0% found this document useful (0 votes)
97 views10 pages

Widiastini, P.M.F and Et Al. (2023) - Prima Wiyata Health. 4 (2) : 47-56p

This document summarizes a study that examined the relationship between knowledge levels of pregnant women about anemia and compliance with taking iron supplements. The study was conducted at Penebel 1 Public Health Center in 2022 with 51 pregnant women. The results showed a statistically significant relationship between knowledge about anemia and compliance with taking iron tablets, with a p-value of 0.000, indicating that greater knowledge is associated with higher compliance. The study concluded that knowledge about anemia impacts compliance with recommended iron supplementation during pregnancy.

Uploaded by

nayla nadrah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
97 views10 pages

Widiastini, P.M.F and Et Al. (2023) - Prima Wiyata Health. 4 (2) : 47-56p

This document summarizes a study that examined the relationship between knowledge levels of pregnant women about anemia and compliance with taking iron supplements. The study was conducted at Penebel 1 Public Health Center in 2022 with 51 pregnant women. The results showed a statistically significant relationship between knowledge about anemia and compliance with taking iron tablets, with a p-value of 0.000, indicating that greater knowledge is associated with higher compliance. The study concluded that knowledge about anemia impacts compliance with recommended iron supplementation during pregnancy.

Uploaded by

nayla nadrah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Widiastini, P.M.F and et al. (2023). Prima Wiyata Health.

4 (2): 47-56p E-ISSN


2746-0940
http://e-journal.shj.ac.id/ojs/index.php/PWH/index
© 2023 by Community Service and Research of STIKEs Husada Jombang P-ISSN
2716-1706

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF PREGNANT


WOMEN ABOUT ANEMIA IN PREGNANCY TO COMPLIANCE WITH THE
CONSUMPTION OF IRON TABLET SUPPLEMENTS AT THE PENEBEL I HEALTH
CENTER IN 2022

Putu Monna Frisca Widiastini1, Luh Ayu Purnami2, Yopita Triguno3


1, 2, 3
Program Studi S1 Kebidanan, Abstract
STIKes Buleleng Bali Introduction: Anemia is a widespread health problem in both developing
and developed countries that is associated with an increased risk of
*Correspondence: morbidity and mortality, especially in pregnant women. According to the
Putu Monna Frisca Widiastini World Health Organization (WHO) 40% of maternal deaths in developing
Email: [email protected] countries are related to anemia in pregnancy and most are caused by iron
deficiency (Fe) and acute bleeding, and it is not uncommon for the two to
Article Info: interact with each other. Objective: To determine the correlation between
Received: 9 July 2023 knowledge level of pregnant women about anemia in pregnancy and
Accepted: 23 July 2023 behavior of consuming iron tablets in Penebel 1 Public Health Center in
2022. Methods: This research was an observational analytic survey with
DOI: a cross sectional study approach. The number of samples in this study
https://doi.org/10.60050/pwh.v4i2.53 were 51 people with inclusion and exclusion criteria that had been
determined by the researcher. Results: The results showed the results of
the analysis p = 0.000 (p <0.05). Conclusion: that there is a relationship
between Knowledge about Anemia and Compliance with Taking Iron
Tablets at Penebel 1 Health Center.
Keywords: Anemia, Knowledge Level of Pregnant Women, Level of
Compliance of Pregnant Women

