27 +Putu+Indah+Sulistyari
27 +Putu+Indah+Sulistyari
Abstract
Taxpayer compliance is where the taxpayer fulfills his tax obligations and carries out his tax
rights properly and correctly in accordance with applicable tax laws and regulations. Taxpayer
compliance includes compliance with recording or recording business transactions, compliance with
reporting business activities in accordance with applicable regulations, and compliance with all other
tax rules. This study aims to determine the effect of service quality, supervision, account representative
consultation, tax socialization, and tax sanctions on individual taxpayer compliance at KPP Pratama
South Badung. Sampling in this study using convenience sampling technique to obtain 100
respondents. The sample in this study is an individual taxpayer at KPP Pratama South Badung.
Hypothesis testing in this study using multiple linear regression analysis. Information obtained by
questionnaire method. The results of the analysis show that the variables of service quality,
supervision, account representative consultation, tax sanctions have a positive effect on individual
taxpayer compliance at KPP Pratama South Badung, while tax socialization has no effect on
individual taxpayer compliance at KPP Pratama South Badung. For further research, it is expected to
be able to develop this research using other variables which in theory have an influence on taxpayer
compliance.
PENDAHULUAN
Kepatuhan wajib pajak yaitu dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya
dan melaksanakan hak perpajakan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan dan
undang-undang pajak yang berlaku (Ilhamsyah dkk., 2016). Kepatuhan memenuhi kewajiban
perpajakan secara sukarela (voluntary of compliance) merupakan tulang punggung sistem self
assessment, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban
perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya
tersebut. Kondisi yang berada di lapangan, kepatuhan wajib pajak mencakup kepatuhan
mencatat atau membukukan transaksi usaha. Kepatuhan Wajib Pajak mencakup kepatuhan
mencatat atau membukukan transaksi usaha, kepatuhan melaporkan kegiatan usaha sesuai
peraturan yang berlaku, serta kepatuhan terhadap semua aturan perpajakan lainnya. Diantara
ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang paling mudah diamati adalah kepatuhan melaporkan
kegiatan usaha, karena seluruh Wajib Pajak berkewajiban menyampaikan laporan kegiatan
usahanya setiap bulan atau setiap tahun dalam bentuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT).
Direktorat jendral Pajak terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan pajak. Salah
satu jalan yang ditempuh adalah dengan pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
289
Pengaruh Kualitas Pelayanan…..
Indah Sulistyari, Anik Yuesti, Ary Bhegawati
melaksanakan kewajiban perpajakannya (Beloan, dkk, 2019). Salah satu dasar kepatuhan
wajib pajak sesuai target adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak yang baik
akan dapat dilihat dari keteraturannya untuk menyetorkan pajak (Fatimah dan Wardani, 2017).
Kepatuhan wajib pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak
dalam mendaftarkan diri, kepatuhan menyetorkan kembali SPT.
Tabel 1
Tingkat Kepatuhan WPOP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Selatan
Tahun 2018 – 2020
Tingkat
WPOP Target
No Tahun Realisasi Kepatuhan
Terdaftar Pelaporan SPT
(persen)
1 2018 65.791 5.517 6.917 125,38
2 2019 68.904 8.070 9.043 112,06
3 2020 77.288 38.119 27.251 71,49
Sumber: KPP Pratama Badung Selatan tahun 2021
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah wajib pajak orang pribadi mengalami
peningkatan, tetapi tidak dengan persentase menyampaikan SPT yang mengalami penurunan.
Persentase kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada tahun 2018 sebesar 125,38 persen
mengalami penurunan 112,06 persen pada tahun 2019, dan kembali mengalami penurunan di
tahun 2020 sebesar 71,49 persen. Hal ini berarti masih kurangnya kepatuhan wajib pajak
terhadap kewajiban perpajakan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan penerimaan
pajak tahun 2020 yaitu penurunan pendapatan akibat dari penyebaran wabah Covid-19
sehingga berdampak pada menurunnya penerimaan pajak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.01/2015 tersedianya Account
Representative (AR) dijadikan sebagai perantara Direktorat Jenderal Pajak dengan tugas
memberikan bimbingan/himbauan, konsultasi, analisis dan pengawasan pada setiap Wajib
Pajak. Account Representative (AR) adalah pegawai yang diangkat dan ditetapkan sebagai
Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak. Account Representative merupakan
salah satu ujung tombak penggalian potensi penerimaan negara dibidang perpajakan yang
mengemban tugas intensifikasi perpajakan melalui pemberian bimbingan/ himbauan,
konsultasi, analisis dan pengawasan terhadap wajib pajak.
