ANALISIS PENERAPAN METODE FULL COSTING DALAM Cost of
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK Production, Full
Costing, Cost of
PENETAPAN HARGA JUAL Goods Sold
Alviani Lestari, Siti Ita Rosita dan Tri Marlina
Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Bogor, Indonesia 172
Email :
[email protected] Submitted:
JANUARI 2019
ABSTRACT Accepted:
APRIL 2019
Lemari Syukur Factory is a home industry that produces wardrobe cabinets. It
determines selling price based estimation which is inappropriate. The main issue is that
the company does not possess proper cost classification system in determining the cost
of goods sold. This research is aimed to assist determining the cost of production as the
basis for making up finished goods price using full costing method. This research
includes quallitative analysis research. Data were collected through interviews and
documentation and analyzed by qualitative analysis techniques.
The study resulted (1) for cost of goods sold calculation, the factory charged
direct material costs of Rp. 325.000.000, direct labor cost of Rp. 211.200.000 and
factory overhead cost of Rp. 556,800,000. Total production cost to produce 2,196 units
of cabinets in one year amounted to Rp. 1.093.000.000. The factory estimated cost of
goods sold for each unit is of Rp. 497.723, and the selling price per cabinet unit is Rp.
500.000. (2) Using full costing method, the cost calculation consisted of direct material
costs of Rp. 325.000.000, direct labor cost equal to Rp. 211.200.000, factory overhead
fixed cost Rp. 12,042,250, and variable factory overhead cost Rp. Rp. 525.550.000.
Thus, the cost of production was Rp. 1,073,792,250 for 2,196 units of cabinets. The cost
of goods sold per cabinet unit is Rp. 488.976 and the selling price is Rp. 619.559. (3)
The difference in cost of goods sold between full costing and the factory calculation is
of Rp 8.747. While the difference between finished product price using full costing and
the factory estimation is Rp 133.766.
Keywords: Cost of Production, Full Costing, Cost of Goods Sold
PENDAHULUAN
Pentingnya melakukan perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan agar
diketahui besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan saat akan memproduksi
barang atau jasa. Tidak hanya perusahaan besar, para pelaku UMKM juga harus benar-
benar dapat menghitung biaya produksi yang dikeluarkan untuk menentukan harga jual,
sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat berpengaruh terhadap harga jual produknya.
Setiap pelaku usaha kecil dan menengah dituntut lebih efektif dan efisien dalam
menjalankan usahanya sehingga memiliki daya saing dengan para kompetitornya. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan besaran HPP dan harga jual
yang tentu saja harus dengan harga yang wajar, tidak terlalu rendah dan juga tidak
terlalu tinggi. Dampak yang terjadi bila salah menentukan harga jual adalah, apabila JIMKES
Jurnal Ilmiah Akuntansi
harga jual produk terlalu tinggi akan berdampak terhadap lemahnya daya saing Kesatuan
Vol. 7 No. 1, April 2019
perusahaan. Begitu pula sebaliknya, jika penentuan harga jual terlalu rendah maka dapat pg. 173 - 178
STIE Kesatuan
dipastikan laba yang didapat tidak akan maksimal. ISSN 2337 – 7852
Cost of Objek penelitian ini dilakukan di sebuah UMKM yang bergerak dibidang
Production, Full furniture, yaitu pembuatan lemari dengan nama usaha “Pabrik Lemari Syukur”. Selama
Costing, Cost of menjalankan usahanya, “Pabrik Lemari Syukur” telah berupaya untuk melakukan
Goods Sold perhitungan harga pokok produksi secara sederhana tanpa mengelompokkan biaya-
biaya produksi untuk menghitung harga pokok produksinya.
173_____ TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mendukung penelitian ini maka dibutuhkan beberapa landasan teori.
Menurut Mulyadi (2014:10) “Harga pokok produksi atau disebut harga pokok
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan”.
Menurut Mulyadi (2014:17-19) metode penentuan cost produksi adalah cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam cost produksi. Dalam memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam cost produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing
dan variabel costing.