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 47


PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas baik di negara
berkembang maupun negara maju yang terkait dengan peningkatan risiko morbiditas dan
mortalitas, terutama pada wanita hamil. Menurut World Health Organization (WHO) 40%
kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan
kebanyakan disebabkan oleh defisiensi zat besi (Fe) dan perdaraban akut, bahkan tidak
jarang keduanya saling berinteraksi. Di negara maju diperkirakan terdapat 13% wanita
mengalami anemia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2020,
persentase anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 37.1%. Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia pada ibu
hamil sebesar 63,5% tahun 1995, turun menjadi 40,1% pada tahun 2019, dan pada tahun
2021 turun menjadi 24,5%.
Angka kejadian anemia di Provinsi Bali tahun 2019 adalah 5,07% kemudian
meningkat menjadi 5,78% pada tahun 2020 (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020). Dari
71.772 ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan Hb, 505 atau 7,4% ibu hamil di provinsi
Bali ditemukan anemia (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020). Berdasarkan penyebab
kematian ibu didominasi oleh masalah non obstetric (56,52%) dan masalah obstetric antara
lain perdarahan 26,09% dan eklampsia 17,09% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019).
Angka kematian ibu di Provinsi Bali tahun 2019 adalah 67,6 per 100.000 kelahiran hidup
dan 26,09% disebabkan oleh karena perdarahan. Angka prevalensi anemia ibu hamil di
Bali sebesar 37,1% (Kemenkes RI, 2019). Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan (2019)
menyatakan bahwa cakupan pemberian 90 tablet TTD pada ibu hamil telah mencapai 93%,
sedangkan target pemberian 90 tablet TTD di kabupaen Tabanan sebanyak 98%. Hal
inimenunjukkan target pemberian 90 tablet TTD belum tercapaiUntuk mendeteksi anemia
pada kehamilan maka pemeriksaan kadar Hb ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28 (Depkes RI, 2019). Bila kadar Hb kurang dari 11 gram % pada
kehamilan maka dinyatakan di minum secara teratur 1 tablet perhari selama 90 hari
berturut-turut. Bila kadar Hb masih kurang dari 11 gram % disebut menderita anemia dalam
kehamilan. Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi,
hal ini dapat disebabkan karena kurang intake unsur zat besi ke dalam tubuh melalui
makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau terlalu banyak zat besi
yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Sampai saat ini anemia masih
merupakan penyebab tidak langsung kematian obstetrik ibu yang utama. Anemia dalam
kehamilan dapat memberikan dampak kurang baik bagi ibu, baik selama masa kehamilan,
persalinan maupun selama masa nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyulit dapat
timbul akibat anemia, seperti partus lama karena inersia uteri, perdarahan postpartum,
atonia uteri, syok, infeksi (baik intrapartum maupun postpartum), merupakan berbagai
macam dampak yang dapat ditimbulkan oleh anemia.
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia merupakan masalah yang menjadi
prioritas di bidang kesehatan. Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi
ibu hamil yaitu terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fero Sulfat) pada ibu
hamil. Departemen Kesehatan masih terus melaksanakan progam penanggulangan anemia
defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet fero sulfat atau tablet tambah
darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari
selama masa kehamilan. Program ini dilaksanakan di Puskesmas dan Posyandu dengan
mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25
mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat) (Depkes RI, 2017).
Namun, program pemberian tablet fero sulfat pada wanita hamil yang menderita
anemia kurangmenunjukan hasil yang nyata. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan
minum tablet fero sulfat yang tidak optimal (Depkes, 2019). Menurut Departemen
Kesehatan (Depkes) RI (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil
mengkonsumsi tablet zat besi antara lain. Pengetahuan, tingkat pendidikan dan frekuensi
pemeriksaan ANC, Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapat

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 48


tablet Fe meminumnya secara rutin, hal ini bis a disebabkan karena faktor ketidaktahuan
pentingnya tablet Fe untuk kehamilannya. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhiterbentuknya perilaku kesehatan (Notoadmodjo, 2017). Apabila ibu
hamil mengetahui dan memahami akibat dari anemia dan cara mencegah anemia maka
akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik sehingga diharapkan dapat terhindar dari
berbagai akibat atau risiko terjadinya anemia dalam kehamilan. Perilaku kesehatan yang
demikian dapat berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil
(Purbadewi, 2019). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fuady dan Bangun dalam
penelitiannya pada tahun 2016 di daerah Sumatera Utara, menunjukkan bahwa ibu hamil
yang memiliki tingkat pengetahuan anemia yang baik adalah sebesar 56,6%, terdapat
25,3% ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang cukup, dan 18,1%ibu hamil memiliki
tingkat pengetahuan yang rendah. Fuady dan Bangun dalam penelitiannya juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang anemia dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemi Dalam Kehamilan
Terhadap Perilaku Konsumsi Suplemen Tablet Besi Di Puskesmas Penebel 1 tahun 2022.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional study, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia terhadap kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet fero sulfat. Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Penebel 1. Populasi penelitian ini adalah seiuruh ibu hamil Trimester II dan
Trimester III yang sudah mendapatkan tablet fero sulfat berdasarkan data pada kartu
ibu hamil dan memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Penebel 1. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2022. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah purposive sampling. Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atasstrata,
random atau daerah tetapi didasaikan atas adanya tujuan tertentu. Pengambilan sampel
ini berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Jumlah
sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 51 orang. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang tingkat pengetahuan ibu hamil
terhadap anemia dan kuesioner tentang kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet zat Besi (Fe).
Pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Chi-Square disebut juga dengan
Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang
dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal.
(Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi
square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah). Uji
chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan.

