0% found this document useful (0 votes)
60 views15 pages

316-Article Text-431-1-10-20200517

This document summarizes a study on the effect of health education on knowledge about anemia in pregnant mothers. The study was conducted in the working area of the Borong Rappoa community health center in Bulukumba, Indonesia. Through surveys and questionnaires administered before and after a health education intervention, the study found that pregnant mothers' knowledge about anemia was mostly lacking before the intervention. However, after receiving health education, most pregnant mothers had good knowledge about anemia. The study concluded that there was a statistically significant difference in knowledge levels before and after the health education, demonstrating the positive effect of health education on increasing knowledge about anemia in pregnancy.

Uploaded by

Willem Jullio
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
60 views15 pages

316-Article Text-431-1-10-20200517

This document summarizes a study on the effect of health education on knowledge about anemia in pregnant mothers. The study was conducted in the working area of the Borong Rappoa community health center in Bulukumba, Indonesia. Through surveys and questionnaires administered before and after a health education intervention, the study found that pregnant mothers' knowledge about anemia was mostly lacking before the intervention. However, after receiving health education, most pregnant mothers had good knowledge about anemia. The study concluded that there was a statistically significant difference in knowledge levels before and after the health education, demonstrating the positive effect of health education on increasing knowledge about anemia in pregnancy.

Uploaded by

Willem Jullio
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

JLB

Volume 4, Nomor 1, April 2020


JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

The Effect Of Health Education On Knowledge About Anemia


In Pregnant Mother

Fitriani1, A.Nurlaela Amin2, Uswatun Khasanah3


1
Department of Nursing, Stikes Panrita Husada Bulukumba, Indonesia
2
Department of Nursing, Stikes Panrita Husada Bulukumba, Indonesia
3
Nursing Student, Stikes Panrita Husada Bulukumba, Indonesia

Corresponding author: Fitriani


Email: [email protected]

ABSTRACT
Anemia in pregnancy is one of the national problems because it reflects the value of the socio-
economic welfare of the community and its influence is very large on the quality of human resources.
The prevalence of anemia in the world is very high, especially in developing countries including in
Indonesia, anemia is still four of the nutritional problems that have not been resolved, even becoming
the main cause of maternal and neonatal mortality. As many as 40 percents of deaths in pregnant
women are caused by anemia. Therefore, anemia requires serious attention from all parties involved in
health care. The purpose of this study is to know the effect of health education on the level of
knowledge about anemia in pregnant women in the working area of the Borong Rappoa Puskesmas.
This type of research is a quantitative study with a pre-experimental research design through the one-
group pretest-posttest design method. The sampling technique uses the non-probability sampling
technique that is consecutive so that it gets 44 respondents as respondents. The results of the study
used the Wilcoxon test with a significance value of <0.05. The results obtained before being given
health education, most pregnant women lack knowledge as many as 40 people (90.9%) of respondents,
enough as many as 3 people (6.8%) of respondents, either there is 1 person (2.3%) of respondents and
after giving health education, most of the pregnant women have good knowledge as many as 39 people
(88.6%) of respondents, have enough knowledge of 5 people (11.4%) of respondents, and lack of
knowledge of 0 (0%), so p values = 0,000 <0, 05 which means there are differences in the proportions
before and after the provision of health education about anemia in pregnancy.

Keywords: Anemia, Health Education, Knowledge

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 1
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

