21397-Article Text-77149-1-10-20190211
21397-Article Text-77149-1-10-20190211
                                                  ABSTRACT
One of the solutions to reduce carbon gas emissions that triggered global warming is to utilize coastal
vegetation such as seagrass that known as blue carbon. This research was aimed to determine stock
carbon on seagrass in the east coast of Bintan Regency, Kepulauan Riau Province as an effort to reduce
global warming. The research was conducted in Berakit, Malang Rapat, and Teluk Bakau from January
to July 2017. The parameters measured in this research were biomass, carbon content, and carbon
stock on seagrass. The anylisis of the biomass was obtained from the dry weight per unit area, the
carbon content was obtained by Walkley and black method, the carbon stock was obtained by the
measurement of the biomass and carbon content. Based on the observation, seagrass ecosystem in east
coast of Bintan was palnted by C. rotundata, C. serrulata, E. acoroides, H. uninervis, H. pinifolia, H.
ovalis, T. hemprichii, T. ciliatum, dan S. isoetifolium. The below ground biomass and carbon percentation
were higher that the aboveground parts so when the leaves are released either because of human or
natural actions, seagrass is still able to store carbon. Seagrass beds on the east coast of Bintan
Regency have the potential to absorb and store carbon which is equal to 2431.33 tons C as E.
acoroides being the species which capable of producing the highest biomass and highest carbon
content, although this number cannot be used as a reference whether seagrass has high potential or
no because until now there has been no standard value.
                                              ABSTRAK
Salah satu upaya untuk mengurangi emisi gas karbon pemicu pemanasan global adalah dengan
memanfaatkan vegetasi pesisir seperti lamun yang dikenal dengan istilah blue carbon. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui stok karbon pada padang lamun di Pesisir Timur Kabupaten Bintan,
Kepulauan Riau sebagai upaya dalam mengurangi pemanasan global. Penelitian dilakukan di Berakit,
Malang Rapat, dan Teluk Bakau mulai Januari – Juli 2017. Parameter yang diukur dalam penelitian ini
adalah biomassa, kandungan karbon, dan stok karbon pada lamun. Analisis biomassa diukur dari berat
kering lamun per satuan luas yang dibagi atas bagian atas dan bawah substrat, kandungan karbon
diukur dengan metode Walkley and Black, stok karbon diukur dengan memperhatikan kandungan
karbon dan biomassa lamun. Hasil penelitian menunjukkan ekosistem lamun di pesisir timur
Kabupaten Bintan ditumbuhi oleh C. rotundata, C. serrulata, E. acoroides, H. uninervis, H. pinifolia,
H. ovalis, T. hemprichii, T. ciliatum dan S. isoetifolium dengan kondisi yang relatif baik. Persentase
biomassa dan karbon yang berada di bawah substrat lebih besar dibanding biomassa yang berada di
atas substrat, sehingga ketika bagian pelepah dan daun lamun lepas baik karena tindakan manusia
ataupun alam lamun masih tetap mampu menyimpan karbon. Padang lamun di pesisir sebelah timur
Kabupaten Bintan memiliki potensi dalam menyerap dan menyimpan karbon yakni sebesar 2431.33
ton C dengan E. acoroides sebagai spesies yang mampu menghasilkan biomassa terbesar dan
kandungan karbon tertinggi, meski jumlah tersebut tidak dapat dijadikan acuan apakah lamun
memiliki potensi yang tinggi ataupun tidak karena hingga saat ini belum ada nilai standardnya.
             Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK-IPB, ISOI, dan HAPPI                           639
                         Estimasi Cadangan Karbon pada Lamun di . . .
640                        http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
                                        Khairunnisa et al.
hamparan padang lamun yang luas seperti           pada setiap jenis lamun.
Kabupaten di Bintan sangat layak untuk
dijadikan lokasi penelitian dalam mengukur        2.2.    Kerapatan Lamun
potensi penyimpanan karbon sebagai mitigasi               Pengambilan data pada setiap stasiun
pemanasan global dan perubahan iklim.             dilakukan dengan menggunakan 3 garis
                                                  transek yang ditarik hingga 100 m ke arah
II.    METODE PENELITIAN                          laut dengan jarak antar garisnya 25 m. Setiap
                                                  garis transek terdapat transek plot berukuran
2.1.    Waktu dan Lokasi Penelitian               0,5 x 0,5 m2 yang dimulai dari titik 0 m dan
        Penelitian dilaksanakan mulai Januari     diulangi setiap 20 m sampai dengan 100 m.
