Jurnal Sylva Scienteae Vol. 01 No.
1 Agustus 2018 ISSN 2622-8963 (media online)
POTENSI SIMPANAN DAN SERAPAN KARBON DI ATAS
PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN HUTAN DESA
SUNGAI BAKAR KECAMATAN BAJUIN
Potential Deposits and Carbon Absorption Above Surface of Land in Forest
Area Village Sungai Bakar District Bajuin
Gusti Mardiana, Udiansyah, dan Rina Muhayah Noor Pitri
Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRACT. This study aims to estimate stored biomass above the soil surface, estimate
estimated carbon (C) stored and Carbondioxide (CO 2) absorbed in Sungai Bakar Village
Forest. The benefits of this research are to provide information on potential C storage and
CO2 uptake on the ground, as well as participation of village forest communities to help
reduce the impact of global warming. The method used for stand data and nekromassa is
the method of allometric equations whereas the method used for the data of the lower
plants and litter is the destructive method. The results showed that biomass stored in
Sungai Bakar Village Forest was 118.17 ton/ha with biomass donation at 59.30 ton/ha of
mixed plantation forest, secondary dryland forest 45,59 ton/ha and grassland 13,28
ton/ha. Total biomass on the 3 land cover is 52.04 ton/ha biomass stand, 28.59 ton/ha of
necromassa biomass, biomass necromassa felling of 20.32 ton/ha, lower plant biomass
of 10.70 ton/ha and litter biomass of 6.52 ton/ha. Estimated potential of C stored in
Sungai Bakar Village Forest is 808,427.36 tons. The contribution of C on each land cover
is 339,754.83 ton/ha, 338,961.13 ton/ha of secondary dryland forest, and grassland only
19,711.41 ton/ha. Estimated potential of CO2 absorbed in Sungai Bakar Village Forest is
957,644.15 tons with CO2 contribution absorbed in each land cover is Mixed Plantation
409.453,09 ton/ha, Secondary Dryland Forest 532.017,03 ton/ha and Grassland only
16,174, 03 ton/ha.
Keywords: Biomass; Carbon; Carbondioxide.
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi biomassa tersimpan diatas
permukaan tanah, mengestimasi mengestimasi karbon (C) tersimpan dan
Karbondioksida (CO2) terserap di Hutan Desa Sungai Bakar. Manfaat penelitian ini
adalah memberikan informasi potensi simpanan C dan serapan CO 2 di atas tanah, serta
sebagai partisipasi masyarakat hutan desa untuk ikut mengurangi dampak pemanasan
global. Metode yang digunakan untuk data tegakan dan nekromassa adalah metode
persamaan alometrik sedangkan metode yang digunakan untuk data tumbuhan bawah
dan serasah adalah metode destructive. Hasil penelitian menunjukkan biomassa
tersimpan di Hutan Desa Sungai Bakar adalah 118,17 ton/ha dengan sumbangan
biomassa pada Hutan Tanaman Campuran 59.30 ton/ha, Hutan Lahan Kering Sekunder
45,59 ton/ha dan Padang Rumput 13,28 ton/ha. Total biomassa pada 3 tutupan lahan
tersebut adalah biomassa tegakkan sebesar 52,04 ton/ha, biomassa nekromassa berdiri
sebesar 28,59 ton/ha, biomassa nekromassa rebah sebesar 20,32 ton/ha, biomassa
tumbuhan bawah sebesar 10,70 ton/ha dan biomassa serasah sebesar 6,52 ton/ha.
Estimasi potensi C tersimpan di Hutan Desa Sungai Bakar adalah 808.427,36 ton.
Sumbangan C pada setiap tutupan lahannya adalah Hutan Tanaman Campuran sebesar
339.754,83 ton/ha, Hutan Lahan Kering Sekunder sebesar 448.961,13 ton/ha dan
Padang Rumput hanya sebesar 19.711,41 ton/ha. Estimasi potensi CO2 terserap di
Hutan Desa Sungai Bakar adalah 957.644,15 ton dengan sumbangan CO2 terserap pada
setiap tutupan lahannya adalah Hutan Tanaman Campuran 409.453,09 ton/ha, Hutan
Lahan Kering Sekunder 532.017,03 ton/ha dan Padang Rumput hanya sebesar
16.174,03 ton/ha.