I. PENDAHULUAN
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan
nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “Potensial danger to mother
and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Nurhidayati,
2013). Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah
11 gram % pada trimester satu dan tiga atau kadar Hb kurang dari 10,5 gram % pada trimester
dua. Ibu hamil yang anemia ( kekurangan zat bezi) mempunyai resiko yang lebih besar untuk
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), abortus, terjadi kematian intra
uteri, persalinan prematuritas tinggi, cacat bawaan, intelegensi rendah. Untuk ibu mudah
terjadi perdarahan antepartum, infeksi, ketuban pecah dini dan gangguan HIS (Manuaba
dalam (Tuyu, 2013). Anemia menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas maternal dan
neonatal di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang bisa menyebabkan 2,5-3,4
juta kematian penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejumlah 40 persen
kematian pada ibu hamil berhubungan dengan anemia (Aditianti, Yurista and Diana, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, kejadian anemia berkisar
hingga 48,1% dari semua wanita yang tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Anemia selama kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas wanita
hamil di negara berkembang dan memiliki konsekuensi ibu dan janin. Diperkirakan anemia
menyebabkan lebih dari 115,000 kematian ibu dan 592,000 kematian perinatal secara global
per tahun (Shridevi, 2018). Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yakni 48,9 persen
(Kemenkes 2018), yang menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami
peningkatan dari hasil Riskesdas 2013, yakni 37,1 persen. Di negara berkembang, satu dari
dua ibu hamil diperkirakan anemia. Anemia menjadi masalah kesehatan berat (severe public
health problem), jika prevalensinya lebih dari 40 persen dalam suatu wilayah.
Berdasarkan data dari profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017, ditemukan
jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD) sebanyak 47,7 persen.
Untuk kabupaten Bulukumba, kasus anemia pada ibu hamil di tahun 2018 tercatat sebanyak
1.654 ibu hamil yang mengalami anemia berdasarkan laporan dari 20 puskesmas yang berada
di kabupaten Bulukumba. Dan untuk Puskesmas Borong Rappoa sendiri pada tahun 2018
tercatat sebanyak 124 ibu hamil dengan anemia dari 244 jumlah ibu hamil secara keseluruhan.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 2
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

Berdasarkan wawancara sederhana yang dilakukan oleh peneliti serta pembagian kuesioner
pada bulan Maret 2019 terkait tentang anemia pada beberapa ibu hamil tanpa memperhatikan
kriteria yang ada, dapat memberikan gambaran bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terkait
anemia pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa memang masih kurang.
Ini dibuktikan dari jawaban mereka pada saat dilakukan wawancara serta jawaban dari
kuesioner yang telah dibagikan rata-rata mendapatkan angka <56%.
Faktor yang menyebabkan masih tingginya kejadian anemia pada ibu hamil salah satunya
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang masih kurang tentang anemia termasuk upaya
pencegahan dan dampaknya. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi
bagaimana ibu hamil menjaga kehamilannya. Pengetahuan yang kurang memiliki risiko 1,45
kali lebih besar untuk menderita anemia dalam kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil
yang berpengetahuan baik (Iswanto, Ichsan and Ermawati, 2012). Pengetahuan merupakan
salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku
kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah
anemia maka akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar
dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang
demikian berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil (Purbadewi and
Ulvie, 2013).
Tentu hal ini akan lebih gampang terealisasi apabila ibu hamil telah memahami
konsepnya. Konsep yang baik akan diperoleh salah satunya dengan cara memberikan
penyuluhan/pendidikan kesehatan. Dengan memberikan pendidikan kesehatan yang baik akan
mempermudah ibu hamil untuk mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya sehingga
mampu dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga (Nurhidayati, 2013).
Adapun dampak anemia pada kehamilan jika tidak segera diatasi menurut Dr.Demsa
Simbolon, SKM.,M.Gizi antara lain : bagi Ibu hamil berisiko dan komplikasi seperti anemia,
perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan bisa terkena penyakit infeksi
bahkan meningkatkan resiko kematian ibu. Adapun dampak bagi proses persalinan yakni
kondisi anemia pada kehamilan berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses
persalinan sehingga berisiko terjadinya persalinan yang sulit dan lama, persalinan
premature/sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan
operasi cesar cenderung meningkat.
Sementara dampak bagi janin dan anak antara lain, bagi janin dapat terjadi gangguan
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 3
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Dan
dampak bagi anak bisa mengganggu tumbuh kembang anak, yaitu pertumbuhan fisik
(stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular diusia dewasa
(Simbolon, Jumiyati and Rahmadi, 2018).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rismintari tahun 2015 pada semua ibu
hamil yang ada di Desa Palbapang, Kabupaten Bantul yang menjelaskan bahwa terdapat
perbedaan yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan (Rismintari, 2015). Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Siti Santy Sianipar, dkk. di UPT. Puskesmas Bukit Hindu
Palangkaraya pada tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan
ibu hamil dalam pencegahan anemia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Ini membuktikan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan anemia (Sianipar, Aziz and Prilia,
2016).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Elsy Noverstiti tahun 2012 di Puskesmas Air
Dingin kota Padang dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil (Noverstiti, 2012). Berdasarkan
hal tersebut yang dikemukakan di atas yang berpedoman pada penelitian terdahulu yang telah
dilakukan bahwa anemia pada kehamilan dapat memberikan dampak yang buruk bagi ibu dan
bayi, bahkan bisa menjadi penyebab meningkatnya angka kematian ibu (AKI). Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemberian pendidikan kesehatan memang penting dalam upaya
menunjang tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai pencegahan anemia pada kehamilan.
Tingginya angka kejadian ibu hamil dengan anemia, baik di Indonesia maupun di Puskesmas
Borong Rappoa yang mempunyai ibu hamil dengan anemia yang cukup banyak dibanding
beberapa puskesmas lain yang ada di kabupaten Bulukumba, yakni terdapat 124 orang ibu
hamil dengan anemia dari 244 orang jumlah ibu hamil pada tahun 2018. Faktor tersebut salah
satunya dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia termasuk dalam
melakukan kunjungan antenatal care (ANC). Sesuai yang dikatakan oleh kepala ruang KIA
puskesmas Borong Rappoa, dari sekian banyak ibu hamil setiap tahun, hanya sekitar ±50
orang ibu hamil yang rutin melakukan pemeriksaan antenatal care sampai melahirkan.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 4
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

