0% found this document useful (0 votes)
34 views9 pages

Minat Rendah Literasi Siswa XII TKR

Pendidikan memiliki peran kunci dalam pembentukan pribadi dan pengembangan potensi peserta didik. Salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah minat peserta didik terhadap materi pelajaran. Minat yang tinggi dapat menjadi pendorong utama dalam proses belajar-mengajar, memotivasi peserta didik untuk eksplorasi dan pemahaman yang lebih dalam terhadap pengetahuan. Sayangnya, dalam konteks pendidikan saat ini, sering kali terjadi rendahnya minat peserta didik terhadap

Uploaded by

etrifiana
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
34 views9 pages

Minat Rendah Literasi Siswa XII TKR

Pendidikan memiliki peran kunci dalam pembentukan pribadi dan pengembangan potensi peserta didik. Salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah minat peserta didik terhadap materi pelajaran. Minat yang tinggi dapat menjadi pendorong utama dalam proses belajar-mengajar, memotivasi peserta didik untuk eksplorasi dan pemahaman yang lebih dalam terhadap pengetahuan. Sayangnya, dalam konteks pendidikan saat ini, sering kali terjadi rendahnya minat peserta didik terhadap

Uploaded by

etrifiana
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

ANALISIS RENDAHNYA MINAT PESERTA DIDIK

DALAM KEGIATAN LITERASI SEKOLAH KELAS XII


TKR A SMK SRIWIJAYA 2 WANGON

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH :
EGNA NUR TRIFIANA

SMK SRIWIJAYA 2 WANGON


KABUPATEN BANYUMAS
JAWA TENGAH

LEMBAR PENGESAHAN
ARTIKEL PENELITIAN
ANALISIS RENDAHNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN LITERASI
SEKOLAH KELAS XII TKR A SMK SRIWIJAYA 2 WANGON

Menyetujui. Wangon, 18 Juli 2022


Waka Manajemen Mutu Waka Kurikulum

Sri Suhartini, S.Pd Lina Zuraidah, S.E.Ak

Mengetahui,
Kepala Sekolah

H. Sri Wiyono, S.Pd,M.Pd


ANALISIS RENDAHNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN LITERASI
SEKOLAH KELAS XII TKR A SMK SRIWIJAYA 2 WANGON

Egna Nur Trifiana, S.Pd


Program Studi Bahasa & Sastra Indonesia

ABSTRACT

In the quest for effective education, one crucial factor that cannot be overlooked is student
engagement. When students are actively engaged in their learning, they are more likely to
retain information, develop critical thinking skills, and achieve academic success.

Unlocking student engagement requires understanding and catering to their learning interests.
By tapping into what motivates and excites students, educators can create a dynamic and
interactive learning environment that fosters curiosity and enthusiasm.

Identifying each student's unique learning interests can be a challenge, but it is a key step
towards unlocking their full potential. It involves observing their preferences, listening to their
ideas, and incorporating relevant topics or activities into the curriculum.

In addition, technology can play a significant role in engaging students. Utilizing educational
tools such as interactive online platforms or gamified learning experiences can create an
immersive environment that appeals to various learning styles and keeps students motivated.

By recognizing the importance of learning interest as a key factor in student engagement and
employing strategies that cater to individual preferences, educators can unlock the full
potential of their students' enthusiasm for learning. This not only leads to improved academic
outcomes but also cultivates a lifelong love for knowledge acquisition.

Keyword : Learning Interest

A. PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran kunci dalam pembentukan pribadi dan pengembangan potensi
peserta didik. Salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah
minat peserta didik terhadap materi pelajaran. Minat yang tinggi dapat menjadi pendorong
utama dalam proses belajar-mengajar, memotivasi peserta didik untuk eksplorasi dan
pemahaman yang lebih dalam terhadap pengetahuan.

Sayangnya, dalam konteks pendidikan saat ini, sering kali terjadi rendahnya minat peserta didik
terhadap beberapa mata pelajaran atau topik tertentu. Fenomena ini dapat menciptakan
tantangan serius dalam mencapai tujuan pembelajaran dan pengembangan kompetensi siswa.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis menyeluruh terkait faktor-faktor yang dapat
menyebabkan rendahnya minat peserta didik dan mencari solusi yang efektif. Penelitian ini
difokuskan pada analisis rendahnya minat peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa &
Sastra Indonesia di tingkat SMK di Kelas XII TKR A SMK Sriwijaya 2 Wangon.

