Vira Alya Tambaru
Vira Alya Tambaru
Original Article *)
Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Klinik Utama Anny Rahardjo
Jakarta Timur
(Risk Factors for Anemia in Pregnant Women at Anny Rahardjo Main Clinic East Jakarta)
Abstract
Methods: An analytic observational study with a cross-sectional approach. The sample in this study
was 110 people. The sampling technique was consecutive sampling using inclusion criteria: pregnant
women with gestational age in the second and third trimesters and who had received iron (Fe) tablets.
Data analysis with Chi-Square test and Odd Ratio (OR) calculation.
Results: There is a significant relationship between diet and the incidence of anemia (p-value is 0,047;
OR = 3,486), the compliance of Fe tablet consumption with the incidence of anemia (p-value 0,000;
OR = 296), and the role of health workers with the incidence of anemia (p-value is 0,005; OR = 10,304.
Discussion: In this study, it was proven that the diet, adherence to iron (Fe) consumption, and the role
of health workers in the incidence of anemia in pregnant women.
Artikel
Disubmit (Received) : 30 October 2022
Diterima (Accepted) : 13 December 2022
Diterbitkan (Published) : 15 December 2022
Copyright: © 2022 by the authors. License DPOAJ, Jakarta, Indonesia. This article is an open
access article distributed under the terms and conditions of the Creative Commons
Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
Pendahuluan
Anemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Hct) dan
banyaknya eritrosit yang berada kurang dari level ambang batas normal. Anemia yang dialami oleh ibu
hamil berpotensi dalam peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu. Anemia akan
mengakibatkan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas serta dilahirkan dalam kondisi BBLR
apabila terjadi pada bayi.1 Jumlah penderita anemia yang terjadi pada ibu hamil di Indonesia pada tahun
2018 sebesar 48,9% dengan nilai yang hampir sama antara daerah kota (48,3%) dan desa/kecamatan
(49,5%).2 Rerata persentase anemia di Propinsi DKI Jakarta sebesar 43,5%. Data pada tahun 2018 di
Provinsi DKI Jakarta menunjukkan Proporsi ibu hamil yang menderita anemia terutama jatuh pada
kelompok usia produktif (15-24 tahun) sebesar 86,4%.3
Dilain sisi berdasarkan hasil laporan Kemenkes RI (2020) diketahui cakupan Tablet zat besi (Fe)
di Provinsi DKI Jakarta memiliki cakupan tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 99,3%. Jakarta Timur
menempati urutan ke-3 dengan cakupan Tablet zat besi (Fe) tertinggi sebesar 96,47%.4 Pentingnya
kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil sebanyak 90 tablet secara rutin akan berdampak
baik pada ibu hamil dikarenakan Tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil dapat menambah asupan nutrisi
pada janin, mencegah anemia defisiensi zat besi (Fe) mencegah perdarahan saat masa persalinan, dan
menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan pada saat persalinan.5 Penelitian Awalamaroh
et al (2018) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan mengkonsumsi
Tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p-value = 0,000). Hasil penelitian tersebut ditemukan
sebanyak 72,2% ibu hamil yang mengalami anemia tidak patuh mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe).6
Pola makan ibu hamil dapat berpotensi menyebabkan anemia. Ibu hamil harus memiliki pola
makan kaya zat besi (Fe) karena kebutuhan ibu hamil akan zat besi (Fe) dua kali lebih banyak daripada
wanita tidak hamil. Kekurangan sumber zat besi (Fe) pada ibu hamil harus dipenuhi dengan perbaikan
pola makan yang baik agar memperoleh nutrisi yang adekuat. Angka Kecukupan Gizi (AKG) protein
sebagai sumber zat besi (Fe) mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia kehamilan. AKG
protein ibu hamil trimester I bertambah 1 gram, trimester II bertambah 10-gram dan trimester II
bertambah 30-gram.2 Penelitian Mariana D. et al (2018) menyatakan bahwa adanya pengaruh pola
