0% found this document useful (0 votes)
34 views18 pages

004 - 2258-Article Text-8400-1-10-20200130 - Sinta 4

Jurnal penelitian fadila

Uploaded by

fadilah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
34 views18 pages

004 - 2258-Article Text-8400-1-10-20200130 - Sinta 4

Jurnal penelitian fadila

Uploaded by

fadilah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 18

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen e-ISSN: 2461-0593

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA

Pika Dwi Rahayu


[email protected]
Sonang Sitohang

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of profitability, leverage, liquidity and firm size on the company’s
profit growth. The population was PT. Damai Sejahtera Abadi whichwas located in surabaya. While, the
researchdid not use sampling tecniques, as it was a case study of one company. Moreover, the data were in the
form of company financial statements 2014-2017. Furthermore, the data analysis tecnique used multiple linier
regression ang classical assumption test with SPSS 20. The research result con cluded profitability had negative
and insignificant effect on the earnings growth. These results supported sudan’s theory (2015:25) and safitri
(2016). On the other hand, leverage had positive but insignificant effect on the profit growth. These results
supported kasmir’s theory (2016:151) and hartanti (2016). Furthemore, liquidity had positive and significant
effect on the profit growth. These results supported hanafi’s theory (2013:149) and hutabarat (2013). In addition
, the firm size had positive but insignificant effect on the earnings growth. These results did not support
sitanggang, J. P theory (2013:76) but supported research by yohanas (2014).
Keywords: profitability, leverage, liquidity, size, profit

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas serta ukuran
perusahaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Populasi dalam penelitian ini yaitu PT. Damai
Sejahtera Abadi yang bertempat di Surabaya. Pada penelitian ini tidak menggunakan teknik
pengambilan sampel, karena bersifat studi kasus pada satu perusahaan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2014 sampai dengan tahun 2017. Dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis data laporan
keuangan serta menggunakan uji asumsi klasik yang dibantu dengan menggunakan SPSS versi 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Hasil tersebut sejalan dengan teori Sudana (2015:25) dan penelitian yang
dilakukan oleh Safitri (2016). Leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Hasil tersebut sejalan dengan teori Kasmir (2016:151) dan penelitian yang dilakukan oleh
Hartanti (2016). Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil
tersebut sejalan dengan teori Hanafi (2013:149) dan penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat (2013).
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil
tersebut tidak sejalan dengan teori Sitanggang, J. P (2013:76) namun sejalan dengan oleh penelitian
Yohanas (2014).
Kata Kunci: profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan laba

PENDAHULUAN
Perkembangan yang cukup pesat pada dunia ekonomi saat ini membuat persaingan
dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan juga berat. Para pengusaha dituntut untuk
dapat berinovasi pada produk dan cara pemasaran yang menarik agar dapat memenangkan
pasar. Pemilik perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaannya. Setiap perusahaan yang didirikan selalu memiliki tujuan yang akan
dicapainya, tujuan utama dari sebuah perusahaan antara lain untuk memperoleh laba yang
maksimal. Laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan, untuk
tambahan pembiayaan perusahaan, serta untuk menjaga siklus hidup perusahaan.
2

Pengukuran tingkat keberhasilan perusahaan dapat dilihat berdasarkan kinerja


perusahaan. Sedangkan, kinerja perusahaan dapat diketahui melalui laporan keuangan
perusahaan. Subramanyam dan Wild (2013:7) menyatakan bahwa Laporan Keuangan
digunakan untuk mengungkapkan cara perusahaan mendapatkan sumber dana, pengolahan
dana (modal) dan seberapa efektif peggunaan dananya. Laporan keuangan merupakan
sumber informasi penting bagi pihak internal dan juga pihak eksternal perusahaan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yaitu rasio
profitabilitas yang menggunakan perhitungan ROE, rasio leverage (solvabilitas) yang
menggunakan perhitungan DER dan rasio likuiditas menggunakan perhitungan CR, serta
ukuran perusahaan menggunakan perhitungan Ln. Total Asset.
Subraham dan Wild (2013:109) menyatakan bahwa laba merupakan suatu ringkasan
dari hasil bersih aktivitas operasional perusahaan dalam periode tertentu yang dinyatakan
dalam istilah keuangan. Alat utama yang digunakan dalam analisis keuangan suatu
perusahaan adalah dengan analisis rasio, dengan analisis rasio keuangan dapat menjawab
berbagai pertanyaan yang timbul tentang keuangan perusahaan (Tampubolon, 2013:19).
Sudana (2015:25) menyatakan bahwa ROE digunakan untuk menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba setelah pajak (EAT) dengan
menggunakana modal yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu rasio leverage adalah DER
(Debt to Equity Ratio), DER adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan antara
besarnya jumlah dana yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah dana dari modal dari
pemilik perusahaan (Hery, 2016:168). Hery (2016:142) menyatakan bahwa rasio likuiditas
adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menangani
kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. Salah satu rasio likuiditas adalah
Current Ratio (CR). Sudana (2015:24) menyatakan bahwa Current Ratio adalah rasio yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya menggunakan aktiva lancar perusahaan. Ukuran perusahaan adalah besar
kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan prestasi perusahaan, semakin besar
perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan modal
dengan utang (Sitanggang, 2013:76).
Objek dari penelitian ini adalah PT. Damai Sejahtera Abadi sebuah perusahaan yang
sedang berkembang, perusahaan ini berusaha lebih memperluas jaringan distribusinya
dengan membuka beberapa cabang baru baik di pulau jawa ataupun yang berada diluar
pulau jawa. Berdasarkan pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi selama periode
2014 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Pertumbuhan Laba
PT. Damai Sejahtera Abadi Tahun 2014-2017
2014 2015 2016 2017 Rata-rata Pertumbuhan Laba
9% 5% 7% 3% 6%
Sumber :Data laporan keuangan diolah, 2019.
Pertumbuhan laba yang berfluktuasi pada PT. Damai Sejahtera Abadi, yang dapat
dilihat pada Tabel 1 dengan rata-rata pertumbuhan laba sebesar 6% selama tahun 2013-2017.
Diharapkan PT. Damai Sejahtera Abadi dapat melihat faktor-faktor apa saja yang harus
diperhatikan agar dapat meningkatkan pertumbuhan laba pada periode berikutnya.
Penulis menemukan adanya perbedaan hasil pada penelitian terdahulu yaitu pada
variabel profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan
laba. Sehingga penulis ingin meneliti kembali variabel-variabel tersebut untuk mengetahui
lebih pasti hubungan profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap
pertumbuhan laba. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dapat diidentifikasi adalah: 1) Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi? 2) Apakah Rasio Leverage
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
3

