0% found this document useful (0 votes)
20 views6 pages

Eu Jm,+Jurnal+Saartje+Sompotan,+Dkk.+ +eru

This document summarizes a research study that investigated the interaction between doses of cow manure fertilizer and types of local microorganisms (MOL) on the growth of soybean plants. The study used a factorial randomized complete block design with three doses of cow manure (10, 20, and 30 tons/ha) and four types of MOL (no MOL, banana hump MOL, papaya MOL, and rice MOL). The results showed that the interaction between cow manure and MOL significantly affected soybean plant height and leaf number, with 20 tons of cow manure and banana hump MOL resulting in the best plant growth.

Uploaded by

monica desi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
20 views6 pages

Eu Jm,+Jurnal+Saartje+Sompotan,+Dkk.+ +eru

This document summarizes a research study that investigated the interaction between doses of cow manure fertilizer and types of local microorganisms (MOL) on the growth of soybean plants. The study used a factorial randomized complete block design with three doses of cow manure (10, 20, and 30 tons/ha) and four types of MOL (no MOL, banana hump MOL, papaya MOL, and rice MOL). The results showed that the interaction between cow manure and MOL significantly affected soybean plant height and leaf number, with 20 tons of cow manure and banana hump MOL resulting in the best plant growth.

Uploaded by

monica desi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

29

APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JENIS


MIKROORGANISME LOKAL (MOL) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max Merill L.)

APPLICATION OF COW STATE FERTILIZER AND VARIOUS TYPES OF LOCAL


MICROORGANISMS (MOL) AND THEIR EFFECT ON THE GROWTH OF SOYBEAN
(Glycine max Merill L.)

Saartje Sompotan1), D. M. F. Sumampow1), Antje G. Tulungen1), Maria Montolalu2),


Rinny Mamarimbing1), Stella M. Th. Tulung1),
1) Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95115
2) Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95115

ABSTRACT
The purpose of this research was to obtain the interaction between the dose of cow manure and the type
of local microorganism (MOL) in increasing soybean growth, to obtain the dose of cow manure and the
dose of MOL that gave the best growth of soybean plants. The two-factor factorial study used a completely
randomized design. The treatment consisted of, Factor I (A) = Dosage of Cow Manure. A1 = 10 tons/ha,
A2 = 20 tons/ha, A3 = 30 tons/ha. Factor II (B) = Type of Local Microorganisms (MOL). Bo = No MOL; B1
= MOL Banana hump (5 liters/ha); B2 = MOL Papaya (5 liters/ha), B3 = MOL Rice (5 liters/ha). Each
treatment was repeated three times to obtain 36 experimental pots. The variables observed were: plant
height and number of leaves as primary data and N, P, K content in each MOL as secondary data).
Primary data were analyzed using analysis of variance and if there was a difference, it was continued with
the Least Significant Difference Test (BNT) at the 5% test level. The results showed that the interaction
between cow manure and various types of MOL significantly affected plant height and number of soybean
leaves. 20 tons of cow manure on MOL banana weevil increased the growth of plant height and number
of soybean leaves.
Keywords: cow manure, local microorganisms(MOL), soybean plant growth. paklobutrazole

ABSTRAK
Penelitian bertujuan mendapatkan interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dan jenis mikroorganisme
lokal (MOL) dalam meningkatkan pertumbuhan kedelai, memperoleh dosis pupuk kandang sapi dan
dosis MOL yang memberikan pertumbuhan terbaik tanaman kedelai dilaksanakan di Wailan Kota
Tomohon. Penelitian factorial dua faktor menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan terdiri
dari, Faktor I (A) = Dosis pupuk Kandang Sapi. A1 = 10 ton/ha, A2 = 20 ton/ha, A3 = 30 ton/ha. Faktor
II (B) = Jenis Mikroorganisme Lokal (MOL). Bo = Tanpa MOL; B1 = MOL Bonggol pisang (5 liter/ha); B2
= MOL Pepaya (5 liter/ha), B3 = MOL Nasi (5 liter/ha). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali
sehingga diperoleh 36 pot pecobaan. Variabel yang diamati adalah: tinggi tanaman dan jumlah daun
sebagai data primer dan kandungan N, P, K pada setiap MOL sebagai data sekunder). Data primer
dianalisis menggunakan analisis ragam dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf uji 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara pupuk kandang
sapi da berbagai jenis MOL berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun kedelai. 20 ton
pupuk kandang sapi pada MOL bonggol pisang meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah
daun kedelai.
Kata kunci : pupuk kandang sapi, Mikroorganisme lokal (MOL), pertumbuhan tanaman kedelai.
paklobutrazol
Eugenia Volume 26 No. 1 Pebruari 2020
Sompotan, S., dkk : Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Berbagai Jenis Mikroorganisme Lokal ........................ 30

