0% found this document useful (0 votes)
57 views15 pages

Jurnal 8 Implementasi Kebijakan Bpjs Studi Pada Pasien Rawat Jalan Di Badan Layanan Umum Daerah DR H Soemarno Kabupaten Bulungan

Uploaded by

6070satoru
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
57 views15 pages

Jurnal 8 Implementasi Kebijakan Bpjs Studi Pada Pasien Rawat Jalan Di Badan Layanan Umum Daerah DR H Soemarno Kabupaten Bulungan

Uploaded by

6070satoru
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP)

Vol. 5 No.1, Februari 2023, 45-59


ISSN 2686-1836 (Print), ISSN 2716-0742 (Online)
Available Online at http://ejournal.ipdn.ac.id/JPKP
Department of Management of Public Security and Safety, Faculty of Governance Law,
Institute of Home Affairs Governance (IPDN)
DOI: https://doi.org/10.33701/jpkp.v5i1.3118
Received: 2023-01-27; Accepted: 2023-07-24; Published: 2023-08-26

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BADAN PENYELENGGARA


JAMINAN KESEHATAN (BPJS)
(STUDI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT DAERAH dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO
KABUPATEN BULUNGAN)

Joko Lelono1,3, Annisa Rahmadanita2

1Universitas
Terbuka
2Institut
Pemerintahan Dalam Negeri
3corresponding author: [email protected]

ABSTRACT

The increasing number of people in Bulungan Regency is in line with the increasing health
problems faced by the community. This study aims to get an overview related to the
implementation of BPJS policy at the BLUD Hospital dr. H Soemarno Sosroatmodjo
Hospital in Bulungan Regency, North Kalimantan. This research uses qualitative research
methods with an inductive approach. Collection of researchers' data using in-depth
interviews, observations, and documentation. The results showed that referring to the 4
(four) dimensions that researchers use, it is known that in the communication dimension,
there has never been a special and scheduled socialization related to the flow of service
procedures and the order of health services to the community, the dimension of resource
disposition, there are inadequate facilities, especially for patient waiting rooms.
Meanwhile, the other 2 (two) dimensions, namely the disposition dimension, show that
employee recruitment is in accordance with their competence and the dimension of
bureaucratic structure has shown clarity in service procedures. In conclusion, the
implementation of the policy of the Health Insurance Implementation Agency for
outpatients at the Regional Public Service Agency of Regional Hospitals dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Bulungan Regency is included in the category of quite good.

Keywords: Social Security Implementation Agency, Policy Implementation, Health


Services.

Copyright (c) 2023 Joko Lelono, Annisa Rahmadanita

This work is licensed under the Creative Commons


Attribution-Non Commercial-ShareAlike 4.0
International License.

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 45
ABSTRAK

Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Bulungan sejalan dengan bertambahnya


permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh masayarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran umum terkait dengan implementasi kebijakan BPJS Pada Rumah
Sakit BLUD RSD dr. H Soemarno Sosroatmodjo di Kabupaten Bulungan Kalimantan
Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan
induktif. Pengumpulan pada data peneliti menggunakan wawancara in depth interview,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merujuk pada 4 (empat)
dimensi yang peneliti gunakan, diketahui bahwa pada dimensi komunikasi, belum pernah
dilakukan sosialisasi secara khusus dan terjadwal terkait alur prosedur pelayanan dan tata
tertib pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dimensi disposisi, sumberdaya, terdapat
fasilitas yang belum memadai khususnya bagi ruang tunggu pasien. Sementara itu pada 2
(dua) dimensi lainnya yaitu dimensi disposisi menunjukkan bahwa perekrutan pegawai
sudah sesuai dengan kompetensinya dan dimensi struktur birokrasi sudah menunjukkan
adanya kejelasan prosedur pelayanan. Kesimpulannya, implementasi kebijakan Badan
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan pada pasien rawat jalan di Badan Layanan Umum
Daerah Rumah Sakit Daerah dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan
termasuk dalam kategori cukup.

Kata Kunci: Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Implementasi Kebijakan, Pelayanan


Kesehatan.

PENDAHULUAN tersebut dalam menjalankan tugas sebagai


Dengan diterapkannya Undang- penyedia layanan salah satunya layanan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang kesehatan pada masyarakatnya. Jaminan
Pemerintahan Daerah diharapkan Kesehatan Nasional merupakan program
kemandirian dan kreativitas masyarakat pemerintah yang bertujuan untuk
dalam mengelola daerahnya sendiri. memberikan jaminan kesehatan yang
Tujuan dari pemberian otonomi daerah menyeluruh bagi masyarakat Indonesia
diarahkan untuk mempercepat agar dapat hidup sehat, walaupun di
terwujudnya kesejahteraan masyarakat negara seperti Amerika Serikat, jaminan
melalui peningkatan pelayanan, kesehatan tidak efektif karena beberapa
pemberdayaan masyarakat serta peran coverage kesehatan (health cost) dari
serta masyarakat dalam pembangunan rokok dan HIV.
daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri
Salah satu bagian dari Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
pembangunan Nasional yaitu Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
pembangunan pelayanan kesehatan. Kesehatan Nasional, Pada Pasal 2
Pembangunan pelayanan kesehatan ini menjelaskan bahwa Penyelenggara
diarahkan untuk meningkatkan sebuah Pelayanan kesehatan meliputi semua
kesadaran, kemauan, dan kemampuan fasilitas kesehatan yang bekerja sama
masyarakat dalam menjalankan dengan BPJS kesehatan berupa fasilitas
kesehariannya dengan cara hidup sehat kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
bagi setiap orang agar dapat mewujudkan kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
kesehatan bagi seluruh masyarakat. Berikut ini akan dijabarkan pelayanan
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kesehatan yang diberikan oleh Fasilitas
yang berjalan secara optimal dalam suatu Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
daerah adalah bukti kesuksesan daerah (FKRTL) berdasarkan Peraturan

