2
Most read
3
Most read
4
Most read
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
TRANSISTOR
(Kadek Dwi Wahyuadnyana)
1508205019
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ,Universitas Udayana
dwiwahyuadnyana@yahoo.com
Tanggal Praktikum : 19 Desember 2016
Asisten : - Bhakti Hardian Yusuf
- Cici Izzah Afkarina
Abstrak
Praktikum elektronika analog kali ini adalah membuat rangkaian penguat pada emitor atau rangkaian
Common Emitor. Dimana sumber tegangan (catu daya) dibikin sendiri secara individu. Catu daya yg dibikin
menghasilkan output sebesar 5 volt. Lalu catu daya tersebut disambungkan ke rangkaian Common Emitor untuk
diambil datanya.
Kata kunci: Transistor, Tegangan , Rangkaian penguat Common Emitor.
I. TUJUAN
A. Mengetahui karakterisasi penguat dengan konfigurasi Common Emiter.
II. DASAR TEORI
A. Pengertian Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai
sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain.
Fungsi transistor juga sebagai kran listrik, yang dimana berdasarkan tegangan inputnya,
memungkinkan pangalihaan listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik. Itulah definisi
dari transistor.
Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana di bawah ini:
1. Transistor sebagai saklar elektronik, yaitu dengan mengatur bias dari sebuah transistor
sampai transistor jenuh maka didapat hubungan singkat antar kaki konektor dan emitor,
dengan memanfaatkan kejadian ini maka transistor bisa digunakan sebagai saklar.
2. Transistor sebagai penguat arus, lalu fungsi dari transistor lainnya adalah dapat di
gunakan sebagai penguat arus. Dengan fungsi ini transistor dapat digunakan sebagai
rangkaian power supply tentunya dengan tegangan yang di setting. Untuk dapat
digunakan sebagai fungsi penguat arus transistor harus dibias tegangan yang constant
pada basisnya, agar pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya untuk dapat
tegangan basis agar tetap digunakan diode zener.
3. Transistor sebagai penguat sinyal AC, Adapun fungsi transistor yang yang lainnya
adalah sebagai penguat sinyal AC, dan lain-lain.
Transistor terbagi menjadi dua jenis, yaitu transistor bipolar dan field-effect transistor (FET).
1. Bipolar Jucnticon Transistor (BJT)
BJT memiliki susunan bahan semikonduktor yang mirip dengan dioda pada
umumnya. Perbedaannya, BJT memiliki satu lapisan semikonduktor tambahan. BJT
terdiri dari semikonduktor tipe-p (positif) dan tipe-n (negatif) yang tersusun seperti
gambar 1.
Gambar 1. Struktur dan Simbol Transistor
Sumber : Modul 04 Laboratorium Elektronika & Instrumentasi
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung.
2. Field Effect Transistor
Field Effect Transistor (FET) adalah transistor yang menggunakan medan listrik
untuk mengatur
konduktivitas bahannya. FET terbagi dua, yaitu Junction FET (JFET) dan Insulated Gate
FET (IGFET) atau dikenal juga dengan Metal Oxide (MOSFET). FET terdiri dari tiga
kaki, yaitu Drain (D), Gate (G), dan Source (S). Besar medan listrik pada gate
mempengaruhi lebar zona deplesi sehingga mempengaruhi konduktivitas listrik
didalamnya. FET juga disebut sebagai voltage-controlled device karena output dari FET
ditentukan oleh tegangan di gate, tidak seperti BJT yang dikendalikan oleh arus.
Threshold voltage setiap FET berbeda dan tercantum di datasheet sebagai VGS threshold.
Gambar 2. Simbol dan Tampilan MOSFET n-channel IRF540
Sumber : Modul 04. Laboratorium Elektronika & Instrumentasi
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung.
B. Transistor Sebagai Penguat
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai
penguat, transistor harus berada pada kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan
bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus konstan pada basis atau pada
collector.
Terdapat tiga jenis penguat yang dapat diberikan oleh transistor, yaitu penguat emitter
ditanahkan (Common Emiter, CE), penguat kolektor ditanahkan (Common Collector, CC), dan
penguat basis ditanahkan, CB). Pada praktikum kali digunakan tipe penguatan emitter
ditanahkan (common emitter).