Kata kunci: Biomassa; Karbon; Karbondioksida
Penulis untuk Korespondensi: Surel: [email protected]
56
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 01 No. 1 Edisi Agustus 2018
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Biomassa di atas permukaan tanah Lokasi dan Waktu Penelitian
banyak terdapat pada kawasan hutan
Hairiah dan Rahayu (2007). Biomassa hutan Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Desa
adalah pohon, nekromassa, tumbuhan Sungai Bakar Kecamatan Bajuin Kabupaten
bawah, serasah dan tanah. Biomassa Tanah Laut dan di laboratorium Fakultas
terdapat pada semua bahan organik yang Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.
melalui proses fotosintesis. Pohon sebagai Penelitian ini dilaksanakan selama ± 5 bulan
biomassa terbesar di atas permukaan tanah terhitung mulai dari persiapan penulisan
menyerap karbondiosida (CO2) kemudian penelitian, pelaksanaan, pengolahan data
disimpan menjadi karbon (C) untuk dan penyusunan laporan penelitian (skripsi).
digunakan pada proses fotosintesis. Waktu penelitian dimulai bulan September
Ariwibowo dan Rufii (2009) hutan tidak sampai dengan bulan Januari 2018.
hanya berfungsi sebagai sumber emisi,
tetapi juga dapat berfungsi sebagai Alat dan Bahan
penyimpan C dan penyerap CO2.
Hutan Indonesia memberikan peluang Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Indonesia menurunkan efek gas rumah kaca sebagai berikut: Pita ukur untuk mengukur
(GRK) melalui penghijauan pada hutan keliling pohon, tali untuk pembuatan plot,
gundul atau tidak berhutan untuk meteran untuk pengukuran pembuatan plot,
meningkatkan kantong-kantong tongkat kayu 0,5 m untuk pembuatan plot
penyimpanan C (hutan, tanah, laut dan 0,5 m x 0,5 m, GPS (Globbal Possitioning
atmosfir) yang bergerak dan berpindah System) untuk penandaan lokasi, kantong
secara dinamis sepanjang waktu (Sutaryo plastic untuk sampel serasah dan tumbuhan
2009). bawah, parang untuk membersihkan
serasah, spidol permanen, untuk penandaan
Hutan yang rusak akibat dari pada pohon, timbangan, untuk
penggundulan dan kebakaran hutan penimbangan tumbuhan bawah dan serasah
berdampak pada peningkatan jumlah C di di lapangan, oven untuk mengeringkan
atmosfir dan penurunan jumlah C tersimpan sampel tumbuhan bawah dan serasah,
di ekosistem hutan. Hutan dengan neraca untuk penimbangan sampel di
keberadaannnya sangat berperan penting laboratorium, klinometer untuk mengukur
dalam usaha menurunkan efek GRK tinggi pohon, peta lokasi, untuk menentukan
terutama emisi CO2. GRK menyerap radiasi pembuatan plot di lapangan.
inframerah dan tertahan di atmosfir,
sehingga panas terserap tidak bisa Prosedur Penelitian
menembus keluar dan berakibat pada suhu
bumi yang meningkat. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
Hutan desa merupakan salah satu ini adalah berupa data primer dan data
bentuk perhutanan sosial yang dicanangkan sekunder. Data primer diperoleh dari
pemerintah untuk bekerjasama dan menarik perhitungan data pohon, nekromassa
minat masyarakat sekitar hutan desa dan berdiri, nekromassa rebah, tumbuhan bawah
kelompok tani hutan dalam pengelolaan dan serasah. Data pohon adalah diameter
hutan lestari. Terkait pentingnya peran setinggi dada (dbh = diameter at breast
hutan dalam upaya penyimpanan C melalui height), tinggi pohon (h) dan jumlah pohon.
kantong-kantong C, maka penelitian tentang Data serasah dan tumbuhan bawah adalah
peran hutan dalam menyerap CO2 dan data berat basah diambil dari tiap plot
menyimpan C perlu dilaksanakan. contoh. Data sekunder berupa keadaan
umum lokasi penelitian, meliputi letak, luas,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk topografi, iklim, dan curah hujan.
mengestimasi biomassa tersimpan, potensi
C tersimpan dan potensi CO2 terserap di Pembuatan Plot Ukur Penelitian
atas permukaan tanah pada Kawasan Hutan
Desa Sungai Bakar Kecamatan Bajuin. Titik sampel pengamatan ditentukan
berdasarkan metode Purposive Sampling
57
Mardiana,G. et al. 2018. Potensi Simpanan dan … (01) 56-64
berukuran 100 m × 20 m pengukuran Sub-contoh biomassa ditimbang dengan
tegakan dan nekromassa berkayu diambil neraca, maka didapat berat basah sub-
sebanyak 1 plot tiap tutupan lahan yang ada contoh biomassa. Sub-contoh biomassa
di Hutan Desa Sungai Bakar (Hutan dimasukkan ke dalam oven pada subu 80oC
Tanaman Campuran, Hutan Lahan Kering selama 2 x 24 jam, maka didapat berat
Sekunder, Padang Rumput). Plot berukuran kering sub-contoh biomassa.
