0% found this document useful (0 votes)
75 views14 pages

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM KOTA BATAM (Dian Efriyenty - 2020)

This document analyzes factors that influence the use of accounting information among MSMEs in Batam City, Indonesia. It discusses how education level, business duration, and accounting training can impact the use of accounting information. The study aims to determine the effect of each factor and if they collectively influence the use of accounting data. Multiple linear regression analysis was used to analyze survey responses from guided MSMEs regarding their use of accounting practices.

Uploaded by

Jessica Siagian
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
75 views14 pages

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM KOTA BATAM (Dian Efriyenty - 2020)

This document analyzes factors that influence the use of accounting information among MSMEs in Batam City, Indonesia. It discusses how education level, business duration, and accounting training can impact the use of accounting information. The study aims to determine the effect of each factor and if they collectively influence the use of accounting data. Multiple linear regression analysis was used to analyze survey responses from guided MSMEs regarding their use of accounting practices.

Uploaded by

Jessica Siagian
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

JURNAL BISNIS TERAPAN

e-ISSN 2597-4157 Jurnal Bisnis Terapan, Volume 04 Nomor 01 (Juni, 2020) 69-82 p-ISSN 2580 - 4928

JURNAL

POLITEKNIK
Terakreditasi Sinta Peringkat 4, No. SK: 28/E/KPT/2019
UBAYA E-mail: [email protected], Penerbit: Politeknik Ubaya, Surabaya

DOI : https://doi.org/10.24123/jbt.v4i1.2814

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI


PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM
KOTA BATAM

Dian Efriyenty
Universitas Putera Batam, Batam
Email: [email protected]

Abstract
The performance of MSMEs in general varies considerably from year to year. This
condition is due to the fluctuating level of MSME output growth in each year. One
problem that is often faced by MSME actors is financial management. The impact of
neglecting financial management may not be obvious, but without effective accounting
methods, businesses that have prospects for success can become bankrupt. Various
other limitations faced by MSMEs ranging from educational backgrounds that are
not familiar with accounting or bookkeeping, the absence of sufficient funds to hire
accountants or buy accounting software to facilitate the implementation of accounting
books. This research is expected that micro and small enterprises (MSMEs) are
used as tools for using information for decision making in credit applications
and calculating taxes. The sample of this study is the guided SMEs in Batam City
Cooperative and SME Market Empowerment Service in 2018. This research method
uses multiple linear regression analysis. The results of the study stated that partially
the level of education, duration of business and accounting training had a significant
effect on the use of accounting
Keywords: : Level of education; Duration of effort; Accounting Training; Use of Accounting
Information.

Pendahuluan
Usaha mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu penggerak ekonomi
masyarakat terutama di wilayah perkotaan dan pedesaan. Pemerintah khususnya wilayah kota
Batam dengan visi terwujudnya menuju bandar dunia yang madani dan menjadi lokomotif
pertumbuhan ekonomi nasional. Kota Batam Sendiri usaha-usaha kecil sudah banyak terlihat
di setiap kecamatan dan kelurahan. Sehubungan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
dengan harapan agar masyarakat Kota Batam bisa ikut adil dalam program pemerintah ini.

