Pengaruh Takaran Bahan Organik Terhadap Pertumbuha
Pengaruh Takaran Bahan Organik Terhadap Pertumbuha
2 S eptember 2022
                                                                                             ISSN : 2088-5113 (Printed)
                                                                                             ISSN : 2598-0327 (electric)
     ABSTRACT
     The study was aimed to determine and analyze the effects of organic material on the cauliflower (Brassica
     oleracea L. var . botrytis sub var. cauliflora DC ) in different irrigation systems during dry season in the
     lowlands. This experiment was conducted in paddy fields in the village of Sukapura, Rawamerta Karawang
     from May to August 2021. The experimental design was Split Plot Design. As the main plot was the irrigation
     system (A), consisted of two levels: (1) a1 = furrow irrigation, and (2) a2 = sprinkler irrigation (manual). The
     split plot was the dose of organic material (B), consisted of 4 levels: (1) b0 = no organic material (cow manure
     0 t ha-1), (2) b1 = cow manure 5 t ha-1, (3) b2 = cow manure 10 t ha-1, and (4) b3 = cow manure 15 t ha-1. Each
     treatment was repeated four times. The results showed that there were significant interaction between irrigation
     systems and the dose of organic matter on the number of leaves at 14 days after planting (dap), stem diameter at
     28 days after planting, height curd and weight curd. There were not any effects from irrigation systems on the
     growth and yield of cauliflower. There were effects from the dose of organic material on growth and yield of
     cauliflower. The dose of cow manure at 15 t ha-1 gave the highest growth and yield of curd with leaves weight
     936.13 g, total yield of 18.34 kg per plot equivalent to 30.57 t ha-1 and marketable yield per plot is 16.81 kg
     equivalent to 28.02 t ha-1.
     Keywords: organic matter, irrigation systems, cauliflower
     ABSTRAK
     Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bahan organik terhadap tanaman kembang
     kol (Brassica oleracea L. var. botrytis sub var. cauliflora DC ) pada sistem irigasi yang berbeda pada musim
     kemarau di dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan di desa Sukapura, Rawamerta
     Karawang pada bulan Mei sampai Agustus 2021. Rancangan percobaan adalah Rancangan Petak Terpisah.
     Sebagai petak utama adalah sistem irigasi (A), terdiri dari dua tingkatan: (1) a1 = irigasi alur, dan (2) a2 = irigasi
     sprinkler (manual). Petak terpisah adalah dosis bahan organik (B), terdiri dari 4 taraf: (1) b0 = tidak ada bahan
     organik (kotoran sapi 0 t ha-1), (2) b1 = kotoran sapi 5 t ha-1, ( 3) b2 = kotoran sapi 10 t ha-1, dan (4) b3 =
     kotoran sapi 15 t ha-1. Setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
     interaksi yang nyata antara sistem irigasi dan dosis bahan organik terhadap jumlah daun pada 14 hari setelah
     tanam (hst), diameter batang pada 28 hari setelah tanam, tinggi dadih dan berat dadih. Tidak ada pengaruh
     sistem irigasi terhadap pertumbuhan dan hasil kembang kol. Ada pengaruh dosis bahan organik terhadap
     pertumbuhan dan hasil kembang kol. Dosis pupuk kandang sapi pada 15 t ha-1 memberikan pertumbuhan dan
     hasil dadih tertinggi dengan berat daun 936,13 g, total hasil 18,34 kg per plot setara dengan 30,57 t ha-1 dan
     hasil yang dapat dipasarkan per plot adalah 16,81 kg setara dengan 28,02 t ha-1.