Gambar 3. Rangkaian penguat common emitor.
Rangkaian penguat emitter ditanahkan ditunjukkan oleh gambar 3. Tegangan VBB
menyebabkan panjar maju hubungan basis dengan emitter pada transistor. Dengan mengatur
besar VB, kita dapat mengatur jumlah arus yang menglir pada RE. Nantinya, nilai arus pada
emitter ini akan bernilai hamper sama dengan arus yang dihasilkan pada collector. Untuk
menghitung besaran Vo digunakan langkah sebagai berikut.
Hitung Tegangan Pada Basis
VC
RBRV
RB
VBB .

 (1)
Hitung tegangan pada emitter dengan VBE = 0.7
VE = VCC – VBE (2)
Hitung arus yang melari di emitter untuk mendapatkan arus yang mengalir di kolektor.
RE
VE
IE  (3)
Karena IC ≈ IE , maka,
Vc = Vcc – IcRc (4)
Besar penguatan pada rangkaian Common Emmiter dapat dinyatakan sebagai
perbandingan antara tegangan output dan tegangan input.
A =
Vin
Vout
(5)
III. DATA
A. Tegangan pada saat resistor variabel berada di posisi maksimum.
No Percobaan Tegangan
(Vmax) (V)
1 1 2,45
2 2 2,20
3 3 2,40
4 4 2,35
5 5 2,30
B. Tegangan pada saat resistor variable berada di posisi minimum.
No Percobaan Tegangan
(Vmin) (V)
1 1 0,70
2 2 0,75
3 3 0,65
4 4 0,60
5 5 0,70
IV. PENGOLAHAN DATA
A. Ralat Hasil Pengamatan
1. Ralat tegangan pada emitor pada saat resistor variable berada di posisi
maksimum (Vmax).
No V max (V) maxV (V) (Vmax- maxV ) (V) (Vmax- maxV )2
(V)
1 2,45 2,34 0,11 0,0121
2 2,20 2,34 -0,14 0,0196
3 2,40 2,34 0,06 3,6x10-3
4 2,35 2,34 0,01 1x10-4
5 2,30 2,34 -0,04 1,6x10-3
(Vmax − maxV )2
= 0,037 V
2. Ralat tegangan pada emitor pada saat resistor variable berada di posisi
minimum (Vmin).
No V min (V) minV (V) (Vmin- minV ) (V) (Vmin- minV )2
(V)
1 0,70 0,68 0,02 4x10-4
2 0,75 0,68 0,07 4,9x10-3
3 0,65 0,68 -0,03 9x10-4
4 0,60 0,68 -0,08 6,4x10-3
5 0,70 0,68 0,02 4x10-4
(Vmin − minV )2
= 0,013 V
3. Ralat nisbi Vmax
△Vmax =
(Vmax −𝑉𝑚𝑎𝑥 )
2
𝑛(𝑛−1)
=
0,037
20
= 1,85𝑥10−3 = 0,043 V
(𝑽𝒎𝒂𝒙 ± △Vmax) = (2,34± 0,043) V
Ralat Nisbi =
△Vmax
𝑉𝑚𝑎𝑥
x 100% =
0,043
2,34
x 100% = 1,83 %
Ralat Kebenaran = 100%- Ralat Nisbi
= 100%- 1,83 %
= 98,16%
4. Ralat nisbi Vmin
△Vmin =
(Vmin −𝑉𝑚𝑖𝑛 )
2
𝑛(𝑛−1)
=
0,013
20
= 6,5𝑥10−4 = 0,025 V
(𝑽𝒎𝒊𝒏± △Vmin) = (0,68± 0,025) V
Ralat Nisbi =
△Vmin
𝑉𝑚𝑖𝑛
x 100% =
0,025
0,68
x 100% = 3,67 %
Ralat Kebenaran = 100%- Ralat Nisbi
= 100%- 3,67 %
= 96,32%
V. ANALISIS
Pertama-tama hitung Vin terlebih dahulu. Dimana Vin adalah sama dengan tegangan pada basis
atau VBB.
Vin = VC
RBRV
RB
VBB .


=
2,2
1+2,2
. 5
Vin = 3,43 volt
Setelah itu hitung besar penguatan(A) nya dengan persamaan 5.
A=
Vin
Vout
A. Penguatan pada saat resistor berada di posisi maksimum.
A =
Vin
Vout
=
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝑉𝑖𝑛
=
(𝟐,𝟑𝟒± 𝟎,𝟎𝟒𝟑)
5
=0,468±8,6x10-3
B. Penguatan pada saat resistor berada di posisi minimum.
A =
Vin
Vout
=
𝑉𝑚𝑖𝑛
𝑉𝑖𝑛
=
𝟎,𝟔𝟖± 𝟎,𝟎𝟐𝟓
𝟓
= 0,136±5x10-3
VI. KESIMPULAN
A.
Hasil penguatan pada saat resistor berada di posisi maksimum adalah sebesar
0,468±8,6x10-3
kali. Dan hasil penguatan pada saat resistor berada di posisi minimum
adalah sebesar 0,136±5x10-3
kali.
VII. REFERENSI
[1]http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-transistor-dan-jenisnya-serta-fungsinya.html
[2] ___.2016. MODUL 04
TRANSISTOR
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2016/2017.___. LABORATORIUM ELEKTRONIKA &
INSTRUMENTASI
PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG.

More Related Content

DOCX
Penguat operasional
PPTX
12 rangkaian rlc pararel
PDF
Modul 06-rangkaian-filter-pasi
PDF
pemodelan state space
PPT
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
PPTX
Pengertian PM dan FM
DOCX
DIGITAL MIKRO
DOCX
Kelebihan dan kekurangan amplifier
Penguat operasional
12 rangkaian rlc pararel
Modul 06-rangkaian-filter-pasi
pemodelan state space
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
Pengertian PM dan FM
DIGITAL MIKRO
Kelebihan dan kekurangan amplifier

What's hot (20)

PDF
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
DOCX
Laporan penguat emitor bersama
PPTX
Rangkaian Resonansi Paralel
PPTX
Karakteristik transistor
PPTX
Material konduktor
PDF
Matching impedance
PPT
Ampifier & Op-Amp
DOCX
Percobaan Modulasi Frequensi
PPTX
ekivalen trafo
PPTX
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
PPTX
Induktor
PDF
Tegangan Tinggi
PPTX
PPTX
8 beban rlc
PPTX
7. instrumen volt meter dan ammeter
DOCX
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
PPTX
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
DOCX
Soal semester genap tp+jwbn
PPTX
konsep dasar sinyal dan sistem
DOCX
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
Laporan penguat emitor bersama
Rangkaian Resonansi Paralel
Karakteristik transistor
Material konduktor
Matching impedance
Ampifier & Op-Amp
Percobaan Modulasi Frequensi
ekivalen trafo
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
Induktor
Tegangan Tinggi
8 beban rlc
7. instrumen volt meter dan ammeter
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Soal semester genap tp+jwbn
konsep dasar sinyal dan sistem
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Ad

Similar to Laporan transistor common emitor (20)

PPTX
Karakteristik transistor revisiKu
PPTX
Karakteristik transistor
PPTX
Karakteristik transistor
PPTX
Encep faiz.pptx lisma
PDF
TRANSISTOR Transistor Elektronika Analog
PPTX
Karakteristik transistor
PPTX
Karakteristik transistor
PPTX
Transistor
DOCX
Transistor sebagai saklar
PPTX
Karateristik transistor Rizky Ardhi P
DOCX
Transistor sebagai saklar
PPTX
Karakteristik transistor (msaifullahzangky)
PPTX
Karakteristik transistor
