0% found this document useful (0 votes)
131 views6 pages

DMF-T Caries Index and Oral Hygiene in Indonesia

This document summarizes a literature review that examined the relationship between the DMF-T caries index with drinking water consumption and tooth brushing behavior in the Indonesian population. Based on the review of 40 journal articles from the past 10 years meeting the inclusion criteria, the results showed differences in DMF-T index between consumption of rainwater, river water, well water, mountain water, bottled water and piped water and the occurrence of dental caries. There was also a significant relationship found between tooth brushing habits, how teeth are brushed, and dental caries. The conclusion was that tooth brushing behavior has more influence on the DMF-T caries index than patterns of drinking water consumption.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
131 views6 pages

DMF-T Caries Index and Oral Hygiene in Indonesia

This document summarizes a literature review that examined the relationship between the DMF-T caries index with drinking water consumption and tooth brushing behavior in the Indonesian population. Based on the review of 40 journal articles from the past 10 years meeting the inclusion criteria, the results showed differences in DMF-T index between consumption of rainwater, river water, well water, mountain water, bottled water and piped water and the occurrence of dental caries. There was also a significant relationship found between tooth brushing habits, how teeth are brushed, and dental caries. The conclusion was that tooth brushing behavior has more influence on the DMF-T caries index than patterns of drinking water consumption.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

53 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol VI. No 1.

April 2022 : 53 - 58

DENTIN
JURNAL KEDOKTERAN GIGI
Vol VI. No 1. April 2022

HUBUNGAN INDEKS KARIES DMF-T DENGAN KONSUMSI AIR MINUM DAN


PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA MASYARAKAT DI INDONESIA

Novridha Dewi Ardiyanti 1), Rosihan Adhani2), Isnur Hatta3)


1)Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2) 3)Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

ABSTRACT
Background: Dental and oral health is important. HL Blum stated that the health status of a person or society is
influenced by four factors. Environmental factors and behavioral factors play an important role in influencing
the health status of teeth and mouth, especially dental caries. Based on RISKESDAS data in 2018, 57.6% of
Indonesians have dental and oral health problems. Dental caries prevalence In Indonesia, the degree of severity
is high at 88.8%. Dental caries can occur due to poor dental and oral hygiene. Maintaining individual oral and
dental health can prevent caries, one of which is by brushing your teeth. 2.3% brushed their teeth properly in
2013 and decreased to 2% in 2018. Objectives: This study aims This study aims to determine the relationship
between DMF-T caries index with drinking water consumption and tooth brushing behavior in Indonesian
society. Method:literature review with the type of narrative review research. Search data sources using Google
Scholar, and PubMed which have a maximum article publisher time span of the last 10 years. Results: There is a
difference between the DMF-T caries index and consumption of rain water, river water, well water, mountain
water, bottled water and PDAM water with the incidence of dental caries and there is a significant relationship
between tooth brushing habits, and how to brush teeth with dental caries. Conclusion: The results of a review of
the journal stated that brushing behavior has more influence on the DMF-T caries index than drinking water
consumption patterns

Keywords: Drinking water consumption, Index DMF-T caries, Tooth brushing behavior.

ABSTRAK
Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal penting. H. L. Blum menyatakan derajat kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor. Faktor lingkungan dan faktor perilaku memegang
peranan penting dalam memengaruhi status kesehatan gigi dan mulut, khususnya karies gigi. Berdasarkan data
RISKESDAS tahun 2018 sebanyak 57,6% masyarakat Indonesia mempunyai permasalahan kesehatan gigi dan
mulut. Prevalensi karies gigi di Indonesia derajat keparahannya tinggi yaitu sebesar 88,8%. Karies gigi dapat
terjadinya karena rendahnya kebersihan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan gigi dan mulut perorangan dapat
mencegah terjadinya karies, salah satunya dengan cara melakukan sikat gigi. Sebesar 2,3% yang menyikat gigi
dengan benar pada tahun 2013 dan menurun menjadi 2% pada tahun 2018. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan indeks karies DMF-T dengan konsumsi air minum dan perilaku menyikat gigi pada
masyartakat di Indonesia. Metode: literatur review dengan jenis penelitian narrative review. Pencarian sumber
data menggunakan Google Scholar, dan PubMed yang memiliki rentang waktu penerbit artikel maksimal 10
tahun terakhir. Hasil: Terdapat perbedaan antara indeks karies DMF-T dengan konsumsi air hujan, air sungai, air
sumur, air pegunungan, air kemasan dan air PDAM dengan kejadian karies gigi dan terdapat hubungan yang
signifikan antara kebiasaan menyikat gigi, dan cara menyikat gigi dengan karies gigi. Kesimpulan: Hasil dari
telaah jurnal menyatakan perilaku menyikat gigi lebih berpengaruh terhadap indeks karies DMF-T dibandingkan
pola konsumsi air minum

