dan pada tanggal genap kendaraan roda 4 yang berplat nomor ganjil. Sistem Ganjil-Genap pada
penelitian ini mengacu pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 164 Tahun 2016 dan Peraturan
Gubernur DKI Jakarta No.88 Tahun 2019 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap.
Penerapan dari sistem ganjil-genap ini diharapkan dapat mengurangi volume kendaraan yang melintasi
ruas jalan tertentu agar tidak terjadi kemacetan akibat kapasitas jalan yang sudah tidak mampu
menampung volume yang cukup besar. Dengan sistem ini juga pengendara bermotor diarahkan untuk
melalui jalan-jalan alternatif lain, dan juga sebagai ajakan kepada masyarakat agar berpindah
menggunakan angkutan umum.
Analisis ini menggunakan data matriks populasi penggunaan kendaraan bermotor eksisting saat jam
sibuk tahun 2021. Dengan bantuan aplikasi PTV Visum 22, pemilihan rute yang awalnya banyak
dibebankan ke Jalan Sam Ratulangi I dan Jalan Ahmad Yani kemudian prosentase kendaraan pribadi
khususnya mobil dirubah menjadi 50% dibebankan ke jalan lainnya. Analisis pembebanan yang
dilakukan menggunakan Pembebanan Stokastik. Penelitian ini menganalisis penerapan Sistem Ganjil-
Genap di tahun awal dan juga meramalkan penerapan Sistem Ganjil-Genap di tahun 2026. Hasil analisis
dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Kinerja Ruas Jalan dengan Sistem Ganjil Genap di Tahun Awal
Nama Volume Kapasitas V/C Kecepatan Kepadatan Tundaan
No LOS Waktu Tempuh
Segmen (smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km) Rata-Rata
Jl. Sam 1 menit
1 1394 2726 0,51 28 49,80 F 4 menit 23 detik
Ratulangi I 30 detik
Jl. Ahmad
2 1430 5192 0,28 75 19,17 B 3 detik 20 detik
Yani I
Jl. Ahmad
3 1385 3486 0,40 59 23,96 D 12 detik 42 detik
Yani II
Jl. Pierre
4 2750 5192 0,53 50 55,00 D 36 detik 1 menit 38 detik
Tendean I
Tabel 3. Lanjutan
Nama Volume Kapasitas V/C Kecepatan Kepadatan Tundaan
No LOS Waktu Tempuh
Segmen (smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km) Rata-Rata
Jl. Pierre
5 2660 5192 0,51 52 51,45 D 33 detik 1 menit 29 detik
Tendean II
Jl. Pierre
6 2285 5192 0,44 58 39,64 D 8 detik 33 detik
Tendean III
9 menit
Total 3 menit
21 detik
Sumber: Hasil Analisis 2022
Tabel 4. Kinerja Ruas Jalan dengan Sitem Ganjil Genap di Tahun 2026
Nama Volume Kapasitas V/C Kecepatan Kepadatan Tundaan
No LOS Waktu Tempuh
Segmen (smp/jam) (smp/jam) Ratio (km/jam) (smp/km) Rata-Rata
Jl. Sam 2 menit
1 2159 2726 0,79 21 102,81 F 6 menit 15 detik
Ratulangi I 9 detik
Jl. Ahmad
2 2296 5192 0,44 63 36,44 C 5 detik 33 detik
Yani I
Jl. Ahmad
3 1942 3486 0,56 44 44,14 E 17 detik 59 detik
Yani II
Jl. Pierre
4 3979 5192 0,77 32 124,34 E 1 menit 4 detik 2 menit 52 detik
Tendean I
Jl. Pierre
5 3856 5192 0,74 33 116,85 E 57 detik 2 menit 33 detik
Tendean II
Jl. Pierre
6 3334 5192 0,64 41 81,32 E 13 detik 50 detik
Tendean III
4 menit 13 menit
Total
45 detik 45 detik
Sumber: Hasil Analisis 2022
Berdasarkan hasil analisis kinerja ruas jalan do nothing dan do something dengan menerapkan Sistem
Ganjil-Genap di Tahun Awal dan Tahun 2026, diperoleh persentase penurunan V/C Ratio tiap segmen
yaitu sebesar 30% hingga 50%, dan mampu meningkatkan kecepatan sekitar 30% hingga 90%. Dengan
kinerja seperti itu juga berdampak terhadap waktu tempuh perjalanan dan rata-rata tundaan di tiap
segmennya. Yang mana terjadi peningkatan lebih dari 50% tehadap waktu rata-rata tundaan dan waktu
perjalanan yang mana membuat perjalanan kendaraan semakin singkat. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan Sistem Ganjil-Genap kinerja ruas jalan kajian terjadi
peningkatan yang signifikan di Tahun Awal maupun di Tahun 2026. Penerapan Sistem Ganjil-Genap di
Jalan Sam Ratulangi I dan Jalan Ahmad Yani juga didukung dengan adanya fasilitas jaringan angkutan
perkotaan dan juga perencanaan BRT (Bus Rapid Transit) di Kota Manado.