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 46
Kementrian Kesehatan Nomor 71 Tahun penyakit yang di sebabkan oleh
2013, yang terdiri dari, administrasi meningkatnya jumlah penduduk (Reswan
pelayanan; Pemeriksaan,Pengobatan dan et al., 2017), mobilitas penduduk
konsultasi spesialistik oleh dokter (Megawaty & Simanjuntak, 2017), dan
spesialis dan subspesialis; Tindakan kepadatan penduduk (Safitri, 2016). Hal
Medis spesialistik baik bedah maupun non tersebut ditambah lagi dengan
bedah sesuai dengan indikasi medis; meningkatnya jumlah pendudukan di
Pelayanan Obat dan bahan medis habis Kabupaten Bulungan setiap tahun,
pakai; Pelayanan Penunjang diagnostik khususnya dari tahun 2020 hingga 2021.
lanjutan sesuai dengan indikasi medis; Hal tersebut tentu menuntut peningkatan
Rehabilitasi medis; Pelayanan darah; kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan.
Pelayanan kedokteran forensik Merujuk pada data survey dari
klinik;Pelayanan jenazah pada pasien masyarakat terkait pelayanan di BLUD
yang meninggal di Fasilitas Kesehatan; menunjukan rating 3,4 lihat gambar 1. Hal
Perawatan inap non intensif; dan tersebut menjadi menarik untuk di teliti
Perawatan inap di ruang intensif. agar dapat tergambar secara real
Pemenuhan hak setiap orang dalam bagaimana implementasi kebijakan BPJS
individu untuk dapat hidup sehat terutama bagi pasien rawat jalan di BLUD
merupakan sebuah hak yang mendasar Soemarno Sosroatmodjo tersebut di
dan seharus nya di jamin, karena lakukan.
mengingat kesehatan merupakan
kebutuhan utama manusia.
Kabupaten Bulungan tepat nya
kota di Kota Tanjung Selor ini merupakan
provinsi terbaru yang ada di indonesia
yaitu provinsi Kalimantan Utara, Ibu kota
dari sebuah Provinsi kaliman Utara ini
adalah Kabupaten Bulungan, di sentral ibu
kota Provinsi terdapat satu rumah sakit
yang bernama BLUD RSD. dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo. Kalimatan Utara
merupakan provinsi baru di Indonesia
yang beribukota di Kabupaten Bulungan.
Terdapat satu rumah sakit BLUD RSD dr.
H. Soemarno Sosroatmodjo dipusat kota
provinsi tersebut.
Terbatasnya fasilitas rumah sakit
menimbulkan masalah bagi masyarakat
pengguna layanan kesehatan khususnya
pada pasien Rawat Jalan di poli klinik
rumah sakit yang menggunakan jaminan
Gambar 1. Rating Penilaian Pada
kesehatan (BPJS). Meningat jumlah
Website Resmi Rumah Sakit Soemarno
penduduk yang semakin meningkat tiap
Sosoatmodjo1
tahunnya akan disertai juga akan di sertai
juga dengan permasalahan kesehatan
masyarakat. Hal ini sebagaimana temuan
1
peneliti sebelum nya yang menyatakan https://www.bing.com/search?q=rating+blud+rsd+dr.h.+soemarno
bahwa terdapat peningkatan jumlah +sosroatmodjo&qs=n&form=QBRE&sp=-
1&lq=0&pq=rating+blud+rsd+dr.h.+soemarno+sosroatmodjo&sc=1-
masalah kesehatan pada beberapa 43&sk=&cvid=0EB6DB8E0F774FA69C787E3F330BE487&ghsh=0&
ghacc=0&ghpl=

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 47
Gambar 1 menjabarkan bahwa menggunakan teori dari Edward III.
terdapat penilaian dari masyarakat terkait Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
dengan pelayanan di Rumah Sakit terdahulu yang sebagian besar
Soemarno Sosroatmodjo yang menggunakan studi kasus, sementara
memberikan penilaian bintang 3,4. penelitian ini memfokuskan pada
Dengan demikian artinya Rumah Sakit implementasi kebijakan BPJS pada pasien
belum mendapatkan rating terbaik dari rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk
Masyarakat (rating terbaik adalah bernilai memperoleh gambaran umum dan
bintang 5). menganalisis implementasi kebijakan
Kajian terdahulu yang membahas BPJS pada Rumah Sakit Soemarno
tentang Implmentasi kebijakan BPJS Sosroatmodjo.
sudah banyak di lakukan. Sebagaimana
hasil penelitian dari Iva (2015) yang METODE
menyatakan bahwa keberhasilan dalam
implementasi kebijakan BPJS ini harus di Dalam penelitian ini penulis
lakukan kegiatan sosialisasi tentang BPJS menggunakan metode penelitian kualitatif
kepada masyarakat, karena kurang nya dengan pendekatan induktif. Teknik
sosialisasi dapat berdampak pada pengumpulan data penelitian
pemahaman pada peserta BPJS. Penelitian menggunakan wawancara in depth
ini menggunakan konsep implementasi interview, observasi, dan dokumentasi,
kebijakan dari Metter dan Horn. Senada untuk mengetahui dan menggambarkan
dengan Hal tersebut Alamsyah et al., secara jelas mengenai kejadian yang di
(2020) juga menyatakan tentang teliti sehingga memudahkan penulis untuk
implementasi kebijakan BPJS yaitu dalam mendapatkan data yang objektif. Penulis
implementasi kebijakan BPJS terdapat melakukan penelitian ini pada Rumah
Kendala Pada Bidang Sumber Daya Sakit RSUD dr. H. Soemarno
karena adanya keterbatasan tenaga Sosroatmodjo di ibu kota Provinsi
kesehatan dalam memberikan layanan dan Kalimantan Utara yaitu di Kabupaten
masih ada tenaga kesehatan di Puskesmas Bulungan yang beralamat di Jalan
Kopo yang belum mengurus STR dan SIP. Cendrawasih Kecamatan Tanjung Selor
Pada kajian terdahulu lainnya pada Al- Hilir. Waktu pelaksanaan penelitian ini
Hijrah et al., (2022) yang, menyatakan pada bulan November 2022. Jumlah
bahwa Implementasi BPJS Kesehatan di informan penelitian adalah 10 orang.
Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar Informan pada penelitian ini adalah,
belum maksimal dalam pelaksanaan, senior tim Case-Mix Verifikasi Pasien
terutama dalam hal SDM administrasi BPJS dan Petugas pelayanan penerbitan
yang masih kurang, masih terjadi jaminan BPJS (SEP) pada poli klinik
kekurangan obat, Teknologi Informasi rawat jalan, masyarakat sebagai pasien
yang sering mengalami gangguan dan peserta BPJS Serta 5 Masyarakat yang
sehingga memperlambat proses pelayanan sedang berobat (Pasien). Teknik
BPJS Kesehatan. pemilihan informan yang digunakan
Merujuk pada uraian yang ada di dalam penelitian ini adalah purposive
atas maka penulis menyampaikan bahwa sampling, yaitu informan dipilih secara
berbagai penelitian tersebut menggunakan sengaja atau langsung menunjuk orang-
konsep implementasi dari Brian W. orang yang dianggap mewakili
Hogwood dan Lewis A. Guun, Van Metter karakteristik populasinya. Karakteristik
dan Van Horn. Sementara penelitian ini informan yang dipilih adalah informan
menggunakan konsep implementasi yang yang terlibat langsung dalam fokus
menggunakan analisis yang berbeda yaitu penelitian. Teknik analisis data