Dengan menggali lebih dalam pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya minat
ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pendidik,
pengambil kebijakan pendidikan, dan pihak terkait dalam upaya meningkatkan minat belajar
dan hasil pembelajaran peserta didik.

B. LATAR BELAKANG MASALAH:

Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat adanya tren rendahnya minat peserta didik terhadap
mata pelajaran Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas XII TKR A SMK Sriwijaya 2 Wangon.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan kritis terkait penyebab-penyebabnya dan dampaknya
terhadap pencapaian akademis serta motivasi belajar. Sejumlah studi menunjukkan bahwa
faktor-faktor seperti metode pengajaran, kurikulum, dan lingkungan belajar dapat memainkan
peran signifikan dalam membentuk minat peserta didik.

Dengan menggali lebih dalam pada rendahnya minat peserta didik, penelitian ini bertujuan
untuk menyajikan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam terhadap faktor-faktor
yang berkontribusi pada fenomena ini.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi penting dalam merancang strategi
pembelajaran yang lebih efektif dan memotivasi, menciptakan lingkungan belajar yang lebih
menarik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Slameto, (2013:180) mendefinisikan “minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap hal atau aktivitas tersebut”.

Selanjutnya menurut Schiefele and Krapp dalam Hidi (2001) “individual interest tended to
focus on individual differences”. Artinya minat individu cenderung berfokus pada perbedaan
individu. Sedangkan belajar menurut Syah (2013:63) “adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan”. Piaget dalam Hammond, Austin Dkk (2001) berpendapat “was the first to state
that learning is a developmental cognitive process, that students create knowledge rather than
receive knowledge from the teacher”. Artinya belajar adalah perkembangan proses kognitif,
bahwa siswa menciptakan pengetahuan daripada menerima pengetahuan dari guru.

Jadi dapat diartikan bahwa minat belajar adalah perasaan suka atau tidak suka seseorang
terhadap suatu Pelajaran yang didapatkan dari pengalaman dan juga latihan, menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman dibidang Pelajaran.

C. METODE PENELITIAN & PEMBAHASAN

Metode penelitian untuk memahami dan menganalisis rendahnya minat peserta didik
melibatkan serangkaian langkah dan pendekatan tertentu. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi (2012:67) menyatakan bahwa
“metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dam lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak,
atau sebagaimana adanya”.

Sedangkan menurut Arikunto (2014:26) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif


dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang fenomena yang diteliti,
misalnya kondisi sesuatu atau kejadian, disertai dengan informasi dengan faktor penyebab
sehingga muncul kejadian yang dideskripsikan secara rinci, urut dan jujur”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
penelitian sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual,
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya dalam mengumpulkan informasi atau data tentang fenomena
yang diteliti pada saat dilapangan.

Berikut adalah 3 metode penelitian yang digunakan untuk menginvestigasi rendahnya minat
peserta didik di Kelas XII TKR A SMK Sriwijaya 2 Wangon.

1. Studi Literatur :
Tinjau literatur yang relevan untuk memahami konsep-konsep terkait minat belajar
dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat peserta didik.
2. Observasi Kelas :
Amati proses pembelajaran di kelas untuk menilai efektivitas metode pengajaran,
interaksi guru-siswa, dan respons siswa terhadap pembelajaran.
3. Analisis Prestasi Akademis:
Tinjau rekam jejak prestasi akademis siswa untuk melihat apakah rendahnya minat
berdampak pada kinerja mereka dalam mata pelajaran tertentu.

Dari ketiga metode penelitian yang kami gunakan diketahui bahwa hasilnya menunjukkan
bahwa tingkat minat peserta didik terhadap Pelajaran Bahassa & Sastra Indonesia tergolong
rendah.

Rendahnya minat peserta didik terhadap pembelajaran dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
dan solusi yang efektif memerlukan pendekatan holistik. Berikut adalah beberapa faktor yang
dapat menyebabkan rendahnya minat peserta didik dan solusi yang kami terapkan untuk
pembelajaran kedepan.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat peserta didik:

1. Kurikulum yang Tidak Menarik:

Penyebab: Kurikulum yang kering dan tidak memotivasi bisa menyebabkan


ketidakminatan.

Solusi: Merevisi kurikulum dengan menambahkan elemen-elemen menarik, relevan,


dan aplikatif.

2. Metode Pengajaran yang Kurang Efektif:


Penyebab: Metode pengajaran yang monoton atau tidak sesuai dengan gaya belajar
siswa.

Solusi: Menerapkan pendekatan pengajaran yang interaktif, menggunakan multimedia,


dan mengakomodasi gaya belajar beragam.

3. Ketidaksesuaian Materi dengan Minat Siswa:

Penyebab: Materi pelajaran yang tidak sesuai dengan minat dan passion siswa.

Solusi: Memberikan pilihan dalam pemilihan topik atau memadukan materi dengan
kepentingan pribadi siswa.

4. Kurangnya Relevansi dengan Dunia Nyata:

Penyebab: Siswa mungkin kesulitan melihat keterkaitan antara materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.

Solusi: Menyajikan aplikasi praktis dari konsep yang dipelajari dan mengintegrasikan
studi kasus dunia nyata.

5. Tidak Ada Keterlibatan Orang Tua:

Penyebab: Kurangnya dukungan dan keterlibatan orang tua dalam mendukung minat
belajar anak.

Solusi: Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan, seperti rapat sekolah atau
kegiatan belajar bersama.

6. Ketidakmampuan Menangani Tantangan:

Penyebab: Rasa frustasi ketika menghadapi kesulitan dalam pemahaman materi.

Solusi: Mendorong sikap tangguh, memberikan dukungan tambahan, dan menyediakan


bantuan tutor jika diperlukan.

7. Lingkungan Belajar yang Tidak Mendukung:

Penyebab: Lingkungan belajar yang tidak nyaman atau tidak kondusif.

Solusi: Menciptakan lingkungan yang memotivasi, misalnya dengan mendekorasi kelas


atau ruang belajar.
D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa “Rendahnya Minat Belajar Peserta
Didik Kelas XII TKR A SMK Sriwijaya 2 Wangon dapat disimpulkan termasuk dalam kategori
tinggi. Adapun kesimpulan secara khusus yang dapat ditarik oleh peneliti dijabarkan dalam
bentuk penjabaran solusi yang efektif sebagai berikut :

1. Diferensiasi Pembelajaran:

Menyesuaikan metode pengajaran dan materi dengan tingkat pemahaman dan minat
siswa yang beragam.

2. Penggunaan Teknologi Pendidikan:

Mengintegrasikan teknologi pendidikan untuk membuat pembelajaran lebih menarik


dan berinteraksi.

3. Kerjasama dengan Orang Tua:

Melibatkan orang tua secara aktif dalam mendukung minat belajar siswa.

4. Pembelajaran Kontekstual:

Menyajikan materi pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan


relevansi.

5. Pendidikan Karakter:

Mendorong pengembangan keterampilan soft skills dan sikap positif terhadap


pembelajaran.

6. Pelatihan Guru:

Memberikan pelatihan kepada guru untuk mengembangkan keterampilan pengajaran


yang lebih menarik dan efektif. Para Guru dilarang menjadi Gaptek (Gagap Teknologi),
harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi generasi 4.0.

7. Program Bimbingan dan Konseling:

Menyediakan dukungan konseling untuk membantu siswa mengatasi tantangan


akademis dan meningkatkan motivasi.
Dengan memahami dan mengatasi faktor-faktor ini, dapat diharapkan bahwa minat belajar
siswa dapat ditingkatkan, menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih positif dan
memotivasi.

Dalam penelitian ini, kami berhasil mengidentifikasi faktor-faktor utama yang memengaruhi
rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa & Sastra Indonesia. Implikasi praktis
dari temuan ini dapat membantu para pendidik untuk merancang strategi pengajaran yang lebih
efektif, menciptakan kurikulum yang lebih menarik, dan meningkatkan intervensi pendukung.
Meskipun penelitian ini memberikan wawasan yang berharga, perlu diakui bahwa masih
banyak area yang memerlukan penelitian lebih lanjut, Dengan terus mendalami pemahaman
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa, kita dapat secara lebih efektif
membentuk pengalaman belajar yang memotivasi dan mendukung perkembangan setiap
peserta didik. Terima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, dan
semoga temuan ini dapat memberikan kontribusi positif pada perbaikan sistem pendidikan.

E. DAFTAR RUJUKAN
Hammond, Linda. D, Austin, dkk. (2001). How People Learn: Introduction To Learning
Theories. Stanford University School of Education.
Hidi, S. (2001). Interest, Reading, and Learning: Theoretical and Practical Considerations.
Educational Psychology Review, Vol. 13, No. 3, 2001

Slameto. (2013). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, M. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers (Ed. Revisi-13)
Nawawi, H. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

You might also like