IAPI Standar Audit 540 (Revisi 2021)
IAPI Standar Audit 540 (Revisi 2021)
AKUNTAN PUBLIK
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.
ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X
ii
Audit atas Estimasi Akuntansi dan Pengungkapan Terkait
PENGANTAR
SA 540 (Revisi 2021), “Audit atas Estimasi Akuntansi dan Pengungkapan Terkait” telah
disetujui oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan
berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2022.
SA 540 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
540 (Revisi 2021), “Audit atas Estimasi Akuntansi dan Pengungkapan Terkait” dan berlaku
efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2022.
Penetapan dan pengesahan SA 540 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor atas estimasi
6 akuntansi, dan pengungkapan terkait dalam suatu audit atas laporan keuangan.
7 Secara spesifik, SA ini mencakup ketentuan dan panduan yang mengacu tentang
8 bagaimana SA 315 (Revisi 2021),1 SA 330 (Revisi 2021),2 SA 450 (Revisi 2021),3 SA
9 500 (Revisi 2021)4 dan SA lainnya yang relevan diterapkan dalam hubungannya
10 dengan estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait. SA ini juga mencakup
11 ketentuan dan panduan tentang pengevaluasian atas kesalahan penyajian pada
12 estimasi akuntansi (dan pengungkapan terkait), dan indikator kemungkinan bias
13 manajemen.
14
15 Sifat Estimasi Akuntansi
16
17 2. Estimasi akuntansi dapat bervariasi menurut sifatnya dan harus dibuat oleh
18 manajemen ketika angka moneter tidak dapat diobservasi secara langsung.
19 Pengukuran angka moneter tersebut bergantung pada ketidakpastian estimasi, yang
20 mencerminkan keterbatasan inheren dalam pengetahuan atau data. Keterbatasan
21 tersebut menimbulkan subjektivitas inheren dan variasi dalam hasil pengukurannya.
22 Proses pembuatan estimasi akuntansi melibatkan pemilihan dan penerapan suatu
23 metode dengan menggunakan asumsi dan data, yang membutuhkan pertimbangan
24 oleh manajemen dan dapat menimbulkan kompleksitas dalam pengukuran. Dampak
25 kompleksitas, subjektivitas, atau faktor risiko inheren lainnya pada pengukuran
26 angka moneter memengaruhi kerentanan terhadap kesalahan penyajian. (Ref: Para.
27 A1-A6, Lampiran 1)
28
29 3. Meskipun SA ini berlaku untuk semua estimasi akuntansi, tingkat kebergantungan
30 estimasi akuntansi pada ketidakpastian estimasi akan bervariasi secara substansial.
31 Sifat, saat, dan luas penilaian risiko dan prosedur audit lanjutan yang diharuskan
32 dalam SA ini akan bervariasi dalam hubungannya dengan ketidakpastian estimasi
33 dan penilaian risiko kesalahan penyajian material terkait. Untuk estimasi akuntansi
34 tertentu, ketidakpastian estimasi mungkin sangat rendah berdasarkan sifatnya, serta
35 kompleksitas dan subjektivitas yang terlibat dalam membuat estimasi akuntansi
36 tersebut juga mungkin sangat rendah. Untuk estimasi akuntansi tersebut, prosedur
37 penilaian risiko dan prosedur audit lanjutan yang diharuskan dalam SA ini tidak
38 diharapkan bersifat ekstensif. Ketika ketidakpastian estimasi, kompleksitas, atau
39 subjektivitas sangat tinggi, prosedur audit tersebut diharapkan akan lebih ekstensif.
40 SA ini memuat panduan tentang bagaimana ketentuan SA ini diterapkan sesuai
41 dengan kondisinya. (Ref: Para. A7)
1 SA 315 (Revisi 2021), “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”.
2 SA 330 (Revisi 2021), “Respons Auditor terhadap Risiko yang telah Dinilai”.
3 SA 450 (Revisi 2021), “Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama
Audit”.
4 SA 500 (Revisi 2021), “Bukti Audit”.
1 Konsep Utama
2
3 4. SA ini mengharuskan suatu penilaian risiko inheren terpisah untuk tujuan penilaian
4 risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk estimasi akuntansi.
5 Tergantung dari sifat suatu estimasi akuntansi tertentu, kerentanan suatu asersi
6 terhadap kesalahan penyajian yang dapat menjadi material bergantung pada subjek
7 atau dipengaruhi oleh ketidakpastian estimasi, kompleksitas, subjektivitas, atau
8 faktor risiko inheren lainnya, serta hubungan di antara faktor-faktor tersebut. Seperti
9 yang dijelaskan dalam SA 200 (Revisi 2021),5 risiko inheren lebih tinggi untuk
10 beberapa asersi dan golongan transaksi terkait, saldo akun, dan pengungkapan
11 daripada yang lain. Oleh karena itu, penilaian risiko inheren bergantung pada tingkat
12 keterpengaruhan faktor risiko inheren terhadap kemungkinan atau besaran
13 kesalahan penyajian, dan bervariasi pada skala yang diacu dalam SA ini sebagai
14 spektrum risiko inheren. (Ref: Para. A8-A9, A65-A66, Lampiran 1)
15
16 5. SA ini mengacu pada ketentuan yang relevan dalam SA 315 (Revisi 2021) dan SA
17 330 (Revisi 2021), serta memberikan panduan terkait untuk menekankan pentingnya
18 keputusan auditor tentang pengendalian yang berkaitan dengan estimasi akuntansi,
19 termasuk keputusan tentang apakah:
20 • Terdapat pengendalian yang relevan dengan audit, yang mengharuskan
21 auditor untuk mengevaluasi desainnya dan menentukan apakah pengendalian
22 tersebut telah diterapkan.
23 • Pengujian terhadap keefektivitasan operasi pengendalian yang relevan
24 dibutuhkan.
25
26 6. SA ini juga mengharuskan suatu penilaian risiko pengendalian terpisah ketika menilai
27 risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk estimasi akuntansi.
28 Dalam menilai risiko pengendalian, auditor mempertimbangkan apakah prosedur
29 audit lanjutan mempertimbangkan keandalan keefektivitasan operasi pengendalian
30 yang direncanakan. Jika auditor tidak melakukan pengujian pengendalian, maka
31 penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi
32 tidak dapat dikurangi untuk operasi pengendalian yang efektif untuk asersi tertentu.6
33 (Ref: Para. A10)
34
35 7. SA ini menekankan bahwa prosedur audit lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor
36 (termasuk, jika relevan, pengujian pengendalian) harus responsif terhadap alasan
37 risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi, dengan
38 mempertimbangkan dampak satu atau lebih faktor risiko inheren dan penilaian
39 auditor atas risiko pengendalian.
40
41 8. Penerapan skeptisisme profesional dalam kaitannya dengan estimasi akuntansi
42 dipengaruhi oleh pertimbangan auditor atas faktor risiko inheren, dan signifikansinya
43 meningkat ketika estimasi akuntansi bergantung pada suatu tingkat ketidakpastian
44 estimasi yang lebih besar atau dipengaruhi secara signifikan oleh kompleksitas,
5 SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit”, paragraf A40.
6 SA 530 (Revisi 2021), “Sampling Audit”, Lampiran 3.
1 subjektivitas, atau faktor risiko inheren lainnya. Sama halnya, penerapan skeptisisme
2 profesional adalah penting ketika terdapat kerentanan terhadap kesalahan penyajian
3 yang lebih besar yang disebabkan oleh bias manajemen atau kecurangan. (Ref:
4 Para. A11)
5
6 9. SA ini mengharuskan auditor untuk mengevaluasi, berdasarkan prosedur audit yang
7 dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh, apakah estimasi akuntansi dan
8 pengungkapan terkait wajar7 dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang
9 berlaku, atau mengandung kesalahan penyajian. Untuk tujuan SA ini, kewajaran
10 dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku berarti bahwa ketentuan
11 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang relevan telah diterapkan dengan
12 tepat, temasuk hal-hal yang mengatur: (Ref: Para. A12-A13, A139-A144)
13 • Pembuatan estimasi akuntansi, termasuk pemilihan metode, asumsi, dan data
14 sifat estimasi akuntansi, serta fakta dan kondisi entitas;
15 • Pemilihan estimasi poin manajemen; dan
16 • Pengungkapan tentang estimasi akuntansi, termasuk pengungkapan tentang
17 bagaimana estimasi akuntansi dikembangkan dan yang menjelaskan sifat,
18 luas, dan sumber ketidakpastian estimasi.
19
20 Tanggal Efektif
21
22 10. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
23 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
24
25 Tujuan
26
27 11. Tujuan auditor adalah untuk memeroleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah
28 estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan adalah wajar
29 dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
30
31 Definisi
32
33 12. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
34 (a) Estimasi akuntansi: Suatu angka moneter yang pengukurannya, berdasarkan
35 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, bergantung pada ketidakpastian
36 estimasi. (Ref: Para. A14)
37 (b) Estimasi poin auditor atau rentang auditor: Suatu angka yang dikembangkan
38 oleh auditor dalam mengevaluasi estimasi poin manajemen. (Ref: Para. A15)
39 (c) Ketidakpastian estimasi: Kerentanan suatu ketiadaan ketepatan inheren dalam
40 dalam pengukuran. (Ref: Para. A16, Lampiran 1)
41 (d) Bias manajemen: Suatu ketiadaan netralitas oleh manajemen dalam
42 penyusunan informasi. (Ref: Para. A17)
43 (e) Estimasi poin manajemen: Suatu angka yang dipilih oleh manajemen untuk
44 diakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan sebagai suatu estimasi
45 akuntansi.
7 Lihat SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan”,
paragraf 13(c).
1 (f) Hasil suatu estimasi akuntansi: Suatu angka moneter aktual yang dihasilkan
2 dari penyelesaian transaksi, peristiwa, atau kondisi yang mendasari suatu
3 estimasi akuntansi. (Ref: Para. A18)
4
5 Ketentuan
6
7 Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
8
9 13. Ketika memeroleh suatu pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
10 pengendalian internal entitas, sebagaimana yang diharuskan dalam SA 315 (Revisi
11 2021),8 auditor harus memeroleh suatu pemahaman atas hal-hal di bawah ini yang
12 terkait dengan estimasi akuntansi entitas. Prosedur auditor untuk memeroleh
13 pemahaman tersebut harus dilaksanakan sejauh yang diperlukan untuk
14 menyediakan suatu basis yang tepat untuk pengidentifikasian dan penilaian risiko
15 kesalahan penyajian pada suatu tingkat laporan keuangan dan asersi. (Ref: Para.
16 A19-A22)
17
18 Entitas dan Lingkungannya
19
20 (a) Transaksi serta peristiwa dan kondisi lain entitas yang dapat memunculkan
21 kebutuhan untuk, atau perubahan dalam, estimasi akuntansi untuk diakui atau
22 diungkapkan dalam laporan keuangan. (Ref: Para. A23)
23 (b) Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang terkait dengan
24 estimasi akuntansi (termasuk ketentuan kriteria pengakuan, basis pengukuran,
25 serta penyajian dan pengungkapan terkait); dan bagaimana hal-hal tersebut
26 diterapkan dalam konteks sifat dan kondisi entitas dan lingkungannya,
27 termasuk bagaimana transaksi serta peristiwa dan kondisi lain bergantung
28 pada, atau dipengaruhi oleh, faktor risiko inheren. (Ref: Para. A24-A25)
29 (c) Faktor regulasi yang relevan dengan estimasi akuntansi entitas, termasuk, jika
30 relevan, kerangka regulasi yang terkait dengan prudential supervisor. (Ref:
31 Para. A26)
32 (d) Sifat estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait yang diharapkan oleh
33 auditor untuk dicantumkan dalam laporan keuangan entitas, berdasarkan
34 pemahaman auditor atas hal-hal dalam paragraf 13(a)-(c) tersebut di atas.
35 (Ref: Para. A27)
36
37 Pengendalian Internal Entitas
38
39 (e) Sifat dan luas pengawasan serta tata kelola yang diterapkan oleh entitas atas
40 proses pelaporan keuangan manajemen yang relevan dengan estimasi
41 akuntansi. (Ref: Para. A28-A30).
42 (f) Bagaimana manajemen mengidentifikasi kebutuhan atas, dan menerapkan,
43 kepakaran keahlian atau pengetahuan khusus yang terkait dengan estimasi
44 akuntansi, termasuk penggunaan pakar manajemen. (Ref: Para. A31)
45 (g) Bagaimana proses penilaian risiko entitas mengidentifikasi dan merespons
46 risiko yang terkait dengan estimasi akuntansi. (Ref: Para. A32-A33)
1 (h) Sistem informasi entitas yang terkait dengan estimasi akuntansi, termasuk:
2 (i) Golongan transaksi, peristiwa, dan kondisi yang signifikan terhadap
3 laporan keuangan dan menimbulkan kebutuhan atas, atau perubahan
4 dalam, estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait; dan
5 (Ref: Para. A34-A35)
6 (ii) Untuk estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait tersebut, bagaimana
7 manajemen:
8 a. Mengidentifikasi metode, asumsi, atau sumber data yang relevan,
9 dan kebutuhan atas perubahan dalam hal-hal tersebut, yang tepat
10 dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
11 termasuk bagaimana manajemen: (Ref: Para. A36-A37)
12 i. Memilih atau mendesain, dan menerapkan, metode yang
13 digunakan, termasuk penggunaan model; (Ref: Para. A38-
14 A39)
15 ii. Memilih asumsi yang akan digunakan, termasuk
16 pertimbangan atas pilihan alternatif, dan mengidentifikasi
17 asumsi signifikan; dan (Ref: Para. A40-A43)
18 iii. Memilih data yang akan digunakan; (Ref: Para. A44)
19 b. Memahami tingkat ketidakpastian estimasi, termasuk dengan
20 mempertimbangkan rentang kemungkinan hasil pengukuran; dan
21 (Ref: Para. A45)
22 c. Merespons ketidakpastian estimasi, termasuk memilih suatu
23 estimasi poin dan pengungkapan terkait untuk dimasukkan dalam
24 laporan keuangan. (Ref: Para. A46-A49)
25 (i) Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas proses manajemen
26 dalam membuat estimasi akuntansi sebagaimana yang dijelaskan dalam
27 paragraf 13(h)(ii). (Ref: Para. A50-A54)
28 (j) Bagaimana manajemen menelaah hasil estimasi akuntansi sebelumnya dan
29 merespons hasil penelaahan tersebut.
30
31 14. Ketika Auditor harus menelaah hasil estimasi akuntansi sebelumnya atau, jika
32 relevan, estimasi ulang atasnya, untuk membantu dalam mengidentifikasi dan
33 menilai risiko kesalahan penyajian material pada periode kini. Auditor harus
34 mempertimbangkan karakteristik estimasi akuntansi dalam menentukan sifat dan
35 luas penelaahan. Penelaahan tersebut tidak dimaksudkan untuk mempertanyakan
36 pertimbangan atas estimasi akuntansi periode lalu yang sudah tepat berdasarkan
37 informasi yang tersedia ketika estimasi akuntansi tersebut dibuat. (Ref: Para. A55-
38 A60)
39
40 15. Sehubungan dengan estimasi akuntansi, auditor harus menentukan apakah tim
41 perikatan membutuhan keahlian atau pengetahuan khusus untuk melaksanakan
42 prosedur penilaian risiko, mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
43 material, mendesain dan melaksanakan prosedur audit untuk merespons risiko
44 tersebut, atau mengevaluasi bukti audit yang diperoleh. (Ref: Para. A61-A63)
1 prosedur audit lanjutan dengan cara yang tidak bias terhadap pemerolehan bukti
2 audit yang mungkin koroboratif atau terhadap pengecualian bukti audit yang mungkin
3 kontradiktif. (Ref: Para. A81-A84)
4
5 19. Sebagaimana yang diharuskan dalam SA 330 (Revisi 2021),15 auditor harus
6 mendesain dan melaksanakan pengujian untuk memeroleh bukti audit yang cukup
7 dan tepat mengenai keefektivitasan operasi atas pengendalian yang relevan, jika:
8 (a) Penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi
9 mencakup suatu ekspektasi bahwa pengendalian beroperasi secara efektif;
10 atau
11 (b) Prosedur substantif saja tidak dapat menyediakan bukti audit yang cukup dan
12 tepat pada tingkat asersi.
13
14 Sehubungan dengan estimasi akuntansi, pengujian auditor atas pengendalian
15 tersebut harus responsif terhadap alasan penilaian yang dilakukan terhadap risiko
16 kesalahan penyajian material. Dalam mendesain dan melaksanakan pengujian
17 pengendalian, auditor harus memeroleh bukti audit yang lebih persuasif jika
18 pengandalan auditor atas keefektivitasan pengendalian makin besar.16 (Ref: Para.
19 A85-A89)
20
21 20. Untuk risiko signifikan yang terkait dengan estimasi akuntansi, prosedur audit
22 lanjutan yang dilaksanakan auditor harus mencakup pengujian pengendalian pada
23 periode kini jika auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian tersebut.
24 Ketika pendekatan terhadap suatu risiko signifikan hanya terdiri dari prosedur
25 substantif, prosedur tersebut harus mencakup pengujian rinci.17 (Ref: Para. A90)
26
27 Pemerolehan Bukti Audit dari Peristiwa yang Terjadi sampai dengan Tanggal Laporan Auditor
28
29 21. Ketika prosedur audit lanjutan yang dilaksanakan auditor mencakup pemerolehan
30 bukti audit dari peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan auditor, auditor
31 harus mengevaluasi apakah bukti audit tersebut adalah cukup dan tepat untuk
32 merespons risiko kesalahan penyajian material yang terkait dengan estimasi
33 akuntansi, dengan mempertimbangkan bahwa perubahan dalam kondisi yang
34 relevan antara peristiwa dan tanggal pengukuran dapat memengaruhi relevansi bukti
35 audit tersebut dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref:
36 Para. A91-A93)
37
38 Pengujian atas Bagaimana Manajemen Membuat Estimasi Akuntansi
39
40 22. Ketika pengujian atas bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi,
41 prosedur audit lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor harus mencakup prosedur,
42 didesain dan dilaksanakan berdasarkan paragraf 23-26, untuk memeroleh bukti audit
43 yang cukup dan tepat terkait dengan risiko kesalahan penyajian material yang
44 berkaitan dengan: (Ref: Para. A94)
1 (a) Pemilihan dan penerapan metode, asumsi signifikan, dan data yang digunakan
2 oleh manajemen dalam membuat estimasi akuntansi; dan
3 (b) Bagaimana manajemen memilih estimasi poin dan mengembangkan
4 pengungkapan terkait tentang ketidakpastian estimasi.
5
6 Metode
7
8 23. Dalam menerapkan ketentuan paragraf 22, sehubungan dengan metode, prosedur
9 audit lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor harus mencakup:
10 (a) Apakah metode yang dipilih sudah tepat dalam konteks kerangka pelaporan
11 keuangan yang berlaku, dan, jika relevan, perubahan dari metode yang
12 digunakan pada periode lalu sudah tepat; (Ref: Para. A95, A97)
13 (b) Apakah pertimbangan yang digunakan dalam memilih metode yang
14 menimbulkan indikator kemungkinan bias manajemen; (Ref: Para. A96)
15 (c) Apakah perhitungan diterapkan berdasarkan metode dan akurat secara
16 matematis;
17 (d) Ketika penerapan metode manajemen melibatkan pemodelan yang kompleks,
18 apakah pertimbangan telah diterapkan secara konsisten dan apakah, jika
19 relevan: (Ref: Para. A98-A100)
20 (i) Desain model memenuhi tujuan pengukuran kerangka pelaporan
21 keuangan yang berlaku, tepat sesuai dengan kondisinya, dan, jika
22 relevan, perubahan dari model periode lalu sudah tepat sesuai dengan
23 kondisinya; dan
24 (ii) Penyesuaian terhadap keluaran (output) model sudah konsisten dengan
25 tujuan pengukuran kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan tepat
26 sesuai dengan kondisinya; dan
27 (e) Apakah integritas asumsi signifikan dan data dipelihara dalam menerapkan
28 metode. (Ref: Para. A101)
29
30 Asumsi Signifikan
31
32 24. Dalam menerapkan ketentuan paragraf 22, sehubungan dengan asumsi signifikan,
33 prosedur audit lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor harus mencakup:
34 (a) Apakah asumsi signifikan sudah tepat dalam konteks kerangka pelaporan
35 keuangan yang berlaku, dan, jika relevan, perubahan dari periode lalu sudah
36 tepat; (Ref: Para. A95, A102-A103)
37 (b) Apakah pertimbangan yang digunakan dalam memilih asumsi signifikan
38 menimbulkan indikator kemungkinan bias manajemen; (Ref: Para. A96)
39 (c) Apakah asumsi-asumsi signifikan sudah konsisten satu sama lainnya dan
40 dengan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi akuntansi lainnya, atau
41 dengan asumsi-asumsi terkait yang digunakan dalam area lainnya pada
42 aktivitas bisnis entitas, berdasarkan pengetahuan auditor yang diperoleh
43 selama audit; dan (Ref: Para. A104)
44 (d) Jika relevan, apakah manajemen memiliki intensi untuk melaksanakan
45 tindakan tertentu dan memiliki kemampuan untuk melakukannya. (Ref: Para.
46 A105)
1 Data
2
3 25. Dalam menerapkan ketentuan paragraf 22, sehubungan dengan data, prosedur audit
4 lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor harus mencakup:
5 (a) Apakah data sudah tepat dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang
6 berlaku, dan, jika relevan, perubahan dari periode lalu sudah tepat; (Ref: Para.
7 A95, A106)
8 (b) Apakah pertimbangan yang digunakan dalam memilih data menimbulkan
9 indikator kemungkinan bias manajemen; (Ref: Para. A96)
10 (c) Apakah data sudah relevan dan dapat diandalkan sesuai dengan kondisinya;
11 dan (Ref: Para. A107)
12 (d) Apakah data telah dipahami atau diinterpretasikan secara tepat oleh
13 manajemen, termasuk yang terkait dengan ketentuan kontraktual. (Ref: Para.
14 A108)
15
16 Pemilihan Manajemen atas Suatu Estimasi Poin dan Pengungkapan Terkait tentang
17 Ketidakpastian Estimasi
18
19 26. Dalam menerapkan ketentuan paragraf 22, prosedur audit lanjutan yang
20 dilaksanakan oleh auditor harus mencakup apakah, dalam konteks kerangka
21 pelaporan keuangan yang berlaku, manajemen telah melakukan langkah-langkah
22 yang tepat untuk:
23 (a) Memahami ketidakpastian estimasi; dan (Ref: Para. A109)
24 (b) Merespons ketidakpastian estimasi dengan memilih suatu estimasi poin yang
25 tepat dan dengan mengembangkan pengungkapan terkait tentang
26 ketidakpastian estimasi. (Ref: Para. A110-A114)
27
28 27. Ketika, menurut pertimbangan auditor berdasarkan bukti audit yang diperoleh,
29 manajemen belum melakukan langkah-langkah yang tepat untuk memahami atau
30 merespons ketidakpastian estimasi, auditor harus: (Ref: Para. A115-A117)
31 (a) Meminta manajemen untuk melakukan prosedur tambahan untuk memahami
32 ketidakpastian estimasi atau untuk meresponsnya dengan mempertimbangkan
33 kembali pemilihan estimasi poin manajemen atau mempertimbangkan untuk
34 menyediakan pengungkapan tambahan yang terkait dengan ketidakpastian
35 estimasi, dan mengevaluasi respons manajemen berdasarkan paragraf 26;
36 (b) Jika auditor menentukan bahwa respons manajemen terhadap permintaan
37 auditor tidak merespons ketidakpastian estimasi secara memadai, selama
38 praktis, mengembangkan suatu estimasi poin atau rentang auditor berdasarkan
39 paragraf 28-29; dan
40 (c) Mengevaluasi apakah terdapat suatu defisiensi dalam pengendalian internal
41 dan, jika demikian, mengomunikasikannya berdasarkan SA 265 (Revisi
42 2021).18
18 SA 265 (Revisi 2021), “Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal kepada Pihak
yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan Manajemen”.
1 Representasi Tertulis
2
3 37. Auditor harus meminta penyajian tertulis dari manajemen25 dan, jika relevan, kepada
4 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang apakah metode, asumsi
5 signifikan dan data yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi dan
6 pengungkapan terkait sudah tepat untuk mencapai pengakuan, pengukuran, atau
7 pengungkapan yang sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
8 Auditor harus mempertimbangkan perlunya memeroleh penyajian tentang estimasi
9 akuntansi spesifik, termasuk yang berkaitan dengan metode, asumsi, atau data yang
10 digunakan. (Ref: Para. A145)
11
12 Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola, Manajemen, atau
13 Pihak Terkait Lainnya
14
15 38. Dalam menerapkan SA 260 (Revisi 2021)26 dan SA 265 (Revisi 2021)27, auditor
16 diharuskan untuk berkomunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
17 kelola atau manajemen tentang hal-hal tertentu, termasuk aspek kualitatif signifikan
18 atas praktik akuntansi entitas dan defisiensi signifikan dalam pengendalian internal.
19 Dalam melakukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan hal-hal, jika
20 relevan, untuk mengomunikasikan estimasi akuntansi dan mempertimbangkan
21 apakah alasan risiko kesalahan penyajian material terkait dengan ketidakpastian
22 estimasi, atau dampak dari kompleksitas, subjektivitas, atau faktor risiko inheren
23 lainnya dalam membuat estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait. Selain itu,
24 dalam kondisi tertentu, auditor diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
25 untuk mengomunikasikan tentang hal-hal tertentu dengan pihak-pihak terkait lainnya,
26 seperti regulator atau prudential supervisors. (Ref: Para. A146-A148)
27
28 Dokumentasi
29
30 39. Auditor harus mencantumkan dalam dokumentasi auditnya:28 (Ref: Para. A149-
31 A152)
32 (a) Elemen-elemen utama pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya,
33 termasuk pengendalian internal entitas yang terkait dengan estimasi akuntansi
34 entitas;
35 (b) Hubungan antara prosedur audit lanjutan yang dilaksanakan oleh auditor
36 dengan risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi yang telah
37 dinilai,29 dengan mempertimbangkan alasan (apakah terkait dengan risiko
38 inheren atau risiko pengendalian) yang diberikan terkait dengan penilaian risiko
39 tersebut;
40 (c) Respons auditor ketika manajemen belum melakukan langkah-langkah yang
41 tepat untuk memahami dan merespons ketidakpastian estimasi;
1 sifat dan hubungan antar faktor-faktor risiko tersebut, dalam konteks pembuatan
2 estimasi akuntansi dan penyajiannya dalam laporan keuangan.
3
4 A9. Selain faktor risiko inheren atas ketidakpastian, kompleksitas, atau subjektivitas
5 estimasi, faktor risiko inheren lain yang dapat dipertimbangkan auditor dalam
6 identifikasi dan penilaian risiko kesalahan penyajian material dapat mencakup
7 luasnya ketergantungan estimasi akuntansi dipengaruhi oleh:
8 • Perubahan sifat atau kondisi unsur laporan keuangan yang relevan, atau
9 ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang dapat
10 memunculkan kebutuhan akan perubahan dalam metode, asumsi, atau data
11 yang digunakan untuk membuat estimasi akuntansi.
12 • Kerentanan terhadap kesalahan penyajian karena bias manajemen atau
13 kecurangan dalam membuat estimasi akuntansi.
14
15 Risiko Pengendalian (Ref: Para. 6)
16
17 A10. Suatu pertimbangan penting bagi auditor dalam menilai risiko pengendalian pada
18 tingkat asersi adalah keefektivitasan desain pengendalian yang ingin diandalkan oleh
19 auditor dan luasnya pengendalian mengatasi risiko inheren yang dinilai pada tingkat
20 asersi. Pengevaluasian auditor bahwa pengendalian didesain secara efektif dan
21 telah diterapkan untuk mendukung ekspektasi tentang efektivitas operasi
22 pengendalian dalam menentukan apakah pengendalian tersebut akan diuji atau
23 tidak.
24
25 Skeptisisme Profesional (Ref: Para. 8)
26
27 A11. Paragraf A60, A95, A96, A137, dan A139 adalah contoh paragraf yang menjelaskan
28 cara-cara auditor dapat menerapkan skeptisisme profesional. Paragraf A152
29 memberikan panduan tentang bagaimana penerapan skeptisisme profesional auditor
30 dapat didokumentasikan, dan mencakup contoh-contoh paragraf spesifik dalam SA
31 ini yang dokumentasinya memberikan bukti penerapan skeptisisme profesional
32 tersebut.
33
34 Konsep "Wajar" (Ref: Para. 9, 35)
35
36 A12. Pertimbangan lain yang mungkin relevan dengan pertimbangan auditor tentang
37 apakah estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait adalah wajar dalam konteks
38 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mencakup apakah:
39 • Data dan asumsi yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi
40 konsisten satu sama lain dan dengan yang digunakan dalam estimasi
41 akuntansi lain atau area aktivitas bisnis entitas; dan
42 • Estimasi akuntansi memperhitungkan informasi yang tepat seperti yang
43 diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
44
45 A13. Istilah "diterapkan dengan tepat" seperti yang digunakan dalam paragraf 9 berarti
46 dengan suatu cara yang tidak hanya sesuai dengan ketentuan kerangka pelaporan
47 keuangan yang berlaku tetapi, dalam melaksanakannya, mencerminkan
1 berbeda, atau lebih ekstensif, daripada dalam kondisi yang dijelaskan dalam paragraf
2 A20.
3
4 A22. Pertimbangan tersebut di bawah ini relevan bagi entitas dengan bisnis sederhana,
5 yang dapat mencakup banyak entitas kecil:
6 • Proses yang relevan dengan estimasi akuntansi mungkin tidak rumit karena
7 aktivitas bisnisnya sederhana atau estimasi yang diperlukan mungkin memiliki
8 suatu tingkat ketidakpastian estimasi yang lebih rendah.
9 • Estimasi akuntansi dapat dihasilkan dari sumber di luar buku besar dan buku
10 besar pembantu, pengendalian terhadap perkembangannya mungkin terbatas,
11 dan seorang pemilik-pengelola mungkin memiliki pengaruh signifikan atas
12 penentuan estimasi tersebut. Peran pemilik-pengelola dalam membuat
13 estimasi akuntansi mungkin perlu diperhitungkan oleh auditor ketika
14 mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material dan ketika
15 mempertimbangkan risiko bias manajemen.
16
17 Entitas dan Lingkungannya
18
19 Transaksi serta peristiwa dan kondisi lain (Ref: Para. 13(a))
20
21 A23. Perubahan dalam kondisi yang mungkin menimbulkan kebutuhan untuk, atau
22 perubahan dalam, suatu estimasi akuntansi dapat mencakup, sebagai contoh,
23 apakah:
24 • Entitas telah melakukan perikatan dalam suatu jenis transaksi baru;
25 • Syarat transaksi telah berubah; atau
26 • Peristiwa atau kondisi baru telah terjadi.
27
28 Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (Ref: Para. 13(b))
29
30 A24. Pemerolehan suatu pemahaman tentang ketentuan kerangka pelaporan keuangan
31 yang berlaku menyediakan bagi auditor suatu basis untuk diskusi dengan
32 manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, tentang
33 bagaimana manajemen telah menerapkan ketentuan tersebut yang relevan dengan
34 estimasi akuntansi, dan tentang penentuan oleh auditor tentang apakah manajemen
35 telah menerapkannya secara tepat. Pemahaman tersebut juga dapat membantu
36 auditor dalam berkomunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
37 ketika auditor mempertimbangkan suatu praktik akuntansi signifikan yang dapat
38 diterima sebagai bukan hal yang paling tepat sesuai dengan kondisi entitas menurut
39 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.30
40
41 A25. Dalam pemerolehan pemahaman ini, auditor dapat berupaya untuk memahami
42 apakah:
43 • Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
44 o Menetapkan kriteria tertentu untuk pengakuan, atau metode untuk
45 pengukuran estimasi akuntansi;
1 A37. Ketika manajemen belum mengubah metode untuk membuat suatu estimasi
2 akuntansi, pertimbangan dapat mencakup apakah keberkelanjutan penggunaan
3 metode sebelumnya, asumsi, dan data sudah tepat dalam konteks lingkungan atau
4 kondisi saat ini.
5
6 Metode (Ref: Para. 13(h)(ii)(a)(i))
7
8 A38. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku kemungkinan menetapkan metode
9 pengukuran yang akan digunakan dalam membuat suatu estimasi akuntansi.
10 Namun, dalam beberapa kondisi, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak
11 menetapkan metode tunggal, atau metode pengukuran yang diharuskan mengatur,
12 atau memperbolehkan, penggunaan metode alternatif.
13
14 Model
15
16 A39. Manajemen dapat mendesain dan menerapkan pengendalian tertentu pada model
17 yang digunakan untuk membuat estimasi akuntansi, baik model yang dikembangkan
18 oleh manajemen sendiri maupun model eksternal. Ketika model tersebut memiliki
19 suatu level kompleksitas atau subjektivitas yang meningkat, seperti suatu model
20 kerugian kredit ekspektasian atau model nilai wajar yang menggunakan input level
21 3, pengendalian yang merespons kompleksitas atau subjektivitas tersebut
22 kemungkinan besar akan teridentifikasi sebagai hal yang relevan dengan audit.
23 Ketika terdapat kompleksitas dalam kaitannya dengan model, pengendalian
24 terhadap integritas data kemungkinan besar juga akan teridentifikasi sebagai hal
25 yang relevan dengan audit. Faktor-faktor yang tepat untuk dipertimbangkan oleh
26 auditor dalam memeroleh suatu pemahaman tentang model dan aktivitas
27 pengendalian yang relevan dengan audit mencakup hal-hal di bawah ini:
28 • Bagaimana manajemen menentukan relevansi dan akurasi model;
29 • Validasi atau pengujian balik model, termasuk apakah model tersebut divalidasi
30 sebelum digunakan dan divalidasi kembali secara berkala untuk menentukan
31 apakah model tersebut tetap sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.
32 Validasi entitas atas model yang digunakan dapat mencakup pengevaluasian
33 terhadap:
34 o Ketepatan teoretis dari model tersebut;
35 o Integritas matematis dari model tersebut; dan
36 o Keakurasian dan kelengkapan data serta ketepatan data dan asumsi
37 yang digunakan dalam model;
38 • Bagaimana model diubah atau disesuaikan dengan tepat secara tepat waktu
39 untuk perubahan dalam pasar atau kondisi lainnya dan apakah terdapat
40 kebijakan pengendalian perubahan yang tepat terhadap model;
41 • Apakah penyesuaian, juga disebut sebagai overlay pada industri tertentu,
42 dibuat untuk keluaran (output) model dan apakah penyesuaian tersebut sudah
43 tepat sesuai dengan kondisinya berdasarkan ketentuan kerangka pelaporan
44 keuangan yang berlaku. Ketika penyesuaian tidak tepat, penyesuaian tersebut
45 dapat menjadi indikator adanya kemungkinan bias manajemen; dan
46 • Apakah model didokumentasikan secara memadai, termasuk penerapan yang
47 dimaksudkan, keterbatasan, parameter utama, data dan asumsi yang
1 dibutuhkan, hasil setiap validasi yang dilakukan atas model tersebut, serta sifat
2 dan basis untuk penyesuaian yang dilakukan terhadap keluarannya (output).
3
4 Asumsi (Ref: Para. 13(h)(ii)(a)(ii))
5
6 A40. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam memeroleh suatu
7 pemahaman tentang bagaimana manajemen memilih asumsi yang melandasi dalam
8 membuat estimasi akuntansi mencakup, sebagai contoh:
9 • Basis pemilihan manajemen dan dokumentasi yang mendukung pemilihan
10 asumsi. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat menyediakan
11 kriteria atau panduan untuk digunakan dalam pemilihan suatu asumsi.
12 • Bagaimana manajemen menilai apakah asumsi yang digunakan adalah
13 relevan dan lengkap.
14 • Jika relevan, bagaimana manajemen menentukan bahwa asumsi yang
15 digunakan adalah konsisten satu sama lainnya, dengan asumsi yang
16 digunakan dalam estimasi akuntansi lain atau area aktivitas bisnis entitas, atau
17 dengan hal-hal lain yang:
18 o Dalam pengendalian manajemen (sebagai contoh: asumsi tentang
19 pemeliharaan program yang mungkin berdampak terhadap estimasi
20 tentang umur ekonomis aset), dan apakah hal-hal tersebut konsisten
21 dengan rencana bisnis entitas dan lingkungan luar; dan
22 o Di luar pengendalian manajemen (sebagai contoh: asumsi tentang
23 tingkat bunga, tingkat kematian, tindakan pengadilan atau badan
24 pengatur yang potensial).
25 • Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang terkait dengan
26 pengungkapan asumsi.
27
28 A41. Berkaitan dengan estimasi akuntansi nilai wajar, asumsi bervariasi dalam sumber
29 data dan dasar pertimbangan untuk mendukungnya, sebagai berikut:
30 (a) Asumsi yang mencerminkan asumsi yang digunakan oleh pelaku pasar dalam
31 menentukan harga suatu aset atau liabilitas, yang dikembangkan berdasarkan
32 data pasar yang diperoleh dari sumber yang independen dari entitas yang
33 melaporkan.
34 (b) Asumsi yang mencerminkan pertimbangan sendiri entitas tentang asumsi yang
35 digunakan pelaku pasar dalam menentukan harga aset atau liabilitas
36 dikembangkan berdasarkan data terbaik yang tersedia dalam kondisi tersebut.
37
38 Namun, dalam praktik, pembedaan antara (a) dan (b) tidak selalu tampak jelas dan
39 pembedaan di antara keduanya bergantung pada pemahaman atas sumber data dan
40 basis pertimbangan yang mendukung asumsi tersebut. Selain itu, manajemen juga
41 perlu untuk memilih dari sejumlah asumsi yang berbeda yang digunakan oleh pelaku
42 pasar yang berbeda.
43
44 A42. Suatu asumsi yang digunakan untuk membuat suatu estimasi akuntansi dipandang
45 sebagai asumsi signifikan dalam SA ini jika suatu variasi yang wajar dalam asumsi
46 akan berdampak secara material terhadap pengukuran estimasi akuntansi. Suatu
47 analisis sensitivitas mungkin berguna dalam menunjukkan tingkat pengukuran yang
1 bervariasi berdasarkan pada satu atau lebih asumsi yang digunakan dalam membuat
2 estimasi akuntansi.
3
4 Pasar yang tidak aktif atau tidak likuid
5
6 A43. Ketika pasar tidak aktif atau tidak likuid, pemahaman auditor tentang bagaimana
7 manajemen memilih asumsi dapat mencakup pemahaman tentang apakah
8 manajemen telah atau memiliki:
9 • Kebijakan yang diterapkan secara tepat untuk mengadaptasi penerapan
10 metode dalam kondisi tersebut. Pengadaptasian tersebut dapat mencakup
11 pembuatan penyesuaian model atau pengembangan model baru yang tepat
12 sesuai dengan kondisinya;
13 • Sumber daya dengan keahlian atau pengetahuan yang diperlukan untuk
14 mengadaptasi atau mengembangkan suatu model, jika diperlukan, secara
15 mendesak, termasuk memilih teknik penilaian yang tepat dalam kondisi
16 tersebut;
17 • Sumber daya untuk menentukan rentang estimasi hasil dengan
18 mempertimbangkan ketidakpastian yang terlibat, sebagai contoh, dengan
19 melaksanakan analisis sensitivitas;
20 • Cara untuk menilai bagaimana, jika relevan, penurunan kondisi pasar telah
21 memengaruhi operasi, lingkungan, dan risiko bisnis yang relevan dengan
22 entitas, serta implikasinya terhadap estimasi akuntansi entitas, dalam kondisi
23 tersebut; dan
24 • Suatu pemahaman yang tepat tentang bagaimana data harga, dan
25 relevansinya, dari sumber informasi eksternal tertentu dapat bervariasi dalam
26 kondisi tersebut.
27
28 Data (Ref: Para. 13(h)(ii)(a)(iii))
29
30 A44. Hal-hal yang kemungkinan dipertimbangkan oleh auditor dalam pemerolehan suatu
31 pemahaman tentang bagaimana manajemen memilih data yang menjadi dasar
32 estimasi akuntansi mencakup:
33 • Sifat dan sumber data, termasuk informasi yang diperoleh dari sumber
34 informasi eksternal.
35 • Bagaimana manajemen mengevaluasi apakah data tersebut sudah tepat.
36 • Keakurasian dan kelengkapan data.
37 • Konsistensi data yang digunakan dengan data yang digunakan pada periode
38 lalu.
39 • Kompleksitas sistem teknologi informasi yang digunakan untuk memeroleh dan
40 memproses data, termasuk ketika melibatkan penanganan data dalam volume
41 besar.
42 • Bagaimana data diperoleh, ditransmisikan, dan diproses, serta bagaimana
43 integritasnya dipertahankan.