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 48
menggunakan reduksi, penyajian data dan November 2022, Pukul 09.30 WITA, di
penarikan kesimpulan (Miles & ruang Tim Case-MIx dan Ibu G Petugas
Huberman, 1992). Pelayanan Penerbitan SEP pada tanggal
17 November 2022, Pukul 10.30 WITA,
HASIL DAN PEMBAHASAN di ruang pelayanan Penerbitan SEP, kedua
1. Implementasi pada Kebijakan informan sepakat mengatakan untuk
Badan Penyelenggara Jaminan transisi komunikasinya dengan
Kesehatan (BPJS) Pada Rumah menggunakan media sosial yaitu
sakit Soemarno Sosroatmodjo di handphone dan sesekali komunikasi
Kabupaten Bulungan langsung yaitu dengan melakukan
pertemuan karena kantor BPJS dan
Pengguna pelayanan kesehatan di Rumah sakit terpisah, jadi jika ada sesuatu
Indonesia pada saat ini yang yang di tanyakan terkait dengan
menggunakan jaminan BPJS yaitu Pelayanan pada pasien maka pihak Rumah
sebanyak 246.464.342 dari 275,77 Jumlah sakit konfirmasi kepada pihak BPJS
Penduduk seluruh Indonesia, yang terdiri khusus pada hal jaminan pasien. Namun
dari PBI (Penerima Bantuan Iuran) komunikasi dengan masyarakat yang di
berjumlah 150,37 juta jiwa, yang terdiri lakukan oleh pihak rumah sakit tentu saja
dari 111,75 juta jiwa penduduk miskin komunikasi secara langsung yaitu pada
pada segmen PBI APBN dan 38,62 Juta saat pasien berobat ke Rumah Sakit. Hal
jiwa penduduk miskin pada segmen PBI tersebut sejalan dengan informan A pada
APBD (kemenkopmk.2022). Dalam tanggal 26 November 2022, Pukul 10.30
penelitian ini peneliti menggunakan Teori WITA, di ruang antri penerbitan SEP
Impelementasi Kebijakan George Edward sebagai masyarakat dan juga pasien yang
III dalam Widodo (2011) dengan berobat di rumah sakit dengan jaminan
menggunakan 4 dimensi analisi yaitu BPJS menyatakan bahwa, transisi
Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, dan komunikasi yang di lakukan oleh petugas
Struktur Birokrasi. pelayanan dari Rumah Sakit dengan BPJS
menggunakan handphone karena informan
1. Komunikasi melihat sendiri proses transisi tersebut
Terdapat poin penting di dalam disaat ada sesuatu yang kurang jelas
komunikasi yaitu, pertama transisi dalam terkait dengan kelengkapan data pasien
berjalan nya komunikasi dalam yang akan berobat seperti tunggakan iuran
mengimplmenetasikan kebijakan. Kedua BPJS dan masalah administrasi lainnya
Kejelasan dalam melakukan komunikasi yang ada pada pasien, dan transisi
antara pembuat kebijakan dan pelaksana komunikasi yang dilakukan petugas
kebijakan tersebut, karena jika pelayanan dengan pasien komunikasi
komunikasi yang dilakukan tidak jelas secara langsung atau berupa ucapan secara
maka yang terjadi adalah kesalahfahaman langsung mengenai tentang kebijakan
atau kurang nya pemahaman terkait BPJS.
kebijakan yang akan di implementasikan. Kemudian untuk aspek sosialisasi
Ketiga Konsistensi, konsistensi ini adalah berdasarkan hasil wawancara dengan
sebuah komitmen atau respon dari masyarakat yaitu ibu A dan ibu S pada
pelaksana terhadap kebijakan yang akan tanggal 26 November 2022, Pukul 10.30
di implementasikan. WITA, di ruang antri penerbitan SEP
Berdasarkan hasil wawancara pada menyatakan bahwa pihak rumah sakit
indokator transisi yang di lakukan peneliti tidak pernah melakukan sosialisasi tentang
dari Ibu H Selaku Verifikator pasien BPJS Kebijakan BPJS, Standar Operasional
dari Tim Case-Mix pada tanggal 17 Prosedur (SOP) dan persayaratan dalam