0,5 m x 0,5 m (50 cm x 50 cm) sebanyak 6
plot untuk pengambilan contoh tumbuhan Mengestimasi biomassa, C dan CO2 pada
bawah dan serasah (Hairiah et al. 2011 tutupan lahan di Hutan Desa Sungai
Biomassa tegakkan dan nekromassa Bakar
berkayu diukur dengan cara non-destruktif.
Metode mengestimasi potensi C
Biomassa tegakan di atas tanah, tersimpan di Hutan Desa Sungai Bakar
nekromassa berkayu dan nekromassa dilakukan dengan menjumlah semua
rebah kandungan biomassa ditiap tutupan
lahan dengan rumus:
Biomassa tegakkan, nekromassa
berkayu dan nekromassa rebah diukur HTC = y1+y2+y3+y4+y5
dengan cara non-destruktif atau tanpa HLKS = y1+y2+y3+y4+y5
merusak objek yang diteliti dengan
menggunakan persamaan alometrik. Data PR= y1+y2+y3+y4+y5
diameter tiap tegakan dimasukkan ke dalam
alometrik yang sesuai dengan jenis pohon keterangan:
yang terdapat dalam plot penelitian. HTC = Hutan Tanaman Campuran;
HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder;
Cara Pengukuran PR = Padang Rumput; y1 = Biomassa
tegakan; y2 = Nekromassa berdiri; y3 =
Mencatat nama tegakkan dan mengukur Nekromassa rebah; y4 = Tumbuhan bawah;
diameter pohon sehingga diperoleh keliling y5 = Serasah.
batang (keliling=2 π r). Nekromassa berkayu
diukur panjang pangkal, pangkal ujung dan Metode mengestimasi nilai C dengan
kelilingnya. Nekromassa yang diukur adalah rumus:
tegakkan mati yang berdiri atau rebah yang
masih utuh dengan diameter >5 cm dan C = BK Biomassa (kg/ha) x 0,46
panjang 0,5 m.
Keterangan:
Menghitung biomassa tegakkan dan C = Karbon; BK = Berat kering;
nekromassa berkayu menggunakan 0,46 = Konsetrasi C
alometrik yang sesuai. Menjumlah biomassa
semua tegakkan dan nekromassa berkayu Metode mengestimasi serapan CO2
yang ada pada suatu lahan, sehingga dengan rumus:
diperoleh total biomassa tegakkan dan
nekromassa berkayu per lahan (kg/luasan
CO2 (kg/ha) = C x 3,67
lahan).
Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah
Keterangan:
Pengukuran dan pengambilan contoh CO2 = Karbondioksida; C = Karbon;
biomassa tumbuhan bawah dan serasah 3,67 = Konsentrasi CO2
adalah mengambil semua tumbuhan bawah
dan serasah yang masuk dalam plot 0,5 m x Metode mengestimasi potensi simpanan
0,5 m, kemudian ditimbang untuk C dengan rumus:
mengetahui berat basahnya. Sub-contoh
biomassa sekitar 100-300g. Bila <100 g, Potensi C=CHTC + CHLKS + CPR
maka semuanya dijadikan sub-contoh. Sub-
contoh biomassa disimpan di kantong plastik
tertutup kemudian diberi kode sesuai titik
pengambilan sampel.
58
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 01 No. 1 Edisi Agustus 2018
Keterangan: (Annonaceae), lamtoro (Fabaceae), gmelina
HTC= Hutan Tanaman Campuran; HLKS= (Lamiaceae), sengon (Fabaceae), sukun
Hutan Lahan Kering Sekunder; PR= Padang (Moraceae), mangga (Anacardiaceae),
Rumput; C= Karbon. rambutan (Sapindaceae), nangka
(Moraceae), kopi (Rubiaceae), karet
(Euphorbiaceae), akasia (Fabaceae),
HASIL DAN PEMBAHASAN mahoni (Maliaceae), pisang (Musaceae).