Kualitas pelayanan atau jasa yang dikehendaki wajib pajak sangat mempengaruhi
kepuasan dan kepatuhan wajib pajak, sehingga jaminan kualitas pelayanan menjadi prioritas
utama. Kepuasan dan kepatuhan wajib pajak dapat menjadi refleksi dari kinerja atau kualitas
pelayanan Account Representative kepada wajib pajaknya (Disnayanti dan Dewi, 2019).
Kualitas pelayanan dapat dinilai berdasarkan persepsi konsumen dengan membandingkan
harapan saat menerima layanan, dengan pengalaman sebenarnya atas layanan yang telah
diterima (Indrayani, 2020). Kualitas pelayanan harus selalu ditingkatkan untuk meningkatkan
kepatuhan dan kepuasaan wajib pajak.
Pengawasan Account Representative merupakan suatu kegiatan untuk mengawasi dan
mengingatkan apakah wajib pajak telah memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan
benar. Pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil
kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskan sehingga
mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengawasan merupakan bentuk
perhatian Account Representative kepada wajib pajak. Pengawasan sangat penting karena
wajib pajak akan terus dimonitor secara langsung dan dihimbau mengenai kewajiban
perpajakannya (Nasution, 2018).
Direktorat Jenderal Pajak terus melakukan pengembangan dan perbaikan guna
meningkatkan penerimaan pajak, Account Representative yang ditunjuk untuk memberikan
pelayanan pajak kepada wajib pajak juga menjalankan fungsi konsultasi. Konsultasi cukup
290
JURNAL KHARISMA
VOL. 4 No. 2, Juni 2022 E-ISSN 2716-2710
penting karena dengan adanya konsultasi wajib pajak bisa bertanya kepada petugas Account
Representative tentang undang-undang atau peraturan perpajakan yang tidak dimengerti,
sehingga terjadinya kerja sama yang baik antara wajib pajak dengan KPP dimana diwakili
oleh petugas Account Representative (Novarisna, 2019).
Sosialisasi perpajakan dalam bidang perpajakan merupakan hal penting dalam
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Sosialisasi perpajakan adalah upaya oleh Direktorat
Jenderal Pajak untuk memberikan informasi, pemahaman dan bimbingan kepada publik
terutama wajib pajak tentang peraturan Undang-undang perpajakan (Muhamad, 2019).
Sosialisasi ini dapat dilakukan melalui media komunikasi, baik media cetak seperti surat
kabar, majalah maupun media audio visual seperti radio atau televisi.
Sanksi perpajakan adalah jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan
(Mardiasmo, 2018). Supaya peraturan dan undang-undang tidak dilanggar maka diperlukan
suatu sanksi. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang bahwa
sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Pengawasan, Konsultasi Account Representative,
Sosialisasi Perpajakan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Badung Selatan”.
291
Pengaruh Kualitas Pelayanan…..
Indah Sulistyari, Anik Yuesti, Ary Bhegawati
melaksanakan tugasnya dengan baik maka wajib pajak dengan sukarela melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1: Kualitas pelayanan Account Representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi.
Pengaruh Pengawasan Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Di KPP Pratama Badung Selatan
Hardianti (2019) mendefinisikan pengawasan merupakan proses pengamatan
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Account Representative
juga mengetahui tentang kondisi wajib pajak yang ditanganinya, sehingga jika wajib pajak
mengalami masalah dalam perhitungan pajaknya maka seorang Account Representative dapat
memberikan solusi untuk masalah wajib pajak tersebut. Account Representative melakukan
monitoring kepatuhan wajib pajak melalui akses langsung ke seluruh data wajib pajak seperti
data dalam taxpayer dan data dalam profil wajib pajak (Anggraini, 2016). Semakin baik
pengawasan yang dilakukan oleh Account Representative dalam memonitor wajib pajak,
diharapkan jumlah wajib pajak yang patuh akan semakin bertambah dalam melakukan
kewajibannya sesuai dengan undang-undang. Berdasarkan penelitian dari Widomoko (2017),
Nasution (2018), Hardianti (2019), Subhan dan Susanto (2020) menyatakan jika Account
Representative telah mengawasi dan mengingatkan wajib pajak terkait kewajiban
perpajakannya dengan baik dan benar, tentu akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu
sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengawasan Account Representative
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan landasan
teori dan hasil penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Pengawasan Account Representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi.
