Makalah Kelompok 7 Homecare Bayi Dan Balita
Makalah Kelompok 7 Homecare Bayi Dan Balita
Dosen Pengampu:
IGAP Sriwahyuni, SST.,MPH
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Homecare
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- natikan syafa'atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
A. Pelayanan Homecare................................................................3
1. Pengertian Homecare...........................................................3
2. Manfaat Homecare..............................................................4
3. Jenis Homecare....................................................................5
B. Pemahaman Kolaborasi.............................................................5
C. Homecare pada Bayi dan Anak................................................8
1. Pengertian Homecare pada Bayi dan Anak........................12
2. Tujuan Homecare pada Bayi dan Anak..............................17
3. Jenis- jenis Homecare pada Bayi dan Anak.......................18
D. Trend dan Issue Yang Terjadi.................................................19
BAB III CONTOH MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN HOMECARE........................................................32
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................45
BAB V PENUTUP....................................................................................48
A. Kesimpulan..............................................................................48
B. Saran........................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kerjasama dokter dan bidan dapat mencapai tingkat kolaborasi
yang baik?
5
3. Apakah ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi system kolaborasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan praktik kolaborasi.
2. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dan praktek kolaborasi.
3. Perbedaan kolaborasi praktek dan klompok pasien.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Homecare
1. Pengertian pelayanan homecare
2. Manfaat Homecare
7
Meminimalkan risiko terburuk.
Layanan fisioterapi.
Selama periode tersebut hampir tidak ada kontak firmal dengan para
perawat.pekerja sosial atau profesional kesehatan lain Sebagai praktisi
memang mereka berbagi linkungan kerja dengan para perawat tetapi
mereka tidak dididik untuk menanggapinya sebagai
rekanan/sejawat/kolega.
C. Homecare pada Bayi dan Anak
1. Pengertian Homecare pada Bayi dan Anak
Home care pada bayi adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada bayi di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan bayi, menyembuhkan penyakit serta
meningkatkan kemandirian keluarga terutama ibu dalam
merawat bayinya.
Home care pada anak didefinisikan sebagai suatu pelayanan pada
anak dan keluarganya yang mempunyai kebutuhan yang sederhana
maupun kompleks anak perawatan kesehatan dengan tujuan
meningkatkan, mencegah, dan mengembalikan fungsi kesehatan pada
tingkat kemandirian yang maksimal dengan meminimalkan dampak
ketidakmampuan dan penyakit termasuk penyakit terminal
(Hockenberry, 2007).
2. Tujuan Homecare pada Bayi dan Anak
Terpenuhi kebutuhan dasar bayi dan anak (bio-psiko-sosial- spiritual)
secara mandiri.
Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
bayi dan anak.
Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
Meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga.
Meningkatkan pemahaman kepada ibu dan anggota keluarga tentang
pentingnya kesehatan pada bayi dan anak.
9
3. Jenis- jenis Homecare pada Bayi dan Anak
Pijat Bayi
Pijat bayi merupakan cara sederhana dalam beromunikasi antara
orang tua dan bayi dengan menciptakan kontak mata langsung sehingga
menjadikan rasa hubungan fisik dan emosional yang kuat antar keduanya
karena dapat mencerminkan perasaan masing- masing (Gurol
dan Polat, 2012).
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan
tali pusat yang menyebabkan tali pemisahan fisik dengan bayi, dan
kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari
infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan
menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan "puput" (lepas) pada
hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak
negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan
mengalami pernyakit Tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan
kematian (Depkes, 2007).
Terapi okupasi Pediatrik
Terapi okupasi mengembangkan kemampuan untuk membantu
kebutuhan sehari-hari seperti pemberian ASI atau susu botol dan
mencapai tonggak pengembangan masa kanak-kanak. Perawatan fokus
pada keterampilan motorik halus atau koordinasi tangan-mata. Anak-
anak yang memerlukan terapi okupasi kemungkinan besar memiliki
salah satu kondisi berikut:
Prematuritas.
Penyakit kronis dengan gangguan makan.
Kelainan genetic.