1 Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas proses manajemen dalam membuat
2 estimasi akuntansi (Ref: Para 13(i))
3
4 A50. Pertimbangan auditor dalam mengidentifikasi pengendalian yang relevan dengan
5 audit, dan oleh karena itu kebutuhan untuk mengevaluasi desain pengendalian
6 tersebut dan menentukan apakah pengendalian tersebut telah diterapkan, berkaitan
7 dengan proses manajemen yang dijelaskan dalam paragraf 13(h)(ii). Penentuan
8 auditor dalam mengidentifikasi aktivitas pengendalian yang relevan dalam kaitannya
9 dengan seluruh elemen yang terdapat dalam paragraf 13(h)(ii) bergantung pada
10 kompleksitas yang terkait dengan estimasi akuntansi.
11
12 A51. Sebagai bagian dari pemerolehan suatu pemahaman tentang aktivitas pengendalian
13 yang relevan dengan audit, auditor dapat mempertimbangkan:
14 • Bagaimana manajemen menentukan ketepatan data yang digunakan untuk
15 mengembangkan estimasi akuntansi, termasuk ketika manajemen
16 menggunakan suatu sumber informasi eksternal atau data di luar buku besar
17 dan buku besar pembantu.
18 • Penelaahan dan pengesahan estimasi akuntansi, termasuk asumsi atau data
19 yang digunakan dalam pengembangannya, oleh tingkat manajemen yang tepat
20 dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
21 • Pemisahan tugas antara pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan
22 estimasi akuntansi dan pihak yang menjadikan entitas berkomitmen terhadap
23 transaksi terkait, termasuk apakah penetapan tanggung jawab dengan tepat
24 memerhitungkan sifat entitas dan produk atau jasanya. Sebagai contoh, dalam
25 hal institusi keuangan yang besar, pemisahan tugas yang relevan dapat
26 mencakup fungsi independen yang bertanggung jawab untuk estimasi dan
27 validasi penentuan nilai wajar produk keuangan hak milik perusahaan
28 dilaksanakan oleh individu yang remunerasinya tidak dikaitkan dengan produk
29 tersebut.
30 • Keefektivitasan desain aktivitas pengendalian. Pada umumnya, mungkin lebih
31 sulit bagi manajemen untuk mendesain pengendalian yang merespons
32 subjektivitas dan ketidakpastian estimasi dengan cara yang secara efektif
33 mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material,
34 daripada mendesain pengendalian yang merespons kompleksitas.
35 Pengendalian yang merespons subjektivitas dan ketidakpastian estimasi
36 mungkin perlu menyertakan lebih banyak elemen manual, yang mungkin
37 kurang dapat diandalkan daripada pengendalian terotomatisasi karena
38 pengendalian manual lebih dapat dilewatkan, diabaikan, atau dikesampingkan
39 dengan mudah oleh manajemen. Keefektivitasan desain pengendalian yang
40 merespons kompleksitas dapat bervariasi tergantung dari alasan dan sifat
41 kompleksitas. Sebagai contoh, mungkin lebih mudah untuk mendesain
42 pengendalian yang lebih efektif terkait dengan suatu metode yang secara rutin
43 digunakan atau melebihi integritas data.
44
45 A52. Ketika manajemen memanfaatkan teknologi informasi secara ekstensif dalam
46 membuat suatu estimasi akuntansi, pengendalian yang relevan dengan audit
47 kemungkinan akan mencakup pengendalian teknologi Informasi umum dan
1 hasil melalui transfer atau realisasi aset atau liabilitas pada periode kini, atau
2 diestimasi ulang untuk tujuan periode kini. Melalui penelaahan retrospektif, auditor
3 dapat memeroleh:
4 • Informasi tentang efektivitas proses estimasi manajemen sebelumnya, sebagai
5 sumber bagi auditor dalam memeroleh bukti audit tentang kemungkinan
6 efektivitas proses manajemen saat ini.
7 • Bukti audit tentang hal-hal, seperti alasan untuk perubahan yang kemungkinan
8 perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.
9 • Informasi mengenai kompleksitas atau ketidakpastian estimasi terkait dengan
10 estimasi akuntansi.
11 • Informasi mengenai kerentanan estimasi akuntansi terhadap, atau yang
12 mungkin merupakan suatu indikator, kemungkinan bias manajemen.
13 Skeptisisme profesional auditor membantu dalam mengidentifikasi kondisi atau
14 kondisi tersebut dan dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit
15 lanjutan.
16
17 A56. Suatu penelaahan retrospektif dapat menyediakan bukti audit yang mendukung
18 pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada periode
19 kini. Penelaahan retrospektif tersebut dapat dilakukan terhadap estimasi akuntansi
20 yang dibuat untuk laporan keuangan periode lalu, atau dapat dilakukan selama
21 beberapa periode atau suatu periode yang lebih pendek (seperti setengah tahunan
22 atau triwulanan). Dalam beberapa kondisi, suatu penelaahan retrospektif selama
23 beberapa periode mungkin tepat ketika hasil suatu estimasi akuntansi diselesaikan
24 dalam periode yang lebih lama.
25
26 A57. Penelaahan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen yang terkait
27 dengan estimasi akuntansi signifikan juga diharuskan dalam SA 240 (Revisi 2021).37
28 Sebagai suatu hal yang praktis, penelaahan auditor atas estimasi akuntansi
29 sebelumnya sebagai prosedur penilaian risiko berdasarkan SA ini dapat
30 dilaksanakan bersamaan dengan penelaahan yang diharuskan dalam SA 240 (Revisi
31 2021).
32
33 A58. Berdasarkan penilaian sebelumnya oleh auditor tentang risiko kesalahan penyajian
34 material, sebagai contoh, jika risiko inheren dinilai lebih tinggi untuk satu atau lebih
35 risiko kesalahan penyajian material, auditor dapat menilai bahwa diperlukan
36 penelaahan retrospektif yang lebih terperinci. Sebagai bagian dari penelaahan
37 retrospektif yang terperinci, auditor dapat memberikan perhatian khusus, jika dapat
38 diterapkan, terhadap pengaruh data dan asumsi signifikan yang digunakan dalam
39 membuat estimasi akuntansi sebelumnya. Selain itu, sebagai contoh, untuk estimasi
40 akuntansi yang muncul dari pencatatan transaksi rutin dan berulang, auditor dapat
41 mempertimbangkan bahwa penerapan prosedur analitis sebagai prosedur penilaian
42 risiko sudah cukup untuk tujuan penelaahan tersebut.
43
44 A59. Tujuan pengukuran untuk estimasi akuntansi nilai wajar dan estimasi akuntansi
45 lainnya berdasarkan kondisi kini pada tanggal pengukuran, berhubungan dengan
37 SA 240 (Revisi 2021), “Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit
Laporan Keuangan”, paragraf 33(b)(ii).
1 persepsi atas nilai pada suatu titik waktu tertentu, yang kemungkinan berubah secara
2 signifikan dan cepat sejalan dengan perubahan lingkungan dimana entitas
3 beroperasi. Oleh karena itu, auditor dapat memfokuskan penelaahannya dalam
4 memeroleh informasi yang mungkin relevan untuk mengidentifikasi dan menentukan
5 kesalahan penyajian material. Sebagai contoh, dalam beberapa kondisi,
6 pemerolehan suatu pemahaman tentang perubahan asumsi pelaku pasar yang
7 berdampak terhadap hasil estimasi akuntansi nilai wajar periode sebelumnya
8 kemungkinan tidak menyediakan bukti audit yang relevan. Dalam hal tersebut, bukti
9 audit dapat diperoleh dengan pemahaman hasil dari asumsi (seperti suatu proyeksi
10 arus kas) dan pemahaman efektivitas proses estimasi manajemen dalam periode
11 sebelumnya yang mendukung pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan
12 penyajian material pada periode kini.
13
14 A60. Suatu perbedaan antara hasil suatu estimasi akuntansi dan jumlah yang diakui dalam
15 laporan keuangan periode lalu bukan merupakan suatu kesalahan penyajian laporan
16 keuangan periode lalu. Namun, perbedaan tersebut dapat merupakan suatu
17 kesalahan penyajian jika, sebagai contoh, perbedaan tersebut muncul dari informasi
18 yang telah tersedia bagi manajemen pada waktu laporan keuangan periode lalu
19 difinalisasi, atau hal itu dapat secara wajar diharapkan telah dapat diperoleh dan
20 diperhitungkan dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.38
21 Perbedaan tersebut dapat menimbulkan pertanyaan tentang proses manajemen
22 untuk memperhitungkan informasi dalam membuat estimasi akuntansi. Sebagai
23 akibatnya, auditor dapat menilai kembali risiko pengendalian dan dapat menentukan
24 bahwa bukti audit yang lebih persuasif tentang hal-hal tersebut perlu diperoleh.
25 Banyak kerangka pelaporan keuangan berisi panduan tentang perbedaan antara
26 perubahan dalam estimasi akuntansi yang merupakan kesalahan penyajian dan
27 perubahan yang bukan merupakan kesalahan penyajian, dan perlakuan akuntansi
28 yang harus diikuti dalam setiap kondisi.
29
30 Keahlian atau Pengetahuan Khusus (Ref: Para. 15)
31
32 A61. Hal-hal yang dapat berdampak terhadap pertimbangan auditor dalam menentukan
33 apakah tim perikatan memerlukan keahlian atau pengetahuan khusus mencakup,
34 sebagai contoh:39
35 • Sifat estimasi akuntansi dalam bisnis atau industri tertentu (sebagai contoh:
36 cadangan mineral, aset perkebunan, instrumen keuangan yang kompleks,
37 kewajiban kontrak asuransi).
38 • Tingkat ketidakpastian estimasi.
39 • Kompleksitas metode atau model yang digunakan.
40 • Kompleksitas ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku relevan
41 dengan estimasi akuntansi, termasuk apakah terdapat hal-hal yang dapat
42 dipengaruhi oleh interpretasi yang berbeda atau praktik, atau area ketika
43 terdapat ketidakkonsistensian dalam bagaimana estimasi akuntansi dibuat.
1 • Prosedur yang akan dilaksanakan oleh auditor dalam merespons risiko yang
2 telah dinilai.
3 • Perlunya pertimbangan tentang hal-hal yang tidak ditentukan oleh kerangka
4 pelaporan keuangan yang berlaku.
5 • Tingkat pertimbangan yang diperlukan untuk memilih data dan asumsi.
6 • Kompleksitas dan luas penggunaan teknologi informasi oleh entitas dalam
7 membuat estimasi akuntansi.
8
9 Sifat, saat, dan luas keterlibatan individu dengan keahlian dan pengetahuan khusus
10 dapat bervariasi di sepanjang audit.
11
12 A62. Auditor mungkin tidak memiliki keahlian atau pengetahuan khusus yang diperlukan
13 ketika hal yang terlibat adalah dalam suatu bidang selain akuntansi atau audit
14 (sebagai contoh: keahlian penilaian) dan mungkin perlu menggunakan keahlian atau
15 pengetahuan tersebut dari seorang pakar.40
16
17 A63. Banyak estimasi akuntansi tidak memerlukan penerapan keahlian atau pengetahuan
18 khusus. Sebagai contoh, keahlian atau pengetahuan khusus dapat tidak diperlukan
19 untuk suatu perhitungan yang sederhana atas persediaan usang. Namun, sebagai
20 contoh, untuk kerugian kredit ekspektasian dari suatu institusi perbankan atau
21 kewajiban kontrak asuransi untuk suatu entitas asuransi, auditor kemungkinan akan
22 menyimpulkan bahwa perlu untuk menerapkan keahlian atau pengetahuan khusus.
23
24 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material (Ref: Para. 4, 16)
25
26 A64. Pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat
27 asersi yang terkait dengan estimasi akuntansi adalah penting untuk semua estimasi
28 akuntansi, termasuk tidak hanya yang diakui dalam laporan keuangan, tetapi juga
29 yang tercantum dalam catatan atas laporan keuangan.
30
31 A65. Paragraf A42 dari SA 200 (Revisi 2021) menyatakan bahwa SA biasanya tidak
32 mengacu ke risiko inheren dan risiko pengendalian secara terpisah. Namun
33 demikian, SA ini mengharuskan suatu penilaian terpisah atas risiko inheren dan risiko
34 pengendalian untuk menyediakan suatu basis bagi desain dan pelaksanaan
35 prosedur audit lanjutan untuk merespons risiko kesalahan penyajian material,
36 termasuk risiko signifikan, pada tingkat asersi untuk estimasi akuntansi berdasarkan
37 SA 330 (Revisi 2021).41
38
39 A66. Dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material dan dalam menilai risiko
40 inheren, auditor diharuskan untuk mempertimbangkan sejauh mana estimasi
41 akuntansi bergantung pada, atau dipengaruhi oleh, ketidakpastian estimasi,
42 kompleksitas, subjektivitas, atau faktor risiko inheren lainnya. Pertimbangan auditor
43 tentang faktor risiko inheren juga dapat memberikan informasi untuk digunakan
44 dalam menentukan:
45 • Posisi tempat risiko inheren dinilai pada spektrum risiko inheren; dan
1 kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Sebagai contoh, hasil suatu
2 estimasi akuntansi dapat menjadi terketahui selama audit. Dalam hal tersebut,
3 auditor dapat menilai atau merevisi penilaian atas risiko kesalahan penyajian material
4 pada tingkat asersi42 terlepas dari tingkat kebergantungan atau keterpengaruhan
5 estimasi akuntansi oleh ketidakpastian, kompleksitas, subjektivitas estimasi, atau
6 faktor risiko inheren lainnya. Peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan
7 juga dapat memengaruhi pemilihan pendekatan auditor untuk menguji estimasi
8 akuntansi berdasarkan paragraf 18. Sebagai contoh, untuk suatu akrual bonus yang
9 sederhana berdasarkan suatu persentase kompensasi untuk karyawan tertentu,
10 auditor dapat menyimpulkan bahwa secara relatif terdapat sedikit kompleksitas atau
11 subjektivitas dalam membuat estimasi akuntansi, dan oleh karena itu, dapat menilai
12 risiko inheren pada tingkat asersi pada bagian bawah (lower end) dari spektrum risiko
13 inheren. Pembayaran bonus setelah akhir periode dapat menyediakan bukti audit
14 yang cukup dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian
15 material pada tingkat asersi.