HASIL
1. Karakteristik Lokasi Penelitian
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Penebel I berada di Kecamatan Penebel
Kabupaten Tabanan, terletak pada posisi 08 0 15’15” sampai 080 31’30” Lintang
Selatan dan 1150 04’ 40” sampai 1150 07’45” Bujur Timur. Dilihat dari persepektif
topografinya wilayah kerja UPTD Puskesmas Penebel I merupakan daerah dengan
ketinggian 151-1121 meter dari permukaan laut. Di wilayah bagian Utara merupakan
pegunungan berbukit bukit yang melandai kearah Selatan. Wilayah Kerja UPTD

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 49


Puskesmas Penebel I seluas 77,95 km 2. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Penebel I
terdiri dari 405 Ha daerah pemukiman, 1.314 Ha daerah persawahan, 1.365 Ha
daerah perkebuhan, 786 Ha daerah tegalan, 206 Ha daerah hutan rakyat, 584 Ha
daerah hutan negara, dan 256 Ha daerah lainnya. Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Penebel I beriklim tropis dengan kelembaban udara tinggi (75-98%) serta curah
hujan 1000–3000 mm/tahun, terbanyak didaerah pegunungan bagian utara berupa
daerah agraris tanah basah dan perkebunan.
Grafik 1 Pertumbuhan Penduduk UPTD Puskesmas Penebel I tahun 2019-2021

Grafik Perkembangan Jumlah


Penduduk di Wilayah Puskesmas
Penebel I
18000 17054
15483 15053
16000 14868 1499115167
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000 722 1128 1078

0
2019 2020 2021
Jumlah penduduk laki-laki
Jumlah penduduk perempuan
Jumlah penduduk miskin

Pertumbuhan penduduk di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penebel I antara tahun 2019
dan tahun 2020 menurun sebanyak 2.616 (8,74%). Pertumbuhan penduduk antara tahun
2020 dan tahun 2021 meningkat sebanyak 187 (0,62%). Sedangkan perbandingan
penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan tahun 2021 yakni 49.71%
laki-laki dan 50.29% perempuan dari 30.158 jiwa yang terdiri dari laki-laki 14.991 jiwa
dan perempuan 15.167 jiwa. Dari 30.158 penduduk tersebut, 1078 jiwa (3.57%)
diantaranya penduduk miskin, telah mendapat tanggungan Jamkesmas, yang ditahun 2014
telah bertransformasi menjadi Jaminan Kesehatan Nasional. Tingkat kepadatan penduduk
wilayah kerja UPTD Puskesmas Penebel I sebesar 386.49 jiwa/km 2, dimana desa yang
tingkat kepadatan paling tinggi adalah Desa Penebel yaitu 1046.93 jiwa/ km 2 dan yang
terlengang di Desa Jatiluwih dengan tingkat kepadatan 122.97 jiwa/ km 2.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh ibu hamil Trimester II dan
Trimester III yang sudah mendapatkan tablet fero sulfat berdasarkan data pada kartu
ibu hamil dan memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Penebel 1.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur dapat dilihat dalam
tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 50


UMUR FREKUENSI PERSENTASI
(n) (%)
< 35 Tahun 49 86,0
>35 Tahun 8 14.0
JUMLAH 57 100,0%

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden,


sebagian besar berumur < 35 tahun yaitu sebanyak 49 orang (86,0%) dan
sebagian kecil yaitu berumur > 35 tahun sebanyak 8 orang (14.0%)
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden penelitian berdasarkan pendidikan dapat dilihat
dalam tabel 4.3 di bawah ini.