Terapi fisik pediatrik
Terapi fisik pediatrik berfokus pada peningkatan ketrampilan
motorik, kekuatan dan keseimbangan. Terapi fisik yang sering digunakan
untuk anak-anak:
o Anak-anak yang baru pulih dari cedera akut
o Anak-anak dalam masa pemulihan pasca operasi ortopedi
o Anak-anak yang mempunyai kelainan genetic
10
D. Trend dan Issue Yang Terjadi
Hubungan bidant-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi
yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada
pasien. Perspektif yang berbeda. dalam memendang pasien,dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan - hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi. Kendalap sikologi keilmuan dan
individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini
memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsi yang dapat
menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan
pasien.
12
.
BAB III
CONTOH MANEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HOME CARE
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subjektif (S)
Identitas Orang Tua
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. J
Umur : 25 Tahun Umur : 28 Tahun
Suku : Sasak Suku/Kebangsaan : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Tani
13
1. Riwayat kesehatan/penyakit yang pernah/sedang diderita:
1) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
3) Diabetes militus : Tidak ada
4) Asam : Tidak ada
5) Penyakit ginjal : Tidak ada
6) Riwayat alergi : Tidak ada
7) Gangguan mental : Tidak ada
8) Sirce cell disease : Tidak ada
9) Penyakit lain : Tidak ada
2. Riwayat kesehatan keluarga
1) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
3) Diabetes militus : Tidak ada
4) Keturunan kembar : Tidak ada
5) Alergi : Tidak ada
6) Epilepsi : Tidak ada
7) Kelainan mental : Tidak ada
8) Kelainan kongenital : Tidak ada
9) Lain-lain : Tidak ada
3. Riwayat Neonatal
Bayi diletakkan di dada ibu untuk dilakukan IMD, pergerakan aktif
4. Faktor Lingkungan
Ibu tinggal di perkampungan yang bersih dan nyaman. Sumber air yang
digunakan sehari-hari dari sumur. Ibu mempunyai fasilitas pembuangan
sampah. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.
14
B. Data Objektif (O)
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
HTP : 4-5-2024
Postur tubuh : Normal
Usia Kehamilan : 35-36 minggu
2. Berat badan saat ini : 77,7 kg
BB sebelum kehamilan : 55 kg
Kenaikan BB selama hamil : 22,7 kg
IMT : 24,44
Tinggi badan : 150 cm
Lila : 23,5 cm
3. Tanda-tanda vital
Takanan darah :120/80 mmHg
Suhu tubuh : 36o C
15
Pernafasan : 20x/menit
Denyut nadi : 80x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan rambut
Inspeksi : Rambut berwarna hitam
Distribusi : Merata
Ketombe : Tidak ada
Rontok : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Palpasi nyeri tekan : Tidak ada
Benjolan/masa : Tidak ada
b. Wajah
Simetris : Iya
Pucat : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Mata
Konjutiva : Merah muda
Sklera : Putih
d. Mulut dan gigi
Inspeksi
Bibir : Lembab
Rahang dan lidah : Tidak pucat
Gigi dan gusi : Bersih, tidak ada caries
e. Leher
Palpasi
Kelenjar thyroid : Tidak ada
Kelenjar getah bening/limfe : Tidak ada
Bendungan vena jugularis : Tidak ada
f. Payudara
Inspeksi
Areola : Hiperpigmentasi
Simetris : Simetris
16
Puting susu : Menonjol
Palpasi
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : Kolostrum +/+
Rasa nyeri tekan : Tidak ada
g. Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : Ada
Striae : Tidak ada
Palpasi leopold
1) Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong) di fundus, TFU : 32 cm
2) Leopold II : Teraba memanjang, keras seperti
papan (punggung) janin di bagian kiri perut ibu.
3) Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
(kepala) dibagian terendah janin, belum masuk PAP.
4) Leopold IV :-
DJJ : Positif, irama teratur. Frekuensi:
140x/menit
TBBJ : 3.100 gr
h. Extermitas atas dan bawah
Extermitas atas : (kanan / kiri
)
1) Rasa nyeri : Tidak ada
2) Oedema : Tidak ada
3) Pucat pada telapak tangan dan ujung jari : Tidak ada
Extermitas bawah :
1) Oedema : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
3) Refleks patella : +/+
5. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal: 14 Maret 2024
a. Darah
17
HB : 12,5 gr% Golongan darah : O
HbsAg : Negatif
b. Urine
PP tes : Positif Protein urine: Negatif
Reduksi urine : Negatif
c. Pemeriksaan penunjang lainnya: -
18
Rujukan : Tidak ada
V. PERENCANAAN
1. Beritahu pada ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan janin baik.
2. Beritahu ibu penyebab keluhan nyeri pinggang serta cara mengatasinya.
3. Anjurkan ibu untuk tetap minum obat penambah darah serta vitamin yang
diberikan bidan secara rutin.
