Laporan Navigasi
Laporan Navigasi
NAVIGASI
NIM : 2210716310003
Dosen I Dosen II
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Berkat limpahan nikmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan praktek Lapang Navigasi dengan
lancar. Adapun Laporan Praktek Lapang Navigasi ini telah saya usahakan dengan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan Laporan Praktek Lapang ini. Tak lupa saya ucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan Laporan Praktek Lapang Navigasi.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada asisten praktikum yang telah
banyak membantu praktikan memberikan arahan, saran, membimbing praktikan
disaat praktikum hingga penulisan laporan ini.
Oleh sebab itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan untuk kelengkapan laporan ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang sudah turut menolong dalam penyelesaian laporan ini. Atas perhatian
serta waktunya, saya ucapkan banyak terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Halama
n
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
DAFTAR TEBEL....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup...............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3
2.2. Perlengkapan Navigasi Kapal.........................................................................................4
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN................................................................................5
3.1. Waktu dan Lokasi...........................................................................................................5
3.1.1. Alat dan Bahan............................................................................................................5
3.2. Metode Pengumpulan Data.............................................................................................5
3.3 Metode Analisi Data........................................................................................................5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................6
4.1. Peralatan Jenis dan Fungsi Nvigasi Keselamatan Pelayaran..........................................6
4.1.1. Automatic Identificatin System (AIS)......................................................................6
4.1.2. Vessel Traffic Service (VTS)...................................................................................6
4.1.3. Teropong (Binoculars)............................................................................................7
4.2. Peralatan Bagian – bagian Navigasi Keselamatan Pelayaran dan Prosedur...................8
4.2.1. Automatic Identification System (AIS)....................................................................8
4.2.2. Vessel Traffic Service (VTS).................................................................................10
4.2.3. Teropong (Binoculars)..........................................................................................14
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................16
5.1. Kesimpulan...................................................................................................................16
5.2. Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
DAFTAR TEBEL
Nomor Halaman
Tabel 3.1. Alat dan Bahan............................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 4.1. Automatic Identification System (AIS)........................................ 9
Gambar 4.2. Vessel Traffic Service (VTS)....................................................... 13
Gambar 4.3. Vessel Traffic Service (VTS)....................................................... 15
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
kapal dan satellite yang terpadu. Dengan menggunakan sistem GPA (Global
Posistioning System) navigator dapat dengan mudah mengetahui letak posisi kapal.
Dengan alat bantu AIS (AutomaticIdentification System) navigator juga bisa
memantau keberadaan kapal lain di sekitar kapal. Pelayaran pada malam hari menjadi
semakin mudah dilakukan dengan adanya sistem Radar (Radio Detection and Range),
yang dapat memantau lingkungan sekitar kapal dalam radius tertentu.
Kantor Distrik Navigasi Kelas II Banjarmasin memberikan pelayanan dalam
pengoperasian, pengadaan, dan pengawasan sarana bantu Navigasi Pelayaran,
Telekomunikasi Pelayaran, serta kegiatan pengamatan lau, dan pengamatan alur dan
perlintasan. Mereka menggunakan sarana instalasi untuk menjaga keselamatan
pelayaran dan memberikan bantuan berupa fasilitas operasional di bidang elektronika
dan Telekomunikasi Pelayaran kepada unsur Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
dan pemakai jasa elektronika dan Telekomunikasi Pelayaran.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum lapang “Pengenalan Jenis, Fungsi Dan Prosedur
Keselamatan Pelayaran Pada Disrik Navigasi Kelas II Banjarmasin” adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui jenis alat yang digunakan dalam menentukan lalu lintas kapal
agar meningkatkan keselamatan berlayar
2. Untuk mengetahui fungsi alat yang digunakan dalam proses lalu lintas kapal agar
meningkatkan keselamatan berlayar
3. Untuk mengetahui mekanisme prosedur alat yang digunakan dalam kepentingan
lalu lintas kapal agar meningkatkan keselamatan berlayar
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari praktikum ini bertempat di Kantor Distrik Navigasi Kelas
II Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ruang lingkup dari praktikum ini adalah
pemberian penjelasan mengenai alat-alat VTS. Serta ruang lingkup materi pada
praktikum ini adalah gunauntuk melihat, mengenal dan mempelajari secara langsung
peralatan Navigasi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Supriyono (2000), navigasi berasal dari bahasa latin Navis yang
berarti kapal atau kendaraan atau vehicle dan agere yang berarti mengarahkan atau
menjalankan atau membawa. Kenavigasian adalah kegiatan yang meliputi segala
sesuatu yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi
pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, penanganan kerangka kapal, salvage, dan
pekerjaan bawah air, untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Menurut Burczynski (1985), dalam buku Dutton’s Navigation and Ploting,
navigasi didefinisikan: The process of directing the movement of vehicle from a point
to another. The vehicle can be surface craft or ship, a submarine, an air craft or
space craft, yang artinya Ilmu pelayaran adalah suatu seni mengarahkan suatu rakit
atau kapal, dari tempat ke lain dengan aman dan efisien. Sedangkan menurut
Nathaniel Bowditch dalam bukunya American Practical Navigator dikatakan
bahwa: Navigation is an art of directing a vihicle o rcraft or vessel, from place to
another safely and efficiently yang artinya proses mengarahkan bergeraknya kapal
dari suatu titik ke titik yang lain. Vehicle dapat berupa perahu / kapal permukaan,
kapal selam, kapal udara (pesawat terbang).
Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan
keselamatan berlayar guna mendukung angkutan laut yang merupakan penunjang dan
pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Untuk itu kegiatan kenavigasian
diupayakan agar mampu mencakup seluruh perairan Indonesia yang dinilai riskan
terhadap keselamatan berlayar sesuai kondisi dan situasi pada masing-masing
perairan, serta untuk memenuhi persyaratan Internasional (Djunarsjah, 2005).
Sistem navigasi adalah kunci keselamatan kapal dalam melakukan pelayaran.
Navigasi laut banyak dipakai di kapal laut sebagai sarana pengaman dan sebagai alat
penunjuk jalan maupun alat komunikasi ketika berada di tengah hamparan laut,
banyak kapal-kapal yang menggunakan alat navigasi laut seperti kompas, peta, rada
maupun GPS sebagai sarana alat bantu mereka ketika mengarungi lautan lepas.
Ketentuan peralatan pemantau lalu lintas kapal itu tertuang dalam Konvensi
4
besar. Kecil, teropong daya renda untuk digunakan di acara-acara kinerja dikenal
sebagai kacamata opera (lihat di bawah). Banyak singkatan berbeda yang digunakan
untuk teropong, termasuk gelas dan sampah, tidak seperti teleskop monokuler,
teropong memberikan pengguna gambar tiga dimensi: dua pandanngan, disajikan dari
sudut pandang yang sedikit berbeda untuk setiap mata pemirsa, menghasilkan
tampilan yang digabung dengan persepsi kedalaman. Tidak perlu untuk menutup atau
menghalangi satu mata untuk menghindari kebingungan, seperti biasa dengan
teleskop monokuler. Penggunaan kedua mata juga secara signifikan meningkatkan
ketajaman visual yang diraskan bahkan pada jarak di mana presepsi kedalaman tidak
jelas (seperti ketika melihat obyek astronomi).
Binocular memiliki peran penting bagi para pelaut. Fungsi utama binocular
bagi pelaut adalah memperluas pandangan mereka di laut. Dengan menggunakan
binocular, pelaut dapat melihat dengan lebih jelas dan detail objek-objek seperti kapal
lain, mercusuar, atau benda apapun yang berada di sekitar perairan. Binocular juga
membantu dalam navigasi sehingga dapat meningkatkan keselamatan pelayaran.
Binocular juga menawarkan keuntungan bagi pelaut karena dapat memberikan
gambar yang tajam dan jelas serta memperbesar objek tanpa mengurangi kualitas
gambar, dan ukurannya yang kecil membuatnya mudah dibawa dan digunakan di atas
kapal.
4.2. Peralatan Bagian – bagian Navigasi Keselamatan Pelayaran dan Prosedur
4.2.1. Automatic Identification System (AIS)
AIS (Automatic Identification System) adalah sistem pelacakan otomatis yang
digunakan pada kapal dan Vessel Traffic Services (VTS) untuk mengidentifikasi dan
menemukan kapal secara real-time. Dengan menerapkan sistem AIS di kapal,
pengaturan lalu lintas kapal dapat diatur sehingga dapat mengurangi resiko
kecelakaan laut.
1. Antena
Antena AIS bersifat khusus dan bekerja pada frekuensi VHF (Very High
Frequency) atau rentang frekuensi antara 30 Mhz hingga 300 Mhz.
10
2. Receiver/transmitter (Transponder)
Perangkat yang berfungsi sebagai penerima dan pemancar sinyal adalah
komponen yang wajib terpasang pada kapal yang ingin terlibat dalam sistem AIS.
Dengan perangkat ini, kapal dapat bertukar informasi dengan kapal lain yang berada
dalam sistem sekaligus dengan stasiun darat.
3. AIS Processor
Karena AIS merupakan sistem dengan fungsi 'pintar layaknya komputer atau
smartphone, proses kerjanya juga melibatkan processor. Perangkat inilah yang
menjadi otak dibalik sistem pertukaran informasi otomatis antar kapal dan petugas di
darat.
4. Layar tampilan (Display)
Data-data dalam sistem AIS, pada akhirnya tampil dalam komponen layar.
Layar dalam sistem AIS menampilkan simbol-simbol tertentu yang menerjemahkan
berbagai makna seputar aktivitas kapal di lautan.
Adapun mengenai bagaimana sistem AIS bekerja, maka secara umum sebagai
dapat kami jelaskan dalam poin-poin berikut:
a. AIS bekerja pada frekuensi VHF dengan menggunakan skema/metode transmisi
SOTDMA (Self Organized Time Division Multiple Access) untuk jenis AIS kelas
11
A dan CSTDMA (Carrier Sense Time Division Multiple Access) untuk AIS kelas
B.
b. Setiap kapal yang ada dalam sistem AIS, mentransmisikan data sekaligus
menerima data dari kapal-kapal yang berada dalam satu dea Area kapal ini
memiliki sebutan CELL kapal Ukuran CELL kapal ini nantinya bergantung pada
lalu lintas kapal.
c. Untuk menunjang kelancaran proses transmisi, AIS mentransmisikan dan
menerima data lewat dua saluran radio sekaligus. Hal ini untuk mencegah
terjadinya interferensi (komunikasi antar gelombang di suatu daerah yang
berpotensi membangun sekaligus merusak.
d. Data-data yang terkumpul dalam sistem ini akan tampil pada display yang dibawa
oleh kapal-kapal serta serta stasiun atau petugas di darat. Data yang dipertukarkan
dalam sistem kerja AIS ini ada beberapa macam dan akan kami jelaskan di bagian
selanjutnya.
Adapun perangkat Automatic Identification System (AIS) Receiver (Class B)
terdiri dari:
1. Antena Very High Frequency (VHF) berfungsi sebagai penangkap sinyal AIS
yang dipancarkan oleh kapal.
2. AIS Receiver (Class B) berfungsi untuk mengumpulkan data AIS.
3. PC / Komputer berfungsi untuk menyimpan data ais yang telah di uraikan
kedalam harddisk komputer.
4.2.2. Vessel Traffic Service (VTS)
Vessel Traffic Service (VTS) Adalah pelayanan lalu lintas kapal di wilayah
yang ditetapkan yang saling terintegrasi dan dilaksanakan oleh pihak yang berwenang
(Menteri Perhubungan) serta dirancang untuk meningkatkan keselamatan kapal,
efisiensi bernavigasi dan menjaga lingkungan, yang memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dan menanggapi situasi perkembangan lalulintas kapal di wilayah VTS
dengan menggunakan sarana perangkat radio dan elektronika pelayaran.
Sistem VTS menggunakan radar, closed circuit television (CCTV), frekuensi
radio VHF, dan Automatic Identification System (AIS) untuk mengetahui/ mengikuti
12
pergerakan kapal dan memberikan informasi navigasi/ cuaca di dalam suatu daerah
pelayaran tertentu dan terbatas.
Peraturan Menteri Perhubungan No. 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi
Pelayaran Pasal 17 Ayat 3 menyebutkan bahwa peralatan VTS harus memenuhi
persyaratan dan standar peralatan stasiun VTS meliputi :
1. VTS Radar Console
Konsol radar berfungsi sebagai mata kapal FPSO, menyediakan data real-time
mengenai lingkungan sekitar kapal, lalu lintas maritim, kondisi cuaca, dan potensi
hambatan. Integrasi sistem radar ke dalam konsol memungkinkan operator memantau
berbagai parameter, termasuk posisi kapal, penyimpangan jalur, dan objek di
dekatnya, memastikan navigasi yang aman dan deteksi dini bahaya. Selain itu, konsol
radar memfasilitasi komunikasi yang efisien antara kapal dan pusat kendali di darat
2. Closed Circuit Television Camera (CCTV) Console
CCTV atau Closed Circuit Television adalah kamera video untuk
mengirimkan sinyal ke TV atau monitor secara terbatas. ara kerja dari CCTV adalah
kamera dipasang di daerah yang diinginkan. Kemudian kamera-kamera tersebut
dihubungkan dengan kabel coaxial ke Digital Video Recorder (DVR) yang sudah
dipasangkan media penyimpanan. DVR kemudian dihubungkan ke TV atau monitor
dengan kabel VGA atau HDMI. Meski begitu, di CCTV yang sudah canggih hanya
memerlukan media penyimpanan dan jaringan internet untuk bisa diakses kapan saja
dan di mana saja.
3. Automatic Identification System (AIS) Console
Automatic Identification System (AIS) adalah sebuah sistem pelacakan
otomatis digunakan pada kapal dan dengan pelayanan lalu lintas kapal (VTS) untuk
mengidentifikasi dan menemukan kapal oleh elektronik pertukaran data dengan kapal
lain di dekatnya, BTS AIS, dan satelit. Ketika satelit digunakan untuk mendeteksi
tanda tangan AIS maka istilah Satellite-AIS (S-AIS) digunakan. Informasi AIS
melengkapi radar laut, yang terus menjadi metode utama menghindari tabrakan untuk
transportasi air.
13
Informasi yang disediakan oleh peralatan AIS, seperti identifikasi yang unik,
posisi, arah dan kecepatan, dapat ditampilkan pada layar atau ECDIS. AIS
dimaksudkan untuk membantu petugas watchstanding kapal dan memungkinkan
otoritas maritim untuk melacak dan memantau pergerakan kapal. AIS
mengintegrasikan VHF transceiver standar dengan positioning system seperti GPS
atau penerima LORAN-C, dengan sensor navigasi elektronik lainnya, seperti
girokompas atau tingkat indikator gilirannya. Kapal dilengkapi dengan pemancar-
penerima AIS dan transponder dapat dilacak oleh BTS AIS terletak di sepanjang garis
pantai atau, ketika keluar dari jangkauan jaringan terestrial, melalui semakin banyak
satelit yang dilengkapi dengan penerima AIS khusus yang mampu deconflicting
sejumlah besar tanda tangan
4. VHF Radio Console
VHF Radio Console merupakan alat komunikasi kapal berfungsi untuk
memanggil operator pelabuhan,tim penyelamat, bridges and marines. Rentang
frekuensi yang dimiliki VHF Radio Console antara 156-174 MHz. Kegunaan lainnya
VHF Radio Console untuk menghindarkan kapal dari tabrakan dengan kapal lain
maupun benda laut. Kebanyakan VHF Radio Console menggunakan simplex
transmisi agar mudah dilakukan komunikasi satu arah pada satu waktu.
5. Electronic Navigation Chart (ENC)
Electronic Navigational Charts (ENC) adalah kumpulan data vektor yang
mendukung semua jenis navigasi laut. Awalnya dirancang untuk kapal komersial
besar menggunakan komputer navigasi canggih yang disebut Electronic Chart
Display and Information System (ECDIS), ENC sekarang juga digunakan pada
sistem peta elektronik yang lebih sederhana dan "perencana grafik" pada banyak jenis
kapal dan oleh pelaut rekreasi. ENC NOAA membantu menyediakan penentuan
posisi kapal secara real-time, serta menghindari tabrakan dan kandas.
6. VTS Data System
VTS Data System berisi informasi statis dan dinamis dari kapal, diantaranya
yaitu:
14
a. Nama kapal
b. Kebangsaan Kapal
c. Tanda Panggilan (call sign)
d. Nomor IMO
e. MMSI (Maritime Mobile Services Identities)
f. ETA (Estimate Time arrival)
g. ETD (Estimate Time D)
h. Dimensi Kapal
i. Haluan Kapal
j. Kecepatan
Tugas pokok dan fungsi VTS Fungsi VTS berdasarkan ketentuan PMN nomor
26 Tahun 2011 pasal 5 tentang Telkomunikasi Pelayaran yaitu:
1. Memonitor lalu lintas pelayaran dan alur lalu lintas pelayaran
2. Meningkatkan keamanan lalu lintas pelayaran
3. Meningkatkan efisiensi bernavigasi
4. Perlindungan lingkungan
5. Pengamatan, pendeteksian dan penjejakan kapal di wilayah cakupan VTS
6. Pengaturan informasi umum
7. Pengaturan informasi khusus
8. Membantu kapal-kapal yang memerlukan bantuan khusus.
Selain itu juga mampu menyimpan data terkait komunikasi, data sensor,
Radar, CCTV, AIS dan informasi tentang kapal lain.
15
Prisma Porro adalah sebuah prisma yang terletak di dalam teropong dan
berfungsi untuk mengubah arah cahaya yang lewat melalui teropong. Prisma Porro
bekerja dengan memantulkan cahaya dalam sudut 90 derajat. Dengan adanya prisma
ini, gambar yang dilihat oleh pengguna akan terlihat tegak dan tidak terbalik seperti
yang terjadi tanpa penggunaan prisma.
3. Lensa Okuler
Lensa okuler merupakan bagian teropong yang berada dekat dengan mata
pengguna. Lensa ini bertugas untuk memperbesar gambar yang telah difokuskan oleh
lensa objektif. Perbesaran lensa okuler dapat disesuaikan untuk memberikan
pengalaman pengamatan yang lebih detail dan memungkinkan pengguna melihat
objek yang jauh dengan lebih jelas.
4. Fokus
Fokus adalah bagian teropong yang berfungsi untuk mengatur fokus teropong
sesuai dengan jarak objek yang diamati. Dengan mengubah posisi fokus, pengguna
dapat memperoleh gambar yang lebih tajam dan jelas. Ada beberapa jenis fokus yang
umum digunakan pada teropong, seperti fokus sentral dan fokus individual.
5. Mounting
Mounting atau tripod adalah bagian teropong yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan teropong saat digunakan. Dengan menggunakan mounting, pengguna dapat
mengamati objek dengan lebih nyaman dan lebih stabil tanpa khawatir akan goyang.
Mounting umumnya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, seperti aluminium
atau logam lainnya.
6. Tubuh Teropong
Tubuh teropong adalah bagian teropong yang menghubungkan semua
komponen di atas. Tubuh teropong umumnya terbuat dari bahan yang tahan lama dan
ringan, seperti aluminium atau plastik keras. Selain itu, bagian ini juga biasanya
dilengkapi dengan pegangan atau grip yang nyaman untuk digenggam.
17
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di dapatkan dari Laporan Navigasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat navigasi merupakan suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah
lintasan secara tepat dan memudahkan pelaut dalam melakukan pelayaran.
2. Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan
keselamatan berlayar guna mendukung angkutan maupun di kapal perikanan
kapal purse seine yang merupakan penunjang dan pendorong pertumbuhan
ekonomi Nasional. Untuk itu kegiatan kenavigasian diupayakan agar mampu
mencakup seluruh perairan Indonesia yang dinilairiskan terhadap keselamatan
berlayar sesuai kondisi dan situasi pada masing-masing perairan, serta untuk
memenuhi persyaratan Internasional. A.
3. Beberapa fungsi penting dari alat navigasi adalah sebagai berikut: Teropong
digunakan untuk melihat objek dengan jarak yang jauh sehingga dapat terlihat
lebih dekat dengan kedua mata secara bersamaan, VTS untuk memantau lalu-
18
lintas kapal dan suatu manajemen dalam lalu lintas armada pelayaran., AIS
digunakan untuk mengidentifikasi kapal lain yang sedang mendekati kapal kita,
dan VHF digunakan untuk menghindarkan kapal dari tabrakan dengan kapal
lain maupun benda laut
5.2. Saran
Saran saya untuk mahasiswa dapat seirus dalam melaksanakan praktium
navigasi agar dapat menjelaskan dan mengenal alat-alat selama praktium untuk
memudahkan dalam mengerjakan laporan, sehingga tidak akan ada kesulitan dalam
menyusun laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Burczynski, J and Ben Yami, M. 1985. Finding Fish with Ecosounder, FAO Training
Series. Food and Agriculture Oganization of the United Nations. Via delle
Ierme Caracalla. 00100 Roma. Italia.
Eka Djunarsjah. 2005. Sejarah Navigasi. Media Pustaka. Jakarta.
Maulidi, A. (2019). Disain Sistem Navigasi Automatic Identification System (Ais)
Transceiver Berbasis Mini Computer Pada Kapal Nelayan Tradisional Di
Madura. Jurnal Inovtek Polbeng, 9(1), 12-17.
Lailatul, Maskhurriyah. (2019). Penentuan Arah Kiblat Di Atas Kapal Menggunakan
Alat Navigasi: Studi Akurasi Dengan Software Stellarium Mobile Versi 2014.
Uin Sunan Ampel Surabaya.
Supriyono, Hadi. 2000. Ilmu Navigasi untuk Perguruan Tinggi (Non Kepelautan).
Universitas Diponegoro kerjasama dengan BPLP. Semarang.
19
LAMPIRAN