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi? 3) Apakah Rasio
Likuiditas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi? 4)
Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai
Sejahtera Abadi? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh
Rasio Profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi. 2) Untuk
mengetahui pengaruh Rasio Leverage terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera
Abadi. 3) Untuk mengetahui pengaruh Rasio Likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada
PT. Damai Sejahtera Abadi. 4) Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi.

TINJAUAN TEORITIS
Laporan Keuangan
Definisi laporan keuangan oleh Kasmir (2016:7) adalah laporan yang digunakan oleh
pihak manajemen atau pihak luar perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau pada suatu periode terterntu. . Sejalan dengan pendapat
kasmir, Yohanas (2014:1) mendefinisikan bahwa laporan kuangan merupakan sebuah
gambaran yang menunjukkan kondisi perusahaan pada saat ini. Subramanyam dan Wild
(2013:7) mendefinisikan bahwa laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat
diandalkan untuk dapat menganalisis kondisi perusahaan dan untuk meningkatkan
keputusan bisnis. Beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah suatu kumpulan informasi yang berguna bagi pihak manajemen, pemilik ataupun
pihak luar perusahaan yang berkepentingan dengan perusahaan seperti pemerintah
kreditor, investor maupun para supplier.

Profitabilitas
Definisi Profitabilitas oleh Hanafi dan Halim (2012:81) mendefinisikan bahwa rasio
profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (laba) pada tingkat penjualan, aset, dan modal pada suatu periode. Tampubolon
(2013:43) mendefinisikan bahwa tingakat profitabilitas dapat dilakukan dengan cara
membandingkan tingkat return yang diharapkan dengan return yang diminta, jika return
yang diharapkan lebih besar dari return yang diminta maka investasi (penanaman modal)
tersebut menguntungkan. Tampubolon (2013:43) mendefinisikan bahwa tingakat
profitabilitas dapat dilakukan dengan cara membandingkan tingkat return yang diharapkan
dengan return yang diminta, jika return yang diharapkan lebih besar dari return yang
diminta maka investasi (penanaman modal) tersebut menguntungkan.

Leverage
Definisi leverage oleh Harjito dan Martono (2014:315) adalah leverage mengacu kepada
penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan, dimana penggunaan aset dan dana
dimaksudkan untuk mengoptimalkan keuntungan yang diterima perusahaana. Rasio
Leverage adalah rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
kewajiban jangka panjangnya (Prihadi, 2012; Hery, 2016; Hanafi dan Halim, 2012).
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas tentang rasio leverage dapat disimpulkan bahwa
rasio leverage adalah rasio yang digukanan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam
melunasi seluruh hutang perusahaan dalam satu periode. Jika perusahaan memiliki rasio
leverage yang tinggi maka perusahaan tersebut memiliki resiko kerugian yang tinggi namun
memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang besar, begitu pula sebaliknya. (Kasmir,
2016:152).

Likuiditas
4

Hery (2016:149) mendefinisikan ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan


tidak mampu untuk melunasai hutang yang telah jatuh tempo, yang pertama adalah bahwa
perusahaan tersebut tidak memiliki dana untuk melunasihutang tersebut atau perusahaan
tersebut memiliki dana hanya saja masih harus menunggu untuk pencairan beberapa asset
lainnya seperti kas. Sedangkan, Kasmir (dalam James O.Gill 2016:130) mendefinisikan
bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui jumlah kas atau jumlah investasi yang
dapat diubah oleh perusahan menjadi kas untuk melakukan pembayaran pengeluaran,
tagihan, dan seluruh kewajiban perusahaan yang akan jatuh tempo. Berdasarkan beberapa
pengertian yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas dapat
membantu perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu untuk melunasi
seluruh hutang jangka pendek saatatau sebelum jatuh tempo.

Ukuran Perusahaan
Definisi ukuran perusahaan oleh Peranginangin (dalam panjaitan, 2015:6) ukuran
perusahaan adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur perusahaan menggunakan
total aktiva, penjualan aset, log size, nilai pasar saham, kapitalisasi pasar atau yang lainnya
sebagai klasifikasi besar kecilnya perusahaan. Sitanggang (2013:76) mendefinisikan bahwa
ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal,
karena dengan semakin besar perusahaan maka semakin besar pula perusahaan tersebut
memperoleh tambahan modal sehingga akan berpengaruh kepada pertumbuhan laba
perusahaan.

Pertumbuhan Laba
Laba merupakan tujuan utama bagi setiap perusahaan yang berdiri, setiap perusahaan
menjalankan aktivitas perusahaan dengan merencanakan bagaimana memperoleh laba.
Prihadi (2012:89) mendefinisikan bahwa laba bersih atau yang biasa disebut dengan net
income adalah hak dari pemilik, dan jika laba bersih tersebut tidak dibagikan sebagai
deviden maka saldo laba tersebut akan menambah saldo laba di laporan keuangan peride
selanjutnya. Subramanyam dan Wild (2013:109) mendefinisikan bahwa tugas dari laba
adalah untuk memberikan informasi tentang perubahan kekayaan atas modal yang
ditanamkan pemilik, indicator dari profitabilitas perusahaan serta mengestimasi laba usaha
sekarang sehingga dapat diketahui perusahaan mampu menutupi biaya operasional serta
melakukan pengembalian kepada pemilik modal. Menurut Safitri (2016:141) Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba yaitu besarnya perusahaan, umur
perusahaan, tingkat penjualan dan perubahan laba masa lalu.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba


Hanafi dan Halim (2012:60) mendefinisikan bahwa rasio profitabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) pada
tingkat penjualan, aset, dan modal. Pada penelitian ini pengukuran profitabilitas
menggunakan Return on Equity (ROE), sehingga kemampuan menghasilkan laba bersih
perusahaan dengan menggunakan total ekuitas (modal). Semakin tinggi nilai ROE, maka
dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengoptimalkan modal yang ditanam
untuk memperoleh laba. Hal tersebut dibuktikan pada penelitian yang telah dilakukan oleh
Hutabarat (2013) dan penelitian Hidayat (2015) yang menyatakan bahwa jika ROE
meningkat maka pertumbuhan laba juga akan meningkat, sehingga profitabilitas dengan
alat ukur ROE memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan penjabaran di
atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba PT. Damai Sejahtera Abadi

Pengaruh Leverage Terhadap Pertumbuhan Laba


Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
5

Kasmir (2016:151) mendefinisikan bahwa rasio leverage adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa banyak aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam penelitian ini
pengukuran leverage menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), yaitu untuk mengetahui
berapa rupiah dari modal yang ditanamkan pemilik perusahaan digunakan untuk jaminan
hutang. Semakin tinggi nilai leverage perusahaan maka semakin besar pula resiko yang
dimiliki perusahaan karena perusahaan tersebut memiliki beban bunga yang tinggi.
Sehingga, dapat dikatakan apabila nilai leverage tinggi maka beban perusahaan akan tinggi
dan menyebankan berkurangnya laba yang diterima perusahaan. Hal ini sejalan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Puspasri et al (2017) yang menyatakan bahwa DER
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.Berdasarkan penjabaran di atas, maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2: Leverage berpengaruh terhadap pertumbuhan laba PT. Damai Sejahtera Abadi

Pengaruh Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba


Sudana (2015:24) mendefinisikan bahwa ratio likuiditas digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek sebelum jatuh tempo.
Dalam penelitian ini pengukuran likuiditas menggunakan Current Ratio (CR). Nilai likuiditas
yang tinggi maka perusahaan dapat dinyakan mampu untuk memenuhi hutang jangka
pendeknya, sehingga dapat menarik para kreditor untuk memberikan pinjaman kepada
perusahaan untuk meningkatkan laba. Hal ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh
peranginangin (2015) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H3: Likuiditas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba PT. Damai Sejahtera

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba


Peranginangin (dalam panjaitan, 2015:6) mendefinisikan bahwa ukuran perusahaan
adalah suatu prestasi perusahaan yang diukur total aktiva, penjualan aset, log size, nilai pasar
saham, kapitalisasi pasar atau yang lainnya sebagai klasifikasi besar kecilnya perusahaan.
Besarnya perusahaan dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya, secara
tidak langsung akan membuat pihak manajemen untuk terus mamacu kinerja perusahaan
untuk mendapatkan laba yang lebih tinggi agar para investor dapat memperoleh imbal hasil
yang diinginkan. Hal ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Puspasari et al (2017)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan.
H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba PT. Damai Sejahtera
Abadi

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai pertimbangan, yang dilakukan oleh: 1)
Hutabarat (2013) diperoleh hasil profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. 2) Yohanas (2014) diperoleh hasil profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan ukuran perusahaan dan solvabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 3) Hidayat (2015) diperoleh hasil
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan
profitabilitas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 4)
Peranginangin (2015) diperoleh hasil likuiditas dan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. 5) Sari et al. (2016) diperoleh hasil profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 6) Hartanti (2016) diperoleh hasil
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 7) Safitri (2016) diperoleh
hasil profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 8) Puspasari et
6

al. (2017) diperoleh hasil likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba sedangkan leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Rerangka Konseptual
Profitabilitas

Leverage

Pertumbuhan Laba
Likuiditas

Ukuran Perusahaan

Gambar 1
Rerangka Konseptual

Perumusan Hipotesis
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
H2: Leverage berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
H3: Likuiditas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Penelitian ini, menggunakan jenis penelitian kausal komparatif dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih yang
mempertanyakan masalah sebab akibat (Kuncoro, 2013:15). Analisis yang dilakukan
menggunakan data kuantitatif yang dikumpulkan secara objektif dan berupa laporan
keuangan. Objek yang diteliti adalah laporan keuangan PT. Damai Sejahtera Abadi pada
periode 2014-2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang
profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan laba PT.
Damai Sejahtera Abadi.

Teknik Pengambilan Sampel


Penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampling dikarenakan penelitian
ini hanya menggunakan satu perusahaan, sehingga penelitian ini menggunakan seluruh
komponen yang ada pada objek penelitian yaitu PT. Damai Sejahtera Abadi pada periode
2014-2017.