69
Salah satu program pemerintah Indonesia terkait pembiayaan UMKM adalah Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang pada tahun 2014 ditargetkan sekitar Rp 20 triliun. Namun pada prakteknya
realisasinya jauh target sekitar Rp 20juta yakni hanya Rp 14,8 triliun. Penyebab rendahnya KUR
masih terlalu berhati-hati dalam penyaluran kredit, karena tidak memiliki akses informasi yang
memadai terkait kondisi UMKM (Kementerian, 2013). Perkembangan realisasi KUR untuk Bank
pelaksana tahun 2012 Rp1.900,3 milliar dengan dasar ekonomi baru 131.061,0.
Keuangan adalah masalah umum yang dihadapi oleh setiap orang. Semua orang pasti
berhubungan dengan uang, baik sebagai individu yang telah menikah maupun yang belum
menikah, perorangan maupun perusahaan. Seringkali timbul permasalahan bagaimana cara
mengatur keuangan yang kita miliki. Umumnya masalah bukan terletak pada penghasilan yang
kurang, namun adanya kebiasaan yang salah dalam mengelola keuangan (Swarmilah, 2019).
Masalah yang sering dihadapi oleh para pelaku UMKM salah satunya yaitu pengelolaan
keuangan. Dampak dari diabaikannya pengelolaan keuangan mungkin tidak terlihat jelas, namun
tanpa metode akuntansi yang efektif, usaha yang memiliki prospek untuk berhasil dapat menjadi
bangkrut.
Masalah utama dalam pengembangan UMKM yaitu dinilai masih kurang memahami
pengelolaan keuangan. Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan pencatatan atas
laporan keuangan usahanya dengan baik. Bahkan, ada juga yang tidak melakukan pencatatan.
Para pengusaha kecil dan menengah biasanya hanya mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan
pendapatan dan pengeluaran saja. Akibatnya, laba bersih perusahaan sulit diketahui, sehingga
pengajuan kredit dilembaga perbankan untuk modal usaha sulit diperoleh, dikarenakan sebagian
besar dari pelaku UMKM memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas.
Berbagai macam keterbatasan lain yang dihadapi oleh UMKM mulai dari latar belakang
pendidikan yang tidak mengenal akuntansi atau tata pencatatan, tidak adanya kecukupan dana untuk
memperkerjakan akuntan atau membeli software akuntansi untuk mempermudah pelaksanaan
pembukuan akuntansi. Selain itu dalam upaya pengembangan usaha UMKM memghadapi
berbagai kendala yaitu rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman teknologi informasi, ukuran
usaha dan kurangnya keandalan karakteristik laporan keuangan dengan lingkungan pengusaha
UMKM.
Penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
Usaha Kecil Menengah di Yogyakarta telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Menurut
(Meiliana & Dewi, 2015) menyatakan bahwa Mayoritas Usaha Kecil Menengah di Yogyakarta
telah menggunakan Accounting Information System (AIS), Mind Your Own Businnes (MYOB)
dalam kegiatan operasionalnya.
Berdasarkan fenomena masalah diatas, maka pelaku UMKM dalam hal akuntansi, serta
perbaikannya memanfaatkan informasi akuntansi yang ada. Sehingga dapat meningkatkan
pengambilan keputusan yang dibuatnya. Dari pentingnya informasi akuntansi UMKM, maka
peneliti melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM Kota Batam.
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut untuk mengetahui jenjang pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi, untuk mengetahui lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi, untuk mengetahui pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi

70
akuntansi, untuk mengetahui jenjang pendidikan, lama usaha dan pelatihan akuntansi berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi

Landasan Teori
Penggunaan Informasi Akuntansi
Menurut (Hariyadi, 2013) penggunaan informasi akuntansi merupakan informasi yang
diberikan kepada perusahaan yang diwajibkan oleh undang-undang atau peraturan lainnya yang
berlaku di Indonesia untuk disediakan oleh setiap perusahaan.
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan
pengambil keputusan, pegawasan dan implementasi keputusan-keputusan perusahaan. Agar data
keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan,
maka data tersebut dalam bentuk-bentuk yang sesuai dan penggunaan informasi akuntansi untuk
perencanaan strategis pengawasan manajemen dan pengawasan operasional.
Faktor-Faktor Penggunaan Informasi Akuntansi
Adapun faktor-faktor penggunaan informasi akuntansi di antaranya sebagai berikut :
- Jenjang Pendidikan
Kemampuan pemilik perusahaan sangat mempengaruhi persiapannya dan penggunaan
informasi akuntansi. Kemampuan pemilik perusahaan kecil dan menengah dapat ditentukan
dari pendidikan formal pemilik perusahaan. Tingkatan pendidikan formal pemilik perusahaan
kecil dan menengah sangat mempengaruhi persiapannya dan penggunaan informai akuntansi
keuangan dan manajemen. Tingkatan pendidikan formal yang rendah (tingkat pendidikan
sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum) pemilik akan rendah persiapannya
dan penggunaan informasi akuntansi dibandingkan tingkatan pendidikan formal yang tinggi
(perguruan tinggi) pemilik. Ini sebabnya materi pengajaran akuntansi lebih tinggi diberikan
diperguruan tinggi dibandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah (Astuti, 2014).
Jenjang pendidikan formal yang tertuang dalam (Depdiknas, 2012) yang menyatakan bahwa
jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan dan khusus, jalur, jenis pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat.
- Lama Usaha
Lama usaha dalam hal ini adalah lamanya suatu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) berdiri atau umur dari UMKM semenjak usaha tersebut berdiri sampai pada saat
selesainya kegiatan usaha (Arizali, 2013). Semakin lama usaha tersebut berjalan maka akan
mengakibatkan adanya perkembangan dari usaha yang signifikan kearah yang positif atau
negatif. Perkembangan dari usaha tersebut pada iklim perdagangan dan persaingan yang
terjadi didunia usaha atau pasar dan biasanya usaha yang lebih lama berdiri cenderung lebih
berkembang karena sudah memiliki lebih banyak pengalaman dalam menjalankan usahanya.
Sehingga lebih mampu bersaing dengan usaha atau pelaku UMKM lainnya.
- Pelatihan Akuntansi
Pelatihan seputar akuntansi sangat menentukan seberapa baik kemampuan seorang manajer
atau UMKM terhadap penguasaan teknis akuntansi. Semakin sering seorang manajer mengikuti

71
pelatihan akuntansi, maka semakin baik kemampuan manajer tersebut dalam menggunakan
informasi akuntansi (Muhammad, 2014).
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Jenjang Pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi
Jika hasil penelitian untuk t hitung > t tabel dan nilai signifikan < 0,05. Jadi dapat dikatakan
jenjang pendidikan (X1) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y)
pada UMKM kota Batam, sehingga hipotesis pertama diterima. Artinya, jenjang pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.
2. Lama usaha berpengaruh terhadap pengguna informasi akuntansi
Jika hasil penelitian untuk t hitung > t tabel dan nilai Signifikan < 0,05. Jadi lama usaha (X2)
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y) pada UMKM Batam,
sehingga hipotesis kedua diterima.
3. Pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap pengguna informasi akuntansi
Jika hasil penelitian nilai t hitung > t tabel dan nilai Signifikan < 0,05 yang menunjukkan
bahwa H3 diterima. Nilai thitung > dari ttabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga H3
juga diterima yang menunjukkan bahwa secara parsial pelatihan akuntansi berpengaruh secara
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y) pada UMKM kota Batam.
4. Jenjang pendidikan, lama usaha, pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi
Nilai f hitung > dari f tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga H4 juga diterima
yang menunjukkan bahwa secara simultan jenjang pendidikan, lama usaha dan pelatihan
akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y) pada
UMKM kota Batam.

Metodologi Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM Binaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pasar
Koperasi dan UKM Kota Batam Tahun 2018 yang berjumlah 1.313, Kepulauan Riau, Batam.
Tabel 1 Populasi Penelitian
No Wilayah Jumlah
1 Sekupang 236
2 Batam Kota 257
3 Sei Beduk 103
4 Sagulung 195
5 Batu Ampar 50
6 Bengkong 99
7 Batu Aji 154
8 Nongsa 48

72
9 Lubuk Baja 62
10 Belakang Padang 49
11 Galang 35
12 Bulang 25
Total 1.313

Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
dengan populasi berstrata. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu atau disebut juga dengan penarikan sampel bertujuan. Adapun kreteria
pemilihan sampel yang ditetapkan sebagai berikut:
1. Terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Batam.
2. Sudah berdiri ≥ 5 tahun
3. Memiliki struktur organisasi
4. Memiliki omset ≥ Rp 500.000,-/ hari atau Rp 10.000.000,-/ bulan
Penentuan jumlah atau ukuran sampel akan di tentukan dengan menggunakan rumus Yamane
dari Slovin (Umar, 2016) sebagai berikut:

N
n=
N.d2 + 1 Rumus 1 Slovin

Keterangan:
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
d = presisi (derajat ketelitian = 10%)
Maka dengan perhitungan responden sebagai berikut:
1.313
n= = 92,92 = 93 Responden.
1.313 x (10%)2 + 1

Jadi dari jumlah populasi 1.313 UMKM kota Batam, peneliti mengambil jumlah sampel
sebanyak 93 responden dengan metode stratified random sampling, yaitu proses pemilihan sampel
sedemikian rupa sehingga semua sub kelompok pada populasi diwakili pada sampel dengan
perbandingan sesuai dengan jumlah yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2015, p. 230).
Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah penentuan variabel sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Variabel penelitian didalam penelitian ini terlihat sebagai berikut:

73
Tabel 2. Kisi-Kisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Indikator penggunaan informasi akuntansi
mengacu pada (Wibowo,2015):
1. Statutory Accounting information
Proses yang menggunakan Terdiri dari buku kas masuk, buku kas
informasi akuntansi keluar, buku piutang, buku persediaan, buku
yaitu informasi operasi, penjualan dan buku pebelian.
Penggunaan Likert
akuntansi manajemen 2. Budgetary Information
Informasi
dan akuntansi keuangan Terdiri dari anggaran arus kas, anggaran
Akuntansi (Y)
(Kurniawati, E.P., 2012). penjualan, anggaran produksi.
3. Additional Accounting Information
Terdiri dari laporan persediaan, laporan gaji
karyawan, laporan biaya produksi.
Jenjang pendidikan
pemilik perusahaan
akan diukur berdasarkan Tingkat Pendidikan yang ditempuh oleh
Jenjang
pendidikan formal yang pemilik atau manajer UMKM antara lain dari Ordinal
Pendidikan (X1)
pernah diikuti antara lain SD, SMA, DIII, S1 dan S2 (Hariyadi, 2013).
SD, SMP, SMA, DIII, S1
dan S2 (Hariyadi, 2013).
Usia atau lamanya
perusahaan beroperasi. Penelitian ini mengukur variabel umur
Bahwa semakin muda perusahaan berdasarkan tahun sejak pendirian
usia usaha, maka perusahaan atau lamanya usaha berdiri
Lama Usaha (X2) Ordinal
terdapat kecenderungan (Hariyadi, 2013).
menyatakan informasi
akuntansi yang ekstensif
(Hariyadi, 2013).

Tabel 3. Lanjutan Kisi-Kisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Menurut (Solovida, 2013) pelatihan Pelatihan akuntansi yang
akuntansi adalah pelatihan akuntansi pernah diikuti oleh manajer
Pelatihan Akutansi yang diselenggarakan oleh suatu atau pemilik akan diukur
Ordinal
(X3) lembaga pendidikan luar sekolah berdasarkan fekuensi
maupun lembaga pendidikan tinggi pelatihan akuntansi yang
atau balai pelatihan di dinas tertentu. diikuti (Solovida, 2013).

Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari survey yang dilakukan dengan membagikan
kuesioner pada UMKM di Kota Batam. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain jumlah UMKM di Kota Batam per sektor pada tahun 2018 yang diperoleh dari Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Batam.

74
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program computer yaitu
SPSS (software Statistics Product for the Social Science). Ada beberapa teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik deskriptif, uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi
klasik dan uji hipotesis dengan analisis regresi berganda.