PENDAHULUAN diperlukan. Rata-rata kandungan bahan organik


yang ideal sekitar 2,5% -5% (Sutanto, 2002)
Selama ini petani masih banyak Penggunaan pupuk organik berupa pupuk
bergantung pada pupuk anorganik (pupuk kimia) kandang sapi dan larutan mikroorganisme lokal
untuk pemenuhan kebutuhan unsur hara tanaman. (MOL) dengan kandungan dan jenis yang
Padahal pemakaian pupuk anorganik yang disesuaikan manfaatnya merupakan salah satu
berlebihan akan merusak kondisi fisik, kimia dan upaya dalam meningkatkan kualitas tanah dan
biologi tanah. Untuk itu perlu solusi untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk Agustina (1990), menyebutkan bahwa aktivitas
alternatif untuk mempertahankan dan memperbaiki mikroorganisme pada bahan organik (larutan MOL)
kondisi tanah agar tetap subur dan produktif serta akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan
ekonomis melalui pemanfaatan sumber daya lokal seperti auksin, sitokinin, dan giberelin yang dapat
secara optimal. Penggunaan pupuk cair dengan memacu terhadap pertumbuhan dan perkembangan
memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL) rambut akar sehingga daerah pencarian makanan
menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara menjadi lebih luas. Keunggulan penggunaan larutan
dalam tanah. Menurut Purwasasmita dan Kunia MOL yang paling utama adalah murah. Bahan-
(2009), larutan MOL (mikroorganisme lokal) adalah bahan yang ada disekitar kita seperti buah-buahan
larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar busuk, bonggol pisang, rebung, urin sapi, urin kelinci
berbagai sumber daya yang tersedia. Larutan MOL serta sisa makanan dapat digunakan sebagai bahan
mengandung unsur hara makro, mikro dan MOL. MOL dari bonggol pisang sudah
mengandung mikroorganisme yang berpotensi dikembangkan secara luas dengan cara pembuatan
sebagai perombak bahan organik, perangsang dan komposisi bahan yang berbeda-beda.
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan Keunggulan MOL ini adalah mengandung Zat
penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai Pengatur Tumbuh (ZPT) sitokinin yang membantu
dekomposer, pupuk hayati dan pestisida organik. mempercepat pembelahan sel, mengandung lebih
Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama banyak mikroba, mudah didapat karena sering tidak
adalah murah dan tanpa biaya karena dengan dimanfaatkan sebagai bahan pembuat MOL.
bahan-bahan yang ada di sekitar, petani dapat setelah buahnya diambil, biaya murah serta memiliki
membuat MOL sendiri. MOL dapat berfungsi bau yang tidak busuk (Lestari dkk., 2014). Hasil
sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai penelitian Sompotan dan Raintung (2018), sumber
pestisida organik ramah lingkungan bahan organik kotoran sapi dan jerami padi pada
Soelaeman (2008), mengemukakan bahwa waktu aplikasi 10 dan 15 hari sebelum tanam bibit
penambahan bahan organik ke dalam tanah akan memberikan hasil terbaik pada jumlah daun, bobot
meningkatkan unsur P di dalam tanah. Unsur P segar sawi, kandungan N, P,dan K. MOL juga
berperan penting untuk merangsang pembentukan mengandung mikroorganisme yang berpotensi
bunga, buah dan biji kedelai. Bahan organik dapat sebagai perombak bahan organik. Bahan organik
diberikan dalam bentuk pupuk kandang sapi. Besar memiliki peranan penting sebagai sumber karbon,
kecilnya pengaruh pupuk kandang yang dan juga sebagai sumber energi untuk mendukung
diaplikasikan terhadap perbaikan sifat fisik tanah kehidupan dan berkembangbiaknya berbagai jenis
akan sangat tergantung pada tingkat kemasakan mikroorganisme tanah (Sisworo, 2006).
maupun dosis pupuk kandang yang diaplikasikan. Mikroorganisme mempunyai peranan penting
Pada kondisi tanah dengan tingkat ketersedian sebagai pengatur berbagai siklus hara terutama N,
bahan organik rendah, aplikasi pupuk kandang P dan K didalam tanah serta meningkatkan efisiensi
dalam jumlah banyak sangat diperlukan. Akan penyerapan unsur hara. Kandungan unsur hara
tetapi, apabila tingkat ketersedian bahan organik pada MOL bonggol pisang untuk N, P, dan K
tanah tinggi, apalikasi pupuk kandang tidak berturut-turut 0,48%, 0,05% dan 0,17% (Suhastyo,
2011). Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh
Eugenia Volume 26 No. 1 Pebruari 2020 31