makan dengan anemia pada kehamilan yang menunjukan bahwa perlunya pencegahan dan perawatan
dengan perbaikan pola dan kebiasaan makan terutama makanan dengan gizi seimbang. Dari 15 ibu
hamil yang memiliki pola makan tidak sehat, 7 diantaranya mengalami anemia.7
Petugas kesehatan berperan penting dalam upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus memahami kehamilan berisiko tinggi, terutama ibu hamil yang mengalami
kekurangan zat besi (Fe) dan memberikan edukasi kesehatan kepada ibu hamil.8 Salah satu petugas
kesehatan yang terlibat dalam pengelolaan anemia pada ibu hamil adalah bidan. Bidan dapat berperan
sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, pengelola institusi pelayanan kesehatan, pendidik dalam
asuhan kebidanan dengan memberikan pendidikan kesehatan dan konseling serta peneliti. Tenaga
kesehatan sebagai pendidik berperan dalam memberikan bimbingan atau konseling, mendidik klien,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi. Dalam penanggulangan anemia petugas kesehatan harus memberikan Tablet zat besi (Fe)
pada semua ibu hamil dan pada setiap kunjungan antenatal, memberikan penyuluhan tentang gizi,
makanan yang mengandung zat besi dan kaya Vitamin C dan menanyakan apakah ibu hamil meminum
Tablet zat besi (Fe) sesuai dengan ketentuan.
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Observasional yaitu penelitian tanpa
memanipulasi sistem yang dikaji karena peneliti hanya mengamati, sedangkan analitik yaitu penelitian
yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain.9 Pendekatan
penelitian yaitu cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Klinik Utama Anny Rahardjo Jakarta Timur
pada bulan Juli-Agustus tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Klinik Utama Anny Rahardjo Jakarta Timur pada bulan Januari-
Maret 2022 sebanyak 150 orang. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin
yaitu sebesar 110 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan kriteria inklusi yaitu ibu
hamil trimester II-III dan ibu hamil yang mendapatkan Tablet zat besi (Fe) satu bulan terakhir,
sedangkan kriteria ekslusi yaitu ibu hamil yang mengalami perdarahan selama kehamilan saat
pengumpulan data. Instrumren penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner tentang
pola makan, kepatuhan konsumsi Tablet zat besi (Fe) dan peran tenaga kesehatan. Uji validitas kuesioner
penelitian menggunakan Pearson Product Moment menunjukkan kuesioner pola makan dan peran
tenaga kesehatan dinyatakan valid (ꭇ-hitung > ꭇ-table). Anilasa data yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah uji Chi-Square.
Hasil
Analisis Univariate
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Jumlah Kehamilan
1 kali 35 43,2 13 44,8 48 43,6
2 kali 28 34,6 7 24,1 35 31,8
3 kali 12 14,8 8 27,6 20 18,2
4 kali 4 4,9 1 3,4 5 4,5
>4 kali 2 2,5 0 0 2 1,8
Jarak Kehamilan
Anak pertama 37 45,7 13 44,8 50 45,5
1 tahun 4 4,9 3 10,3 7 6,4
2 tahun 12 14,8 4 13,8 16 14,5
3 tahun 14 17,3 3 10,3 17 15,5
>3 tahun 14 17,3 6 20,7 20 18,2
Frekuensi ANC
1 kali 5 6,2 0 0 5 4,5
2 kali 3 3,7 2 6,9 5 4,5
3 kali 13 16 2 6,9 15 13,6
4 kali 14 17,3 7 24,1 21 19,1
>4 kali 46 56,8 18 62,1 64 58,2
Pekerjaan Ibu
Ibu Rumah Tangga (IRT) 38 46,9 20 69 58 52,7
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 10 12,3 3 10,3 13 11,8
Karyawan Swasta 30 37 6 20,7 36 32,7
Wirausaha 3 3,7 0 0 3 2,7
Pendidikan Ibu
SD 0 0 1 3,4 1 0,9
SMP 3 3,7 1 3,4 4 3,6
SMA/SMK 39 48,1 10 34,5 49 44,5
PT 39 48,1 17 58,6 56 50,9
Berdasarkan tabel 1 diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan pada ibu yang
memiliki jumlah kehamilan 1 kali sebesar 43,2% (35 orang). Karakteristik berdasarkan jarak kehamilan
diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan pada ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan
anak pertama yaitu 45,7% (37 orang). Karakteristik berdasarkan frekuensi ibu hamil melakukan ANC
diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan pada ibu yang melakukan ANC sebanyak > 4
kali yaitu 56,8% (46 orang).