     Kata kunci: bahan organik, sistem irigasi, kembang kol
238 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        pemberian bahan organik berupa kompos                  (penyiraman), a2 = sistim irigasi alur. Anak
        limbah media jamur merang dengan dosis                 petak adalah takaran bahan organik (B), terdiri
        yang berbeda pada sistem penyiraman                    dari 4 taraf : b0 = tanpa pupuk kandang sapi,
        berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan             b1 = pupuk kandang sapi 5 t ha-1, b2 = pupuk
        hasil tanaman kubis bunga.           Pemberian         kandang sapi 10 t ha-1, b2 = pupuk kandang
        kompos limbah media jamur merang dengan                sapi 15 t ha-1.         Pelaksanan percobaan
        dosis 15 ton ha-1 memberikan pertumbuhan               merupakan langkah-langkah yang dilakukan
        dan hasil tertinggi dibandingkan dengan dosis          pada percobaan ini meliputi: pengolahan
        5 ton ha-1 maupun 10 ton ha-1. Sedangkan               tanah, penyemaian benih, pembuatan lubang
        penelitian Muharam, dkk. (2012) pada sistem            tanam dan pemberian bahan organik,
        irigasi alur jenis dan dosis pupuk kandang             penanaman dan penyulaman, pemberian pupuk
        tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan             an     organik,     pengairan,     pengendalian
        hasil tanaman kubis bunga. Mengingat                   organisme      pengganggu      tanaman    serta
        kebutuhan bahan organik setiap satuan luas             pemanenan.
        tanah cukup tinggi, maka diperlukan sumber                 Lahan percobaan dibagi menjadi menjadi 4
        bahan organik yang tersedia di daerah                  blok sesuai dengan banyaknya ulangan, jarak
        pertanian tersebut agar biaya transportasi tidak       antara blok 70 cm. Tiap blok dibagi menjadi 2
        terlalu tinggi. Salah satu sumber bahan organik        petak utama dengan jarak antara petak 50 cm.
        adalah pupuk kandang, antara lain pupuk                Tiap petak utama dibagi menjadi 4 anak petak
        kandang sapi.                                          , jarak antara anak petak 30 cm. Petak
            Berdasarkan uraian tersebut di atas maka           percobaan berukuran 3 m x 2 m, antar petak
        sangat diperlukan adanya suatu penelitian              dibuat saluran drainase sedalam 30 cm dan
        yang dapat mengungkap pengaruh bahan                   lebar 30 cm. Pada perlakuan irigasi alur, tiap
        organik yang bersumber dari pupuk kandang              petak dibagi menjadi 5 bedengan tunggal.
        sapi pada sistim pengairan yang berbeda.               Tinggi bedengan sekitar 30 cm dengan lebar
        Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui          bedengan 30 cm, sedangkan lebar alur untuk
        dan mengkaji pengaruh bahan organik                    pengairan 30 cm, kedalaman alur 20 cm dan
        terhadap tanaman kubis bunga (Brassica                 ukuran panjang alur adalah 2 meter.
        oleracea L. Var. botrytis sub var. cauliflora               Pupuk yang diberikan yaitu 200 kg ha -1
        DC) pada sistim pengairan yang berbeda.                ZA dan 400 kg ha-1- NPK. Pemupukan tidak
                                                               dilakukan sekaligus namun secara bertahap
        METODE                                                 dengan 3 kali. Pemupukan pertama berupa
                                                               NPK diberikan 7 hst, dilakukan dengan cara
            Percobaan ini dilaksanakan di lahan sawah
                                                               ditugal sejajar barisan tanaman dengan jarak
        di Desa Sukapura Kecamatan Rawamerta
                                                               sekitar 10 cm dari tanaman. Pupuk kedua
        Karawang. Percobaan dilaksanakan setelah
                                                               diberikan 18 hst terdiri atas ZA 100 kg ha-1,
        panen padi kedua yaitu pada bulan Mei sampai
                                                               Pupuk III diberikan 25 hst terdiri atas ZA 100
        dengan Agustus 2021. Metode penelitian
                                                               kg ha-1.     Cara pemberian pupuk ZA sama
        menggunakan eksperimen dengan rancangan
                                                               dengan pemberian pupuk NPK.
        lingkungan RAK pola Split Plot Design.
                                                                   Pada sistim irigasi curah penyiraman
        Sebagai petak utama (Main Plot) adalah sistim
                                                               dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 6.30
        pengairan, sedangkan anak petak (Split plot)
                                                               pagi dan pukul 17.00 sore hari. Penyiraman
        adalah takaran bahan organik. Masing-masing
                                                               menggunakan emrat. Volume penyiraman 0,5
        diulang sebanyak 4 kali.
                                                               L per tanaman setiap kali penyiraman.