Gambar 2. Visualisasi Pembebanan Lalu Lintas Eksisting (kiri); Pembebanan Lalu Lintas Sistem Ganjil-Genap (kanan)
Sumber: Hasil Analisis 2022
Usulan Penataan Titik Parkir
Penelitian ini melakukan analisis terhadap parkir di Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan
Pierre Tendean melalui beberapa indikator, meliputi Kebutuhan Ruang Parkir, Durasi Parkir, Rata-Rata
Durasi Parkir, Akumulasi Parkir, Pergantian Parkir (Turnover), dan Indeks Parkir. Dari data dasar yang
berasal dari survei parkir kemudian akan dilakukan beberapa penanganan terhadap parkir badan jalan.
Dalam penelitian ini ada empat titik parkir yang dikaji, yang mana keempat titik ini berpengaruh
terhadap kondisi arus lalu lintas pada ruas jalan kajian. Panjang efektif parkir diperoleh dari panjang
total titik awal hingga titik akhir yang sudah ditentukan, kemudian dikurangi dengan lebar jalan-jalan
masuk di sepanjang jalan tersebut yang tidak ditempati parkir. Titik parkir yang dikaji memiliki sudut
parkir 0o dan hanya digunakan oleh kendaraan ringan. Berikut adalah rekap hasil dari analisis kinerja
parkir badan jalan.
Tabel 5. Rekap Analisis Kinerja Parkir
Akumulasi Volume per Kapasitas
Lokasi Kapasitas Durasi Indeks
No per jam hari Dinamis Turn over
Parkir Statis (SRP) Parkir Parkir (%)
(kend) (kend) (kend/jam)
Titik 1
1 jam
1 Jl. Sam 27 19 728 20 2,70 70
35 menit
Ratulangi I
Titik 2
2 Jl. Sam 23 21 407 53 menit 5 1,77 91
Ratulangi I
Jl. Ahmad
3 26 25 599 50 menit 19 2,30 96
Yani II
Jl. Pierre 2 jam
4 43 41 634 19 1,47 95
Tendean III 15 menit
Sumber: Hasil Analisis 2022
Rekomendasi yang diusulkan adalah berupa pelegalan parkir pada Titik 1 Jalan Sam Ratulangi I, Titik
2 Jalan Sam Ratulangi I, dan Jalan Ahmad Yani. Untuk parkir pada Titik 2 Jalan Sam Ratulangi I juga
diusulkan pelarangan parkir pada pukul 16.00-18.00 dikarenakan pada waktu tersebut terjadi jam puncak
pada Jalan Sam Ratulangi I dan juga merupakan waktu puncak dari parkir tersebut. Sehingga dalam
upaya memperlancar kinerja ruas maka dilakukan pelarangan parkir pada waktu tertentu. Pada titik
parkir di Jl. Pierre Tendean III diusulkan pelarangan parkir di badan jalan dan diwajibkan untuk
memarkirkan kendaraan pada area parkir yang telah disediakan. Usulan pelegalan dan pelarangan parkir
juga didukung dengan penempatan rambu lokasi parkir, marka petak parkir badan jalan, rambu larangan
parkir, dan marka kuning berbiku-biku sebagai penegasan adanya larangan parkir di sisi badan jalan.
Berikut adalah gambar usulan penataan parkir pada masing-masing kajian.
Gambar 3. Layout Rencana Penataan Parkir Pada Titik 1 Jalan Sam Ratulangi I (kiri); Titik 2 Jalan Sam Ratulangi I (kanan)
Sumber: Hasil Analisis 2022
Pada Titik 2 Jl. Sam Ratulangi I diberlakukan pelarangan parkir pada pukul 16.00-18.00 dikarenakan
pada waktu tersebut terjadi jam puncak pada Jalan Sam Ratulangi I dan juga merupakan waktu puncak
dari parkir tersebut. Sehingga dalam upaya memperlancar kinerja ruas maka dilakukan pelarangan parkir
pada waktu tertentu.