Harga jual menurut Achmad Slamet dan Sumarli (2002:51) “adalah harga yang
diperoleh dari penjumlahan biaya produksi total ditambah dengan mark up yang
digunakan untuk menutup biaya overhead pabrik perusahaan”.
Menurut Mulyadi (2009:34) ada tiga konsep yang dapat digunakan untuk
menentukan harga jual, diantaranya:
1. Konsep Biaya Total
Berdasarkan konsep ini, harga jual ditentukan dari biaya total yaitu penjumlahan
dari biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi umum, dan jumlah laba
yang diinginkan oleh perusahaan.
2. Konsep Biaya Produk
Berdasarkan konsep biaya produk, harga jual ditentukan dari biaya produksi
ditambah dengan markup.
3. Konsep Biaya Variabel
Dalam konsep yang disebut dengan contribution approach ini, harga jual
ditentukan dari biaya variabel (biaya produksi variabel, biaya pemasaran variabel
dan biaya administrasi umum variabel) ditambah dengan markup.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif, dimana peneliti berusaha
untuk menggambarkan secara jelas keadaan objek yang diteliti berdasarkan data yang
dikumpulkan kemudian melakukan analisis atas objek penelitian tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Harga Pokok Produksi UMKM “Pabrik Lemari Syukur”
Berikut ini akan disajikan Perhitungan harga pokok produksi per unit lemari
yang selama ini dilakukan oleh Pabrik Lemari Syukur, sebagai berikut :
Perhitungan Harga Pokok Produksi UMKM Cost of
Pabrik Lemari Syukur Tahun 2016 Production, Full
Keterangan Rata-Rata Harga Total (Rp) Costing, Cost of
Kebutuhan (Rp) / Goods Sold
Per Tahun Unit
Biaya Bahan Baku Langsung
Partikel Board (PB) 2.600 75.000 234.000.000
Lembar
____174
Kayu MDF 2.600 35.000 91.000.000
Lembar
Jumlah Biaya Bahan Baku 325.000.000
Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja 8 orang 8 Orang x 12 2.200. 211.200.000
@Rp. 2.200.000 Bulan 000
Biaya Overhead Pabrik
Lem Presto (Kayu) 1.900 Kg 10.000 19.000.000
Lem Kuning 280 Kg 35.000 9.800.000
Lapisan Finish Foil 18.000 Meter 5.000 90.000.000
Lapisan PVC 18.000 Meter 10.000 180.000.000
Eazing / Vynil 65.000 Meter 1.200 78.000.000
Aksesoris 120.000.000 120.000.000
Biaya Angkut 60.000.000
Jumlah Biaya Overhead 556.800.000
Pabrik
Total Biaya 1.093.000.000
Jumlah Produksi 2.196
Rata-Rata Harga Pokok 497.723*
Produksi Per lemari
*) Pembulatan
Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan biaya produksi dengan
memperhitungkan unsur-unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, baik variabel maupun tetap. Berikut ini ditampilkan biaya produksi “Pabrik
Lemari Syukur” dengan menggunakan metode full costing :
Perhitungan Harga Pokok Produksi UMKM
Pabrik Lemari Syukur dengan Metode Full Costing Tahun 2016
No Keterangan Total Biaya (Rp)
1 Bahan Baku Langsung 325.000.000
2 Tenaga Kerja Langsung 211.200.000
3 Biaya Overhead Pabrik Tetap 12.042.250
4 Biaya Overhead Pabrik Variabel 525.550.000
5 Harga Pokok Produksi (Per Tahun 2016) 1.073.792.250
6 Jumlah Produksi (Unit) 2.196
7 Rata-Rata Harga Pokok Produksi Per Unit Lemari 488.976*
Cost of Analisis Perbandingan Harga Pokok Produksi antara Menurut UMKM dengan
Production, Full Metode Full Costing
Costing, Cost of Berikut disajikan perbandingan perhitungan harga pokok produksi “Pabrik
Goods Sold Lemari Syukur” dengan perhitungan harga pokok produksi metode full costing :
Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Metode UMKM
dengan Metode Full Costing (Rupiah) Tahun 2016
175_____ Harga Pokok Produksi/Unit
Jenis Selisih
Metode UMKM Metode Full Costing
Lemari 2 Pintu 497.723 488.976 8.747
Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa perhitungan dengan menggunakan
metode full costing ternyata menghasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah. Hal
ini disebabkan “Pabrik Lemari Syukur” selama ini membebankan biaya yang bukan
sebagai unsur biaya overhead pabrik ke dalam perhitungannya. Walaupun perhitungan
harga pokok produksi dengan metode full costing menghasilkan harga pokok produksi
yang lebih rendah dari pada metode UMKM, tetapi perhitungan harga pokok produksi
dengan metode full costing telah mencerminkan sumber daya yang digunakan dalam
proses produksi, dimana perhitungan tersebut mencatat biaya produksi yang benar-benar
terjadi pada setiap proses produksi.
Ketidaktepatan dalam pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan
membuat perhitungan HPP kurang tepat karena tidak mencerminkan konsumsi sumber
daya secara lengkap dan akurat dalam proses produksinya. Harga pokok produksi yang
lebih besar pada metode UMKM disebabkan oleh pembebanan biaya angkut dengan
jumlah yang cukup besar.
Sedangkan dalam metode full costing biaya angkut tidak dimasukkan ke dalam
perhitungan harga pokok produksi melainkan digunakan untuk menggunakan harga
pokok penjualan. Meskipun metode full costing menghasilkan harga pokok yang lebih
rendah namun unsur perhitungan biayanya lebih tepat karena menghitung semua unsur
biaya-biaya dalam proses produksi seperti penyusutan mesin dan kendaraan, biaya
listrik, serta biaya amplas kayu karena dalam metode full costing setiap aktibitas yang
berhubungan dengan proses produksi dimasukkan dalam perhitungan harga pokok
produksi.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk Menentukan Harga Jual
Pabrik Lemari Syukur dalam menentukan harga jual perunit lemari hanya
berdasarkan perkiraan saja yaitu sebesar Rp. 500.000,-. Dengan Penentuan harga
tersebut UMKM sudah memperoleh laba dan menutupi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi lemari.
Berikut ditampilkan perhitungan harga pokok penjualan untuk menentukan
harga jual dengan metode full costing :
Perhitungan Harga Pokok Penjualan Menggunakan Metode Full Costing Pada
UMKM Pabrik Lemari Syukur Tahun 2016
No Keterangan Total Biaya (Rp)
1 Harga Pokok Produksi 1.073.792.250
2 Biaya Pemasaran (Beban Angkut) 60.000.000
3 Jumlah Biaya 1.133.792.250
4 Jumlah Produksi (Unit) 2.196
5 Biaya Per Unit Lemari 516.300*
Berdasarkan Perhitungan harga pokok penjualan dengan metode full costing di Cost of
atas didapat harga pokok penjualan per unit lemari sebesar Rp. 516.300 yang diperoleh Production, Full
dari biaya produksi (harga pokok produksi) ditambah biaya non produksi (biaya angkut) Costing, Cost of
dibagi dengan jumlah unit produksi dalam 1 tahun yaitu 2.196 unit. Perhitungan Goods Sold
tersebut menjadi dasar penentuan harga jual lemari per unit, sehingga harga jual tidak
di bawah harga tersebut.
Laba yang ditetapkan dari produksi lemari adalah sebesar 20% dari harga pokok _____176
penjualan. Sehingga untuk menentukan harga jual lemari per unit dapat dirumuskan,
sebagai berikut :
Harga Jual = B. Produksi + B. Pemasaran + B. Adm. Umum + Markup
Jumlah Produksi
=1.073.792.250+60.000.000+0 + {(1.073.792.250+60.000.000)x20%}
2.196
= 1.133.792.250 + 226.758.450
2.196
= 1.360.550.700
2.196
= 619.558,60 = 619.559 (Pembulatan)
Analisis Perbandingan Harga Jual Antara Perhitungan UMKM dengan Metode
Full Costing
Untuk mendapatkan hasil perbandingan antara penentuan harga jual dengan
metode perhitungan UMKM dengan metode perhitungan full costing dapat disajikan
sebagaimana tabel di bawah ini:
Perbandingan Harga Jual Menurut Metode UMKM
dengan Metode Full Costing (Rupiah) Tahun 2016
Harga Jual/Unit
Metode Metode Full
Jenis UMKM Costing Selisih
Lemari 2 Pintu 500.000 619.559 119.559
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dianalisis bahwa perhitungan harga jual
dengan metode full costing menghasilkan harga jual yang lebih besar bila dibandingan
dengan penentuan harga jual menurut UMKM. Hal tersebut dikarenakan dalam metode
full costing, seluruh unsur biaya dimasukkan dalam perhitungan harga pokok penjualan
baik biaya produksi maupun non produksi, selain itu metode full costing juga lebih
mencerminkan persentase keuntungan yang diinginkan oleh UMKM tidak hanya
berdasarkan perkiraan saja.
Saat ini UMKM dengan menentukan harga jual sebesar Rp.500.000,- per unit
lemari memang sudah memperoleh laba, namun dengan harga tersebut tidak
mencerminkan laba yang diharapkan oleh UMKM, yaitu persentase laba sebesar 20%
dari harga pokok penjualan. Perhitungan dan penetapan harga jual jika hanya
berdasarkan perkiraan saja dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menetapkan
harga jual, yang dimana kesalahan tersebut akan berdampak fatal bagi kelangsungan
usaha yakni menimbulkan kerugian.
Cost of SIMPULAN
Production, Full
Costing, Cost of Beberapa simpulan yang dapat diuraikan dari penelitian ini adalah :
Goods Sold 1. Selama ini UMKM “Pabrik Lemari Sukur” menggunakan metode perhitungan
harga pokok produksi secara sederhana tanpa memperhatikan kaidah akuntansi
biaya. Dalam perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh UMKM
177_____ tidak memasukan semua unsur biaya, khususnya biaya overhead pabrik, yang
mengakibatkan harga pokok produksi yang diperoleh tidak sesuai dengan kaidah
perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pencatatan akuntansi biaya.
Dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing
diperoleh harga pokok produksi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena
pencatatan biaya produksi yang tidak tepat, dimana sumber daya yang dilakukan
dalam proses produksi tidak dimasukkan oleh UMKM sebagai dasar perhitungan
harga pokok produksi.
2. Metode perhitungan harga pokok produksi “Pabrik Lemari Syukur” menghasilkan
harga pokok produksi yang lebih besar dibandingkan metode full costing. Hal ini
disebabkan oleh biaya overhead pabrik tidak dibebankan ke produk secara tepat
sehingga harga pokok yang dihasilkan tidak mencerminkan pemakaian biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya. Selain itu, UMKM juga membebankan
biaya angkut sebagai salah satu unsur dasar perhitungan harga pokok produksi.
Sedangkan metode full costing memasukan biaya angkut sebagai dasar
perhitungan harga pokok penjualan dan biaya overhead pabrik telah dibebankan
sesuai dengan pemakaian biaya yang sesungguhnya.
3. Hasil perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh UMKM tidak
mencerminkan laba yang diinginkan oleh UMKM sebesar 20%.
4. Perhitungan harga jual menurut UMKM lebih rendah bila dibandingan dengan
menggunakan metode full costing. Hal ini dapat menyebabkan kelangsungan
usaha UMKM dapat terganggu jika perhitungan harga pokok penjualan yang
dilakukan oleh UMKM tidak dicatat sesuai dengan kaidah akuntansi biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya.Yogyakarta: STIE YPKPN.
Mulyadi. (2014). Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan
Sekolah Tinggi Manajemen YKPN.
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2013 tentang Pelaksanaan UU No. 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Slamet, A. & Sumarli. (2002). Pengaruh Perkiraan Biaya Produksi dan Laba Yang
Diinginkan Terhadap Harga Jual Pada Industri Kecil Genteng Pres.