             Adapun faktor – faktor yang menjadi
                                                               Penyiraman dilakukan sampai dengan panen
        perlakuan adalah sebagai berikut : Petak utama
                                                               Pemberian air pada sistim irigasi alur sampai
        adalah sistim pengairan (A) terdiri dari 2
                                                               dengan 21 hst sama dengan sistim irigasi
        taraf: a1 =     sistim irigasi curah manual
                                                               curah. Setelah tanaman berumur 22 hari
240 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        sampai dengan panen pada sistim irigasi alur                  pada komponen pertumbuhan dan komponen
        tidak dilakukan penyiraman., tetapi air selalu                hasil dilakukan terhadap 5 tanaman sampel per
        tersedia dalam parit (alur) dengan ketinggian                 petak.
        air dipertahankan 20 cm.                                          Pengaruh perlakuan dianalisis dengan sidik
            Pengendalian hama tanaman dilakukan                       ragam dan apabila uji F taraf 5% signifikan,
        secara mekanik dan kimiawi.             Selama                maka untuk mengetahui perlakuan yang paling
        percobaan berlangsung tanaman kembang kol                     baik dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda
        terserang hama ulat daun (Plutella xylostella)                Duncan      pada taraf nyata 5%.       Untuk
        dan ulat krop kembang kol (Crocidolomia                       mengetahui korelasi antar variabel digunakan
        binatalis Zeller). Pada saat pertumbuhan                      analisis korelasi Product Moment Pearson
        vegetatif pengendalian hama dilakukan secara                  pada taraf nyata 5%.
        kimiawi        yaitu dengan menggunakan
        insektisida. Insektisida yang digunakan yaitu                 HASIL DAN PEMBAHASAN
        Decis 280 ml/ha konsentrasi 0,7 ml/liter dan
        Tridamex dengan konsentrasi 0,75 ml/liter.                    1    Kondisi Pertumbuhan Tanaman
        Sedangkan saat pertumbuhan reproduktif                                 Tanaman kubis bunga kultivar PM
        pengendalian dengan cara mekanik yaitu                        126 F1 merupakan tanaman kubis bunga
        dengan cara membuang hama tanaman secara                      hibrida impor yang relatif sudah banyak
        langsung dengan tangan. Pengendalian gulma                    dibudidayakan di dataran rendah, namun
        dilakukan secara mekanik yaitu disiang                        hasilnya masih jauh dari potensi hasil yang
        dengan tangan. Penyiangan dilakukan pada                      tertulis di deskkripsi. Apabila dilihat per
        umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hst.                            tanaman, pengaruh sistim irigasi secara alur
            Variabel yang diamati meliputi tinggi                     lebih baik dibandingkan dengan sistim irigasi
        tanaman, jumlah daun, diameter batang,                        curah, namun pada hasil per petak pengaruh
        diameter massa bunga, tinggi massa bunga,                     sistim irigasi curah lebih baik daripada irigasi
        bobot massa bunga dengan daun per tanaman,                    alur hal ini disebabkan pada umumnya jumlah
        bobot massa bunga tanpa daun per tanaman,                     tanaman yang berbunga lebih banyak pada
        hasil per petak berupa berat total massa bunga                irigasi curah dibanding pada sistim irigasi alur
        dengan daun per petak dan berat massa bunga                   (Tabel 1).
        yang layak dipasarkan per petak. Pengamatan
        Tabel 1 . Jumlah tanaman yang tumbuh per petak dan jumlah tanaman berbunga
                       Jumlah tanaman yang tumbuh per petak                      Jumlah tanaman yang berbunga per petak
                                    (tanaman)                                                   (tanaman)
                                       Takaran bahan organik                              Takaran bahan organik
         Sistim irigasi            -1
                              0 t ha     5 t ha-1 10 t ha-1 15 t ha-1 Rerata    0 t ha-1 5 t ha-1 10 t ha-1 15 t ha-1 Rerata
         a1 = irigasi alur    21,75      22,75       24,25   24,50    23,06     12,50    16,50     18,25          22,75   17,50
         a2 = irigasi curah   21,75      23,25       24,75   24,75    23,63     14,00    19,50     22,50          24,25   20,06
             Rata-rata        21,75      23,00       24,50   24,63    23,34     13,25    18.00     20,38          23,50   18,78
        Sumber: data penelitian (2021)
        Tabel 2. Kondisi visual dan deskripsi tanaman tanaman kubis bunga PM 126 F 1
              Ukuran pada                Rata-rata tinggi      Rata-rata bobot bunga         Rata-rata hasil bunga layak
         setiap variabel respons          tanaman (cm)            tanpa daun (g)             dipasarkan per hektar (ton)
                Tertinggi                     46,1                     584,6                               35,1
                Rata-rata                     40,4                     357,6                               11,7
                Terendah                      32,0                      200,0                            5,1
                Deskripsi                     51,1                     1000,0                         18,0-25,0
        Sumber: Data hasil pengamatan (2021), East West (2013)
241 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        Tabel 3. Pengaruh mandiri sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap tinggi tanaman kubis
                      bunga (cm) umur 14, 21, 28, 35, 42 dan 49 hst
                 Perlakuan                                    Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
                                         14 hst        21 hst       28 hst      35 hst    42 hst  49 hst
         Sistim pengairan
         a1: Irigasi Alur              15,59 a      21,02 a       28,63 a     34,21 a    39,40 a 41,00 a
                                             a             a            a           a          b
         a2: Irigasi Curah             14,95        20,83         22,99       31,49      36,54   39,90 a
        Tabel 4. Pengaruh interaksi sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap jumlah daun per
                    tanaman umur 14 hst
                              Rata-rata jumlah daun per tanaman umur 14 hst (helai)
                                                           Takaran bahan organik
                                             -1              -1
            Sistim pengairan    b 0 = 0 t ha     b 1 = 5 t ha        b2 = 10 t ha-1 b3 = 15 t ha-1
         a1= irigasi alur             6,00 a           7,05 a              7,10 a         7,15 a
                                        B                  A                   A                   A
                                             a                 b                   b
         a2= irigasi curah            5,90              6,20                6,50                 6,80 b
                                        B                  B                   A                   A
        Tabel 5. Pengaruh mandiri sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap jumlah daun tanaman
                      kubis bunga (cm) umur 21, 28, 35, 42 dan 49 hst
                 Perlakuan                              Rata-rata Jumlah Daun per Tanaman (helai)
                                           21 hst          28 hst        35 hst      42 hst       49 hst
         Sistim pengairan
         a1: Irigasi Alur                  9,61 a         12,76 a        17,28 a     22,21 a      25,23 a
         a2: Irigasi Curah                 8,71 a         11,96 a        15,80 a     21,05 a      24,96 a
             Tinggi tanaman dan bobot bunga yang               tinggi tanaman dengan hasil analisis pengaruh
        dihasilkan pada percobaan ini (Tabel 2)                mandiri masing-masing faktor disajikan pada
        kurang maksimal jika dibandingkankan                   Tabel 3 .
        dengan karakter-karakter yang sama seperti                  Tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa
        tertuang di dalam deskripsi.         Hal ini           sampai dengan umur 49 hst tinggi tanaman
        disebabkan saat umur tanaman 34 hst                    kubis bunga berbeda tidak nyata pada setiap
        (menjelang berbunga) sampai dengan panen               sistim irigasi.   Sedangkan takaran bahan
        suhu udara selalu tinggi yaitu kisaran 36,4oC          organik menunjukkan pengaruh yang nyata
        – 37,4oC, sedangkankan kubis bunga                     terhadap tinggi tanaman kubis bunga mulai
        memerlukan suhu udara yang lebih rendah                umur 14 hst sampai dengan 49 hst. Dari Tabel
        pada saat menjelang pembungaan. Menurut                3     tersebut  tampak    bahwa       semakin
        Rahman et al (2007) diperoleh hasil bahwa              bertambahnya pemberian bahan organik,
        pada musim panas pertumbuhan tanaman                   semakin bertambah pula tinggi tanamannya.
        kubis bunga semakin meningkat seiring                  Pemberian bahan organik 15 ton ha -1
        dengan meningkatnya suhu udara sampai                  memberikan tinggi tanaman tertinggi.
        dengan 24 oC, kemudian menurun dengan
        meningkatnya suhu. Inisiasi massa bunga                Jumlah Daun per Tanaman
        (bunga) akan semakin meningkat dengan                       Hasil analisis ragam menunjukkan
        meningkatnya suhu udara sampai dengan 18               terdapat pengaruh interaksi antara sistim
        o
         C, kemudian menurun dengan meningkatnya               irigasi dan takaran bahan organik terhadap
        suhu.                                                  jumlah daun per tanaman kubis bunga pada
             Pemberian    bahan      organik     dapat         umur 14 hst dengan hasil Uji Jarak Berganda
        mempercepat waktu berbunga, pengaruhnya                Duncan disajikan pada Tabel 4.
        lebih tampak pada sistim irigasi curah, hal ini             Pemberian bahan organik berpengaruh
        disebabkan pada irigasi curah pemberian                lebih baik terhadap jumlah daun per tanaman
        bahan organik meningkatkan ketersediaan air.           umur 14 hst pada sistim irigasi alur, dibanding
        Hal ini disebabkan peran bahan organik                 pada sistim irigasi curah. Pada irigasi alur
        mampu mengikat air.                                    pemberian bahan organik dengan dosis 15 t ha-
                                                               1
             Keterlambatan dan ketidakserempakan                 memberikan jumlah daun terbanyak berbeda
        waktu berbunga menyebabkan lambatnya                   nyata dengan b0, demikian juga pada sistim
        umur panen serta masa panen yang panjang.              irigasi curah takaran bahan organik 15 t ha-1
        Dalam deskripsi tertulis bahwa umur panen              memberikan jumlah daun per tanaman
        kubis bunga kultivar PM 126 F1 berkisar                terbanyak pada umur 14 hst berbeda nyata
        antara 45 - 55 hari setelah pindah tanam,              dengan b0 dan b1. Tidak terdapat pengaruh
        sedangkan pada penelitian ini panen dilakukan          mandiri sistim irigasi terhadap variabel jumlah
        pada saat 51 sampai dengan 74 hari setelah             daun mulai dari 14 sampai dengan 49 hst.
        pindah tanam. Menurut Rukmana (1994)                   Pengaruh mandiri takaran bahan organik
        kubis bunga yang ditanam di dataran rendah             terhadap variabel jumlah daun ditunjukkan
        akan mengalami sedikit penundaan dalam                 pada umur 21 sampai dengan 49 hst. Hasil Uji
        pembentukan bunga dan umur panen yang                  Jarak Berganda Duncan pada variabel ini
        lebih panjang.                                         tertuang pada Tabel 5. Tabel 5 tersebut
                                                               menunjukkan bahwa semakin tinggi takaran
        2     Hasil Pengamatan Utama                           bahan organik akan semakin banyak jumlah
        Tinggi Tanaman                                         daun per tanaman kubis bunga. Takaran
             Hasil analisis ragam menunjukkan tidak            bahan organik 15 t ha-1 memberikan jumlah
        terdapat pengaruh interaksi antara sistim              daun terbanyak dibanding denganperlakuan
        irigasi dan takaran bahan organik terhadap             tiga takaran bahan organik yang lainnya.
243 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        Tabel 6. Pengaruh mandiri sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap diameter batang kubis
                      bunga (mm) umur 14, 21, 35, 42 dan 49 hst
                Perlakuan                                     Rata-rata Diameter Batang (mm)
                                            14 hst         21 hst        35 hst        42 hst     49 hst
        Sistim pengairan
        a1: Irigasi Alur                    4,15 a         5,40 a         9,53 a      11,80 a    15,00 a
                                                  a             a              a            a
        a2: Irigasi Curah                   3,91           4,89           8,46       10,96       13,56 a
        KK(a) (%)                           16,55          28,34          22,42        23,12      19,38
        Takaran bahan organik (ton
        ha-1)
        b0 : 0                              3,75 c         4,45 c         7,76 c       9,80 c    12,53 c
                                                  b             c              b               b
        b1 : 5                              4,01           4,80          8,53         10,92      13,38 c
                                             ab      a          b              a              ab
        b2 : 10                         4,11 4,25          5,25           9,60        11,90      14,90 b
        b3 : 15                                            6,07 a        10,10 a      12,90 a    16,33 a
        KK(b) (%)                            3,84           7,75           6,89         8,77       8,67
        Keterangan: Angka rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama pada arah kolom tidak
                     berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.
        Tabel 7. Pengaruh interaksi sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap diameter batang kubis
                   bunga (mm) umur 28 hst
                                            Rata-rata diameter batang (mm)
                                                               Takaran bahan organik
                                             -1
            Sistim pengairan     b 0 : 0 t ha          b 1 : 5 t ha-1      b2 : 10 t ha-1 b3 : 15 t ha-1
         a1= irigasi alur               6,75 a                7,00 a             7,65 a          7,90 a
                                          B                   B                  A                  A
                                               b                  a                  a
         a2= irigasi curah              5,25               5,90               7,35               7,80 a
                                          C                   B                  A                  A
        Tabel 8 11. Pengaruh mandiri sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap diameter massa
                      bunga tanaman kubis bunga
         Perlakuan                  Diameter massa bunga         Hasil massa bunga layak dipasarkan
                                             (cm)               per petak (kg)        per hektar (ton)
         Sistim pengairan
         a1= irigasi alur                   11,41 a                 11,24 a                18,73
                                                   a
         a2= irigasi curah                  11,34                   12,25 a                20,42
         KK(a) %                             20,13                   38,18
         Takaran bahan organik
         b0 = 0 t ha-1                      9,86 c                  6,00 d                 10,00
                     -1                            c
         b1 = 5 t ha                        10,73                    9,91 c                16,52
                      -1                           b                       b
         b2 = 10 t ha                      11,89                    14,25                  23,75
         b3 = 15 t ha-1                     13,03 a                 16,81 a                28,02
         KK(b) %                              7,56                   16,65
        Keterangan: Angka rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama pada arah kolom tidak
                    berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.
244 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        Tabel 9.    Pengaruh interaksi sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap tinggi massa bunga
                    tanaman kubis bunga
                                            Rata-rata tinggi massa bunga (cm)
                                                             Takaran bahan organik (t ha-1)
                                                -1
             Sistim pengairan       b0 = 0 t ha          b1 = 5 t ha-1     b2 = 10 t ha-1     b3 = 15 t ha-1
         a1= irigasi alur                 5,23 a              5,90 a             6,90 a             8,25 a
                                           D                  C                  B                   A
                                                a                     a               b
         a2= irigasi curah               5,40               5,78               6,00                6,65 b
                                           C                 BC                  B                   A
        Tabel 10. Pengaruh mandiri sistim irigasi dan takaran bahan organik terhadap bobot bunga dengan
                        daun tanaman kubis bunga dan Rata-rata berat total massa bunga
         Perlakuan                  Bobot bunga dengan daun           Rata-rata berat total massa bunga
                                               (g)                 per petak (kg)           per hektar (ton)
         Sistim pengairan
         a1= irigasi alur                   767,69 a                    12,28 a                  20,47
                                                    a
         a2= irigasi curah                  725,56                      13,50 a                  22,50
         KK(a) %                              20,24                      38,46
         Takaran bahan organik
         b0 = 0 t ha-1                      549,63 d                     7,00 d                  11,67
                     -1                             c
         b1 = 5 t ha                        687,50                      10,92 c                  18,20
                      -1                            b                          b
         b2 = 10 t ha                       813,25                      15,39                    25,65
         b3 = 15 t ha-1                     936,13 a                    18,34 a                  30,57
         KK(b) %                              11,08                      15,86
        Keterangan: Angka rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama pada arah kolom tidak
                         berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.
245 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        terdapat pengaruh mandiri dari sistim irigasi          dibandingkan irigasi alur. Sebaliknya saat
        terhadap berat total masa bunga per petak.             pertumbuhan reproduktif, perlakuan tanpa
        Terdapat pengaruh mandiri takaran bahan                bahan organik pada irigasi curah memberikan
        organik terhadap berat total massa bunga per           komponen hasil (tinggi massa bunga dan bobot
        petak. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan                 massa bunga tanpa daun) lebih tinggi
        terdapat pada Tabel 10 di bawah ini. Tabel 10          dibandingkan irigasi alur. Pemberian bahan
        menunjukkan bahwa pemberian bahan organik              organik pada kedua sistim pengairan tersebut
        dengan takaran 15 t ha-1 memberikan berat              menyebabkan peningkatan tinggi massa bunga
        total massa bunga tertinggi, berbeda nyata             dan bobot bunga tanpa daun secara nyata. Hal
        dengan perlakuan takaran bahan organik                 ini menyebabkan pemberian bahan organik
        lainnya                                                lebih tampak pengaruhnya pada irigasi alur.