4. Memberitahu ibu terhadap kenaikan berat badan dan menganjurkan untuk
berkonsultasi kepihak gizi.
5. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III.
6. Beritahu ibu untuk mempersiapkan persalinan.
7. Memberikan informasi mengenai kunjungan jika ada tanda-tanda bahaya
ibu bisa langsung datang ke fasilitas kesehatan.
VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan janin baik,
ditandai dengan TD: 120/80 mmHg, S: 36 C, N: 80 x/menit, R: 20
x/menit, DJJ: 140 x/menit dan usia kehamilan ibu saat ini sudah mulai
memasuki 9 bulan atau 35-36 minggu.
2. Memberitahu ibu penyebab nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III
merupakan gejala yang umum terjadi yang disebabkan oleh adanya
peningkatan yang bersamaan yaitu usia kehamilan dan postur tubuh yang
tidak tepat yang mengakibatkan penekanan pada tulang belakang, syaraf
dan otot punggung. Perubahan struktur tersebut menurunkan elestisitas
dan fleksibelitas otot yang menyebabkan hiperlordosis dari lumbal ke otot
paraspinal sehingga aliran darah tidak dapat tersuplai dengan baik
sehingga timbulah nyeri pada bagian pinggang. Cara mengatasinya yaitu
dapat dilakukan dengan sering berolahraga dengan senam hamil dengan
mengikuti kelas ibu hamil, istirahat yang cukup dan mengatur posisi tidur
yang nyaman dan ditempat yang datar, tidak langsung membungkuk saat
mengambil sesuatu ditempat yang rendah, tetapi berusaha mengambil
dalam posisi duduk, serta perbanyak minum air putih.
19
3. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum tablet penambah darah yang
diberikan bidan secara rutin agar ibu tidak mengalami anemia yang
menyebabkan perdarahan saat persalinan yaitu SF (200 mg) 1 x 1. Serta
menganjurkan ibu meminumnya pada malam hari setelah makan malam.
Efek samping dari tablet penambah darah adalah rasa mual yang normal
terjadi pada ibu hamil. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan
yang bergizi seimbang.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa adanya kelebihan kenaikan berat badan
dan menganjurkan ibu untuk berkonsultasi kepihak gizi untuk
mengatasinya.
5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III
yaitu perdarahan pervaginam, demam tinggi, sakit kepala yang hebat,
pengelihatan kabur, bengkak di wajah dan kaki, nyeri ulu hati, ketuban
pecah sebelum saatnya, menurunnya gerakan janin secara signifikan.
6. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan harus dilakukan sejak
awal untuk mengantisipasi beberapa hal yang tidak diinginkan mulai dari
biaya, kebutuhan ibu dan bayi ketika lahir, pendonor darah dan lainnya.
7. Memberikan informasi mengenai kunjungan jika ada keluhan atau tanda-
tanda bahaya yang dirasakan dapat langsung mendatangi fasilitas
kesehatan.
I. EVALUASI
1. Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang sudah dijelaskan.
2. Ibu mengetahui tentang ketidaknyamanan yang dirasakan dan akan
berusaha untuk mencoba cara mengatasi keluhan sesuai dengan
anjuran dari bidan.
3. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
4. Ibu mengerti dan bersedia untuk berkonsultasi kepihak gizi.
5. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
6. Ibu mengerti dengan KIE yang diberikan hal ini terbukti dari
pertanyaan yang di ajukan kembali ke ibu tentang KIE yang diberikan
dapat dijawab oleh ibu.
20
7. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan apabila
merasakan keluhan.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
2 kali di trimester kedua dan 3 kali ditrimester ketiga. Tetapi Ny. M
melakukan kunjungan pada trimester pertama 2 kali sedangkan pada
trimester kedua hanya 1 kali. Kesenjangan tersebut terjadi karena Ny. M
mengikuti anjuran pada buku KIA yang dimiliki, dimana buku tersebut
diberikan oleh fasilitas kesehatan sehingga Ny.M mempelajari buku
tersebut dan melakukan kunjungan sesuai dengan aturan yang tertera pada
buku KIA tersebut yaitu buku yang sesuai dengan aturan kementrian
kesehatan 2022.