Karakteristik berdasarkan pekerjaan ibu diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan
pada ibu yang tidak bekerja/IRT sebesar 46,9% (38 orang). Karakteristik berdasarkan tingkat
pendidikan ibu diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan pada ibu yang memiliki tingkat
pendidikan SMA/SMK dan PT masing-masing yaitu 48,1% (39 orang). Karakteristik berdasarkan
kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) diketahui status tidak anemia lebih banyak
ditemukan pada ibu hamil yang patuh mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) sebesar 91,4 (74 orang).
Karakteristik berdasarkan pola makan ibu diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan pada
ibu yang mempunyai pola makan kurang baik sebesar 64,2% (52 orang). Karakteristik berdasarkan
peran tenaga kesehatan diketahui status tidak anemia lebih banyak ditemukan pada ibu hamil yang
merasakan peran tenaga kesehatan sudah baik sebesar 100% (81 orang).
Analisis Bivariate
Tabel 2. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet zat besi (Fe) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Klinik Utama Anny Rahardjo
Status Anemia
Kepatuhan
Tidak Total
Konsumsi Tablet Anemia P-Value CC OR
Anemia
Fe
N % N % N %
Tidak Patuh 28 96,6 7 8,6 35 31,8
0,000 0,639 296
Patuh 1 3,4 74 91,4 75 68,2
Berdasarkan tabel 2 diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi
Tablet zat besi (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Utama Anny Rahardjo dengan p
= 0,000 (p-value < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 296 (34,828-
2515,68) yang berarti ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) berpeluang 296
kali tidak mengalami kejadian anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak patuh dalam
mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe).
Tabel 3. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Klinik Utama Anny
Rahardjo
Status Anemia
Tidak Total
Pola Makan Anemia P-Value CC OR
Anemia
N % N % N %
Kurang 25 86,2 52 64,2 77 70
0,047 0,207 3,486
Baik 4 13,8 29 35,8 33 30
Berdasarkan tabel 3 dikethui terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Utama Anny Rahardjo dengan p = 0,047 (p-value < 0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3,486 (1,105-10,998) yang berarti ibu
hamil yang memiliki pola makan yang baik berpeluang 3,486 kali tidak mengalami kejadian anemia
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki pola makan kurang baik.
Tabel 4. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Klinik
Utama Anny Rahardjo
Status Anemia
Peran Tenaga Tidak Total
Anemia P-Value CC OR
Kesehatan Anemia
N % N % N %
Kurang 6 20,7 2 2,5 8 7,3
0,005 0,295 10,3
Baik 23 79,3 79 97,5 102 92,7
Berdasarkan tabel 4 diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara peran tenaga kesehatan
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Utama Anny Rahardjo dengan p = 0,005 (p-value
< 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 10,304 (1,947 – 54,537). Hasil
tersebut berarti peran tenaga kesehatan yang baik berpeluang 10,3 kali tidak mengalami kejadian
anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan peran tenaga kesehatan yang kurang baik.
