Manajemen Keuangan 2
ANALISIS
BREAK EVENT POINT
Analisis Break Even Point
Analisis Break Even Point
 Analisis BEP dapat dilihat dari aspek penjualan dan aspek
produksi. Dari aspek penjualan, BEP berarti volume penjualan
di mana total penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC),
sehinggga perusahaan dalam posisi tidak untung maupun
tidak rugi.
 Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik yang
menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi
tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Atau tingkat
produksi barang/jasa yang dijual, di mana total penghasilan
dan biaya dalam keadaan impas atau sama besarnya.
Analisis Break Even Point
 Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
 Oleh karena analisis tersebut mempelajari
hubungan antara biaya, keuntungan dan volume
kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut
“Cost Profit Volume Analysis” (CPV analysis).
Analisis Break Even Point
 Analisis BEP adalah alat perencanaan penjualan
sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar
perusahaan secara minimal tidak mengalami
kerugian. Selanjutnya, karena perusahaan
menginginkan keuntungan berarti perusahaan
harus berproduksi/menjual di atas BEP.
 Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar
penentuan kebijakan penjualan, kebijakan produksi
dan perencanaan laba.
Manfaat Analisis BEP
 Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga
jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
 Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh laba yang telah direncanakan. Dapat
diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan
untuk memperoleh laba tersebut.
 Menentukan harga jual produk
 Menganalisis efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Q
C, R
FC
0
BEP
TC
TR
VC
Profit
Loss
ANALISIS BEP DENGAN GRAFIK
Asumsi-Asumsi
dalam Analisis BEP
 Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang
dianalisis.
 Seluruh biaya dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
 Besarnya biaya tetap tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi/penjualan.
 Besarnya biaya variabel berubah secara proporsional dengan
volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel
per unitnya adalah tetap sama.
 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila
diproduksi lebih dan satu macam produk, maka sales mix atau
komposisi barang yang dijual adalah tidak berubah (konstan).
Perhitungan BEP
 TR = TC
 P.Q = FC + VC.Q
 P.Q – VC.Q = FC
 (P – VC) Q = FC
Q BEP = FC
P – VC
BEP (Rp) = FC
1 – VC
P
dimana :
TR = Total
Revenue
TC = Total Cost
P = Price
Q = Quantity
FC = Fixed Cost
VC = Variable Cost
Contoh Analisis BEP
Selama tahun 2011, perusahaan ABC menjual 100.000 unit
produk dengan harga Rp 20.000,00/unit. Biaya variabel/unit
adalah Rp 14.000,00 dan biaya tetap jumlahnya Rp
79.200.000,00.
1.Tentukan BEP dalam unit dan rupiah
2.Berapa laba operasi yang diperoleh perusahaan pada tahun
2011
3.Berapa unit yang harus dijual agar perusahaan memperoleh
laba operasi Rp 90.000.000,00
4.Berapa unit yang harus dijual jika perusahaan menginginkan
laba bersih setelah pajak 20% adalah Rp 240.000.000,00?
Contoh Analisis BEP
Jawab:
a. Q BEP = FC
P – VC
= 79.200.000
20.000 – 14.000
Q BEP = 13.200 unit
BEP (Rp) = FC
1 – VC
P
= 79.200.000
1 - 14.000
20.000
BEP (Rp) = Rp 264.000.000,00
Jadi, kuantitas yang harus dijual agar perusahaan berada dalam
kondisi impas adalah 13.200 unit atau nilai penjualannya adalah Rp
264.000.000,00
Contoh Analisis BEP
Jawab:
b. Laba operasi = TR – TC
= (P.Q) – (FC+VC.Q)
= (20.000x100.000) –
(79.200.000+(14.000x100.000))
Laba operasi = Rp 520.800.000,00
Jadi, laba operasi perusahaan pada tahun
2011 dimana kuantitas yang dijual sebanyak
100.000 unit adalah Rp 520.800.000,00.
Contoh Analisis BEP
Jawab:
c. Laba operasi = TR – TC
= (P.Q) – (FC+VC.Q)
90.000.000= 20.000Q – (79.200.000 + 14.000Q)
169.200.000 = 6.000Q
Q = 28.200 unit
Jadi, agar perusahaan memperoleh laba
operasi Rp 90.000.000,00 maka kuantitas yang
harus dijual adalah 28.200 unit.