DOCX
Acara 7 transistor
PPTX
Karakteristik transistor
PPTX
Elektronika dan rl
PPTX
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
PPTX
Karateristik transistor
PPTX
Adi prayoga presetasi
DOCX
CIRI STATIK TRANSISTOR
Karakteristik transistor revisiKu
Karakteristik transistor
Karakteristik transistor
Encep faiz.pptx lisma
TRANSISTOR Transistor Elektronika Analog
Karakteristik transistor
Karakteristik transistor
Transistor
Transistor sebagai saklar
Karateristik transistor Rizky Ardhi P
Transistor sebagai saklar
Karakteristik transistor (msaifullahzangky)
Karakteristik transistor
Acara 7 transistor
Karakteristik transistor
Elektronika dan rl
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
Karateristik transistor
Adi prayoga presetasi
CIRI STATIK TRANSISTOR
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
Bab 2- Struktur Atom dan Sistem Periodik.pptx
PPTX
PPT Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia.pptx
PPTX
geografi pariwisata dan pemanfaatan taman hutan kota langsa
PPTX
KELOMPOK 1_ANATOMI TUMBUHAN_KOMPONEN PROTOPLASMIK biologi tumbuhan plantae
PPTX
TROMBOPHLEBITIS adalah gejala yang dial
PPTX
DETEKSI SALMONELLA SPP PADA MEAT AND BONE MEALS2.pptx
PDF
Prosedur dan Faktor yang Mempengaruhi dari Proses dan Hasil Destilasi
PPTX
KD 1.1, KD 1.2, KD 1.3.pptx smp ipa power
PPTX
berifikir kritis menjalani kehidupan sehari hari
PPTX
TANDA BAHAYA KEHAMILAN banyak terjadi pada ibu hamil
PDF
JENIS DAN PENATALAKSANAAN ESO TBC RO final
PDF
Strategi PPDB yang mendukung masa transisi PAUD-SD.pdf
PPT
Kebijakan Ketersediaan Pangan di Jawa Tengah (PAK JOKO).ppt
PPTX
KLASIFIKASI ALAT UKUR suhu tki.pptx.pptx
PDF
Kuliah 2 Kondisi dan prospek Usaha peternakan revisi a.pdf
PDF
Kuliah 3 Sistem Industri Peternakan (Faterna)
PPTX
MochTeguhPatriyana_PPT_SIA_resume jurnal.pptx
PPTX
ESPS SENI RUPA SD_MI KLS.6_KM-Media Mengajar-Media Mengajar ESPS SENI RUPA SD...
DOCX
soal presentasi morfologi crustacea.docx
PPT
STRUKTUR FUNGSI ORGAN TUMBUHAN-SOLO.ppt smp
Bab 2- Struktur Atom dan Sistem Periodik.pptx
PPT Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia.pptx
geografi pariwisata dan pemanfaatan taman hutan kota langsa
KELOMPOK 1_ANATOMI TUMBUHAN_KOMPONEN PROTOPLASMIK biologi tumbuhan plantae
TROMBOPHLEBITIS adalah gejala yang dial
DETEKSI SALMONELLA SPP PADA MEAT AND BONE MEALS2.pptx
Prosedur dan Faktor yang Mempengaruhi dari Proses dan Hasil Destilasi
KD 1.1, KD 1.2, KD 1.3.pptx smp ipa power
berifikir kritis menjalani kehidupan sehari hari
TANDA BAHAYA KEHAMILAN banyak terjadi pada ibu hamil
JENIS DAN PENATALAKSANAAN ESO TBC RO final
Strategi PPDB yang mendukung masa transisi PAUD-SD.pdf
Kebijakan Ketersediaan Pangan di Jawa Tengah (PAK JOKO).ppt
KLASIFIKASI ALAT UKUR suhu tki.pptx.pptx
Kuliah 2 Kondisi dan prospek Usaha peternakan revisi a.pdf
Kuliah 3 Sistem Industri Peternakan (Faterna)
MochTeguhPatriyana_PPT_SIA_resume jurnal.pptx
ESPS SENI RUPA SD_MI KLS.6_KM-Media Mengajar-Media Mengajar ESPS SENI RUPA SD...