II. METODE PENELITIAN


Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pre
eksperimental dimana penelitian ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen (Sugiyono, 2018).
Penelitian ini menggunakan metode one group pretest posttest design yaitu peneliti
mengambil satu sampel kemudian sebelum diberikan perlakuan, sampel diberikan pretest
terlebih dahulu. Setelah diberi perlakuan, sampel kembali diberikan posttest. Langkah terakhir
hasil pretest dan posttest dibandingkan (Kristanto, 2018).
Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu
hamil yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa Kecamatan Kindang
Kabupaten Bulukumba sebanyak 180 orang pada periode bulan Januari – Juni 2019. Sampel
penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 orang ibu hamil yang
berada di Puskesmas Borong Rappoa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018). Dalam penentuan sampel, peneliti menggunakan
teknik consecutive sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
penelitian sampai jumlah subjek yang dibutuhkan terpenuhi (Oktavia, 2015).
Instrumen pengumpulan data
Pada tingkat pengetahuan (variabel dependen) peneliti menggunakan instrumen
penelitian berbentuk kuesioner. kuesioner untuk menggali pengetahuan tentang anemia pada
kehamilan disusun dengan model multiple choice (pilihan ganda) sebanyak 20 nomor dengan
menggunakan skala Guttman. Apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar diberi
skor 1 dan apabila salah diberi skor 0. Sedangkan pada pendidikan kesehatan (variabel
independen) peneliti menggunakan metode ceramah selama ± 90 menit dengan menggunakan
bahasa Indonesia sederhana (yang mudah dipahami responden) serta menggunakan media
leaflet yang dibagikan pada responden.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 5
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

Analisa data
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel. Analisa bivariat
pada penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan dalam upaya pencegahan anemia pada ibu hamil (Sujarweni, 2014). Variabel ini
dianalisa dengan menggunakan uji Marginal Homogenity dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05
yang dilakukan dengan bantuan komputer SPSS.
III. HASIL
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan terbanyak
adalah pendidikan rendah dengan jumlah 27 orang (61,4%) responden dan pendidikan tinggi
dengan jumlah 17 orang (38,6%) responden. Dari hasil di atas, peneliti berasumsi bahwa
tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari
penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi akan bertindak lebih
rasional. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan
kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam
kandungannya.
Tabel 1 Karasteristik Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Pendidikan Frekuensi (n) Percent (%)


Tinggi (SMA, PT) 17 38,6
Rendah (SD, SMP) 27 61,4
Total 44 100
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa responden yang terbanyak dalam
penelitian ini adalah usia 17-25 sebanyak 21 orang (47,7 %) responden dan yang terendah
adalah usia 36-45 sebanyak 4 orang (9,1%) responden. Dari hasil data di atas, peneliti
berasumsi bahwa semakin cukup usia atau semakin dewasa seseorang, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir, bekerja dan bertindak.
Tabel 2. Karasteristik Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Borong Rappoa

