Candi
Dieng
Dosen Pengampu : Arie Azhari Nasution S.S., M.A.
Nama : Fira Mawaddah
Nim : 230702017
Prodi : Sastra Melayu
@mwddh_ra
Candi Dieng
Candi Dieng adalah kelompok kompleks
candi Hindu abad ke-7 terletak di Dataran
Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa
Tengah, Indonesia. Kompleks yang terdiri
dari beberapa bangunan ini berasal dari
Kerajaan Kalingga. 79,90 Kawasan dataran
tinggi ini merupakan tempat berdirinya
delapan candi Hindu kecil yang merupakan
salah satu bangunan keagamaan tertua yang
masih bertahan yang pernah dibangun di
Jawa.
candi dieng
Nama sebenarnya dari candi tersebut, sejarah, dan raja yang bertanggung jawab atas
pembangunan candi-candi ini tidak diketahui. Hal ini dikarenakan kelangkaan data dan prasasti
yang menjelaskan terkait pembangunan candi-candi ini. Penduduk Jawa lokal menamakan setiap
candi sesuai dengan tokoh wayang Jawa, kebanyakan diambil dari epos Mahabharata.
para arkeolog juga mengemukakan bahwa semua candi pada kompleks ini dibangun dalam
periode yang sama, berkisar antara abad ke-7 sampai abad ke-8. Sebuah prasasti bertarikh
sekitar tahun 808-809 M yang ditemukan di dekat Candi Arjuna, Dieng, menjadi salah satu contoh
aksara Jawa kuno tertua yang masih bertahan. Prasasti tersebut mengungkapkan bahwa Candi
Dieng terus dihuni dari pertengahan abad ke-7 sampai awal abad ke-9.
Menurut Ahli
Menurut George Coedes, sejarah Candi Dieng bermula dari
masa Kerajaan Kalingga. Sedangkan situs resmi Perpusnas RI
dan Kantor Imigrasi Wonosobo menyebut bahwa candi dieng
peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atas perintah raja dari
Wangsa Sanjaya.
Fungsi Candi Dieng
Dari lokasi bangunan yang berada di dataran tinggi, para ahli
memperkirakan bahwa fungsi candi Dieng adalah sebagai
tempat pemujaan terhadap Trimurti (tiga dewa utama dalam
agama Hindu), yakni Dewa Brahma (pencipta), Dewa Wisnu
(pemelihara), dan Dewa Siwa (penghancur).
Kesusastraan Candi Dieng
Di masa lalu, para brahmana membangun candi-candi di kawasan tersebut untuk
melakukan pemujaan. Salah satu kompleks candi Siwa yang berada di kawasan Dieng
Timur.
Diperkirakan, kompleks candi ini sudah ada sejak abad ke 7 atau awal abad ke 8 Masehi.
Para raja, brahmana dan bangsawan dari Kerajaan Kalingga sering melakukan pemujaan
di candi ini.
Semenjak saat itu, Dieng mulai huni dengan letaknya yang tidak jauh dari Kerajaan
Kalingga berdiri yaitu di daerah Pekalongan atau Batang. Diperkirakan ada sekitar puluhan
hingga 100 candi yang berada di kawasan tersebut.
Namun, karena curah hujan yang tinggi, longsor, letusan gunung dan banjir yang tersisa
hanya ada delapan candi yang tersisa. 8 candi tersebut ditemukan pada awal tahun 1800
dan rekonstruksi oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1856.
@mwddh_ra