Kata kunci: Indeks karies DMF-T, Konsumsi air minum, Perilaku menyikat gigi.

Korespondensi: Novridha Dewi Ardiyanti, Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat,
Jalan Veteran Sungai Bilu 128B, Banjarmasin 70249, Indonesia; E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN
Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018 memiliki derajat keparahan yang cukup tinggi yaitu
menyatakan bahwa sebanyak 57,6% masyarakat sebesar 88,8%. Menjaga kesehatan gigi dan mulut
Indonesia mempunyai permasalahan kesehatan gigi perorangan dapat mencegah terjadinya karies, salah
dan mulut. Prevalensi karies gigi di Indonesia satunya dengan cara melakukan sikat gigi. Salah satu
Ardiyanti : Indeks Karies DMF-T Dengan Konsumsi Air Minum 54

faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi literatur yang telah dilakukan sesuai dengan kriteria
dan mulut adalah faktor perilaku didasari oleh inklusi diperoleh 40 jurnal
kurangnya pengetahuan akan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut yang akan meningkatkan LITERATUR REVIEW
insidensi penyakit gigi dan mulut di usia dini. Pada Indeks karies DMF-T berdasarkan telaah jurnal
faktor lingkungan memegang peranan penting Berdasarkan hasil Survei Riset Kesehatan
dalam kehidupan masyarakat, contohnya air yang Dasar di Indonesia pada tahun 2013 menyatakan
digunakan pada kehidupan sehari-hari misalnya bahwa prevalensi penduduk Indonesia mempunyai
digunakan untuk dikonsumsi, mencuci maupun masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%.
untuk menyikat gigi.1,2 Rata-rata karies gigi yang diukur dengan indeks
Standar air bersih yang dapat digunakan oleh DMF-T sebesar 4,6 yang berarti rata-rata penduduk
masyarakat harus memenuhi syarat yaitu fisik, kimia, Indonesia telah mengalami kerusakan gigi sebanyak 5
bakteriologis, dan radio aktif. Zat kimia yang terdapat gigi per orang.7,8
di dalam air, salah satunya adalah fluor. Kekurangan Tabel 1. Distribusi Indeks Karies DMF-T
fluor dapat menyebabkan kerusakan gigi menjadi
rapuh, dan mudah terserang karies gigi. Penelitian
yang dilakukan Sukmana (2016) Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat
antara lain himbauan agar masyarakat mau
melakukan penambalan gigi, kerja sama dengan
institusi pemerintah dalam pelaksanaan fluoridasi
air minum, serta rutinitas berupa kontrol kesehatan
gigi dan mulut minimal 6 bulan sekali ke
puskesmas. 3,4
Berbagai indikator telah ditentukan WHO, antara
lain anak umur 12 tahun mempunyai indeks Decayed,
Missing, Filled-Tooth (DMF-T) sebesar 1, penduduk
umur 18 tahun tidak ada satupun gigi yang dicabut,
dan penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal
20 gigi berfungsi sebesar 90% dan umur ≥ 65 tahun
dengan minimal 20 gigi berfungsi sebesar 75%.5,6
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah
penelitian untuk melihat hubungan antara indeks Berdasarkan tabel 1 di atas hasil review dari 7
karies DMF-T dengan konsumsi air minum dan artikel menunjukkan kategori indeks DMF-T
perilaku menyikat gigi pada masyarakat di terbanyak pada kategori tinggi yaitu 248 orang
Indonesia. (46,48%), Pada kategori rendah yaitu 182 orang
(34,02%), Pada kategori sangat tinggi 97 (18,13),
METODE dan pada kategori sedang yaitu 8 orang (1,5%).
Metode penelitian ini menggunakan literatur
review dengan jenis penelitian narrative review. Tabel 2. Distribusi Indeks Karies DMF-T pada
Perilaku Menyikat Gigi
Pencarian sumber data dilakukan dengan
menggunakan Google Scholar, dan PubMed dengan
menggunakan kata kunci: indeks karies DMF-T,
konsumsi air minum, perilaku menyikat gigi.
Artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi sebagai
berikut: jurnal terbitan tahun 2012-2021 (10 tahun
terakhir), subjek penelitian adalah hubungan indeks
karies DMF-T dengan konsumsi air minum dan
perilaku menyikat gigi pada masyarakat, tersedia
full-text, dan ditulis dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Berdasarkan pencarian literatur
yang telah dilakukan sesuai dengan kriteria inklus.
Pada kriteria eksklusi jurnal penelitian yang tidak
bisa di akses dengan tanpa berbayar, jurnal
penelitian pada review book dan ringkasan buku
dan jurnal dari database yang berbeda dan tidak ada
kaitannya dengan penelitian. Berdasarkan pencarian
55 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol VI. No 1. April 2022 : 53 - 58