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 49
menjamin pasien rawat jalan, informan di ruang antri penerbitan SEP bahwa para
mengatakan bahwa dirinya mendapatkan petugas layanan sudah konsisten dan rutin
informasi terkait dengan kebijakan BPJS memberikan informasi atau mengingatkan
ketika informan datang ke Rumah sakit informan terkait dengan kapan rujukan
untuk berobat. Sejalan dengan itu nya berakhir, dan waktu kapan harus
berdasarkan wawancara kepada kembali berobat.
Verifikator Pasien BPJS dari Tim Case- Aspek kejelasan menunjukkan
Mix yaitu ibu H pada tanggal 17 bahwa berdasarkan wawancara kepada Ibu
November 2022, Pukul 09.30 WITA, di H selaku verifikator pasien BPJS pada
ruang Tim Case-Mix menyatakan bahwa tanggal 17 November 2022, Pukul 09.30
memang benar sosialisasi hanya di WITA, di ruang tim Case-Mix
lakukan antara pihak Rumah sakit dengan mengatakan bahwa kejelasan terkait
BPJS saja apabila ada kebijakan baru yang dengan kebijakan BPJS ini telah di atur
di terbitkan oleh BPJS maka di adakan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
sosialisasi terhadap kebijakan tersebut 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan
yang bertujuan untuk memberikan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
pemahaman pada petugas Rumah sakit Nasional, penyelenggara pelayanan
yang bertugas pada pelayanan pasien, dan kesehatan meliputi semua Fasilitas
Tim Case-Mix dalam memverifikasi Kesehatan yang bekerja sama dengan
Pasien BPJS, untuk sosialisi kepada BPJS Kesehatan Berupa Fasilitas
masyarakat itu tidak pernah dilakukan Kesehatan tingkat pertama dan Fasilitas
oleh Rumah sakit karena untuk sosialisasi Kesehatan Rujukan tingkat lanjutan dan
itu kewenangan dari BPJS karena BPJS Peraturan Bupati Bulungan Nomor 24
yang mengeluarkan kebijakan tersebut. Tahun 2009 Tentang Standar Pelayanan
Akan tetapi petugas pelayanan yang ada di Minimal Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Rumah sakit melakukan sosialisasinya H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung
dengan cara menyampaikan apabila ada Selor.
kebijakan-kebijakan terbaru yang terkait Selain melakukan wawancara
dengan pelayanan pasien seperti jaminan, peneliti melakukan observasi dan
prosedur, ataupun syarat pasien untuk menganalisis terkait dengan implementasi
dapat dijamin dalam berobat di klinik. kebijakan BPJS dalam menjamin pasien
Aspek konsistensi menunjukkan rawat jalan yang dapat di simpulkan
bahwa berdasarkan hasil wawancara yang peneliti bahwa dimensi komunikasi sudah
di lakukan peneliti kepada Ibu G dan Ibu berjalan dengan baik namun masih ada
P pada tanggal 17 November 2022, Pukul satu aspek yang belum berjalan dengan
09.30 WITA, di ruang pelayanan baik dalam implementasi kebijakan dalam
penerbitan SEP sebagai petugas pelayanan dimensi komunikasi ini yaitu aspek
penerbitan SEP, kedua informan sepakat Sosialisasi, yang mana pihak Rumah sakit
menyatakan bahwa sudah konsisten dalam dan pihak BPJS belum pernah melakukan
menyampaikan informasi kepada setiap sosialisasi kepada masyarakat, yang
pasien yang berobat pada poli klinik mengakibatkan kurang nya pemahaman
tersebut seperti waktu berlakunya rujukan masyarakat terkait dengan Kebijakan
pasien, rujukan terakhir, dan waktu untuk BPJS baik itu tentang prosedur dan
kembali berobat ke rumah sakit tersebut. persyaratan untuk dapat berobat ke
Sejalan dengan ini informan dari Rumah sakit dengan menggunakan
masyarakat Bapak AR dan A juga jaminan BPJS. Jadi dari hasil wawancara
menyatakan hal yang sama pada tanggal yang di dapatkan informan tidak di terima
26 November 2022, Pukul 09.30 WITA, untuk berobat ke rumah sakit atau di tolak
rumah sakit karena tidak membawa

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 50
persyaratan yang telah di tetukan rumah nya di lihat dari, Jumlah sumber daya,
sakit (Rujukan) ini akibat yang di hasilkan kualitas atau kompetensi, serta fasilitas
dari tidak adanya sosialisasi tentang sarana dan prasarana dalam mendukung
Kebijakan BPJS, sehingga para implementasi sebuah kebijakan. Sumber
masyarakat mendapatkan informasi ketika daya ini merupakan faktor yang penting
masyarakat sudah melakukan berobat dan dalam mengimplementasikan kebijkan
di di beritahu bagaimana alur prosedur karena sumber daya sebagai alat dalam
dan persyaratan dalam berobat di rumah menjalankan sebuah kebijakan.
sakit. analisis dari peneliti sosialisasi Berdasarkan hasil wawancara pada
merupakan suatu hal yang penting untuk Verifikator Pasien BPJS dari Tim Case-
di lakukan oleh pihak rumah sakit karena Mix yaitu ibu H pada tanggal 17
akan memberikan pemahaman kepada November 2022, Pukul 09.30 WITA, di
pasien sehingga tidak menghambat jalan ruang tim Case-Mix menyatakan bahwa
nya pelayanan. Sosialisasi merupakan untuk sumber daya yang ada di rumah
tahap awal pendistribusian informasi yang sakit sudah cukup memadai dalam
berhubungan dengan kebijakan yang akan jumlahnya dan kompetensi dalam
di implementasikan (Dolly et al., 2020). melayani pasien yang berobat di setiap
poli rawat jalan.
2. Sumber Daya
Sumber daya ini juga terdapat point
penting dalam implementasi kebijakan

Tabel 1. Jumlah Karyawan pada Klinik RSUD dr. Soemarno Sosroatmodjo

Nama Poli Jumlah Karyawan Total


Poli Bedah 3 Dokter Spesialis, 2 Perawat 6 orang
1 Dokter Umum
Poli Penyakit Dalam 1 Dokter Spesialis 2 Perawat 3 orang
Poli Kandungan 2 Dokter Spesialis 3 Perawat 5 orang
Poli Gigi 2 Dokter Spesialis, 2 Perawat 6 orang
2 Dokter Umum
Poli Anak 3 Dokter Spesialis, 2 Perawat 7 orang
2 Dokter Umum
Poli THT 1 Dokter Spesialis 2 Perawat 3 orang

Poli Jantung 1 Dokter Spesialis 2 Perawat 3 orang

Fhisioterapy 1 Dokter Spesialis 4 Perawat dan 1 6 orang


Administrasi
Poli Paru 1 Dokter Spesialis 1 Perawat 2 orang
Poli Sikiatri 1 Dokter Spesialis 2 Perawat 3 orang
Penerbitan SEP (Jaminan - 4 Petugas Pelayanan 4 orang
Pasien BPJS)
Apotik - 10 Petugas Apotik 10 orang
Pendaftaran - 2 Petugas Pendaftaran 2 orang
Kasir - 1 Petugas Kasir 1 orang
Jumlah 61 orang
Sumber: Kepegawaian Rumah Sakit Soemarno Sosroatmodjo Tahun 2022

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 51
Tabel 1 menunjukkan bahwa WITA, di ruang tim Case- Mix dan ruang
terdapat jumlah karyawan yang ada di Poli penerbitan SEP juga sepakat mengatakan
klinik rawat jalan pada rumah sakit bahwa fasilitas kesehatan sudah cukup
Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten memadai dalam melakukan layanan
Bulungan yang menyatakan bahwa kepada pasien, tetapi untuk sarana dan
terdapat 20 Perawat, 21 dokter, 10 Petugas prasarana masih kurang memadai. Lebih
Apotik dan 8 Petugas pelayanan jelasnya dapat dilihat pada gambar
administrasi yang menunjukkan bahwa berikut.
petugas yang ada di poli klinik berjumlah
61 personil kompetensi yang di miliki
oleh karyawan tersebut sudah sesuai
dengan kebutuhan pada masing-masing
bidang yang ada di poli klinik. Senada
dengan hal tersebut hasil wawancara pada
masyarakat yaitu bapak A dan ibu S
sebagai pasien yang berobat ke poli klinik
pada tanggal 26 November 2022, Pukul
09.30 WITA, di ruang tunggu poli klinik
menyatakan bahwa hal ini benar di dalam
melayani pasien petugas nya sudah cukup
dan memadai dengan jumlah petugas yang
bertugas di setiap bidang nya. Analisis
peneliti berdasarkan tabel di atas sepakat
bahwa jumlah sumber daya sudah
memadai karena setiap sumber daya sudah
di berikan tugas dan pekrjaan sesuai
dengan sub bidang kompetensi nya
masing-masing.
Sumber: Dokumentasi Penulis (2022)
Aspek fasilitas menunjukkan bahwa
Gambar 2. Ruang Antri
berdasarkan hasil wawancara yang di
Penerbitan SEP
lakukan kepada lima informan sebagai
pasien pada tanggal 26 November 2022,
Berdasarkan hasil dari wawancara
Pukul 09.30 WITA, di ruang tunggu poli
dan dokumentasi gambar 1 maka peneliti
klinik menyatakan bahwa untuk fasilitas
dapat menyimpulkan bahwa dalam
kesehatan nya sudah memadai dan cukup
implementasi kebijakan pada rumah sakit
lengkap sebagai rumah sakit yang ada di
ini dalam hal fasilitas kesehatan sudah
Kabupaten Bulungan, akan tetapi fasilitas
cukup baik, akan tetapi untuk fasilitas
pendukung seperti sarana dan prasana
sarana dan prasarana pendukung lainnya
kurang memadai karena pada fasilitas
masih kurang memadai data dokumentasi
ruang tunggu untuk pasien yang antri
di atas mendeskripsikan bahwa fasilitas
dalam penerbitan SEP pada pasien BPJS
ruang tunggu pada antrian Penerbitan
sifat nya berada di ruang terbuka yang
Jaminan (SEP) masih kurang memadai
apabila kondisi cuaca buruk maka akan
karena berada di ruang terbuka yang mana
berpengaruh kepada pasien dan
jika kondisi cuaca panas maka akan
mengakibatkan jalannya pelaksanaan
mengakibatkan berdebu dan jika saat
menjadi tidak nyaman. Senada dengan hal
kondisi hujan maka kondisi basah becek.
tersebut berdasarkan hasil wawancara dari
tiga informan dari pihak rumah sakit pada
tanggal 17 November 2022, Pukul 09.30

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 52
menjalankan sebuah kebijakan, di
sebabkan oleh disposisi atau sikap para
petugas pelayanan dalam menjalankan
tugas nya.
Berdasarkan hasil wawancara pada
Ibu H sebagai seorang verifikator Senior
pada tim Case-Mix pada tanggal 17
November 2022, Pukul 09.30 WITA, di
ruang tim Case-Mix menyatakan bahwa
petugas pelayanan yang ada di poli klinik
dalam menjalankan pelaksanaan kebijakan
BPJS kesehatan kepada pasien sudah
efektif dengan catatan dalam melayani
pasien memiliki respon yang bagus baik
dalam menyampaikan informasi maupun
dalam melayani pasien yang sedang
berobat di poli tersebut. Dalam perekrutan
Sumber: Dokumentasi Penulis (2022) karyawan di lakukan sesuai dengan
kebutuhan SDM yang ada di rumah sakit
Gambar 3. Ruang Tunggu Pasien pada sesuai dengan kompetensi nya masing-
Poli Klinik/Poli Tujuan Pasien masing. Sejalan dengan hasil wawancara
yang di lakukan kepada bapak A dan AR
Berdasarkan hasil observasi dan pada tanggal 26 November 2022, Pukul
dokumentasi peneliti bahwa fasilitas ruang 09.30 WITA, di ruang tunggu pada poli
tunggu yang ada pada pasien rawat jalan klinik sebagai pasien juga menyatakan
di ruang tunggu pada poli klinik masing- bahwa dalam melakukan pelayanan
masing bersifat ruang tertutup dan sudah terhadap pasien di laksanakan secara
cukup memadai untuk mendukung optimal baik dari segi prosedur
implementasi kebijakan BPJS karena tidak pelaksanaan maupun etika pelayanan.
berketergantungan dengan situasi cuaca Berdasarkan hal tersebut peneliti juga
alam (hujan dan panas). Fasilitas melakukan observasi yang menyatakan
merupakan hal penting dalam bahwa memang benar setiap karyawan
implementasi kebijakan. Senada dengan yang bertugas sudah sesuai dengan
itu peneliti terdahlu Dolly et all., (2020). kompetensi nya masing-masing baik itu di
Menyatakan bahwa usaha semaksimal bidang pengobatan pasien maupun bidang
mungkin untuk menuju implementasi administrasi.
kebijakan yang efisien tidak akan tercipta
jika sarana dan prasarana pendukung nya 4. Struktur Birokrasi
tidak memadai. Struktur birokrasi ini berkaitan
tentang SOP (Standar Operating
3. Disposisi Procedure). SOP merupakan sebuah
Disposisi ini berkaitan dengan sikap sistem atau prosedur dalam menjalankan
para petugas pelaksana yang mendukung sebuah kegiatan implementasi kebijakan
dalam berjalan nya sebuah implementasi SOP dapat menjadi faktor pendukung
kebijakan yang telah di tetapkan. Selain ataupun penghambat dalam menjalankan
itu juga disposisi ini juga mengenai sebuah kebijakan, karena SOP ini yang
tentang cara di rekrutnya seseorang yang dapat mengatur bagaimana semestinya
menjadi petugas pelayanan dalam alur kegiatan harus di jalankan
menjalankan kebijakan tersebut, karena sebagaimana semestinya.Berdasarkan
disposisi ini akan mempengaruhi dalam