Usia Frekuensi (n) Percent (%)


Remaja akhir (16-25 tahun) 21 47,7
Dewasa awal (26-35 tahun) 19 43,2
Dewasa akhir (36-45 tahun) 4 9,1
Total 44 100
Berdasarkan data dari tabel 3 ditemukan status pekerjaan responden yang terbanyak
adalah tidak bekerja sebanyak 40 orang (90,9%) responden dan status pekerjaan responden
yang terendah adalah bekerja sebanyak 4 orang (9,1 %) responden. Dari hasil tabel di atas,

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 6
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

peneliti berasumsi bahwa pekerjaan, pendidikan, dan pengetahuan merupakan satu paket yang
tak dapat dipisahkan. Dapat dilihat dari tabel bahwa responden yang mempunyai pekerjaan
tetap berasal dari pendidikan tinggi, sementara seseorang yang mempunyai pendidikan secara
tidak langsung akan dengan mudah membawa perubahannya ke arah yang lebih baik.
Tabel 3. Karasteristik Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Borong Rappoa
Pekerjaan Frekuensi (n) Percent (%)
Bekerja (PNS, Tenaga honorer) 4 9,1
Tidak bekerja (IRT) 40 90,9
Total 44 100
Berdasarkan data dari tabel 4 terlihat bahwa usia kehamilan responden yang terbanyak
yaitu di trimester 3 sebanyak 22 orang (50,0%) dan yang terendah yaitu trimester 1 sebanyak
6 orang (13,6 %). Dari tabel di atas, peneliti berasumsi bahwa semakin tua usia kehamilan
pada seseorang, semakin tinggi pula kebutuhan akan produksi sel darah merah dalam
tubuhnya. Ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa sel darah merah (khususnya zat
besi) yang ada pada tubuh seseorang sebelum hamil masih dapat mencukupi kebutuhan akan
hal tersebut diawal kehamilan (trimeseter I), lain halnya pada trimeseter II ataupun III.
Tabel 4.Karasteristik Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Usia Kehamilan Frekuensi (n) Percent (%)


Trimester 1 (0-12 minggu) 6 13,6
Trimester 2 (13-27 minggu) 16 36,4
Trimester 3 (28-40 minggu) 22 50,0
Total 44 100
Berdasarkan data dari tabel 5 terlihat bahwa riwayat kehamilan responden sebagian besar
didominasi oleh riwayat kehamilan ≤1 kali sebanyak 25 orang (56,8%), sementara kehamilan
pertama sebanyak 19 orang (43,2%). Peneliti berasumsi bahwa tingkat pengetahuan ibu
hamil, khususnya terkait tentang anemia, tidak ada kaitannya dengan pengalaman ibu tentang
kehamilan. Ini dibuktikan oleh data yang menunjukkan bahwa dari 44 orang ibu hamil dengan
anemia, sebagian besar bahkan didominasi oleh ibu hamil dengan riwayat kehamilan >1 kali
Tabel 5. Karasteristik Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Riwayat Kehamilan Frekuensi (n) Percent (%)


Kehamilan 1 kali (Pertama) 19 43,2
Kehamilan >1 kali 25 56,8
Total 44 100

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 7
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

Dari hasil tabel 6. menunjukkan bahwa dari 44 responden, sebagian besar responden
dengan pengetahuan kurang sebanyak 40 orang (90,9%) responden, pengetahuan cukup 3
orang (6,8%) responden dan pengetahuan baik 1 orang (2,3 %) responden.
Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Pengetahuan Frekuensi (n) Percent (%)


Baik (76-80%) 1 2,3
Cukup (56-75%) 3 6,8
Kurang (<56) 40 90,9
Total 44 100
Berdasarkan data pada tabel 7 menunjukkan bahwa dari 44 responden, yang paling
banyak dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 39 orang (88,6%) responden, kategori
cukup 5 orang (11,4%) dan kategori kurang 0 (0%).
Tabel 7. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Pengetahuan Frekuensi (n) Percent (%)