16
17 A71. Penilaian auditor atas risiko pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara
18 yang berbeda tergantung pada teknik atau metodologi audit yang lebih disukai.
19 Penilaian risiko pengendalian dapat dinyatakan dengan menggunakan kategori
20 kualitatif (sebagai contoh: risiko pengendalian yang dinilai sebagai maksimum,
21 moderat, atau minimum) atau dalam hal ekspektasi auditor atas seberapa efektif
22 pengendalian dalam merespons risiko yang teridentifikasi, yaitu, keterpengandalan
23 yang direncanakan atas operasi pengendalian yang efektif. Sebagai contoh, jika
24 risiko pengendalian dinilai sebagai maksimum, auditor menentukan untuk tidak
25 mengandalkan keefektivitasan operasi pengendalian. Jika risiko pengendalian dinilai
26 sebagai kurang dari maksimum, auditor dapat mempertimbangkan dan menentukan
27 untuk mengandalkan keefektivitasan operasi pengendalian.
28
29 Ketidakpastian Estimasi (Ref: Para. 16(a))
30
31 A72. Dalam mempertimbangkan tingkat ketertundukan atau keterpengaruhan estimasi
32 akuntansi pada ketidakpastian estimasi, auditor dapat mempertimbangkan:
33 • Apakah kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mengharuskan:
34 o Penggunaan suatu metode untuk membuat estimasi akuntansi yang
35 secara inheren memiliki suatu tingkat ketidakpastian estimasi yang tinggi.
36 Sebagai contoh, kerangka pelaporan keuangan dapat mengaruskan
37 penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
38 o Penggunaan asumsi yang secara inheren memiliki suatu tingkat
39 ketidakpastian estimasi yang tinggi, seperti asumsi dengan periode
40 prakiraan yang panjang, asumsi yang didasarkan pada data yang tidak
41 dapat diobservasi dan oleh karena itu sulit untuk dikembangkan oleh
42 manajemen, atau penggunaan berbagai asumsi yang saling
43 berhubungan.
44 o Pengungkapan tentang ketidakpastian estimasi.
45 • Lingkungan bisnis. Suatu entitas mungkin aktif di pasar yang mengalami
46 gejolak atau kemungkinan disrupsi (sebagai contoh: dari pergerakan mata
1 uang utama atau pasar yang tidak aktif) dan oleh karena itu, estimasi akuntansi
2 mungkin tergantung pada data yang tidak tersedia untuk diobservasi.
3 • Apakah dimungkinkan (atau dapat dilakukan, sejauh diperkenankan oleh
4 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku) bagi manajemen untuk:
5 o Membuat suatu prediksi yang akurat dan andal tentang realisasi masa
6 depan dari suatu transaksi masa lalu (sebagai contoh: jumlah yang akan
7 dibayarkan berdasarkan suatu ketentuan kontraktual kontinjen), atau
8 tentang insiden dan dampak peristiwa atau kondisi masa depan (sebagai
9 contoh: jumlah kerugian kredit masa depan atau jumlah klaim asuransi
10 yang akan diselesaikan dan waktu penyelesaiannya); atau
11 o Memeroleh informasi yang akurat dan lengkap tentang suatu kondisi saat
12 ini (sebagai contoh: informasi tentang atribut penilaian yang
13 mencerminkan perspektif pelaku pasar pada tanggal laporan keuangan,
14 untuk mengembangkan suatu estimasi nilai wajar).
15
16 A73. Ukuran jumlah yang diakui atau diungkapkan dalam laporan keuangan untuk suatu
17 estimasi akuntansi kemungkinan bukan merupakan suatu indikator atas
18 kerentanannya terhadap kesalahan penyajian karena, sebagai contoh, estimasi
19 akuntansi mungkin kurang tercatat.
20
21 A74. Dalam beberapa kondisi, ketidakpastian estimasi sedemikian tinggi sehingga suatu
22 estimasi akuntansi tidak dapat dibuat. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
23 dapat mencegah pengakuan unsur dalam laporan keuangan, atau pengukurannya
24 pada nilai wajar. Dalam kondisi tersebut, mungkin terdapat risiko kesalahan
25 penyajian material yang tidak hanya berhubungan dengan apakah suatu estimasi
26 akuntansi harus diakui, atau apakah estimasi akuntansi harus diukur pada nilai wajar,
27 namun juga berhubungan dengan kewajaran pengungkapannya. Berkaitan dengan
28 estimasi akuntansi tersebut, pelaporan keuangan yang berlaku mungkin
29 mengharuskan pengungkapan estimasi akuntansi tersebut dan ketidakpastian
30 estimasi yang tinggi, yang terkait dengan estimasi tersebut (lihat paragraf A112-
31 A113, A143-A144).
32
33 A75. Dalam beberapa kondisi, ketidakpastian estimasi atas suatu estimasi akuntansi
34 mungkin menyebabkan keraguan signifikan tentang kemampuan entitas untuk
35 melanjutkan kelangsungan usahanya. SA 570 (Revisi 2021)43 menetapkan ketentuan
36 dan memberikan panduan dalam kondisi tersebut.
37
38 Kompleksitas atau Subjektivitas (Ref: Para. 16(b))
39
40 Tingkat Keterpengaruhan Kompleksitas terhadap Pemilihan dan Penerapan Metode
41
42 A76. Dalam mempertimbangkan tingkat keterpengaruhan kompleksitas terhadap
43 pemilihan metode yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi, auditor dapat
44 mempertimbangkan:
45 • Kebutuhan atas keahlian atau pengetahuan khusus oleh manajemen yang
46 dapat mengindikasikan bahwa metode yang digunakan untuk membuat
1 estimasi akuntansi secara inheren bersifat kompleks dan oleh karena itu,
2 estimasi akuntansi mungkin memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap
3 kesalahan penyajian material. Kemungkinan terdapat suatu kerentanan yang
4 lebih besar terhadap risiko kesalahan penyajian material ketika manajemen
5 memiliki suatu model yang dikembangkan secara internal dan memiliki
6 pengalaman yang relatif lebih sedikit dalam melakukan hal tersebut, atau
7 menggunakan suatu model yang menerapkan suatu metode yang tidak
8 ditetapkan atau yang umumnya digunakan dalam suatu industri atau
9 lingkungan tertentu.
10 • Sifat basis pengukuran yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan
11 yang berlaku, yang dapat mengakibatkan kebutuhan atas suatu metode
12 kompleks yang mengharuskan banyak sumber data historis dan forward-
13 looking atau asumsi, dengan banyak keterkaitan hubungan di antaranya.
14 Sebagai contoh, suatu penyisihan kerugian kredit ekspektasian dapat
15 membutuhkan pertimbangan tentang pembayaran kembali kredit dan arus kas
16 lainnya masa depan berdasarkan pertimbangan data pengalaman historis dan
17 penerapan asumsi forward-looking. Sama halnya, penilaian suatu liabilitas
18 kontrak asuransi dapat membutuhkan pertimbangan tentang pembayaran
19 kontrak asuransi masa depan yang akan diproyeksikan berdasarkan
20 pengalaman historis serta tren saat ini dan tren masa depan yang diasumsikan.
21
22 Tingkat Keterpengaruhan Kompleksitas terhadap Pemilihan dan Penerapan Data
23
24 A77. Dalam mempertimbangkan tingkat keterpengaruhan kompleksitas terhadap
25 pemilihan data yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi, auditor dapat
26 mempertimbangkan:
27 • Kompleksitas proses untuk menghasilkan data, dengan mempertimbangkan
28 relevansi dan keandalan sumber data. Data dari sumber tertentu mungkin lebih
29 dapat diandalkan daripada dari yang lain. Selain itu, untuk alasan kerahasiaan
30 atau hak eksklusif, beberapa sumber informasi eksternal tidak akan (atau tidak
31 sepenuhnya) mengungkapkan informasi yang mungkin relevan dalam
32 mempertimbangkan keandalan data yang mereka berikan, seperti sumber data
33 yang mendasari yang digunakan atau bagaimana data diakumulasi dan
34 diproses.
35 • Kompleksitas inheren dalam memelihara integritas data. Ketika terdapat suatu
36 volume data yang tinggi dan banyak sumber data, mungkin terdapat
37 kompleksitas inheren dalam memelihara integritas data yang digunakan untuk
38 membuat suatu estimasi akuntansi.
39 • Kebutuhan untuk menginterpretasikan ketentuan kontraktual yang kompleks.
40 Sebagai contoh, penentuan arus kas masuk atau keluar yang muncul dari
41 pemasok komersial atau rabat pelanggan dapat bergantung pada ketentuan
42 kontraktual yang sangat kompleks yang membutuhkan pengalaman atau
43 kompetensi tertentu untuk memahami atau menginterpretasikannya.
1 A86. Dalam menentukan sifat, saat, dan luas pengujian keefektivitasan operasi
2 pengendalian yang berkaitan dengan estimasi akuntansi, auditor dapat
3 mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
4 • Sifat, frekuensi, dan volume transaksi;
5 • Keefektivitasan desain pengendalian, termasuk apakah pengendalian didesain
6 dengan tepat untuk merespons risiko inheren yang dinilai, dan kekuatan tata
7 kelola;
8 • Pentingnya suatu pengendalian terhadap tujuan pengendalian secara
9 keseluruhan dan proses yang terdapat pada entitas, termasuk kecanggihan
10 sistem informasi untuk mendukung transaksi;
11 • Pemantauan pengendalian dan defisiensi pengendalian internal yang
12 teridentifikasi;
13 • Sifat risiko yang dimaksudkan untuk direspons oleh pengendalian, sebagai
14 contoh, pengendalian yang terkait dengan penerapan pertimbangan
15 dibandingkan dengan pengendalian atas data pendukung;
16 • Kompetensi individu yang terlibat dalam aktivitas pengendalian;
17 • Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian; dan
18 • Bukti pelaksanaan aktivitas pengendalian.
19
20 Prosedur Substantif Semata Tidak Dapat Menyediakan Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
21
22 A87. Dalam beberapa industri, seperti industri jasa keuangan, manajemen memanfaatkan
23 teknologi informasi secara luas untuk melakukan bisnis. Oleh karena itu, terdapat
24 kecenderungan bahwa pada risiko yang terkait estimasi akuntansi tertentu, prosedur
25 substantif semata tidak dapat menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat.
26
27 A88. Kondisi ketika risiko yang prosedur substantif semata tidak dapat menyediakan bukti
28 audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi dapat terjadi:
29 • Ketika pengendalian diperlukan untuk mengurangi risiko yang berkaitan
30 dengan inisiasi, pencatatan, pemrosesan, atau pelaporan informasi yang
31 diperoleh dari sumber di luar buku besar dan buku besar pembantu.
32 • Informasi yang mendukung satu atau lebih asersi dimulai, dicatat, diproses,
33 atau dilaporkan secara elektronik. Hal tersebut mungkin terjadi ketika terdapat
34 volume yang besar pada transaksi atau data, atau model yang rumit digunakan,
35 yang membutuhkan penggunaan teknologi informasi secara luas untuk
36 memastikan keakuratan dan kelengkapan informasi. Penyisihan kerugian
37 kredit ekspektasian yang kompleks mungkin diperlukan untuk institusi
38 keuangan atau entitas utilitas. Sebagai contoh, pada entitas utilitas, data yang
39 digunakan untuk membentuk penyisihan kerugian kredit ekspektasian dapat
40 terdiri dari banyak saldo kecil yang berasal dari volume yang besar pada
41 transaksi. Dalam kondisi tersebut, auditor dapat menyimpulkan bahwa bukti
42 audit yang cukup dan tepat tidak dapat diperoleh tanpa menguji pengendalian
43 pada model yang digunakan untuk membentuk penyisihan kerugian kredit
44 ekspektasian.
45
46 Dalam kondisi tersebut, kecukupan dan ketepatan bukti audit mungkin bergantung
47 pada keefektivitasan pengendalian atas keakuratan dan kelengkapan informasi.
1 A89. Sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan untuk entitas tertentu (sebagai
2 contoh: bank atau perusahaan asuransi), auditor juga dapat diharuskan oleh
3 peraturan perundang-undangan untuk melakukan prosedur tambahan yang
4 berkaitan dengan, atau untuk memberikan suatu opini audit atas, pengendalian
5 internal. Dalam kondisi tersebut dan kondisi serupa lainnya, auditor dapat
6 menggunakan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan prosedur tambahan
7 tersebut sebagai bukti audit, tergantung pada penentuan apakah perubahan
8 setelahnya telah terjadi yang dapat memengaruhi relevansinya terhadap audit.
9
10 Risiko Signifikan (Ref: Para. 20)
11
12 A90. Ketika prosedur audit lanjutan dalam merespons risiko yang signifikan hanya terdiri
13 dari prosedur substantif, SA 330 (Revisi 2021)46 mengharuskan bahwa prosedur
14 tersebut mencakup pengujian rinci. Pengujian rinci tersebut dapat didesain dan
15 dilaksanakan sesuai masing-masing pendekatan yang diuraikan dalam paragraf 18
16 SA ini berdasarkan pertimbangan profesional auditor sesuai dengan kondisinya.
17 Contoh pengujian rinci untuk risiko signifikan terkait estimasi akuntansi mencakup:
18 • Pemeriksaan, sebagai contoh, memeriksa kontrak untuk menguatkan
19 ketentuan atau asumsi.
20 • Perhitungan ulang, sebagai contoh, memverifikasi keakuratan matematis dari
21 suatu model.