Contoh Analisis BEP
Jawab:
Atau :
c. Q (laba Rp 90 juta) = FC + laba target
P – VC
= 79.200.000 +
90.000.000
20.000 – 14.000
Q (laba Rp 90 juta) = 28.200 unit
Contoh Analisis BEP
Atau:
c. Sales = FC + laba target
1 – VC
P
= 79.200.000 +
90.000.000
1 - 14.000
20.000
Sales = Rp
564.000.000,00
Contoh Analisis BEP
d. Laba set. Pajak = (TR – TC) – Tax
= (TR – TC) – 20% (TR – TC)
= 80% (TR – TC)
240.000.000 = 80% (P.Q – (FC+VC.Q) )
240.000.000/80% = 20.000Q – (79.200.000+14.000Q)
6.000Q = 300.000.000 + 79.200.000
Q = 63.200 unit
Jadi, agar perusahaan memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp 240.000.000,00
maka unit yang harus dijual adalah 63.200 unit
Contoh Analisis BEP
Atau:
d. Q (laba bersih Rp 240 jt) = FC + laba target
__ 1 - % pajak
P – VC
= 79.200.000 + 240.000.000
(1 - 20%)
20.000 – 14.000
Q (laba bersih Rp 240 jt) = 63.200 unit
Margin of Safety
 Margin of safety adalah batas penurunan penjualan yang
bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian.
 Misalnya margin of safety adalah 30%, artinya realisasi
penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari
30%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 30%, maka
perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila
penurunan sampai 30% perusahaan dalam kondisi break
event point.
 MoS = Anggaran Penjualan – Penjualan pada BEP
MoS Ratio = Anggaran penjualan – Penjualan pd BEP x
100%
Anggaran penjualan
Contoh Margin of Safety
Diketahui bahwa PT. ABC merencanakan
penjualan produk X pada tahun 2009 adalah
sebanyak 1000 unit. Jika harga jual/unit adalah
Rp 500,00 dan BEP-nya adalah 600 unit,
berapakah Margin of Safety-nya?
Contoh Margin of Safety
Jawab:
Anggaran penjualan (1000 unit @ Rp 500,00) = Rp 500.000,00
Penjualan pada BEP (600 unit @ Rp 500,00) = Rp 300.000,00
Margin of Safety = Rp 200.000,00
Margin of safety ratio = 200.000 x 100% = 40%
500.000
Artinya, realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai turun
lebih dari 40%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 40%,
maka perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila
penurunan penjualan hingga 40% dari yang dianggarkan maka
perusahaan dalam kondisi break event point.
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Untuk mencari BEP dari dua produk atau lebih
maka perhitungannya agak berbeda sedikit dengan
cara mencari BEP satu jenis produk karena adanya
variable cost dan harga jual per unit yang berbeda
dari masing-masing jenis produk. Di samping itu
tingkat BEP baru dapat dihitung apabila terlebih
dahulu sudah diketahui komposisi penjualan dari
masing-masing produk.
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Contoh: Perusahaan A yang bergerak dalam bidang
produksi kain batik dan stagen merencanakan perluasan
daerah pemasarannya meliputi wilayah Jawa Timur, Bali,
Lombok dan Sumbawa. Penjualan kain batik direncanakan
sebanyak 25.000 meter dengan harga jual/meter Rp
3.500,00 dan stagen sebanyak 15.000 meter dengan harga
jual/meter Rp 1.000,00. Variable cost untuk masing -
masing jenis produk adalah Rp 2.000,00/meter untuk kain
batik, dan Rp 600,00/meter untuk stagen, sedangkan fixed
cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp
28.275.000,00. Hitunglah break event point untuk kedua
jenis produk tersebut!
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Keterangan Kain batik Stagen Total
Penjualan 87.500.000 15.000.000 102.500.000
Fixed Cost 28.275.000
Variabel Cost 50.000.000 9.000.000 59.000.000
BEP = 28.275.000 = 28.275.000 = Rp 66.625.000,00
1- 59.000.000 0,42439024
102.500.000
BEP (kain batik) = 66.625.000 x 25.000 = 16.250 meter
102.500.000
BEP (stagen) = 66.625.000 x 15.000 = 9.750 meter
102.500.000
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa sales mix
atau komposisi produk yang dijual atau komposisi penjualannya
adalah tidak berubah (konstan). Dalam hal ini, maka :
Q Penjualan  Kain batik : stagen = 25.000 m : 15.000 m = 5 : 3
BEP  Kain batik : stagen = 16.250 m : 9.750 m = 5 : 3
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP
Perubahan harga jual per unit terhadap BEP
Analisis BEP menggunakan asumsi bahwa harga jual/unit
konstan.
Bila harga jual/unit naik memiliki dampak yang
menguntungkan karena BEP-nya akan turun. Dalam grafik
BEP, titik break event-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti
untuk tercapainya BEP cukup diperlukan kuantitas yang lebih
kecil.
Bila harga jual/unit turun memiliki efek yang merugikan
karena BEP-nya akan naik. Dalam grafik BEP, titik break event-
nya akan bergeser ke kanan, yang berarti untuk tercapainya
BEP diperlukan kuantitas yang lebih besar.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP
Perubahan biaya variabel per unit terhadap BEP
Perubahan pada biaya variabel per unit juga akan
merubah BEP, yakni apabila biaya variabel naik akan
menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP
Perubahan biaya tetap terhadap BEP
Perubahan pada biaya tetap juga akan merubah BEP,
yakni apabila biaya tetap naik akan menaikkan BEP
dan bila turun akan menurunkan BEP.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP
Perubahan sales mix terhadap BEP
Dalam asumsi disebutkan bahwa perusahaan hanya
menghasilkan satu macam produk, dan bila
menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka
tidak boleh ada perubahan dalam sales mix–nya.
Sales mix menunjukkan perimbangan atau
perbandingan penjualan antara beberapa macam
produk yang dihasilkan. Apabila ada perubahan sales
mix-nya akan menyebabkan perubahan pada BEP
secara total.
Latihan Soal 1
Data dari suatu perusahaan XYZ pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Penjualan 1.000 unit
Harga jual/unitRp 500.000,00
Biaya variabel/unit Rp 200.000,00
Biaya tetap Rp 180.000.000,00
 Berapa BEP dalam unit dan rupiah?
 Jika perusahaan menginginkan laba operasi sebesar Rp 3.000.000.000,00,
berapa kuantitas yang harus dijual?
 Berapa kuantitas yang harus dijual jika perusahaan menginginkan laba
bersih setelah pajak 20% adalah Rp 2.400.000.000,00?
Latihan Soal 2
Perusahaan Cahaya Kertas pada awalnya memproduksi
buku gambar saja, selanjutnya ada produk baru yaitu
buku tulis. Harga jual buku gambar Rp 5.000/unit dan
buku tulis Rp 8.000/unit. Biaya variabel untuk buku
gambar Rp 4.000/unit dan buku tulis Rp 6.000/unit. Biaya
tetap kedua produk adalah Rp 574.000,00. Jika sales mix
kedua produk tersebut adalah 3 (buku gambar) : 2 (buku
tulis), berapakah BEP untuk kedua produk tersebut?

More Related Content

PPT
BEPPPPP PAKAIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.ppt
PPT
Break Even Point .......................
PPT
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT
bep_update.ppt
PPT
Analisis titik impas
PPT
4_Analisis_Hubungan_Biaya_Volume_dan_Lab.ppt
DOC
Perencanaan keuangan
PPTX
ANALISA BEP.pptx
BEPPPPP PAKAIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.ppt
Break Even Point .......................
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
bep_update.ppt
Analisis titik impas
4_Analisis_Hubungan_Biaya_Volume_dan_Lab.ppt
Perencanaan keuangan
ANALISA BEP.pptx

Similar to breakevenpoint_manajemenkeuanganupdate.ppt (20)

PPTX
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
PPT
12073906.ppt
PDF
BREAKEVEN POINT ANALYSIS COST VOLUME PROFIT
DOCX
Analisa break event point
PPTX
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
PPT
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
PPT
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
PPTX
MATEMATIKA BISNIS (BEP).pptx
PPT
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
PPT
AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BIAYA VOLUMEN LABA
PPT
1703812564525_BEP.ppt break event pointt
PDF
Analisis break-even
PDF
Analisis kelayakan usaha
PPT
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
PPT
analisis-b-v-l (1).ppt
PPT
Cost volume profit
PPTX
Tugas - Analisis BEP (2017)
PPSX
Mate dbusbehdbjenhdbkslwhrhfnriri BEP.ppsx
PPT
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
12073906.ppt
BREAKEVEN POINT ANALYSIS COST VOLUME PROFIT
Analisa break event point
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
MATEMATIKA BISNIS (BEP).pptx
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BIAYA VOLUMEN LABA
1703812564525_BEP.ppt break event pointt
Analisis break-even
Analisis kelayakan usaha