Baik 39 88,6
Cukup 5 11,4
Kurang 0 0
Total 44 100
Berdasarkan tabel 8 di atas dari total 44 responden menunjukkan bahwa nilai pre-test
pengetahuan dan post-test pengetahuan didapatkan nilai p 0,000 atau <0,05, maka Ho ditolak
artinya ada perbedaan proporsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Tabel 8. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang
Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Tingkat pengetahuan
Nilai p
Pendidikan Baik Cukup Kurang Jumlah
Kesehatan F % f % f % F %
Pre-test 1 2.3 3 6,8 40 90,9 44 100 0,000
Post-test 39 88,6 5 11,4 0 0 44 100
IV. PEMBAHASAN
Hasil penelitian sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pretest) menunjukkan bahwa
dari 44 orang responden, sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 40
orang (90,9%) responden, pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (6,8%) responden, dan
pengetahuan baik sebanyak 1 orang (2,3%) responden. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 8
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan seseorang. Dimana seseorang dengan pendidikan
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap
terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami
konsepnya, maka akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik. Pengetahuan ibu hamil
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan
dan sosial budaya (Purbadewi & Ulvie, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Siti Santy Sianipar, dkk. dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Anemia Pada kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Bukit
Hindu Palangka Raya Tahun 2016” menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan
kesehatan dari 30 responden, 23 responden (77%) berpengetahuan kurang, 7 responden (29%)
berpengetahuan cukup, dan 0 responden (0%) berpengetahuan baik. Siti Santy Sianipar, dkk.
berasumsi bahwa media yang menunjang dan strategi yang tepat dapat memperkaya
pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada kehamilan seperti media flipchart dan metode
diskusi. Disamping dapat dilakukan guna meningkatkan pengetahuan ibu, hal itu juga dapat
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan pada kehamilan.
Penelitian yang sejalan juga dilakukan oleh Ana Mariza, dengan judul “Hubungan
Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di BPS T Yohan
Way Halim Bandar Lampung Tahun 2015” dapat disimpulkan bahwa pendidikan erat dengan
kemampuan menerima informasi yang berkaitan dengan kesehatan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan (lama sekolah) seseorang, semakin mudah baginya menerima hidup sehat secara
mandiri, kreatif, dan berkesinambungan serta makin tinggi pula kesadarannya untuk
mendapatkan gizi yang baik sehingga tidak menimbulkan anemia pada kehamilan
dibandingkan seseorang dengan pendidikan rendah.
Dari hasil analisis peneliti sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 40 orang (90,9%) responden, dikarenakan
responden belum pernah terpapar informasi terkait tentang anemia. Ini dibuktikan dari
pernyataan langsung dari ibu hamil pada saat dilakukan wawancara sederhana oleh peneliti
sebelum diberikan pendidikan kesehatan, mereka mengaku tidak tahu dan tidak pernah
mendengar apa itu anemia, apa dampaknya, dan bagaimana cara mencegahnya. Dapat dilihat

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 9
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

dari jawaban pada kuesioner yang telah dibagikan pada responden sebelum diberikan
penyuluhan, bahwa kebanyakan yang menjawab salah pada point yang terkait tentang definisi
anemia dan klasifikasinya. Hal ini juga dapat terlihat dari karakteristik responden yang
memberikan gambaran bahwa ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Borong
Rappoa lebih banyak dengan pendidikan rendah yakni sebanyak 61,4% orang ibu hamil yang
menderita anemia. Disamping itu, ibu hamil yang berada di lingkup kerja Puskesmas Borong
Rappoa sangat sulit untuk dikumpulkan ketika akan diberikan penyuluhan-penyuluhan
kesehatan dikarenakan budaya dan pola pikir ibu hamil yang cenderung lebih memandang
bahwa materi jauh lebih penting dibandingkan sebuah pengetahuan.
Sebagian besar tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu
memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 39 orang (88,6%) responden dari sebelumnya 1
orang (2,3%) responden yang berpengetahuan baik. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang
sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru ((Budiman & Riyanto, 2013). Tingkat
pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan, mulai mengalami
peningkatan dari pengetahuan kurang menjadi pengetahuan baik, hal ini disebabkan
karena responden yang memperhatikan materi penyuluhan dapat memahami apa yang telah
disampaikan. Memahami merupakan kemampuan seseorang pada suatu pengetahuan untuk
memaparkan dan menginterprestasikan apa yang telah dipelajari dengan tepat.
Hasil penelitian ini kembali sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Santy
Sianipar, dkk. dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Anemia Pada
kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
Tahun 2016” menunjukkan bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan dari 30 responden
terdapat sebanyak 12 (40%) responden yang berpengetahuan baik, 18 (60%) responden
berpengetahuan cukup, sementara tidak ada (0%) responden yang berpengetahuan kurang. Siti
Santy Sianipar, dkk. berasumsi bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari media elektronik,
lingkungan, penyuluhan menggunakan media seperti flipchart, metode diskusi, dan lain-lain.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rismintari
S. Si.T, dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Tentang Anemia Pada ibu Hamil Di Desa Palbapang Kabupaten
Bantul, ditemukan nilai p value 0,01 <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang sangat signifikan terkait tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia sebelum dan