Total pohon di Hutan Desa Sungai Bakar
adalah 503 pohon/ha dengan jumlah pohon
Biomassa pada tutupan lahan di Hutan pada setiap tutupan lahan adalah 203
Desa Sungai Bakar pohon/ha pada Hutan Tanaman Campuran,
120 pohon/ha di Hutan Lahan Kering
Tutupan lahan yang ada di Hutan Desa Sekunder dan 180 pohon/ha terdapat di
Sungai Bakar adalah Hutan Tanaman Padang Rumput. Jenis rumput yang
Campuran, Hutan Lahan Kering Sekunder terdapat di Hutan Desa Sungai Bakar
dan Padang Rumput. Data biomassa yang adalah rumput alang-alang (Imperata
diperoleh berdasarkan pengamatan dan cylindrica (L) Raeusch), rumput teki
perhitungan pada 3 tutupan lahan tersebut (Cyperus rotundus), rumput jarum
terdapat 19 jenis pohon dan 11 famili, yaitu (Chrysopogon aciculatus), meniran
cempedak (Moraceae), kapuk randu (Phyllanthus urinaria L.) dan padi gunung
(Malvaceae), kemiri (Euphorbiaceae), (Oryza sativa L.). Data biomassa pada
jengkol (Fabaceae), durian (Malvaceae), masing-masing plot ukur secara lengkap
calliandra (Malvaceae), sirsak tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Data biomassa ton/ha di Hutan Desa Sungai Bakar
Tutupan Biomassa (kg/ha) Total Total
lahan kg/ha ton/ha
y1 y2 y3 y4 y5
HTC 28.756,73 14253,06 10.333,02 4.115,20 1.838,46 59.296,47 59,30
HLKS 21.431,32 11923,95 7.292,20 3.417,77 1.521,22 45.586,46 45,59
PR 1.850,57 2413,97 2.692,40 3.163,25 3.163,25 13.283,43 13,28
Total 52.038,61 28.590,98 20.317,62 10.696,22 6.522,93 118.166,36 118,17
Rata-
17.346,20 9.530,33 6.772,54 3.565,41 2.174,31 39.388,79 39,39
rata
Keterangan:
HTC = Hutan Tanaman Campuran; HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder; PR = Padang
Rumput; y1 = Biomassa Tegakan; y2 = Nekromassa Berdiri; y3 = Nekromassa Rebah;
y4 = Tumbuhan Bawah; y5 = Serasah.
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah sejalan dengan Imiliyana et al (2012) yang
biomassa tersimpan paling tinggi adalah di menyatakan bahwa ada keterkaitan antara
Hutan Tanaman Campuran dengan nilai dimensi pohon (diameter dan tinggi) dengan
59,30 ton/ha atau sebesar 50% dari total tinggi dan rendahnya biomassa yang
biomassa ton/ha. Biomassa tersimpan tersimpan, karena semakin besar diameter
paling rendah adalah di Padang Rumput pohon berkayu maka akan semakin tinggi
dengan nilai 13,29 ton/ha atau hanya 11% juga nilai biomassanya. Superales (2016)
dari total biomassa ton/ha. juga menyatakan bahwa batang tanaman
menyimpan C yang dihasilkan dari proses
Tinggi dan rendahnya jumlah biomassa
penyerapan CO2 dengan kemampuan
ini karena di Hutan Tanaman Campuran
penyimpanan 34% lebih besar jika
memiliki jumlah biomassa tegakkan berkayu
dibandingkan dengan kemampuan daun dan
yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
bagian tanaman yang lain dalam
tutupan lahan yang lain. Hasil tersebut
menyimpan C.
59
Mardiana,G. et al. 2018. Potensi Simpanan dan … (01) 56-64
Data rata-rata biomassa di Hutan Desa Yamani (2013) menyebutkan bahwa
Sungai Bakar adalah biomassa tegakan potensi simpanan C pada vegetasi hutan
sebesar 17,35 ton/ha, nekromassa berdiri (Hutan Pendidikan Mandiangin) terutama
sebesar 9,53 ton/ha, biomassa rebah pohon lebih besar jika dibandingkan dengan
sebesar 6,77 ton/ha, tumbuhan bawah tumbuhan bawah karena pada pohon
sebesar 3,57 ton/ha dan rata-rata pada berkayu, batang merupakan tempat
serasah dengan nilai hanya 2,17 ton/ha. penyimpanan cadangan C yang lebih besar
Faktor yang menyebabkan perbedaan rata- dan sebagai tempat cadangan hasil
rata adalah karena jumlah biomassa fotosintesis untuk pertumbuhan. Hasil
tegakan lebih besar jika dibandingkan persentase Biomassa lebih jelas tertera
dengan jumlah nekromassa berdiri, pada Gambar 1.
nekromassa rebah, tumbuhan bawah dan
serasah.