22 • Mencocokkan asumsi yang digunakan ke dokumen pendukung, seperti
23 informasi yang dipublikasikan pihak ketiga.
24
25 Pemerolehan Bukti Audit dari Peristiwa yang Terjadi sampai dengan Tanggal Laporan Auditor
26 (Ref: Para. 21)
27
28 A91. Dalam kondisi tertentu, pemerolehan bukti audit dari peristiwa yang terjadi sampai
29 dengan tanggal laporan auditor dapat menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat
30 untuk merespons risiko kesalahan penyajian material. Sebagai contoh, penjualan
31 atas seluruh persediaan yang telah dihentikan produksinya segera setelah akhir
32 periode pelaporan dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan
33 dengan estimasi nilai realisasi bersihnya pada akhir periode. Dalam kondisi lain,
34 pendekatan pengujian tersebut dapat digunakan dalam kaitannya dengan
35 pendekatan lain yang tercantum dalam paragraf 18.
36
37 A92. Untuk beberapa estimasi akuntansi, peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal
38 laporan auditor kemungkinan tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat
39 tentang estimasi akuntansi. Sebagai contoh, kondisi atau peristiwa yang berkaitan
40 dengan beberapa estimasi akuntansi berkembang hanya dalam suatu jangka waktu
41 tertentu. Selain itu, karena tujuan pengukuran estimasi akuntansi nilai wajar,
42 informasi setelah akhir periode mungkin tidak mencerminkan peristiwa atau kondisi
43 yang ada pada tanggal laporan posisi keuangan dan oleh karena itu kemungkinan
44 tidak relevan dengan pengukuran estimasi akuntansi nilai wajar.
1 A93. Meskipun jika auditor memutuskan untuk tidak melaksanakan pendekatan ini yang
2 terkait dengan estimasi akuntansi spesifik, auditor diharuskan untuk mematuhi SA
3 560 (Revisi 2021). SA 560 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk melaksanakan
4 prosedur audit yang didesain untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat
5 bahwa semua peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal
6 laporan audit yang memerlukan penyesuaian atas, atau pengungkapan dalam,
7 laporan keuangan telah diidentifikasi47 dan dicerminkan dengan tepat dalam laporan
8 keuangan tersebut.48 Oleh karena pengukuran atas estimasi-estimasi akuntansi,
9 selain estimasi akuntansi nilai wajar, biasanya tergantung pada hasil kondisi,
10 transaksi atau peristiwa masa depan, pekerjaan auditor berdasarkan SA 560 (Revisi
11 2021) adalah relevan.
12
13 Pengujian atas Bagaimana Manajemen Membuat Estimasi Akuntansi (Ref. Para. 22)
14
15 A94. Pengujian atas bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dapat
16 merupakan pendekatan yang tepat ketika, sebagai contoh:
17 • Penelaahan auditor atas estimasi akuntansi yang sama dalam periode
18 sebelumnya menyarankan bahwa proses manajemen periode kini
19 kemungkinan sudah tepat.
20 • Estimasi akuntansi didasarkan pada suatu populasi besar atas unsur yang
21 memiliki sifat yang sama, yang secara individu tidak signifikan.
22 • Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menentukan bagaimana
23 manajemen diharapkan untuk membuat estimasi akuntansi. Sebagai contoh,
24 penyisihan kerugian kredit ekspektasian.
25 • Estimasi akuntansi diperoleh dari pengolahan data rutin.
26
27 Menguji bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi juga bisa menjadi
28 pendekatan yang tepat ketika tidak ada pendekatan pengujian lain yang praktis untuk
29 dilakukan, atau mungkin merupakan pendekatan yang tepat jika dikombinasikan
30 dengan salah satu pendekatan pengujian lainnya.
31
32 Perubahan dalam Metode, Asumsi Signifikan, dan Data dari Periode Lalu (Ref: Para. 23(a),
33 24(a), 25(a))
34
35 A95. Ketika perubahan dari periode lalu dalam suatu metode, asumsi signifikan, atau data
36 tidak didasarkan pada kondisi baru atau informasi baru, atau ketika asumsi signifikan
37 tidak konsisten satu sama lain dan dengan yang digunakan dalam estimasi akuntansi
38 lain, atau dengan asumsi terkait yang digunakan dalam area lain dari aktivitas bisnis
39 entitas, auditor mungkin perlu berdiskusi lebih lanjut dengan manajemen tentang
40 kondisi dan, dengan demikian, mempertanyakan (challenge) manajemen mengenai
41 ketepatan asumsi yang digunakan.
52 SA 701 (2021), “Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen”.
1 Pengembangan Suatu Estimasi Poin Auditor atau Penggunaan Suatu Rentang Auditor (Ref:
2 Para. 28-29)
3
4 A118. Pengembangan suatu estimasi poin atau rentang auditor untuk mengevaluasi
5 estimasi poin manajemen dan pengungkapan terkait tentang ketidakpastian estimasi
6 mungkin merupakan suatu pendekatan yang tepat ketika, sebagai contoh:
7 • Penelaahan auditor atas estimasi akuntansi serupa yang dibuat dalam laporan
8 keuangan periode lalu menunjukkan bahwa proses estimasi manajemen untuk
9 periode kini tidak diharapkan efektif.
10 • Pengendalian entitas atas proses manajemen untuk membuat estimasi
11 akuntansi tidak didesain atau tidak diimplementasikan dengan baik.
12 • Peristiwa atau transaksi antara akhir periode dan tanggal laporan auditor belum
13 diperhitungkan dengan baik, ketika hal tersebut seharusnya dilakukan oleh
14 manajemen, dan tampaknya peristiwa atau transaksi tersebut kontradiktif
15 dengan estimasi poin manajemen.
16 • Terdapat asumsi alternatif yang tepat atau sumber data yang relevan yang
17 dapat digunakan dalam mengembangkan suatu estimasi poin atau rentang
18 auditor.
19 • Manajemen belum melakukan langkah-langkah yang tepat untuk memahami
20 atau merespons ketidakpastian estimasi (lihat paragraf 27).
21
22 A119. Keputusan untuk mengembangkan suatu estimasi poin atau rentang estimasi juga
23 dapat dipengaruhi oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, yang dapat
24 menetapkan estimasi poin yang harus digunakan setelah mempertimbangkan hasil
25 dan asumsi alternatif, atau menetapkan suatu metode pengukuran tertentu (sebagai
26 contoh: penggunaan discounted probability-weighted expected value, atau hasil yang
27 paling mungkin terjadi (most likely outcome)).
28
29 A120. Keputusan auditor untuk apakah mengembangkan suatu estimasi poin daripada
30 suatu rentang estimasi bergantung pada sifat estimasi dan pertimbangan auditor
31 sesuai dengan kondisinya. Sebagai contoh, sifat estimasi mungkin sedemikian rupa
32 sehingga diharapkan tidak terlalu bervariasi dalam hasil yang bersifat reasonably
33 possible. Dalam kondisi tersebut, pengembangan suatu estimasi poin mungkin
34 merupakan suatu pendekatan yang efektif, terutama ketika dapat dikembangkan
35 dengan tingkat ketepatan yang lebih tinggi.
36
37 A121. Auditor dapat mengembangkan suatu estimasi poin atau suatu rentang estimasi
38 melalui beberapa cara, sebagai contoh:
39 • Menggunakan suatu model yang berbeda dari yang digunakan oleh
40 manajemen, sebagai contoh, suatu model yang secara komersial tersedia
41 untuk digunakan dalam suatu sektor atau industri tertentu, atau suatu model
42 khusus atau suatu model yang dikembangkan oleh auditor.
43 • Menggunakan model manajemen tetapi mengembangkan asumsi alternatif
44 atau sumber data alternatif dari yang digunakan oleh manajemen.
45 • Menggunakan metode auditor sendiri tetapi mengembangkan asumsi alternatif
46 dari yang digunakan oleh manajemen.
1 (b) Ketika nilai wajar didasarkan pada transaksi aset atau liabilitas yang
2 sebanding, bagaimana transaksi tersebut diidentifikasi dan dianggap
3 sebanding;
4 (c) Ketika tidak terdapat transaksi, baik untuk aset atau liabilitas maupun aset atau
5 liabilitas yang sebanding, bagaimana informasi dikembangkan, termasuk
6 apakah masukan (input) yang dikembangkan dan digunakan mewakili asumsi
7 yang akan digunakan oleh pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau
8 liabilitas, jika relevan; dan
9 (d) Ketika pengukuran nilai wajar didasarkan pada suatu kuotasi broker, apakah
10 kuotasi broker tersebut:
11 (i) Berasal dari pembentuk pasar yang bertransaksi dalam jenis instrumen
12 keuangan yang sama;
13 (ii) Mengikat atau tidak mengikat, dengan bobot yang lebih besar pada
14 kuotasi berdasarkan penawaran yang mengikat; dan
15 (iii) Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal laporan keuangan, ketika
16 diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
17
18 A129. Ketika informasi yang berasal dari suatu sumber informasi eksternal digunakan
19 sebagai bukti audit, auditor dapat mempertimbangkan apakah informasi dapat
20 diperoleh, atau apakah informasi cukup terperinci, untuk memahami metode, asumsi,
21 dan data lain yang digunakan oleh sumber informasi eksternal tersebut. Informasi
22 tersebut mungkin terbatas dalam beberapa hal dan sebagai akibatnya memengaruhi
23 pertimbangan auditor tentang sifat, saat, dan luas prosedur yang dilaksanakan.
24 Sebagai contoh, penyedia jasa penetapan harga sering kali memberikan informasi
25 tentang metode dan asumsinya menurut golongan aset dan bukan menurut efek
26 secara individual. Broker sering kali hanya memberikan informasi terbatas tentang
27 input dan asumsinya ketika memberikan kuotasi harga indikatif efek secara
28 individual.
29
30 Pakar Manajemen
31
32 A130. Asumsi terkait estimasi akuntansi yang dibuat atau diidentifikasi oleh pakar
33 manajemen menjadi asumsi manajemen ketika digunakan oleh manajemen dalam
34 membuat estimasi akuntansi. Oleh karena itu, auditor menerapkan ketentuan yang
35 relevan dalam SA ini untuk asumsi-asumsi tersebut.
36
37 A131. Ketika pekerjaan pakar manajemen melibatkan penggunaan metode atau sumber
38 data yang terkait dengan estimasi akuntansi, atau mengembangkan atau
39 memberikan temuan atau kesimpulan yang terkait dengan suatu estimasi poin atau
40 pengungkapan terkait untuk dimasukkan dalam laporan keuangan, ketentuan dalam
41 paragraf 21-29 SA ini dapat membantu auditor dalam menerapkan paragraf 8(c) SA
42 500 (Revisi 2021).
1 Organisasi Jasa
2
3 A132. SA 402 (Revisi 2021)54 mengatur pemahaman auditor tentang jasa yang diberikan
4 oleh suatu organisasi jasa, termasuk pengendalian internal, serta respons auditor
5 terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai. Oleh karena itu,
6 ketika entitas menggunakan jasa suatu organisasi jasa dalam membuat estimasi
7 akuntansi, ketentuan dan panduan dalam SA 402 (Revisi 2021) dapat membantu
8 auditor dalam menerapkan ketentuan SA ini.
9
10 Indikator Kemungkinan Bias Manajemen (Ref: Para. 32)
11
12 A133. Bias manajemen mungkin sulit dideteksi pada tingkat akun dan mungkin hanya dapat
13 diidentifikasi oleh auditor ketika mempertimbangkan sekumpulan estimasi akuntansi,
14 seluruh estimasi akuntansi secara agregat, atau ketika diobservasi selama sejumlah
15 periode akuntansi. Sebagai contoh, jika estimasi akuntansi yang tercantum dalam
16 laporan keuangan dianggap wajar secara individual namun estimasi poin manajemen
17 secara konsisten cenderung mengarah ke satu ujung rentang hasil yang dianggap
18 wajar oleh auditor yang memberikan hasil pelaporan keuangan yang lebih
19 menguntungkan bagi manajemen, kondisi tersebut dapat mengindikasikan
20 kemungkinan adanya bias manajemen.
21
22 A134. Contoh indikator adanya kemungkinan bias manajemen terkait estimasi akuntansi
23 mencakup:
24 • Perubahan suatu estimasi akuntansi, atau metode dalam membuatnya, ketika
25 manajemen telah membuat suatu penilaian subjektif bahwa telah terjadi
26 perubahan kondisi.
27 • Pemilihan atau pengembangan asumsi signifikan atau data yang menghasilkan
28 suatu estimasi poin yang menguntungkan untuk tujuan manajemen.
29 • Pemilihan suatu estimasi poin yang dapat menunjukkan suatu pola optimisme
30 atau pesimisme.
31
32 Ketika indikator tersebut teridentifikasi, kemungkinan terdapat risiko kesalahan
33 penyajian material, baik pada tingkat asersi maupun tingkat laporan keuangan.
34 Indikator adanya kemungkinan bias manajemen itu sendiri bukan merupakan
35 kesalahan penyajian untuk tujuan penarikan kesimpulan atas kewajaran estimasi
36 akuntansi secara individual. Namun, dalam beberapa kondisi, bukti audit dapat
37 mengarah pada suatu kesalahan penyajian, dan bukan sekadar suatu indikator
38 adanya bias manajemen.
39
40 A135. Indikator adanya kemungkinan bias manajemen dapat memengaruhi kesimpulan
41 auditor tentang apakah penilaian risiko auditor dan respons terkait masih tepat.
42 Auditor juga dapat mempertimbangkan dampaknya terhadap aspek-aspek lain dari
43 audit, termasuk perlunya mempertanyakan lebih lanjut mengenai ketepatan
44 pertimbangan manajemen dalam membuat estimasi akuntansi. Indikator adanya
45 kemungkinan bias manajemen juga dapat memengaruhi kesimpulan auditor tentang
54 SA 402 (Revisi 2021), “Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan suatu
Organisasi Jasa”.
1 Penentuan Apakah Estimasi Akuntansi adalah Wajar atau Mengandung Kesalahan Penyajian
2 (Ref: Para. 9, 35)
3
4 A139. Dalam menentukan apakah, berdasarkan prosedur audit yang dilaksanakan dan
5 bukti audit yang diperoleh, estimasi poin manajemen dan pengungkapan terkait
6 adalah wajar atau mengandung kesalahan penyajian:
7 • Ketika bukti audit mendukung suatu rentang estimasi, ukuran rentang estimasi
8 tersebut mungkin lebar dan, dalam beberapa kondisi, dapat bernilai multipel
9 dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (lihat juga
10 paragraf A125). Meskipun ukuran rentang estimasi yang lebar mungkin tepat
11 sesuai dengan kondisinya, hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penting
12 bagi auditor untuk mempertimbangkan kembali apakah bukti audit yang cukup
13 dan tepat telah diperoleh atas kewajaran angka dalam rentang estimasi
14 tersebut.
15 • Bukti audit dapat mendukung suatu estimasi poin yang berbeda dari estimasi
16 poin manajemen. Dalam kondisi tersebut, selisih antara estimasi poin auditor
17 dan estimasi poin manajemen merupakan jumlah kesalahan penyajian.
18 • Bukti audit dapat mendukung suatu rentang estimasi yang tidak mencakup
19 estimasi poin manajemen. Dalam kondisi tersebut, jumlah kesalahan penyajian
20 adalah selisih antara estimasi poin manajemen dan titik terdekat dari rentang
21 estimasi auditor.
22
23 A140. Paragraf A110-A114 memberikan panduan untuk membantu auditor dalam
24 mengevaluasi pemilihan estimasi poin manajemen dan pengungkapan terkait untuk
25 dicantumkan dalam laporan keuangan.
26
27 A141. Ketika prosedur audit lanjutan mencakup pengujian atas bagaimana manajemen
28 membuat estimasi akuntansi atau pengembangan suatu estimasi poin atau rentang
29 estimasi auditor, auditor diharuskan untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan
30 tepat tentang pengungkapan yang menggambarkan ketidakpastian estimasi
31 berdasarkan paragraf 26(b) dan 29(b) dan pengungkapan lainnya berdasarkan
32 paragraf 31. Auditor kemudian mempertimbangkan bukti audit yang diperoleh
33 tentang pengungkapan sebagai bagian dari evaluasi keseluruhan, berdasarkan
34 paragraf 35, mengenai apakah estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait adalah
35 wajar dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau mengandung
36 kesalahan penyajian.
37
38 A142. SA 450 (Revisi 2021) juga memberikan panduan tentang pengungkapan kualitatif59
39 dan ketika kesalahan penyajian dalam pengungkapan dapat mengindikasikan
40 kecurangan.60
41
42 A143. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka penyajian wajar,
43 evaluasi auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar61
44 mencakup pertimbangan-pertimbangan atas penyajian, struktur dan isi laporan
1 kualitatif signifikan atas praktik akuntansi entitas yang terkait dengan estimasi
2 akuntansi dan pengungkapan terkait.63 Lampiran 2 mencakup hal-hal spesifik terkait
3 estimasi akuntansi yang dapat dipertimbangkan oleh auditor untuk dikomunikasikan
4 kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
5
6 A147. SA 265 mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan secara tertulis kepada
7 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang defisiensi signifikan dalam
8 pengendalian internal yang diidentifikasi selama audit.64 Defisiensi signifikan tersebut
9 dapat mencakup defisiensi yang berkaitan dengan pengendalian atas:
10 (a) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi signifikan serta pemilihan dan
11 penerapan metode, asumsi, dan data;
12 (b) Manajemen risiko dan sistem terkait;
13 (c) Integritas data, termasuk ketika data diperoleh dari sumber informasi eksternal;
14 dan
15 (d) Penggunaan, pengembangan, dan validasi model, termasuk model yang
16 diperoleh dari penyedia eksternal dan setiap penyesuaian yang mungkin
17 diperlukan.
18
19 A148. Selain berkomunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, auditor
20 mungkin diharuskan untuk berkomunikasi secara langsung kepada regulator atau
21 prudential supervisors. Komunikasi tersebut mungkin berguna sepanjang audit atau
22 pada tahap-tahap tertentu, seperti ketika mendesain audit atau menyelesaikan
23 laporan auditor. Sebagai contoh, regulator lembaga keuangan berusaha untuk
24 bekerja sama dengan auditor untuk berbagi informasi tentang pengoperasian dan
25 penerapan pengendalian dalam aktivitas instrumen keuangan, kesulitan dalam
26 menilai instrumen keuangan di pasar yang tidak aktif, kerugian kredit ekspektasian,
27 dan cadangan teknis asuransi, sementara regulator lain mungkin berusaha
28 memahami pandangan auditor tentang aspek signifikan pada kegiatan entitas
29 termasuk estimasi biaya entitas. Komunikasi tersebut dapat membantu auditor dalam
30 mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko kesalahan penyajian material.
31
32 Dokumentasi (Ref: Para. 39)
33
34 A149. SA 315 (Revisi 2021)65 dan SA 330 (Revisi 2021)66 memberikan ketentuan dan
35 panduan tentang mendokumentasikan pemahaman auditor tentang entitas, penilaian
36 risiko, dan respons terhadap risiko yang telah dinilai. Panduan ini didasarkan pada
37 ketentuan dan panduan dalam SA 230 (Revisi 2021).67 Dalam konteks mengaudit
38 estimasi akuntansi, auditor diharuskan untuk menyusun dokumentasi audit atas
39 unsur-unsur utama dari pemahaman auditor tentang entitas dan lingkungannya yang
40 terkait dengan estimasi akuntansi. Selain itu, pertimbangan auditor tentang risiko
41 kesalahan penyajian material yang telah dinilai terkait estimasi akuntansi, dan
42 respons auditor, dapat lebih didukung dengan dokumentasi atas komunikasi kepada
43 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen.
1 A150. Dalam mendokumentasikan keterkaitan antara prosedur audit lanjutan dengan risiko
2 kesalahan penyajian material yang telah ditentukan pada tingkat asersi, berdasarkan
3 SA 330 (Revisi 2021), SA ini mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
4 alasan yang mendasari risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
5 Alasan tersebut dapat terkait dengan satu atau beberapa faktor risiko inheren atau
6 penilaian risiko pengendalian oleh auditor. Namun, auditor tidak diharuskan untuk
7 mendokumentasikan bagaimana setiap faktor risiko inheren dipertimbangkan dalam
8 pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material untuk setiap
9 estimasi akuntansi.
10
11 A151. Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk mendokumentasikan:
12 • Ketika penerapan metode oleh manajemen melibatkan desain model yang
13 kompleks, apakah pertimbangan manajemen telah diterapkan secara
14 konsisten dan, jika relevan, bahwa desain model memenuhi tujuan pengukuran
15 dari kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
16 • Ketika pemilihan dan penerapan metode, asumsi signifikan, atau data
17 dipengaruhi oleh kompleksitas pada tingkat yang lebih tinggi, pertimbangan
18 auditor dalam menentukan apakah keahlian atau pengetahuan khusus
19 diperlukan untuk melaksanakan prosedur penilaian risiko, mendesain dan
20 melaksanakan prosedur yang responsif terhadap risiko-risiko tersebut, atau
21 mengevaluasi bukti audit yang diperoleh. Dalam kondisi tersebut, dokumentasi
22 juga dapat mencakup bagaimana keahlian atau pengetahuan yang diperlukan
23 telah diterapkan.
24
25 A152. Paragraf A7 dari SA 230 (Revisi 2021) mencatat bahwa, meskipun tidak hanya satu
26 cara untuk mendokumentasikan skeptisisme profesional auditor, dokumentasi audit
27 perlu menunjukkan bukti atas diterapkan skeptisisme profesional. Sebagai contoh,
28 dalam kaitannya dengan estimasi akuntansi, ketika bukti audit yang diperoleh
29 mencakup bukti yang menguatkan dan bertentangan dengan asersi manajemen,
30 dokumentasi dapat mencakup bagaimana auditor mengevaluasi bukti tersebut,
31 termasuk pertimbangan profesional yang dibuat dalam membentuk kesimpulan
32 tentang kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh. Contoh ketentuan lain
33 dalam SA ini yang dokumentasinya dapat memberikan bukti penerapan skeptisisme
34 profesional oleh auditor mencakup:
35 • Paragraf 13(d), mengenai bagaimana auditor telah menerapkan suatu
36 pemahaman dalam mengembangkan ekspektasi auditor sendiri terhadap
37 estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait untuk dicantumkan dalam
38 laporan keuangan entitas dan bagaimana ekspektasi tersebut dibandingkan
39 dengan laporan keuangan entitas yang disusun oleh manajemen;
40 • Paragraf 18, yang mengharuskan prosedur audit lanjutan didesain dan
41 dilaksanakan untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat dengan cara
42 yang tidak bias pada pemerolehan bukti audit yang mungkin mendukung atau
43 pengabaian bukti audit yang mungkin kontradiktif;
44 • Paragraf 23(b), 24(b), 25(b) dan 32, yang membahas indikator tentang
45 kemungkinan bias manajemen; dan
46 • Paragraf 34, yang membahas pertimbangan auditor atas seluruh bukti audit
47 yang relevan, baik yang koroboratif maupun kontradiktif.
1 Lampiran 1
2 (Ref: Para. 2, 4, 12(c), A8, A66)
3
4 Faktor Risiko Inheren
5
6 Pendahuluan
7
8 1. Dalam mengidentifikasi, menilai, dan merespons adanya risiko kesalahan penyajian
9 material pada tingkat asersi untuk suatu estimasi akuntansi dan pengungkapan
10 terkait, SA ini mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan sejauh mana
11 estimasi akuntansi tersebut bergantung pada ketidakpastian estimasi, serta sejauh
12 mana pemilihan dan penerapan metode, asumsi dan data yang digunakan dalam
13 membuat estimasi akuntansi, serta pemilihan estimasi poin manajemen dan
14 pengungkapan terkait untuk dimasukkan dalam laporan keuangan, dipengaruhi oleh
15 kompleksitas, subjektivitas atau faktor risiko inheren lainnya.
16
17 2. Risiko inheren terkait suatu estimasi akuntansi adalah kerentanan suatu asersi pada
18 estimasi akuntansi terhadap kesalahan penyajian material, sebelum
19 mempertimbangkan pengendalian. Risiko inheren dihasilkan dari faktor risiko
20 inheren, yang dapat menimbulkan kesulitan dalam membuat suatu estimasi
21 akuntansi dengan tepat. Lampiran ini memberikan penjelasan lebih lanjut tentang
22 sifat dari faktor risiko inheren atas ketidakpastian estimasi, subjektivitas dan
23 kompleksitas, dan hubungan antar mereka, dalam konteks membuat estimasi
24 akuntansi dan memilih estimasi poin manajemen serta pengungkapan terkait untuk
25 dimasukkan dalam laporan keuangan.
26
27 Basis Pengukuran
28
29 3. Basis pengukuran dan suatu sifat, kondisi, dan keadaan suatu unsur laporan
30 keuangan menimbulkan atribut penilaian relevan. Ketika biaya atau harga suatu
31 unsur tidak dapat diamati secara langsung, suatu estimasi akuntansi harus dibuat
32 dengan menerapkan metode yang tepat serta menggunakan data dan asumsi yang
33 tepat. Metode tersebut dapat ditentukan oleh kerangka pelaporan keuangan yang
34 berlaku, atau dipilih oleh manajemen, untuk mencerminkan pengetahuan tentang
35 bagaimana atribut penilaian relevan diharapkan dapat memengaruhi suatu biaya
36 atau harga atas unsur dari basis pengukuran.
37
38 Ketidakpastian Estimasi
39
40 4. Kerentanan terhadap ketiadaan ketepatan dalam pengukuran sering disebut dalam
41 kerangka akuntansi sebagai ketidakpastian pengukuran. Ketidakpastian estimasi
42 didefinisikan dalam SA ini sebagai kerentanan terhadap suatu ketiadaan ketepatan
43 inheren dalam pengukuran. Hal tersebut muncul ketika angka moneter diharuskan
44 untuk suatu unsur laporan keuangan yang diakui atau diungkapkan dalam laporan
45 keuangan tidak dapat diukur secara tepat melalui pengamatan langsung terhadap
46 biaya dan harga. Ketika pengamatan langsung tidak dimungkinkan, strategi
47 pengukuran alternatif berikutnya yang paling tepat adalah menerapkan metode yang
1 mencerminkan pengetahuan tentang biaya atau harga atas suatu unsur dengan
2 basis pengukuran relevan, penggunaan data yang dapat diobservasi tentang atribut
3 penilaian relevan.
4
5 5. Namun, kendala atas ketersediaan pengetahuan atau data dapat membatasi
6 pelaksanaan verifikasi atas input yang digunakan dalam proses pengukuran dan oleh
7 karena itu membatasi ketepatan hasil pengukuran. Selain itu, sebagian besar
8 kerangka akuntansi mengakui bahwa terdapat kendala praktis yang harus
9 dipertimbangkan pada pemerolehan informasi, seperti ketika biaya untuk memeroleh
10 informasi akan melebihi manfaatnya. Ketiadaan ketepatan dalam pengukuran yang
11 muncul dari kendala tersebut akan selalu melekat karena tidak dapat dihilangkan dari
12 proses pengukuran. Karenanya, kendala tersebut adalah sumber ketidakpastian
13 estimasi. Sumber lainnya atas ketidakpastian pengukuran yang dapat terjadi dalam
14 proses pengukuran, setidaknya secara prinsip, dapat dieliminasi jika metode yang
15 digunakan diterapkan secara tepat dan oleh karena itu merupakan sumber potensial
16 kesalahan penyajian daripada ketidakpastian estimasi.
17
18 6. Ketika ketidakpastian estimasi berkaitan dengan ketidakpastian arus masuk atau
19 keluar atas manfaat ekonomi masa depan yang akan dihasilkan dari aset atau
20 liabilitas yang mendasarinya, hasil dari arus masuk atau keluar tersebut hanya akan
21 dapat diobservasi setelah tanggal laporan keuangan. Tergantung dari sifat atas basis
22 pengukuran yang berlaku serta sifat, kondisi, dan keadaan unsur laporan keuangan,
23 hasil tersebut dapat diobservasi secara langsung sebelum laporan keuangan
24 difinalisasi atau hanya dapat diobservasi secara langsung setelahnya. Untuk
25 beberapa estimasi akuntansi, kemungkinan tidak terdapat hasil yang dapat
26 diobservasi secara langsung sama sekali.
27
28 7. Beberapa hasil yang tidak pasti mungkin mudah untuk diprediksi dengan level
29 ketepatan yang tinggi pada suatu unsur individual. Sebagai contoh, masa manfaat
30 suatu mesin produksi dapat dengan mudah diprediksi jika tersedia informasi teknis
31 yang cukup terkait masa manfaat rata-rata. Ketika tidak memungkinkan untuk
32 memprediksi hasil di masa depan, seperti suatu harapan hidup seseorang
33 berdasarkan asumsi aktuaria, dengan ketepatan yang memadai, masih
34 memungkinkan untuk memprediksi hasil tersebut untuk suatu kelompok individu
35 dengan ketepatan yang lebih tinggi. Dalam beberapa kondisi, basis pengukuran
36 dapat mengindikasikan level portofolio sebagai unit akun relevan untuk tujuan
37 pengukuran yang dapat mengurangi ketidakpastian estimasi inheren.
38
39 Kompleksitas
40
41 8. Kompleksitas (yaitu: kompleksitas yang inheren dalam proses pembuatan estimasi
42 akuntansi, sebelum mempertimbangkan pengendalian) dapat menimbulkan risiko
43 inheren. Kompleksitas inheren dapat muncul ketika:
44 • Terdapat banyak atribut penilaian yang memiliki banyak keterkaitan atau
45 hubungan nonlinier di antara atribut tersebut.
46 • Penentuan nilai yang tepat untuk satu atau beberapa atribut penilaian
47 memerlukan sejumlah set data multipel.
1 secara teknis, seperti ketika diharuskan untuk memahami data yang mencakup
2 ketentuan dari perjanjian hukum tentang transaksi yang melibatkan produk
3 instrumen keuangan atau asuransi yang kompleks.
4
5 Subjektivitas
6
7 12. Subjektivitas (yaitu: subjektivitas yang inheren dalam proses pembuatan estimasi
8 akuntansi, sebelum mempertimbangkan pengendalian) mencerminkan keterbatasan
9 inheren dalam pengetahuan atau data yang telah tersedia tentang atribut penilaian.
10 Ketika terdapat keterbatasan tersebut, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
11 dapat mengurangi tingkat subjektivitas dengan memberikan basis yang diharuskan
12 untuk membuat pertimbangan tertentu. Ketentuan tersebut dapat, sebagai contoh,
13 menetapkan tujuan secara eksplisit atau implisit terkait pengukuran, pengungkapan,
14 unit akun, atau penerapan atas batasan biaya. Kerangka pelaporan keuangan yang
15 berlaku juga dapat menekankan pentingnya pertimbangan tersebut melalui
16 ketentuan untuk pengungkapan tentang pertimbangan tersebut.
17
18 13. Pertimbangan manajemen pada umumnya diperlukan dalam menentukan beberapa
19 atau seluruh pertimbangan berikut, yang sering terkait dengan subjektivitas:
20 • Sejauh tidak ditentukan dalam ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang
21 berlaku, pendekatan, konsep, teknik, dan faktor penilaian yang tepat untuk
22 digunakan dalam metode estimasi, dengan memerhatikan pengetahuan yang
23 tersedia;
24 • Sejauh atribut penilaian dapat diobservasi ketika terdapat berbagai sumber
25 data potensial, sumber data yang tepat untuk digunakan;
26 • Sejauh atribut penilaian tidak dapat diobservasi, asumsi atau rentang asumsi
27 yang tepat dibuat, dengan memerhatikan data terbaik yang tersedia, termasuk,
28 sebagai contoh, pandangan pasar;
29 • Rentang estimasi atas hasil yang dimungkinkan secara wajar untuk memilih
30 estimasi poin manajemen, dan kemungkinan relatif bahwa poin tertentu dalam
31 rentang tersebut akan konsisten dengan tujuan basis pengukuran yang
32 diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan
33 • Pemilihan estimasi poin manajemen, dan pengungkapan terkait yang akan
34 dibuat dalam laporan keuangan.
35
36 14. Pembuatan asumsi tentang peristiwa atau kondisi masa depan melibatkan
37 penggunaan pertimbangan, yang kesulitannya bervariasi tergantung dari
38 ketidakpastian peristiwa atau kondisi. Ketepatan dalam kemungkinan untuk
39 memprediksi peristiwa atau kondisi masa depan yang tidak pasti bergantung pada
40 sejauh mana peristiwa atau kondisi tersebut dapat ditentukan berdasarkan
41 pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang kondisi, peristiwa, dan hasil terkait di
42 masa lalu. Ketiadaan ketepatan juga berdampak terhadap ketidakpastian estimasi,
43 sebagaimana dijelaskan di atas.
44
45 15. Sehubungan dengan hasil di masa depan, asumsi hanya perlu dibuat untuk hasil
46 yang tidak pasti. Sebagai contoh, dalam mempertimbangkan pengukuran suatu
47 kemungkinan penurunan nilai piutang atas penjualan barang pada tanggal posisi
1 keuangan, angka piutang tersebut dapat ditetapkan secara pasti dan dapat
2 diobservasi secara langsung dalam dokumentasi transaksi terkait. Hal yang mungkin
3 tidak pasti adalah angkanya, jika ada, untuk kerugian penurunan nilai. Dalam hal
4 tersebut, asumsi yang diperlukan mungkin hanya untuk kemungkinan terjadinya
5 kerugian serta jumlah dan saat terjadinya kerugian tersebut.
6
7 16. Namun, dalam kondisi lain, jumlah arus kas yang melekat pada hak atas suatu aset
8 mungkin tidak pasti. Dalam kondisi tersebut, asumsi mungkin harus dibuat untuk
9 jumlah hak atas aset yang mendasari arus kas untuk potensi kerugian akibat
10 penurunan nilai.
11
12 17. Manajemen mungkin perlu mempertimbangkan informasi tentang kondisi dan
13 peristiwa masa lalu, bersama dengan tren dan ekspektasi kini tentang
14 perkembangan masa depan. Kondisi dan peristiwa masa lalu memberikan informasi
15 historis yang dapat menekankan pola historis berulang yang dapat diekstrapolasi
16 dalam mengevaluasi hasil di masa depan. Informasi historis tersebut juga dapat
17 mengindikasikan perubahan pola perilaku tersebut dari waktu ke waktu (siklus atau
18 tren). Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pola perilaku historis yang mendasari
19 telah berubah dalam cara yang dapat diprediksi yang juga dapat diekstrapolasi dalam
20 mengevaluasi hasil di masa depan. Jenis informasi lain mungkin juga tersedia yang
21 mengindikasikan kemungkinan perubahan dalam pola historis perilaku tersebut atau
22 dalam siklus atau tren terkait. Pertimbangan yang sulit mungkin diperlukan tentang
23 nilai prediktif informasi tersebut.
24
25 18. Luas dan sifat (termasuk tingkat subjektivitas yang terlibat) pertimbangan yang
26 diterapkan dalam membuat estimasi akuntansi dapat menciptakan peluang
27 terjadinya bias manajemen dalam membuat keputusan tentang tindakan, yang
28 menurut manajemen, tepat dalam membuat estimasi akuntansi. Ketika juga terdapat
29 tingkat kompleksitas yang tinggi atau tingkat ketidakpastian estimasi yang tinggi, atau
30 keduanya, risiko atas, dan peluang terjadinya, bias manajemen atau kecurangan
31 juga dapat meningkat.
32
33 Hubungan Ketidakpastian Estimasi dengan Subjektivitas dan Kompleksitas
34
35 19. Ketidakpastian estimasi menimbulkan variasi inheren dalam kemungkinan metode,
36 sumber data, dan asumsi yang dapat digunakan dalam membuat suatu estimasi
37 akuntansi. Hal tersebut menimbulkan subjektivitas, dan karenanya, diperlukan untuk
38 menggunakan pertimbangan dalam membuat suatu estimasi akuntansi.
39 Pertimbangan tersebut diperlukan untuk memilih metode dan sumber data yang
40 tepat, membuat asumsi, serta memilih estimasi poin manajemen dan pengungkapan
41 terkait untuk dimasukkan dalam laporan keuangan. Pertimbangan tersebut dibuat
42 dalam konteks ketentuan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
43 menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Namun, karena terdapat
44 kendala dalam ketersediaan dan aksesibilitas pengetahuan atau informasi untuk
45 mendukung pertimbangan tersebut, maka pertimbangan tersebut bersifat subjektif.
46
47 20. Subjektivitas dalam pertimbangan tersebut menciptakan peluang terjadinya bias
48 manajemen yang tidak disengaja atau disengaja. Banyak kerangka akuntansi yang
1 atau lebih kecil. Dengan demikian, dalam kondisi tersebut, mungkin terdapat
2 pertimbangan tambahan yang melibatkan subjektivitas yang harus dibuat.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
1 Lampiran 2
2 (Ref: Para. A146)
3
4 Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
5
6 Hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam berkomunikasi kepada pihak yang
7 bertanggung jawab atas tata kelola mengenai pandangan auditor tentang aspek kualitatif
8 signifikan atas praktik akuntansi entitas yang terkait dengan estimasi akuntansi dan
9 pengungkapan terkait mencakup:
10 (a) Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi serta peristiwa dan kondisi lain yang
11 dapat menimbulkan kebutuhan untuk, atau perubahan dalam, estimasi akuntansi dan
12 pengungkapan terkait.
13 (b) Risiko kesalahan penyajian material.
14 (c) Materialitas relatif dari estimasi akuntansi terhadap laporan keuangan secara
15 keseluruhan.
16 (d) Pemahaman manajemen (atau ketiadaannya) tentang sifat dan luas atas, dan risiko
17 yang terkait dengan, estimasi akuntansi.
18 (e) Apakah manajemen telah menerapkan keahlian atau pengetahuan khusus yang tepat
19 atau melibatkan pakar yang tepat.
20 (f) Pandangan auditor tentang perbedaan antara estimasi poin atau rentang estimasi
21 auditor dan estimasi poin manajemen.
22 (g) Pandangan auditor tentang ketepatan pemilihan kebijakan akuntansi yang terkait
23 dengan estimasi akuntansi dan penyajian estimasi akuntansi dalam laporan keuangan.
24 (h) Indikator kemungkinan bias manajemen.
25 (i) Apakah telah terdapat atau seharusnya terdapat perubahan metode dalam membuat
26 estimasi akuntansi dibandingkan dengan periode lalu.
27 (j) Alasan dan hasil estimasi akuntansi pada periode lalu ketika telah terjadi perubahan
28 metode dalam membuat estimasi akuntansi dibandingkan dengan periode lalu.
29 (k) Apakah metode manajemen untuk membuat estimasi akuntansi, termasuk ketika
30 manajemen telah menggunakan suatu model, sesuai dalam konteks tujuan pengukuran,
31 sifat, kondisi dan keadaan, serta ketentuan lain dari kerangka pelaporan keuangan yang
32 berlaku.
33 (l) Sifat dan konsekuensi dari asumsi signifikan yang digunakan dalam estimasi akuntansi
34 dan tingkat subjektivitas yang terlibat dalam pengembangan asumsi.
35 (m) Apakah asumsi signifikan konsisten satu sama lain dan dengan yang digunakan dalam
36 estimasi akuntansi lain, atau dengan asumsi yang digunakan di area lain dari aktivitas
37 bisnis entitas.
38 (n) Ketika relevan dengan ketepatan asumsi signifikan atau penerapan yang tepat dari
39 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, apakah manajemen memiliki intensi untuk
40 melakukan tindakan tertentu dan memiliki kemampuan untuk melakukannya.
41 (o) Bagaimana manajemen mempertimbangkan asumsi atau hasil alternatif dan mengapa
42 ia menolaknya, atau bagaimana manajemen mengatasi ketidakpastian estimasi dalam
43 membuat estimasi akuntansi.
44 (p) Apakah data dan asumsi signifikan yang digunakan oleh manajemen dalam membuat
45 estimasi akuntansi sudah tepat dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang
46 berlaku.
47 (q) Relevansi dan keandalan informasi yang diperoleh dari sumber informasi eksternal.
1 (r) Kesulitan signifikan yang dihadapi ketika pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat
2 yang berkaitan dengan data yang diperoleh dari sumber informasi eksternal atau
3 penilaian yang dilaksanakan oleh manajemen atau pakar manajemen.
4 (s) Perbedaan signifikan dalam pertimbangan antara auditor dan manajemen atau pakar
5 manajemen tentang penilaian.
6 (t) Dampak potensial terhadap laporan keuangan entitas atas risiko dan eksposur material
7 yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk ketidakpastian estimasi
8 yang terkait dengan estimasi akuntansi.
9 (u) Kewajaran pengungkapan tentang ketidakpastian estimasi dalam laporan keuangan.
10 (v) Apakah keputusan manajemen yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran,
11 penyajian, dan pengungkapan estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait dalam
12 laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 (Sengaja Dikosongkan)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48