Pengaruh Konsultasi Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Di KPP Pratama Badung Selatan
Menurut Subhan dan Susanto (2020), konsultasi adalah usaha untuk memberikan
penjelasan, saran atau nasehat kepada orang lain (klien) agar dapat menyelesaikan atau
memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Account Representative juga
menjalankan fungsinya sebagai konsultasi, seorang Account Representative memberikan
konsultasi kepada wajib pajak guna membantu wajib pajak dalam menghadapi persoalan
pajaknya (Anggraini, 2016). Account Representative memberikan konsultasi atas
permasalahan yang dihadapi oleh wajib pajak sehingga wajib pajak dapat menemukan solusi
serta Account Representative memberikan penjelasan tentang undang-undang pajak yang
berlaku. Semakin tinggi pemahaman yang dimiliki oleh Account Representative tentang
peraturan pajak yang berlaku maka Account Representative dapat melakukan konsultasi
tentang permasalahan pajak yang dihadapi oleh wajib pajak sehingga wajib pajak dapat
memahami dan memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya, dan berdampak pada
peningkatan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penelitian dari Nasution (2018), Sovita dan
Salsabilla (2018), Hardianti (2019), Subhan dan Susanto (2020) menyatakan bahwa dengan
adanya fungsi konsultasi yang dijalankan oleh Account Representative, wajib pajak dapat
menanyakan kewajiban perpajakan yang kurang dipahaminya kepada Account Representative.
Jika wajib pajak telah mengetahui apa saja kewajibannya tentu akan meningkatkan kepatuhan
wajib pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel konsultasi yang dilaksanakan oleh
Account Representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan
landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Konsultasi Account Representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi.
292
JURNAL KHARISMA
VOL. 4 No. 2, Juni 2022 E-ISSN 2716-2710
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung
Selatan yang beralamat di Jalan Tantular No. 4 Dangin Puri Klod Denpasar Timur, Bali
80234. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Badung Selatan tahun 2020 yang berjumlah 77.288 orang. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Convenience sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti di KPP Pratama Badung Selatan dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang sesuai untuk digunakan sebagai sumber data. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang wajib
pajak orang pribadi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan studi kepustakaan. Skala pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
293
Pengaruh Kualitas Pelayanan…..
Indah Sulistyari, Anik Yuesti, Ary Bhegawati
dengan menggunakan skala likert dimana skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS),
skor 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan Cukup Setuju (CS), skor 4 untuk
pilihan Setuju (S), dan skor 5 untuk pilihan Sangat Setuju (SS).
Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
adalah sumber data yang didapatkan langsung kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018: 213).
Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada wajib pajak orang pribadi di KPP
Pratama Badung Selatan, kemudian wajib pajak tersebut akan menjawab pertanyaan
sistematis. Pilihan jawaban juga telah tersedia, responden memilih jawaban yang sesuai dan
dianggap benar setiap individu. Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diberikan
secara langsung kepada pengumpul data, biasanya dalam bentuk file dokumen atau melalui
orang lain (Sugiyono, 2018: 213). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari KPP Pratama Badung Selatan seperti sejarah dan struktur organisasi KPP
Pratama Badung Selatan
Untuk menguji instrumen data, dilakukan uji validitas untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner dan uji reabilitas untuk mengetahui sejauh mana responden dalam
memberikan jawaban konsisten atas pernyataan-pernyataan yang disampaikan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier
berganda. Untuk uji asumsi klasik, dilakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas. Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F, keofisien determinasi (R2),
dan uji t.