PENDIDIKAN FREKUENSI PERSENTASI


(%)
SMP 20 35.1%
SMA, Diploma, 32 56.1% Tabel 4.3
dan Sarjana Distribusi
JUMLAH 57 100,0% frekuensi
responden
berdasarkan pendidikan
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden
sebagian besar lulus di tingkat pendidikan SMA, Diploma dan Sarjana sebanyak 32
orang (56.1%) dan sebagian kecil lulus SMP sebanyak 20 orang (35.1%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Karakteristik responden penelitian berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
dalam tabel 4.4 di bawah ini.
JENIS FREKUENSI PERSENTASI (%)
PEKERJAAN
IRT 54 94.7
Pegawai Swasta 3 5.3

JUMLAH 57 100,0%

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden


sebagian besar sebagai IRT yaitu sebanyak 54 orang (94.7%) dan sebagian kecil
sebagai Pegawai Swasta yaitu sebanyak 3 orang (5.3%).
d. Pengetahuan
Pengetahuan responden berdasarkan data kuisioner yang dibuat oleh
peneliti adalah sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia
Pengetahuan Frekuensi Persentasi
%

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 51


Baik 45 78.9%
Kurang Baik 12 21.1%

Total 57 100,00%

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat ibu hamil tentang anemia
dengan kategori baik sebanyak 45 orang (78.9%) dan kategori kurang baik sebanyak
12 orang (21.1%).

e. Kepatuhan
Kepatuhan responden berdasarkan data kuisioner yang dibuat oleh peneliti
adalah sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu Hamil terhadap Konsumsi Suplemen
Tablet Besi
Kepatuhan Frekuensi Persentasi %
Patuh 45 78.9%
Kadang – 12 21.1%
kadang
Total 57 100,00%
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden, dengan hasil
ukur kepatuhan terhadap konsumsi tablet besi yaitu sebanyak 45 orang (78.9%) sudah
patuh dan sebanyak 12 orang (21.1%) kurang patuh.

f. Karakteristik Pengetahuan pada Ibu Hamil tentang Anemia


Anemia FREKUEN PERSENTASE
SI (%)
Tahu 45 78.9
Kurang 12 21.1
Tahu
JUMLAH 57 100,0%

Tabel 4.7 Karakteristik Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia


Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 57 responden, dengan hasil
ukur pengetahuan tentang Anemia sebagian besar ibu hamil menjawab Tahu
sebanyak 45 orang (78.9%), dan hasil ukur pengetahuan tetang Anemia sebagian
kecil menjawab Kurang Tahu sebanyak 12 orang (21.1%).

g. Analisa Data
Tabulasi data Hubungan Pnegetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dalam
Kehamilan Terhadap Kepatuhan Konsumsi Suplemen Tablet Besi di Puskesmas
Penebel 1.
Tabel 4.9 Tabulasi data Hubungan Pnegetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dalam
Kehamilan Terhadap Kepatuhan Konsumsi Suplemen Tablet Besi di Puskesmas
Penebel 1

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 52


Kepatuhan Minum Tablet Besi
Pengetahuan

Patuh Kurang Patuh


N % N %
Baik 45 78.9% 0 0%

Kurang Baik 0 0% 12 21.1%


JUMLAH 45 78.9% 12 21.1%

h. Hasil Uji Statistik


Penguji statistic menggunakan SPSS 13.0 for windows dengan uji statistic
Chi-Square dan Contigency Coefficient dengan tingkat signifikansi (p=0,05).
Didapatkan hasil analisa p = 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara Pengetahuan tentang Anemia dengan Kepatuhan Minum
Tablet Besi di Puskesmas Penebel 1.

PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia <35
tahun, yaitu sebanyak 49 orang (86.0%) dan responden sebagian kecil yaitu berusia
>35 tahun sebanyak 8 orang (14.0%) . Umur tidak dapat menentukan sejauh mana
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Umur berpengaruh terhadap pola pikir
seseorang dan pola pikir berpengaruh terhadap kepatuhan. Pengetahuan merupakan
dasar atau pondasi dari pola pikir, semakin baik pengetahuan yang dimiliki maka
semakin bagus pola pikirnya dan akan semakin baik pula kepatuhan seseorang
terhadap peraturan (Rikayanti, 2014). Umur merupakan salah satu faktor yang
berkaitan dengan pengetahuan seseorang. Umur mencerminkan pola pikir dan
kematangan seseorang. Semakin bertambah dewasa umur maka tingkat kedewasaan
seseorang juga akan semakin bertambah yang artinya semakin baik pula penerimaan
terhadap informasi dan semakin luas dalam menyikapi suatu hal (Notoadmojo,
2017).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Ibu