Tabel 6. Perbandingan Setelah dan Sebelum Penanganan Parkir di Titik 2 Jalan Sam Ratulangi I
No Indikator Do Nothing Do Something
1 V/C Ratio 0,90 0,84
2 Kecepatan (km/jam) 11,8 12,7
3 Waktu Tundaan 1 menit 26 detik 1 menit 17 detik
4 Waktu Tempuh 1 menit 52 detik 1 menit 43
Sumber: Hasil Analisis 2022
Gambar 4. Layout Rencana Penataan Parkir Pada Jalan Ahmad Yani II (kiri); Jalan Pierre Tendean III (kanan)
Sumber: Hasil Analisis 2022
Pada titik parkir di Jl. Pierre Tendean III diusulkan pelarangan parkir di badan jalan dan diwajibkan
untuk memarkirkan kendaraan pada area parkir yang telah disediakan. Kemudian dari penanganan
tersebut didapatlah perbandingan kinerja parkir dan V/C Ratio sebelum dan setelah penanganan.
Tabel 7. Perbandingan Setelah dan Sebelum Penanganan Parkir di Jalan Pierre Tendean III
Jalan Pierre Tendean III
No Indikator
Do Nothing Do Something
1 Kapasitas Statis (SRP) 43 143
2 Indeks Parkir 95% 29%
3 Kapasitas Dinamis (kend/jam) 19 64
4 Turnover 1,47 0,44
5 V/C Ratio 0,55 0,53
Sumber: Hasil Analisis 2022
Usulan Fasilitas Pejalan Kaki
Fasilitas pejalan kaki di daerah kajian umumnya sudah cukup baik, namun ada beberapa hal yang perlu
di perhatikan, terutama fasilitas dari titik-titik pejalan kaki yang saat ini sedang dikaji baik yang sudah
ada ataupun yang akan direkomendasikan demi keselamatan pejalan kaki yang menyusuri ataupun yang
menyeberang. Dari survey yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa arus puncak pejalan kaki pada
titik kajian bersamaan dengan volume puncak arus lalu lintas kendaraan di ruas jalan tersebut. Yang
mana jika tidak diberikan penanganan lebih lanjut dapat berpotensi untuk membahayakan pejalan kaki
yang menyusuri ataupun yang menyeberang. Data volume pejalan kaki diperoleh dari kegiatan survey
pejalan kaki yang dilakukan di titik kajian yang telah ditentukan. Data yang diperoleh antara lain data
pejalan kaki yang menyusuri dan data pejalan kaki yang menyeberang. Berikut adalah rekap data volume
pejalan kaki yang menyusuri dan menyeberang.
Tabel 8. Rekapitulasi Data Pejalan Kaki di Jam Puncak
Jumlah Menyusuri Jumlah
No Nama Segmen Waktu (Orang) Menyeberang
Kiri Kanan (Orang)
06.00-08.00 101 107 96
Jalan Sam
1 11.00-13.00 71 84 81
Ratulangi I
16.00-18.00 151 125 328
06.00-08.00 97 79 183
Jalan Pierre
2 11.00-13.00 57 91 216
Tendean II
16.00-18.00 96 112 108
06.00-08.00 104 125 109
Jalan Pierre
3 11.00-13.00 71 106 347
Tendean III
16.00-18.00 245 322 966
Sumber: Hasil Analisis 2022
Dari hasil rekapan data tersebut diperoleh bahwa jam puncak orang berjalan kaki baik itu menyusuri
ataupun menyeberang adalah pukul 16.00-18.00. Dengan jumlah pergerakan pejalan kaki terbanyak ada
pada Jalan Pierre Tendean III. Berdasarkan hasil survey pejalan kaki, diperoleh volume pejalan kaki
yang melakukan pergerakan menyusuri pada kanan dan kiri jalan. Tata guna lahan pada titik kajian
berupa area pertokoan, area perdagangan dan jasa, dan pusat perbelanjaan. Untuk ketiga jalan kajian
pada kondisinya nyatanya sudah tersedia fasilitas berupa trotoar namun perlu tetap dikaji untuk melihat
apakah ada kebutuhan penambahan lebar trotoar. Pedoman perhitungan menggunakan Pedoman
Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki PUPR.
Dalam menentukan lebar trotoar yang dibutuhkan pada jalan kajian dengan memasukkan nilai arus
pejalan kaki tertinggi per menit (P) tiap sisi dan nilai konstanta (N). Tata guna lahan yang ada di sekitar
jalan kajian merupakan daerah perbelanjaan bukan pasar yang memiliki konstanta 1,5 meter. Berikut
adalah hasil perbandingan lebar trotoar eksisting dan lebar kebutuhan trotoar.
Tabel 9. Perbandingan Lebar Trotoar Eksisting dan Lebar Trotoar Yang Dibutuhkan
Lebar Trotoar Eksisting (m) Lebar Kebutuhan Trotoar (m)
No Nama Segmen
Kiri Kanan Kiri Kanan
1 Jl. Sam Ratulangi I 1,7 1,7 1,053 1,051
2 Jl. Pierre Tendean II 2 2 1,051 1,036
3 Jl. Pierre Tendean III 1,5 1,5 1,080 1,093
Sumber: Hasil Analisis 2022
Dari hasil analisis di atas disimpulkan bahwa trotoar eksisting yang ada di jalan kajian masih belum
perlu dilakukan pelebaran.
Kemudian selanjutnya untuk perhitungan kebutuhan fasilitas penyeberangan di jalan kajian berdasarkan
pada Pedoman Fasilitas Pejalan Kaki Kementerian PUPR 2018. Perhitungan dilakukan dengan
memasukkan nilai PV2, di mana P adalah arus lalu lintas penyeberangan pejalan kaki rata-rata pada jam
sibuk (orang/jam) dan V adalah arus lalu lintas kendaraan pada jam sibuk (kend/jam). Rekomendasi
Fasilitas Penyeberangan Berdasarkan Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 10. Rekomendasi Fasilitas Penyeberangan Berdasarkan Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki
Jumlah Orang
Menyeberang Volume Rekomendasi Fasilitas
No Nama Segmen PV²
Tertinggi (Kend/jam) Penyeberang
(Orang/jam)
1 Jl. Sam Ratulangi I 50 2307 2,6 x 108 Pelican Dengan Lapak Tunggu
8
2 Jl. Pierre Tendean II 29 3572 3,7 x 10 Pelican Dengan Lapak Tunggu
3 Jl. Pierre Tendean III 122 3965 19 x 108 Pelican Dengan Lapak Tunggu
Sumber: Hasil Analisis 2022
Hasil perhitungan rekomendasi fasilitas penyeberangan pada titik kajian yaitu Pelikan Dengan Lapak
Tunggu. Akan tetapi ada beberapa pertimbangan sehingga rekomendasi tersebut kurang sesuai untuk
diterapkan ke jalan kajian. Berikut adalah rekomendasi usulan yang sesuai untuk fasilitas penyeberangan
pejalan kaki.
1. Zebra Cross. Pada Jalan Sam Ratulangi I, fasilitas pelican crossing dengan lapak tunggu dianggap
kurang sesuai dikarenakan lebar badan kurang memadai, dan juga kecepatan kendaraan pada
segmen jalan masih kurang dari 40 km/jam, sehingga penggunaan pelikan dengan lapak tunggu
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas. Visualisasi desain dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Usulan Zebra Cross Pada Jalan Sam Ratulangi I
Sumber: Hasil Analisis 2022
2. Pelican Crossing Dengan Lapak Tunggu dan Marka Zebra Cross. Pada Jalan Pierre Tendean II,
direkomendasikan pelican crossing dengan Lapak Tunggu dan marka zebra cross. Dikarenakan
lebar Jalan Pierre Tendean II cukup lebar dan juga kecepatan rata-rata di ruas jalan tersebut lebih
dari 40 km/jam maka penggunaan lapak tunggu sudah tepat digunakan. Kemudian untuk
penggunaan marka zebra cross dimaksudkan apabila pelican crossing tidak dapat beroperasi
maka masih ada marka zebra cross yang menjadi fasilitas penyeberangan pejalan kaki. Visualisasi
desain dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Usulan Pelican Crossing dengan Lapak Tunggu
Sumber: Hasil Analisis 2022
3. Pelican Crossing dengan marka Zebra Cross. Fasilitas pelican crossing dengan lapak tunggu
dianggap kurang sesuai dikarenakan kondisi dari titik penyeberangan tersebut berdekatan dengan
pintu masuk pusat perbelanjaan dan ramai kendaraan terutama pada saat jam puncak. Sehingga
penggunaan lapak tunggu dapat mengganggu kelancaran lalu lintas. Untuk memungkinkan
pejalan kaki menyeberang dengan memperhatikan kelancaran lalu lintas maka hanya digunakan
Pelican Crossing untuk menghentikan kendaraan dengan durasi yang telah ditentukan.
Penggunaan marka zebra cross dimaksudkan apabila pelican crossing tidak dapat beroperasi
maka masih ada marka zebra cross yang menjadi fasilitas penyeberangan pejalan kaki. Visualisasi
desain dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Usulan Pelican Crossing dengan marka Zebra Cross
Pada Jalan Pierre Tendean III
Sumber: Hasil Analisis 2022
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Sistem Ganjil-Genap di Jalan Sam Ratulangi I dan Jalan Ahmad Yani dapat
mengurangi volume lalu lintas, meningkatkan kecepatan perjalanan, meminimalisir tundaan dan
mempercepat waktu tempuh perjalanan. Namun sisi negatif dari penerapan Sistem Ganjil-Genap
yaitu terjadi peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan lainnya sebagai usaha untuk mencari
jalan alternatif pada saat itu juga.
2. Rekomendasi usulan parkir yaitu dilakukan pelegalan parkir pada Titik 1 Jalan Sam Ratulangi I,
Titik 2 Jalan Sam Ratulangi I, dan Jalan Ahmad Yani II. Namun Pada Titik 2 Jalan Sam Ratulangi
I diberlakukan pelarangan parkir pada pukul 16.00-18.00 dikarenakan pada waktu tersebut terjadi
jam puncak pada Jalan Sam Ratulangi I dan juga merupakan waktu puncak dari parkir tersebut.
Dan titik parkir pada Jalan Pierre Tendean III diberlakukan pelarangan parkir dan pengemudi
diwajibkan untuk memarkirkan kendaraannya di area parkir yang telah disediakan.
3. Rekomendasi usulan fasilitas penyeberang jalan pada titik yang dikaji di antaranya yaitu Zebra
Cross di Jalan Sam Ratulangi I, Pelican Crossing dengan Lapak Tunggu dan Marka Zebra Cross
di Jalan Pierre Tendean II, serta Pelican Crossing dengan marka Zebra Cross di Jalan Pierre
Tendean III. Ketiga usulan fasilitas tersebut diharapkan dapat mengurangi potensi kecelakaan
pejalan kaki akibat ramainya kendaraan pada jam puncak.
SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap jalan-jalan yang menjadi alternatif saat
diberlakukannya Sistem Ganjil-Genap pada ruas Jalan Sam Ratulangi I, Jalan Ahmad Yani, dan
Jalan Pierre Tendean Kota Manado.
2. Peningkatan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana angkutan umum baik angkot ataupun BRT
yang akan direncanakan ke depannya sehingga bisa menjadi alternatif moda pada saat
pemberlakuan Sistem Ganjil-Genap.
3. Perlunya melakukan koordinasi secara mendalam antar pihak terkait di Kota Manado dalam
upaya Penerapan Sistem Ganjil-Genap di ruas Jalan Sam Ratulangi I dan Jalan Ahmad Yani.
Selain koordinasi antar instansi, diperlukan juga sosialisasi yang baik kepada masyarakat
sehingga masyarakat dapat mematuhi penerapan manajemen rekayasa lalu lintas yang
diberlakukan.
4. Dalam penerapan rekomendasi usulan, diperlukan kajian untuk pengadaan dan penempatan
rambu serta marka dalam mendukung rekomendasi pengoptimalan ruas jalan, penataan parkir,
dan juga pengadaan fasilitas penyeberangan jalan.
5. Diperlukan pengawasan dan evaluasi berkala dalam penerapan manajemen rekayasa lalu lintas
yang hendak diberlakukan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa atas berkatnya penelitian
ini dapat disusun dan terselesaikan dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada pihak yang telah
membantu menyelesaikan penelitian ini khususnya dosen yang telah membimbing yaitu Pak Dani
Hardianto, S.SiT., M.Sc dan Pak Nomin, S.Ag., M.Pd. Dan juga Orang tua serta keluargaku yang
terkasih yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan baik moral maupun materi.
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Jenderal Perhubungan Darat. 1996. “Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir.”
Jakarta. https://doi.org/10.36055/jft.v1i1.2000.
DKI Jakarta. Peraturan Gubernur No. 164 Tahun 2016 tentang Pembatasan Lalu Lintas Dengan Sistem
Ganji-Genap. Indonesia
DKI Jakarta. Peraturan Gubernur No. 88 Tahun 2016 tentang Pembatasan Lalu Lintas Dengan Sistem
Ganji-Genap. Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018. Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan
Dan Rekayasa Sipil: Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Jakarta.
Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta Offset.