Berdasarkan tabel 2 di atas hasil review dari 7 kategori sangat rendah 20 orang (4,6%) dan
artikel menunjukkan kategori rata-rata indeks paling sedikit pada kategori sedang yaitu 6 orang
DMF-T terbanyak pada kategori tinggi yaitu 253 (1,4%).
orang (58,29%), kategori rendah 155 (35,71%),

Rerata Indeks Karies DMF-T pada Konsumsi Air Minum


Tabel 3. Distribusi Indeks Karies DMF-T pada Konsumsi Air Minum
No Penulis Kategori
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
1. Jennifer, 2015 3,54 Sumur
2. Zulfi, 2015 2,14 Sumur 4,4 Sungai
3. Zainur, 2015 2,5 PDAM 3,5 Hujan
4. Lidia, 2016 2,5 Sumur 6,2
Pegunungan
5. Fahmi, 2017 8,87 Sungai
6. Erris, 2017 5,5 Hujan
7. Danan, 2017 1,78 Pegunungan
2,39 Sungai
8. Maria, 2017 1,95 Kemasan
9. Fitria, 2018 0,81 Pegunungan 2,31 Sungai
10. Pinky, 2018 2,6 PDAM 6,7 Hujan
11. Nadia, 2018 1,1 PDAM 2,0 Sungai
12. Rani, 2019 4,67 Sungai
13. Rusdiana, 2019 5,49 Sungai
14. Mustika, 2020 5,65 Sumur 7,27 Sungai
15. Naning, 2020 6,42 Kemasan 8,20 Sumur
16. Sukmana, 2020 7,27 Sungai
Jumlah rerata DMF-T 0,95 2,24 3,81 5,65 7,6

Berdasarkan tabel 3 di atas hasil jurnal yang di standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik,
review menunjukkan bahwa dari 16 jurnal kimiawi dan bakteriologis, syarat tersebut
menyebutkan mayoritas masyarakat menggunakan merupakan satu kesatuan. Jika ada salah satu
air sungai. Dari hasil review artikel tersebut parameter tidak memenuhi syarat maka air tersebut
menunjukan rata-rata indeks DMF-T sangat tinggi tidak layak untuk diminum. Pemakaian air minum
berjumlah 7,6, tinggi berjumlah 5,65, sedang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
berjumlah 3,81, rendah berjumlah 2,24 dan sangat menimbulkan gangguan permasalahan kesehatan
rendah 0,95. Air yang layak diminum mempunyai gigi.9