2017 – Juli 2017 di pesisir timur Kabupaten       Kerapatan masing-masing jenis pada setiap
Bintan yang mencakup 8 stasiun dengan             stasiun dihitung dengan menggunakan
karakteristik dan aktivitas yang berbeda-         rumus Azkab (1999) yaitu:
beda. 3 stasiun terdapat di pesisir Desa
Berakit, 3 stasiun di Desa Malang dan 2                  $
                                                   𝐷=    %
                                                             ……………………………….…. (1)
stasiun di Desa Teluk Bakau. Peta lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
                                                  Keterangan : D = Kerapatan jenis lamun
Parameter-parameter yang diukur yaitu
                                                  (ind/m2), N = Jumlah tegakan (ind), dan A =
kerapatan, biomassa, dan kandungan karbon
                                                  Luas area (m2).
            Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 10, No. 3, Desember 2018       641
                           Estimasi Cadangan Karbon pada Lamun di . . .
     Jenis Lamun           St.1      St.2    St.3         St.4    St.5      St.6   St.7    St.8
 Enhalus acoroides         48         87      42           46      66        46     71      95
 Thalassia hemprichii      54         7       15            -      12        13     29      70
 Cymodocea serrulata        -         45      32           18      31        39     21       -
 Cymodocea rotundata        -         23      38            -      22        20     22      54
 Halodule univervis         -         25      70            -      11         -      -       -
642                          http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
                                         Khairunnisa et al.
       Jenis Lamun        St.1    St.2       St.3       St.4    St.5     St.6     St.7    St.8
 Halodule pinifolia       38        -         31        195      44       16       6       -
 Halophila ovalis          -       12         23         -        -        -       -       -
 Syringodium
                            -      37        134         -       34       37        -       -
 isoetifolium
 Thalassodendron
                            -      6          51         -       45       29       3        -
 ciliatum
 Total                    140     242        436        259     265      200      152      219
        Data penelitian menunjukkan bahwa           dengan jenis substrat yang stabil juga
E. acoroides merupakan jenis yang paling            menjadi penyebab jenis ini dapat tumbuh
mendominasi karena ditemukan di semua               dengan baik. Sementara itu, E. acoroides
stasiun penelitian. Untuk kerapatan tertinggi       merupakan jenis yang mendominasi pada
ditemukan pada jenis H. pinifolia di stasiun 3      seluruh stasiun penelitian karena pada daerah
dengan nilai sebesar 195 ind/m2 dan                 tropis penyebarannya ditemukan pada
kerapatan terendah ditemukan pada jenis T.          seluruh tipe substrat jenis dan bentuk
ciliatum di stasiun 7 dengan nilai sebesar 3        morfologinya yang besar dibanding jenis lain
ind/m2. Sementara itu stasiun 3 merupakan           memungkinkannya untuk bertahan hidup
area yang memiliki jenis lamun terbanyak            pada berbagai kondisi
dan kerapatan total tertinggi dengan spesies                Stasiun 3 merupakan stasiun dengan
terbanyak merupakan area yang memiliki              kerapatan jenis tertinggi. Hal ini diduga
nilai kerapatan tertinggi (Gambar 2).               karena tidak ada aktifitas dan pemanfaatan
                                                    pada wilayah ini sehingga kualitas perairan
                                                    masih sangat baik. Meskipun pada wilayah
                                                    ini lamun hidup berdampingan dengan
                                                    terumbu karang, jumlah terumbu karang
                                                    tidak mendominasi dan lebih sedikit
                                                    dibanding sebaran lamun yang ada sehingga
                                                    persaingan untuk mendapat nutrisi tidak
                                                    terlalu tinggi. Selain itu, dengan adanya
                                                    terumbu karang, lamun dapat terlindungi dari
                                                    arus dan gelombang yang kuat. Jenis lamun
                                                    dengan kerapatan tertinggi di stasiun 3
Gambar 2. Tingkat kerapatan (ind/m2) lamun          adalah S. isoetifolium yang memiliki daun
          di lokasi pengambilan data                berbentuk silindris sehingga memungkinkan
          Bintan Timur.                             untuk tumbuh dengan padat dan lebih lentur
                                                    saat arus melewatinya. S. isoetifolium
        H. pinifolia yang tumbuh pada stasiun       biasanya dapat ditemukan di daerah dangkal
4 merupakan jenis lamun dengan kerapatan            dengan hamparan terumbu.
jenis tertinggi diantara semua jenis dan
stasiun. Jenis lamun yang berukuran kecil           3.1.2. Biomassa Lamun
seperti H. pinifolia memiliki jumlah tegakan                Hasil    penelitian    menunujukkan
lebih banyak dibandingkan dengan jenis              bahwa nilai biomassa yang berada di bawah
lainnya karena dengan ukuran daun dan letak         substrat jauh lebih besar dibanding biomassa
pertumbuhan daunnya yang ke atas                    yang berada di atas substrat dari berat
memungkinkan untuk tumbuh memadati                  keseluruhan (Gambar 3) dan stasiun
suatu area dan hidup di sela-sela lamun             penelitian yang memiliki biomassa tertinggi
berukuran besar. Kondisi lokasi penelitian          adalah stasiun 8 yang didominasi oleh lamun
            Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 10, No. 3, Desember 2018         643
                           Estimasi Cadangan Karbon pada Lamun di . . .
