0% found this document useful (0 votes)
75 views17 pages

GDP, Demography, Governance Impact on Asia-Pacific Tax Effort

This document analyzes the impact of GDP per capita, demography, and good governance on tax effort in Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) member countries from 2008 to 2017. The study finds that GDP per capita has a significant positive effect on tax effort, while good governance has a significant negative effect. When GDP per capita is decomposed based on productivity, participation, and proportion, some variables' significance changes partially but the overall model significance does not change. The results also confirm that APEC countries' tax efforts, which declined after the 2008 economic crisis, have improved but not returned to pre-2008 levels.

Uploaded by

vivi irsam
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
75 views17 pages

GDP, Demography, Governance Impact on Asia-Pacific Tax Effort

This document analyzes the impact of GDP per capita, demography, and good governance on tax effort in Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) member countries from 2008 to 2017. The study finds that GDP per capita has a significant positive effect on tax effort, while good governance has a significant negative effect. When GDP per capita is decomposed based on productivity, participation, and proportion, some variables' significance changes partially but the overall model significance does not change. The results also confirm that APEC countries' tax efforts, which declined after the 2008 economic crisis, have improved but not returned to pre-2008 levels.

Uploaded by

vivi irsam
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 17

INDONESIAN TREASURY REVIEW

JURNAL PERBENDAHARAAN, KEUANGAN NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE


TERHADAP TAX EFFORT DI KAWASAN ASIA PASIFIK
Benny Gunawan Ardiansyah*
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan, Tangerang Selatan
[email protected]

Arrozaq Nugraha Putra


Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jakarta
[email protected]

*Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRACT
This study aims to re-examine the significance of the relationship between gross domestic product (GDP) per capita,
demographic factors and good governance with tax effort. The research employs quantitative methods with panel data
involving 21 Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) member countries from 2008 to 2017. Partially, GDP per capita has a
significant positive effect on tax effort. Age dependency ratio shows insignificant effect. Meanwhile, good governance shows a
significant negative effect. The robustness test, by decomposing GDP per capita based on the level of productivity, participation
and proportion, shows two different findings. One the one hand, the transformation of the independent variables’ significance
is partial and the other hand there is no change in the significance of the model. Partial significant changes are seen when
deconstructing the six sub-indices of good governance. The results of this study also confirm that the tax effort of APEC member
countries, which declined after the 2008 economic crisis, has improved, although it has not returned to its previous level.
Keywords: Demography, Good Governance, PDB per Capita, Tax Effort

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali signifikansi hubungan antara produk domestik bruto (PDB) per kapita,
faktor demografi dan good governance dengan tax effort. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif
pada data panel yang melibatkan 21 negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dari tahun 2008 hingga
2017. Secara parsial, PDB per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap tax effort. Faktor demografi menunjukkan
pengaruh yang tidak signifikan sedangkan good governance menunjukkan pengaruh negatif yang signifikan. Hasil pengujian
kekokohan model dengan melakukan dekomposisi PDB per kapita berdasarkan tingkat produktivitas, partisipasi, dan
proporsi menunjukkan dua hal. Pertama, perubahan signifikansi variabel independen bersifat parsial. Kedua, signifikansi
model secara keseluruhan tidak berubah. Perubahan signifikan parsial terlihat saat dilakukan dekomposisi enam sub
indeks good governance. Hasil penelitian ini juga mengonfirmasi bahwa tax effort negara anggota APEC, yang menurun
pasca krisis ekonomi 2008, sudah mengalami perbaikan meskipun belum kembali ke tingkat sebelum tahun 2008.

Kata kunci: Demografi, Good Governance, PDB per Kapita, Tax Effort

KLASIFIKASI JEL:
H21, J18, O50

CARA MENGUTIP:
Ardiansyah, B. G. & Putra, A. N. (2023). Analisis pengaruh PDB, demografi dan good governance terhadap tax effort di
kawasan Asia Pasifik. Jurnal Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan Publik,
8(1), 33-49.

33
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

34

PENDAHULUAN PENERAPAN DALAM PRAKTIK


Latar Belakang
 Harus dapat memanfaatkan bonus
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi untuk mewujudkan
demografi pada tahun 2030-2040. Total penduduk kesinambungan pendapatan negara
Indonesia tahun 2030-2040 diproyeksikan sekitar dalam jangka panjang
297 juta jiwa, dimana 64% penduduk memiliki usia  Menjaga tren positif (kenaikan)
produktif; antara 15 hingga 64 tahun (BPS, 2018). pertumbuhan ekonomi dan PDB per
Bonus demografi ini memberikan dampak yang kapita pada tingkat yang stabil. Resesi
sangat besar bagi perkembangan perekonomian ekonomi akibat pandemi pada kurun
negara jika dapat dimanfaatkan secara efektif. Jika waktu 2020-2021 terbukti menurunkan
tidak dimanfaatkan dengan baik, dikhawatirkan tax efforts
justru akan menjadi bencana demografi. Hasil  Melanjutkan reformasi pemerintahan
penelitian Jati (2015) menunjukkan bahwa bonus untuk mewujudkan good governance.
demografi di Indonesia belum cukup kuat Jumlah penduduk yang banyak, tanpa
mendorong sisi produksi. Banyak pekerja informal diikuti dengan peningkatan kesejahteraan
masih belum cukup kompetitif dalam industri dan perbaikan good governance, tidak
strategis. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan akan bermanfaat bagi kesinambungan
fiskal yang tepat agar pembangunan ekonomi pendapatan negara dalam jangka panjang
berkelanjutan bisa tercapai untuk mencegah
timbulnya bencana demografi ini.
Untuk menjaga kesinambungan pembangunan,
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri kebutuhan belanja publik yang kian tumbuh juga
Mulyani, menyatakan bahwa untuk menjadi harus diimbangi dengan pertumbuhan penerimaan
kekuatan baru ekonomi dunia menjelang tahun dari perpajakan. Bird et al. (2014) menyatakan
2030, mutlak diperlukan peningkatan kemampuan bahwa banyak negara berkembang menghadapi
sumber daya manusia. Untuk itu, fokus anggaran masalah keuangan dan membutuhkan belanja lebih
pendapatan dan belanja negara adalah memberikan besar untuk infrastruktur publik, layanan kesehatan
kesempatan dalam hal investasi sumber daya dan pendidikan sehingga harus meningkatkan tax
manusia, kesehatan, pendidikan, pengentasan effort-nya agar bisa tumbuh dan mengurangi
kemiskinan yang sesuai dengan cita-cita kemiskinan.
kemerdekaan. Akan tetapi, kebijakan fiskal tidak
hanya berfokus pada belanja negara. Lebih dari itu, Penelitian Le et al. (2008, 2012)
pendapatan dan pengeluaran negara, termasuk mengelompokkan negara-negara di dunia sesuai
pembiayaan, merupakan instrumen fiskal yang kelompok tingkat tax collection dan tax effort.
dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan Indonesia termasuk dalam kategori negara dengan
kesinambungan proses pembangunan. Pendapatan low collection dan low effort. Artinya, penerimaan
perpajakan menjadi komponen utama dari ruang pajak Indonesia yang rendah saat ini masih di
fiskal suatu negara sedangkan dalam pembiayaan bawah tingkat kapasitas pajak. Negara-negara
pengeluaran publik diperlukan elemen kunci dalam kategori low collection dan low effort
seperti akuntabilitas antara pemimpin dan disarankan untuk terus melakukan perbaikan
penduduk (Brun & Diakite, 2016). kebijakan perpajakan yang komprehensif dan
mengupayakan reformasi administrasi perpajakan.
Todaro & Smith (2015) menyatakan bahwa
sumber daya untuk membiayai barang publik Secara geografis, Indonesia terletak di kawasan
seharusnya berasal dari sisi pendapatan alih-alih Asia Pasifik dan sudah tergabung dalam Asia Pacific
meningkatkan utang. Meskipun utang publik Economic Cooperation (APEC). APEC adalah suatu
domestik maupun asing memang dapat mengisi forum ekonomi Asia Pasifik, yang bertujuan untuk
beberapa celah defisit anggaran, dalam jangka mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
panjang, pengumpulan pajak yang efisien dan di kawasan Asia Pasifik. Penelitian ini akan
berkeadilan harus menjadi dasar pembiayaan melakukan perbandingan kebijakan fiskal
pembangunan oleh pemerintah. antarnegara anggota APEC, terutama terkait
kebijakan fiskal terkait pendapatan negara.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian ini diharapkan dapat menilai sejauh
pendekatan tax effort, yaitu indeks rasio antara mana kinerja perpajakan di Indonesia, bila
bagian pengumpulan pajak yang sebenarnya dalam dibandingkan dengan negara lain.
produk domestik bruto (PDB) dan kapasitas kena
pajak (taxable capacity). Pendekatan tax effort Secara umum, negara-negara anggota APEC
digunakan sebagai besaran pengumpulan pajak tidak mampu mengimbangi laju peningkatan PDB
aktual apabila dibandingkan dengan tax capacity dengan dengan peningkatan penerimaan pajak
(Le et al., 2012). secara proporsional. Hasil penelitian Bird et al.
(2014) menjelaskan fenomena ini dengan melihat
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