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 10
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Dimana setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu
hamil dapat lebih mudah memahami dan menerapkan konsep anemia dalam kehidupan sehari-
hari.
Dari hasil analisis peneliti setelah diberikan pendidikan kesehatan selama ± 90 menit
responden tersebut banyak bertanya terkait tentang anemia sehingga ini menjadi gambaran
awal ibu lebih termotivasi untuk mengetahui seputar tentang anemia dan menjaga pola hidup
sehat agar terhindar dari anemia. Ini dibuktikan dari jawaban ibu hamil pada kuesioner yang
telah dibagikan peneliti setelah diberikan pendidikan kesehatan sudah banyak yang menjawab
benar, khususnya pada point tentang definisi anemia dan klasifikasinya. Peneliti juga
berpendapat bahwa dengan memberikan pendidikan kesehatan yang disertai dengan media
seperti leaflet sebagai pegangan ibu hamil sambil berdiskusi dapat merangsang dan
memotivasi ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang anemia. Tentu untuk
merealisasikan hal tersebut, diperlukan kerjasama yang baik antara petugas-petugas kesehatan
serta kader-kader yang ada di lingkup wilayah kerja untuk menggerakkan dan memotivasi
para ibu hamil agar dapat mengikuti setiap penyuluhan kesehatan dengan menghilangkan pola
pikir yang kurang baik yang sudah membudaya di kalangan ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Borong Rappoa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Borong
Rappoa. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon bernilai 0,000< 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak yang artinya ada perbedaan proporsi sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku seseorang atau
masyarakat dari perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat. Pendidikan kesehatan
dalam keperawatan sangat penting dilakukan agar klien status kesehatannnya meningkat,
mencegah timbulnya penyakit, Mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi
dan peran klien selama sakit, serta membantu klien dan keluarga unuk mengatasi masalah
kesehatan (Linggardini & Aprilina, 2016). Hasil pendidikan kesehatan dapat merubah
pengetahuan, pemahaman tentang kesehatan, yang akhirnya akan menerapkan tindakan-
tindakan positif yang menguntungkan kesehatan dan menunjukkan bahwa ada korelasi
yang positif terhadap pengetahuan (Linggardini & Aprilina, 2016).
Penelitian ini menggunakan metode ceramah (penyuluhan) dan diskusi (Tanya jawab)
antara pemateri dan responden. Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi
dapat diberikan kepada sasaran dengan latar belakang pendidikan rendah hingga tinggi.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 11
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

Penelitian tersebut sejalan lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Santy Sianipar,
dkk. yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Anemia Pada Kehamilan
Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di UPT. Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun
2016” dimana penelitian ini menggunakan uji wilcoxson dan didapatkan nilai p value
0,000 artinya < 0,05 yang menujukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang
bermakna antara sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan pada ibu hamil. Siti Santy Sianipar, dkk. juga berasumsi bahwa media
dan strategi yang tepat memang penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil
(Sianipar, Aziz, & Prilia, 2016).
Dari hasil analisis peneliti terkait dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang pengetahuan mengenai anemia terlihat
responden lebih banyak kategori kurang karena ibu hamil tersebut belum pernah
terpapar informasi sebelumnya. Sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan
terlihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan tentang anemia dikarenakan ibu hamil
tersebut telah terpapar informasi tentang anemia dan ibu hamil pada saat diberikan
pendidikan kesehatan, mereka tampak antusias mendengarkan materi yang disampaikan,
bertanya seputar anemia yang mereka belum dimengerti, serta mereka terlihat lebih
termotivasi untuk lebih rutin memeriksakan kehamilannya dan menjaga pola hidup sehat
sekaligus pola makan agar terhindar dari anemia pada kehamilan.
Ini membuktikan dari salah satu tingkatan pengetahuan yang mengatakan bahwa tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian
memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar, dan aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi yang sebenarnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan kurang. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan baik. Ada perbedaan proporsi sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan. Bagi petugas kesehatan agar kiranya lebih memperhatikan setiap ibu
hamil yang ada di lingkup kerjanya dan lebih sering memberikan penyuluhan kesehatan
disetiap kelas ibu hamil.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 12
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