644                          http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
                                                                                 Khairunnisa et al.
kandungan karbon yang terdapat pada H.                                                           kecil yang memiliki proses pergantian yang
pinifolia. Lamun yang berukuran besar                                                            lebih cepat sehingga tidak dapat menyerap
tersebut menurut Pendleton et al. (2012)                                                         karbon dalam jumlah besar dan menyimpan-
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk                                                         nya dalam jangka waktu yang karma.
memyimpan karbon pada lapisan sedimen                                                            Contohnya seperti H. ovalis pada penelitian
yang lebih dalam dibanding lamun yang                                                            Kaewsrikhwa et al. (2016) bahwa H. ovalis
berukuran kecil sehingga pada padang lamun                                                       yang memiliki tingkat produksi daun yang
yang mayoritas ditumbuhi oleh spesies                                                            tinggi yaitu 2,10±0,10 hari per pasang daun
berukuran besar cenderung memiliki sedimen                                                       membuatnya tumbuh lebih cepat sehingga
dengan kandungan organik tinggi. Hal                                                             menurunkan kemampuannya dalam meng-
tersebut berbeda dengan lamun berukuran                                                          akumulasi karbon.
                           50                         46.51
                                      44,79
                                                                      40.71
    Kandungan Karbon (%)
                           40 42.48                                                                   36.83
                                              39.80                                   35.73                                           35.71                       35.38
                                                                                                                      33.04
                                                                              36.05                                                                   30.75
                           30                                 34.17
                                                                                              31.97                                           31.00           31.66
                                                                                                              28.52
                                                                                                                              26.95
                           20
10
                            0
                                E. arcoides       T.         C.         C.       H.     H. pinifolia H. ovalis      S.     T. cilliatum
                                               hemprichii serrulata rotundata uninervis                        isotefolium
                  2000            1765.24
                  1800
                  1600
                  1400
                  1200
  g C/m2
                  1000                            829.64
                   800
                   600
                   400                                            245.08          244.49          200.32          163.85              95.28
                   200                                                                                                                                73.64       45.37
                     0
                                             m
                                             m
                                              a
                                            lia
                                             es
ii
                                              is
                                            ta
                                            vi
                                          ich
at
                                           al
                                         liu
                                          tu
                                          id
                                         fo
                                         la
                                        er
                                       nd
                                       ov
                                       ia
                                       ro
pr
                                     ifo
                                      ni
                                    rru
                                      in
                                   cil
                                   tu
                                   co
pi
                                  ila
                                  un
                                  et
                                 se
                                ro
                               he
                               sa
le
                              ph
                             iso
                              le
                             ro
                            ea
                           du
                           ea
                          sia
                           lu
                           lo
                          du
                         nd
                        um
                         oc
                       ha
                        lo
                        oc
                       Ha
                      as
                       lo
                     de
                     od
                     Ha
                    od
                     di
                    En
                    Ha
                    al
                   so
                  m
                 go
                 m
                 Th
                as
               Cy
              rin
              Cy
al
           Sy
          Th
Gambar 6. Stok karbon (g C/m2) spesies lamun di lokasi pengambilan data Bintan Timur.
                                  Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 10, No. 3, Desember 2018                                                                645
                           Estimasi Cadangan Karbon pada Lamun di . . .
646                          http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
                                       Khairunnisa et al.