Deskripsi variabel akan diuraikan persepsi responden terhadap kepatuhan wajib pajak
(KWP), kualitas pelayanan account representative (KPAR), pengawasan account
representative (PAR), konsultasi account representative (KAR), sosialisasi perpajakan (SoP),
dan sanksi perpajakan (SP). Statistik deskriptif masing-masing variabel dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KWP 100 17.00 25.00 21.3400 1.67706
KPAR 100 17.00 25.00 21.9000 2.11058
PAR 100 15.00 25.00 21.2000 1.73496
KAR 100 19.00 30.00 25.6900 2.39400
SoP 100 15.00 25.00 21.6100 2.26923
SP 100 17.00 25.00 21.1700 1.80378
Valid N (listwise) 100
Sumber: Data diolah, 2021
Uji Instrumen
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan menunjukkan bahwa semua indikator
yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan wajib pajak, kualitas pelayanan account
representative, pengawasan account representative, konsultasi account representative
sosialisasi perpajakan dan sanksi perpajakan dalam penelitian ini mempunyai nilai pearson
correlation lebih besar dari 0,3 dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.
Berdasarkan reliabilitas yang dilakukan menunjukkan bahwa semua pernyataan yang
berkaitan dengan variabel dependen dan variabel independen berada di atas nilai cronbach’s
294
JURNAL KHARISMA
VOL. 4 No. 2, Juni 2022 E-ISSN 2716-2710
alpha yaitu 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh data yang digunakan pada
kuesioner dinyatakan reliabel.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig Statistics
B Std Error Beta Tolerance VIF
Constant 4,187 1,841 2,274 0,025
KPAR 0,143 0,065 0,180 2,215 0,029 0,730 1,370
PAR 0,416 0,091 0,430 4,577 0,000 0,547 1,830
KAR 0,154 0,064 0,220 2,422 0,017 0,586 1,706
SoP -0,095 0,059 -0,128 -1,593 0,115 0,747 1,339
SP 0,155 0,076 0,167 2,052 0,043 0,730 1,369
a. Dependent Variable: KWP
Sumber : Data diolah (2021)
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
KWP = 4,187 + 0,143 KPAR + 0,416 PAR + 0,154 KAR - 0,095 SoP + 0,155 SP + e
Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan memakai statistika kolmogorov-smirnov
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan adalah sebesar 0,200. Nilai
yang dihasilkan ini lebih besar dari signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas bahwa nilai
tolerance bagi tiap variabelnya melebihi 0,10 serta nilai VIFnya tidak melebihi 10, itu berarti
bahwa tidak ada multikolinearitas variabel bebas dalam model regresi. Berdasarkan hasil uji
heteroskedastisitas yang dilakukan memberi sebuah gambaran bahwa tiap variabelnya punya
nilai sig. yang melebihi 0,05 mengartikan bahwa tidak adanya heterokedasitisas dalam model
regresi.
Uji Statistik F
Tabel 4
Hasil Uji Statistik F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 151,943 5 30,389 22,582 0,000b
Residual 126,497 94 1,346
Total 278,440 99
a. Dependent Variable: KWP
b. Predictors: (Constant), SP, SoP, KPAR, KAR, PAR
Sumber: Data diolah (2021)
Berdasarkan uji F diperoleh nilai F test sebesar 22,582 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas
pelayanan account representative, pengawasan account representative, konsultasi account
representative, sosialisasi perpajakan, dan sanksi perpajakan berpengaruh secara simultan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Badung Selatan.
295
Pengaruh Kualitas Pelayanan…..
