0% found this document useful (0 votes)
6 views15 pages

Nursyam 23344049 Kelas D

Tugas
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
6 views15 pages

Nursyam 23344049 Kelas D

Tugas
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

Skizofrenia

Nursyam
23344049
SLIDESMANIA.
Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikiatrik yang


sangat kompleks, ditandai dengan adanya
sindrom heterogen seperti halusinasi, pikiran
kacau dan aneh, delusi, serta kerusakan fungsi
psikososial
SLIDESMANIA.
Epidemiologi
Menurut World Health Organization (WHO) (2016), terdapat sekitar 21 juta

penderita gangguan skizofrenia. Di Indonesia memiliki prevalensi gangguan jiwa

berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7

per 1.000 penduduk. Selanjutnya menurut data Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2014, jumlah penderita

skizofrenia di Indonesia diperkirakan mencapai 400 ribu orang. Menurut

Riskesdas tahun 2018 di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan


SLIDESMANIA.

dari angka pravelensi 2,7 permil menjadi 10 permil di tahun 2018


Etiologi
Kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam

perkembangan skizofrenia. Faktor genetik dapat menjadi penyebab

skizofrenia sekitar 0,6-1,9% pada populasi U.S. Seseorang dengan

riwayat kedua orang tua mengalami skizofrenia berisiko 40% untuk

menderita skizofrenia. Pada kembar monozigot, jika satu kembar

telah didiagnosis menderita skizofrenia maka kemungkinan kembar

lainnya menderita skizofrenia sekitar 50%.


SLIDESMANIA.
Patofisiologi
Patofisiologi skizofrenia melibatkan sistem dopaminergik dan serotonergik, peningkatan

aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik akan menimbulkan gejala positif.

Sedangkan peningkatan aktivitas serotonergik akan menurunkan aktivitas dopaminergik

pada sistem mesocortis yang menimbulkan gejala negatif. Peningkatan aktivitas fungsional

dopaminergik khususnya dijalur mesolimbik ditemukan pada penderita skizofrenia. Obat

antipsikotik atipikal sebagian besar bekerja dengan menghambat dopamin sehingga

menghalangi efek neurokimia. Terjadinya skizofrenia dikarenakan aktivitas dopamin

berlebihan didalam area limbik otak khusunya nucleus acumbens. Jalur dopamin
SLIDESMANIA.

mesolimbik diarea tegmental ventral dari batang otak ke terminal akson diarea limbik otak,

jalur ini memiliki peran penting pada perilaku emosional, halusinasi pendengaran, waham
Tipe - Tipe skizofrenia
Ciri utamanya adalah adanya waham kejar
dan halusinasi auditorik namun fungsi kognitif
dan afek masih baik. Sering kali, halusinasi
yang dialami individu berkaitan dengan sifat
delusinya. Seiring dengan ciri-ciri ini, individu
Tipe paranoid mungkin memiliki rasa curiga dan mungkin
tampak tegang. Sementara khayalan atau
halusinasi hampir terlihat secara universal
pada individu dengan subtipe skizofrenia ini,
gambaran klinis lainnya, seperti permusuhan,
penyerangan, dan bahkan kekerasan. Pasien
paranoid hanya menunjukkan gejala ringan,
SLIDESMANIA.

jika ada, gangguan pada tes neuropsikologis


dan prognosis jangka panjang, mereka
Seperti namanya, skizofrenia yang tidak
terorganisir ditandai oleh cara bicara yang
kacau atau bingung, perilaku yang
berantakan/tidak terorganisir, dan emosi yang
datar atau tidak tepat. Pasien skizofrenia yang Tipe disorganisasi
tidak terorganisir mungkin menyuarakan (Hebrefenik)
keluhan hypochondriacal dan mengungkapkan
pikiran aneh. Seringkali pasien ini
menunjukkan perilaku aneh juga, dan
mungkin pasien menderita penarikan sosial
yang parah. Pasien mungkin juga memiliki
delusi fragmentasi (tidak lengkap/terpisah-
SLIDESMANIA.

pisah) atau halusinasi, tapi tidak pernah


sistematis dan tanpa tema yang jelas
Tipe katatonik ciri utamanya yaitu gangguan

pada psikomotor yang dapat meliputi motoric

immobility, aktivitas motorik berlebihan,

negativisme yang ekstrim serta gerakan yang

Tipe katatonik tidak terkendali. Beberapa pasien katatonik

dapat dengan cepat berganti-ganti keadaan,

antara keadaan pingsan dan kegirangan,

sehingga menimbulkan ancaman yang tak

terduga pada diri mereka sendiri atau orang


SLIDESMANIA.

lain. Karena keadaan motorik abnormal ini

dapat berlangsung dalam waktu lama,


Skizofrenia yang tidak berdiferensiasi
Tipe yang
tidak terdiferensiasi didiagnosis jika semua kriteria dan gejala

DSM-IV-TR ada namun gambaran klinis tidak

sesuai dengan salah satu dari tiga subtipe

yang telah dijelaskan


SLIDESMANIA.
Skizofrenia residu digunakan untuk

mengklasifikasikan individu-individu dengan

riwayat setidaknya satu peristiwa skizofrenia


Tipe
dan beberapa tanda-tanda sisa kelainan,
residual Subtipe
namun tidak ada gejala psikotik aktif. Contoh

tanda sisa kelainan ini mungkin mencakup

fitur yang menyerupai gejala negatif, seperti

penumpukan emosional dan penarikan diri

secara sosial, atau gejala positif, termasuk


SLIDESMANIA.

pikiran yang tidak masuk akal, perilaku


Tipe residual Subtipe
Gejala negatif

03 Gejala negatif pada


Gejala psikotik (gejala positif) skizofrenia ditandai
dengan penurunan
Gejala psikotik ditandai
fungsi sosial dan
dengan adanya pikiran
emosional, termasuk
tidak rasional, perasaan
ekspresi, cara bicara,
tidak wajar, berperilaku
01 02 kemauan serta aktivitas
aneh, penarikan diri,
sosial dan hedonik
pikiran kacau, merasa Gejala psikotik (gejala positif)
tidak mampu, berbicara
tidak sesuai dan Gangguan kognitif

sebagainya ditandai dengan adanya


gangguan dalam hal
SLIDESMANIA.

attention (perhatian),
kecepatan berpikir dan
Penatalaksanaan Skizofrenia

Tujuan utama dari terapi skizofrenia adalah mengembalikan fungsi

normal pasien dan mencegah kekambuhan penyakitnya. Tidak ada

pengobatan yang spesifik untuk masing-masing subtipe skizofrenia.

Pengobatan hanya dibedakan berdasarkan gejala apa yang

menonjol pada pasien. Terapi yang bisa dilakukan pada penderita

skizofrenia meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi.


SLIDESMANIA.
Terapi Farmakologi  Terapi fase pemeliharaan

Ada tiga fase pengobatan dan pemulihan Pada fase ini dilakukan terapi jangka panjang

skizofrenia dengan harapan dapat mempertahankan


 Terapi fase akut
kesembuhan, mengontrol gejala, mengurangi
Pada fase ini pasien menunjukkan gejala
psikotik yang intensif. Biasanya pada fase ini risiko kekambuhan, mengurangi durasi rawat

ditandai dengan munculnya gejala positif dan inap, dan mengajarkan keterampilan untuk
negatif. Pengobatan pada fase ini bertujuan
hidup mandiri. Terapinya meliputi obat-
untuk mengendalikan gejala psikotik sehingga
tidak membahayakan terhadap diri sendiri obatan, terapi suportif, pendidikan keluarga

maupun orang lain dan konseling, serta rehabilitasi pekerjaan


 Terapi fase stabilisasi
dan social
Pada fase ini pasien masih mengalami gejala
SLIDESMANIA.

psikotik dengan intensitas yang lebih ringan.


Pada fase ini kemungkinan besar pasien masih
bisa untuk kambuh sehingga dibutuhkan
Terapi Non
Farmakologi
Terapi non farmakologi pada penderita skizofrenia meliputi pendekatan

psikososial dan Electro Convulsive Therapy (ECT). Pada pasien skizofrenia

dibutuhkan penanganan tambahan berupa terapi psikososial untuk

mengurangi risiko kekambuhan berulang. Meskipun medikasi antipsikotik

merupakan inti dari pengobatan skizofrenia, penelitian telah menemukan

bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis. Sebagian


SLIDESMANIA.

besar pasien skizofrenia mendapatkan manfaat dari pemakaian kombinasi

pengobatan antipsikotik dan psikososial


THANK YOU
SLIDESMANIA.

You might also like