        Besarnya kandungan karbon yang           Menurut Chmura et al. (2016) karena terletak
terdapat pada E. acoroides hampir dua kali       di antara darat dan laut, ekosistem pesisir
lipat dari kandungan karbon yang terdapat        seperti mangrove dan lamun semakin
pada H. pinifolia. Lamun yang berukuran          mengalami degradasi dan eksploitasi baik
besar tersebut menurut Pendleton et al.          karena pencemaran dan perubahan fungsi
(2012) memiliki kemampuan yang lebih             lahan melalui drainase, pengerukan dan
baik untuk memyimpan karbon pada lapisan         dialihkan ke bentuk lainnya. Melalui
sedimen yang lebih dalam dibanding lamun         pendekatan yang didapat dari hasil rata-rata
yang berukuran kecil sehingga pada padang        karbon tersimpan pada penelitian ini,
lamun yang mayoritas ditumbuhi oleh              estimasi kemampuan serapan karbon yang
spesies berukuran besar cenderung memiliki       hilang dari 2012 hingga 2017 adalah adalah
sedimen dengan kandungan organik tinggi.         sebesar 104252,85 ton C. Rusaknya padang
Hal tersebut berbeda dengan lamun ber-           lamun tidak hanya akan menghilangkan
ukuran kecil yang memiliki proses per-           fungsi dan jasa-jasa lingkungannya tetapi
gantian yang lebih cepat shingga tidak dapat     juga turut melepaskan emisi karbon dioksida
menyerap karbon dalam jumlah besar dan           ke udara (Lovelock et al., 2017). Efek yang
menyimannya dalam jangka waktu yang              terjadi saat lamun hilang adalah karbon yang
karma. Contohnya seperti H. ovalis pada          tersimpan pada jaringan dan sedimennya
penelitian Kaewsrikhwa et al. (2016) bahwa       akan terpapar langsung oleh kolom air dan
H. ovalis yang memiliki tingkat produksi         berikatan      dengan    oksigen      sehingga
daun yang tinggi yaitu 2,10±0,10 hari per        membentuk CO2 yang kemudian akan lepas
pasang daun membuatnya tumbuh lebih              ke laut dan udara bebas (Yu et al., 2016).
cepat sehingga menurunkan kemampuannya                   Penelitian sebelumnya pada 2013
dalam mengakumulasi karbon. Secara teori         mengenai estimasi stok karbon pada
total karbon tersimpan lamun dipengaruhi         ekosistem mangrove di pesisir timur
luas padang lamun, luas area padang lamun,       Kabupaten Bintan dan didpat hasil rata-rata
dan biomassa kandungan karbon yang               sebesar 1223,98 – 4020,25 Mg C/ha.
terdapat di dalamnya.                            Berdasarkan hasil penelitian Sifleet et al.
        Penelitian ini dilakukan pada saat       (2011) karbon yang diserap dan tersimpan
periode angin musim barat sehingga terdapat      dalam substrat mangrove berkisar 570-4712
kemungkinan jumlah karbon yang diserap           Mg CO2/ha dengan perkiraan paling rendah
lebih kecil dibanding pada saat periode          antara 800 dan 3000 Mg CO2/ha dan padang
angina musim timur meski hal tersebut            lamun, karbon berkisar 0-13 Mg CO2/ha
belum benar-benar dapat dipastikan karena        sementara rentang karbon di sedimennya
hingga saat ini belum ada penelitian             mencapai 880-6000 Mg CO2/ha. Hasil ini
mengenai karbon lamun di Kabupaten Bintan        memang lebih besar daripada simpanan
yang dilakukan pada saat periode angin           karbon pada lamun, namun mengingat
musim timur. Supriadi et al. (2014)              kondisi mangrove yang saat ini semakin
menyatakan bahwa rendahnya karbon yang           terdegradasi, blue carbon pada lamun
dapat disimpan pada musim penghujan              dianggap sebagai yang paling efektif. Bahkan
disebabkan tingginya serasah yang dihasilkan     ketika bagian pelepah dan daun lamun lepas
akibat tingginya gelombang. Sementara pada       baik karena tindakan manusia ataupun alam,
musim kemarau, padang lamun lebih                lamun masih tetap mampu menyimpan
terpapar pada siang hari karena surut yang       karbon hal ini dibuktikan dengan tingginya
rendah. Penurunan simpanan karbon diduga         persentase biomassa dan karbon yang berada
juga terjadi di pesisir timur Kabupaten          di bawah substrat lebih besar dibanding
Bintan karena pada tahun 2012 luas lamun di      biomassa yang berada di atas substrat.
Kabupaten Bintan mencapai 2918,26 ha.            Berdasarkan penelitian Murray et al. (2010)
           Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 10, No. 3, Desember 2018        647
                           Estimasi Cadangan Karbon pada Lamun di . . .
648                          http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
                                        Khairunnisa et al.
Lavery, P.S., M.A. Mateo, O. Serrano, and                 storage and its recent loss in an
       M. Rozaimi. 2013. Variability of the               estuarine Posidonia australis meadow
       carbon storage of seagrass habitats                (Albany, Western Australia). J.
       and its implications for global                    Estuar. Coast. Shelf Sci., 171:58-65.
       estimates of blue carbon ecosystem                 http://dx.doi.org/10.1016/j.ecss.2016.
       service. J. Plus One, 8(9):1-12.           Russel, B.D., D.S. Connel, S. Uthike, N.
       http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone             Muehlehnerr, and J.M. Hal-Spencer.
       .0073748.                                          2013. Future seagrass beds: can
Lovelock, C.E., T. Atwood, J. Baldock, C.M                increased productivity lead to
     Duarte, S. Hickey, P.S Lavery, P.                    increased carbon storage. J. Marine
     Masque, P.I Macreadie, A.M. Ricart,                  Pol. 73(2):463-469. http://dx.doi.org/
     O. Serrano, and A. Steven. 2017.                     10.1016/j.marpolbul.2013.01.031.
     Assessing the risk of carbon dioxide         Short, F.T. and R.G. Coles. 2001. Global
     emissions       from     blue    carbon              seagrass research methods. Elsevier.
     ecosystems. J. Front. Mar. Sci.                      482 p.
     15:257–265. http://dx.doi.org/10.1002/       Sifleet, S., L. Pendleton, and B.C. Murray.
     fee.1491.                                            2011. State of the science on coastal
Murray, B.C., L. Pendleton, and S. Sifleet.               blue carbon: science summary for
       2011. State of the science of costal               policy-makers. Duke University.
       blue carbon: a summary for policy                  Durham (USA). 42 p.
       makers. Nicholas Institute for             Supriadi, R.F. Kaswadji, D.G. Bengen, and
       Environmental      Policy    Solutions             M. Hutomo. 2014. Carbon stock of
       Report. 43 p.                                      seagrass community in Barranglompo
Ondiviela, B., I.J. Losada, J.L. Lara, M.                 Island, Makassar. IJMS., 19(1):1-10.
       Maza, C. Galvan, T.J. Bouma, and J.                https://doi.org/10.14710/ik.ijms.19.1.
       van Belzen. 2014. The role of                      1-10.
       seagrasses in coastal protection in a      Tasabaramo, I.A., M. Kawaroe, dan R.A.
       changing climate. J. Coast. Engineer.,             Rappe. 2015. Laju pertumbuhan,
       87:158-168. http://dx.doi.org/10.10                penutupan, dan tingkat kelangsungan
       16/j.coastaleng.2013.11.005.                       hidup Enhalus acroides yang
Pendleton, L., D.C Donato, B.C. Murray, S.                ditransplantasi secara monospesies
       Crooks, W.A. Jenkins, S. Sifleet, C.               dan multispesies. J. Ilmu dan
       Craft,     J.W.    Fourqurean,     J.B.            Teknologi Kelautan Tropis, 7(2):757-
       Kauffman, N. Marbà, P. Megonigal,                  770. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.
       E. Pidgeon, D. Herr, D. Gordon, and                v7i2.
       A. Baldera. 2012. Estimating global        Wahyudi, A.J., S. Rahmawati, B. Prayudha,
       “blue carbon” emissions from                       M.R. Iskandar, and T. Arfianti. 2016.
       conversion and degradation of                      Vertical carbon flux of marine snow
       vegetated coastal ecosystems. J. Plus              in Enhalus acroides dominated
       One, 7(9):1-7. http://dx.doi.org/10.               seagrass meadows. J. Reg. stud. Mar.
       1371/journal.pone.0043542.                         Sci., 5: 27-34.
Rahmawati, S. 2011. Estimasi cadangan             Wawo, M., Y. Wardiatno, L. Adrianto,
       karbon pada komunitas lamun di                     Bengen, D.G. 2014. Carbon stored on
       Pulau      Pari,   Taman      Nasional             seagrass community in marine nature
       Kepulauan Seribu, Jakarta. J. Segara,              tourism park of Kotania Bay, Western
       7(1):1-12.                                         Seram, Indonesia. J. Manaj Hut Trop,
Rozaimi, M., P.S. Lavery, O. Serrano, and D.              20(1):51-57. http://dx.doi.org/10.72
       Kyrwood. 2016. Long-term carbon                    26/jtfm.20.1.51.
            Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 10, No. 3, Desember 2018        649
                        Estimasi Cadangan Karbon pada Lamun di . . .
Yu, O. and Chmura, G.L. 2009. Soil carbon       Diterima         : 25 Juni 2018
      may be manintaned under grazing in a      Direview         : 28 Juni 2018
      St. Lawrence estuary tidal marsh. J.      Disetujui        : 23 November 2018
      Environ. Conserv., 36(04):312–320.
      http://dx.doi.org/10.1017/S03768929
      10000184.
650 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt