0% found this document useful (0 votes)
20 views19 pages

Pancasila Sebagai Dasar Negara

pancasila

Uploaded by

ardikholif09
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
20 views19 pages

Pancasila Sebagai Dasar Negara

pancasila

Uploaded by

ardikholif09
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 19

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila

Oleh:

Kelompok 4

1. Muhammad Rafi Al-Ghifari (24021080041)


2. Siti Mahfuzhoh adawiyah (24021080043)
3. Tiwi Ramadhani (24021080052)

Dosen pengampu:

H.Mawardi,M.PD.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TABIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat illahi rabbi yang dengan segala
nikmatnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabatnya,
dan umatnya hingga akhir zaman. Makalah yang berjudul “Pancasila sebagai
Dasar Negara” ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pancasila di program studi Manajemen Pendidikan islam Kami menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat memperbaiki makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun makalah ini dan
umumnya bagi yang berkepentingan terhadap makalah ini.

Palembang, 25 September 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................1

B. Rumusan masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Pancasila sebagai Dasar Negara....................................................................3

B. Fungsi dan peran Pancasila sebagai dasar negara.........................................4

C. kedudukan Pancasila sebagai dasar negara...................................................8

D. Implementasi Pancasila sebagai dasar Negara..............................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk oleh Pemerintah Militer Jepang di Jakarta 7 Agustus 1945
dalam sidang 18 Agustus 1945 adalah pengesahan/penetapan "Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negra Republik Indonesia tahun 1945"Keputusan
PPKI yang lainya pada sidang hari itu adalah pengesahan/penetapan "Undang-
Undang Dasar Negra Repulik Indonesia Tahun 1945 "bukan" Undang-
Undang Dasar 1945" beserta Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan,
pemilihan dan pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden pertama.
Serta pembentukan Panitia Kecil Perancang Departemen. Bukan
"Undang-Undang Dasar 1945", karena memang ketika Undang-Undang
Dasar ini disahkan/ditetapkan berjudul atau bernama Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia, dan sehungan dengan dibuat tahum 1945
maka bentuknya menjadi seperti dalam Keputusan Preiden RI Nomer
150 Tahun 1959 tahun 5 Juli 1959 mengenai Dekrit Presiden Republik
Indonesia. Hal itu berarti nama resmi Undang Undang Dasar atau kontutusi
negara Republik Indonesia Adalah "Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tshun 1945". Perubahan Undang Undang Dasar pertama
(1999), kedua (2000), ketiga (2002) Undang Undang Dasar negara
republik indonesia tahun 1945 pun menggunalkan nama ini memang nama
undang undang dasar tahu 1945 inilah yang benar menurut hukum(hukum
positif).
Di samping itu dengan judul atau nama undang undang dasar
1945, maka pembukaan undang undang dasar negara republik indonesia
menjadi terjangkau atau terkena oleh ketentuan pasal 37 undang undang ini
yang berarti bisa di ubah. dalam konteks berbangsa dan bernegara
indonesia merdeka dengan wilayah keoulauan yang luas dan posisi
silang strategis dari sabang sampai merauke di bagian timur serta dari

iv
monado di bagian utara hingga cilacap di bagian selatan yang selama sekitar
350 tahun di duduki kolonialis belanda serta penduduk yang besar.

B. Rumusan masalah
1. Apa makna Pancasila sebagai Dasar Negara?
2. Apa fungsi dan peran Pancasila sebagai dasar negara?
3. Bagaimana kedudukan Pancasila sebagai dasar negara?
4. Bagaimana Implementasi Pancasila sebagai dasar Negara?

C. Tujuan
1. Untuk dapat memahami Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Untuk dapat mengetahui fungsi dan peran Pancasila sebagai dasar negara.
3. Untuk dapat mengetahui kedudukan Pancasila sebagai dasar negara.
4. Untuk dapat mengetahui Implementasi Pancasila sebagai dasar Negara.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Dasar Negara


Salah satu konsep dasar negara yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila digunakan sebagai
dasar penegakan hukum di Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara,
memiliki kekuatan hukum untuk mengikat semua penduduk Nusantara (Senja
Tiarylla et al., 2023). Pancasila digunakan sebagai dasar oleh negara dalam
mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, arti Pancasila
sebagai dasar negara juga dapat dimaknai dengan dijadikannya Pancasila
sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam kehidupan.
KBBI mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta
falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima
sila, yaitu:
1. ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Hal ini


juga didasarkan pada sisi historis (sejarah) sebagaimana ditentukan oleh
BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis (hukum) tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, Ketetapan No. XX/MPRS/1966 (Jo Ketetapan MPR)
No.V/MPR/1973 dan Ketetapan No.IX/MPR/1978),(Fatmah Pancasila
Sebagai et al., 2020).

Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila


merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur

vi
negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat
wilayah, beserta Negara. Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu
asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum,
sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral
maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-
Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai
dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka
pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945
(Ningsih, 2021).

B. Fungsi dan peran Pancasila sebagai dasar negara


sebagai dasar Negara yang merupakan fungsi pokok. Fungsi
Pancasila lainnya di antaranya yaitu sebagai ideologi bangsa, pandangan
hidup, jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber
hukum, sebagai perjanjian luhur dan lain-lain. Sedangkan yang berkaitan
dengan kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila juga berperan penting dalam
tatanan Negara serta dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Berikut ini
adalah penjabaran dan penjelasan secara lengkapnya tentang fungsi dan peran:
1. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sebagai Dasar Negara Pancasila Berfungsi memiliki beberapa fungsi di
antaranya adalah:
a. Sumber dari segala sumber hukum Indonesia, dengan demikian
pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia
b. Suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar
c. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara
d. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945,
penyelengggaran negara. pelaksana pemerintahan, MPR dengan
ketetapan No.XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara RI
e. Norma-norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain

vii
penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur.
f. Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.\
g. Pancasila Sebagai Identitas Nasional
2. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat Negara terdapat
dalam Pembukaan UUD1945 alinea IV yang berbunyi “…..maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,….”. Berdasar pada pernyataan “…dengan
berdasar kepada….” Dapat dipahami sebagai dasar filsafat Negara
Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara , Philosofische Gronslag
dari Negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara pada hakikatnya merupakan asas
kerokhanian Negara. Dalam penyelenggaraan Negara jelas dibutuhkan
adanya peraturan-peraturan yang berlaku secara jelas dan tegas, inilah
yang disebut dengan hukum, selain adanya peraturan-peraturan lain.
Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung Pancasila
merupakan sumber bagi peraturan-peratuarn yang berlaku, termasuk
peraturan hukum. Dalam hal inilah Pancasila menjadi asas yang mutlak
bagi adanya tertib hukum di Indonesia.
3. Fungsi Pancasila Sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa
Cita-cita bangsa telah tercantum di dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alenia II yang bunyinya, "Kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur." Dan tujuan
negara yang tercantum di dalam alenia IV yaitu berbunyai, "Melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumbuh darah indonesia,

viii
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial." Untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan bangsa maka disusun negara Republik Indonesia yang berdasarkan
pada Pancasila. Maka dari itu Pancasila menjadi intisari dari cita-cita dan
tujuan bangsa yang terdapat dalam sila-sila Pancasila.
4. Fungsi Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Menurut A.G. Pringgodigdo Pancasila telah ada sejak adanya
Negara Indonesia. Pancasila memiliki ciri khas yang tidak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pembeda antara
Bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Sedangkan menurut Frierich
Carl von Savigny, setiap bangsa memiliki vulgeist (jiwa bangsa/jiwa
rakyat) masing- masing, Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.
5. Sebagai pandangan hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila
sebagai arahan dalam kehidupan sehari-hari. Semua segmen dan aktivitas
masyarakat maupun penyelenggara Negara harus sesuai dengan nilai-nilai
dasar Pancasila. Dengan demikian ruang lingkup Pancasila sebagai
pandangan hidup lebih luas dibandingkan dengan fungsinya sebagai dasar
Negara. Namun dari segi sanksi sebagai pandangan hidup tidak jelas dan
tegas, baik bentuk maupun jangka waktunya.
6. Sebagai jati diri bangsa
Para pendiri Negara Indonesia pada saat mempersiapkan dasar
Negara didasarkan pada suatu semangat untuk menemukan dasar Negara
yang mengandung makna hidup bagi bangsa Indonesia. Makna hidup bagi
bangsa Indonesia tersebut ditemukan dari budaya dan peradaban bangsa
Indonesia sendiri, yang merupakan perwujudan nilai-nilai yang dimiliki,
diyakini, dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia menciptakan tata nilai yang mendukung tata
kehidupan sosial dan tata kehidupan kerokhanian bangsa yang member
corak, watak, dan ciri masyarakat Indonesia, yang membedakan dengan
bangsa lain. Pancasila secara material berasal dari nilai-nilai masyarakat

ix
tersebut. Sehingga Pancasila dapat dinyatakan sebagai pembeda, penciri,
atau jati diri bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lainnya.
7. Sebagai ideologi bangsa
Pengertian “Ideologi” secara umum dapat dikatakan sebagai
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-
kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan
mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai
bidang kehidupan. Terdapat dua macam ideologi, yaitu ideologi tertutup
dan terbuka. Ideologi tertutup ide, pemikiran berasal dari luar diri
masyarakat, sehingga keberadaannya dipaksalan, dan masyarakat kurang
merasa memilki.
Sedangkan ideologi terbuka, ide,pemikirannya berasal dari dalam
diri masyarakat sendiri, tidak dipaksakan, dan masyarakat sudah
memilkinya. Pancasila merupakan ideologi terbuka, artinya Pancasila
merupakan kristalisasi dari ide-ide, cita-cita, keyakinan-keyakinan,
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga masyarakat sudah memilikinya.
Sebagai ideologi terbuka, nilai-nilai cita-cita, ide-ide dari Pancasila
bersifat tetap keberadaannya, namun bersifat dinamis dalam
perwujudannya (sesuai dengan tempat, waktu, dan kepentingannya).
Ideologi terbuka memiliki tiga unsur yang harus selalu dikembangkan dan
dihidupkan agar ideologi menjadi berkembang dan tahan uji. Ketiga unsur
tersebut adalah:
a. Nilai dasar
dimensi idealita Nilai dasar berupa kelima nilai pokok dalam
Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai dasar merupakan cita-cita bangsa Indonesia dan bersifat
tetap.
b. Nilai instrumental
dimensi normative / fleksibilitas Nilai instrumental merupakan alat /
media bagi terwujudnya nilai dasar. Nilai instrumental berupa norma-
norma dan kebijakan-kebijakan, misalnya norma hukum, norma
moral,norma agama, norma sosial, GBHN, dan kebijakan lain.

x
c. Nilai Praksis
dimensi realita Nilai praksis adalah realisasi cita-cita (nilai dasar)
dalam kehidupan setelah diproses dengan norma atau kebijakan yang
dibuat. Nilai praksis ini bersifat nyata, dan selalu memiliki
kesenjangan dengan nilai dasar. Jika terjadi kesenjangan antara nilai
dasar dan nilai praksis, maka yang seharusnya berperan adalah dimensi
normative (Ajar, 2012).

C. kedudukan Pancasila sebagai dasar negara


Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara ini merupakan
kedudukan yuridis formal oleh karena tertuang dalam ketentuan hukum
Negara, dalam hal ini UUD 1945 pada bagian pembukaan alinea IV.
Penegasan kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara semakin kuat
dengan keluarnya ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang
penegasan Pancasila sebagai dasar Negara dan pencabutan ketetapan
MPR No.II/MPR/1978 tentang P4, Pasal 1 ketetapan MPR tersebut
menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar Negara dari Negara kesatuan
republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara.Melalui TAP MPR No. I/MPR/2003, TAP MPR No.
XVIII/MPR/1998 tersebut dikelompokkan ke dalam ketetapan MPR yang
tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena telah
bersifat einmalig, telah dicabut, maupun telah dilaksanakan. Dengan
demikian tidak ada satupun peraturan perundang-undangan yang secara
tegas mengatur kedudukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara bersifat tetap, kuat, dan
tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR maupun DPR.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat diuraikan sebagai berikut:
Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber tertib hukum Indonesia
yang dijelaskan lebih lanjut kedalam empat pokok pikiran dalam pembukaan
UUD 1945. Meliputi suasana dari Undang-Undang dasar 1945, yaitu hal-hal
yang menjiwai pada waktu proses penyusunan Undang-Undang Dasar 1945.

xi
Artinya nilai-nilai keutuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan
tercermin dalam pasal-pasal. Mewujudkan cita-cita hukum dari hukum dasar
negara (baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis).
Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar
yang berisikan mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
(termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
pokok pikiran keempat yang berbunyi “…Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan dan adil dan beradab..”.
Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi
penyelenggara negara dan para pelaksana pemerintah. Hal ini dapat dipahami
karena penting bagi penyelenggara atau pelaksana negara. Maka dari itu,
masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat
yang bersumber dari asas kerohanian negara sebagai pandangan hidup bangsa,
dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan atas
kerohanian negara (Kahpi, 2017).

D. Implementasi Pancasila sebagai dasar Negara


Nilai-nilai Pancasila bersifat fundamental, mutlak, universaldan
abadi dan nilai-nilai yang merupakan berasal dari luhur budaya masyarakat
yang tersebar di seluruh nusantara. Nilai-nilai pancasila sebelum negara
terbentuk dasarnya terdapat fragmentaris kebudayaan yang tersebar di
seluruh Indonesia baik pada abad ke dua atau pada sebelumnya, masyarakat
Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk berkulturasi dengan
beberapa budaya lain.
Dalam kehidupan, pancasila ini sangatlah penting untuk diamalkan
baik oleh masyarakat maupun dari mahasiswa itu sendiri, jika kita tidak
mengamalkan serta menerapkan nilai dan makna pancasila, maka kedepannya
nilai pancasila akan semakin luntur dan mungkin pancasila akan menjadi
sesuatu yang tidak penting dalam ruang lingkup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara (Mauna & Trisiana, 2021).

xii
Bentuk penerapan atau pengimplementasian makna Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat kita wujudkan antara lain:
1. pengimplementasian Makna Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu: kehidupan bernegara
bagi bangsa indonesia berdasarkan pada ketuhanan yang maha esa. Negara
menjamin setiap warganya untuk memeluk agama dan beribadah sesuai
agamanya masing masing, serta memberikan toleransi dari setiap umat
beragama. Dan negara juga memberikan kebabasan untuk setiap agama
yang dianut oleh warga negaranya.
2. Pengimplementasian Makna Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab)
Di sila ini, semua warga negara Indonesia memiliki hak yang
setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu, juga kesetaraan dalam
kehidupan yang layak, hak politik, hukum, dan semua hal yang telah
diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga negara
Indonesia tersebut.Pada Sila kedua ini, telah dicantumkan dengan jelas
bahwasanya setiap kegiatan politik untuk bangsa dan negara harus
mengedepankan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Adanya sila kemanusiaan yang adil dan beradab seharusnya
mampu menjadi pengingat terhadap pelaksanaan politik di Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang yang memanusiakan manusia,
serta bangsa berkeadilan. Rasa kemanusiaan harus terus dipupuk,
dipelihara dan dikelola dengan baik. Karena dengan adanya rasa
kemanusiaan, praktik-praktik politik yang licik dan merugikan
manusia lainnya akan minim terjadi. Penguasa tidak akan mau
mengorbankan rakyatnya demi keuntungan pribadi (Fadhil et al., 2024).
3. Pengimplementasian Makna Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ketiga berbunyi “persatuan indonesia” yang mengandung arti
makna persatuan dan persatuan rakyat Indonesia untuk membina rasa
nasionalisme dan mengutamakan persatuan seluruh Indnesia, menghargai
agama, suku, budaya dan ras, juga rela berkorban untuk negara dan
bangsa.

xiii
Dalam sila yang ketiga ini yaitu persatuan mengandung bahwa negara
nusantara ini merupakan hasil dari manusia yang monodualis dimana
makhluk individu dan makhluk sosial. Dan negara Indonesia adalah negara
yang komplek dengan berbagai perbedaan ras, agama, kelompok serta
golongan. Sehingga sila persatuan Indonesia sangat berarti penting untuk
mencapai negara yang damai. Dalam sila ketiga yang dijiwai silai pertama
dan kedua untuk mencapai negara persatuan yang damai perlu adanya
nasionalisme dan nasionalisme religius. Untuk menggapai negara
persatuan diperlukan aspek nasionalisme yang kuat dengan tujuan bersatu.
Makna Persatuan mengandung arti untuk terarah satu dalam keberagaman
bangsa berjuang bersama dengan memupuk nasionalisme dalam
keberagaman menjadi satu kesatuan nusantara Indonesia. Dalam hal ini
amat penting untuk mencintai negara Indonesia dalam keanekaragaman di
Indonesia (Astardinata et al., 2023).
4. Pengimplementasian Makna Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan)
Dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Permusyawaratan/
Perwakilan ini ditegaskan pula bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat.
Oleh karena itu, rakyatlah yang sesungguhnya berkuasa atas negara
Indonesia. Itu artinya seluruh rakyat juga berhak untuk menjadi pemimpin
di pemerintahan. Pemilu sebagai salah satu contoh dari produk zaman
reformasi menjadi salah satu contoh implementasi nilai-nilai pancasila
dalam sila keempat yang intinya adalah musyawarah mufakat. Dalam
proses politik dan pemilihan kepala negara dan daerah kita selalu
menggunakan sistem pemungutan suara dan suara setiap masyarakat sama
besarnya.
Pelaksanaan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” memiliki nilai antara;
pertama, Mengutamakan kepentingan Negara dan Masyarakat. Kedua,
Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain. Ketiga, Mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan Bersama.
Keempat, Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

xiv
kekeluargaan. Kelima, Dengan itikat yang baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Keenam,
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur. Ketujuh, Keputusan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
Nilai-nilai tersebut diatas merupakan versi Eka Prasetya
Pancakarsa, tafsir Pancasila yang sering didengungkan masa orde baru.
Kalau kita analisis pengamalan sila Pancasila nilai-nilai diatas maka ada
beberapa nilai inti;
a. mementingkan kepentingan negara dan Masyarakat.
b. adanya musyawarah sebagai pengambilan keputusan bersama dengan
mufakat dengan kekeluargaan, itikad baik, rasa tanggungjawab
menerima keputusan, melaksanakan hasil, akal sehat, hati nurani luhur,
keputusan dapat dipertanggungjawabSuyahmo Model Implementasi
Sila Ke 4 56 kan dihadapan Tuhan YME, Harkat martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dengan demikian dalam
mengembangkan karakter demokratis yang utama adalah mengajarkan
siswa untuk melakukan musyawarah (Suyahmo, 2015).
5. Pengimplementasian Makna Sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia)
Berdasarkan rumusan persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila
maka sila kelima yaitu 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'
merupakan suatu kesatuan dengan sila lainnya didasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
sila Persatuan Indonesia dan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Pelaksanaan sila
kelima tidak dapat dilaksanakan secara terpisah dengan sila lainnya yang
merupakan unsur dari Pancasila.
Sila kelima Pancasila tekandung nilai-nilai yang merupakan tujuan
negara sebagai tujuan dalam hidup bersama, maka di dalam sila kelima

xv
tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan
bersama (keadilan sosial). Sila ke 5 ini harus kita pahami bahwa keadilan
merupakan hak seluruh rakyat indonesia, bukan hak petinggi Indonesia.
Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan
yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya
serta hubungan manusia dengan Tuhannya (Haryanto, 2017).
Sila kelima ini mangandung nilai kesamaan derajat maupun
kewajiban dan hak, pada dasarnya manusia memiliki hak dan
kewajiban yang sesuai dengan porsinya masing-masing, selain itu
masyarakat diberikan kebebasan mengutarakan pendapatnya.
Selanjutnya cinta dan mencintai, manusia ditakdirkan untuk memiliki
suatu rasa selain bisa peka terhadap sesuatu tetapi juga bisa mengerti
bagaimana cara kita bersyukur. Rasa hormat menghormati antar
manusia, keberanian membela kebenaran dan keadilan dengan
tetap pada perlindungan hukum, toleransi dan gotong royong, yang
hakekatnya manusia sebagai mahluk yang berbudaya dan beradab
serta harus adil.
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, rasa hormat
menghormati antar manusia, keberanian membela kebenaran dan
keadilan yang tentunya tetap pada perlindungan hukum (Lestari et al.,
2021).

xvi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila
merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur
negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat
wilayah, beserta Negara. Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu
asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum,
sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral
maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-
Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai
dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka
pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945.
sebagai dasar Negara yang merupakan fungsi pokok. Fungsi
Pancasila lainnya di antaranya yaitu sebagai ideologi bangsa, pandangan
hidup, jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber
hukum, sebagai perjanjian luhur dan lain-lain. Sedangkan yang berkaitan
dengan kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila juga berperan penting dalam
tatanan Negara serta dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kedudukan
pancasila sebagai dasar Negara ini merupakan kedudukan yuridis formal oleh
karena tertuang dalam ketentuan hukum Negara, dalam hal ini UUD 1945
pada bagian pembukaan alinea IV. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR

xvii
maupun DPR. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Nilai-nilai
Pancasila bersifat fundamental, mutlak, universaldan abadi dan nilai-nilai
yang merupakan berasal dari luhur budaya masyarakat yang tersebar di
seluruh nusantara. Nilai-nilai pancasila sebelum negara terbentuk dasarnya
terdapat fragmentaris kebudayaan yang tersebar di seluruh Indonesia baik
pada abad ke dua atau pada sebelumnya, masyarakat Indonesia telah
mendapatkan kesempatan untuk berkulturasi dengan beberapa budaya
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ajar, B. (2012). [ PANCASILA ].

Astardinata, A. I., Ridho, M. A. K., & Saputri, E. F. (2023). Implementasi Makna


Nilai Pancasila Sila Ke-3. Indigenous Knowledge, 2(5), 375–380.
https://jurnal.uns.ac.id/indigenous/article/view/79822

Fadhil, M., Hudi, I., & Sari, P. R. (2024). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI


PANCASILA DALAM. 2.

FatmahPancasilaSebagai, Reyza, & Aisa Hannum Ritonga. (2020). Pancasila


Sebagai Dasar Negara. Pancasila Sebagai Dasar Negara, 1(Pancasila), 1–12.
http://satujam.com/pancasila-dan-lambangnya/

Haryanto, T. (2017). Implementasi Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat


Indonesia terhadap Pemenuhan hak atas Pendidikan Anak berkebutuhan
khusus (Studi Kasus di SMP …. Prodi PPKn Universitas PGRI Yogyakarta,
1–12. http://repository.upy.ac.id/1716/

Kahpi, A. (2017). Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pasca TAP MPR
No.I/MPR/2003. Jurisprudentie : Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah
Dan Hukum, 4(2), 60. https://doi.org/10.24252/jurisprudentie.v4i2.4052

Lestari, P., Sunarto, S., & Cahyono, H. (2021). Implementasi Nilai-Nilai


Pancasila Pada Sila Kelima Dalam Pembelajaran. Sosial Horizon: Jurnal
Pendidikan Sosial, 7(2), 130–144. https://doi.org/10.31571/sosial.v7i2.1880

xviii
Mauna, D., & Trisiana, A. (2021). Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan
Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian
Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 101–108.
https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.4915

Ningsih, I. S. (2021). Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi


Negara. OSF Preprints, 7, 1.
https://drive.google.com/file/d/13rLIkoAoa2Hx47Jta7rl3Uc4jdciNDKD/
view?usp=drive_link

Senja Tiarylla, D., Untsa Azhima, L., & Saputri, Y. A. (2023). Pancasila sebagai
Dasar Negara di Indonesia. Ingineous Knowledge, 2(4), 277–283.

Suyahmo. (2015). Implementasi Sila Ke 4 “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh


Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” Sebagai Lokus
Pendidikan Demokrasi Di …. Jurnal Penelitian Pendidikan, 32(1), 49–57.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/view/5707

xix

You might also like