35

fakta bahwa hanya sedikit negara yang memiliki al., 2008), faktor perdagangan internasional
kemampuan melakukan pemungutan pajak sesuai (ekspor dan impor) terhadap PDB (Bahl, 1972),
kapasitasnya. Kenaikan pada basis pajak tidak serta pengaruh sektoral pertanian, pertambangan, dan
merta dapat dikonversi menjadi penerimaan pajak. manufaktur terhadap PDB (Tanzi, 1992), serta
peran administrasi perpajakan (Feger & Asafu-
Berbagai penelitian tentang faktor-faktor yang
Adjaye, 2014).
memengaruhi tax effort telah dilakukan untuk
mendapatkan penjelasan berdasarkan bukti Kemudian, mulai tahun 2000-an, penelitian-
empiris. Bahl (1972), Tanzi (1992), Le et al. (2008), penelitian terhadap faktor-faktor yang
Feger & Asafu-Adjaye (2014) serta Bird et al. (2014) memengaruhi tax effort berkembang dari sisi
telah mencoba menemukan faktor-faktor yang demand, seperti pengendalian korupsi dan
dianggap dapat berpengaruh pada tax effort, di akuntabilitas publik oleh Le et al. (2008). Kemudian
antaranya adalah tingkat pengembangan negara, faktor kualitas institusi, kesenjangan, dan stabilitas
struktur ekonomi, keterbukaan perdagangan politik juga berpengaruh signifikan terhadap tax
internasional, dan karakter demografi. effort sebagaimana hasil penelitian Bird et al.
(2008). Beberapa peneliti kemudian melakukan
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir,
pengujian determinan tax effort, baik dari sisi supply
berbagai penelitian telah mempertimbangkan
maupun demand, sebagaimana dilakukan oleh Le et
faktor-faktor yang memengaruhi demand, termasuk
al. (2012), Cyan et al. (2013), Bird et al. (2014) serta
beberapa determinan baru: kualitas peraturan,
Elbahnasawy (2020).
penanganan korupsi hingga kualitas birokrasi.
Hasil-hasil penelitian Le et al. (2008, 2012), Bird et Dari sisi supply, hampir seluruh penelitian
al. (2008, 2014), Cyan et al. (2013) serta menemukan bahwa tingkat berkembangnya suatu
Elbahnasawy (2020) menunjukkan bahwa kualitas negara yang diwakili oleh pendapatan per kapita
barang publik, tata kelola, dan institusi merupakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
determinan yang akan berpengaruh terhadap tax penerimaan pajak. Hal ini sudah dibuktikan oleh
morale. Cyan et al. (2013) menambahkan bahwa Bahl (1972), Tanzi (1992), Le et al. (2008), Feger &
institusi dengan kualitas tata kelola yang buruk juga Asafu-Adjaye (2014) serta Bird et al. (2014).
dianggap berpengaruh langsung maupun tidak
Hasil penelitian Bahl (1972) menunjukkan
langsung pada kemampuan untuk memungut pajak.
bahwa pendapatan per kapita dapat
Berbagai penelitian mengenai faktor-faktor menggambarkan seberapa berkembangnya suatu
yang memengaruhi tax effort dapat digunakan oleh negara akan memperluas tax base sekaligus tax
pemerintah dalam mempersiapkan mitigasi capacity. Semakin tinggi tingkat pengembangan
risikonya. Salah satunya melalui pemanfataan ekonomi suatu negara maka semakin tinggi
keuntungan menjadi anggota APEC bagi Indonesia, kapasitas pajak negara tersebut.
dimana mampu menjalin hubungan yang lebih erat
Bird et al. (2014) menggunakan PDB per kapita
dengan pemerintah dan perwakilan ekonomi
sebagai proksi tingkat pengembangan suatu negara.
negara lain.
Semakin baik pengembangan suatu negara, maka
Salah satu upaya yang perlu dipikirkan adalah kapasitas pajak akan semakin meningkat sehingga
peningkatan kapasitas pajak negara anggota APEC penerimaan pajak akan lebih tinggi. Selanjutnya,
untuk dapat menciptakan keberlanjutan penelitian Golley & Wei (2015) melakukan
penerimaan pajak dan kesinambungan dekomposisi pendapatan per kapita berdasarkan
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hal-hal tiga komponen, yaitu tingkat produktivitas, tingkat
tersebut di atas, maka penelitian ini akan menguji partisipasi dan tingkat proporsi.
determinan-determinan yang memengaruhi tax
Salah satu sisi supply adalah faktor human
effort suatu negara. Determinan yang akan diuji
capital yang dapat diterjemahkan sebagai karakter
adalah karakter demografi, determinan sisi supply
demografi. Menurut kamus Merriam-Webster,
(nilai PDB per kapita) dan faktor demand (good
demografi didefinisikan sebagai studi statistik
governance).
populasi manusia, terutama dengan mengacu pada
ukuran dan kepadatan, distribusi, dan statistik vital.
STUDI LITERATUR Berdasarkan hal tersebut, demografi dapat
Todaro & Smith (2015) menjelaskan bahwa diartikan dengan menggunakan berbagai cara
secara umum, potensi pajak suatu negara pengukuran untuk menjelaskan karakter suatu
tergantung pada tingkat pendapatan per kapita, populasi. Dalam konteks bonus demografi, karakter
tingkat ketimpangan, struktur ekonomi, kondisi demografi biasanya diukur dengan age dependency
sosial politik, dan kelembagaan hingga kompetensi, ratio.
integritas serta kejujuran otoritas perpajakan suatu Penelitian yang dilakukan oleh Le et al. (2008),
negara. Penelitian awal tentang tax effort berfokus Bird et al. (2008, 2014), serta Feger & Asafu-Adjaye
pada sisi supply seperti nilai PDB per kapita (Bird et (2014) menggunakan karakter demografi yang
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

36

memengaruhi tax effort karena menentukan dan kepercayaan terhadap otoritas publik rendah
seberapa banyak penduduk yang mampu maka tidak akan menghasilkan tax ratio yang lebih
membayar pajak dengan sukarela. Penelitian Bird et tinggi.
al. (2008) yang berlanjut dengan Bird et al. (2014)
Penelitian oleh Daude et al. (2013) tentang
menunjukkan bahwa faktor demografi merupakan
faktor-faktor yang memengaruhi tax morale di
determinan penting dalam tax effort. Semakin
negara berkembang membuktikan bahwa faktor
tingginya pertumbuhan populasi akan berdampak
sosial ekonomi seperti usia, agama, jenis kelamin,
negatif terhadap tax effort suatu negara.
status pekerjaan dan tingkat pendidikan memiliki
Hasil penelitian Bahl (1972) menunjukkan hal pengaruh yang signifikan terhadap tingkat tax
yang sama. Negara dengan tingkat pertumbuhan morale masyarakat. Sedangkan dari segi
populasi yang tinggi akan menyulitkan otoritas determinan kelembagaan maka kepuasan terhadap
pajak untuk menangkap adanya pembayar pajak demokrasi, kepercayaan kepada pemerintah dan
yang baru. Hasil tersebut diperkuat dengan kepuasan terhadap kualitas pelayanan publik
penelitian Le et al. (2012) yang menunjukkan memiliki peranan penting. Untuk meningkatkan tax
bahwa pertumbuhan populasi bersama dengan age morale yang bertujuan untuk meningkatkan tax
dependency yang lebih tinggi diduga akan ratio, dapat dilakukan dengan pelaksanan
mendistorsi kapasitas pengumpulan pajak negara. pelayanan publik yang memadai.
Penelitian lainnya, seperti yang dilakukan oleh Elbahnasawy (2020) dapat membuktikan
Garg et al. (2016) serta Mawejje & Sebudde (2019), secara empiris tentang hubungan antara lingkungan
menggunakan berbagai proksi selain pertumbuhan politik dan tax effort serta pendapatan di negara-
populasi dan age dependency untuk menguji negara yang bergantung pada hidrokarbon. Hasil
korelasi karakteristik demografi dengan tax effort. penelitian menunjukkan bahwa pola otoritas
Proksi-proksinya berupa populasi pedesaan, urban demokratis dan stabilitas politik dikaitkan dengan
gini, literacy rate atau yang lainnya. Perbandingan tax effort yang lebih besar dan pendapatan dari
penduduk perkotaan dengan total populasi sumber non-hidrokarbon. Penelitian tersebut fokus
berkorelasi positif dengan pertumbuhan populasi. dengan determinan faktor-faktor stabilitas politik
Sebagian besar kegiatan sektor publik berbasis kota yang memengaruhi tax effort di negara penghasil
sehingga perlu memperbanyak penduduk sektor hidrokarbon.
pedesaan untuk mengurangi permintaan sektor
Selanjutnya, penelitian oleh Mawejje & Sebudde
publik, berupa layanan pemerintah.
(2019) berdasarkan sektor ekonomi. Penelitian
Pelaksanaan layanan publik merupakan tersebut dilakukan dengan membuat perkiraan
indikator untuk mengukur kinerja institusi potensi dan tax effort dalam data panel dari 150
pemerintah atau good governance. Dalam hal ini, negara di seluruh dunia dengan menggunakan
penggunaan variabel layanan publik yang dilakukan metode stochastic frontier. Hasilnya menunjukkan
terhadap masyarakat (populasi) perkotaan menjadi bahwa negara yang dapat menghasilkan
sangat penting dalam penelitian sebagaimana penerimaan pajak mendekati potensi pajaknya
digunakan oleh Tanzi (1992) dan Newton (2017). memiliki karakteristik tingkat pendapatan yang
Masyarakat perkotaan dianggap lebih banyak tinggi, sektor non pertanian yang besar, kontribusi
menuntut adanya permintaan layanan publik perdagangan terhadap PDB yang besar, banyak
dibandingkan masyarakat perdesaan. Penggunaan berinvestasi dalam pengembangan sumber daya
proksi populasi perkotaan sendiri dapat digunakan manusia, memiliki sektor keuangan maju,
sebagai indikator untuk mengukur kinerja institusi perekonomian domestik yang lebih stabil (inflasi
pemerintah atau good governance. rendah), populasi yang lebih urban, dan korupsi
yang lebih rendah.
Sementara itu, Le et al. (2012) berpendapat
bahwa negara dapat memungut pajak yang lebih Pendekatan yang sama (dengan metode
tinggi hanya jika proses pemungutan pajak efisien. stochastic frontier) dilakukan sebelumnya oleh
Dalam hal ini, indeks kualitas birokrasi dan indeks Ndiaye & Korsu (2014) dengan tujuan untuk
korupsi, yang merupakan dua kemungkinan ukuran mobilisasi penerimaan pajak bagi negara komunitas
kualitas kelembagaan dan tata kelola, diharapkan ekonomi di Afrika Barat atau The Economic
memiliki dampak signifikan terhadap pengumpulan Community of West African States (ECOWAS). Hasil
pajak. penelitian menunjukkan bahwa tax effort semua
negara ECOWAS berada di bawah kapasitas
Cyan et al. (2013) berpendapat bahwa kualitas
pajaknya.
barang publik, tata kelola dan institusi dapat
memengaruhi tax morale. Institusi dengan kualitas Penelitian selanjutnya dilakukan dengan lebih
tata kelola yang buruk berpengaruh langsung pragmatis. Penelitian Javid & Arif (2012) mencari
terhadap kemampuan untuk memungut pajak. hubungan antara tax effort dengan PDB per kapita,
Dengan demikian, good governance juga derajat keterbukaan, komposisi sektoral PDB sektor
berpengaruh terhadap tax effort. Jika korupsi marak pertanian, rasio utang terhadap PDB, pertumbuhan
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

37

populasi, inflasi, tingkat korupsi, tingkat kualitas (2012) serta Bird et al. (2014), yaitu diukur dari
birokrasi, dan tingkat kualitas hukum. Hasil persentase penerimaan pajak terhadap PDB.
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
PDB per kapita, merupakan ukuran dari tingkat
tingkat PDB per kapita, derajat keterbukaan, rasio
pengembangan ekonomi suatu negara. Variabel ini
utang terhadap PDB, tingkat kualitas birokrasi, dan
diukur dengan membagi PDB dengan jumlah
tingkat kualitas hukum berhubungan positif dengan
penduduk. PDB per kapita yang digunakan
tax effort. Sementara itu, semakin tinggi
berdasarkan Purchase Power Parity (PPP). PDB PPP
pertumbuhan populasi, inflasi, dan tingkat korupsi
adalah PDB yang dikonversi ke dolar internasional
berhubungan negatif dengan tax effort.
menggunakan tingkat paritas daya beli. Dolar
Sedangkan penelitian Fenochietto & Pessino internasional memiliki daya beli yang sama
(2013) mencari hubungan antara tax effort dengan terhadap PDB seperti dolar AS di Amerika Serikat.
PDB per kapita, derajat keterbukaan, komposisi PDB atas dasar harga pembeli adalah jumlah dari
sektoral PDB sektor pertanian, pengeluaran publik nilai kotor yang ditambahkan oleh semua produsen
sektor pendidikan, ketimpangan distribusi dalam perekonomian ditambah pajak produk
pendapatan, dan tingkat korupsi. Hasil penelitian apapun dan dikurangi subsidi yang tidak termasuk
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat dalam nilai produk. Untuk tujuan pengolahan data,
pengeluaran publik sektor pendidikan, derajat PDB per kapita dihitung dengan log natural.
keterbukaan, dan PDB per kapita berhubungan
Demografi merupakan karakteristik
positif dengan tax effort. Sementara itu, semakin
kependudukan suatu negara. Variabel ini diukur
tinggi tingkat korupsi, komposisi sektoral PDB
dengan age dependency ratio. Rasio ketergantungan
sektor pertanian, dan ketimpangan distribusi
usia yang digunakan adalah rasio tanggungan dari
pendapatan berhubungan negatif dengan tax effort.
orang yang lebih muda dari 15 tahun atau lebih tua
Penelitian Grigorian & Davoodi (2007) juga dari 64 tahun terhadap populasi usia kerja (usia 15-
mencari hubungan antara tax effort dan variabel 64). Data ditampilkan sebagai proporsi tanggungan
independen yakni PDB per kapita, institutional per 100 populasi usia kerja.
quality, inflasi, komposisi sektoral PDB sektor
Untuk mempermudah mengukur kualitas tata
pertanian, derajat keterbukaan, urban population,
kelola dan institusional berbagai negara, Kaufmann
pengekspor minyak, dan shadow economy. Hasil
et al. (2011) mengembangkan World Governance
penelitian menyatakan bahwa semakin tinggi
Index (WGI). Indeks ini mencakup enam dimensi
tingkat PDB per kapita, institutional quality, urban
pengukuran termasuk voice and accountability,
population, dan derajat keterbukaan berhubungan
political stability and absence of violence/terrorism,
positif dengan tax effort. Pada sisi lain, semakin
government effectiveness, regulatory quality, rule of
tinggi tingkat inflasi, pengekspor minyak dan
law, dan control of corruption. Keenam dimensi
shadow economy berhubungan negatif dengan tax
tersebut dianggap dapat mewakili kualitas barang
effort.
publik termasuk kualitas tata kelola dan
METODOLOGI PENELITIAN institusional. WGI disajikan dalam rentang -2,5
hingga +2,5.
Penelitian ini bertujuan mengamati determinan
dari tax effort di negara-negara anggota APEC. Berdasarkan hipotesis yang dibangun dalam
Determinan tersebut adalah PDB per kapita, landasan teori dan variabel-variabel di atas, maka
karakter demografi, dan good governance. Jangka model penelitian adalah:
waktu penelitian adalah satu dekade antara tahun
2008 sampai dengan tahun 2017. Objek dari TEit = α0 +β1GDPPCit + β2DEMOGit + β3GOVit +
penelitian ini meliputi seluruh negara anggota APEC Β4TRADEit + β5SECTORit + εit (1)
termasuk Amerika Serikat, Australia, Brunei
Darussalam, Chile, Filipina, Hong Kong, Indonesia, TE : tax effort;
Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, GDPPC : Pendapatan penduduk yang diwakili oleh
Papua Nugini, Peru, Rusia, Selandia Baru, Singapura, PDB per kapita;
Taiwan, Thailand, Tiongkok, dan Vietnam. DEMOG : Karakteristik demografi;
Pembatasan objek bertujuan untuk mengurangi GOV : Good governance;
faktor-faktor lain yang mungkin bisa berpengaruh TRADE : Keterbukaan perekonomian
seperti masalah geografis dan budaya. dilambangkan (ekspor + impor)/PDB;
SECTOR: Komposisi sektoral PDB sektor pertanian
Penelitian ini memanfaatkan data sekunder terhadap PDB;
yang diperoleh dari Worldwide Governance i : Negara anggota APEC
Indicators, Worldwide Development Indicators, t : Tahun observasi 2008-2017.
World Longitudinal Data IMF, UNCTAD Statistics
dan otoritas statistik masing-masing negara
HASIL DAN PEMBAHASAN
bersangkutan. Tax effort dalam penelitian ini
Statistik Deskriptif
didefinisikan sebagaimana yang dinyatakan Le et al.
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

38

Tabel 1 Statistik Deskriptif Penelitian


Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Observations Sumber Data
TE 18,394 17,2045 42,1019 9,0585 5,9625 210 Worldwide Governance
Indicators, Worldwide
GDPPC 29.558 22.930 93.981 2.657 22.050 210
Development Indicators,
DEMOG 46,4805 45,6821 72,4651 26,9906 9,9036 210 World Longitudinal Data
GOV 0,5059 0,6208 1,8619 -0,7592 0,8772 210 IMF, UNCTAD Statistics
dan otoritas statistik
SECTOR 6,2208 3,8454 22,387 0,0262 5,9885 210 masing-masing negara
bersangkutan
TRADE 107,0827 65,6382 442,62 24,4909 97,6001 210