                                                                    Pada masa pertumbuhan vegetatif, baik
        Berat massa bunga layak dipasarkan per                 pada irigasi alur maupun irigasi curah
        petak                                                  dilakukan penyiraman sampai dengan umur 21
             Hasil analisis ragam menunjukkan tidak            hst karena akar belum dapat menjangkau air
        terdapat pengaruh interaksi antara sistim              yang terdapat sepanjang alur. Dengan adanya
        irigasi dan takaran bahan organik terhadap             penyiraman maka ketersediaan air menjadi
        berat massa bunga yang layak dipasarkan per            sama baik alur maupun curah, sedangkan suhu
        petak. Tidak terdapat pengaruh nyata sistim            di sekitar tanaman berbeda, baik suhu udara
        irigasi terhadap berat massa bunga yang layak          maupun suhu tanah.           Irigasi alur yang
        dipasarkan per petak. Terdapat pengaruh                dikelilingi air akan memiliki suhu udara dan
        nyata takaran bahan organik terhadap berat             suhu tanah yang lebih rendah dibandingkan
        massa bunga yang layak dipasarkan per petak.           irigasi curah.         Hal ini menyokong
        Hasil Uji Jarak Berganda Duncan pengaruh               pertumbuhan yang lebih baik bagi tanaman
        mandiri dari masing-masing perlakuan                   kubis bunga. Keadaan ini juga menyebabkan
        terdapat pada Tabel 8. Dari Tabel 8 di atas            saat berbunga 50% pada sistim irigasi alur
        dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi                 lebih cepat dibandingkan irigasi curah.
        takaran bahan organik maka semakin tinggi                   Tanah yang digunakan untuk percobaan
        berat massa bunga yang layak dipasarkan per            ini adalah tanah bertekstur liat yang tidak
        petak. Takaran bahan organik sebesar 15 t ha-1         mudah ditembus air. Tanpa penyiraman dan
        memberikan berat massa bunga yang layak                tanpa bahan organik pada irigasi alur membuat
        dipasarkan tertinggi berbeda nyata dengan              akar tanaman sulit menyerap air, padahal
        perlakuan lainnya.                                     menjelang inisiasi bunga, tanaman kubis
             Pengaruh interaksi antara sistim pengairan        bunga membutuhkan air yang lebih banyak
        dan takaran bahan organik terjadi pada jumlah          dibandingkan saat pertumbuhan vegetatif
        daun umur 14 hst, diameter batang umur 28              (Nurlenawati dan Jannah, 2014). Hal ini
        hst, tinggi massa bunga serta bobot bunga              menyebabkan tinggi massa bunga dan bobot
        tanpa daun per tanaman. Secara umum saat               bunga tanpa daun dengan perlakuan tanpa
        pertumbuhan vegetatif (jumlah daun umur 14             bahan organik pada sistim irigasi curah lebih
        hst dan diameter batang 28 hst) perlakuan              tinggi daripada irigasi alur. Selain itu pada
        tanpa bahan organik pada sistim irigasi alur           umumnya jumlah tanaman berbunga pada
        memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi               irigasi curah lebih banyak dibandingkan irigasi
        dibandingkan dengan sistim irigasi curah.              alur. Pemberian bahan organik pada irigasi
        Selanjutnya pemberian bahan organik dapat              alur mempermudah penyerapan air oleh akar
        meningkatkan pertumbuhan baik pada irigasi             tanaman, serta mampu mengikat air yang
        alur maupun irigasi curah.             Hal ini         menembus tanah karena perannya dalam
        menyebabkan pemberian bahan organik lebih              meningkatkan       kapasitas     menahan    air
        tampak pengaruhnya pada irigasi curah                  (Soepardi, 1984). Pemberian bahan organik
247 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2
        pada irigasi curah berperan dalam mengikat             menguap menjadi bentuk lain seperti protein,
        air, sehingga memperkecil evaporasi. Oleh              meningkatkan daya memegang air tanah, serta
        karena itu pemberian bahan organik pada                sebagai sumber energi flora dan fauna tanah.