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 53
kesepakatan hasil wawancara dari ketiga pasien menyatakan bahwa, dalam
informan pada tanggal 17 November pelaksanaan terdapat Standar Prosedur
2022, Pukul 09.30 WITA, di ruang tim Pelayanan yang cukup jelas sebagai acuan
Case-Mix dan di ruang penerbitan bagi masyarakat yang menjalani
jaminan SEP menyatakan bahwa dalam pengobatan di rumah sakit tersebut.
pelaksaan kebijakan BPJS terdapat SOP Dengan adanya Standar Pelayanan ini
(Standar Operasional Perosedur) yang pasien terbantu dalam memahami alur
mengatur tentang berjalan nya pelayanan prosedur dalam pelayanan. Berikut
pada poli klinik di rumah sakit Soemarno merupakan gambaran umum Struktur
Sosroatmodjo. Sejalan dengan hal tersebut proses alur pelayanan pasien yang akan
hasil wawancara dari ibu A pada peneliti sajikan dalam bentuk struktur
tanggal 26 November 2022, Pukul 09.30 bagan.
WITA, di ruang tunggu poli klinik sebagai

Gambar 4. Struktur Alur Pelayanan Pasien di Poli Klinik pada Rumah Sakit
Soemarno Sosroatmodjo

Berdasarkan gambar 4. adalah pasien terlebih dahulu antri pada


menggambarkan alur pelayanan dalam penerbitan jaminan umum/BPJS (SEP),
melayani pasien yang berobat pada rumah kemudian pasien antri pada poli yang di
sakit dr. H. Soemarno Soroatmodjo di tuju, kemudian pasien masuk ke dalam
Kabupaten Bulungan. Merujuk gambar 4. poli untuk di tangani oleh dokter,
dapat kita ketahui alur nya bahwa yang kemudian pasien keluar dari ruangan
pertama pasien datang membawa rujukan pemeriksaan dokter pasien antri di apotik
dari dokter keluarga (faskes rujukan) nya untuk menunggu obat yang di berikan
masing masing pasien, kemudian pasien oleh dokter, kemudian pasien setelah
melakukan daftar dan mengambil nomor menerima obat maka pasien dapat pulang
antrian untuk poli klinik yang di tuju atau di rawat inap sesuai dengan hasil
sesuai dengan sakit yang di alami pasien, pemeriksaan dokter terkait dengan
kemudian sebelum antri ke poli tujuan penyakit yang di alami oleh pasien.

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 54
Berdasarkan hasil observasi dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman
penelitian, maka peneliti menyatakan terkait kebijakan BPJS di rumah sakit
bahwa di dalam menjalankan Impelentasi (Alfita Dewi, 2021; Suma et al., 2022).
Kebijakan, adanya SOP merupakan salah Pendapat tersebut ditegaskan pula oleh
satu aspek yang penting karena Laili (2014) bahwa terdapat pengaruh
menyangkut dengan petunjuk bagi para yang signifikan antara sosialisasi terkait
pasien apalagi terhadap pasien yang baru BPJS kesehatan dengan pemahaman hak
pertama kali berobat ke rumah sakit peserta. Pendekatan lainnya yang dapat
sehingga terkait dengan alur atau tahap digunakan dalam kegiatan sosialisasi
pertahap proses alur pelayanan pasien kebijakan BPJS kepada masyarakat adalah
dapat di periksa oleh dokter dan dengan menggunakan media sosial, media
mendapatkan keputusan apakah pasien massa dan media nir-massa. Lebih lanjut,
dapat pulang atau di rawat inap. sebagaimana temuan penelitian Yoenaz
(2018) yang menyatakan bahwa sosialisasi
2. Diskusi tidak hanya perlu dilakukan kepada
Hasil penelitian ini menunjukkan 4 masyarakat tetapi juga kepada para
(empat) temuan utama yaitu, pada aspek stakeholder yang berwenang, serta
sosialisasi, menunjukkan belum adanya sosialisasi harus dilakukan secara merata
sosialisasi dari pihak Rumah Sakit dan dan menyeluruh (Yoenaz, 2018).
pihak BPJS terkait kebijakan BPJS yang Temuan berikutnya adalah
ditujukan bagi masyarakat. Hal tersebut menunjukkan adanya fasilitas kesehatan
berdampak pada minimnya pengetahuan yang disediakan sudah cukup baik namun
masyarakat tentang prosedur dan prasarana pendukung lainnya masih
persyaratan untuk dapat berobat ke kurang memadai khususnya pada fasilitas
Rumah sakit dengan menggunakan ruang tunggu penerbitan jaminan SEP
jaminan BPJS. Temuan pada penelitian ini yang berada di ruang terbuka. Penelitian
sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya menemukan bahwa beberapa
sebelumnya yang dilakukan oleh Maryuni hal yang menjadi penghambat kepuasan
et al., (2019) bahwa belum adanya pasien antara lain kurangnya keramahan
sosialisasi terkait BPJS kesehatan petugas, ruangan yang kurang luas,
berdampak pada masih banyak kurangnya ruang tunggu secara jumlah,
masyarakat yang tidak berpengetahuan dan jawak antara ruang poli terlalu dekat
dan terbatas dalam menyadari pentingnya (Firdaus & Dewi, 2015). Sejalan dengan
ikut serta dalam kepesertaan JKN-KIS. itu, penelitian lainnya juga menyebutkan
Salah satu pendekatan yang dapat bahwa salah satu hambatan yang masih
dilakukan untuk menyebarluaskan terjadi pada penerapan layanan rawat jalan
informasi terkait kebijakan BPJS adalah bagi pasien BPJS adalah masih terdapat
pendekatan klasikal, dimana sosialisasi pasien yang tidak mendapatkan tempat
yang dilakukan diawali dengan pemberian duduk di ruang tunggu pelayanan
informasi berupa materi kebijakan (Nurazizah, 2021). Sementara itu
pemerintah terkait BPJS di rumah sakit. disebutkan pula bahwa proses pelayanan
Hal tersebut sebagaimana pendapat dari kesehatan dan kualitas pelayanannya
Suma et al., (2022) bahwa pendekatan berhubungan erat dengan tersedianya
klasikal dapat dilakukan dengan cara sarana kesehatan, diantaranya pelayanan
ceramah bervariasi dan metode kesehatan dasar, adanya tenaga kesehatan,
demonstasi. Lebih lanjut, disebutkan obat-obatan dan peralatan (Burung et al.,
bahwa sosialisasi merupakan aspek yang 2017).
penting dilakukan mengingat masyarakat
dapat memperoleh manfaat berupa

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 55
Penelitian ini juga menemukan khusus terjadwal kepada masyarakat.
bahwa kompetensi yang dimiliki oleh Dimensi sumber daya manusia rumah
karyawan Rumah Sakit sudah sesuai baik sakit sudah memadai karena sesuai
yang bertugas pada bidang administrasi dengan kompetensi yang di butuhkan
dan bidang pengobatan pasien. Hal dalam menyelenggarakan pelayanan
tersebut berseberangan dengan hasil kesehatan pada pasien rawat jalan
penelitian sebelumnya yang masih penerima BPJS. Aspek sumber daya
menemukan hambatan adanya fasilitas menunjukkan bawha sarana dan
permasalahan pada SDM (tenaga medis) prasarana pada ruang tunggu pasien yang
dalam menyelenggarakan kebijakan BPJS mengantri di penerbitan jaminan BPJS
(Widiastuti, 2017). Sementara itu, (SEP) masih berada di ruang terbuka dan
Sabarguna (2009) menjelaskan bahwa sangat bergantung pada situasi cuaca
adanya kompetensi merupakan salah satu karena apabila panas terik maka situasi
faktor penting dalam kepuasan pasien. berdebu. Dimensi disposisi menunjukkan
Adanya penambahan sumber daya bahwa perekrutan karyawan di lakukan
manusia baik medis maupun non medis sesuai dengan kebutuhan SDM. Disposisi
dengan kompetensi mumpuni di struktur birokrasi menunjukkan adanya
bidangnya pun menjadi salah satu upaya kejelasan SOP yang mengatur tentang
dalam rangka peningakatan layanan prosedur pelayanan pada poli klinik di
kesehatan (Hasrillah et al., 2021). rumah sakit Soemarno Sosroatmodjo.
Kejelasan SOP yang dimiliki oleh Merujuk pada kesimpulan yang telah di
Rumah Sakit juga menjadi temuan uraikan maka peneliti menyampaikan
menarik, bahwa dengan adanya SOP saran sebagai berikut: 1) Sebaiknya pihak
terkait prosedur kesehatan menggunakan Rumah Sakit dr. H. Soemarno
BPJS, maka diharapkan masyarakat dapat Sosroatmodjo dapat melakukan
memahami secara mandiri terkait alur komunikasi dan koordinasi kepada pihak
yang perlu dilalui ketika melakukan BPJS untuk melakukan sosialisasi
pengobatan dengan menggunakan BPJS. terjadwal dan secara rutin di lakukan
Hal tersebut menegaskan hasil penelitian kepada masyarakat; 2) Sebaiknya pihak
sebelumnya yang dilakukan oleh Vyandri Rumah Sakit dr. H. Soemarno
& Handoko (2014) bahwa pada penerapan Sosroatmodjo dapat menyediakan fasilitas
SOP layanan BPJS kesehatansudah sarana dan prasarana di ruang tertutup
dilakukan dengan jelas. Lebih lanjut terutama bagi pasien rawat jalan yang
disampaikan oleh (Winarsa et al., 2020) melakukan pengantrian pada penerbitan
bahwa SOP kejelasan tugas dapat jaminan BPJS (SEP); 3) Sebaiknya pihak
terselenggara dengan optimal karena Rumah Sakit dr. H. Soemarno
adanya komunikasi yang efektif. Sosroatmodjo dapat menyediakan kotak
saran/aduan baik secara on site maupun
PENUTUP online untuk masyarakat sebagai dasar
Implementasi kebijakan BPJS bagi evaluasi kebijakan yang telah
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit diimplementasikan.
Soemarno Sosroatmodjo termasuk dalam
kategori cukup. Adapun hal tersebut
dikarenakan dari empat dimensi yang ada,
dua dimensi dinilai baik dan dua dimensi
lainnya kurang. Dimensi komunikasi
menunjukkan bahwa sosialisasi terkait
alur prosedur pelayanan dan tata tertib
belum pernah di sosialisasikan secara