interaksi antara MOL pepaya, MOL nasi, MOL METODE PENELITIAN


bonggol pisang. Ketiga jenis MOL ini mempunyai
keunggulan masing-masing. Menurut beberapa Tempat dan Waktu Penelitian
literature yang ada di dalam MOL bonggol pisang Penelitian dilaksanakan di Kebun
mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan percobaan Unsrat Desa Wailan Tomohon,
Sitokinin. Selain itu, dalam mol bonggol pisang laboratorium Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya
mengandung 7 mikroorganisme yang sangat Fakultas Pertanian Unsrat Manado. Pelaksanaan
berguna bagi tanaman yaitu : Azospirillium, penelitian sejak bulan Juni sampai dengan
Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, September 2019.
mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik. Tidak
hanya itu MOL bonggol pisang bisa digunakan untuk Bahan dan Alat
dekomposer atau mempercepat proses Bahan dan alat yang digunakan adalah :
pengomposan (Maspary, 2012). Selanjutnya benih Kedelai, kotoran sapi, dedak, gula, EM4,
dikemukakan bahwa Mol buah mempunyai fungsi pupuk NPK majemuk , Bonggol pisang, buah
yang kontradiksi yaitu sebagai penghambat pepaya, nasi, gula merah, air kelapa, meteran,
pertumbuhan vegetatif (penghambat pembentukan timbangan, oven, alat pengolahan tanah, alat tulis
tunas dan penghambat pembentukan anakan) dan menulis, bahan dan alat lain yang terpakai.
lebih berfungsi sebagai perangsang bunga dan
buah. Selain itu juga bisa berfungsi sebagai Rancangan Percobaan
peningkat kualitas buah, seperti meningkatkan daya Penelitian faktorial dua faktor
tahan buah dan menambah rasa manis buah. menggunakan Rancangan Acak Lengkap.
Mikro Organisme Lokal mempunyai Perlakuan terdiri dari, Faktor I (A) = Dosis pupuk
keuntungan karena biaya yang dibutuhkan murah Kandang Sapi. A1 = 10 ton/ha, A2 = 20 ton/ha, A3
dan pembuatannya sangat mudah. Larutan MOL = 30 ton/ha. Faktor II (B) = Jenis Mikroorganisme
dapat digunakan sebagai dekomposer karena Lokal (MOL). Bo = Tanpa MOL; B1 = MOL Bonggol
larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi pisang (5 liter/ha); B2 = MOL Pepaya (5 liter/ha), B3
merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol = MOL Nasi (5 liter/ha). Setiap perlakuan diulang
juga mengandung unsur hara mikro dan unsur hara sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 36 pot
makro. Dengan adanya MOL, maka akan pecobaan.
memudahkan petani dalam membutuhkan pupuk
cair yang bersifat organik dan murah sehingga Variabel yang Diamati
penggunaan pupuk kimia akan berkurang. Bahan Variabel respon yang diamati adalah: tinggi
yang akan digunakan sebagai bahan dasar MOL tanaman dan jumlah daun sebagai data primer dan
berasal dari limbah yang ada di sekitar kota Manado kandungan N, P, K pada setiap MOL sebagai data
sehingga mudah diperoleh dan murah harganya. sekunder).
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian
Aplikasi Pupuk Peningkatan Hasil Kedelai (Glycine Analisis Data
max Merill L.) Melalui Aplikasi Pupuk Kandang Sapi Data primer dianalisis menggunakan
dan Berbagai Jenis Mikroorganisme Lokal (MOL). analisis ragam dan jika terdapat perbedaan
Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
Kedelai. Tujuan penelitian adalah mendapatkan pada taraf uji 5 %.
interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dan jenis
mikroorganisme lokal (MOL) dalam meningkatkan Prosedur Kerja Penelitian
pertumbuhan kedelai, memperoleh dosis pupuk − Pembuatan dan pencampuran kotoran sapi
kandang sapi dan dosis MOL yang memberikan menjadi pupuk organik yang siap pakai. Kotoran
pertumbuhan terbaik tanaman kedelai. sapi diambil dari kandang kemudian dicampurkan
dengan sekam, dedak (perbandingan 5:1:1), 1 liter
Sompotan, S., dkk : Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Berbagai Jenis Mikroorganisme Lokal ........................ 32