Indah Sulistyari, Anik Yuesti, Ary Bhegawati
296
JURNAL KHARISMA
VOL. 4 No. 2, Juni 2022 E-ISSN 2716-2710
signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H2 diterima yang berarti bahwa
pengawasan account representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi. Hal ini berarti semakin tinggi pengawasan yang dilakukan oleh account
representative maka kepatuhan wajib pajak pun akan semakin tinggi. Account representative
memberikan pengawasan kepada wajib pajaknya, pengawasan yang diberikan dapat
mengawasi dan mengingatkan wajib pajak tentang pajak yang dikenakan terhadap wajib
pajak. Seorang account representative harus memahami kondisi wajib pajak dan menemukan
jalan keluar yang terbaik bagi wajib pajak sehingga memberikan kepuasan dan kenyamanan
bagi wajib pajak, kondisi ini akan berakibat pada kepatuhan seorang wajib pajak untuk
membayar kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Widomoko (2017), Nasution (2018), Hardianti (2019), Subhan dan Susanto
(2020) yang menyatakan bahwa pengawasan account representative berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh Konsultasi Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Badung Selatan
Berdasarkan hasil uji t analisis regresi linier berganda menunjukkan konsultasi account
representative mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,154 dengan nilai signifikan
sebesar 0,017 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H3 diterima yang berarti bahwa konsultasi
account representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal
ini berarti semakin tinggi pemahaman yang dimiliki oleh account representative tentang
peraturan pajak yang berlaku maka account representative dapat melakukan konsultasi
tentang permasalahan pajak yang dihadapi oleh wajib pajak sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Seorang account representative memberikan konsultasi tentang
perpajakan yang dihadapi oleh wajib pajak. Untuk menjalankan konsultasi account
representative dituntut memahami tentang peraturan atau undang-undang pajak yang berlaku.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasution (2018),
Sovita dan Salsabilla (2018), Hardianti (2019), Subhan dan Susanto (2020) yang menyatakan
bahwa konsultasi account representative berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
KPP Pratama Badung Selatan
Berdasarkan hasil uji t analisis regresi linier berganda menunjukkan sosialisasi
perpajakan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar -0,095 dengan nilai signifikan sebesar
0,115 yang lebih besar dari 0,05 sehingga H4 ditolak yang berarti bahwa sosialisasi perpajakan
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini berarti semakin
tinggi atau baik sosialisasi perpajakan di KPP Pratama Badung Selatan maka tidak
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ada atau tidaknya sosialisasi yang
dilakukan oleh petugas pajak, wajib pajak akan tetap memenuhi kewajibannya. Seorang wajib
pajak tidak melihat dari segi sosialisasi yang diberikan tetapi lebih terhadap bentuk adanya
kualitas pelayanan, pengawasan, konsultasi account representative, dan sanksi perpajakan.
Wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Badung Selatan telah mengetahui adanya
informasi perpajakan dan sudah mengikuti sosialisasi perpajakan yang diadakan oleh KPP
Pratama Badung Selatan namun, hal tersebut belum tentu dapat mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak. Wajib pajak yang mengikuti sosialisasi belum memahami baik materi maupun
informasi perpajakan yang disampaikan oleh KPP. Selain itu materi atau informasi perpajakan
yang diberikan sifatnya kurang mendetail. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Lianty dkk. (2017), Kusumayanthi dan Suprasto (2019), Wahyuningsih
(2021) yang menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. Hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suryadi dkk. (2016), Agustini dan Widhiyani (2019), serta Anggreni dkk. (2021) yang
menyatakan sosialisasi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
297
Pengaruh Kualitas Pelayanan…..
Indah Sulistyari, Anik Yuesti, Ary Bhegawati
Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Badung Selatan
Berdasarkan hasil uji t analisis regresi linier berganda menunjukkan sanksi perpajakan
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,115 dengan nilai signifikan sebesar 0,043 yang
lebih kecil dari 0,05 sehingga H5 diterima yang berarti bahwa sanksi perpajakan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini berarti semakin tinggi sanksi
perpajakan maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Sanksi perpajakan
merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan dituruti
atau dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak
tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi perpajakan merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk meningkatkan wajib pajak akan tanggung jawabnya. Sanksi yang tegas akan
meningkatkan kedisiplinan wajib pajak dalam hal ketepatan membayar pajak, ketelitian dalam
pengisian dan pelaporan SPT dan ketelitian dalam melaksanakan pencatatan dan pembukuan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siregar (2017),
Cahyani dan Noviari (2019), Andini (2021) yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diperoleh simpulan bahwa
Kualitas Account Representative,Pengawasan Account Representative, Konsultasi Account
Representative, dan Sanksi Perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi di KPP Pratama Badung Selatan. Sosialisasi Perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Badung Selatan.
Setelah melakukan analisis dan pembahasan pada pokok permasalahan serta berdasarkan
kesimpulan, maka keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Penelitian ini hanya terbatas pada wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Badung
Selatan.