Hamiyang memeriksakan diri ke Puskesmas Penebel 1 bervariasi ada yang
berpendidikan SMP, SMA Diploma, dan ada juga yang Sarjana, tetapi sebagian
besar yaitu berpendidikan SMA, Diploma dan Sarjana yaitu sebanyak 32 orang
(56.1%) dan sebagian kecil berpendidikan SMP sebanyak 20 orang (35.1%)
menurut (Nursalam, 2015), tingkat pendidikan adalah level atau tingkat suatu proses
yang berkaitan dalam mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang
mencakup pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan. Pendidikan seseorang
menentukan luasnya pengetahuan seseorang dimana oran g yang berpendidikan
rendah sangat sulit menerima sesuatu yang baru. Pendidikan merupakan suatu
kegiatan atau usaha untuk meningkatakna kepribadian untuk dapat melalui proses
perubahan perilaku menuju kedewasaaan dan penyempurnaan kehidupan manusia.
Semakin tinggi pendidikan maka kedewasaaanya akan semakin matang, sehingga
dapat dengan mudah untuk menerima dan memahami suatu informasi. Wanita
dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga dikatakan lebih memperhatikan
kesehatannya sendiri (Indrawati, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian responden


yang menjadi IRT sebanyak 54 orang (94.7%) dan sebagian kecil sebagai
pegawai/karyawan swasta sebanyak 3 orang (5.35). Seorang istri/ibu yang

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 53


menempuh pendidikan tentu memiliki pengetahuan yang lebih sehingga mampu
mengembangkan dirinya dalam segala bidang, pendidikan bukan menjadi sebuah
halangan seseorang bisa bekerja atau tidak, namun pendidikan mampu mengasah
pengetahuan seseorang dalam mengembangkan potensinya mengambil sebuah
pekerjaan yang menguntungkan guna memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Karakteristik pekerjaan umumnya akan mencerminkan tingkat pendidikan dan
pengetahuan seseorang. Ibu yang tidak bekerja cenderung memiliki keterbatasan
dalam pengalaman dan minim akses informasi

2. Karakteristik Pengetahuan
Pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
atau pendidikan (KBBI, 2020) Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas
responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Anemia sebanyak 45 Orang
(78.9%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 12 orang
(21.1%) hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan
diri ke Puskesmas Penebel 1 sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang
penyakit Anemia.

3. Karakteristik Kepatuhan
Dari data penelitian didapatkan responden dengan tingkat kepatuhan dari
Ibu Hamil yang patuh yaitu sebanyak 45 orang (78.9%) dan sebagian kecil kurang
patuh sebanyak 12 orang (21.1%). Sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan
diri ke Puskesmas Penebel 1 sudah mematuhi konsumsi tablet besi guna untuk
mencegah anemia pada saat kehamilan.

4. Analisa Hubungan Pengetahuan tentang Anemia dengan Kepatuhan


Konsumsi Tablet Besi
Kuisioner pada penelitian ini memuat 29 butir pertanyaan yang terdiri atas
21 butir variabel pengetahuan dan 8 butir variabel kepatuhan, data hasil jawaban
kuisioner responden kemudian diolah dan dianalisa menggunakan uji analisis Chi-
Square dengan tabel 2x2 pada program aplikasi SPSS versi 13.0 for Windows.
Seperti terlihat pada hasil penelitian kategori pengetahuan terbagi menjadi dua,
yakni Baik apabila total skor = 1 , dan kurang baik apabila total skor = 2 . Pada
kategori kepatuhan yang terbagi menjadi dua, yaitu patuh apabila total skor = 1, dan
tidak patuh dengan skor = 2 . Setelah dianalisa secara statistic menggunakan uji Chi-
Square dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh nilai Pearson Chi-Square 57.000
> 3,841 yang merupakan nilai chi square untuk df = 2 dengan nilai p value
signifikansinya 0.000 < 0.05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara Pengetahuan tentang Anemia dengan Kepatuhan Minum Tablet
Besi di Puseksmas Penebel 1. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mardiana (2018) di Kota Palembang. didapat adanya hubungan yang bermakna
antara umur, pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga dengan kepatuhan
ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.
Ketidakpatuhan ibu hamil terhadap keharusan minum tablet besi saat
kehamilan bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan
mengenai Anemia dan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya pencegahan
anemia saat kehamilan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan merupakan dasar
bagi perilaku kesehatan. Pengetahuan yang baik mengenai penyakit anemia akan
membuat ibu hamil mematuhi keharusan minum tablet besi saat kehamilan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 54