        irigasi alur lebih tampak pengaruhnya terhadap              Menurut Elisa (2004) kuncup bunga
        kedua komponen hasil tersebut dibandingkan             terbentuk     setelah    tanaman     mencapai
        pada irigasi curah. Menurut Hanafiah (2007)            keseimbangan karbon/protein.          Hal ini
        peran air tanah yang menguntungkan bagi                berhubungan dengan kemampuan tanaman
        tanaman antara lain sebagai pelarut pupuk,             untuk melakukan asimilasi, akumulasi
        sebagai stabilisator suhu tanah, sebagai pelarut       makanan, dan alokasi atau distribusi hasil
        dan pemicu reaksi kimia penyediaan unsur               asimilasi karena karbon sebagian besar
        hara tidak tersedia menjadi tersedia, sebagai          diperoleh dari mobilisasi cadangan makanan
        pelarut dan pembawa ion-ion hara dari                  dan hasil fotosintesis. Mengingat air berperan
        rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun               dalam fotosintesis dan distribusi hasil
        serta sebagai sarana transportasi dan                  asimilasi, maka semakin tinggi ketersedian air,
        pendistribusi nutrisi jadi dari daun ke seluruh        semakin cepat waktu berbunga tercapai. Oleh
        bagian tanaman. Berdasarkan hal itu pada               karena itu waktu berbunga 50% yang tercepat
        kondisi air yang mecukupi maka penyerapan              pada percobaan ini dicapai oleh tanaman kubis
        unsur hara oleh tanaman semakin tinggi.                bunga yang diberi bahan organik takaran 15 t
        Selain berperan dalam penyerapan unsur hara,           ha-1, demikian juga seluruh komponen hasil
        menurut Jumin (1992) fungsi air bagi tanaman           dan hasil.
        adalah (a) sebagai unsur           penting dari             Doorrenbos      dan    Kassam      (1979)
        protoplasma,       terutama    pada     jaringan       menyatakan bahwa ketersediaan air diperlukan
        meristematik, (b) sebagai pelarut dalam proses         untuk menyesuaikan diri dan digunakan untuk
        fotosintesis dan proses hidrolitik, seperti            pertumbuhan tanaman, di antaranya untuk
        perubahan pati menjadi gula, (c) bagian yang           peningkatan luas daun. Defisit air dalam
        esensial dalam menstabilkan turgor sel                 jangka waktu yang pendek hanya berpengaruh
        tanaman, (d) pengatur suhu bagi tanaman,               pada kapasitas pertukaran gas dan efisiensi
        karena air mempunyai kemampuan menyerap                fotosintesis, sedangkankan untuk jangka
        panas yang baik, (e) transport bagi garam-             panjang mengakibatkan menurunnya efisiensi
        garam, gas dan material lainnya dalam tubuh            pembentukan bahan kering (Munchow et al.
        tanaman. Berdasarkan hal itu makan semakin             dalam        Agung dan Rahayu, 2004).
        tersedia air bagi tanaman semakin tinggi               Selanjutnya kekurangan air mengakibatkan
        pertumbuhan dan hasil tanaman tersebut.                berkurangnya laju fotosintesis karena dehidrasi
             Secara mandiri pemberian bahan organik            protoplasma akan menurunkan kapasitas
        berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan,                fotosintesis (Thomas dan Lasminingsih dalam
        komponen hasil dan hasil tanaman kubis                 Agung dan Rahayu, 2004). Menurut Gardner
        bunga. Semakin tinggi takaran bahan organik            dkk (1991) air yang cukup akan mendukung
        yang diberikan semakin baik pertumbuhan dan            peningkatan luas daun sehingga berhubungan
        hasil tanaman. Takaran bahan organik 15 t ha-          dengan tingkat produksi tanaman. Rendahnya
        1
           memberikan pertumbuha dan hasil tertinggi           jumlah air akan menyebabkan terbatasnya
        pada tanaman kubis bunga. Menurut Hartatik             perkembangan akar, sehingga mengganggu
        dan Widowati (2006) peran pupuk kandang                penyerapan unsur hara oleh akar tanaman
        sapi yang telah dikomposkan bagi tanah adalah          (Santosa dalam Agung dan Rahayu, 2004).
        memperbaiki kondisi tanah (fisik, kimia dan            Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Agung
        biologi), meningkatkan pelepasan hara-hara             dan Rahayu (2004) bahwa kekurangan air akan
        yang berkualitas lebih tinggi dari kompos              menyebabkan serapan hara nitrogen menjadi
        (release) secara perlahan-lahan dalam waktu            tidak efisien serta akan menurunkan
        tertentu, menstabilkan N yang mudah                    pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
248 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 1 0 N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 2 2