Biomassa (ton/ha)
Padang
Rumput
11%
Hutan
Tanaman
Hutan Lahan Campuran
Kering 50%
Sekunder
39%
Gambar 1. Persentase biomassa di Hutan Desa Sungai Bakar pada 3 tutupan lahan
Besar dan kecilnya biomassa yang ada Hutan Tanaman Campuran. Pernyataan
pada tutupan lahan dipengaruhi oleh tersebut sejalan dengan Heriyanto dan
besarnya diameter pohon berkayu yang ada Subiandono (2016) menyatakan apabila
pada masing-masing tutupan lahan. Hutan diameter suatu tanaman besar maka C
tanaman campuran selain memiliki tanaman tersimpan dan CO2 terserap akan semakin
berkayu, juga memiliki tanaman perkebunan besar juga.
serta buah-buahan yang sebagian besar
merupakan milik warga sekitar serta Potensi C Tersimpan Di Hutan Desa
kelompok tani Hutan Desa Sungai Bakar. Sungai Bakar
Kebun atau tanaman yang ditanam
kelompok tani hutan desa sungai bakar ini Hasill potensi C yang tersimpan di atas
memberikan dampak positif terhadap permukaan tanah lebih jelas seperti yang
tingginya biomassa yang terdapat pada tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Data C tersimpan ton/ha pada setiap tutupan lahan di Hutan Desa Sungai Bakar
Tutupan lahan C (kg/ha) C (ton/ha)
HTC 27.276,38 27,28
HLKS 20.969,77 20,97
PR 6.110,38 6,11
Total 54.356,53 54,36
Rata-rata 18.118,84 18,12
Keterangan:
HTC = Hutan Tanaman Campuran; HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder; PR = Padang
Rumput; y1 = Biomassa Tegakan; y2 = Nekromassa Berdiri; y3 = Nekromassa Rebah;
y4 = Tumbuhan Bawah; y5 = Serasah.
60
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 01 No. 1 Edisi Agustus 2018
Data yang diperoleh berdasarkan Tabel 2 Indrapraja dan Rahaju (2013)
adalah C tersimpan paling tinggi terdapat di menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang
Hutan Tanaman Campuran dengan nilai baik dengan tumbuhan yang subur akan
27,28 ton/ha atau 50% dari total C meningkatkan jumlah C tersimpan. Ukuran
tersimpan ton/ha, sedangkan biomassa diameter menggambarkan C yang dapat
tersimpan paling rendah adalah Padang disimpan, karena semakin besar diameter
Rumput dengan nilai 6,11 ton/ha atau hanya tumbuhan berkayu maka C tersimpan akan
11% dari total C tersimpan ton/ha. Tinggi semakin besar juga. Nilai rata-rata C
dan rendahnya C tersimpan dipengaruhi tersimpan dari 3 tutupan lahan yang ada di
oleh kondisi lingkungan dan ukuran Hutan Desa Sungai Bakar adalah sebesar
diameter yang dimiliki oleh biomassa dan 18,12 ton/ha. Persentase C tersimpan lebih
nekromassa. jelas seperti yang tertera pada Gambar 2.
C (kg/ha)
Padang Rumput
11%
Hutan Tanaman
Hutan Lahan Campuran
Kering Sekunder 50%
39%
Gambar 2. Persentase C tersimpan di Hutan Desa Sungai Bakar pada 3 tutupan lahan
Gambar 2 menunjukkan bahwa C bawah dan serasah hanya mampu
tersimpan terbesar adalah di Hutan menyimpan C lebih sedikit jika dibandingkan
Tanaman Campuran sebesar 50% dengan biomassa pohon dan nekromassa,
sedangkan C tersimpan terkecil adalah di hal tersebut dianggap normal karena ukuran
Padang Rumput dengan nilai persentase tumbuhan bawah dan serasah lebih kecil
penyimpanan hanya 11%. Hal ini dari biomassa pohon dan nekromassa,
disebabkan banyaknya jumlah pohon tetapi walaupun ukuran tumbuhan bawah
berkayu yang terdapat pada Hutan dan serasah lebih kecil tetapi tumbuhan
Tanaman Campuran lebih banyak dari bawah dan serasah mempunyai peran yang
tutupan lahan yang lainnya. sama untuk menyerap dan menyimpan C
(Tresnawan dan Rosalina, 2002). Jumlah
Perbedaan tinggi dan rendahnya C
pohon yang terdapat di Hutan Desa Sungai
tersimpan juga karena biomassa tumbuhan
Bakar tertera pada Tabel 3
Tabel 3. Jumlah pohon di Hutan Desa Sungai Bakar
Tutupan lahan Pohon berkayu Tanaman pisang
HTC 68 13
HLKS 39 9
PR 7 29
Keterangan:
HTC = Hutan Tanaman Campuran; HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder; PR = Padang
Rumput.
Hal ini sejalan dengan Hairiah dan tingkat pertumbuhan pohon lebih besar dari
Rahayu (2007) yang menyatakan bahwa biomassa diatas permukaan tanah lainnya
hutan yang memiliki keragaman jenis pohon (nekromassa, tumbuhan bawah dan
dengan umur panjang seperti pohon serasah) (Tresnawan dan Rosalina, 2002).
berkayu merupakan penyimpanan C Hasil potensi C tersimpan di kawasan Hutan
terbesar di atas permukaan tanah. Desa Sungai Bakar secara lengkap tertera
Pengaruh pohon terhadap besarnya C pada Tabel 4.
tersimpan karena ukuran diameter dan
61
Mardiana,G. et al. 2018. Potensi Simpanan dan … (01) 56-64
Tabel 4. Potensi C tersimpan di Kawasan Hutan Desa Sungai Bakar
Tutupan Total Potensi C Luas Potensi Penyimpanan Persentase
Lahan Biomassa (ton/ha) (ha) C (ton) (%)
HTC 59.296,47 27,28 12.456,01 339.754,83 42%
HLKS 45.586,46 20,97 21.409,92 448.961,13 56%
PR 13.283,43 6,11 3.225,89 19.711,41 2%
Total 118.166,36 54,36 37.091,82 808.427,36 100%
Keterangan:
HTC = Hutan Tanaman Campuran; HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder; PR = Padang
rumput.
Data Tabel 4 menunjukkan bahwa tersimpan setiap ha adalah 19.711,41 ton
potensi penyimpanan C di Kawasan Hutan atau hanya 2% dari total potensi C
Desa Sungai Bakar adalah 808.427,36 ton. tersimpan.
Potensi C tersimpan tertinggi adalah pada
Hutan Lahan Kering Sekunder sebesar Estimasi Serapan CO2 di Hutan Desa
448.961,13 ton atau 56%, karena memiliki Sungai Bakar
luasan terbesar yang mencapai 57,77% dari
total luas Hutan Desa Sungai Bakar. Hairiah dan Rahayu (2007) menyatakan
bahwa tumbuhan dapat mengurangi emisi
Potensi C tersimpan paling rendah
adalah pada tutupan lahan Padang Rumput. gas CO2 dengan cara menyerap gas CO2
Hal tersebut disebabkan karena luas dan C dalam proses fotosintesis yang dibantu oleh
zat hijau daun (klorofil), air, dan cahaya
tersimpan per ha nya paling rendah
matahari untuk menghasilkan karbohidrat
dibandingkan dengan tutupan lahan Hutan
sebagai sumber energi bagi tumbuhan.
Tanaman Campuran dan Hutan Lahan
Hasil dari estimasi serapan CO2 lebih jelas
Kering Sekunder. Luas Padang Rumput
hanya 8,70% dari total luas Hutan Desa seperti yang tertera pada Tabel 5.
Sungai Bakar, sedangkan potensi C
Tabel 5. Estimasi serapan CO2 di Hutan Desa Sungai Bakar
Biomassa (kg/ha) Total CO2
Tutupan lahan C (kg/ha) CO2 (kg/ha)
y1 y2 biomassa (ton/ha)
HTC 28.756,73 4.115,20 32.871,93 15.121,09 55.494,39 55,49
HLKS 21.431,32 3.417,77 24.849,09 11.430,58 41.950,23 41,95
PR 1.850,57 3.163,25 5.013,82 2.306,36 8.464,33 8,46
Total 52.038,62 10.696,22 62.734,84 28.858,03 105.908,96 105,91
Rata-rata 17.346,21 3.565,41 20.911,61 9.619,34 35.302,99 35,30
Keterangan:
HTC = Hutan Tanaman Campuran; HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder; PR = Padang
Rumput; y1 = Biomassa tegakkan; y2 = Tumbuhan bawah
Berdasarkan data Tabel 5 bahwa total rendah adalah pada tutupan lahan Padang
CO2 teserap di atas pemukaan tanah pada Rumput dengan nilai hanya 8,46 ton/ha.
tutupan lahan Hutan Desa Sungai Bakar Nilai rata-rata potensi CO2 terserap pada 3
adalah 105,91 ton/ha. Sumbangan CO2 tutupan lahan di Hutan Desa Sungai Bakar
tertingi terdapat pada tutupan lahan Hutan adalah 35,30 ton/ha. Hasil persentase CO2
Tanaman Campuran dengan nilai 55,49 terserap tertera pada Gambar 3.
ton/ha sedangkan sumbangan CO2 paling
62
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 01 No. 1 Edisi Agustus 2018
CO2 (ton /ha)
Padang Rumput
8%
Hutan Tanaman
Hutan Lahan Campuran
Kering Sekunder 52%
40%
Gambar 3. Persentase CO2 terserap kg/ha di Hutan Desa Sungai Bakar
Tingginya CO2 terserap pada tutupan tegakkan dengan daun yang lebat dan
lahan Hutan Tanaman Campuran adalah banyak akan memberikan pengaruh
karena lebih banyak jumlah tegakkan yang terhadap daya serap CO2 yang lebih tinggi.
terdapat di Hutan Tanaman Campuran Data potensi CO2 terserap di Kawasan
dibandingkan tutupan lahan lain. Jumlah Hutan Desa Sungai Bakar lebih jelas tertera
pada Tabel 6.
Tabel 6. Potensi CO2 terserap di Kawasan Hutan Desa Sungai Bakar
Potensi
Tutupan Total Potensi CO2 Luas
CO2 terserap Persentase
Lahan Biomassa (ton/ha) (ha)
(ton)
HTC 32.871,93 32,87 12.456,01 409.453,09 42%
HLKS 24.849,09 24,85 21.409,92 532.017,03 56%
PR 5.013,82 5,01 3.225,89 16.174,03 2%
Total 62.734,84 62,73 37.091,82 957.644,15 100%
Keterangan:
HTC = Hutan Tanaman Campuran; HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder; PR = Padang
Rumput.
Data yang diperoleh dari Tabel 6
atau hanya 2% dari total potensi CO 2
menyatakan total potensi CO2 terserap di
Kawasan Hutan Desa Sungai Bakar adalah terserap.
957.644,15 ton, dengan potensi CO2
terserap tertinggi adalah di Hutan Tanaman
Campuran dengan nilai 32,87 ton/ha, tetapi KESIMPULAN DAN SARAN
karena luas tutupan lahan terbesar di Hutan
Desa Sungai Bakar adalah Hutan Lahan Kesimpulan
Kering Sekunder dengan luas 21.409,92 ha,
maka berdasarkan hal tersebut nilai potensi Estimasi biomassa tersimpan di atas
CO2 terserap tertinggi adalah di Hutan permukaan tanah pada Kawasan Hutan
Lahan Kering Sekunder dengan nilai Desa Sungai Bakar adalah 118,17 ton/ha
532.017,03 ton atau 56% dari total potensi dengan sumbangan biomassa pada setiap
CO2 terserap. tutupan lahannya adalah Hutan Tanaman
Potensi CO2 terserap paling rendah Campuran 59.30 ton/ha, Hutan Lahan
berdasakan Tabel 8 adalah tutupan lahan Kering Sekunder 45,59 ton/ha dan Padang
Padang Rumput dengan nilai 5,01 ton/ha Rumput 13,28 ton/ha. Total biomassa pada
dan luas tutupan lahan 3.225,89 ha, maka 3 tutupan lahan tersebut adalah biomassa
diketahui potensi CO2 terserap pada tutupan tegakkan sebesar 52,04 ton/ha, biomassa
lahan Padang Rumput adalah 16.174,03 ton nekromassa berdiri sebesar 28,59 ton/ha,
biomassa nekromassa rebah sebesar 20,32
ton/ha, biomassa tumbuhan bawah sebesar
63
Mardiana,G. et al. 2018. Potensi Simpanan dan … (01) 56-64
10,70 ton/ha dan biomassa serasah hanya Hairiah, Kurnia., A, Ekadinata, R. R. Sari,
sebesar 6,52 ton/ha. dan Subekti. Rahayu. 2011. Pengukuran
cadangan karbon dari tingkat lahan ke
Estimasi potensi C tersimpan di Hutan
bentang lahan: petunjuk praktis. Edisi
Desa Sungai Bakar adalah 808.427,36 ton.
Kedua. Bogor: World Agroforestry
Sumbangan C pada setiap tutupan lahannya
Centre, ICRAF.
adalah Hutan Tanaman Campuran sebesar
339.754,83 ton/ha, Hutan Lahan Kering Imiliyana, A., Muryono, M, dan Purnobasuki,
Sekunder sebesar 448.961,13 ton/ha dan H., 2012. Estimasi cadangan karbon
Padang Rumput hanya sebesar 19.711,41 pada tegakan pohon Rhizhopora stylosa
ton/ha, di pantai Camplong. Sampang-Madura.
(skripsi). Jurusan Biologi Fakultas
Estimasi potensi CO2 terserap di Hutan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Desa Sungai Bakar adalah 957.644,15 ton
Institut Teknologi sepuluh November.
dengan sumbangan CO2 terserap pada
Surabaya.
setiap tutupan lahannya adalah Hutan
Tanaman Campuran 409.453,09 ton/ha, Indrapraja, Ruli. Rahaju, Sri. 2013. Potensi
Hutan Lahan Kering Sekunder 532.017,03 Simpanan Karbon Di Atas Permukaan
ton/ha dan Padang Rumput hanya sebesar Tanah Pada Tegakan Meranti (Shorea
16.174,03 ton/ha. spp.) di KHDTK Haurbentes, Kabupaten
Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen
Saran Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan N.M. Heriyanto, E. Subiandono. 2016. Peran
untuk menambah jumlah simpanan dan Biomassa Mangrove Dalam Menyimpan
serapan C pada tutupan lahan Padang Karbon di Kubu Raya, Kalimantan Barat
Rumput dengan cara melakukan (Role of Mangrove Biomass in Carbon
penanaman pohon berkayu. Tutupan lahan Sick, in Kubu Raya, West Kalimantan)
yang tinggi simpanan dan serapan C perlu
Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 13 No.1,
dipertahankan dengan memberikan insentif
April 2016: 1-12.
atau penghargaan terhadap masyarakat
desa agar tetap menjaga hutan secara Superales, JB. 2016. Carbon Dioxide
lestari. Penelitian lanjutan dapat dilakukan Capture and Storage Potential of
dengan menggunakan model alometrik lain, Mahogany (Swietenia macrophylla)
misalnya perhitungannya menggunakan Saplings. International Journal of
data volume, sehingga dapat diketahui Environmental Science and
kemungkinan perbedaan dari perhitungan Development. Vol. 7 No. 8: 611-614.
biomassa C dan CO2 yang menggunakan
Sutaryo, Dandun. 2009. Perhitungan
diameter dibandingkan dengan volume. Biomassa: Sebuah pengantar untuk studi
karbon dan perdagangan karbon.
Wetlands International Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Programme Bogor.
Tresnawan H, Rosalina U. 2002.
Pendugaan Biomassa Di Ekosistem
Ariwibowo dan Rufii. 2009. Peran Sektor
Hutan Primer Dan Hutan Bekas
Kehutanan Di Indonesia Dalam
Tebangan (Studi Kasus Hutan Dusun
Perubahan Iklim. Teknologi Hutan
Aro, Jambi). Jurnal Manajemen Hutan
Tanaman Vol. 1. No. 1, November 2009.
Tropika Vol. VIII No.1: 15-29.
Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Hutan Tanaman. Badan Litbang Yamani, Ahmad. 2013. Studi Kandungan
Departemen Kehutanan Hal ; 23-32. Karbon Pada Hutan Alam Sekunder Di
Hutan Pendidikan Mandiangin Fakultas
Hairiah, Kurnia, dan Rahayu, Subekti. 2007.
Kehutanan UNLAM. Jurnal hutan tropis
Pengukuran „karbon tersimpan‟ di
volume 1 No. 1 ISSN 2337-7771 E-ISSN
berbagai macam penggunaan lahan.
2337-7992
World Agroforestry Centre. ICRAF, SEA
Regional Office, University of Brawijaya,
Indonesia.
64