1. Karakteristik responden ibu berdasarkan usia sebagian besar berumur <35 tahun
yaitu sebanyak 49 orang (86.0%) dan sebagian kecil yaitu berumur >35 tahun
sebanyak 8 orang (14.0%) , karakteristik ibu hamil berdasarkan pendidikan
sebagian besar lulusan SMA, Diploma dan Sarjana sebanyak 32 orang (56.1%)
dan sebagian kecil yaitu luilusan SMP sebanyak 20 orang (35.1%), karakteristik
ibu hamil berdasarkan pekerjaan sebagian besar sebagai IRT yaitu sebanyak 54
orang (94.7%) dan sebagai karyawan swasta sebanyak 3 orang (5.3%) .
2. Karakteristik pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Penebel 1 dengan hasil
kategori baik sebanyak 45 orang (78.9%) dan kategori kurang baik sebanyak 12
orang (21.1%)
3. Karakteristik kepatuhan Ibu Hamil di Puskesmas Penebel 1 dengan hasil kategori
patuh sebanyak 45 orang (78.9%), kategori kurang patuh sebanyak 12 orang
(21.1%)
4. Berdasarkan uji analisa data dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan
hasil nilai p < α (0.000 < 0.05) dan koefisien correlational 57.000 > 3,841 yang
berarti pengetahuan dan kepatuhan memiliki hubungan yang kuat.

SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian didapatkan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Tempat Penelitian
Kepada masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
informasi bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi kepatuhan terutama dalam
mematuhi keharusan meminum tablet besi pada ibu hamil
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan kebidanan
tentang hubungan pengetahuan dengan kepatuhan. Selanjutnya, hal tersebut dapat
menjadi informasi dasar dalam kurikulum pembelajaran yang tepat mengenai
masalah kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet besi di masa kehamilan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat mengembangkan
penelitian ini secara mendalam, dengan menambah jumlah variabel atau faktor –
faktor yang mendukung, serta memperluas cara pengumpulan data penelitian

REFERENSI
Buku
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Azwar. 2018. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar. Rineka Cipta.
Bakta, I.M. 2019. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC. Cunningham,
F.G. 2020. Obstetri Williams Edisi 2. ISBN : EGC
Demaeyer, E.M. 2016. Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi.
Fatmah. 2018. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Anemia. Jakarta : Penerbit PT
Raja Grafindo Persada.
Manuaba, 1. 2020. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, I. 2017. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Niven. 2019. Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat dan Profesional
Kesehatan Lain. Edisi 2. EGC. Jakarta.
Notoadmojo, S. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 55


Notoatmodjo, S. (2019). kesehatan masyarakat ilmu dan seni (revisi). Jakarta:
PTRINEKA CIPTA.
Prawirohardjo, S. 2019. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.Edisi Keempat. Jakarta
Vamey. H. 2017, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta: EGC

Jurnal
Departemen Kesehatan R.I. 2019. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita
Usia Subur (WUS); (Safe Motherhood Project: A Partnership and Family Approach).
Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Depkes,
Departemen Kesehatan R.I. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta Departemen
Kesehatan R.I. 2017. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar
Puskesmas. Jakarta: Pusdinakes
Hastanti.2016. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi
(Fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Lawanga Kabupaten Poso. 000, 17–23.
Kowel, C. L., Pelealu, F. J. O., & Pangemanan, J. M. (n.d.).2016. Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ( Fe ) Di Kecamatan
Tareran Menurut WHO.
Purbadewi, L dan Ulvie, Y.N.S. 2019.Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah
Semarang April 2013. Volume 2, Nomor 1.
Riwidikdo, H. 2020. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Sarafino. 2016. Health Psycology Biopsychosocial Interactions 5ed. John Wiley & Sons
Inc.USA.
Shafa, D. W. I., & Putri, S. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Anemia Terhadap Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Fero Sulfat di Wilayah
Kerja Puskesmas Sematang Borang Palembang tahun 2016.
Waryana. 2019. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka.
WHO. 2019. Nutrition : Iron Deficiency Anemia, www.who.int (5 Maret 20

PRIMA WIYATA HEALTH, VOL 4, ISSUE 2, JULY 2023 56

You might also like