Askep Diabetes Militus
LATAR BELAKANG



Penyakit        Diabetes           WHO memprediksi kenaikan
Mellitus            (DM)           jumlah    penderita   Non
merupakan       penyakit           Insulin Dependent Diabetes
tidak    menular     yang          Mellitus (NIDDM) dari 8,4
mengalami peningkatan              juta pada tahun 2000
terus    menerus     dari          menjadi sekitar 21,3 juta
tahun ke tahun.                    pada tahun 2030.


                            Komplikasi kronik dari penyakit DM
Penyakit DM mampu           menyebabkan         kelainan     pada
menyebabkan kerusakan       makrovaskular,          mikrovaskular,
organ secara menyeluruh     gastrointestinal,    genito   urinari,
secara anatomis maupun      dermatologi,      infeksi,   katarak,
fungsional                  glaukoma dan sistem muskulo skeletal
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan
               gejala yang timbul pada seseorang yang
               disebabkan      oleh   karena    adanya
               peningkatan kadar gula (glukosa) darah
               akibat kekurangan insulin baik absolut
               maupun relatif (Arjatmo, 2002)

2.1 Defenisi

                Diabetes       mellitus    merupakan
                sekelompok kelainan heterogen yang
                ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
                dalam    darah   atau   hiperglikemia.
                (Brunner dan Suddarth, 2002)
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung
                  insulin (IDDM)
2.2 Klasifikasi   Tipe II : Diabetes mellitus tidak
                  tergantung insulin (NIDDM)
                  Diabetes mellitus yang berhubungan
                  dengan keadaan atau sindrom lainnya
                  Diabetes mellitus gestasional (GDM)


                  Tipe I : Faktor genetic
 2.3 Etiologi     Faktor-faktor imunologi
                  Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga



                         •   Katarak
                         •   Glaukoma
                         •   Retinopati
2.4 Tanda dan            •   Infeksi bakteri kulit
    Gejala               •   Penyakit ginjal
                         •   Hipertensi
                         •   Dll
Glukosa darah sewaktu
                  a. Plasma vena :
                  • < 100
                  • 100 - 200 = belum pasti DM,
                  • >200 = DM
                  b. Darah kapiler :
                  • < 80
                  • 80 - 100 = belum pasti DM,
                  • > 200 = DM

                  Kadar glukosa darah puasa
                  a. Plasma vena :
2.5 Pemeriksaan
                  • < 110
   Penunjang      • > 110 - 120 = belum pasti DM,
                  • > 120 = DM
                  b. Darah kapiler :
                  • <90
                  • 90 - 110 = belum pasti DM
                  • >110 = DM



                        Tes toleransi glukosa
2.6 Patofisiologi
1. Diet
                      2. Latihan
                      3. Pemantauan
2.7 Penatalaksanaan
                      4. Terapi (jika
                         diperlukan)
                      5. Pendidikan
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
                 2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
                     Pengobatan Sebelumnya
                 3. Aktivitas/ Istirahat
                 4. Sirkulasi
                 5. Integritas Ego
3.1 Pengkajian   6. Eliminasi
                 7. Makanan / Cairan
                 8. Neurosensori
                 9. Nyeri / Kenyamanan
                 10. Pernapasan
                 11. Keamanan
3.2 Diagnosa




1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
   dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
   metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
   metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi
   penglihatan
3.3 Intervensi

     No.   Diagnosa   Tujuan /Kriteria hasil            Intervensi
1.         Dx 1       Tujuan:                 Timbang berat badan setiap
                      Kebutuhan nutrisi        hari atau sesuai dengan
                      pasien terpenuhi         indikasi.
                      Kriteria Hasil:         Tentukan program diet dan
                      •Pasien dapat            pola makan pasien dan
                      mencerna jumlah kalori   bandingkan dengan makanan
                      atau nutrien yang        yang dapat dihabiskan
                      tepat                    pasien.
                      •Berat badan stabil     Berikan makanan cair yang
                      atau penambahan ke       mengandung zat makanan
                      arah rentang biasanya    (nutrien) dan elektrolit
                                               dengan segera jika pasien
                                               sudah dapat
                                               mentoleransinya melalui oral.
                                              Kolaborasi melakukan
                                               pemeriksaan gula darah
                                              Kolaborasi pemberian
No.   Diagnosa   Tujuan /Kriteria hasil                  Intervensi
2.    Dx 2       Tujuan:                    Pantau tanda-tanda vital, catat
                 Kebutuhan cairan atau       adanya perubahan TD ortostatik
                 hidrasi pasien             Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,
                 terpenuhi                   turgor kulit dan membran mukosa
                 Kriteria hasil:            Pantau masukan dan pengeluaran
                 Pasien menunjukkan         Pertahankan untuk memberikan
                 hidrasi yang adekuat        cairan paling sedikit 2500 ml/hari
                 dibuktikan oleh tanda       dalam batas yang dapat ditoleransi
                 vital stabil, nadi          jantung
                 perifer dapat diraba,      Catat hal-hal seperti mual, muntah
                 turgor kulit dan            dan distensi lambung
                 pengisian kapiler baik,    Kolaborasi : berikan terapi cairan
                 haluaran urin tepat         normal salin dengan atau tanpa
                 secara individu dan         dextrosa, pantau pemeriksaan
                 kadar elektrolit dalam      laboratorium
                 batas normal
No.   Diagnosa   Tujuan /Kriteria hasil               Intervensi

3.    Dx 3       Tujuan:                   Kaji luka, adanya epitelisasi,

                 Gangguan integritas       perubahan warna, edema, dan

                 kulit dapat berkurang     discharge, frekuensi ganti

                 atau menunjukkan          balut

                 penyembuhan               Kaji tanda vital

                 Kriteria Hasil:           Kaji adanya nyeri

                 Kondisi luka              Lakukan perawatan luka

                 menunjukkan adanya        Kolaborasi pemberian insulin

                 perbaikan jaringan dan    dan medikasi.

                 tidak terinfeksi          Kolaborasi pemberian

                                           antibiotik sesuai indikasi
No.   Diagnosa   Tujuan /Kriteria hasil                Intervensi

4.    Dx 4       Tujuan:                   Hindarkan lantai yang licin.

                 Pasien tidak              Gunakan bed yang rendah.

                 mengalami injury.         Orientasikan klien dengan

                 Kriteria Hasil:            ruangan.

                 Pasien dapat              Bantu klien dalam melakukan

                 memenuhi                   aktivitas sehari-hari

                 kebutuhannya tanpa        Bantu pasien dalam ambulasi

                 mengalami injury           atau perubahan posisi
   Nama : Tn. J
4.1 Pengkajian       Jenis kelamin : Laki-laki
                     Umur : 65 Tahun
                     Status perkawinan : Kawin
                     Agama : Islam
Identitas Klien      Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010
                     No. Reg : 44-92-67
                     Ruangan/ kamar            : RA2
                     Tanggal Pengkajian : 01 November 2010
                     Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum

                         Nama : Tn. Z
 Penanggung              Hub. dengan klien : Anak kandung
    jawab                Pekerjaan : Wiraswasta
                         Alamat         : Kisaran


   Keluhan            Pasien mengalami borok pada siku kiri
4.2 Riwayat kesehatan
       sekarang
                        a. Penyebab:
                        Hal ini dialami os karena siku kiri klien
                            tergores bambu dan lama kelamaan
Provokative                 membesar
                        b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
                        Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal
                            yang memperbaiki keadaan adalah klien
                            langsung dirujuk ke rumah sakit


                        a. Bagaimana:
Quantity/quality        Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri
                        b. Bagaimana dilihat:
                        Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)

                         Lokasinya disiku kiri
   Region                Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
                          menyebar diseluruh tangan kiri


    Time                Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
4.3 Riwayat kesehatan
       Masa lalu



Penyakit yang            Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien
pernah dialami           hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi
                         dan obat herbal seperti mengkonsumsi air
                         daun siri




4.3 Riwayat Keluarga

                                  Keterangan :

                                                 : Lakai-laki

                                                 : Perempuan

                                                 : Klien

                                                 : Meninggal



                                                 : Tinggal serumah
4.3 Riwayat keadaan
                                     psikososial




Konsep diri
1.Body image     : klien terasa terganggu
                                               Keadaan emosi: Keadaan
dengan kondisinya saat ini
                                               emosi klien stabil, dimana
2.Ideal diri     : klien termotivasi untuk     klien tidak marah saat
sembuh
                                               perawat       mengadakan
3.Harga diri       : klien merasa malu         pengkajian dan perawatan
karena kondisinya saat ini
4.Peran diri       : klien ingin segera
sembuh
5.Personal identity : klien patuh dalam
minum obat
4.3 Pemeriksaan Fisik




 Keadaan umum           Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak
                        borok dibagian siku kiri




                        TD       :      110 / 80 mmhg
  Tanda-tanda           HR       :      88 x/ menit
     vital              RR       :      22 x/ menit
                        Suhu tubuh      :        36,5oC
Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada
kelainan (normal).



Mulut dan faring:
1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
3.Warna lidah merah bercak keputihan.
4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi
dan sebagian gigi klien sudah tanggal.


Pemeriksaan intergumen
• Kulit tampak kurang bersih
• Kulit tampak hangat
• Kulit berwarna sawo matang
• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6
  detik.
• Kelembaban kulit agak kering
• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
Inspeksi thoraks:
•Bentuk thoraks normal.
•Frekuensi nafas; 22x / menit.
•Irama I/E:1/1.
•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara
nafas normal (bronkovesikuler).

Pemeriksaan paru:
•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing


Pemeriksaan jantung:
•Inspeksi normal, tidak ada kelainan
•Palpasi normal, tidak ada kelainan
•Perkusi normal, tidak ada kelainan

Auskultasi :
•Bunyi jantung I : LUB-dup
•Bunyi jantung II        : lup-DUP
•Bunyi jantung tambahan tidak ada
•Murmur tidak ada
•Frekuensi 88x/menit
Pemeriksaan abdomen




                                     Perkusi
                                     •Bunyi tympani (+).
Inspeksi:                            •Tidak dijumpai masa.
•Bentuk simetris.
•Benjolan masa tidak ada
•Bayangan pembuluh darah tidak ada



                                     Palpasi
                                     •Nyeri tekan tidak ada
                                     •Benjolan masa tidak ada
 Auskultasi: Peristaltik             •Tanda acites tidak ada
 usus 20x/menit                      •Hepar tidak teraba
                                     •Lien tidak teraba
                                     •Tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan neurologis


Status mental                     Nervus Cranialis
                                  1.Nervus Olfaktorius           : Baik, dapat
•Kondisi emosi/ perasaan :
                                  mengidentifikasi sumber bau
Stabil
                                  2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada
•Orientasi : Pasien               odema
mengenal tempat dan               3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat
waktu perawatan                   merasakan nyeri, sentuhan dan suhu
•Proses berpikir : pasien         4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat
ingat keluarga, perawat,          mengidentifikasi rasa
dokter, rumah dan waktu           5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang
                                  mampu mendengar dengan baik
•Motivasi (kemauan)       :
                                  6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien
Pasien tak ada harapan, tak       dapat berbicara dengan baik
berdaya                           7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat
•Bahasa : Baik, dapat             menyebut huruf lokal
berbahasa indonesia               8.Nervus Asesorius             : Kurang
dengan baik                       baik, kekuatan otot kurang berfungsi
                                  9.Nervus Hipoglassus           : Baik, lidah
                                  klien simetris gerakkannya.
Refleks
•Refleks bisep :            Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks trisep :           Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks branchioradialis   : Normal kiri
dan kanan
•Refleks patella :          Normal kiri dan
kanan
•Refleks tendon achiles     :       Normal
kiri dan kanan
•Refleks plantar :          Normal kiri dan
kanan
Pola makan




Diet                         :    Diit DM IV (1700 kalori)
Pola diet                    :    3 x sehari
BB sebelum masuk rumah sakit:     Tidak ada dilakukan pengukuran
BB setelah masuk rumah sakit :    Tidak ada dilakukan pengukuran
Jumlah dan jenis diet        :    Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet
yang diberikan
Kesulitan mengunyah          :    Tidak ada
Masalah pola makan           :    Klien mengatakan tidak nafsu makan
Upaya mengatasinya           :    Klien memaksakan makan dengan
dicampur sama air putih
Pola aktivitas




Klien tidak mampu melakukan aktivitas
sendiri, karena kondisi klien yang tidak
memungkinkan dimana di siku kiri klien
tampak ada borok.
Laboratorium       :       KGD 400
                         Rontgen            :       Tidak ada
  4.4 Pemeriksaan
                         osteomyelitis
   Laboratorium
                         EKG     :          ST elevasi




                    NO   NAMA OBAT                 DOSIS

                    1    Infus NaCl                30 tetes per menit

4.5 Terapi medis    2    Injeksi Reguler Insulin   3 X 12 Iu

                    3    Metronidazol              3 X 500 gr

                    4    Captopril                 2 X 12,5 mg

                    5    Ceftriaxon                2 X 1 gr
4.4 Analisa Data



No.   DATA                  ETIOLOGI             MASALAH

1.    DS : klien                PH menurun         Kekurangan volume

        mengatakan haus                            cairan

        terus, mual dan        Mual muntah

        muntah

      DO: kulit tampak       Kekurangan volume

        kering dan turgor         cairan

        klien jelek
No.   DATA                    ETIOLOGI               MASALAH
2.    DS : klien mengatakan         PH menurun         Gangguan

          tidak nafsu makan                            nutrisi

      DO: klien hanya               Mual muntah

          menghabiskan ¼

          dari diet yang          Gangguan nutrisi

          diberikan,

          penurunan berat

          badan
No.   DATA                   ETIOLOGI                  MASALAH

3.    DS: Klien mengeluh        Borok pada siku kiri     Nyeri akut

       nyeri pada luka

       ulkus grade 2 di             Nyeri akut

       siku tangan kiri,

       skala 5-6, nyeri

       seperti terbakar.

      DO: Wajah tegang

       saat ulkus

       dibersihkan

       Klien menyeringai

       saat ulkus di tekan
No.   DATA                   ETIOLOGI                  MASALAH
4.    DS : merasa panas         Luka Ulkus grade 2        Infeksi

        seperti terbakar         di siku tangan kiri

        dan gatal

      DO : luka tampak            Hegiene kurang

        merah, skala nyeri            Infeksi

        5-6
4.5.Diagnosa
                           Keperawatan




1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine
   d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan
   insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan,
   penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien
   menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
4.6 Analisa Data




DX 1
Tupen :
•Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat
•Turgor kulit dan pengisian kapiler baik
•adar elektrolit dalam batas normal.
Tupan :
•Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Intervensi                               Rasional
•   Pantau TTV klien dan mencatat        • Untuk       menentukan     tindakan
    adanya perubahan TD ortostatik         keperawatan selanjutnya
•   Pantau suhu tubuh, warna kulit dan   • Untuk mengetahui perubahan keadaan
    kelembamban kulit                      umum klien
•   Pantau masukkan dan pengeluaran      • Memberikan perkiraan kebutuhan akan
    cairan                                 cairan pengganti
•   Berikan cairan pada klien paling     • Mempertahankan hidrasi
    sedikit 2500 ml/hari.
•   Kolaborasi dalam pemberian cairan    • Menggantikan cairan yang sudah di
    infus.                                 keluar
            Implementasi                               Evaluasi
• Memantau TTV klien dan mencatat        S : Klien mengatakan rasa haus
  adanya perubahan TD ortostatik             berkurang, mual dan muntah
• Memantau suhu tubuh, warna kulit           berkurang
  dan kelembamban kulit                   
• Memantau masukkan dan pengeluaran      O : Kulit tampak agak lembab dan
  cairan                                     turgor klien mulai membaik
• Memberikan cairan paling sedikit
                                          
  2500 ml/hari.
                                         A :Masalah sebagian teratasi
• Berkolaborasi dalam pemberian cairan
                                          
  infus
DX 2
Tupen :
•Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
•Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Tupan :
•Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi



            Intervensi                             Rasional
• Tentukan program diet dan pola      • Mengidentifikasi kekurangan dan
  makan pasien                          penyimpangan dari kebutuhan
                                        teraupetik 
• Identifikasi makanan yang disukai   • Jika makanan yang disukai pasien
  oleh klien                            dapat dimasukkan dlm
• Libatkan keluarga pasien dalam        perencanaan makanan
  perencanaan makanan sesuai          • Membantu klien dalam memenuhi
  dengan indikasi.                      kebutuhan
• Kolaborasi dalam pemeriksaan gula   • Untuk mengetahui tindakan
  darah                                 keperawatan selanjutnya
Implementasi                             Rasional
• Menentukan program diet dan pola   S : Nafsu makan bertambah
  makan pasien                        
• Memberikan makanan cair yang       O : Klien menghabiskan 1/2 dari diet
  mengandung zat makanan dan             yang diberikan
  elektrolit                          
• Mengidentifikasi makanan yang      A : Masalah sebagian teratasi
  disukai oleh klien                  
• Melibatkan keluarga pasien dalam   P :Intervensi dilanjutkan
  perencanaan makanan sesuai
  dengan indikasi.
• Berkolaborasi dalam pemeriksaan
  gula darah
• Berkolaborasi dalam pemberian
  insulin
DX 3
 Tupen :
 •Nyeri berkurang
 Tupan :
 •Nyeri hilang/teratasi




               Intervensi                              Rasional
• Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas   • Untuk mengetahui berat nyeri
  (skala 0-10) dan karakteristiknya          yang dialami klien
• Pertahankan posisi semi-fowler           • Untuk meningkatkan rasa nyaman
                                             pada klien
• Berikan posisi nyaman pada klien         • Posisi nyaman dapat mengurangi
                                             rasa nyeri
• Ajarkan klien teknik distrasi            • Teknik distrasi dapat
                                             mengalihkan perhatian klien pada
                                             nyeri
• Kolaborasi dalam pemberian               • Untuk menghilangkan nyeri
Implementasi                             Rasional

• Mengkaji tingkat nyeri, lokasi,     S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di
  intensitas (skala 0-10) dan              siku tangan kiri berkurang
  karakteristiknya                         dengan skala 4.
• Mempertahankan posisi semi-          
  fowler                              O : Wajah agak rileks saat ulkus
• Memberikan posisi nyaman pada            dibersihkan,
  klien                                    Klien menyeringai saat ulkus di
• Mengajarkan klien teknik distrasi        tekan
• Kolaborasi dalam pemberian           
  antibiotik                          A : Masalah sebagian teratasi
                                       
                                      P : Intervensi dilanjutkan
DX 4
Tupen :
•Mencegah atau menurunkan resiko infeksi
Tupan :
•Infeksi teratasi




             Intervensi                             Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda infeksi    • Untuk mengetahui tindakan
  dan peradangan                         keperawatan selanjutnya
• Mempertahankan teknik aseptic        • Teknik aseptic dapat mencegah
  pada prosedur invasif seperti          terjadinya infeksi
  pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit dengan    • Agar kulit tetap bersih dan
  teratur dan masase daerah tulang       terhindar dari infeksi
  yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian obat   • Dapat membantu dalam
  antibiotik                             mencegah terjadinya sepsis
Implementasi                             Rasional

• Mengobservasi tanda-tanda           S : Rasa gatal berkurang
  infeksi dan peradangan               
• Mempertahankan teknik aseptic       O : Luka tampak merah, skala nyeri 4
  pada prosedur invasif seperti        
  pemasangan infus, kateter folley.   A : Masalah sebagian teratasi
• Memberikan perawatan kulit           
  dengan teratur dan masase daerah    P : Intervensi dilanjutkan
  tulang yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian
  obat antibiotik
Pada    tahap    ini,   penulis   tidak
  Pengkajian    menemukan       kesenjangan     antara
                landasan teoritis dan laporan kasus.


                Setelah   membandingkan    diagnosa
   Diagnosa     keperawatan pada landasan teoritis
                dengan tinjauan kasus, penulis tidak
                menemukan adanya kesenjangan

               Pada teori maupun kasus tidak ada
  intervensi   ditemukan kesenjangan untuk setiap
               intervensi  berdasarkan   diagnosa
               keperawatan


               Adapun faktor penghambat dari penulis
               dalam melaksanakan tindakan perawatan
Implementasi   bagi pasien, adalah keterbatasan waktu
               dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Pada tahap pengkajian yang ditemukan
 Pengkajian     pada pasien ulkus diabetikum yaitu
                nyeri di bagian tangan sebelah kiri,
                dank lien tampak pucat.


              1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah,
                 peningkatan haluan urine d/d kulit dan
                 membrane mukosa kering dan turgor kulit
                 buruk
              2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
                 b/d ketidak cukupan insulin, penurunan
Diagnosa         masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu
                 makan, penurunan berat badan
              3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d
                 skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat
                 ulkus ditekan
              4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d
                 luka tampak merah.
Monitor tingkat nyeri, pola BAK,
Perencanaan     pemberian rasa nyaman pada pasien
                dan   pengobatan    sesuai   dengan
                program pengobatan dari dokter.



                Mengajarkan klien teknik relaksasi
                nafas dalam, menganjurkan klien
                untuk banyak minum, mengukur dan
Implementasi    mencatat jumlah urine, menjelaskan
                kepada klien dan keluarga tentang
                penyakit     klien,    memberikan
                pengobatan sesuai dengan program
                dari dokter



                 Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang
 Implementasi    diperoleh selama 3 hari perawatan
                 yaitu masalah semua sebagian teratasi
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan
           pendidikan kesehatan pada keluarga
Saran      yaitu bila penyakit kambuh lagi
           hendaknya      dibawa     kepada    tim
           pelayanan kesehatan.
        2. Pengkajian       keperawatan       yang
           diprioritas berdasarkan kebutuhan
           dasar manusia yang harus dipenuhi
           sesuai hirarki (Abraham Maslow)
Askep Diabetes Militus

More Related Content

DOCX
Kamar hitung trambosit
PPT
manajemen laboratorium
PPTX
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PPTX
Vilep imunologi semester iv
DOCX
Makalah gastritis
PPTX
Tutor hema yuni 20101209
DOC
sop pemantapan mutu eksternal
Kamar hitung trambosit
manajemen laboratorium
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Vilep imunologi semester iv
Makalah gastritis
Tutor hema yuni 20101209
sop pemantapan mutu eksternal

What's hot (20)

PPTX
DOCX
Woc gout
DOCX
Makalah Eritrosit
DOC
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
PDF
Juknis HIV: Pedoman PITC
PDF
DOCX
Askep atresia ani
PPTX
Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus
PPTX
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
PDF
Leukosit 2
DOCX
Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan
PPTX
Enzim pada Organ Hati
DOCX
Askep dermatitis
PDF
Sampling dan-besar-sampel
PDF
Praktikum isolasi dna
PPT
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
PDF
Th5
PPTX
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
PDF
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Woc gout
Makalah Eritrosit
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Juknis HIV: Pedoman PITC
Askep atresia ani
Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
Leukosit 2
Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan
Enzim pada Organ Hati
Askep dermatitis
Sampling dan-besar-sampel
Praktikum isolasi dna
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
Th5
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Ad

Viewers also liked (20)

PPTX
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
PPTX
Time Value Of Money
PPT
PPTX
3. planning of action
PPTX
Morlock presentation, session 2, ver 2
PPTX
Benefit Cost Analysis
PPTX
Holistic nursing theory
PPTX
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
PPTX
Tahan pengkajian keperawatan keluarga
PPTX
(2). konsep keperawatan komunitas
PPT
Laporan pbl dan puskesmas
PPTX
Tren dan isu terkait gangguan persyarapan
PPTX
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
PPT
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
PPTX
Paradigma keperawatan
PPT
Pp cerebral palsy
PPT
4. askep marasmus
PPTX
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
PPT
2. asuhan keperawatan pada oma t dengan fraktur femur
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
Time Value Of Money
3. planning of action
Morlock presentation, session 2, ver 2
Benefit Cost Analysis
Holistic nursing theory
03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
Tahan pengkajian keperawatan keluarga
(2). konsep keperawatan komunitas
Laporan pbl dan puskesmas
Tren dan isu terkait gangguan persyarapan
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
03. kegawatdaruratan sitem kardiovaskuler (pertemuan kedua)
Paradigma keperawatan
Pp cerebral palsy
4. askep marasmus
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
2. asuhan keperawatan pada oma t dengan fraktur femur
Ad

Similar to Askep Diabetes Militus (20)

DOCX
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
DOCX
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
DOC
PDF
askepulkusdiabetikum-121220230519-phpapp01-2.pdf
PPT
Asuhan keperawatan diabetes millitus
PPTX
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
PPTX
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
DOC
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
PPTX
PPTX
Asuhan keperawatan anak diabetes militus klpk 5.pptx
PPTX
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
DOCX
woc juvenile diabetes atau kencing manis
DOCX
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
PPTX
PPT MINIPRO TINGKAT KONSUMSI DM DI PUSKESMAS.pptx
PPTX
PPT MINIPRO DM DIPUSKESMAS SUNGAI JINGAH.pptx
DOCX
Proposal promkes
DOCX
NCP_DM_ULKUS.docx
PPTX
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
DOC
Nic noc 2007
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
askepulkusdiabetikum-121220230519-phpapp01-2.pdf
Asuhan keperawatan diabetes millitus
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Asuhan keperawatan anak diabetes militus klpk 5.pptx
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
woc juvenile diabetes atau kencing manis
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
PPT MINIPRO TINGKAT KONSUMSI DM DI PUSKESMAS.pptx
PPT MINIPRO DM DIPUSKESMAS SUNGAI JINGAH.pptx
Proposal promkes
NCP_DM_ULKUS.docx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
Nic noc 2007

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep (20)

PPTX
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
PPTX
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
PPTX
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
PPTX
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
PPTX
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
PPTX
Focus group discussion
PPTX
Leadership in nursing
PPTX
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
PPTX
(3). proses pembelajaran di komunitas
PPTX
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
PPT
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
PPTX
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
PPT
Penyuluhan HIV/AIDS
PPT
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
PPTX
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
PPTX
Range Of Motion (ROM)
PPTX
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
PPT
PPT
Komunikasi terapeutik
PPT
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Focus group discussion
Leadership in nursing
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Penyuluhan HIV/AIDS
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Addison
Range Of Motion (ROM)
4. tahap perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi keperawatan
Komunikasi terapeutik
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren

Recently uploaded (20)

PPTX
21124036_Macam Mutasi Genghgghghhhhgggggh
PDF
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
PDF
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
PPTX
slide lapkas pasien ICU di CIU RSUDZA ACEH
PDF
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
PDF
TEORI FONDASI IDEOLOGIS DAN NOVEL SEJARAH KESEHATAN ORDE BARU PRESIDEN SOEHAR...
PDF
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
PDF
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
PDF
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
PPT
GBS gangguan sistem kekebalan imun manusia
PPTX
APLIKASI FISIOLOooooGI OLAHRAGA 2020.pptx
PDF
NOVEL INSPIRASI AI INDONESIA : Hippocrates, Pierre Fauchard, Ottawa Charter 1...
PPTX
LJ VN 16082025 Fix.pptx adalah laporan jaga
PPT
MATERI 4 DINKES KABUPATEBANGKA BARAT.ppt
PDF
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
PDF
Novel FLORENCE NIGHTINGALE Ibu Perawat Modern. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KES...
PDF
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
PDF
Pengorganisasian AMPB-SR di RS.20122024.10.00.pdf
PDF
PENGUATAN JEJARING LAYANAN TB DI RS - MALANG 21052024.pdf
PDF
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
21124036_Macam Mutasi Genghgghghhhhgggggh
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
slide lapkas pasien ICU di CIU RSUDZA ACEH
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
TEORI FONDASI IDEOLOGIS DAN NOVEL SEJARAH KESEHATAN ORDE BARU PRESIDEN SOEHAR...
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
Novel Sejarah Lahirnya Puskesmas : Leimena, Soeharto, Siwabessy. KARYA FERIZA...
GBS gangguan sistem kekebalan imun manusia
APLIKASI FISIOLOooooGI OLAHRAGA 2020.pptx
NOVEL INSPIRASI AI INDONESIA : Hippocrates, Pierre Fauchard, Ottawa Charter 1...
LJ VN 16082025 Fix.pptx adalah laporan jaga
MATERI 4 DINKES KABUPATEBANGKA BARAT.ppt
Teori Sterilisasi Jiwa dan Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre...
Novel FLORENCE NIGHTINGALE Ibu Perawat Modern. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KES...
NOVEL GERAKAN SASTRA KESEHATAN INDONESIA : KEUNGGULAN NUSANTARA DI PENTAS DUN...
Pengorganisasian AMPB-SR di RS.20122024.10.00.pdf
PENGUATAN JEJARING LAYANAN TB DI RS - MALANG 21052024.pdf
Novel Biografi Ibnu Sina. Karya Ferizal BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA

Askep Diabetes Militus

  • 2. LATAR BELAKANG Penyakit Diabetes WHO memprediksi kenaikan Mellitus (DM) jumlah penderita Non merupakan penyakit Insulin Dependent Diabetes tidak menular yang Mellitus (NIDDM) dari 8,4 mengalami peningkatan juta pada tahun 2000 terus menerus dari menjadi sekitar 21,3 juta tahun ke tahun. pada tahun 2030. Komplikasi kronik dari penyakit DM Penyakit DM mampu menyebabkan kelainan pada menyebabkan kerusakan makrovaskular, mikrovaskular, organ secara menyeluruh gastrointestinal, genito urinari, secara anatomis maupun dermatologi, infeksi, katarak, fungsional glaukoma dan sistem muskulo skeletal
  • 3. Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002) 2.1 Defenisi Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002)
  • 4. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) 2.2 Klasifikasi Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya Diabetes mellitus gestasional (GDM) Tipe I : Faktor genetic 2.3 Etiologi Faktor-faktor imunologi Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga • Katarak • Glaukoma • Retinopati 2.4 Tanda dan • Infeksi bakteri kulit Gejala • Penyakit ginjal • Hipertensi • Dll
  • 5. Glukosa darah sewaktu a. Plasma vena : • < 100 • 100 - 200 = belum pasti DM, • >200 = DM b. Darah kapiler : • < 80 • 80 - 100 = belum pasti DM, • > 200 = DM Kadar glukosa darah puasa a. Plasma vena : 2.5 Pemeriksaan • < 110 Penunjang • > 110 - 120 = belum pasti DM, • > 120 = DM b. Darah kapiler : • <90 • 90 - 110 = belum pasti DM • >110 = DM Tes toleransi glukosa
  • 7. 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan 2.7 Penatalaksanaan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan
  • 8. 1. Riwayat Kesehatan Keluarga 2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya 3. Aktivitas/ Istirahat 4. Sirkulasi 5. Integritas Ego 3.1 Pengkajian 6. Eliminasi 7. Makanan / Cairan 8. Neurosensori 9. Nyeri / Kenyamanan 10. Pernapasan 11. Keamanan
  • 9. 3.2 Diagnosa 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer). 4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
  • 10. 3.3 Intervensi No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 1. Dx 1 Tujuan:  Timbang berat badan setiap Kebutuhan nutrisi hari atau sesuai dengan pasien terpenuhi indikasi. Kriteria Hasil:  Tentukan program diet dan •Pasien dapat pola makan pasien dan mencerna jumlah kalori bandingkan dengan makanan atau nutrien yang yang dapat dihabiskan tepat pasien. •Berat badan stabil  Berikan makanan cair yang atau penambahan ke mengandung zat makanan arah rentang biasanya (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.  Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah  Kolaborasi pemberian
  • 11. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 2. Dx 2 Tujuan:  Pantau tanda-tanda vital, catat Kebutuhan cairan atau adanya perubahan TD ortostatik hidrasi pasien  Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, terpenuhi turgor kulit dan membran mukosa Kriteria hasil:  Pantau masukan dan pengeluaran Pasien menunjukkan  Pertahankan untuk memberikan hidrasi yang adekuat cairan paling sedikit 2500 ml/hari dibuktikan oleh tanda dalam batas yang dapat ditoleransi vital stabil, nadi jantung perifer dapat diraba,  Catat hal-hal seperti mual, muntah turgor kulit dan dan distensi lambung pengisian kapiler baik,  Kolaborasi : berikan terapi cairan haluaran urin tepat normal salin dengan atau tanpa secara individu dan dextrosa, pantau pemeriksaan kadar elektrolit dalam laboratorium batas normal
  • 12. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 3. Dx 3 Tujuan:  Kaji luka, adanya epitelisasi, Gangguan integritas perubahan warna, edema, dan kulit dapat berkurang discharge, frekuensi ganti atau menunjukkan balut penyembuhan  Kaji tanda vital Kriteria Hasil:  Kaji adanya nyeri Kondisi luka  Lakukan perawatan luka menunjukkan adanya  Kolaborasi pemberian insulin perbaikan jaringan dan dan medikasi. tidak terinfeksi  Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
  • 13. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 4. Dx 4 Tujuan:  Hindarkan lantai yang licin. Pasien tidak  Gunakan bed yang rendah. mengalami injury.  Orientasikan klien dengan Kriteria Hasil: ruangan. Pasien dapat  Bantu klien dalam melakukan memenuhi aktivitas sehari-hari kebutuhannya tanpa  Bantu pasien dalam ambulasi mengalami injury atau perubahan posisi
  • 14. Nama : Tn. J 4.1 Pengkajian  Jenis kelamin : Laki-laki  Umur : 65 Tahun  Status perkawinan : Kawin  Agama : Islam Identitas Klien  Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010  No. Reg : 44-92-67  Ruangan/ kamar : RA2  Tanggal Pengkajian : 01 November 2010  Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum  Nama : Tn. Z Penanggung  Hub. dengan klien : Anak kandung jawab  Pekerjaan : Wiraswasta  Alamat : Kisaran Keluhan Pasien mengalami borok pada siku kiri
  • 15. 4.2 Riwayat kesehatan sekarang a. Penyebab: Hal ini dialami os karena siku kiri klien tergores bambu dan lama kelamaan Provokative membesar b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan: Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah klien langsung dirujuk ke rumah sakit a. Bagaimana: Quantity/quality Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri b. Bagaimana dilihat: Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)  Lokasinya disiku kiri Region  Klien mengatakan bahwa rasa nyeri menyebar diseluruh tangan kiri Time Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
  • 16. 4.3 Riwayat kesehatan Masa lalu Penyakit yang Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien pernah dialami hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi dan obat herbal seperti mengkonsumsi air daun siri 4.3 Riwayat Keluarga Keterangan : : Lakai-laki : Perempuan : Klien : Meninggal : Tinggal serumah
  • 17. 4.3 Riwayat keadaan psikososial Konsep diri 1.Body image : klien terasa terganggu Keadaan emosi: Keadaan dengan kondisinya saat ini emosi klien stabil, dimana 2.Ideal diri : klien termotivasi untuk klien tidak marah saat sembuh perawat mengadakan 3.Harga diri : klien merasa malu pengkajian dan perawatan karena kondisinya saat ini 4.Peran diri : klien ingin segera sembuh 5.Personal identity : klien patuh dalam minum obat
  • 18. 4.3 Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak borok dibagian siku kiri TD : 110 / 80 mmhg Tanda-tanda HR : 88 x/ menit vital RR : 22 x/ menit Suhu tubuh : 36,5oC
  • 19. Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada kelainan (normal). Mulut dan faring: 1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah. 2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat. 3.Warna lidah merah bercak keputihan. 4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi dan sebagian gigi klien sudah tanggal. Pemeriksaan intergumen • Kulit tampak kurang bersih • Kulit tampak hangat • Kulit berwarna sawo matang • Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6 detik. • Kelembaban kulit agak kering • Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
  • 20. Inspeksi thoraks: •Bentuk thoraks normal. •Frekuensi nafas; 22x / menit. •Irama I/E:1/1. •Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara nafas normal (bronkovesikuler). Pemeriksaan paru: •Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan. •Perkusi normal, tidak ada kelainan •Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing Pemeriksaan jantung: •Inspeksi normal, tidak ada kelainan •Palpasi normal, tidak ada kelainan •Perkusi normal, tidak ada kelainan Auskultasi : •Bunyi jantung I : LUB-dup •Bunyi jantung II : lup-DUP •Bunyi jantung tambahan tidak ada •Murmur tidak ada •Frekuensi 88x/menit
  • 21. Pemeriksaan abdomen Perkusi •Bunyi tympani (+). Inspeksi: •Tidak dijumpai masa. •Bentuk simetris. •Benjolan masa tidak ada •Bayangan pembuluh darah tidak ada Palpasi •Nyeri tekan tidak ada •Benjolan masa tidak ada Auskultasi: Peristaltik •Tanda acites tidak ada usus 20x/menit •Hepar tidak teraba •Lien tidak teraba •Tidak ada nyeri tekan
  • 22. Pemeriksaan neurologis Status mental Nervus Cranialis 1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat •Kondisi emosi/ perasaan : mengidentifikasi sumber bau Stabil 2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada •Orientasi : Pasien odema mengenal tempat dan 3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat waktu perawatan merasakan nyeri, sentuhan dan suhu •Proses berpikir : pasien 4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat ingat keluarga, perawat, mengidentifikasi rasa dokter, rumah dan waktu 5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang mampu mendengar dengan baik •Motivasi (kemauan) : 6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien Pasien tak ada harapan, tak dapat berbicara dengan baik berdaya 7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat •Bahasa : Baik, dapat menyebut huruf lokal berbahasa indonesia 8.Nervus Asesorius : Kurang dengan baik baik, kekuatan otot kurang berfungsi 9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah klien simetris gerakkannya.
  • 23. Refleks •Refleks bisep : Tidak normal kiri dan kanan •Refleks trisep : Tidak normal kiri dan kanan •Refleks branchioradialis : Normal kiri dan kanan •Refleks patella : Normal kiri dan kanan •Refleks tendon achiles : Normal kiri dan kanan •Refleks plantar : Normal kiri dan kanan
  • 24. Pola makan Diet : Diit DM IV (1700 kalori) Pola diet : 3 x sehari BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet yang diberikan Kesulitan mengunyah : Tidak ada Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan dicampur sama air putih
  • 25. Pola aktivitas Klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri, karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dimana di siku kiri klien tampak ada borok.
  • 26. Laboratorium : KGD 400 Rontgen : Tidak ada 4.4 Pemeriksaan osteomyelitis Laboratorium EKG : ST elevasi NO NAMA OBAT DOSIS 1 Infus NaCl 30 tetes per menit 4.5 Terapi medis 2 Injeksi Reguler Insulin 3 X 12 Iu 3 Metronidazol 3 X 500 gr 4 Captopril 2 X 12,5 mg 5 Ceftriaxon 2 X 1 gr
  • 27. 4.4 Analisa Data No. DATA ETIOLOGI MASALAH 1. DS : klien PH menurun Kekurangan volume mengatakan haus cairan terus, mual dan Mual muntah muntah DO: kulit tampak Kekurangan volume kering dan turgor cairan klien jelek
  • 28. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 2. DS : klien mengatakan PH menurun Gangguan tidak nafsu makan nutrisi DO: klien hanya Mual muntah menghabiskan ¼ dari diet yang Gangguan nutrisi diberikan, penurunan berat badan
  • 29. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 3. DS: Klien mengeluh Borok pada siku kiri Nyeri akut nyeri pada luka ulkus grade 2 di Nyeri akut siku tangan kiri, skala 5-6, nyeri seperti terbakar. DO: Wajah tegang saat ulkus dibersihkan Klien menyeringai saat ulkus di tekan
  • 30. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 4. DS : merasa panas Luka Ulkus grade 2 Infeksi seperti terbakar di siku tangan kiri dan gatal DO : luka tampak Hegiene kurang merah, skala nyeri Infeksi 5-6
  • 31. 4.5.Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
  • 32. 4.6 Analisa Data DX 1 Tupen : •Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat •Turgor kulit dan pengisian kapiler baik •adar elektrolit dalam batas normal. Tupan : •Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
  • 33. Intervensi Rasional • Pantau TTV klien dan mencatat • Untuk menentukan tindakan adanya perubahan TD ortostatik keperawatan selanjutnya • Pantau suhu tubuh, warna kulit dan • Untuk mengetahui perubahan keadaan kelembamban kulit umum klien • Pantau masukkan dan pengeluaran • Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan cairan pengganti • Berikan cairan pada klien paling • Mempertahankan hidrasi sedikit 2500 ml/hari. • Kolaborasi dalam pemberian cairan • Menggantikan cairan yang sudah di infus. keluar Implementasi Evaluasi • Memantau TTV klien dan mencatat S : Klien mengatakan rasa haus adanya perubahan TD ortostatik berkurang, mual dan muntah • Memantau suhu tubuh, warna kulit berkurang dan kelembamban kulit   • Memantau masukkan dan pengeluaran O : Kulit tampak agak lembab dan cairan turgor klien mulai membaik • Memberikan cairan paling sedikit   2500 ml/hari. A :Masalah sebagian teratasi • Berkolaborasi dalam pemberian cairan   infus
  • 34. DX 2 Tupen : •Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat •Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya Tupan : •Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi Intervensi Rasional • Tentukan program diet dan pola • Mengidentifikasi kekurangan dan makan pasien penyimpangan dari kebutuhan teraupetik  • Identifikasi makanan yang disukai • Jika makanan yang disukai pasien oleh klien dapat dimasukkan dlm • Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan perencanaan makanan sesuai • Membantu klien dalam memenuhi dengan indikasi. kebutuhan • Kolaborasi dalam pemeriksaan gula • Untuk mengetahui tindakan darah keperawatan selanjutnya
  • 35. Implementasi Rasional • Menentukan program diet dan pola S : Nafsu makan bertambah makan pasien   • Memberikan makanan cair yang O : Klien menghabiskan 1/2 dari diet mengandung zat makanan dan yang diberikan elektrolit   • Mengidentifikasi makanan yang A : Masalah sebagian teratasi disukai oleh klien   • Melibatkan keluarga pasien dalam P :Intervensi dilanjutkan perencanaan makanan sesuai dengan indikasi. • Berkolaborasi dalam pemeriksaan gula darah • Berkolaborasi dalam pemberian insulin
  • 36. DX 3 Tupen : •Nyeri berkurang Tupan : •Nyeri hilang/teratasi Intervensi Rasional • Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas • Untuk mengetahui berat nyeri (skala 0-10) dan karakteristiknya yang dialami klien • Pertahankan posisi semi-fowler • Untuk meningkatkan rasa nyaman pada klien • Berikan posisi nyaman pada klien • Posisi nyaman dapat mengurangi rasa nyeri • Ajarkan klien teknik distrasi • Teknik distrasi dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri • Kolaborasi dalam pemberian • Untuk menghilangkan nyeri
  • 37. Implementasi Rasional • Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di intensitas (skala 0-10) dan siku tangan kiri berkurang karakteristiknya dengan skala 4. • Mempertahankan posisi semi-   fowler O : Wajah agak rileks saat ulkus • Memberikan posisi nyaman pada dibersihkan, klien Klien menyeringai saat ulkus di • Mengajarkan klien teknik distrasi tekan • Kolaborasi dalam pemberian   antibiotik A : Masalah sebagian teratasi   P : Intervensi dilanjutkan
  • 38. DX 4 Tupen : •Mencegah atau menurunkan resiko infeksi Tupan : •Infeksi teratasi Intervensi Rasional • Mengobservasi tanda-tanda infeksi • Untuk mengetahui tindakan dan peradangan keperawatan selanjutnya • Mempertahankan teknik aseptic • Teknik aseptic dapat mencegah pada prosedur invasif seperti terjadinya infeksi pemasangan infus, kateter folley. • Memberikan perawatan kulit dengan • Agar kulit tetap bersih dan teratur dan masase daerah tulang terhindar dari infeksi yang tertekan • Berkolaborasi dalam pemberian obat • Dapat membantu dalam antibiotik mencegah terjadinya sepsis
  • 39. Implementasi Rasional • Mengobservasi tanda-tanda S : Rasa gatal berkurang infeksi dan peradangan   • Mempertahankan teknik aseptic O : Luka tampak merah, skala nyeri 4 pada prosedur invasif seperti   pemasangan infus, kateter folley. A : Masalah sebagian teratasi • Memberikan perawatan kulit   dengan teratur dan masase daerah P : Intervensi dilanjutkan tulang yang tertekan • Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik
  • 40. Pada tahap ini, penulis tidak Pengkajian menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dan laporan kasus. Setelah membandingkan diagnosa Diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan tinjauan kasus, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan Pada teori maupun kasus tidak ada intervensi ditemukan kesenjangan untuk setiap intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan Adapun faktor penghambat dari penulis dalam melaksanakan tindakan perawatan Implementasi bagi pasien, adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan
  • 41. Pada tahap pengkajian yang ditemukan Pengkajian pada pasien ulkus diabetikum yaitu nyeri di bagian tangan sebelah kiri, dank lien tampak pucat. 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan Diagnosa masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
  • 42. Monitor tingkat nyeri, pola BAK, Perencanaan pemberian rasa nyaman pada pasien dan pengobatan sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, menganjurkan klien untuk banyak minum, mengukur dan Implementasi mencatat jumlah urine, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit klien, memberikan pengobatan sesuai dengan program dari dokter Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang Implementasi diperoleh selama 3 hari perawatan yaitu masalah semua sebagian teratasi
  • 43. 1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan pada keluarga Saran yaitu bila penyakit kambuh lagi hendaknya dibawa kepada tim pelayanan kesehatan. 2. Pengkajian keperawatan yang diprioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi sesuai hirarki (Abraham Maslow)