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
analisis-b-v-l (1).ppt
Cost volume profit
Tugas - Analisis BEP (2017)
Mate dbusbehdbjenhdbkslwhrhfnriri BEP.ppsx
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
PERTEMUAN PERTAMA MANAJEMEN STRATEGIS.pptx
PDF
Training Pemeriksaan Pajak 25 Agst 2023 Final Rev.pdf
PPTX
Presentation_DigitalMarketingCoca-Cola.pptx
PDF
Monetary Theory, Economic Growth and Central Bank
PDF
Training Pemeriksaan Pajak 15 Sept 2023 Final.pdf
PPTX
ANALISIS BIAYA Ekonomi Manajerial SMT 4
PPTX
191693956-PPT-PERSENTASE-ENZIM-pptx.pptx
DOCX
PROGRAM KERJA DAN APDB GKPS TAHUN 2021.docx
PDF
Pertemuan ke-2 Analisis Laporan Keuangan.pdf
PPTX
Paparan SE No. 3 Tahun 2024 Self Declare Konfirmasi 8 Juli 2024.pptx
PDF
pelajaran Capstone Project Kelas XII AKL
PPTX
TATA NIAGA lartas IMPOR POST BORDER.pptx
PPTX
Modul Training Audit - Foundations of Internal Auditing
PPTX
Materi_Strategi_Pemasaran_Victoria_Care.pptx
PPTX
MENJADI-SEOARANG-TECHNOPpRENUERSHIP.pptx
PPTX
Profil_Technopreneurrrrrrrrrrrrrrrr.pptx
PPTX
Salindia Karya Tulis Ilmiah UMSIDAA.pptx
PPTX
Pentingnya Income Protection bagi Keluarga
PDF
Chapter 17-1 Indonesian Investment i.pdf
PPTX
persyaratan laporan keuangan aspek keperilakuan
PERTEMUAN PERTAMA MANAJEMEN STRATEGIS.pptx
Training Pemeriksaan Pajak 25 Agst 2023 Final Rev.pdf
Presentation_DigitalMarketingCoca-Cola.pptx
Monetary Theory, Economic Growth and Central Bank
Training Pemeriksaan Pajak 15 Sept 2023 Final.pdf
ANALISIS BIAYA Ekonomi Manajerial SMT 4
191693956-PPT-PERSENTASE-ENZIM-pptx.pptx
PROGRAM KERJA DAN APDB GKPS TAHUN 2021.docx
Pertemuan ke-2 Analisis Laporan Keuangan.pdf
Paparan SE No. 3 Tahun 2024 Self Declare Konfirmasi 8 Juli 2024.pptx
pelajaran Capstone Project Kelas XII AKL
TATA NIAGA lartas IMPOR POST BORDER.pptx
Modul Training Audit - Foundations of Internal Auditing
Materi_Strategi_Pemasaran_Victoria_Care.pptx
MENJADI-SEOARANG-TECHNOPpRENUERSHIP.pptx
Profil_Technopreneurrrrrrrrrrrrrrrr.pptx
Salindia Karya Tulis Ilmiah UMSIDAA.pptx
Pentingnya Income Protection bagi Keluarga
Chapter 17-1 Indonesian Investment i.pdf
persyaratan laporan keuangan aspek keperilakuan
Ad

breakevenpoint_manajemenkeuanganupdate.ppt

  • 3. Analisis Break Even Point  Analisis BEP dapat dilihat dari aspek penjualan dan aspek produksi. Dari aspek penjualan, BEP berarti volume penjualan di mana total penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC), sehinggga perusahaan dalam posisi tidak untung maupun tidak rugi.  Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik yang menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Atau tingkat produksi barang/jasa yang dijual, di mana total penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau sama besarnya.
  • 4. Analisis Break Even Point  Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.  Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan dan volume kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut “Cost Profit Volume Analysis” (CPV analysis).
  • 5. Analisis Break Even Point  Analisis BEP adalah alat perencanaan penjualan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya, karena perusahaan menginginkan keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi/menjual di atas BEP.  Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar penentuan kebijakan penjualan, kebijakan produksi dan perencanaan laba.
  • 6. Manfaat Analisis BEP  Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.  Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan. Dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.  Menentukan harga jual produk  Menganalisis efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
  • 8. Asumsi-Asumsi dalam Analisis BEP  Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.  Seluruh biaya dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.  Besarnya biaya tetap tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan.  Besarnya biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.  Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dan satu macam produk, maka sales mix atau komposisi barang yang dijual adalah tidak berubah (konstan).
  • 9. Perhitungan BEP  TR = TC  P.Q = FC + VC.Q  P.Q – VC.Q = FC  (P – VC) Q = FC Q BEP = FC P – VC BEP (Rp) = FC 1 – VC P dimana : TR = Total Revenue TC = Total Cost P = Price Q = Quantity FC = Fixed Cost VC = Variable Cost
  • 10. Contoh Analisis BEP Selama tahun 2011, perusahaan ABC menjual 100.000 unit produk dengan harga Rp 20.000,00/unit. Biaya variabel/unit adalah Rp 14.000,00 dan biaya tetap jumlahnya Rp 79.200.000,00. 1.Tentukan BEP dalam unit dan rupiah 2.Berapa laba operasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2011 3.Berapa unit yang harus dijual agar perusahaan memperoleh laba operasi Rp 90.000.000,00 4.Berapa unit yang harus dijual jika perusahaan menginginkan laba bersih setelah pajak 20% adalah Rp 240.000.000,00?
  • 11. Contoh Analisis BEP Jawab: a. Q BEP = FC P – VC = 79.200.000 20.000 – 14.000 Q BEP = 13.200 unit BEP (Rp) = FC 1 – VC P = 79.200.000 1 - 14.000 20.000 BEP (Rp) = Rp 264.000.000,00 Jadi, kuantitas yang harus dijual agar perusahaan berada dalam kondisi impas adalah 13.200 unit atau nilai penjualannya adalah Rp 264.000.000,00
  • 12. Contoh Analisis BEP Jawab: b. Laba operasi = TR – TC = (P.Q) – (FC+VC.Q) = (20.000x100.000) – (79.200.000+(14.000x100.000)) Laba operasi = Rp 520.800.000,00 Jadi, laba operasi perusahaan pada tahun 2011 dimana kuantitas yang dijual sebanyak 100.000 unit adalah Rp 520.800.000,00.
  • 13. Contoh Analisis BEP Jawab: c. Laba operasi = TR – TC = (P.Q) – (FC+VC.Q) 90.000.000= 20.000Q – (79.200.000 + 14.000Q) 169.200.000 = 6.000Q Q = 28.200 unit Jadi, agar perusahaan memperoleh laba operasi Rp 90.000.000,00 maka kuantitas yang harus dijual adalah 28.200 unit.
  • 14. Contoh Analisis BEP Jawab: Atau : c. Q (laba Rp 90 juta) = FC + laba target P – VC = 79.200.000 + 90.000.000 20.000 – 14.000 Q (laba Rp 90 juta) = 28.200 unit
  • 15. Contoh Analisis BEP Atau: c. Sales = FC + laba target 1 – VC P = 79.200.000 + 90.000.000 1 - 14.000 20.000 Sales = Rp 564.000.000,00
  • 16. Contoh Analisis BEP d. Laba set. Pajak = (TR – TC) – Tax = (TR – TC) – 20% (TR – TC) = 80% (TR – TC) 240.000.000 = 80% (P.Q – (FC+VC.Q) ) 240.000.000/80% = 20.000Q – (79.200.000+14.000Q) 6.000Q = 300.000.000 + 79.200.000 Q = 63.200 unit Jadi, agar perusahaan memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp 240.000.000,00 maka unit yang harus dijual adalah 63.200 unit
  • 17. Contoh Analisis BEP Atau: d. Q (laba bersih Rp 240 jt) = FC + laba target __ 1 - % pajak P – VC = 79.200.000 + 240.000.000 (1 - 20%) 20.000 – 14.000 Q (laba bersih Rp 240 jt) = 63.200 unit
  • 18. Margin of Safety  Margin of safety adalah batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian.  Misalnya margin of safety adalah 30%, artinya realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari 30%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 30%, maka perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila penurunan sampai 30% perusahaan dalam kondisi break event point.  MoS = Anggaran Penjualan – Penjualan pada BEP MoS Ratio = Anggaran penjualan – Penjualan pd BEP x 100% Anggaran penjualan
  • 19. Contoh Margin of Safety Diketahui bahwa PT. ABC merencanakan penjualan produk X pada tahun 2009 adalah sebanyak 1000 unit. Jika harga jual/unit adalah Rp 500,00 dan BEP-nya adalah 600 unit, berapakah Margin of Safety-nya?
  • 20. Contoh Margin of Safety Jawab: Anggaran penjualan (1000 unit @ Rp 500,00) = Rp 500.000,00 Penjualan pada BEP (600 unit @ Rp 500,00) = Rp 300.000,00 Margin of Safety = Rp 200.000,00 Margin of safety ratio = 200.000 x 100% = 40% 500.000 Artinya, realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari 40%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 40%, maka perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila penurunan penjualan hingga 40% dari yang dianggarkan maka perusahaan dalam kondisi break event point.
  • 21. BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Untuk mencari BEP dari dua produk atau lebih maka perhitungannya agak berbeda sedikit dengan cara mencari BEP satu jenis produk karena adanya variable cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis produk. Di samping itu tingkat BEP baru dapat dihitung apabila terlebih dahulu sudah diketahui komposisi penjualan dari masing-masing produk.
  • 22. BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Contoh: Perusahaan A yang bergerak dalam bidang produksi kain batik dan stagen merencanakan perluasan daerah pemasarannya meliputi wilayah Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumbawa. Penjualan kain batik direncanakan sebanyak 25.000 meter dengan harga jual/meter Rp 3.500,00 dan stagen sebanyak 15.000 meter dengan harga jual/meter Rp 1.000,00. Variable cost untuk masing - masing jenis produk adalah Rp 2.000,00/meter untuk kain batik, dan Rp 600,00/meter untuk stagen, sedangkan fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000,00. Hitunglah break event point untuk kedua jenis produk tersebut!
  • 23. BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Keterangan Kain batik Stagen Total Penjualan 87.500.000 15.000.000 102.500.000 Fixed Cost 28.275.000 Variabel Cost 50.000.000 9.000.000 59.000.000 BEP = 28.275.000 = 28.275.000 = Rp 66.625.000,00 1- 59.000.000 0,42439024 102.500.000 BEP (kain batik) = 66.625.000 x 25.000 = 16.250 meter 102.500.000 BEP (stagen) = 66.625.000 x 15.000 = 9.750 meter 102.500.000
  • 24. BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa sales mix atau komposisi produk yang dijual atau komposisi penjualannya adalah tidak berubah (konstan). Dalam hal ini, maka : Q Penjualan  Kain batik : stagen = 25.000 m : 15.000 m = 5 : 3 BEP  Kain batik : stagen = 16.250 m : 9.750 m = 5 : 3
  • 25. Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan harga jual per unit terhadap BEP Analisis BEP menggunakan asumsi bahwa harga jual/unit konstan. Bila harga jual/unit naik memiliki dampak yang menguntungkan karena BEP-nya akan turun. Dalam grafik BEP, titik break event-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan kuantitas yang lebih kecil. Bila harga jual/unit turun memiliki efek yang merugikan karena BEP-nya akan naik. Dalam grafik BEP, titik break event- nya akan bergeser ke kanan, yang berarti untuk tercapainya BEP diperlukan kuantitas yang lebih besar.
  • 26. Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan biaya variabel per unit terhadap BEP Perubahan pada biaya variabel per unit juga akan merubah BEP, yakni apabila biaya variabel naik akan menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP.
  • 27. Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan biaya tetap terhadap BEP Perubahan pada biaya tetap juga akan merubah BEP, yakni apabila biaya tetap naik akan menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP.
  • 28. Dampak Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Perubahan sales mix terhadap BEP Dalam asumsi disebutkan bahwa perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, dan bila menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka tidak boleh ada perubahan dalam sales mix–nya. Sales mix menunjukkan perimbangan atau perbandingan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan. Apabila ada perubahan sales mix-nya akan menyebabkan perubahan pada BEP secara total.
  • 29. Latihan Soal 1 Data dari suatu perusahaan XYZ pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: Penjualan 1.000 unit Harga jual/unitRp 500.000,00 Biaya variabel/unit Rp 200.000,00 Biaya tetap Rp 180.000.000,00  Berapa BEP dalam unit dan rupiah?  Jika perusahaan menginginkan laba operasi sebesar Rp 3.000.000.000,00, berapa kuantitas yang harus dijual?  Berapa kuantitas yang harus dijual jika perusahaan menginginkan laba bersih setelah pajak 20% adalah Rp 2.400.000.000,00?
  • 30. Latihan Soal 2 Perusahaan Cahaya Kertas pada awalnya memproduksi buku gambar saja, selanjutnya ada produk baru yaitu buku tulis. Harga jual buku gambar Rp 5.000/unit dan buku tulis Rp 8.000/unit. Biaya variabel untuk buku gambar Rp 4.000/unit dan buku tulis Rp 6.000/unit. Biaya tetap kedua produk adalah Rp 574.000,00. Jika sales mix kedua produk tersebut adalah 3 (buku gambar) : 2 (buku tulis), berapakah BEP untuk kedua produk tersebut?