EM4 dilarutkan dengan 1 kg gula pasir. Semua − Persiapan benih dan penanaman, dipilih
bahan dicampur dibuat gundukan setinggi 50 benih yang baik kemudian di tanam dalam pot
cm kemudian ditutup dengan terpal. Suhu yang telah diberi pupuk kandang sapi.
diamati setiap hari agar tidak melebihi 50oC. Pemupukan dilakukan pemupukan NPK
sesuai dosis rekomendasi. larutan MOL siap
Apabila panas adonan pupuk meningkat
digunakan dengan cara mencampurkan
dilakukan pembongkaran adonan. Sepuluh larutan
hari pupuk siap diaplikasikan ke tanaman. − MOL dengan air dengan perbandingan 1 liter
MOL : 15 liter air tanpa kaporit untuk
− Persiapan media tanam. Pengambilan menghindari mikroorganisme mati.
lapisan top soil tanah sedalam 30 cm, − Pemeliharaan, meliputi: penyulaman,
ditumbuk dan dikeringanginkan. Setelah penyiangan gulma pada umur 21 dan 42 hari
kering angin tanah diayak dan dimasukan setelah tanam, pengendalian hama dan
dalam pot tanam sebanyak 20 kg tanah kering penyakit apabila dibutuhkan.
angin. − Panen; panen dilaksanakan pada umur
− Pupuk kandang sapi yang telah siap tanaman 100 hari dan disesuaikan dengan
diberikan 1 minggu sebelum tanam kedelai kriteria yang panen.
sesuai dosis perlakuan.
− Pembuatan MOL, Potong kecil- HASIL DAN PEMBAHASAN
kecil (pepaya), bonggol pisang (tumbuk
halus), nasi. masukkan gula merah yang Hasil penelitian menunjukan bahwa
telah disisir, campurkan dengan air kelapa, air pupuk kandang sapi dan berbagai jenis MOL
cucian beras, masukkan dalam jerigen dan
berinteraksi nyata terhadap tinggi tanaman dan
tutup rapat, biarkan terfermentasi selama 15
jumlah daun kedelai. Hasilnya dapat dilihat pada
hari.
Gambar 1 dan Gambar 2.

60

50 50 50.83
48.67
46.33
44.33
42
40 40.33 39.33
38
Tanpa MOL
30 MOL Pepaya
MOL Bonggol Pisang
20
MOL Nasi

10

0
10 ton Pukan 20 ton Pukan 30 Pukan Sapi/ha
Sapi/ha Sapi/ha

Gambar 1. Pengaruh Interaksi Pupuk kandang sapi dan Berbagai Jenis MOL terhadap Tinggi Tanaman
Kedelai (cm)
Eugenia Volume 26 No. 1 Pebruari 2020 33

30

24.33
23.33 23.67
23
21.33
20
18 Tanpa MOL
17 16
MOL Pepaya

10 MOL Bonggol Pisang


MOL Nasi

0
10 ton Pukan 20 ton Pukan 30 Pukan
Sapi/ha Sapi/ha Sapi/ha

Gambar 2. Pengaruh Interaksi Pupuk kandang sapi dan Berbagai Jenis MOL Terhadap Jumlah Daun Kedelai