Tabel 4. Distribusi Perilaku Menyikat Gigi pada Masyarakat


Ardiyanti : Indeks Karies DMF-T Dengan Konsumsi Air Minum 56

Berdasarkan tabel 4 hasil review dari 13 kategori kurang 344 responden (35,99%), dan kategori
perilaku menyikat gigi yang baik yaitu 446 cukup 166 responden (17,36%).
responden dengan persentase (46,65%), kategori

Tabel 5. Distribusi Waktu Menyikat Gigi Pagi dan Malam

fluor yang berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi


Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan oleh iklim, temperature,
bahwa 475 orang presentase (36,43%) telah
melakukan sikat gigi pada pagi hari dengan benar, kelembaban di daerah tersebut serta jarak dengan
346 orang presentase (26,54%) tidak melakukan laut.8,10
sikat gigi pada pagi hari, 300 orang presentase penelitian Lidia dkk (2016) menunjukkan bahwa
(23,00%) telah menyikat gigi pada malam hari terdapat perbedaan indeks DMF-T rata-rata penduduk
dengan benar, 183 orang presentase (14,03%) daerah pesisir pantaiyang beusia 13-15 tahun dengan
tidak melakukan sikat gigi pada malam hari. rata-rata DMF-T sebesar 2,5 dan penduduk berusia
13-15 tahun di daerah pegunungan sebesar 6,2.
PEMBAHASAN Sejalan dengan penelitian Said dkk, (2017) dilihat
Konsumsi Air Minum dari nilai rata-rata angka DMF-T penduduk desa air
Sumber air baku yag dapat digunakan untuk sungai yang berusia 15- 25 tahun sebesar 8.87.
kebutuhan air minum terdiri dari mata air, air Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk
permukaan yaitu air sungai, danau, waduk dan lain- desa mempunyai rata- rata 8.87 gigi yang rusak
lain, air tanah yaitu air sumur gali, sumur bor atau status karies dengan kategori sangat tinggi dan
maupun air hujan. Air tanah yang umumnya pada air sumur 3 orang (11,3%) 3,11
mempunyai kandungan besi dan mangan, relatif Perilaku Menyikat Gigi
lebih besar dari sumber dari sumber air yang lain. 6 Derajat kesehatan menurut teori H.L Blum
Hasil penelitian Nadia dkk (2018) menyatakan (1974) ditentukan oleh 4 faktor utama yaitu
pH air sungai Kuin didapatkan nilai pH yaitu 6,06 perilaku, pelayanan kesehatan, keturunan, dan
(<7). Terdapat perbedaan bermakna pada pH air lingkungan. Dari keempat faktor tersebut,
sungai dan pH air PDAM. Nilai sig fluor lingkungan dan perilaku memegang peranan
didapatkan p=0,114 (p>0,05), yang berarti fluor air penting dalam mempengaruhi status kesehatan
sungai dan fluor air PDAM. Nilai sig kalsium khususnya karies gigi.2
p=461 (p>0,05), yang berarti kandungan kalsium Penelitian yang dilakukan Salamah dkk (2016)
air sungai dan kalsium air PDAM tidak terdapat didapatkan bahwa sebagian besar 60 murid
perbedaan yang bermakna. Sejalan dengan (96.77%) menyikat gigi dengan menggunakan pasta
penelitian Ihsanti dkk (2018) bahwa indeks karies gigi yang berfluoride dan 50 murid 80.87%
DMF-T pada siswa Awayan Tebing Tinggi lebih mengganti sikat gigi pada 3 bulan terakhir. Sejalan
rendah dibandingkan dengan siswa Banjarmasin. dengan penelitian Putu dkk (2019) data yang
ada perbedaan jumlah fluor pada setiap daerah, didapatkan yaitu 30 (41,2%) responden yang
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu pada memiliki tingkat perilaku baik, 29 (39,7%)
setiap tempat memiliki air tanah dengan jumlah responden memiliki tingkat perilaku cukup, dan 14
(19,1%) responden memiliki tingkat perilaku
57 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol VI. No 1. April 2022 : 53 - 58

kurang. Bila perilaku pemeliharaan kesehatan gigi minum.Sejalan dengan Penelitian Ayu dkk (2018)
dan mulut kurang baik, maka kecenderungan menunjukkan hampir semua jenis sumber air yang
terjadinya karies semakin besar.12,13 banyak dipergunakan kebutuhan rumah tangga dapat
Penelitian yang dilakukan Efendi dkk (2012) menyebabkan terjadinya karies gigi kecuali jenis
terhadap 51 responden dengan cara observasi sumber air dari sumur gali terlindungi, dengan nilai
langsung praktek yang dilakukan oleh responden p>0,05 (p= 0,979), menunjukkan ada hubungannya
didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan konsumsi air minum kecuali jenis air minum
yaitu sebanyak 35 siswa (68,6%) kurang baik dalam dari air isi ulang.7,17
cara menggosok gigi, sedangkan hanya 16 siswa Hasil penelitian Said dkk (2017) konsumsi air
(31,4%) dapat dikategorikan baik dalam cara minum yang digunakan sebagian besar
menggosok gigi. Hasil penelitian ini sesuai dengan menggunakan air sungai 91 orang (91%) dan
yang dilakukan Permatasari dkk (2014) di SD sebagian kecil menggunakan air sumur yaitu 9
Negeri 157 Palembang di dapat angka indeks DMF- orang (9%), menunjukkan rata- rata DMF-T 8.87
T nya masuk kedalam kategori tinggi (6,36). gigi yang rusak atau status karies dengan kategori
Banyak faktor program UKGS di sekolah tersebut tinggi, nilai signifikan (sig) adalah 0.000 < α 0.05
yang tidak berjalan dengan baik contohnya kegiatan yang berarti ada perbedaan angka DMF-T pada
sikat gigi bersama disekolah.14,15 masyarakat yang mengkonsumsi air sungai yang
Berdasarkan penelitian Sukarsih dkk (2019) mengandung zat besi (fe). Sejalan dengan hasil
kesehatan gigi pada murid umur 10-12 tahun penelitian Utami dkk, (2020) menunjukkan nilai
terdapat 27 orang (67,5%) dari 40 responden DMF-T pada masyarakat yang mengkonsumsi air
melakukan cara sikat gigi yang benar atau sesuai minum kemasan isi ulang yaitu 6,42 dan nilai
dengan yang dianjurkan dan 13 (32,5%) orang DMF-T pada masyarakat yang mengkonsumsi air
dari 40 responden melakukan cara sikat gigi yang sungai yang diendapkan yaitu 8,20. Terdapat
buruk tidak sesuai dengan yang dianjurkan. Peran perbedaan rata-rata DMF-T pada masyarakat yang
orang tua dalam menjaga kesehatan gigi pada mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang dan
anak sangat penting karena semakin tinggi air sungai yang diendapkan.3,18
pengetahuan orang tua maka semakin kecil resiko Hubungan Indeks Karies DMF-T dengan
anak mengalami karies.16 Perilaku Menyikat Gigi
Hubungan Antara Indeks Karies DMF-T Perilaku memegang peranan penting dalam
dengan Konsumsi Air Minum mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut.
Air merupakan komponen lingkungan yang Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan,
penting bagi kehidupan manusia. didalam Pasal 3 sikap dan tindakan yang berkaitan dengan
Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pemeliharaan kesehatan gigi. Menjaga kebersihan
tentang Kesehatan yang merupakan pembangunan gigi dan mulut dimana meningkatkan perilaku
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan menyikat gigi terutama waktu dan cara menyikat
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar gigi, dapat mengurangi angka kejadian karies
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang menjadi lebih rendah. berhubungan dengan
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi perilaku tersebut dapat memengaruhi proses
pembangunan sumber daya manusia yang produktif terjadinya karies gigi dan tingginya indeks karies
secara sosial dan ekonomis dan didalam Peraturan DMF-T.12,19
Menteri Kesehatan (PERMENKES) no. 416 Berdasarkan hasil penelitian Rahim (2015) uji
tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan chi- square dengan program komputer di dapat
kualitas air. Parameter kualitas air minum/air daerah kritis x² hitung sebesar (9.345) > x² table
bersih yang ditetapkan dalam Permenkes No. (3.841), hipotesis nul di tolak, kemudian
416/1990 terdiri dari parameterfisik, parameter dilakukan uji statistik di dapat hasil P value 0.002
bakteriologi , parameter radioaktif dan parameter < α 0.050 berarti ada hubungan yang signifikan
kimiawi. Beberapa parameter kimiawi diduga antara kebiasaan menggosok gigi malam hari
berpengaruh terhadap kesehatan gigi antara lain dengan kejadian karies gigi. Sejalan dengan hasil
unsur fluorida, kalium, kalsium, dan keasaman (pH) penelitian yang dilakukan Efendi dkk, (2012)
air.3, 17 terhadap 51 responden didapatkan hasil uji
Berdasarkan penelitian Erris dkk (2017) hasil statistik chi square yaitu nilai p value 0,005< α
analisa hubungan antara konsumsi air hujan dengan (0,05) sehingga terdapat hubungan antara cara
karies diperoleh bahwa dari 29 responden yang menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi. 6,14
mengkonsumsi air hujan ada sebanyak 20 (69,0%) Penelitian ini juga diperkuat oleh Salamah
responden diantaranya mengalami karies gigi, dkk (2016) menunjukkan bahwa 56 (90,3%)
Terdapat hubungan Konsumsi air hujan dengan memiliki perilaku menyikat gigi kategori baik
karies p – value 0,030; Kadar flour yang terdapat < dengan indeks DMF-T yang rendah (62.9%).
0,01 mg/l. Banyaknya responden yang menderita Hasil uji chie square nilai p- value < dari 0.005
karies gigi karena sebagian besar responden yaitu 0.002 hal ini menunjukkan bahwa adanya
mengkonsumsi air hujan sebagai sumber air hubungan antara perilaku menyikat gigi dengan
Ardiyanti : Indeks Karies DMF-T Dengan Konsumsi Air Minum 58