Sumber: Diolah Penulis

nilai tengah sebesar 0,6208; nilai maksimum


Analisis statistik deskriptif dalam hal ini
1,8619; dan nilai minimum sebesar -0,7592.
bertujuan untuk memberikan gambaran umum dari
data yang menjadi sampel penelitian tanpa Variabel SECTOR dinyatakan dalam bentuk
mengambil kesimpulan dari gambaran tersebut. persentase PDB dari sektor pertanian terhadap
Analisis ini bertujuan agar data yang disajikan bisa total PDB. Variabel ini memiliki nilai rata-rata
mudah dipahami dan informatif. Statistik deskriptif 6,2208; nilai tengah sebesar 3,8454; nilai
memberikan gambaran mengenai data dalam maksimum 22,3870; dan nilai minimum sebesar
beberapa karakternya yakni, nilai rata-rata (mean), 0,0262.
nilai tengah (median), nilai minimum, nilai
Variabel TRADE dinyatakan dalam bentuk rasio
maksimum, dan simpangan baku (standard
antara nilai ekspor dan impor terhadap PDB.
deviation). Analisis statistik deskriptif data
Variabel ini memiliki nilai rata-rata 107,0827; nilai
penelitian ini tersaji dalam Tabel 1.
tengah sebesar 65,6382; nilai maksimum 442,6200;
Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dilihat dan nilai minimum sebesar 24,4909.
bahwa variabel tax effort (TE) memiliki rata-rata
Perbandingan Tax Effort Antarnegara
senilai 18,3940; nilai tengah 17,2045; nilai
maksimum 42,1019; dan nilai minimum 9,0585. Jika tax ratio adalah penerimaan pajak sebagai
Variabel TE disajikan dalam rasio antara fungsi pendapatan, maka tax effort dapat
penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto didefinisikan sebagai sejauh mana suatu negara
(PDB). Nilai tax effort yang dengan rentang nilai menggunakan taxable capacity, yaitu rasio
yang tinggi sampai rendah dalam penelitian ini pengumpulan pajak aktual dengan tax capacity.
menunjukkan keberagaman sampel yang diambil. Untuk menentukan peringkat negara berdasarkan
Sampel yang diambil mencakup negara upaya pajak, rasio pajak diasumsikan sebagai fungsi
berkembang dengan tax effort sedang hingga negara dari dua faktor umum: kapasitas kena pajak ((T/Y) ̇)
yang memiliki tax effort tinggi. Data rincian tax dan tax efforts (E). Persamaan regresinya adalah:
effort negara yang menjadi sampel dalam penelitian ̇
= ( , ) (2)
ini dapat dilihat pada Lampiran 1 (a, b, c).
Variabel GDPPC dinyatakan dalam satuan dolar Bahl (1972) mengunakan konsep tax effort
Amerika Serikat pada harga internasional kini approach, yaitu rasio dari penerimaan pajak
sesuai PPP. Variabel ini memiliki rata-rata sebesar sebenarnya terhadap estimasi penerimaan pajak
29,558; nilai tengah 22,930; nilai maksimum yang seharusnya diperoleh atau taxable capacity,
93,981; dan nilai minimum 2,657. yang diukur dengan formulasi:
̇
Variabel DEMOG dinyatakan dalam rasio = ( )/( ) (3)
ketergantungan usia penduduk (age dependency
ratio) yang diukur rasio tanggungan dari orang yang
lebih muda dari 15 tahun atau lebih tua dari 64 T/Y adalah rasio pajak aktual dan T'/Y adalah
tahun terhadap populasi usia kerja (usia 15-64). estimasi rasio pajak yang diperoleh dari persamaan
Variabel ini memiliki nilai rata-rata 46,4805; nilai (2). Langkah pertama dalam analisis statistik adalah
tengah sebesar 45,6821; nilai maksimum 72,4651; memperkirakan taxable capacity suatu negara
dan nilai minimum sebesar 26,9906. dengan menggunakan hanya variabel yang dapat
diklasifikasikan dengan benar sebagai faktor non-
Variabel GOV dinyatakan dalam skala antara
nilai minimal -2,5 hingga maksimal 2,5 yang
diperoleh dari rata-rata enam sub indikator pada
WGI. Variabel ini memiliki nilai rata-rata 0,5059;
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

39

Gambar 1 Perbandingan Rata-Rata Tax Effort per Negara Anggota APEC

35

30

25

20

15

10

Actual Tax Predicted Tax Effort

Sumber: Diolah Penulis

Gambar 2 Perbandingan Rata-Rata Tax Effort Negara Anggota APEC 2008-2017

Sumber: Diolah Penulis

effort. Hasil perkiraan tax capacity dan tax effort


Hasil penelitian oleh Piancastelli & Thirlwall
untuk seluruh negara anggota APEC dalam rentang
(2021) terhadap pengukuran tax effort di 59 negara
waktu tahun 2008-2017 disajikan pada Lampiran 1
maju dan berkembang selama periode 1996 – 2015
(a, b, c).
menunjukkan bahwa tax effort tertinggi dihasilkan
Sementara itu, perbandingan rata-rata tax effort oleh Afrika Selatan, sementara terendah adalah
per negara anggota APEC dapat dilihat pada Gambar Swiss. Dengan demikian, status negara maju atau
1. Dalam perbandingan antarnegara ini, rata-rata berkembang tidak dapat dikaitkan dengan tingkat
tax effort tertinggi diperoleh Selandia Baru sebesar tax effort-nya.
1,7514 dan terbesar pada 2012 sebesar 2,7473.
Sedangkan perkembangan tax effort negara-
Rata-rata tax effort terendah ada di Indonesia
negara APEC dari tahun 2008 hingga 2017
sebesar 0,6898 dan hanya memperoleh 0,4161 pada
cenderung menunjukkan tren penurunan dari
2009.
tahun ke tahun sebagaimana disajikan dalam
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

40

Tabel 2 Klasifikasi Negara APEC Berdasarkan pajak diklasifikasikan rendah jika rata-rata
Penerimaan Pajak dan Tax Effort. penerimaannya kurang dari median data
Tax Efforts penerimaan pajak selama 2008 – 2017 yaitu
17,2045 dan diklasifikasikan penerimaan pajak
Rendah Tinggi
tinggi jika lebih tinggi. Selanjutnya, negara-negara
Rendah Hongkong;
dengan nilai tax effort kurang dari satu
Filipina;
diklasifikasikan sebagai negara dengan tax effort
Indonesia;
rendah dan sebaliknya, negara dengan tax effort
Singapura;
lebih dari satu diklasifikasikan sebagai negara
Jepang;
dengan tax effort tinggi seperti Tabel 2.
Taiwan;
Meksiko Hasilnya tidak berbeda dengan klasifikasi yang
Penerimaan Pajak

Malaysia; dilakukan Le et al. (2008, 2012), Indonesia


Peru termasuk dalam klasifikasi penerimaan pajak
Tinggi Australia; rendah dan tax effort rendah. Hasil klasifikasi juga
Korea Sltn; menunjukkan tidak ditemukannya negara dengan
Brunei; tax effort yang rendah namun penerimaan pajaknya
Selandia tinggi.
Baru;
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Kanada;
Russia; Hasil uji koefisien determinasi (R2) disajikan
Chile; dalam Tabel 3.
USA;
Nilai koefisien determinasi (R2) adalah
Tiongkok;
0,881934. Artinya kemampuan variabel
Vietnam
independen dan variabel kontrol dalam
menjelaskan variasi variabel dependen berada di
Sumber: Diolah Penulis
angka 88,1934% sedangkan sisanya sebesar
11,8066% dijelaskan oleh variabel independen lain
yang tidak dicakup dalam penelitian ini.
Tabel 3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sementara itu, hasil uji signifikansi simultan
R-squared 0,881934 (uji statistik F) ditunjukkan pada Tabel 4.
Adjusted R-squared 0,865892 Dengan persamaan regresi sebesar 54,9780
Sumber: Diolah Penulis dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0000
menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti statistik
yang cukup untuk menolak H1 sehingga H1 diterima.
Tabel 4 Hasil Uji Signifikansi Simultan Oleh karena itu, dari uji F-statistic dapat diambil
(Uji Statistik F) kesimpulan bahwa variabel independen
F-statistic 54,9780 memberikan pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
Prob(F-statistic) 0,0000
Sedangkan hasil uji T, secara default aplikasi
tersebut akan memberikan hasil pengujian statistik
Sumber: Diolah Penulis
dengan prinsip two-tailed hypothesis (Agung, 2014).
Gambar 2. Le et al. (2012) telah mengidentifikasi Oleh karena itu, dilakukan penyesuaian dengan one-
tren penurunan tax effort dalam rentang observasi tailed hypothesis dalam penelitian ini. Solusi atas
tahun 1994 – 2009. Krisis keuangan dan ekonomi masalah tersebut dapat dilakukan dengan membagi
yang terjadi selama tahun 2008 – 2009 dua nilai signifikansi/probabilitas yang dihasilkan
mengakibatkan kegiatan ekonomi menurun secara oleh aplikasi pengolah data statistik tersebut. Hasil
signifikan hampir di setiap negara. Krisis ini uji t dapat dilihat pada Lampiran 2.
diekspektasikan dapat memberi dampak negatif Berdasarkan hasil uji t pada Lampiran 2, nilai
bagi penerimaan pajak. Pada saat yang sama, probabilitas (p-value dari statistik uji F) variabel
banyak pemerintah memperkenalkan paket GDPPC sebesar 0,037; nilai ini kemudian dibagi dua
stimulus termasuk langkah-langkah untuk untuk menyesuaikan prinsip one-tailed, sehingga
menurunkan pajak, sehingga menambah tekanan diperoleh nilai sebesar 0,0185. Nilai probabilitas <
pada penerimaan pajak. alpha 0,05 sehingga H1 diterima, atau dengan kata
Tabel 2 menunjukkan pembagian negara- lain variabel GDPPC merupakan penjelas yang
negara anggota APEC dalam klasifikasi penerimaan signifikan terhadap variabel TE.
rendah dan tinggi serta tax effort rendah dan tinggi Variabel DEMOG memiliki nilai probabilitas
seperti yang dilakukan Le et al. (2012). Penerimaan sebesar 0,136; nilai ini kemudian dibagi dua untuk
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

