SlideShare a Scribd company logo
ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK
DIJKSTRA, FLOYD-WARSHALL, dan BELLMAN-
FORD
oleh :
Cut Agusniar (371994)
Husna Gemasih (371982)
Laili Wahyunita (371985)
Point of overview
 Introduction of each algorithms
 Detail and complexity
 Sample case studi for each algorithms
Permasalahan Pencarian Rute
Terpendek
 Masalah rute terpendek berkaitan dengan
penentuan busur-busur yang hubungkan dalam
sebuah jaringan yang secara bersama-sama
membentuk jarak terdekat diantara sumber dan
tujuan. Sehingga ada beberapa macam
persoalan rute terpendek yang dapat dicari:
1.Lintasan terpendek antara dua buah simpul
tertentu (a pair shortest path).
2.Lintasan terpendek antara semua pasangan
simpul (all pairs shortest path).
3.Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke
semua simpul yang lain (single-source shortest
path).
4.Lintasan terpendek antara dua buah simpul
yang melalui beberapa simpul tertentu
(intermediate shortest path).
DIJKSTRA ALGORITHM
Part 1
Introduction Dijkstra’s Algorithm
 Ditemukan oleh Edger Dikstra.
 Algoritma pencarian dimulai dari titik
awak ke titik lainnya pada sebuah
directed graph dengan bobot-bobot sisi
yang bernilai positif.
 Menurut Chamero, 2006:
“algoritma Dijkstra merupakan alogoritma
yang paling sering digunakan dalam
pencarian rute terpendek, dengan
menggunakan simpul-simpul sederhana
pada jaringan jalan yang tidak rumit.
Cont..
 Algoritma Dijkstra menggunakan prinsip
greedy dalam mencari solusi yaitu
mencari solusi optimum pada setiap
langkah yang dilalui.
 Cara kerja algoritma ini hampir sama
dengan algoritma BFS dengan antrian
priority queue, jadi hanya simpul prioritas
tinggi yang ditelusuri.
 Algoritma ini membandingkan setiap nilai
dari simpul pada satu level, dan akan
dibandingkan lagi untuk rute yang baru.
Detail and complexity of Dijkstra
Algorithm
 Secara umum urutan logika algoritma ini adalah sebagai
berikut:
1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu
set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap
node lain (yang belum terisi).
2. Set semua node “Belum terjamah” dan set node awal
sebagai “Node keberangkatan”.
3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga
yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik
keberangkatan.
4. Setelah selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap
node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai
“Node terjamah”. Node terjamah tidak akan pernah di cek
kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan
yang paling minimal bobotnya.
5. Set “Node belum terjamah” dengan jarak terkecil (dari node
keberangkatan) sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya
dan lanjutkan dengan kembali ke step 3
Cont..
 Kompleksitas algoritma Dijkstra
adalah O(n2), dengan n adalah jumlah
simpul pada graf. Kompleksitas ini
bisa diperbaiki dengan penggunaan
struktur data senarai ketetanggaan
(adjacency list) atau antrian prioritas
(priority queue) untuk memperoleh
kompleksitas O((m+n) log n

Sample case studi with Dijkstra
Algorithm
 Menentukan rute terpendek untuk perjalanan
antar kota. Pada graph di bawah dengan
menggunakan Dijkstra dapat dicari rute
terpendek antara kota A ke kota C:
Cont..
 Tahapan penulusuran jalur dengan Dijkstra
Tahap 1:
Dari kota A, orang tersebut akan memilih kota F dengan bobot
minimum dari kota A (30 km).
Tahap 2:
Dari kota F, orang tersebut kemudian memilih kota E
yang memiliki bobot minimum dari kota F (26 km).
Tahap 3:
Dari kota E, orang tersebut akan melanjutkan
perjalanan ke kota D (satu-satunya simpul yang
terhubung)
Tahap 4:
Dari kota D, orang tersebut lalu melanjutkan
perjalanan dan sampai ke kota C.
Cont..
 Total jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah = 97 km
dengan jalur (A – F – E – D – C). Dalam
representasi graf, warna merah pada sisi graf menunjuk ke jalur
terpendekmenurut algoritma Dijkstra.
 Kelemahan algoritma ini adalah semakin banyak titik akan semakin
memakan waktu proses.
 Jumlah titik menentukan tingkat efektifitas dari algoritma djikstra.
FLOYD-WARSHALL
ALGORITHM
Part 1I
INTRODUCTION FLOYD-WARSHALL
ALGORITHM
• Algoritma Floyd Warshall adalah
salah satu cabang dari ilmu
matematika yang salah satu
fungsinya adalah untuk
menyelesaikan masalah lintasan
terpendek.
• Dalam Algoritma Floyd terdapat
fungsi (G=V,E) dengan G = graf yang
merupakan kumpulan simpul (nodes)
yang dihubungkan satu sama lain
melalui sisi/busur (edges).
• Suatu Graf G terdiri dari dua
himpunan yaitu himpunan V dan
himpunan E.
 Verteks (simpul) : V = himpunan
simpul yang terbatas dan tidak
kosong.
 Edge (sisi/busur): E = himpunan
busur yang menghubungkan
sepasang simpul.
• Notasi graf: G(V,E) artinya graf G
memiliki V simpul dan E busur.
CONT..
CONT..
• Algoritma Floyd membandingkan
semua kemungkinan lintasan pada
graf untuk setiap sisi dari semua
simpul.
• Hal tersebut bisa terjadi karena
adanya perkiraan pengambilan
keputusan (pemilihan jalur
terpendek) pada setiap tahap antara
dua simpul, hingga perkiraan
tersebut diketahui sebagai nilai
optimal.
• Algoritma Floyd yang menerapkan
pemrograman dinamis lebih
menjamin keberhasilan penemuan
solusi optimum untuk kasus
penentuan lintasan terpendek (single
pair shortest path)
• Algoritma ini berjalan dengan waktu
Θ(V3).
SAMPLE CASE STUDI WITH
FLOYD-WARSHALL
ALGORITHM
Misalkan terdapat suatu graf berbobot
yang merepresentasikan kondisi
keterhubungan antarkota di suatu
daerah, dengan ilustrasi sebagai
berikut. Misalkan seseorang akan
melakukan perjalanan dari kota A ke
kota C.
CONT..
CONT..
CONT..
Dari hasil pencarian jalur terpendek dari
A ke C menggunakan algoritma Floyd-
Warshall (pemrograman dinamis),
ditemukan bahwa jarak terpendek dari
A ke C adalah 74km dengan jalur (A – B
– C).
BELLMAN-FORD
ALGORITHM
Part III
Introduction Of Bellman-Ford
Algorithm
 Dikembangkan Oleh Richard Bellman
dan Lester Ford
 Algoritma ini mirip dengan algoritma
Djikstra tetapi Algoritma ini mampu
menghitung path yang memiliki bobot
negatif, namun waktu yang dibutuhkan
oleh algoritma ini lebih lama dari pada
algoritma Djikstra.
Bellman-Ford Algorithm
Algoritma Belman-Ford Yaitu
Algoritma yang digunakan untuk
menghitung jarak terpendek (shortest
path) dari suatu graf berarah.
Algoritma Bellman-ford sangat efisien
digunakan jika ada sisi yang berbobot
negatif.
Bellman-Ford Algorithm
 Cara kerja algoritma ini dalam mencari jarak
terpendek adalah dengan menghitung setiap
kemungkinan node yang mengarah ke node
tujuan tersebut.
 algoritma Bellman-Ford mengembalikan sebuah
nilai Boolean yang mengindikasikan apakah
terdapat siklus berbobot negatif yang dapat
dilalui oleh simpul awal atau tidak. Jika terdapat
siklus negatif algoritma akam mengindikasikan
bahwa tidak terdapat solusi shortest path dan
jika tidak, maka algoritma akan menghasilkan
shortest path beserta bobotnya.
 Algoritma ini melakukan iterasi dalam setiap
langkahnya sebanyak n-1, dimana adalah n
jumlah node yang terdapat dalam graf. Dengan
demikian kompleksitas algoritma ini cukup tinggi.
Bellman-Ford Algorithm
 Kompleksitas waktu dari Algoritma
Bellman-Ford ini dapat dinyatakan
dengan notasi Big O(V.E), V adalah
banyaknya sisi dan E adalah
banyaknya titik.
Pseudocode Bellman-Ford
Algorithm
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Disini kita akan menghitung jarak (shortest
path) terpendek dari atas hingga bawah.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah Pertama :
terdapat tiga pilihan
yaitu jalur 6, 4 dan 8.
disini meskipun yang
terkecil adalah 4,
tetapi dalam Bellman-
Ford memperhatikan
juga solusi totalnya
dan memperhatikan
jalur negatif yang
akan dilalui, jalur 6
dipilih karena
kemudian hasilnya
akan lebih sedikit
dibandingkan jalur 4.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah kedua :
kita pilih jalur -3
karena hasilnya
akan lebih sedikit
dibandingkan kita
memilih jalur 3.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah ketiga :
kita pilih jalur -4,
sehingga sampai
saat ini hasilnya -1,
paling sedikit
dibanding kita
memilih jalur-jalur
yang lain.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Langkah
selanjutnya : kita
memilih jalur -5,
sehingga hasil
akan lebih sedikit
lagi yaitu -6.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Disini terdapat dua pilihan
jalur yaitu -2 dan -4,
meskipun -4 lebih sedikit dan
akan menghasilkan hasil
yang lebih kecil dibanding
kita memilih -2, namun
harus kita perhatikan
langkah selanjutnya, pada
jalur -4 yang akan kita lewati
akan terjadapat penjumlahan
dengan 4, sehingga
menghasilkan hasil akhir
yaitu -6. sedangakan pada
jalur -2, setelah kita melewati
akan terdapat penjumlahan
dengan 1, sehingga hasilnya
-7, Ini jelas lebih kecil dari
pada jalur lain.
Menghitung Algoritma Bellman-
Ford
 Inilah hasil akhir
dari Algoritma
Bellman-Ford.
References:
 Aprian, Raden.2007. 1 Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-
Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path),
Bandung.
 Ramadhan, Fahmi, “Algoritma Bellman-Ford dan Floyd-Warshall”, Institute
Teknologi Telkom.
 Fauzi, Imam, 2011. “Penggunaan Algoritma Djikstra Dalam Pencarian Rute
Tercepat dan Ruter Terpendek”. Teknik Informatika, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
 Khairurrazi Budiarsyah, Dibi, 2010. “Algoritma Djikstra, Bellman-Ford, dan
Floyd-Warshall Untuk Mencari Rute Terpendek dari suatu Graf”. Teknik
Elektro dan Informatika, ITB. Bandung.
TERIMA KASIH
End of Presentation

More Related Content

PDF
Analisis Algoritma - Langkah Desain Algoritma
PDF
Revolusi Industri 4.0 and Society 5.0
PDF
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
PPTX
Recognition of abnormal EEG.
PPTX
PPh 23
PPTX
Teori Logika Fuzzy-05-FIS Mamdani.pptx
PDF
Budaya Organisasi
PDF
Buku panduan singkat sentralisasi muhammadiyah cileungsi
Analisis Algoritma - Langkah Desain Algoritma
Revolusi Industri 4.0 and Society 5.0
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Recognition of abnormal EEG.
PPh 23
Teori Logika Fuzzy-05-FIS Mamdani.pptx
Budaya Organisasi
Buku panduan singkat sentralisasi muhammadiyah cileungsi

What's hot (20)

PPTX
Graf ( Matematika Diskrit)
DOCX
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
PPT
Algoritma penjadwalan proses
PDF
Distribusi hipergeometrik
PPT
Metode pencarian heuristik
PPTX
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
PDF
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
PDF
Materi P3_Distribusi Normal
PPT
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
PDF
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
PDF
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
PPTX
8 logika predikat
PDF
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
PDF
Distribusi Binomial
PPTX
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
PPT
Distribusi multinomial
DOCX
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
PPT
Metode numerik persamaan non linier
PDF
metode euler
PPTX
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Graf ( Matematika Diskrit)
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Algoritma penjadwalan proses
Distribusi hipergeometrik
Metode pencarian heuristik
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Materi P3_Distribusi Normal
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
8 logika predikat
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
Distribusi Binomial
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
Distribusi multinomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Metode numerik persamaan non linier
metode euler
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Ad

Viewers also liked (7)

PDF
Algoritma dan flowchart
DOCX
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
PDF
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
PDF
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
PDF
Algorithm and Programming (Branching Structure)
PPTX
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
PDF
Pertemuan 1 algoritma pemrograman dan flowchart
Algoritma dan flowchart
Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Djikstrak
Project Studi Kasus Toko Langganan Sistem Informasi Akuntansi
Jurnal - Muhamad Imam - Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan ...
Algorithm and Programming (Branching Structure)
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Pertemuan 1 algoritma pemrograman dan flowchart
Ad

Similar to Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek (20)

PDF
Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
PPTX
10. Lintasan Terpendek_ Algoritma Djiktra.pptx
PDF
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
PPTX
06. model arus jaringan dikonversi
DOCX
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
PPTX
Shortest-Path matematika diskrit .pptx
PPTX
Aplikasi menggunakan Algoritma_dijkstra.pptx
PPTX
Aplikasi graf dengan Algoritma_dijkstra.pptx
PPTX
Spanning Tree Greedy.pptx
DOC
Algorithm+untuk+shortest
PPTX
Algoritma Djikstra-1.pptx
PPTX
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
PDF
Materi Network Analysis in industrial.pdf
PPTX
Network Flow Model
PDF
Algoritma Dijstra
DOC
Algoritma dijkstra1
PPT
Struktur-Data-Graf Graph adalah kumpulan dari simpul
PPTX
OR 11.pptx
PDF
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatif
Stuktur Diskrit qwertyuiopasdfghjklzxcvb
10. Lintasan Terpendek_ Algoritma Djiktra.pptx
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. model arus jaringan dikonversi
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
Shortest-Path matematika diskrit .pptx
Aplikasi menggunakan Algoritma_dijkstra.pptx
Aplikasi graf dengan Algoritma_dijkstra.pptx
Spanning Tree Greedy.pptx
Algorithm+untuk+shortest
Algoritma Djikstra-1.pptx
Tgo kelas d_tugas01_140-145-147-150 - copy
Materi Network Analysis in industrial.pdf
Network Flow Model
Algoritma Dijstra
Algoritma dijkstra1
Struktur-Data-Graf Graph adalah kumpulan dari simpul
OR 11.pptx
Algoritma floyd warshall dengan siklus negatif

Recently uploaded (18)

PPT
DAUR-BIOGEOKIMIA BIOLOGI PERSIAPAN UJIAN NASIONAL
PPTX
Koordinat Lengkung pada mata kuliah advance Engineering Mathematics.pptx
PPTX
sumber daya alam untuk masa depan berkelanjutan
PPTX
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA PELAJARAN IPA KELAS 8
PPTX
Power Point Penyerbukan, Rumus Bunga, dan
PDF
86662b58-927c-45b3-85cb-963e6d1f5aa2.pdf
PPTX
Kelompok 1_Konsep-Konsep Dasar Termodinamika-digabungkan (1).pptx
PPTX
Kelompok 2 Statitiska - Kaidah Pencacahan.pptx
PPTX
Besaran Pokok Besaran yang menjadi dasar bagi besaran lainnya dan tidak dapat...
PPTX
Fourier Sinus dan Cosinus advance engineering mathematics.pptx
PDF
Penjadwalan dan proses pada sistem operasi
PPTX
modul ajar verb of be (tense) untuk tingkat sltp
PPTX
1745621890_Temu_11B_Aljabar_Trigonometri (1).pptx
PDF
PPT Kelompok 3 penciptaan alam semes.pdf
PDF
BSE Biologi (Makhluk Hidup dan Lingkungannya) Untuk SMA_MA Kelas XI - Endang ...
PDF
Dasar pengamatan burung di alam bebas...
PPTX
01. HAKIKAT ILMU SAINS ILMU PENGETAHUAN ALAM .pptx
PPTX
02. PENGUKURAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 8.pptx
DAUR-BIOGEOKIMIA BIOLOGI PERSIAPAN UJIAN NASIONAL
Koordinat Lengkung pada mata kuliah advance Engineering Mathematics.pptx
sumber daya alam untuk masa depan berkelanjutan
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA PELAJARAN IPA KELAS 8
Power Point Penyerbukan, Rumus Bunga, dan
86662b58-927c-45b3-85cb-963e6d1f5aa2.pdf
Kelompok 1_Konsep-Konsep Dasar Termodinamika-digabungkan (1).pptx
Kelompok 2 Statitiska - Kaidah Pencacahan.pptx
Besaran Pokok Besaran yang menjadi dasar bagi besaran lainnya dan tidak dapat...
Fourier Sinus dan Cosinus advance engineering mathematics.pptx
Penjadwalan dan proses pada sistem operasi
modul ajar verb of be (tense) untuk tingkat sltp
1745621890_Temu_11B_Aljabar_Trigonometri (1).pptx
PPT Kelompok 3 penciptaan alam semes.pdf
BSE Biologi (Makhluk Hidup dan Lingkungannya) Untuk SMA_MA Kelas XI - Endang ...
Dasar pengamatan burung di alam bebas...
01. HAKIKAT ILMU SAINS ILMU PENGETAHUAN ALAM .pptx
02. PENGUKURAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 8.pptx

Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek

  • 1. ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK DIJKSTRA, FLOYD-WARSHALL, dan BELLMAN- FORD oleh : Cut Agusniar (371994) Husna Gemasih (371982) Laili Wahyunita (371985)
  • 2. Point of overview  Introduction of each algorithms  Detail and complexity  Sample case studi for each algorithms
  • 3. Permasalahan Pencarian Rute Terpendek  Masalah rute terpendek berkaitan dengan penentuan busur-busur yang hubungkan dalam sebuah jaringan yang secara bersama-sama membentuk jarak terdekat diantara sumber dan tujuan. Sehingga ada beberapa macam persoalan rute terpendek yang dapat dicari: 1.Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu (a pair shortest path). 2.Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul (all pairs shortest path). 3.Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain (single-source shortest path). 4.Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu (intermediate shortest path).
  • 5. Introduction Dijkstra’s Algorithm  Ditemukan oleh Edger Dikstra.  Algoritma pencarian dimulai dari titik awak ke titik lainnya pada sebuah directed graph dengan bobot-bobot sisi yang bernilai positif.  Menurut Chamero, 2006: “algoritma Dijkstra merupakan alogoritma yang paling sering digunakan dalam pencarian rute terpendek, dengan menggunakan simpul-simpul sederhana pada jaringan jalan yang tidak rumit.
  • 6. Cont..  Algoritma Dijkstra menggunakan prinsip greedy dalam mencari solusi yaitu mencari solusi optimum pada setiap langkah yang dilalui.  Cara kerja algoritma ini hampir sama dengan algoritma BFS dengan antrian priority queue, jadi hanya simpul prioritas tinggi yang ditelusuri.  Algoritma ini membandingkan setiap nilai dari simpul pada satu level, dan akan dibandingkan lagi untuk rute yang baru.
  • 7. Detail and complexity of Dijkstra Algorithm  Secara umum urutan logika algoritma ini adalah sebagai berikut: 1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain (yang belum terisi). 2. Set semua node “Belum terjamah” dan set node awal sebagai “Node keberangkatan”. 3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. 4. Setelah selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai “Node terjamah”. Node terjamah tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal bobotnya. 5. Set “Node belum terjamah” dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan) sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya dan lanjutkan dengan kembali ke step 3
  • 8. Cont..  Kompleksitas algoritma Dijkstra adalah O(n2), dengan n adalah jumlah simpul pada graf. Kompleksitas ini bisa diperbaiki dengan penggunaan struktur data senarai ketetanggaan (adjacency list) atau antrian prioritas (priority queue) untuk memperoleh kompleksitas O((m+n) log n 
  • 9. Sample case studi with Dijkstra Algorithm  Menentukan rute terpendek untuk perjalanan antar kota. Pada graph di bawah dengan menggunakan Dijkstra dapat dicari rute terpendek antara kota A ke kota C:
  • 10. Cont..  Tahapan penulusuran jalur dengan Dijkstra Tahap 1: Dari kota A, orang tersebut akan memilih kota F dengan bobot minimum dari kota A (30 km). Tahap 2: Dari kota F, orang tersebut kemudian memilih kota E yang memiliki bobot minimum dari kota F (26 km). Tahap 3: Dari kota E, orang tersebut akan melanjutkan perjalanan ke kota D (satu-satunya simpul yang terhubung) Tahap 4: Dari kota D, orang tersebut lalu melanjutkan perjalanan dan sampai ke kota C.
  • 11. Cont..  Total jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah = 97 km dengan jalur (A – F – E – D – C). Dalam representasi graf, warna merah pada sisi graf menunjuk ke jalur terpendekmenurut algoritma Dijkstra.  Kelemahan algoritma ini adalah semakin banyak titik akan semakin memakan waktu proses.  Jumlah titik menentukan tingkat efektifitas dari algoritma djikstra.
  • 13. INTRODUCTION FLOYD-WARSHALL ALGORITHM • Algoritma Floyd Warshall adalah salah satu cabang dari ilmu matematika yang salah satu fungsinya adalah untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek. • Dalam Algoritma Floyd terdapat fungsi (G=V,E) dengan G = graf yang merupakan kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain melalui sisi/busur (edges).
  • 14. • Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan yaitu himpunan V dan himpunan E.  Verteks (simpul) : V = himpunan simpul yang terbatas dan tidak kosong.  Edge (sisi/busur): E = himpunan busur yang menghubungkan sepasang simpul. • Notasi graf: G(V,E) artinya graf G memiliki V simpul dan E busur. CONT..
  • 15. CONT.. • Algoritma Floyd membandingkan semua kemungkinan lintasan pada graf untuk setiap sisi dari semua simpul. • Hal tersebut bisa terjadi karena adanya perkiraan pengambilan keputusan (pemilihan jalur terpendek) pada setiap tahap antara dua simpul, hingga perkiraan tersebut diketahui sebagai nilai optimal. • Algoritma Floyd yang menerapkan pemrograman dinamis lebih menjamin keberhasilan penemuan solusi optimum untuk kasus penentuan lintasan terpendek (single pair shortest path) • Algoritma ini berjalan dengan waktu Θ(V3).
  • 16. SAMPLE CASE STUDI WITH FLOYD-WARSHALL ALGORITHM Misalkan terdapat suatu graf berbobot yang merepresentasikan kondisi keterhubungan antarkota di suatu daerah, dengan ilustrasi sebagai berikut. Misalkan seseorang akan melakukan perjalanan dari kota A ke kota C.
  • 19. CONT.. Dari hasil pencarian jalur terpendek dari A ke C menggunakan algoritma Floyd- Warshall (pemrograman dinamis), ditemukan bahwa jarak terpendek dari A ke C adalah 74km dengan jalur (A – B – C).
  • 21. Introduction Of Bellman-Ford Algorithm  Dikembangkan Oleh Richard Bellman dan Lester Ford  Algoritma ini mirip dengan algoritma Djikstra tetapi Algoritma ini mampu menghitung path yang memiliki bobot negatif, namun waktu yang dibutuhkan oleh algoritma ini lebih lama dari pada algoritma Djikstra.
  • 22. Bellman-Ford Algorithm Algoritma Belman-Ford Yaitu Algoritma yang digunakan untuk menghitung jarak terpendek (shortest path) dari suatu graf berarah. Algoritma Bellman-ford sangat efisien digunakan jika ada sisi yang berbobot negatif.
  • 23. Bellman-Ford Algorithm  Cara kerja algoritma ini dalam mencari jarak terpendek adalah dengan menghitung setiap kemungkinan node yang mengarah ke node tujuan tersebut.  algoritma Bellman-Ford mengembalikan sebuah nilai Boolean yang mengindikasikan apakah terdapat siklus berbobot negatif yang dapat dilalui oleh simpul awal atau tidak. Jika terdapat siklus negatif algoritma akam mengindikasikan bahwa tidak terdapat solusi shortest path dan jika tidak, maka algoritma akan menghasilkan shortest path beserta bobotnya.  Algoritma ini melakukan iterasi dalam setiap langkahnya sebanyak n-1, dimana adalah n jumlah node yang terdapat dalam graf. Dengan demikian kompleksitas algoritma ini cukup tinggi.
  • 24. Bellman-Ford Algorithm  Kompleksitas waktu dari Algoritma Bellman-Ford ini dapat dinyatakan dengan notasi Big O(V.E), V adalah banyaknya sisi dan E adalah banyaknya titik.
  • 26. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Disini kita akan menghitung jarak (shortest path) terpendek dari atas hingga bawah.
  • 27. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah Pertama : terdapat tiga pilihan yaitu jalur 6, 4 dan 8. disini meskipun yang terkecil adalah 4, tetapi dalam Bellman- Ford memperhatikan juga solusi totalnya dan memperhatikan jalur negatif yang akan dilalui, jalur 6 dipilih karena kemudian hasilnya akan lebih sedikit dibandingkan jalur 4.
  • 28. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah kedua : kita pilih jalur -3 karena hasilnya akan lebih sedikit dibandingkan kita memilih jalur 3.
  • 29. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah ketiga : kita pilih jalur -4, sehingga sampai saat ini hasilnya -1, paling sedikit dibanding kita memilih jalur-jalur yang lain.
  • 30. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Langkah selanjutnya : kita memilih jalur -5, sehingga hasil akan lebih sedikit lagi yaitu -6.
  • 31. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Disini terdapat dua pilihan jalur yaitu -2 dan -4, meskipun -4 lebih sedikit dan akan menghasilkan hasil yang lebih kecil dibanding kita memilih -2, namun harus kita perhatikan langkah selanjutnya, pada jalur -4 yang akan kita lewati akan terjadapat penjumlahan dengan 4, sehingga menghasilkan hasil akhir yaitu -6. sedangakan pada jalur -2, setelah kita melewati akan terdapat penjumlahan dengan 1, sehingga hasilnya -7, Ini jelas lebih kecil dari pada jalur lain.
  • 32. Menghitung Algoritma Bellman- Ford  Inilah hasil akhir dari Algoritma Bellman-Ford.
  • 33. References:  Aprian, Raden.2007. 1 Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd- Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path), Bandung.  Ramadhan, Fahmi, “Algoritma Bellman-Ford dan Floyd-Warshall”, Institute Teknologi Telkom.  Fauzi, Imam, 2011. “Penggunaan Algoritma Djikstra Dalam Pencarian Rute Tercepat dan Ruter Terpendek”. Teknik Informatika, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.  Khairurrazi Budiarsyah, Dibi, 2010. “Algoritma Djikstra, Bellman-Ford, dan Floyd-Warshall Untuk Mencari Rute Terpendek dari suatu Graf”. Teknik Elektro dan Informatika, ITB. Bandung.
  • 34. TERIMA KASIH End of Presentation