indeks DMF-T pada murid kelas III dan IV SDN Of Dental Caries Among People In Lingkungan
Gambut 5. Sejalan dengan penelitian Napitupulu Dasan Cermen Utara In 2015. Jurnal Kesehatan
dkk (2019) menunjukkan bahwa terdapat Perilaku Gigi. 2015; 3(2) : 66-69.
menyikat gigi yang buruk berhubungan dengan 10. Nadia, Widodo, Isnur Hatta. Perbandingan
tingginya indeks DMF-T. Hubungan antara Indeks Karies Berdasarkan Parameter Kimiawi
perilaku menyikat gigi, keasaman air, dan Air Sungai dan Air PDAM Pada Lahan Basah
pelayanan kesehatan gigi terhadap karies di MAN Banjarmasin. Dentin (Jur. Ked. Gigi). 2018;
2 Batola didukung oleh teori Blum yang 2(1) : 13-18.
menyatakan ada empat faktor yang 11. Iswanto Lidia, Jimmy Posangi, Christy N.
mempengaruhi status kesehatan seseorang atau Mintjelungan. Profil status karies pada anak usia
masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, 13-15 tahun dan kadar fluor air sumur di daerah
perilaku, dan pelayanan kesehatan.12,20. Pada pesisir pantai dan daerah pegunungan. Jurnal e-
penelitian disimpulkan bahwa hasil dari telaah GiGi (eG). 2016; 4(2) : 115-123.
jurnal menyatakan perilaku menyikat gigi lebih 12. Salamah Siti, Ida Rahmawati, Danan. Hubungan
berpengaruh terhadap indeks karies DMF-T Perilaku Menyikat Gigi Dengan Indeks DMF-T
dibandingkan pola konsumsi air minum. Pada Murid Kelas III Dab Iv Sekolah Dasar
Negeri Gambut 5 Pematang Panjang Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Banjar. Jurnal Skala Kesehatan. 2016; 7(2) : 80-
86.
1. Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI. 13. Sari Eka Putu, Putu Ratna Kusumadewi Giri, Ni
Pokok-pokok hasil riset kesehatan dasar Wayan Arya Utami. Hubungan perilaku
(Riskesdas) tahun 2018. Jakarta: Kementerian pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap
Kesehatan RI; 2018: hal. 147-157. karies pada anak Sekolah Dasar 1 Astina
2. Gede I Prasada Dewa,. Gambaran Perilaku Kabupaten Buleleng, Singaraja-Bali. BDJ.
Menggosok Gigi pada Siswa SD Kelas Satu 2019; 3(1) : 9-14.
dengan Karies Gigi di Wilayah Kerja 14. Efendi Rahayu, Arneliwati, Ganis Indriati.
Puskesmas Rendang Karangasem Bali Oktober Hubungan Antara Cara Menggosok Gigi
2014. 2016; 6(1) : 23-33. Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia
3. Said Fahmi, Siti Salamah. Hubungan Konsumsi Sekolah. 2012; 1(1) : 273-281.
Air Sungai (Fe) Dengan Rata-Rata Angka 15. Permatasari Indah, Dhona Andhini. Hubungan