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 56
DAFTAR PUSTAKA Dolly, F. I., Rahmawati, M. P., & Alfarisi,
I. (2020). Studi Implementasi
Al-Hijrah, M. F., Kandacong, R. K., & Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
Batter, S. R. (2022). Implementasi Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kebijakan Badan Penyelenggara Di Kabupaten Bungo. Jurnal
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Administrasi Nusantara, 3(2).
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti https://doi.org/https://doi.org/10.512
Lampung, 10(2). 79/jan.v3i2.369
https://doi.org/https://doi.org/10.472 Firdaus, F. F., & Dewi, A. (2015).
18/jkpbl.v10i2.161 Evaluasi Kualitas Pelayanan
Alamsyah, E. S., Dai, R. M., & Sari, D. S. Terhadap Kepuasan Pasien Rawat
(2020). Implementasi Kebijakan Jalan Peserta Bpjs Di Rsud
Badan Penyelenggara Jaminan Panembahan Senopati Bantul.
Sosial Kesehatan Di Puskesmas JMMR (Jurnal Medicoeticolegal
Kopo Kecamatan Kutawaringin Dan Manajemen Rumah Sakit),
Kabupaten Bandung. Responsive: 4(2).
Jurnal Pemikiran Dan Penelitian https://doi.org/https://doi.org/10.181
Administrasi, Sosial, Humaniora 96/jmmr.v4i2.690
Dan Kebijakan Publik, 3(3). Hasrillah, H., Cikusin, Y., & Hayat, H.
https://doi.org/https://doi.org/10.241 (2021). Implementasi Pelayanan
98/responsive.v3i3.31925 Kesehatan Masyarakat Melalui
Alfita Dewi, D. S. (2021). Sosialisasi Program Bpjs Kesehatan (Studi
Dalam Upaya Peningkatan Pada Puskesmas Kedungkandang
Pengetahuan Masyarakat Tentang Kota Malang). Jurnal Inovasi
Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Penelitian, 1(12).
Melalui Badan Penyelenggara https://doi.org/https://doi.org/10.474
Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di 92/jip.v1i12.594
Kelurahan Surau Gadang. Jurnal Iva, M. I. N. (2015). Implementasi
Abdimas Saintika, 3(1). Kebijakan Jaminan Kesehatan
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.3 Nasional Melalui Badan
0633/jas.v3i1.1134 Penyelenggara Jaminan Sosial
Burung, F., Pangemanan, S., & Sendow, (Bpjs) Kesehatan Di Kota Makassar.
Y. (2017). Implementasi Pelayanan Jurnal Analisis Kebijakan Dan
Kesehatan Masyarakat Melaui Pelayanan Publik, 1(2).
Program Bpjs Kesehatan (Suatu https://doi.org/https://doi.org/10.319
Studi Di Rsud Lapangan Sawang 47/jakpp.v1i2.1023
Kabupaten Sitaro). Jurnal Eksekutif,
1(1).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
p/jurnaleksekutif/article/view/16648

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 57
Laili, N. (2014). Hubungan Sosialisasi Reswan, H., Alioes, Y., & Rita, R. S.
Program BPJSTerhadap (2017). Gambaran Glukosa Darah
PemahamanTentang Hak Peserta pada Lansia di Panti Sosial Tresna
BPJSKesehatan Di RSUD Syarifah Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.
Ambami Rato Ebu Bangkalan. DIA, Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3).
Jurnal Administrasi Publik, 12(1). https://doi.org/https://doi.org/10.250
https://doi.org/https://doi.org/10.309 77/jka.v6i3.756
96/dia.v12i01.946 Sabarguna, B. S. (2009). Pemasaran
Maryuni, S., Eka, A., & Pardi. (2019). Pelayanan Rumah Sakit. Sagung
Sosialisasi Program Jaminan Seto.
Kesehatan Nasional (Jkn) Dalam Safitri, W. R. (2016). Analisis Korelasi
Meningkatkan Partisipasi Pearson Dalam Menentukan
Kepesertaan Mandiri Bpjs Hubungan Antara Kejadian Demam
Kesehatan Di Desa Sungai Belidak Berdarah Dengue Dengan
Kecamatan Sungai Kakap Kepadatan Penduduk Di Kota
Kabupaten Kubu Raya. 2019, 14(1). Surabaya Pada Tahun 2012 - 2014.
https://doi.org/https://doi.org/10.209 Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(2).
61/sp.v14i1.33946 https://journal.stikespemkabjomban
Megawaty, D. A., & Simanjuntak, R. Y. g.ac.id/index.php/jikep/article/view/
(2017). Pemetaan Penyebaran 23
Penyakit Demam Berdarah Dengue Suma, D., Rambe, S., & Dalimunte, N.
Menggunakan Sistem Informasi (2022). Sosialisasi Kebijakan
Geografis pada Dinas Kesehatan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan
Kota Metro. Explore: Jurnal Sistem Bpjs Di Rumah Sakit Pada Desa
Informasi Dan Telematika Pangguruan Kecamatan Sumbul
(Telekomunikasi, Multimedia Dan Kabupaten Dairi. Jurnal Abdimas
Informatika), 8(2). Upmi, 1(01).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.3 http://journal.upmi.ac.id/index.php/J
6448/jsit.v8i2.954 AU/article/view/349/310
Miles, M. B., & Huberman, M. (1992). Vyandri, M. A., & RudyHandoko. (2014).
Analisis Data Kualitatif. Penerbit Implementasi Kebijakan
Universitas Indonesia. BPJSKesehatan Di Kota
Nurazizah, V. A. (2021). Kualitas Surabaya(Studi Tentang
Pelayanan Rawat Jalan Bagi Pasien Kepesertaan PBI Jaminan Kesehatan
Pengguna Kartu Indonesia Sehat Dalam Mengakses Pelayanan
Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan). DIA, Jurnal
Sosial Kesehatan Di Puskesmas Administrasi Publik, 12(1).
Kecamatan Cipaku Kabupaten https://doi.org/https://doi.org/10.309
Ciamis. Dinamika : Jurnal Ilmiah 96/dia.v12i01.950
Ilmu Administrasi Negara, 8(2).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2
5157/dak.v8i2.5763

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 58
Widiastuti, I. (2017). Pelayanan Badan Winarsa, N., Suryoputro, A., & Warella,
Penyelenggara Jaminan Sosial Y. (2020). Analisis Implementasi
(Bpjs) Kesehatan Di Jawa Barat. Kebijakan Pemerintah Daerah
Public Inspiration Jurnal Tentang Pelayanan Kesehatan Di
Administrasi Publik, 2(2). Puskesmas Daerah Terpencil
https://doi.org/https://doi.org/10.222 Perbatasan Dan Kepulauan (Dtpk)
25/pi.2.2.2017.91-101 Kabupaten Sambas Kalimantan
Widodo. (2011). Analisis Kebijakan Barat. Visikes: Jurnal Kesehatan
Publik: Konsep dan Aplikasi Masyarakat, 19(01).
Analisis Proses Kebijakan Publik. https://doi.org/https://doi.org/10.336
Bayu Media. 33/visikes.v19i01.3769
Yoenaz, S. (2018). Pelaksanaan Humas
Dalam Sosialisasi Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan Di Kantor
Bpjs Ketenagakerjaan Padang.
EcoGen, 1(2).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2
4036/jmpe.v1i2.4751

Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 5, No. 1, Februari 2023 | 59

You might also like