Pembahasan
Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Dengan Kejadian Anemia
Hasil penelitian ini ditemukan fakta bahawa jumlah ibu hamil dengan anemia (Hb < 11gr/dl)
lebih banyak dialami pada ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) yaitu sebesar
28 orang (96,6%), jika dibandingkan dengan jumlah ibu hamil yang patuh mengkonsumsi Tablet zat
besi (Fe) yaitu sebesar 1 orang (3,4%). Lisma (2017) mengungkapkan banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil, sehingga jika ibu hamil tidak patuh dalam
mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) namun memiliki status gizi yang baik, selalu mengkonsumsi
makanan yang mengandung makanan yang mengandung zat besi, masih dalam reproduksi yang sehat
maka ibu dapat menjalani kehamilan yang sehat tanpa mengalami kejadian anemia. Oleh karena itu ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang membentuk sel-sel darah merah seperti hati, daging,
kacang-kacangan, sayuran, kuning telur, buah-buahan dan ikan untuk memudahkan penyerapan zat besi
(Fe).10
Studi penelitian yang dilakukan oleh Sari LP. dan Djannah SN. (2020) menunjukkan hasil yang
senada dengan penelitian ini yaitu responden yang mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) sesuai petunjuk
sebanyak 53 orang, namun 11 responden mengalami anemia. Ada 24 orang yang tidak meminum Tablet
zat besi (Fe) sesuai anjuran, namun 17 orang di antaranya tidak mengalami anemia.11 Hasil penelitian
Syolehda SN. et al (2021) menunjukkan ibu patuh mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) dengan kejadian
anemia ringan pada ibu hamil sebanyak 20% dan ibu tidak patuh mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe)
dengan kejadian anemia sedang pada ibu hamil sebanyak 80%. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai
p = 0,022 yang berarti adanya hubungan signifikan kepatuhan konsumsi Tablet zat besi (Fe) ibu hamil
terhadap kejadian anemia. Sehingga dapat dikatakan bahwa kurangnya kepatuhan konsumsi Tablet zat
besi (Fe) ibu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia pada masa kehamilan.12
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik
dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi (Fe) sangat tinggi
kenaikannya pada trimester akhir. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak
dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan
bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar supaya cukup.
Penambahan zat besi (Fe) selama kehamilan kira-kira 1000 mg karena mutlak dibutuhkan untuk janin,
plasenta, dan penambahan volume darah ibu.13
Dosis pemberian Tablet zat besi (Fe) ada ibu hamil sesuai anjuran medis yaitu sebanyak 1
tablet/hari (60 mg elemental iron dan 0,25 μg asam folat) secara berturut-turut minimal 90 hari selama
masa kehamilan. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) memungkinkan
akan terjadi 4 kali risiko mengalami anemia kehamilan. Tablet zat besi (Fe) berfungsi sebagai tablet
yang sangat membantu pertambahan zat besi dalam darah terutama pada ibu hamil yang mengalami
pengenceran darah.14 Menurut pendapat peneliti upaya yang dilakukan oleh ibu hamil secara efektif
untuk mencegah terjadinya anemia adalah mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe) secara rutin dan sesuai
anjuran yang diberikan oleh petugas. Masih ditemukan ibu hamil yang anemia disebabkan berbagai
faktor salah satunya yaitu tidak patuh dalam mengkonsumsi Tablet zat besi (Fe).