41

menyesuaikan prinsip one-tailed, sehingga variabel independen governance quality dan


diperoleh nilai sebesar 0,068. Nilai probabilitas variabel dependen tax effort. Dengan asumsi ceteris
>alpha 0,05 sehingga H1 ditolak, atau dengan kata paribus (faktor lain yang memengaruhi tax effort
lain variabel DEMOG bukan merupakan penjelas dianggap tetap), setiap kenaikan GOV sebesar satu
yang signifikan terhadap variabel TE. satuan, yang mana merupakan log natural rata-rata
dari Worldwide Governance Index, maka log natural
Variabel GOV memiliki nilai probabilitas
TE akan turun sebesar 0,829921 satuan.
sebesar 0,04. Nilai ini kemudian dibagi dua untuk
menyesuaikan prinsip one-tailed, sehingga 4= 0,366987 koefisien bertanda positif
diperoleh nilai sebesar 0,02. Nilai probabilitas < menunjukkan hubungan searah antara variabel
alpha 0,05 sehingga H1 diterima, atau dengan kata kontrol derajat keterbukaan perdagangan
lain variabel GOV merupakan penjelas signifikan internasional dan variabel dependen tax effort.
terhadap variabel TE. Dengan asumsi ceteris paribus (faktor lain yang
memengaruhi tax effort dianggap tetap), setiap
Variabel SECTOR memiliki nilai probabilitas
kenaikan TRADE sebesar satu satuan, yang mana
sebesar 0,004; nilai ini kemudian dibagi dua untuk
merupakan log natural jumlah rasio ekspor dan
menyesuaikan prinsip one-tailed, sehingga
impor terhadap PDB, maka log natural TE akan naik
diperoleh nilai sebesar 0,002. Nilai probabilitas >
sebesar 0,366987 satuan.
alpha 0,05 sehingga H1 diterima, atau dengan kata
lain variabel SECTOR merupakan penjelas yang 5= -0,600936 koefisien bertanda negatif
signifikan terhadap variabel TE. menunjukkan hubungan berlawanan antara
variabel kontrol komposisi sektor agrikultur dan
Variabel TRADE memiliki nilai probabilitas
variabel dependen tax effort. Dengan asumsi ceteris
sebesar 0,007; nilai ini kemudian dibagi dua untuk
paribus (faktor lain yang memengaruhi tax effort
menyesuaikan prinsip one-tailed, sehingga
dianggap tetap), setiap kenaikan SECTOR sebesar 1
diperoleh nilai sebesar 0,0035. Nilai probabilitas <
satuan, yang mana merupakan log natural bagian
alpha 0,05 sehingga H1 diterima, atau dengan kata
agrikultur dari PDB, maka log natural TE akan naik
lain variabel TRADE merupakan penjelas yang
sebesar 0,600936 satuan.
signifikan terhadap variabel TE.
Pengaruh PDB per Kapita terhadap Tax Effort
Dengan demikian, hasil model persamaan
regresi adalah Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa nilai
probabilitas untuk pengaruh PDB per kapita
TEit = 1,464463 + 0,204878 GDPPCit + 0,457729
terhadap tax effort adalah 0,01035. Nilai tersebut
DEMOGit - 0,829921 GOVit + 0,366987 TRADEit -
berada di bawah tingkat signifikansi yakni 5%
0,600936 SECTORit + ε (4)
sehingga disimpulkan bahwa PDB per kapita
Atau dapat diinterpretasikan: berpengaruh secara signifikan terhadap tax effort,
dan memiliki pengaruh yang positif. Simpulan yang
α= 1,464463 merupakan konstanta/intersep
dihasilkan dalam penelitian ini mendukung
regresi yang dapat diartikan bahwa ketika semua
pernyataan Le et al. (2008, 2012). PDB per kapita
variabel independen dan variabel kontrol bernilai
merupakan sebuah faktor yang berdampak
nol, maka nilai TE akan bernilai 1,464463;
signifikan pada kemampuan suatu negara dalam
1= 0,204878 koefisien bertanda positif pengumpulan pajak.
menunjukkan hubungan searah antara variabel
Bahl (1972) menjelaskan PDB per kapita atau
independen PDB per kapita dan variabel dependen
pendapatan per kapita menunjukkan tahapan
tax effort. Dengan asumsi ceteris paribus (faktor lain
perkembangan suatu negara yang mengukur
yang memengaruhi tax effort dianggap tetap), setiap
kemampuan negara tersebut dalam mengumpulkan
kenaikan GDPPC sebesar satu satuan, yang mana
pajak. Feger & Asafu-Adjaye (2014) berpendapat
merupakan log natural dari PDB per kapita, maka
bahwa PDB per kapita atau jenis pendapatan per
log natural TE akan naik sebesar 0,204878 satuan.
kapita lainnya biasanya dapat menjadi proksi
2= 0,457729 koefisien bertanda positif penjelas terbaik untuk tingkat perkembangan
menunjukkan hubungan searah antara variabel kesejahteraan suatu negara. Dari berbagai
independen demografi dan variabel dependen tax penelitian perbandingan tax effort sebelumnya
effort. Dengan asumsi ceteris paribus (faktor lain Tanzi (1992), Le et al. (2008), Feger & Asafu-Adjaye
yang memengaruhi tax effort dianggap tetap), setiap (2014), serta Bird et al. (2014), PDB per kapita
kenaikan DEMOG sebesar satu satuan, yang mana hampir selalu menunjukkan pengaruh yang
merupakan log natural rasio ketergantungan usia signifikan dengan arah positif terhadap tax effort.
(ADR), maka log natural TE akan naik sebesar Dari penelitian-penelitian tersebut, hanya Bird et al.
0,457729 satuan. (2008) serta Bird et al. (2014) yang menunjukkan
arah pengaruh yang beragam.
3= -0,829921 koefisien bertanda negatif
menunjukkan hubungan berlawanan arah antara
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

42

Hasil menarik ditunjukkan ketika PDB per kapita yang dapat mendistorsi kemampuan pengumpulan
dijabarkan dalam tiga ukuran penjelasnya (tingkat pajak negara.
produktivitas, tingkat partisipasi, dan tingkat
Beberapa penelitian lain juga menggunakan age
proporsi) seperti yang dilakukan oleh Golley & Wei
dependency ratio sebagai proksi alternatif dalam
(2015). Pendekatan ini juga dilakukan oleh Effendi
menjelaskan sifat demografi terhadap tax effort.
et al. (2019).
Penelitian-penelitian tersebut memunculkan hasil
Penelitian ini juga melakukan dekomposisi PDB yang beragam. Bahkan, age dependency ratio dapat
per kapita terkait tiga variabel penjelas yaitu tingkat menurunkan kontribusi populasi produktif
produktivitas, partisipasi, dan proporsi. Hasil sehingga berpengaruh negatif terhadap tax effort
regresi menunjukkan pengaruh yang beragam (Bird et al., 2014).
dengan nilai probabilitas sebesar 0,857; 0,238; dan
Cyan et al. (2013) berpendapat bahwa age
0,052. Nilai ini kemudian dibagi dua sesuai prinsip
dependency ratio menunjukkan arah koefisien yang
one-tailed, sehingga diperoleh nilai sebesar 0,429;
beragam ketika model yang diajukan diuji dengan
0,119, dan 0,026. Untuk tingkat produktivitas dan
fixed effect. Menariknya, koefisien yang konsisten
tingkat proporsi, nilai probabilitas > alpha 0,05
dengan hipotesis ditunjukkan ketika model diuji
sehingga H1 pada uji t ditolak. Namun, untuk tingkat
dengan stochastic frontier analysis
partisipasi, nilai probabilitas < alpha 0,05 sehingga
mempertimbangkan faktor inefisiensi meskipun
H1 pada uji t diterima. Dapat disimpulkan bahwa
masih belum cukup signifikan pengaruhnya
variabel GDPPC merupakan penjelas yang
terhadap tax effort.
menunjukkan hasil yang beragam terhadap variabel
TE ketika dijabarkan dalam tiga ukuran Hasil penelitian Dalamagas et al. (2019) dan
penjelasnya. Hendrani et al. (2020) menunjukkan bahwa age
dependency ratio memiliki pengaruh signifikan
Hasil uji F menunjukkan nilai p-value mendekati
terhadap tax effort dengan arah pengaruh yang
0 dan lebih kecil dari signifikansi 5% sehingga dapat
berlawanan dengan hipotesis. Ketika model diuji
disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel
dengan autoregressive model, maka arah pengaruh
independen memberikan pengaruh yang signifikan
dan signifikansi sesuai dengan hipotesa.
terhadap variabel dependen. Hasil nilai koefisien
determinasi (R2) adalah 0,877. Nilai tersebut Penelitian yang mengungkapkan korelasi antara
artinya kemampuan variabel independen dan PDB per kapita dengan penerimaan pajak di
variabel kontrol dalam menjelaskan variasi variabel Indonesia dilakukan oleh Effendi et al. (2019).
dependen berada di angka 87,7%. Hasil pengujian Pengujian tentang pengaruh bonus demografi
kekokohan model (robustness check) dapat dilihat terhadap penerimaan pajak menunjukkan bahwa
pada Lampiran 3. terdapat korelasi antara penerimaan pajak yang
terkait langsung dengan demografi, terutama
Pengaruh Demografi terhadap Tax Effort
terkait penerimaan PPh Pasal 21 dan PPh Pasal
Penelitian ini menggunakan proksi age 25/29.
dependency ratio dalam konteks menguji seberapa
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor
besar pengaruh bonus demografi terhadap
demografi dapat berpengaruh terhadap PDB per
penerimaan pajak melalui tax effort. Hasil uji
kapita dalam jangka panjang sehingga berpengaruh
statistik t menunjukkan bahwa nilai probabilitas
secara tidak langsung terhadap potensi pajak.
untuk pengaruh karakteristik demografi terhadap
Bonus demografi tidak serta merta menambah
tax effort adalah 0,10095. Nilai tersebut berada di
penerimaan pajak tetapi harus disikapi dengan
atas tingkat signifikansi yakni 5% sehingga
strategi yang tepat agar tidak tersia-siakan. Salah
disimpulkan bahwa demografi tidak berpengaruh
satunya dengan memprioritaskan perluasan basis
secara signifikan terhadap tax effort. Simpulan yang
pajak untuk saat ini dan menjaga harapan pembayar
dihasilkan dalam penelitian ini berbeda dengan
pajak ketika tingkat partisipasi sudah lebih
hasil penelitian Le et al. (2008, 2012).
dominan.
Le et al. (2008) menggunakan metode Ordinary
Pengaruh Governance Quality terhadap Tax
Least Square (OLS), dengan hasil yang menunjukkan
Effort
bahwa age dependency ratio cenderung
menghasilkan koefisien yang tidak signifikan tetapi Model yang digunakan adalah model regresi fixed
dengan arah yang sesuai hipotesis. Sedangkan, effect least square dengan dummy variable. Hasil uji
dalam Le et al. (2012) diperoleh bukti bahwa age statistik t menunjukkan bahwa nilai probabilitas
dependency ratio menghasilkan arah pengaruh yang untuk governance quality terhadap tax effort adalah
beragam dengan signifikansi yang beragam pula 0,14885. Nilai tersebut berada di atas tingkat
ketika menjelaskan tax effort dengan pendekatan signifikansi 5% sehingga disimpulkan bahwa
penerimaan fiskal alih-alih penerimaan pajak. governance quality yang diwakilkan dalam agregasi
Kedua penelitian tersebut menyimpulkan bahwa WGI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
age dependency ratio merupakan sebuah faktor tax effort. Simpulan yang dihasilkan dalam
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

43

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Le government effectiveness yang menunjukkan
et al. (2008, 2012). Kedua penelitian tersebut pengaruh signifikan dengan arah negatif dan sub
menyimpulkan bahwa governance quality adalah indeks regulatory quality yang menunjukkan
salah satu faktor terpenting yang menentukan pengaruh signifikan dengan arah positif. Hasil
penerimaan pajak. pengujian kekokohan model (robustness check)
dapat dilihat pada Lampiran 2.
Le et al. (2012) menggunakan regresi OLS
dan terdapat potensi masalah dalam regresi pada KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
variabel-variabel tertentu, seperti governance
quality atau institusional. Terdapat kemungkinan Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
endogenitas dan/atau masalah kausalitas ganda bahwa PDB per kapita berpengaruh signifikan
yang terkait dengan variabel institusional dan positif terhadap tax effort yang berarti semakin
pendapatan pajak. Pajak yang lebih tinggi tinggi PDB per kapita maka semakin tinggi tax effort.
meningkatkan governance yang lebih baik Hal ini menunjukkan PDB per kapita yang dianggap
selanjutnya dapat meningkatkan pajak. Meskipun merefleksikan tingkat perkembangan suatu negara
Bird et al. (2014) dapat membuktikan bahwa menjadi faktor utama yang memengaruhi tax effort.
endogenitas dalam model yang serupa dengan Dalam asumsi tarif pajak progresif yang digunakan,
penelitian ini tidak ada. maka semakin tingginya PDB per kapita diharapkan
memperluas basis pajak baik secara langsung
Sementara itu, penelitian Alm & Martinez- maupun tidak langsung sehingga berpengaruh ke
Vazquez (2003) menggunakan konsep governance tax effort.
dan institutional quality sebagai salah satu faktor
yang berpengaruh dalam penerimaan pajak. Ukuran Karakter demografi tidak berpengaruh
yang sering digunakan untuk menjelaskan signifikan terhadap tax effort. Penelitian ini
governance quality diantaranya adalah corruption menggunakan age dependency ratio sebagai ukuran
index and bureaucratic quality yang termasuk dalam proksi karakter demografi karena lebih relevan
International Country Risk Guide (ICRG) seperti pada dengan bonus demografi yang diekspektasikan
Grigorian & Dovoodi (2007), Le et al. (2008, 2012), segera diperoleh Indonesia. Hal ini dapat dipahami
Javid & Arif (2012), Cyan et al. (2013) serta Bird et bahwa age dependency ratio hanya dapat
al. (2014). berpengaruh langsung pada pajak yang terkait
langsung dengan demografis. Selain itu, manfaat
Penelitian ini sendiri menggunakan nilai rata- bonus demografi tidak serta merta langsung
rata dari WGI yang terdiri dari enam dimensi (voice berimbas pada penerimaan pajak namun harus
and accountability, political stability and absence of dapat ditangkap dengan strategi yang tepat.
violence/terrorism, government effectiveness,
regulatory quality, rule of law, dan control of Good governance berpengaruh signifikan
corruption) disajikan dalam rentang -2,5 hingga negatif terhadap tax effort. Penelitian ini
+2,5. menggunakan rata-rata dari estimasi nilai keenam
sub indeks WGI sebagai ukuran proksi good
Bird et al. (2008, 2014) juga menguji pengaruh governance.
governance quality baik dengan proksi ICRG
maupun WGI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan Effendi et al.
governance quality signifikan dan berpengaruh (2019) yang menyebutkan bahwa bonus demografi
positif terhadap tax effort. tidak secara otomatis menambah penerimaan
pajak, tetapi harus disikapi dengan strategi yang
Beberapa penelitian terakhir yang dilakukan tepat. Salah satunya dengan memprioritaskan
oleh Dalamagas et al. (2019) dan Elbahnasawy perluasan basis pajak dan menjaga harapan (tax
(2020) menggunakan variabel governance quality morale) pembayar pajak ketika tingkat partisipasi
atau institutional setting seperti demokrasi, sudah lebih dominan.
kerusuhan, karakter kabinet, stabilitas politik
hingga perang di suatu kawasan. Hasilnya Selain itu, di masa mendatang perlu dilakukan
menunjukkan bahwa governance quality dan penelitian terhadap perkembangan pendapatan asli
institutional setting secara keseluruhan daerah untuk mewujudkan kemandirian daerah di
berpengaruh signifikan terhadap tax effort. Indonesia. Beberapa penelitian terakhir
menggunakan pendekatan tax effort untuk
Untuk menguji kekokohan model, variabel meningkatkan kapasitas pajak pemerintah daerah
governance quality yang awalnya menggunakan sebagaimana dilakukan oleh Vallés Giménez &
proksi dengan satu nilai tunggal, berupa rata-rata Zárate Marco (2017) serta Miyazaki (2020).
dari estimasi nilai keenam sub indeks WGI, diganti
dengan nilai estimasi dari keenam sub indeks IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
tersebut. Hasil dekomposisi menunjukkan bahwa Terdapat beberapa keterbatasan dalam
arah pengaruh maupun signifikansi dari variabel penelitian ini, yaitu sampel terbatas pada negara
GOV cenderung tidak berubah kecuali sub indeks anggota APEC dengan rentang waktu hanya selama
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