Teknik Pengumpulan Data


Peneliti menggukanan data historis yang dikumpulkan dan diolah oleh pihak internal
perusahaan selama 4 (empat) periode serta menggunakan data arsip atas kegiatan
operasional berupa laporan kuangan PT. Damai Sejahtera Abadi pada tahun 2014-2017.
Penelitian ini menggunakan data sekunder internal perusahaan. Suyoto (2013:21-22)
menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang berasal dari dalam perusahaan atau dari
pihak Biro Pusat Statistik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi yaitu
dengan pengamatan secara langsung pada PT. Damai Sejahtera Abadi. Suyoto (2013:22)
metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang lebih akurat dengan secara
langsung mengamati objek penelitian untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan
perusahaan tidak hanya terbatas pada orang namun juga objek-objek lainnya.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
7

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen (Y)
yaipertumbuhan laba dan variabel independen (X) yaitu profitabilitas, leverage, likuiditas
dan ukuran perusahaan.
Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba merupakan hasil presentase dari kenaikan atau penurunan dari laba
yang didapat perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Yohanas (2014:11)
pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Laba tahunn − Laba tahunn-1
Pertumbuhan Laba =
Laba tahunn-1

Profitabilitas
Profitabilitas digukanan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
seluruh modal yang ditanamkan pemilik perusahaan untuk mendapatkan laba yang optimal
dalam suatu periode. Semakin besar nilai profitabilitas menandakan bahwa perusahaan
mampu memanfaatkan modal yang dimiliki untuk meningkatkan laba perusahaan. Menurut
Sudana (2015:25-26) besar kecilnya profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus:
Laba Setelah Pajak
ROE=
Total Modal

Leverage
Leverage digunakan untuk mengetahui seberapa banyak rupiah yang ditanamkan
pemilik perusahaan untuk jaminan utang. Semakin tinggi nilai leverage menandakan bahwa
perusahaan lebih banyak menggunakan hutang untuk operasional perusahaan. Nilai leverage
yang tinggi menandakan bahwa kondisi perusahaan buruk karena dimungkinkannya
perusahaan diambil alih oleh kreditor. Menurut Hery (2016:142-143) menyatakan bahwa
leverage dapat diukur menggunakan rumus:
Total Hutang
DER =
Total Modal

Likuiditas
Likuiditas digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam melunasi hutang lancar perusahaan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Jika nilai likuiditas rendah maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak
memiliki modal yang cukup untuk membayar utang. Sedangkan, jika nilai likuiditas tinggi
belum tentu menandakan bahwa kondisi perusahaan likuid tetapi juga dapat menandakan
bahwa perusahaan tidak menggunakan kas dengan baik. Menurut Sudana (2015:24)
menyatakan bahwa untuk mencari likuiditas dapat menggunakan rumus:
Aktiva Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari total
aset yang dimiliki perusahaan pada suatu periode. Semakin besar ukuran perusahaan
semakin besar pula perusahaan mendapat tambahan modal. Menurut Peranginangin (dalam
Arini, 2015:6) ukuran perusahaan dapat dihitung menggunakan rumus :
Ukuran Perusahaan = Ln. Total Aktiva

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda yang kemudian diolah dengan bantuan alat SPSS. Regresi linier berganda adalah
alat analisis statistik untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan
8

oleh peneliti, sehingga nantinya dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen pada PT. Damai Sejahtera Abadi Didalam
penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain :
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y), namun dalam
pengukurannya variabel bebas (X) yang dilibatkan lebih dari satu variabel (Sugiyono,
2013:47). Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui hubungan antara variabel bebas
yang digunakan antara lain Return on Equity (X1), Debt to equity Ratio (X2), Current ratio (X3)
dan Ukuran Perusahaan (X4) terhadap variabel tergantung Pertumbuhan Laba (Y). Secara
umum persamaan regresi liner berganda dapat diformulakan sebagai berikut:
PL = α + b1 ROE + b2 DER + b3 CR +b4 UP + e
Dimana :
PL = Pertumbuhan Laba
α = Konstanta
b1,2,3,4 = Koefisien X1, X2, X3 dan X4
ROE = Return on Equity
DER = Debt to equity Ratio
CR = Current ratio
UP = Ukuran Perusahaan
e = error / Residual

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Definisi uji normalitas oleh Basuki dan Prawoto (2016:57) bahwa uji normalitas
digunakan untuk mengetahui data yang dikumpulkan oleh penelita yaitu berupa variabel
bebas (X) dan variabel tergantung (Y) berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Semakin mendekati normal atau normal sama sekali maka dapat dikatakan bahwa
persamaan regresi dengan variabel bebas dan tergantung adalah baik. Pengambilan
keputusan untuk menyatakan apakah residual distribusi normal atau tidak dapat
berdasarkan : a) Jika nilai probabilitas atau angka signifikan > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa residual atau data distribusi normal. b) Jika nilai probabilitas atau angka signifikan <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual atau data distribusi tidak normal.

Uji Multikolinearitas
Menurut Basuki dan Prawoto (2016:61) uji multikolinearitas merupakan uji yang
dilakukan peneliti untuk mengetahui hubungan linier antara variabel X dalam model regresi
berganda yang diteliti. Untuk mendeteksi multikolinieritas dapat dilihat pada nilai Variance
Inflation Factors (VIF) dengan kriteria pengujian VIF < 10 maka model dapat dikatakan tidak
mengandung multikolinieritas dan sebaliknya.

Uji Autokorelasi
Menurut Basuki dan Prawoto (2016:60) mendefinisikan bahwa uji autokorelasi
digunakan agar peneliti dapat mengetahui apakah terjadi korelasi antar residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian untuk uji
autokorelasi sering menggunakan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan beberapa ketentuan
antara lain : a) Apabila hasil menunjukkan -2 < DW < +2, maka tidak terjadi autokorelasi. b)
Apabila hasil menunjukkan DW < -2, maka terjadi autokorelasi positif. c) Apabila hasil
menunjukkan DW > +2, maka terjadi autokorelasi negatif.

Uji Heteroskedastisitas
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
9

Menurut Basuki dan Prawoto (2016:63) mendefinisikan bahwa Uji Heteroskedastisitas


adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-
syarat uji asumsi klasik pada model regresi yang diteliti. Algirafi (2015:130) Umumnya
model regresi yang mengalami masalah Heteroskedastisitas merupakkan model regresi
menggunakan data cross section . Untuk pengujian Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan meregres residual sebagai variabel bebas (dependen) terhadap semua variabel
tergantung (independen) dalam model regresi berganda. Sedangkan, analisis uji
Heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot dapat dilihat dari beberapa
asumsi berikut : a) Jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data menyebar di bawah
ataupun menyebar di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
teratur maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut Homoskedastisitas. b) Jika
scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur maupun menyempit, melebar atau
bergelombang-gelombang maka terjadi gejala Heteroskedastisitas.

Uji Goodness of Fit


Uji F
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu model yang digunakan dalam
penelitian ini agar bisa dugunakan untuk tahap pengujian selanjutnya. Untuk menguji
kelayakan model dapat menggunakan uji statistik F dengan tingkat signifikansi α = 0,05,
adapun dengan indikator sebagai berikut: a) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka penelitian
dikatakan layak untuk tahap pengujian berikutnya. b) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
penelitian dikatakan tidak layak untuk tahap pengujian berikutnya.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Sugiono (2014:286) mendefinisikan bahwa koefisien determinasi (R2) merupakan suatu
ukuran yang digunakan untuk mengetahui ketepatan atau kesesuaian hubungan antara variabel
bebas dengan variabael terikatdalam suatu persamaan regresi. Semakin besar nilai koefisien
determinasi (R2) sehingga semakin baik kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variabel terikat. Nilaikoefisien determinasi (R2) berada diantara 0 sampai dengan 1, nilai yang
mendekati angka 0 menunjukkan bahwa semakin lemah pengaruh hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.

Uji Hipotesis (Uji t)


Pengujian yang dilakukan terhadap koefisien regresi pada masing-masing variabel
bebas, untuk dapat menegetahui variabel bebas memiliki pengaruh (berpengaruh signifikan
atau tidak berpengaruh signifikan) terhadap variabel tergantung (Algifari, 2013:259).
Sehingga, dapat digunakan untuk melihat apakah masing-masing variabel bebas seperti
Probabilitas (X1), Leverage (X2), Likuiditas (X3) dan Ukuran perusahaan (X4) berpengaruh
terhadap Pertumbuhan Laba (Y) dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%. Maka kriteria
pengujian sebagai berikut : a) Jika nilai probabilitas (signifikansi) > α 0,05, maka variabel
bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel tergantung. b) Jika nilai
probabilitas (signifikansi) < α 0,05, maka variabel bebas memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel tergantung.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
faktor-faktor dari variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y), namun dalam
pengukurannya variabel bebas (X) yang dilibatkan lebih dari satu variabel. Pada penelitian
ini analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor dari
10

veriabel bebas Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap variabel
tergantung Pertumbuhan Laba. Diperoleh hasil pengujian melalui regresi linier berganda
dalam Tabel 2 Coefficients sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.987 1.615
ROE -.168 .721 -.129
DER .006 .006 .582
CR 1.064 .371 .569
UP .124 .070 .414
a. Dependent Variable : PL
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.

Berdasarkan Tabel 2 diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
PL= -3,987 - 0,168 ROE + 0,006 DER + 1,064 CR + 0,124 UP + е
Dari persamaan regresi linier berganda diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Konstanta (a) Nilai konstanta merupakan nilai tetap dari variabel tergantung yaitu
pertumbuhan laba apabila seluruh variabel bebasnya memiliki nilai sama dengan nol. Nilai
konstanta sebesar -3,987 nilai negatif menunjukan terjadinya perubahan yang berlawanan
arah, dapat diartikan jika variabel Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Current
Ratio (CR), dan Ukuran perusahaan memiliki nilai konstan atau sama dengan nol maka
Pertumbuhan Laba akan mengalami penurunan sebesar 3,987 atau sebesar 398%. Kedua,
koefisien regresi Return on Equity (ROE) (b1) Nilai koefisien b1 sebesar -0,168 menunjukkan
adanya hubungan negatif antara Return on Equity (ROE) dengan Pertumbuhan Laba. Dapat
diartikan jika setiap kenaikan Return on Equity (ROE) sebesar satu satuan, maka
Pertumbuhan Laba akan mengalami penurunan sebesar 0,168 atau sebesar 16% dengan
asumsi variabel bebas Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Ukuran Perusahaan
konstan atau tetap. Ketiga, koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER) (b2) Nilai koefisien b2
sebesar 0,006 menunjukkan adanya hubungan positif antara Debt to Equity Ratio (DER)
dengan Pertumbuhan Laba. Nilai positif menunjukkan terjadinya perubahan yang searah,
dapat diartikan jika setiap kenaikan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar satu satuan, maka
Pertumbuhan Laba akan mengalami kenaikan sebesar 0,006 atau sebesar 0,6% dengan
asumsi variabel bebas Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR) dan Ukuran Perusahaan
konstan atau tetap. Keempat, Koefisien Regresi Current Ratio (CR) (b3) Nilai koefisien b3
sebesar 1,064 menunjukkan adanya hubungan positif antara Current Ratio (CR) dengan
Pertumbuhan Laba. Dapat diartikan jika setiap kenaikan Current Ratio (CR) sebesar satu
satuan, maka Pertumbuhan Laba akan mengalami kenaikan sebesar 1,064 atau sebesar 106%
dengan asumsi variabel bebas Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Ukuran
Perusahaan konstan atau tetap. Kelima, koefisien regresi Ukuran Perusahaan (UP) (b4) Nilai
koefisien b4 sebesar 0,124 menunjukkan adanya hubungan positif antara Ukuran Perusahaan
(UP) dengan Pertumbuhan Laba. Nilai positif menunjukkan terjadinya perubahan yang
searah, dapat diartikan jika setiap kenaikan Ukuran Perusahaan (UP) sebesar satu satuan,
maka Pertumbuhan Laba akan mengalami kenaikan sebesar 0,124 atau sebesar 12% dengan
asumsi variabel bebas Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio
(CR) konstanatau tetap.

Uji Asumsi Klasik


Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
11

Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan didalam penelitian untuk menilai
apakah terdapat masalah-masalah klasik di dalam model regresi linier Ordinary Least
Square (OLS). Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu
berupa variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y) berdistribusi normal atau berdistribusi
tidak normal. Pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah residual distribusi normal
atau tidak dapat berdasarkan : a) angka signifikan > 0,05 maka residual atau data distribusi
normal. b) angka signifikan < 0,05 maka residual atau data tidak distribusi normal.

Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 16
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .04361404
Absolute .162
Most Extreme Differences Positive .100
Negative -.162
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .798
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.

Berdasarkan hasil output yang diperoleh dalam uji normalitas one-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test di atas dapat diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,798. Sehingga
dapat artikan bahwa data regresi berdistribusi normal, karena nilai signifikan lebih besar
dari 0,05 yaitu 0,798 > 0,05, maka dapat diartikan bahwa data yang dikumpulkan untuk
penelitian ini berdistribusi normal, sehingga model regresi yang digunakan layak
digunakan.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah
ditemukan korelasi antar variabel indepenedent didalam model regresi. Pengambilan
keputusan untuk menentukan ada atau tidaknya masalah multikolinieritas sebagai berikut:
a) jika nilai VIF < 10 maka model yang digunakan tidak mengandung multikolinieritas. b)
jika nilai VIF > 10 maka model yang digunakan mengandung multikolinieritas. Hasil yang
diperoleh dari pengolahan data menggunakan SPSS 20 sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
ROE .109 9.146 Bebas multikolinieritas
DER .111 9.007 Bebas multikolinieritas
1
CR .852 1.174 Bebas multikolinieritas
UP .611 1.636 Bebas multikolinieritas
a. Dependent Variable: PL
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.

Berdasarkan output yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor
(VIF) pada variabel Return on Equity (ROE) sebesar 9,146 < 10, Debt to Equity Ratio (DER)
12

sebesar 9,007 < 10, Current Ratio (CR) sebesar 1,174 < 10 dan juga nilai pada variabel Ukuran
Perusahaan sebesar 1,636 < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan
bebas Multikolinieritas.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakuakan untuk dapat melihat apakah didalam model regresi
terdapat korelasi antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Uji
Autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson dengan ketentuan: a) jika -2 < DW < +2 maka
tidak terjadi autokorelasi. b) jika nilai DW di bawah -2 atau DW < -2, maka terjadi
autokorelasi positif. c) jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2, maka terjadi autokorelasi
negatif. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan SPSS 20 sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate

1 .794a .631 .497 .050930 1.507


a. Predictors: (Constant), UP, ROE, CR, DER
b. Dependent Variable: PL
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.

Hasil yang diperoleh dari output SPSS menunjukkan nilai Durbin-Watson hitung
sebesar 1,507 yang berarti DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 < 1,507 < 2, sehingga dapat
diartikan bahwa medel regresi yang digunakan tidak terjadi autokorelasi. Maka model
regresi layak untuk di uji pada analisis selanjutnya.

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskidasitas dilakukan untuk melihat apakah didalam model regresi terdapat
ketidaksamaan varians antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.
Model regresi yang baik adalah model yang tidak memiliki Heteroskedastisitas. Ketentuan
yang digunakan sebagai berikut: a) jika pada Scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka model
regresi dikatakan Homokedastisitas. b) jika pada Scatterplot terlihat titik-titik membetuk
pola teratur maupun menyempit, melebar, maka model regresi dikatakan
heteroskedastisitas. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan SPSS 20
sebagai berikut:
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
13

Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.


Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola serta menyebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat diartikan bahwa model regresi
adalah homokedastsitas. Berdasarkan pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang digunkan telah memenuhi syarat
asumsi klasik sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

Uji Goodness of Fit


Uji F
Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu model yang digunakan
dalam penelitian ini agar bisa dugunakan untuk tahap pengujian selanjutnya
Tabel 6
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .049 4 .012 4.701 .019b
1 Residual .029 11 .003
Total .077 15
a. Dependent Variable: PL
b. Predictors: (Constant), UP, CR, DER, ROE
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji F sebesar 0,019 < α (0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan
untuk analisis selanjutnya.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui ketepatan atau kesesuaian
hubungan antara variabel bebas dengan variabael terikatdalam suatu persamaan regresi.
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .794a .631 .497 .050930
a. Predictors: (Constant), UP, CR, DER, ROE
b. Dependent Variable: PL
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.

Tabel 6 menunjukkan bahwa R2 (R Square) sebesar 0,631 yaitu mendekati angka 1 maka
dapat disimpulkan bahwa semakin kuat kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

Uji Hipotesis (Uji t)


Pengujian hipotesis atau uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel
memiliki pengaruh terhadap variabel tergantung
Tabel 8
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model T Sig. α Keterangan
(Constant) -2.469 .031
1 ROE -.233 .820 .05 Tidak Signifikan
DER 1.059 .312 .05 Tidak Signifikan
14

CR 2.867 .015 .05 Signifikan


UP 1.766 .105 .05 Tidak Signifikan
a. Dependent Variable: PL
Sumber: Data laporan keuangan diolah, 2019.
Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh pada Tabel 8 dapat dilihat hubungan pengaruh
setiap variabel bebas yaitu Profitabilitas (ROE), Leverage (DER), Likuiditas (CR), dan Ukuran
Perusahaan (UP) terhadap variabel tergantung yaitu Pertumbuhan Laba (PL) secara parsial
dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Profitabilitas (ROE) Pengukuran profitabilitas
dalam penelitian ini menggunakan Return on Equity (ROE). Dengan tingkat kepercayaan 95%
atau α = 0,05 didapatkan hasil uji hipotesis (uji T) sebesar -0.233 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,820 > α = 0,05, maka keputusan yang diambil adalah Ho diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil uji t pada variabel profitabilitas adalah
profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba pada PT.
Damai Sejahtera Abadi. Kedua, Leverage (DER) Pengukuran leverage dalam penelitian ini
menggunakan Debt to equity Ratio (DER). Dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05
didapatkan hasil uji hipotesis (uji t) sebesar 1,059 dan tingkat signifikansi sebesar 0,312 > α =
0,05, maka keputusan yang diambil adalah Ho diterima dan H2 ditolak. Kesimpulan yang
dapat ditarik dari hasil uji t pada variabel leverage adalah leverage berppengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi. Ketiga,
Likuiditas (CR) Pengukuran likuiditas dalam penelitian ini menggunakan Current Ratio (CR).
Dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 didapatkan hasil uji hipotesis (uji t) sebesar
2,867 dan tingkat signifikansi sebesar 0,015 < α = 0,05, maka keputusan yang diambil adalah
Ho ditolak dan H3 diterima. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil uji t pada variabel
likuiditas adalah likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada PT. Damai Sejahtera Abadi. Keempat, Ukuran Perusahaan (UP) Pengukuran ukuran
perusahaan dalam penelitian ini menggunakan Ln.Total Aktiva. Dengan tingkat
kepercayaan 95% atau α = 0,05 didapatkan hasil uji hipotesis (uji t) sebesar 1,766 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,105 > α = 0,05, maka keputusan yang diambil adalah H o diterima dan
H4 ditolak. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil uji t pada variabel ukuran perusahaan
adalah ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada PT. Damai Sejahtera Abadi.

Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil Pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang menggunakan alat
ukur Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,820 yang berarti
lebih besar dari α = 0,05. Hasil ini menunjukkan informasi bahwa tinggi rendahnya Return on
Equity tidak berdampak pada pertumbuhan laba. ROE merupakan ukuran profitabilitas
yang dilihat dari sudut pandang pemilik perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk memperoleh laba. Tingkat
profitabilitas PT. Damai Sejahtera Abadi periode 2014 sampai dengan 2017 memiliki tingkat
rata-rata sebesar 0,100 atau sama dengan 10%. Tingkat ROE yang kecil menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu memaksimalkan penggunaan modal untuk mendapatkan laba.
Perusahaan lebih menggunakan hutang dari pada modal untuk melakukan operasional
perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sudana (2015:25) semakin
tinggi Return on Equity menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengefisiensikan
penggunaan modal perusahaan untuk mendapatkan laba, sedangkan semakin kecil Return
on Equity ini menunjukkan perusahaan belum mampu menggunakan modal perusahaan
secara efisien untuk mendapatkan laba yang diinginkan. Hal ini juga dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan sari et al. (2016) dan penelitian yang dilakukan Safitri (2016) yang
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
15

menyatakan bahwa Return on Equity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap


pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yohanas (2014) dan penelitian yang dilakukan Hutabarat (2013) yang menyatakan
bahwa Return on Equity memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Pengaruh Leverage Terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil Pengujian menunjukkan bahwa variabel leverage yang menggunakan alat ukur
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan
Laba. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,312 yang berarti lebih besar
dari α = 0,05. Hasil ini menunjukkan informasi bahwa tinggi rendahnya Debt to Equity Ratio
tidak berdampak pada pertumbuhan laba. DER menunjukkan modal yang dijadikan
jaminan oleh perusahaan untuk memperoleh pinjaman atau hutang. Tingkat DER PT. Damai
Sejahtera Abadi periode 2014 sampai dengan 2017 memiliki tingkat rata-rata sebesar 10,029
atau sama dengan 1.002,9%. Tingkat DER yang besar menunjukkan bahwa komposisi total
hutang lebih besar dari total modal perusahaan, maka semakin besar pula beban yang
ditanggung perusahaan terhadap pihak luar. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Kasmir (2016:158) yang menyatakan semakin besar DER maka semakin tidak
menguntungkan bagi perusahaan. DER yang tinggi menandakan bahwa perusahaan lebih
banyak menggunakan hutang untuk memenuhi operasional perusahaan. Hutang yang besar
akan memberikan resiko yang besar pula bagi perusahaan. Hal ini juga dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan Yohanas (2014) dan penelitian yang dilakukan Hartanti (2016)
yang menyatakan bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Puspasari et al. (2017) dan penelitian yang dilakukan koleh Hidayat (2015) yang menyatakan
bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Pengaruh Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba


Hasil Pengujian menunjukkan bahwa variabel likuiditas yang menggunakan alat ukur
Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hal ini
dibuktikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05.
Hasil ini menunjukkan informasi bahwa tinggi rendahnya Current Ratio berdampak pada
pertumbuhan laba. CR menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau hutang yang akan jatuh tempo. Tingkat likuiditas PT. Damai
Sejahtera Abadi periode 2014 sampai dengan 2017 memiliki tingkat rata-rata sebesar 0,941
atau sama dengan 94%. Tingkat rata-rata CR menunjukkan bahwa perusahaan mampu
melunasi hutang jangka pendeknya dengan memanfaatkan aktiva lancar yang dimilikinya.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hanafi (2013:37) yang menyatakan
bahwa likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kelebihan aktiva
lancar, sehingga memiliki pengaruh yang tidak baik dengan profitabilitasnya. Likuiditas
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya
sehingga perusahaan dapat menjalankan aktivitas penjualan yang terpelihara dan dapat
meningkatkan kepercayaan para kreditor. Aktivitas penjualan yang terpelihara dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba
perusahaan. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan Peranginangin (2015)
dan penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat (2013) yang menyatakan bahwa Current Ratio
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspasari et al. (2017) dan penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat (2015) yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba


16

Hasil Pengujian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan yang menggunakan


alat ukur Ln. Total Aktiva berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan
Laba. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,105 yang berarti lebih besar
dari α = 0,05. Hasil ini menunjukkan informasi bahwa besar kecilnya Ukuran Perusahaan
tidak berdampak pada pertumbuhan laba. Ukuran Perusahaan menunjukkan besar kecilnya
perusahaan yang dilihat berdasarkan aset perusahaan. Ukuran Perusahaan PT. Damai
Sejahtera Abadi periode 2014 sampai dengan 2017 memiliki tingkat rata-rata sebesar 24,159.
Ukuran Perusahaan PT. Damai Sejahtera Abadi setiap tahunnya mengalami peningkatan
sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba perusahaan. Berdasarkan teori Sitanggang
(2013:76) yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar
pula perusahaan tersebut memperoleh kepercayaan dari investor untuk memperoleh
tambahan dana. Namun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang
besar tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, hal ini dimungkinkan
karena perusahaan yang memiliki total aset yang besar tidak dapat menjamin perusahaan
tersebut dapat mengelola asetnya dengan baik untuk menghasilkan laba. Ada beberapa
perusahaan yang lebih dipicu terhadap tujuan perusahaan yang lebih bersifat mendapatkan
investasi atau dana yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Yohanas (2014) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Puspasari et al. (2017) yang menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebeumnya, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut: 1) Profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Equity
(ROE)berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil ini
dimungkinkan karena tingkat rata-rata ROE perusahaan terlalu rendah, sehingga
memperlihatkan bahwa perusahaan tidak dapat mengelola modal yang dimiliki secara
efisien untuk mendapatkan laba. 2) Leverage yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil ini
dimungkinkan karena tingkat rata-rata DER perusahaan yang terlalu tinggi, menandakan
bahwa perusahaan lebih banyak mengandalkan hutang dari pada modal perusahaan untuk
menjalankan operasional perusahaan. Penggunaan hutang yang besar akan menimbulkan
resiko tidak mampu memenuhi kewajiban atau bahkan perusahaan dapat diambil alih oleh
kreditor. 3) Likuiditas yang diukur menggunakan Current Ratio (CR) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
mampu untuk melunasi hutang jangka pendek sebelum jatuh tempo, sehingga aktivitas
perasional perusahaan dapat berjalan lancar. Aktivitas operasional perusahaan yang
terpelihara alurnya dapat meningkatkan penjualan dan menaikkan laba perusahaan. 4)
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki total aset yang besar belum tentu
dapat mengelola asset yang dimilikinya dengan baik untuk menghasilkan laba. Sehingga
dengan total asset yang besar perusahaan hanya berorientasi untuk menarik para kreditor
untuk memperoleh tambahan dana.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan di atas, maka saran-saran
yang dapat disampaikan antara lain sebagai berikut: 1) Untuk dapat meningkatkan nilai dari
ROE perusahaan maka para manajemen harus lebih memperhatikan penggunaan modal
perusahaan. Sehingga perusahaan dapat lebih memanfaatkan modal secara efektif untuk
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 6, Juni 2019
17

dapat meningkankan laba perusahaan. 2) Untuk menurunkan DER, perusahaan harus lebih
menyeimbangkan penggunaan hutang dan juga modal untuk kegiatan operasional
perusahaan. Dengan penggunaan hutang dan modal yang seimbang, maka hutang yang
dimiliki oleh perusahaan akan lebih berkurang sehingga beban yang seharusnya ditanggung
perusahaan juga akan berkurang dan dapat berdampak pada peninggkatan laba perusahaan.
3) Tingkat CR yang cukup tinggi sangat bagus bagi kondisi keuangan perusahaan, sehingga
perusahaan mampu melunasi hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo. Perusahaan
seharusnya dapat meningkatkan nilai CR atau perusahaan dapat mempertahankan nilai CR
perusahaan, sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat terus pada kondisi baik. 4)
Perusahaan harus lebih mampu dalam mengelola aset perusahaan yang dimiliki secara
efektif sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2015. Analisis Regresi Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama.
BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
______. 2013. Statistika Induktif Untuk Ekon omi Dan Binis. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama.
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Basuki A. T. dan N. Prawoto. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi Dan Bisnis. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hanafi, M. M. dan A. Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan
Kedua. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
_____. 2013. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. BPFE. Yogyakarta.
Harjito, A. H. dan Martono. 2014. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Keempat.
Ekonisisa. Yogyakarta.
Hartanti. 2016. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Bank BUMN
Persero. Jurnal Moneter 3(2):177-185.
Hatabarat, S. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas Dan Rasio
Pasar Terhadap Perubahan Laba. Jurnal MIX 3(2):198-210.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Intergrated And Comprehensive Edition. Edisi
Pertama. PT Grasindo. Jakarta.
Hidayat, B. 2015. Analisis Rasio Keuangan Dalam emprediksi Perubahan Laba Pada
Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Jom
FEKON 2(1):1-15.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kesembilan. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Kuncoro, M. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Edisi Keempat. Erlangga.
Yogyakarta.
Peranginangin, A. M. 2015. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Consumer Goods Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Akuntansi dan Manajemen 2(5):1-18.
Prihadi, T. 2012. Memahami Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. PPM. Jakarta
Puspasari, M. F., Y. D. Suseno. Dan U. Sriwidodo. 2017. Pengaruh Current ratio,, Debt to equity
Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Pertumbuhan Laba. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia 11(1):121-133.
Rasul, A. A. dan Tukirin. 2013. Statistik Ekonomi Dan Bisnis. Edisi Pertama. In Media. Jakarta.
Safitri, I. L. K. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis 2(2):137-158.
Sari, I., M. A. Firmansyah dan B. M. Mahardhika. 2016. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan
Dan Return On Equity Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan
Batu Bara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Balance 13(1):14-24.
18

Sitanggang, J. P. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Edisi Pertama. Mitra


Wacana Media. Jakarta
Subramanyam dan J. J. Wild. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Salemba Empat.
Jakarta.
Sudana, I. M. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R and D. Cetakan Kedua
Belas. Alfabeta. Bandung.
______. 2016. Metode Penelitian Dan Pengembangan. Cetakan Kedua. Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, D. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Cetakan Kesatu. PT Refika Aditama.
Bandung.
Tampubolon, M. P. 2013. Manajemen Keuangan (Finance Management). Edisi Pertama. Mitra
Wacana Media. Jakarta.
Yohanas, W. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan Solvabilitas dan Profitabilitas Terhadap
Pertumnuhan Laba. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas negeri
Padang. Padang.

You might also like