DAFTAR PUSTAKA
Aditianti, Yurista, P., & Diana, J. E. (2015). Pendampingan Minum Tablet Tambah Darah
(TTD) Dapat Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi TTD Pada Ibu Hamil Anemia, 38(1).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipata.
Dahlan, M. S. (2011). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Fathonah, S. (2016). Gizi dan Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.
Fitri, Y. P., Briawan, D., Tanziha, I., & Amalia, L. (2015). Kepatuhan Konsumsi Suplemen
Besi dan Pengaruhnya Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Kota Tangerang,
10(November), 171–178.
Icesmi, S., & Sudarti. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko
Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Iswanto, B., Ichsan, B., & Ermawati, S. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas
Karangdowo, Klaten, 5(2), 110–118.
Jannah, N. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Andi Offse.
Komalasari, R. (2010). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kristanto, V. H. (2018). Metodologi Penelitian : Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi (2nd ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mariza, A. (2016). Hubungan Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil DI BPS T Yuhan Way Halim Bandar Lampung Tahun, 10 (1), 5–8.
Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa Isi dan Analisis Data sekunder.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maulana, M. (2010). Panduan Lengkap Kehamilan : Memahami Kesehatan Reproduksi, Cara
Menghadapi Kehamilan, dan Kiat Mengasuh Anak. Jogjakarta: Kata Hati.
Megasari, M., Triana, A., Andriyani, R., Ardhiyanti, Y., & Damayanti, I. P. (2015). Panduan
Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Muaris, H. (2012). Hidangan Sehat Favorit Ibu Hamil Kehamilan Triwulan Ketiga. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Mubarak, W. I. (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 13
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang.
Nugroho, T. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurhidayati, R. D. (2013). Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Oktavia, N. (2015). Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish.
Proverawati, A. (2017). Anemia dan Anemia Kehamilan. Bantul: Nuha Medika.
Purbadewi, L., & Ulvie, Y. N. S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil, 2(April), 31–39.
Rismintari. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Palbapang
Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta.
Setyawati, W. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Shridevi. (2018). Study of prevalence of anemia among pregnant women attending antenatal
checkup in a rural teaching hospital in Telangana , India, 7 (7), 2612–2616.
Sianipar, S. S., Aziz, Z. A., & Prilia, E. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Anemia Pada Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Bukit
Hindu Palangka Raya, 7 (1), 266–271.
Simbolon, D., Jumiyati, & Rahmadi, A. (2018). Pencegahan dan Penanggulangan Kurang
Energi Kronik (KEK) dan Anemia Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Siombo, M. R. (2010). Hukum Perikanan Nasional dan Internasional. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Soetanto, H., Aulanni’am, Guritno, B., & Suharto, B. (2013). Model Pendidikan Karakter.
malang: Tim UB Press.
Solang, S. D., Losu, N., & Tando, N. M. (2016). Promosi Kesehatan. Bogor: Penerbit In
Media.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media.
Susilo, R. (2015). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 14
JLB
Volume 4, Nomor 1, April 2020
JURNAL LIFE BIRTH
p-ISSN: 2580-0574 ; e-ISSN: 2722-0923

Timotius, K. H. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset.


Tuyu, S. O. (2013). Hubungan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kecamatan Ambosian Kabupaten Minahasa
Selatan, 5 (1), 45–49.
Vivian. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Wawan, A., & Dewi, M. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Zainal, V. R., Kamal, H., & Muhammad, N. (2014). The Economics Of Education. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

https://doi.org/10.37362/jlb.v4i1.316 Page 15

You might also like