44

satu dekade (tahun 2008-2017). Model analisis Brun, J.-F., & Diakite, M. (2016). Tax potential and
yang digunakan dalam penelitian ini sesuai hasil tax effort : An empirical estimation for non-
pemilihan model adalah fixed effect least square resource tax revenue and VAT ’ s revenue.
dummy variable yang pengujiannya tidak mencakup Center D’etudes Et De Recherches Sur Le
endogenitas dan inefisiensi seperti pengujian Developpement International, 1–64.
alternatif lainnya. Selain itu penulis juga akan Cyan, M., Martinez-Vasquez, J., & Volovic, V. (2013).
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil Measuring tax effort: Does the estimation
penelitian termasuk error yang kemungkinan approach matter and should effort be linked
terjadi. to expenditure goals? Georgia: ICEPP
Working Papers, International Center for
Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek
Public Policy.
penelitian dan menguji berbagai variabel penjelas
Dalamagas, B., Palaios, P., & Tantos, S. (2019). A new
tax effort lainnya baik yang sudah teruji signifikan
approach to measuring tax effort.
maupun tidak di penelitian sebelumnya untuk
Economies, 7(3), 1-25.
meningkatkan kualitas estimasi tax effort yang
http://dx.doi.org/10.3390/economies703
digunakan dalam perbandingan antar negara.
0077
Penelitian ini masih membuka ruang-ruang
Daude, C., Gutierrez, H., & Melguizo, A. (2013). What
perbaikan sebagaimana dijelaskan dalam
drives tax morale? A focus on emerging
keterbatasan ruang lingkup.
economies. Review of Public Economics,
PENGHARGAAN 207(4), 9-40.
http://dx.doi.org/10.7866/HPE-
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih RPE.13.4.1
kepada pimpinan dan kolega dosen PKN STAN, yaitu Effendi, Y., Hidayat, W., & Nurwanda, A. (2019). The
Rahmadi Murwanto, Supriyadi, Dyah Purwanti, impact of demographic transition on tax
Nurhidayati dan Ambang Aries Yudanto, yang telah revenue in Indonesia. Scientax, 1(1), 92-
memberikan kontribusi berupa sumbang saran dan 108.
kontribusi lainnya terhadap penyelesaian skripsi https://doi.org/10.52869/st.v1i1.8
yang kemudian dikonversi menjadi jurnal. Jurnal ini Elbahnasawy, N. (2020). Democracy, political
telah diseminasikan kepada publik pada Seminar instability, and government tax effort in
Jurnal Ilmiah Perbendaharaan tanggal 13-14 hydrocarbon-dependent countries.
Desember 2021. Resources Policy, 65. 1-16.
https://doi.org/10.1016/j.resourpol.2019.
REFERENSI 101530
Feger, T., & Asafu-Adjaye, J. (2014). Tax effort
Agung, I. G. (2014). Time series data analysis using
performance in sub-Sahara Africa and the
eviews. Jakarta: John Wiley & Sons.
role of colonialism. Economic Modelling, 38,
Alm, J., & Martinez-Vazquez, J. (2003). Institutions,
163–174.
paradigms, and tax evasion in developing
https://doi.org/10.1016/j.econmod.2013.
and transition countries. ECON Publication,
12.020
146-178.
Fenochietto, R., & Pessino, C. (2013). Understanding
Bahl, R. W. (1972). A representative tax system
countries’ tax effort. IMF Working Paper, 1-
approach to measuring tax effort in
30.
developing countries. International
Garg, S., Goyal, A., & Pal, R. (2016). Why tax effort
Monetary Fund, 19(1), 87–124.
https://doi.org/10.2307/3866441 falls short of tax capacity in Indian states: A
stochastic frontier approach. Public Finance
Bird, R. M., Martinez-Vasquez, J., & Torgler, B.
Review, 45(2), 232-259.
(2008). Tax effort in developing countries
https://doi.org/10.1177%2F1091142115
and high income countries: The impact of
623855
corruption, voice and accountability.
Golley, J., & Wei, Z. A. (2015). Population dynamics
Economic Analysis and Policy, 38(1), 55–71.
and economic growth in China. China
https://doi.org/10.1016/S0313-
5926(08)50006-3 Economic Review 35, 15-32.
http://dx.doi.org/10.1016/j.chieco.2015.0
Bird, R. M., Martinez-Vazquez, J., & Torgler, B.
5.005
(2014). Societal institutions and tax effort
Hendrani, A., Ramdhani, D., Febriani, T., & Sriyani, S.
in developing countries. Annals of
(2020). Corporate tax avoidance:
Economics and Finance 15-1, 185-230.
Kontribusi mekanisme corporate
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.662081
BPS. (2018). Proyeksi penduduk Indonesia 2015- governance dan corporate social
2045 hasil SUPAS 2015 (Edisi revisi). responsibility pada perusahaan industri
manufaktur sektor industri dasar dan
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
kimia yang terdaftar di Bursa Efek
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

45

Indonesia tahun 2014-2018. STATERA: Tanzi, V. (1992). Structural factors and tax revenue
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 2(2), 109– in developing countries: A decade of
132. evidence. Cambridge: Cambridge University
https://doi.org/10.33510/statera.2020.2. Press.
2.109-132 Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2015). Economic
Jati, W. R. (2015). Bonus demografi sebagai mesin development. Harlow, Essex: Pearson.
pertumbuhan ekonomi: Jendela peluang Vallés Giménez, J., & Zárate Marco, A. I. (2017). Tax
atau jendela bencana di Indonesia? effort of local governments and its
Populasi, 26(1), 1–19. determinants: The Spanish case. Annals of
https://doi.org/10.22146/jp.8559 Economics and Finance, 18(2).
Javid, A. Y., & Arif, U. (2012). Analysis of revenue
potential and revenue effort in developing
Asian countries. Pakistan Development
Review, 4(51), 365–379.
http://dx.doi.org/10.30541/v51i4IIpp.36
5-380
Kaufmann, D., Kraay, A., & Mastruzzi, M. (2011). The
worldwide governance indicators:
methodology and analytical issue. Hague
Journal on the Rule of Law, 3(2), 220–246.
https://doi.org/10.1017/S187640451120
0046
Le, T. M., Moreno-Dodson, B., & Bayraktar, N. (2012).
Tax capacity and tax effort : Extended cross-
country analysis from 1994 to 2009.
Washington DC: The World Bank.
Le, T. M., Moreno-Dodson, B., & Rojchaichaninthorn,
J. (2008). Expanding taxable capacity and
reaching revenue potential: Cross-country
analysis. Washington DC: The World Bank.
Mawejje, J., & Sebudde, R. R. (2019). Tax revenue
potential and effort: Worldwide estimates
using a new dataset. Economic Analysis and
Policy, 63, 119–129.
http://dx.doi.org/10.1016/j.eap.2019.05.0
05
Miyazaki, T. (2020). Intergovernmental fiscal
transfers and tax efforts: Regression-
discontinuity analysis for Japanese local
governments. Regional Science and Urban
Economics, 84, 1-46.
http://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.
2020.103554
Ndiaye, M. B. O., & Korsu, R. D. (2014). Tax effort in
ECOWAS countries. In Regional Economic
Integration in West Africa, 137-158.
Springer, Cham.
http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-
01282-7_6
Newton, K. (2017). Public services in cities and
counties. In Public Service Provision and
Urban Development, 19-43. Routledge.
Piancastelli, M., & Thirlwall, A. P. (2021). The
determinants of tax revenue and tax effort
in developed and developing countries:
Theory and new evidence 1996-2015. Nova
Economia, 30, 871-892.
http://dx.doi.org/10.1590/0103-
6351/5788
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

46

LAMPIRAN

Lampiran 1a Perbandingan Tax Effort Negara Anggota APEC 2008-2011


Kode Negara Tahun T/Y T'/Y TE Tahun T/Y T'/Y TE
AUS Australia 2008 26.87 26.01 1.03 2010 25.31 17.64 1.44
BRN Brunei Darussalam 2008 42.10 25.99 1.62 2010 28.34 18.32 1.55
CAN Kanada 2008 26.78 25.69 1.04 2010 26.46 18.43 1.44
CHL Chile 2008 20.03 26.55 0.75 2010 18.25 18.65 0.98
CHN Tiongkok 2008 16.95 26.22 0.65 2010 17.83 18.48 0.96
HKG Hong Kong 2008 12.72 27.63 0.46 2010 13.54 18.12 0.75
IDN Indonesia 2008 12.99 26.36 0.49 2010 11.23 17.97 0.62
JPN Jepang 2008 16.76 26.43 0.63 2010 15.63 18.61 0.84
KOR Korea 2008 19.27 24.91 0.77 2010 17.93 13.61 1.32
MEX Meksiko 2008 10.64 26.43 0.40 2010 10.76 11.84 0.91
MYS Malaysia 2008 14.20 28.25 0.50 2010 13.33 14.49 0.92
NZL Selandia Baru 2008 32.90 21.07 1.56 2010 30.27 15.86 1.91
PER Peru 2008 16.86 23.96 0.70 2010 15.90 14.81 1.07
PHL Filipina 2008 14.40 28.26 0.51 2010 12.94 14.77 0.88
PNG Papua Nugini 2008 18.42 27.35 0.67 2010 16.75 13.27 1.26
RUS Russia 2008 28.99 26.72 1.09 2010 24.67 12.82 1.92
SGP Singapura 2008 13.86 22.39 0.62 2010 12.98 12.28 1.06
THA Thailand 2008 16.35 17.66 0.93 2010 15.93 13.72 1.16
TWN Taiwan 2008 13.40 16.44 0.82 2010 11.50 13.45 0.86
USA USA 2008 19.37 17.29 1.12 2010 17.36 11.87 1.46
VNM Vietnam 2008 22.48 26.54 0.85 2010 22.39 12.22 1.83
AUS Australia 2009 25.57 26.93 0.95 2011 25.93 12.75 2.03
BRN Brunei Darussalam 2009 22.26 28.28 0.79 2011 35.59 12.55 2.83
CAN Kanada 2009 27.55 26.27 1.05 2011 26.33 12.28 2.14
CHL Chile 2009 15.91 26.02 0.61 2011 19.78 11.72
CHN Tiongkok 2009 17.01 25.69 0.66 2011 18.46 11.28 1.64
HKG Hong Kong 2009 12.50 29.08 0.43 2011 14.22 10.38 1.37
IDN Indonesia 2009 11.06 26.59 0.42 2011 12.17 10.74 1.13
JPN Jepang 2009 15.33 26.78 0.57 2011 16.06 16.52 0.97
KOR Korea 2009 18.21 28.04 0.65 2011 18.36 14.33 1.28
MEX Meksiko 2009 10.31 19.36 0.53 2011 10.70 15.27 0.70
MYS Malaysia 2009 14.47 17.68 0.82 2011 14.79 16.00 0.92
NZL Selandia Baru 2009 30.25 18.43 1.64 2011 30.06 15.74 1.91
PER Peru 2009 14.93 19.05 0.78 2011 16.72 16.86 0.99
PHL Filipina 2009 13.08 19.97 0.66 2011 13.22 17.97 0.74
PNG Papua Nugini 2009 15.67 19.52 0.80 2011 18.70 17.47 1.07
RUS Russia 2009 23.92 18.52 1.29 2011 26.64 15.98 1.67
SGP Singapura 2009 13.08 18.51 0.71 2011 13.27 16.91 0.78
THA Thailand 2009 15.34 17.46 0.88 2011 17.62 18.55 0.95
TWN Taiwan 2009 11.80 18.23 0.65 2011 12.40 17.03 0.73
USA USA 2009 16.76 16.72 1.00 2011 18.43 17.96 1.03
VNM Vietnam 2009 20.63 16.07 1.28 2011 21.86 18.50 1.18
Sumber: Diolah Penulis
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