penelitian tentang konsumsi sayuran hijau dengan anemia pada ibu hamil menyatakan hasil bahwa ada
hubungan konsumsi sayuran hijau dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p-value = 0,004) sayuran
hijau merupakan unsur kunci dalam susunan menu yang mementingkan kesehatan,sayuran hijau seperti
bayam mengandung banyak magnesium dan potassium, dan satu porsi sayuran hijau memberikan 10-
30% intake harian yang dianjurkan.19
Konsumsi makanan sumber yang dapat mempercepat dan meningkatkan (enhancer) zat besi
berdampak peningkatan absorpsi zat besi (Fe) di dalam tubuh. Beberapa contoh sumber makanan
enhancer yaitu ayam, ikan, telur, sayuran dan buah-buahan.20 Salah satu studi penelitian tentang
konsumsi sayuran hijau dengan anemia pada ibu hamil menyatakan hasil bahwa ada hubungan
konsumsi sayuran hijau dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p-value = 0,004) selain sumber serat,
sayuran hijau penting dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan tubuh. Sayuran hijau yang
dikonsumsi sebanyak 1 porsi mengandung magnesium dan kalium yang mencukupi 10-30% kebutuhan
harian.21 Menurut pendapat peneliti, pola makan ibu akan mempengaruhi dengan kejadian anemia
karena semakin bagus pola makan ibu maka risiko kejadian anemia akan berkurang. Pola makan yang
baik ditinjau dari faktor kualitas dan kuantitas. Kualitas makan yang dikonsumsi ibu hamil yaitu
pemilihan jenis makanan yang memiliki kandungan zat besi yang tinggi, Kuantitas makan yang
dikonsumsi ibu hamil yaitu porsi dan frekuensi makan yang dikonsumsi oleh ibu hamil untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi supaya terhindar dari anemia.
Peran tenaga kesehatan sebagai motivator diharapkan dapat memberi dorongan berupa
dukungan moril untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tenaga kesehatan harus mampu
menjalankan peran dan fungsi pendampingan, meningkatkan pengetahuan dan sikap, mendorong
seseorang untuk mengenali permasalahan yang ada dan menggali potensinya untuk memecahkan
masalah. Tenaga Kesehatan di Klinik Pratama Anny Rahardjo secara teratur meresepkan ibu hamil
untuk kembali ke pusat sesegera mungkin ketika Tablet zat besi (Fe) telah dikonsumsi, ini dilakukan
sebagai upaya untuk menjaga agar ibu hamil patuh dalam minum Tablet zat besi (Fe). Tenaga kesehatan
juga menganjurkan ibu hamil untuk rutin minum Tablet zat besi (Fe) agar kehamilannya sehat.26
Menurut pendapat peneliti, peran tenaga kesehatan akan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu hamil
untuk berupaya mencegah terjadinya anemia. Tenaga keseahatan berperan penting untuk mendorong
ibu hamil supaya patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dan memperbaiki pola konsumsi
makan melalui strategi KIE yang efektif. Peran tenaga kesehatan sebagai konselor dan komunikator
dapat membantu ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang perawatan kesehatan kehamilan.
Persetujuan Etik
Penelitian ini sudah lolos uji etik pada komisi uji etik Stikim dengan nomor: 1038/Sket/Ka-
Dept/RE/UIMA/VII/2022.
Konflik Kepentingan
Penelitian ini bersifat independen dari konflik kepentingan individu dan organisasi.
Pendanaan
Sumber dana yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya bersumber dari dana pribadi peneliti.
Kontribusi Penulis
Penelitian ini dilakukan oleh sebagai Vira Alya Tambaru sebagai author.
References
1. WHO. Prevalence of Anemia. New York: 2017.
2. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta; 2019 from
https://dinkes.jakarta.go.id/wp-content/uploads/2018/09/profil-kes-dki-jakarta-tahun- 2017.pdf.
3. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Profile Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017.Jakarta;2017
https://dinkes.jakarta.go.id/wp-content/uploads/2018/09/profil-kes-dki-jakarta-tahun- 2017.pdf.
4. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta: 2020.
5. Ariesta and Annisa Muthi Naufalia. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi
Tablet Tambah Darah. Journal Obstretika Scientia, 4(1), pp. 381-400: 2016.
6. Awalamaroh F.A., Rahayu L.S., Dan Yuliana I. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Berhubungan Dengan
Status Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Arsip Gizi dan Pangan, 3 (2), 80-90: 2018.
7. Mariana, D., Wulandari, D., dan Padila. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS); 2018. Volume 1, No 2: 108-122.
8. Putri, Meidila. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi
Tablet Fe. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: 2016.
*)
Original Article
--- ISJNMS ---