Hasil Dan Pembahasan


Hasil penelitian ini terlihat pada hasil olahan data yang telah dilakukan diantaranya sebagai
berikut:
Analisis Data
Uji kualitas data berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil
proses pengujian data yang meliputi pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Uji kualitas data
meliputi reliabilitas dan validitas data. Dalam penelitian ini digunakan SPSS versi 24.00.
Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang diajukan dalam kuesioner
dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden. Pengujian dilakukan dengan melihat angka
koefisien korelasi pearson product moment dan dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada
tingkat 0,05 (Wibowo, 2012). Nilai r tabel diperoleh dari table r (uji dua sisi dengan sig 0,05).
Item kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r-hitung > r-tabel. Berikut ini hasil uji validitas
data:
Tabel 4. Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pertanyaan rhitung rtabel Kesimpulan


Y1_1 0,432 0,2039 Valid
Y1_2 0,293 0,2039 Valid
Y1_3 0,228 0,2039 Valid
Y1_4 0,350 0,2039 Valid
Y1_5 0,866 0,2039 Valid
Y1_6 0,717 0,2039 Valid
Penggunaan informasi Y1_7 0,317 0,2039 Valid
akuntansi (Y) Y1_8 0,319 0,2039 Valid
Y1_9 0,631 0,2039 Valid
Y1_10 0,524 0,2039 Valid
Y1_11 0,394 0,2039 Valid
Y1_12 0,294 0,2039 Valid
Y1_13 0,280 0,2039 Valid
Y1_14 0,330 0,2039 Valid
Jenjang pendidikan (X1) X1 0,294 0,2039 Valid
Lama usha (X2) X2 0,288 0,2039 Valid
Pelatihan akuntnsi (X3) X3 0,340 0,2039 Valid
Sumber: Data diolah, SPSS 24, 2019

75
Tabel 4 terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk
dari setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan, dan menunjukkan bahwa r-hitung > r-tabel.
Dengan melihat r-table dengan jumlah sampel 93 diperoleh r table menggunakan rumus: df =
n – 2, maka hasilnya sebesar 0,2039. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan
dinyatakan valid.
Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha. Dalam penelitian ini kreteria diterima dan tidaknya suatu data reliabel dengan menggunakan
nilai batas penentu 0,6. Jika nilai alpha lebih besar dari pada 0,6 maka disimpulkan variabel
dari kuesioner adalah reliabel. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang
diringkas pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan


Jenjang pendidikan (X1) 0.643 Reliabel
Lama usaha (X2) 0.790 Reliabel
Pelatihan akuntansi (X3) 0.708 Reliabel
Penggunaan informasi akuntansi (Y) 0.769 Reliabel
Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien
Cronbach’s Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel
jenjang pendidikan sebesar 0,643 dan untuk variabel lama usaha sebesar 0,790 dan variabel
pelatihan akuntansi sebesar 0,708. Untuk variabel penggunaan informasi akuntansi sebesar 0,769.
Nilai cronbach Alpha diatas 0,60 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan
jumlah data (n) = 93, didapatkan nilai r tabel karena r hitung lebih besar dari r tabel 0,2039 maka
dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan penelitian tersebut reliable.
Dari tabel tersebut diatas dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel
dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep
variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas Data
Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov test.
Dimana hasil pengujiannya menunjukkan data berdistribusi normal. Seperti yang ditunjukkan
oleh tabel 6 dibawah.

76
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas
Standardized Residual
N 93
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,98356052
Most Extreme Differences Absolute ,089
Positive ,080
Negative -,089
Test Statistic ,089
Asymp. Sig. (2-tailed) ,064c
Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Menganalisis nilai kolmogorov-smirnov di atas bisa diambil kesimpulan bahwa, data memiliki
distribusi normal karena nilai kolmogorov-smirnov memiliki tingkat signifikan 0,064 > 0,05.
Uji Multikolinearitas
Uji ini akan membahas ada tidaknya multikolinearitas atau terjadinya korelasi diantara sesama
variabel bebas. Model regresi yang baik tentunya tidak ada multikolinear atau adanya korelasi
diantara variable bebas. Berdasarkan table output yang telah diolah oleh SPSS 24 yang melibatkan
variable dependent maka dihasilkan table colinierity sebagai berikut:

Tabel 7 Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 X1_jenjangpendidikan ,897 1,114
X2_Lamausaha ,881 1,136
X3_Pelatihanakuntansi ,980 1,021
Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan diatas tampak bahwa VIF dari masing-masing variabel yaitu
X1 =1,114, X2 = 1,136 dan X3= 1,021 berada di bawah angka 10. Dengan demikian bahwa model
tersebut tidak memiliki gejala multikolinieritas atau bebas multikolinieritas.
Uji Heterokedasitas
Menurut (Wibowo, 2012) uji heterokedasitas bertujuan menguji pengaruh dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya.
Berikut adalah hasil dari uji heterokedasitas pada tabel 8 dibawah ini.

77
Tabel 8. Hasil Uji Heterokedasitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 49,050 2,446 20,051 1.000
X1_jenjangpendidikan -,183 ,394 -,052 -,463 1.000
X2_Lamausaha ,448 1,040 ,049 ,431 1.000
X3_Pelatihanakuntansi ,579 ,918 ,067 ,631 1.000
a. Dependent Variable: Y_Penggunaan informasi akuntansi
Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Dari hasil output diketahui bahwa korelasi antara X1_Jenjang pendidikan dan X2_Lama usaha
X3_Pelatihan akuntansi dengan nilai signifikansi 1.000 ketiga nilai tersebut lebih besar dari 0,05,
maka ditarik kesimpulan bahwa model penelitian ini tidak mengalami masalah heterokedasitas.
Uji Autokorelasi
Menurut (Wibowo, 2012) hasil Pengujian autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,085 a
,007 -,026 7,94501 ,899
a. Predictors: (Constant), X3_Pelatihanakuntansi, X1_jenjangpendidikan, X2_Lamausaha
b. Dependent Variable: Y_Penggunanainformasiakuntansi
Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan diatas bahwa nilai DW= 0,899 > 0,05 maka dapat dikatakan
tidak terjadi autokorelasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu model dapat dikatakan
tidak terjadi gejala autokorelasi, jika probabilitas nilai Durbin-Watson > 0,05. Pada tabel di
atas probabilitas nilai Durbin Watson adalah 0,899 > 0,05, maka dapat dipastikan bahwa model
tersebut tidak mengalami gejala autokorelasi.

Uji Hipotesis
Hasil Uji t (Parsial)
Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen atau bebas (X) terhadap variabel
dependen atau terikat (Y). Hipotesis dalam pengujian ini, sebagai berikut:
H1 = Variabel X1 berpengaruh terhadap variabel Y.
H2 = Variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y.
H3 = Variabel X3 berpengaruh terhadap variabel Y.

78
Tabel 10. Hasil Uji t
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 49,050 2,446 20,051 ,000
X1_jenjangpendidikan ,183 ,394 ,052 2,463 ,001
X2_Lamausaha ,448 1,040 ,049 3,431 ,000
X3_Pelatihanakuntansi ,579 ,918 ,067 2,631 ,003
Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Dari tabel 10 diatas dapat dilihat hasil uji t hitung, sehingga dibandingkan dengan t table:
1. Pengaruh jenjang pendidikan (X1) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y). Hasil
perhitungan untuk t hitung (2,463) > t tabel (1,986) dan nilai signifikan 0,001 < 0,05. Jadi
jenjang pendidikan (X1) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
(Y).
2. Pengaruh lama usaha (X2) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y). Hasil perhitungan
untuk t hitung (3,431) > t tabel (1,986) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Jadi lama usaha (X2)
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y).
3. Pengaruh pelatihan akuntansi (X3) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y). Hasil
perhitungan untuk t hitung (2,631) > t tabel (1,986) dan nilai signifikan 0,003 < 0,05. Jadi pelatihan
akuntansi (X3) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y).