47

Lampiran 1b Perbandingan Tax Effort Negara Anggota APEC 2012-2015


Kode Negara Tahun T/Y T'/Y TE Tahun T/Y T'/Y TE
AUS Australia 2012 26.95 18.97 1.42 2014 27.33 15.62 1.75
BRN Brunei Darussalam 2012 31.48 18.97 1.66 2014 25.57 14.95 1.71
CAN Kanada 2012 26.54 18.83 1.41 2014 26.65 14.60 1.83
CHL Chile 2012 19.94 18.79 1.06 2014 18.19 15.30 1.19
CHN Tiongkok 2012 18.60 19.06 0.98 2014 18.41 14.31 1.29
HKG Hong Kong 2012 13.70 19.45 0.70 2014 15.46 13.45 1.15
IDN Indonesia 2012 12.47 11.29 1.10 2014 12.05 14.45 0.83
JPN Jepang 2012 16.48 10.68 1.54 2014 18.25 13.46 1.36
KOR Korea 2012 18.65 11.16 1.67 2014 17.98 13.55 1.33
MEX Meksiko 2012 10.56 11.69 0.90 2014 11.54 13.28 0.87
MYS Malaysia 2012 15.61 11.54 1.35 2014 14.84 12.87 1.15
NZL Selandia Baru 2012 31.64 11.52 2.75 2014 31.22 14.02 2.23
PER Peru 2012 17.30 11.95 1.45 2014 16.95 15.54 1.09
PHL Filipina 2012 14.07 12.22 1.15 2014 14.46 16.10 0.90
PNG Papua Nugini 2012 18.52 12.26 1.51 2014 18.03 17.48 1.03
RUS Russia 2012 26.04 12.76 2.04 2014 25.43 16.36 1.55
SGP Singapura 2012 13.80 15.35 0.90 2014 13.71 18.18 0.75
THA Thailand 2012 16.83 15.48 1.09 2014 17.06 17.90 0.95
TWN Taiwan 2012 12.20 14.00 0.87 2014 12.20 17.04 0.72
USA USA 2012 18.61 13.03 1.43 2014 19.79 15.65 1.26
VNM Vietnam 2012 19.03 14.05 1.35 2014 18.22 15.61 1.17
AUS Australia 2013 27.16 14.20 1.91 2015 27.92 16.49 1.69
BRN Brunei Darussalam 2013 30.90 13.82 2.24 2015 13.83 16.79 0.82
CAN Kanada 2013 26.44 14.43 1.83 2015 27.84 17.04 1.63
CHL Chile 2013 18.43 14.39 1.28 2015 18.97 23.40 0.81
CHN Tiongkok 2013 18.52 14.73 1.26 2015 17.87 21.66 0.82
HKG Hong Kong 2013 13.38 34.36 0.39 2015 14.37 24.89 0.58
IDN Indonesia 2013 12.48 29.83 0.42 2015 11.96 24.84 0.48
JPN Jepang 2013 17.07 28.07 0.61 2015 18.56 25.99 0.71
KOR Korea 2013 17.89 28.98 0.62 2015 18.47 26.52 0.70
MEX Meksiko 2013 11.14 31.22 0.36 2015 13.73 25.85 0.53
MYS Malaysia 2013 15.31 27.45 0.56 2015 14.28 25.28 0.56
NZL Selandia Baru 2013 30.48 34.43 0.89 2015 31.57 24.73 1.28
PER Peru 2013 17.11 35.86 0.48 2015 15.17 26.22 0.58
PHL Filipina 2013 14.48 31.40 0.46 2015 14.55 12.79 1.14
PNG Papua Nugini 2013 18.61 31.37 0.59 2015 16.03 11.88 1.35
RUS Russia 2013 25.05 16.52 1.52 2015 22.80 12.92 1.76
SGP Singapura 2013 13.43 15.42 0.87 2015 13.31 13.70 0.97
THA Thailand 2013 18.32 16.17 1.13 2015 17.51 13.76 1.27
TWN Taiwan 2013 12.00 16.21 0.74 2015 12.50 13.62 0.92
USA USA 2013 19.48 16.57 1.18 2015 20.01 13.31 1.50
VNM Vietnam 2013 19.12 16.34 1.17 2015 18.04 13.81 1.31
Sumber: Diolah Penulis
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT Indonesian Treasury Review
DI KAWASAN ASIA PASIFIK Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

48

Lampiran 1c Perbandingan Tax Effort Negara Anggota APEC 2016-2017


Kode Negara Tahun T/Y T'/Y TE Tahun T/Y T'/Y TE
AUS Australia 2016 27.76 14.04 1.98 2017 21.92 11.62 1.89
BRN Brunei Darussalam 2016 9.06 16.30 0.56 2017 11.23 18.87 0.60
CAN Kanada 2016 27.85 16.69 1.67 2017 27.63 19.09 1.45
CHL Chile 2016 18.72 15.94 1.17 2017 18.70 19.06 0.98
CHN Tiongkok 2016 17.48 16.02 1.09 2017 17.78 17.81 1.00
HKG Hong Kong 2016 13.57 15.30 0.89 2017 13.72 18.39 0.75
IDN Indonesia 2016 11.56 15.58 0.74 2017 11.09 17.03 0.65
JPN Jepang 2016 18.23 15.80 1.15 2017 11.63 18.41 0.63
KOR Korea 2016 19.38 17.00 1.14 2017 19.98 19.65 1.02
MEX Meksiko 2016 14.47 18.37 0.79 2017 14.02 20.98 0.67
MYS Malaysia 2016 13.76 18.85 0.73 2017 12.95 21.06 0.62
NZL Selandia Baru 2016 31.57 18.96 1.67 2017 31.98 18.90 1.69
PER Peru 2016 14.05 13.83 1.02 2017 13.17 18.36 0.72
PHL Filipina 2016 14.56 12.06 1.21 2017 15.14 18.48 0.82
PNG Papua Nugini 2016 14.20 13.14 1.08 2017 14.30 18.28 0.78
RUS Russia 2016 21.96 12.62 1.74 2017 24.17 18.62 1.30
SGP Singapura 2016 13.72 12.72 1.08 2017 14.65 19.75 0.74
THA Thailand 2016 16.94 12.53 1.35 2017 16.32 20.21 0.81
TWN Taiwan 2016 12.70 11.88 1.07 2017 12.50 20.89 0.60
USA USA 2016 19.66 11.74 1.67 2017 20.89 21.35 0.98
VNM Vietnam 2016 17.95 11.17 1.61 2017 18.74 23.47 0.80
Sumber: Diolah Penulis

Lampiran 2 Robustness Check PDB per Kapita


Variable Coef Prob Coef Prob Coef Prob Coef Prob Coef Prob
C 1,464 0,480 -74,924 0,051 2,237 0,269 0,747 0,809 -61,444 0,077
GDPPC 0,205 0,037
PROD -0,027 0,857 -0,000 1,000
PART 0,627 0,238 0,338 0,458
WORGE 13,675 0,052 11,683 0,071
DEMOG 0,458 0,136 4,954 0,037 0,489 0,126 0,495 0,122 4,293 0,047
GOV -0,830 0,040 -0,573 0,201 -0,514 0,264 -0,501 0,215 -0,621 0,128
SECTOR -0,601 0,004 -0,684 0,003 -0,697 0,004 -0,695 0,003 -0,685 0,002
TRADE 0,367 0,007 0,422 0,003 0,369 0,007 0,369 0,006 0,418 0,002

R-
0,882 0,877 0,872 0,873 0,876
squared
Prob (F-
- - - - -
statistic)
Sumber: Diolah Penulis
Indonesian Treasury Review
Vol.8, No.1, (2023), Hal 33-49.

49

Lampiran 3 Robustness Check Governance Quality


Variable Coef Prob. Coef Prob. Coef Prob. Coef Prob. Coef. Prob. Coef Prob. Coef Prob. Coef Prob.
C 1,464 0,480 -0,358 0,879 0,214 0,900 1,508 0,291 -1,018 0,541 0,686 0,672 -2,627 0,279 -2,027 0,370
0,205 0,037 0,182 0,040 0,128 0,179 0,199 0,041 0,122 0,269 0,258 0,018 0,051 0,597 0,090 0,354
GDPPC
DEMOG 0,458 0,136 0,747 0,037 0,521 0,094 0,718 0,034 0,472 0,142 0,475 0,130 0,498 0,122 0,567 0,112
ANALISIS PENGARUH PDB, DEMOGRAFI DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP TAX EFFORT

-0,830 0,040
GOV
SECTOR -0,176 0,241 -0,374 0,018
-0,766 0,013 -1,076 0,001
TRADE
CC 0,105 0,159 -0,054 0,492
-0,843 0,016 - 0,014
GE 0,845
0,902 0,010 0,468 0,245
PV
RL 0,125 0,548 0,193 0,516
-0,601 0,004 -0,571 0,001 -0,614 0,004 -0,556 0,002 -0,590 0,005 - 0,003 -0,571 0,005 -0,591 0,005
RQ 0,618
0,367 0,007 0,418 - 0,352 0,010 0,385 0,002 0,387 0,005 0,428 0,001 0,398 0,005 0,387 0,004
VA
0,882 0,901 0,882 0,891 0,878 0,880 0,879
R-squared 0,886
Prob(F- - 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
statistic)
Sumber: Diolah Penulis
DI KAWASAN ASIA PASIFIK

You might also like