Tinggi tanaman dan jumlah daun kedelai mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman
meningkat seiring meningkatnya dosis pupuk (Maspary, 2012.MOL mengandung unsur hara mikro
organic kotoran sapi pada MOL bonggol pisang dan dan makro dan juga mengandung bakteri yang
MOL pepaya. Menurut Hadisumitro (2002), bahwa berpotensi sebagai perombak bahan organik,
pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen
baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga
dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro MOL dapat digunakan baik sebagai
dan mikro, meningkatkan daya pegang air dan pendekomposer, pupuk hayati, dan sebagai
meningkatkan kapasitas tukar kation. Hasil pestisida organik terutama sebagai fungisida
penelitian Sompotan (2012), menunjukkan bahwa (Purwasasmita, 2009). MOL sebagai bioaktivator
pupuk kandang sapi mempengaruhi hasil sawi. yang mengandung mikroorganisme secara aktif
Semakin tinggi dosis pupuk kandang sapi semakin dapat membantu proses dekomposisi dan
tinggi bobot segar. Hasil analisis laboratorium MOL fermentasi sehingga meningkatkan kualitas bahan
pepaya mengandung N= 0.09%, P= 0%, dan K = organik sebagai pupuk, memperbaiki kualitas tanah,
0,20%. MOL nasi kandunga N = 0,12%, P = 0% dan dan meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif
K = 0,12%. Mol Bonggol pisang mengandung N = dan generatif tanaman.
0.06%, P = 0,48% dan K = 0,21% (Laboratorium
Baristan Manado, Juli 2019). Perbedaan kandungan KESIMPULAN
dan persentasi kandungan N, P, dan K memberikan
pengaruh yang berbeda. Rasio C/N yang terlalu 1. Interaksi antara pupuk kandang sapi dan
tinggi dapat menghambat proses penguraian hara berbagai jenis MOL berpengaruh nyata
sehingga ketersediaan hara bagi tanaman akan terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun
berkurang. Selain itu rasio C/N juga akan kedelai.
menghambat proses pertumbuhan akar (Barker dan 2. 20 ton pupuk kandang sapi pada MOL bonggol
Pilbeam, 2015). Novizan (2005) menyatakan bahwa pisang meningkatkan pertumbuhan tinggi
unsur hara yang berasal dari bahan organik harus tanaman dan jumlah daun kedelai.
mengalami dekomposisi terlebih dahulu agar
mampu diserap oleh tanaman. Aplikasi MOL pada
media tanam yang diberi pupuk kandang sapi saling DAFTAR PUSTAKA
berinteraksi sehingga rasio C/N lebih kecil dari 20.
MOL bonggol pisang mengandung Zat Agustina, L. 1990. Dasar-dasar Nutrisi Tanaman.
Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin dan Rineka Cipta. Jakarta.
Sompotan, S., dkk : Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Berbagai Jenis Mikroorganisme Lokal ........................ 34

Barker, A.V. and D.J. Pilbeam. 2015. Handbook of Sisworo, W.H., 2006.Swasembada Pangan dan
Plant Nutrition. CRC press. Pertanian Berkelanjutan.Tantangan Abad
Dua Satu : PendekatanIlmu Tanah,
Hadisumitro, L.M. 2002. Membuat Kompos. Jakarta. tanaman dan Pemanfataan IptekNuklir.
Penebar Swadaya. Dalam A. Hanafiah WS, Mugiono,dan E.L.
Sisworo. Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Lestari D., Nurbaiti M.,Khoiri A. 2014. Pemberian Jakarta. 207 hal.
mikroorganisme lokal (Mol) bonggol pisang
pada pengomposan jerami padi yang Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius,
diaplikasikan untuk tanaman padi sawah Yogyakarta.
(Oryza SativaL.) Varietas Pb-42 dengan
metode SRI. Jom Faperta Vol 1 No. 2 Suhastyo AA. 2011. Studi mikrobiologi dan sifat
Oktober 2014. kimia mikroorganisme lokal (MOL) yang
digunakan pada budidaya padi metode SRI
Maspary.2012.Apa Kehebatan MOL Bonggol (System of Rice Intensification) [tesis].
Pisang, Jakarta:Gramedia. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Sompotan, S. 2012. Role of Organic Matter in
Jakarta: Agronedia Pustaka. Mitigation of Pesticides on Cabbage
(Brassica oleracea L.) Cropping. (Asian
Purwasasmita, M. dan K. Kunia. 2009. Transactions on Basic and Applied
Mikroorganisme Lokal sebagai Sciences (ATBAS ISSN: 2221-4291)
PemicuSiklus Kehidupan dalam Bioreaktor Volume 02 Issue 05. Bulletin Palma
Tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia (Bulletin of Palmae) Vol. 13 No.1, Juni
Indonesia-SNTKI 2009. Bandung 19-20 2012. ISSN 1979-679X
Oktober 2009.
Sompotan, S. dan J. M. Raintung. 2018.
Soelaeman, Y. 2008. Efektivitas Pupuk Penggunaan Beberapa Jenis Bahan
KandangDalam Organik Dengan Waktu Aplikasi Yang
MeningkatkanKetersediaan Fosfat, Berbeda Pada Budidaya Tanaman Sawi
Pertumbuhan dan Hasil Padi dan Jagung (Brassica juncea L.).
pada LahanKering Masam.Jurnal Tanah https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/Eug
Tropika13(1): 41-47 eniaarticle/ download/ 18962/18522

You might also like