Hasil Uji F (Simultan)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui semua variabel independen (X1, X2, X3) yang
dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 11. Hasil Uji F (Simultan)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 41,284 3 13,761 3,218 ,000b
Residual 5617,964 89 63,123
Total 5659,247 92
a. Dependent Variable: Y_Penggunanainformasiakuntansi
b. Predictors: (Constant), X3_Pelatihanakuntansi, X1_jenjangpendidikan, X2_Lamausaha

Sumber : Data diolah, SPSS 24, 2019

Berdasarkan tabel perhitungan diatas diperoleh nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
(3,218 > 2,71) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa H4diterima. Nilai Fhitung
> dari Ftabel sehingga H4 juga diterima menunjukkan bahwa secara simultan jenjang pendidikan,
lama usaha dan pelatihan akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi (Y).

79
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaam informasi akuntansi pada usaha mikro kecil dan menengah di Batam. Sampel dalam
penelitian ini adalah 93 usaha mikro kecil dan menengah yang terdaftar di Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Adapun rangkumannya berdasarkan hipotesis dan rumusan
masalahnya ditunjukkan dibawah ini.
Jenjang Pendidikan Berpengaruh Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian untuk t hitung (2,463) > t tabel (1,986) dan nilai signifikan
0,001 < 0,05. Jadi dapat dikatakan jenjang pendidikan (X1) berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi (Y) pada UMKM kota Batam, sehingga hipotesis pertama
diterima. Artinya, jenjang pendidikan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
Jenjang pendidikan dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi apabila tingginya
pendidikan menunjukkan tingginya penggunaan informasi akuntansi didalam usaha UMKM. Hal
tersebut dikarenakan ilmu akuntansi diperoleh dari jenjang yang lebih tinggi yaitu pendidikan
formal ataupun dari pelatihan yang dipelajari para pelaku UMKM. Sehingga para pelaku UMKM
mampu memberikan solusi yang tepat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan (Muchdorroh, 2015) yang
mengungkapkan bahwa jenjang pendidikan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
Lama Usaha Berpengaruh Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian untuk t hitung (3,431) > t tabel (1,986) dan nilai Signifikan 0,000
< 0,05. Jadi lama usaha (X2) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
(Y) pada UMKM Batam, sehingga hipotesis kedua diterima.
Lama usaha dikatakan dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi apabila
kematangan usaha menunjukkan tingginya penggunaan informasi akuntansi dalam kegiatan
usahanya. Semakin matang sebuah usaha, maka dianggap telah menggunakan informasi akuntansi
dengan intens (rutin). Namun, kematangan usaha harus didukung oleh penggunaan informasi
akuntansi yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Wahyuni, 2016) yang
menyatakan lama usaha berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan informasi akuntansi.
Pelatihan Akuntansi Berpengaruh Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian nilai t hitung (2,631) > t tabel (1,986) dan nilai Signifikan 0,003
< 0,05 yang menunjukkan bahwa H3 diterima. Nilai thitung > dari ttabel dan signifikansi lebih kecil
dari 0,05, sehingga H3 juga diterima yang menunjukkan bahwa secara parsial pelatihan akuntansi
berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y) pada UMKM kota
Batam.
Pelatihan akuntansi dikatakan dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi apabila
banyaknya frekuensi melakukan pelatihan akuntansi menunjukkan tingginya penggunaan
informasi akuntansi dalam kegiatan usaha pula. Hal tersebut karena pelatihan akuntansi dianggap
mampu mengubah pandangan pelaku UMKM tentang mengelola keuangan usaha menjadi lebih
baik. Hasil ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh (Pratiwi, 2016) yang menunjukkan
bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

80
Jenjang Pendidikan, Lama Usaha dan Pelatihan Akuntansi Berpengaruh Terhadap
Penggunaan Informasi Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian nilai f hitung (3,218) > f tabel (2,71) dan nilai Signifikan 0,000
< 0,05 yang menunjukkan bahwa H4 diterima. Nilai t hitung > dari t tabel dan signifikansi
lebih kecil dari 0,05, sehingga H4 juga diterima yang menunjukkan bahwa secara simultan
jenjang pendidikan, lama usaha dan pelatihan akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi (Y) pada UMKM kota Batam.
Jenjang pendidikan pemilik usaha, lama usaha dan pelatihan akuntansi berpengaruh secara
simultan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hal ini berarti pendidikan pemilik yang
tinggi, lama usaha yang semakin lama dan pelatihan akuntansi yang sering diikuti mendorong
pemilik usaha kecil dan menengah untuk menggunakan informasi akuntansi. Semakin sering
pelaku UMKM mengikuti pelatihan akuntansi, maka dianggap telah mampu menerapkan
akuntansi dan menggunakan informasi akuntansi dalam kegiatan usaha sehari-hari. Penelitian
ini didukung oleh penelitian (Kurniawati, 2016) yang menyatakan bahwa jenjang pendidikan,
lama usaha dan pelatihan akuntansi berpengaruh secara simultan terhadap penggunaan informasi
akuntansi UMKM.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis menarik
kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh jenjang pendidikan (X1) t hitung (2,463) > t tabel (1,986) dan nilai signifikan 0,001
< 0,05. Jadi jenjang pendidikan (X1) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi
akuntansi (Y).
2. Pengaruh lama usaha (X2) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y). Hasil perhitungan
untuk t hitung (3,431) > t tabel (1,986) dan nilai Signifikan 0,000 < 0,05. Jadi lama usaha (X2)
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y).
3. Pengaruh pelatihan akuntansi (X3) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y). Hasil
perhitungan untuk t hitung (2,631) > t tabel (1,986) dan niai Signifikan 0,003 < 0,05. Jadi pelatihan
akuntansi (X3) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y).
4. Pengaruh Fhitung dengan Ftabel (3,213 > 2,71) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa H4 diterima. Maka secara simultan jenjang pendidikan, lama usaha dan
pelatihan akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
(Y).
Saran
Bagi Pelaku UMKM
Dapat dijadikan bahan referensi untuk menganalisis sistem informasi akuntansi, menerapkan
pelatihan akuntansi, menilai jenjang pendidikan karyawan ataupun pemilik usaha dan menganalisis
lama usaha dalam prospek kemajuan usaha.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat memperluas objek penelitian serta menambah variabel penelitian terkait
penggunaan informasi akuntansi bagi para pelaku usaha kecil menengah mikro.

81
Daftar Pustaka
Arizali. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan akuntansi pada UMKM (Survei
pada perusahaan rekanan PT. PLN (Persero) di Kota Bandung). Diponegoro Journal of
Accounting, 2(4), 25–34.
Astuti. 2014. Pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di kabupaten kudus. Diponegoro
Journal of Accounting, 2(4), 14–22.
Depdiknas. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Sisdiknas. 2012. Jakarta.
Hariyadi. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang jenis usaha makanan di kota
Tanjungpinang. Diponegoro Journal of Accounting, 2(3), 1–13.
Kurniawati. 2016. Penerapan akuntansi untuk usaha kecil dan menengah (UKM): studi kasus
pada usaha dagang kota Salatiga. Jurnal Manajemen Keuangan, 10(2), 1–10.
Meiliana, K., & Dewi, A. F. 2015. Analisis Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha
Kcil Dan Menengah Di Yogyakarta. Modus, 27(1), 29–40.
Muchdorroh. 2015. Pengaruh skala usaha, pendidikan pemilik pengalaman pemimpin, jenis
usaha, persepsi pemilik usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil
dan menengah. Jurnal Akuntansi, 3(5), 1–10.
Muhammad, W. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi
pada usaha kecil dan menengah (UKM) di Yogyakarta. Diponegoro Journal of Accounting,
3(2), 35–43.
Pratiwi. 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi
pada perusahaan getuk goreng di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kajian Dan Pengembangan
Akuntansi, 3(1), 1–8.
Swarmilah. 2019. Penggunaan teknologi informasi di kalangan pelaku usaha mikro kecil
menengah di daerah perbatasan (Studi di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Pekommas, 1(2), 141–152.
Wahyuni, S. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kota Tanjungpinang. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2(4), 1–8.
Wibowo, A. E. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian (Cetakan 1). Yogyakarta: BPFE
Universitas Diponegoro.

82

You might also like