Dmf-T Pada Masyarakat Desa Mekar Sari Perilaku Menggosok Gigi Dan Pola Jajan Anak
Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sd
Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Skala Negeri 157 Palembang. Jurnal Keperawatan
Kesehatan. 2017; 8(1) : 1-13. Sriwijaya. 2014; 1(1) : 39-46.
4. Sukmana Bayu Indra, Gambaran Karies Dengan 16. Sukarsih, Aida Silfia, Muliadi. Perilaku dan
Menggunakan DMF-T pada Masyarakat Pesisir Keterampilan Menyikat Gigi terhadap
Pantai Kelurahan Takisung Kecamatan Timbulnya Karies Gigi pada Anak di Kota
Takisung Kabupaten Tanah Laut. Dentino (Jur. Jambi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2019; 6(2) : 80-
Ked. Gigi). 2016; 1(2) : 182-183. 86.
5. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan 17. Rosiana, Erris,. Hubungan Konsumsi Air Hujan
Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta: Dengan Karies Di Wilayah Kerja Puskesmas
2012 : 163-177. Tungkal V Kabupaten Tanjung Jabung Barat
6. Rahim Rafika. Hubungan Kebiasaan Tahun 2016. Scientia Journal Stikes Prima
Menggosok Gigi Malam Hari Dan Kejadian Jambi. 2017; 6(1) : 1-6.
Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 18. Utami Naning K, Bainah, Muhammad
Karang Tengah 07 Tangerang. Forum Ilmiah. Pahruddin. Perbedaan Rata-Rata DMF-T Pada
2015; 12(1) : 59-76. Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Minum
7. Suratri Made Lely Ayu Made, Tince A. Jovina, Kemasan Isi Ulang Dan Air Sungai Yang
dan Indirawati Tjahja Notohartojo. Hubungan Diendapkan. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Kejadian Karies Gigi dengan Konsumsi Air 2020; 17(1) : 43-48.
Minum pada Masyarakat di Indonesia,. Media 19. Rohimi, Anshori, Widodo, Rosihan Adhani.
Lutbangkes. 2018; 28(3) : 211-218. Hubungan Perilaku Kesehatan Gigi Dan Mulut
8. Ihsanti Fitria , Widodo, Isnur Hatta. Dengan Indeks Karies DMF-T Dan Sic. Dentin
Perbandingan Indeks Karies DMF-T (Jur. Ked. Gigi). 2018; 2(1) : 51 – 57.
Berdasarkan Jumlah Kandungan Fluor Air 20. Napitupulu Lestari Rani Yunita, Rosihan
Gunung di Kabupaten Balangan dengan Air Adhani, Isyana Erlita. 2019 Hubungan Perilaku
Sungai Di Banjarmasin. Dentin (Jur. Ked. Gigi). Menyikat Gigi, Keasaman Air, Pelayanan
2018; 2(1) : 45-50. Kesehatan Gigi Terhadap Karies Di MAN 2
9. Paramita Dian , Sufie Haswinda, Hazizah. The Batola. Dentin (Jur. Ked. Gigi). 2019; 3(1) : 17
Impact Of Chlorin Water On The Development – 22.

You might also like