2) Pemilihan variabel bebas terbatas hanya pada lima variabel yaitu kualitas pelayanan,
pengawasan, konsultasi Account Representative, sosialisasi perpajakan, dan sanksi
perpajakan. Hal ini memungkinkan faktor-faktor lainnya justru mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap kepatuhan wajib pajak
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan penelitian di atas, maka saran yang dapat
penulis berikan adalah sebagai berikut:
1) Dalam penelititian ini sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak, sehingga diharapkan KPP dapat meningkatkan sosialisasi perpajakan untuk
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada wajib pajak tentang peraturan
perpajakan. Sosialisasi perpajakan dapat dilakukan dengan media sosial yang digunakan
untuk komunikasi dengan wajib pajak, maupun memasang aturan perpajakan terbaru di
KPP disehingga dapat dibaca oleh wajib pajak. Sosialisasi perpajakan yang aktif
diberikan akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
2) Penelitian berikutnya bisa memperluas populasi dan sampel wajib pajak seperti
menggunakan wajib pajak orang pribadi dan juga badan.
3) Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama dapat
menambahkan variabel bebas lain seperti pemahaman pajak, kesadaran wajib pajak, dan
penerapan sistem e-filling, yang relevan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak yang belum dibahas dalam penelitian ini.
298
JURNAL KHARISMA
VOL. 4 No. 2, Juni 2022 E-ISSN 2716-2710
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Komang Dewi, dan Widhiyani, N.L.S. 2019. Pengaruh Penerapan E-Filling,
Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 27(2), 1343-1364.
Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior. 2nd Edition. New York: Open University
Press.
Andini, A. A. I. Y., Yuesti, A., & Bhegawati, D. A. S. (2021). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan, Biaya Kepatuhan, Sanksi Perpajakan, dan Penerapan E-
Samsat Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak
Kendaraan Bermotor di Kecamatan Bangli. KARMA (Karya Riset Mahasiswa
Akuntansi), 1(2), 391-397.
Anggraini, Rima Ayu. 2016. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Account Representative (AR) dalam
Sistem Modernisasi Perpajakan Kantor Pajak Pratama. Skripsi. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Anggreni, I. A. N. S., Yuesti, A., & Bhegawati, D. A. S. (2021). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak, Pelayanan Fiskus, Sosialisasi Perpajakan, dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Desa Abiansemal Pada Masa
Covid’19. KARMA (Karya Riset Mahasiswa Akuntansi), 1(2), 499-505.
Beloan, B., Mongan, F. F. A., & Suryandari, N. N. A. (2019). Eksplorasi Pemaknaan
Pelaporan SPT Tahunan PPH 21 Dari Kacamata Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Fenomenologi Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Makassar Utara).
Jurnal Riset Akuntansi (JUARA), 9(2), 23-30.
Cahyani, L.P.G. dan Naniek N. 2019. Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud
Disnayanti, N.K.A. dan Dewi I.G.A.. Moderasi Preferensi Risiko Pada Hubungan Kualitas
Pelayanan Account Representative dan Kepatuhan WPOP. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 26, No. 2, pp. 1386-1411.Fatimah, Siti dan Wardani,
Kusuma. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggelapan Pajak Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Temanggung. Jurnal Akuntansi Dewantara, 1 (1), 2549-
9637.
Hardianti, Dian. 2019. Pengaruh Pelayanan, Konsultasi Dan Pengawasan Account
Representative (AR) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kota Jambi. Skripsi.
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin.
Ilhamsyah, Randi dkk. 2016. Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang
Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat
Kota Malang). Jurnal Perpajakan. Vol. 8, No. 1, pp. 1-9.
Indrayani. 2020. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Account Representative dan Tingkat
Pendidikan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi pada
KPP Pratama Makassar Barat). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 3, No. 3, pp. 109-
117.
Kusumayanthi, L.O., dan Suprasto, H.B. 2019. Pengaruh Penerapan E-Filling, Sosialisasi
Perpajakan, Kinerja Account Representative, dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat
Kepatuhan WPOP. E-Jurnal Akuntansi. Vol. 28, No. 1, pp. 491-518.
Lianty, M., Hapsari, D. W., & Kurnia, K. 2017. Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi
Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset
Akuntansi Kontemporer, 9(2), 55-65.
299
Pengaruh Kualitas Pelayanan…..
Indah Sulistyari, Anik Yuesti, Ary Bhegawati
300