Menurut Mirza (2023) apabila janin normal maka tinggi fundus
uteri pada UK 28 minggu yaitu 26,7 cm, UK 30-32 minggu maka tinggi
fundur sekitaran 29-30 cm, UK 34 minggu kisaran TFU 31 minggu, UK
36 minggu sekitaran 32 cm, UK 38 minggu yaitu 33 cm dan UK 40
minggu sekitaran 37,7 cm. Pada kasus Ny. “M” tinggi fundus uteri pada
usia kehamilan 35-36 minggu yaitu 32 cm yang masih dapat dikategorikan
normal.
Berdasarkan berat badan pada saat pemeriksaan, diketahui berat
badan Ny. “M” yaitu 77,7 kg sedangkan berat badan sebelum hamil yaitu
55 kg. Terjadi peningkatan berat badan yaitu sekitar 22 kg dan Indeks
Masa Tubuh (IMT) yaitu 24,44. Menurut Atika (2020) berat badan ibu
hamil akan bertambah antara 4 sampai 5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar 1 kg/bulan. Sedangkan menurut Pane (2022)
Ibu hamil yang memiliki IMT 18,5-24,9 (berat badan normal) sebelum
hamil, disarankan untuk menaikan berat badan sebanyak 11-16 kg. Dari
kasus Ny. “M” ditemukan kesenjangan antara kenaikan berat badan.
Dimana sebelum hamil berat badan ibu yaitu 55 kg. Seharusnya jika bila
disesuaikan dengan kenaikan berat badan sebanyak 11-16 kg, maka berat
badan Ny. “M” pada kehamilannya saat ini sekitar 66-71 kg. Sedangkan
berat badan Ny. “M” saat ini yaitu 77,7 kg. Hal tersebut menyebabkan
kelebihan berat badan pada Ny. “M”. Menurut Kemenkes (2022) 46tress
yang menyebabkan kelebihan kenaikan berat badan pada ibu hamil yaitu
porsi makan terlalu banyak dengan diet yang tidak berimbang. Apalagi
jika asupan harian terlalu kaya glukosa dan karbohidrat tanpa diselingi
23
buah, sayur, dan lemak baik. Ibu hamil kurang beraktivitas fisik dan
berolahraga sehingga ritme tubuh cenderung stagnan dan 47tress
kehamilan yang memicu bumil lari ke perilaku mengemil berlebihan.
Kemungkinan penyebab kelebihan kenaikan berat badan pada Ny.
“M” disebabkan oleh diet yang tidak seimbang, kurangnya beraktivias
fisik dan olahraga, serta ibu memiliki perilaku suka mengemil secara
berlebihan.
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manjemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya
manusia, dimana tugas dari SDM adalah mengelola unsur manusia
secara baik agar diperolch tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
2. Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat
atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.
3. Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk
memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif dari kesejahteraan klien
sesudah itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan
kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil dari
pelayanan seluruh bagian.
4. Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan
kesehatan rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional
dan non professionaldiatur sesuai dengan peraturan yan ditetapkan, baik
oleh permerintah pusatmaupun pemerintah daerah.
5. Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk
kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik
adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat
sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana
cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistic setiap saat bila
dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
25
6. Manajemen keuangan adalah cara mengelola sumber-sumber dana dan
mengalokasikan dana tersebut secara efektif dan efesien dalam suatu
kegiatan usaha atau bisnis. Manajemen keuangan rumah sakit
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pengawasan atas semua aktivitas keuangan yang terkait dengan
operasional rumah sakit. Tujuan dari manajemen keuangan rumah sakit
adalah untuk mencapai keberhasilan keuangan rumah sakit dengan
mengelola keuangan secara efektif dan efisien.
B. Saran
Dengan adanya makalah menajemen pelayanan home care ini,
diharapkan pembaca dapat memahami serta dapat menerapkan praktik-
praktik menejemen pelayanan home care nantinya ketika telah terjun
langsung kedunia kerja khususnya bagi tenaga kesehatan.
26
DAFTAR PUSTAKA