soal presentasi morfologi crustacea.docx
STRUKTUR FUNGSI ORGAN TUMBUHAN-SOLO.ppt smp

Laporan transistor common emitor

  • 1. PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG TRANSISTOR (Kadek Dwi Wahyuadnyana) 1508205019 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ,Universitas Udayana [email protected] Tanggal Praktikum : 19 Desember 2016 Asisten : - Bhakti Hardian Yusuf - Cici Izzah Afkarina Abstrak Praktikum elektronika analog kali ini adalah membuat rangkaian penguat pada emitor atau rangkaian Common Emitor. Dimana sumber tegangan (catu daya) dibikin sendiri secara individu. Catu daya yg dibikin menghasilkan output sebesar 5 volt. Lalu catu daya tersebut disambungkan ke rangkaian Common Emitor untuk diambil datanya. Kata kunci: Transistor, Tegangan , Rangkaian penguat Common Emitor. I. TUJUAN A. Mengetahui karakterisasi penguat dengan konfigurasi Common Emiter. II. DASAR TEORI A. Pengertian Transistor Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik, yang dimana berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan pangalihaan listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik. Itulah definisi dari transistor. Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana di bawah ini: 1. Transistor sebagai saklar elektronik, yaitu dengan mengatur bias dari sebuah transistor sampai transistor jenuh maka didapat hubungan singkat antar kaki konektor dan emitor, dengan memanfaatkan kejadian ini maka transistor bisa digunakan sebagai saklar. 2. Transistor sebagai penguat arus, lalu fungsi dari transistor lainnya adalah dapat di gunakan sebagai penguat arus. Dengan fungsi ini transistor dapat digunakan sebagai rangkaian power supply tentunya dengan tegangan yang di setting. Untuk dapat digunakan sebagai fungsi penguat arus transistor harus dibias tegangan yang constant pada basisnya, agar pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya untuk dapat tegangan basis agar tetap digunakan diode zener. 3. Transistor sebagai penguat sinyal AC, Adapun fungsi transistor yang yang lainnya adalah sebagai penguat sinyal AC, dan lain-lain. Transistor terbagi menjadi dua jenis, yaitu transistor bipolar dan field-effect transistor (FET). 1. Bipolar Jucnticon Transistor (BJT) BJT memiliki susunan bahan semikonduktor yang mirip dengan dioda pada umumnya. Perbedaannya, BJT memiliki satu lapisan semikonduktor tambahan. BJT
  • 2. terdiri dari semikonduktor tipe-p (positif) dan tipe-n (negatif) yang tersusun seperti gambar 1. Gambar 1. Struktur dan Simbol Transistor Sumber : Modul 04 Laboratorium Elektronika & Instrumentasi Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung. 2. Field Effect Transistor Field Effect Transistor (FET) adalah transistor yang menggunakan medan listrik untuk mengatur konduktivitas bahannya. FET terbagi dua, yaitu Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau dikenal juga dengan Metal Oxide (MOSFET). FET terdiri dari tiga kaki, yaitu Drain (D), Gate (G), dan Source (S). Besar medan listrik pada gate mempengaruhi lebar zona deplesi sehingga mempengaruhi konduktivitas listrik didalamnya. FET juga disebut sebagai voltage-controlled device karena output dari FET ditentukan oleh tegangan di gate, tidak seperti BJT yang dikendalikan oleh arus. Threshold voltage setiap FET berbeda dan tercantum di datasheet sebagai VGS threshold. Gambar 2. Simbol dan Tampilan MOSFET n-channel IRF540 Sumber : Modul 04. Laboratorium Elektronika & Instrumentasi Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung. B. Transistor Sebagai Penguat Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada pada kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan
  • 3. bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus konstan pada basis atau pada collector. Terdapat tiga jenis penguat yang dapat diberikan oleh transistor, yaitu penguat emitter ditanahkan (Common Emiter, CE), penguat kolektor ditanahkan (Common Collector, CC), dan penguat basis ditanahkan, CB). Pada praktikum kali digunakan tipe penguatan emitter ditanahkan (common emitter). Gambar 3. Rangkaian penguat common emitor. Rangkaian penguat emitter ditanahkan ditunjukkan oleh gambar 3. Tegangan VBB menyebabkan panjar maju hubungan basis dengan emitter pada transistor. Dengan mengatur besar VB, kita dapat mengatur jumlah arus yang menglir pada RE. Nantinya, nilai arus pada emitter ini akan bernilai hamper sama dengan arus yang dihasilkan pada collector. Untuk menghitung besaran Vo digunakan langkah sebagai berikut. Hitung Tegangan Pada Basis VC RBRV RB VBB .   (1) Hitung tegangan pada emitter dengan VBE = 0.7 VE = VCC – VBE (2) Hitung arus yang melari di emitter untuk mendapatkan arus yang mengalir di kolektor. RE VE IE  (3) Karena IC ≈ IE , maka, Vc = Vcc – IcRc (4) Besar penguatan pada rangkaian Common Emmiter dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara tegangan output dan tegangan input. A = Vin Vout (5)
  • 4. III. DATA A. Tegangan pada saat resistor variabel berada di posisi maksimum. No Percobaan Tegangan (Vmax) (V) 1 1 2,45 2 2 2,20 3 3 2,40 4 4 2,35 5 5 2,30 B. Tegangan pada saat resistor variable berada di posisi minimum. No Percobaan Tegangan (Vmin) (V) 1 1 0,70 2 2 0,75 3 3 0,65 4 4 0,60 5 5 0,70 IV. PENGOLAHAN DATA A. Ralat Hasil Pengamatan 1. Ralat tegangan pada emitor pada saat resistor variable berada di posisi maksimum (Vmax). No V max (V) maxV (V) (Vmax- maxV ) (V) (Vmax- maxV )2 (V) 1 2,45 2,34 0,11 0,0121 2 2,20 2,34 -0,14 0,0196 3 2,40 2,34 0,06 3,6x10-3 4 2,35 2,34 0,01 1x10-4 5 2,30 2,34 -0,04 1,6x10-3 (Vmax − maxV )2 = 0,037 V 2. Ralat tegangan pada emitor pada saat resistor variable berada di posisi minimum (Vmin). No V min (V) minV (V) (Vmin- minV ) (V) (Vmin- minV )2 (V) 1 0,70 0,68 0,02 4x10-4 2 0,75 0,68 0,07 4,9x10-3 3 0,65 0,68 -0,03 9x10-4 4 0,60 0,68 -0,08 6,4x10-3 5 0,70 0,68 0,02 4x10-4 (Vmin − minV )2 = 0,013 V
  • 5. 3. Ralat nisbi Vmax △Vmax = (Vmax −𝑉𝑚𝑎𝑥 ) 2 𝑛(𝑛−1) = 0,037 20 = 1,85𝑥10−3 = 0,043 V (𝑽𝒎𝒂𝒙 ± △Vmax) = (2,34± 0,043) V Ralat Nisbi = △Vmax 𝑉𝑚𝑎𝑥 x 100% = 0,043 2,34 x 100% = 1,83 % Ralat Kebenaran = 100%- Ralat Nisbi = 100%- 1,83 % = 98,16% 4. Ralat nisbi Vmin △Vmin = (Vmin −𝑉𝑚𝑖𝑛 ) 2 𝑛(𝑛−1) = 0,013 20 = 6,5𝑥10−4 = 0,025 V (𝑽𝒎𝒊𝒏± △Vmin) = (0,68± 0,025) V Ralat Nisbi = △Vmin 𝑉𝑚𝑖𝑛 x 100% = 0,025 0,68 x 100% = 3,67 % Ralat Kebenaran = 100%- Ralat Nisbi = 100%- 3,67 % = 96,32% V. ANALISIS Pertama-tama hitung Vin terlebih dahulu. Dimana Vin adalah sama dengan tegangan pada basis atau VBB. Vin = VC RBRV RB VBB .   = 2,2 1+2,2 . 5 Vin = 3,43 volt Setelah itu hitung besar penguatan(A) nya dengan persamaan 5. A= Vin Vout A. Penguatan pada saat resistor berada di posisi maksimum. A = Vin Vout = 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑉𝑖𝑛 = (𝟐,𝟑𝟒± 𝟎,𝟎𝟒𝟑) 5 =0,468±8,6x10-3 B. Penguatan pada saat resistor berada di posisi minimum.
  • 6. A = Vin Vout = 𝑉𝑚𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛 = 𝟎,𝟔𝟖± 𝟎,𝟎𝟐𝟓 𝟓 = 0,136±5x10-3 VI. KESIMPULAN A. Hasil penguatan pada saat resistor berada di posisi maksimum adalah sebesar 0,468±8,6x10-3 kali. Dan hasil penguatan pada saat resistor berada di posisi minimum adalah sebesar 0,136±5x10-3 kali. VII. REFERENSI [1]http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-transistor-dan-jenisnya-serta-fungsinya.html [2] ___.2016. MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2016/2017.___. LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG.