2
Most read
5
Most read
6
Most read
MAKALAH STATISTIKA

                       ANALISA KORELASI PEARSON (PPM)



                                      Disusun Oleh :

                                     KELOMPOK 3

                   HUSNUL HIDAYAT                  NIM : 201111031


                   FERI CHANDRA                    NIM : 201111004


                   WAHYU AKBAR A.                  NIM : 201111018


                   IRMAN                           NIM : 201111016


                   HENDRA YOGI A.R.                NIM : 201111001




                                    PROGRAM STUDI

                      BUDIDAYA PERKEKEBUNAN KELAPA SAWIT

               POLITEKNIK KELAPA SAWIT CITRA WIDYA EDUKASI

                                          2012


Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                       Page 1
KORELASI PEARSON



A. Pengertian
          Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan untuk
  mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Dua variabel dikatakan
  berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya,
  baik dalam arah yang sama atau pun arah yang sebaliknya. Harus diingat bahwa nilai
  koefisien korelasi yang kecil (tidak signifikan) bukan berarti kedua variabel tersebut tidak
  saling berhubungan. Mungkin saja dua variabel mempunyai keeratan hubungan yang kuat
  namun nilai koefisien korelasinya mendekati nol, misalnya pada kasus hubungan non linier.
  Koefisien korelasi hanya mengukur kekuatan hubungan linier dan tidak pada hubungan non
  linier. Harus diingat pula bahwa adanya hubungan linier yang kuat di antara variabel tidak
  selalu berarti ada hubungan kausalitas, sebab-akibat.


B. Manfaat Korelasi Pearson
          Mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data berbentuk
  interval dan ratio.


C. Koefisien Korelasi
       Korelasi dinyatakan dalam % keeratan hubungan antar variabel yang dinamakan dengan
  koefisien korelasi, yang menunjukkan derajat keeratan hubungan antara dua variabel dan arah
  hubungannya (+ atau -).


D. Batas-Batas Koefisien Korelasi
       Nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 sampai dengan +1. Kriteria pemanfaatannya
  sebagai berikut:
    1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu semakin besar
       nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y atau semakin kecil nilai
       variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi
       hubungan yang linier negatif, yaitu semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil
       nilai variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar pula nilai
       variabel Y .
    2. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.



  Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                              Page 2
3. Jika, nilai r =1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna,
        berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis
        makin tidak lurus. Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut :
         a. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah.
         b. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah.
         c. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat.
         d. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat.
         e. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali.
         f. 1.00 berarti korelasinya sempurna.


  E. Asumsi
           Asumsi untuk analisis korelasi adalah sebagai berikut :
   1.      Sampel data berpasangan (x, y) berasal dari sampel acak dan merupakan data
        kuantitatif.
   2.      Pasangan data (x, y) harus berdistribusi normal.
  Harus diingat bahwa analisis korelasi sangat sensitif terhadap data pencilan (outliers). Asumsi
  bisa dicek secara visual dengan menggunakan:
   1.      Boxplots, histograms & univariate scatterplots untuk masing-masing variable
   2.      Bivariate scatterplots, Apabila tidak memenuhi asumsi misalnya data tidak
        berdistribusi normal (atau ada nilai data pencilan), kita bisa menggunakan korelasi
        Spearman (Spearman rank correlation), korelasi untuk analisis non-parametrik.


F. Koefisien Determinasi
           Koefisien korelasi, r, hanya menyediakan ukuran kekuatan dan arah hubungan linier
  antara dua variabel. Akan tetapi tidak memberikan informasi mengenai berapa proporsi
  keragaman (variasi) variabel dependen (Y) yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh
  hubungan linier dengan nilai variabel independen (X). Koefisien Determinasi bisa
  didefinisikan sebagai nilai yang menyatakan proporsi keragaman Y yang dapat
  diterangkan/dijelaskan oleh hubungan linier antara variabel X dan Y. Untuk menentukan
  besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien
  determinan sebagai berikut :
  KP = r2 x 100%
  dimana :
  KP adalah besarnya koefisien penentu (diterminan)


  Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                              Page 3
r adalah koefisien korelasi
G. Analisis Korelasi Pesrson (PPM)
          Berikut adalah sebuah contoh kasus : Ingin diketahui hubungan antara pemberian
  pupuk bokashi cair (cc) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery selama dua
  bulan. Peneliti mengambil sampel sebanyak 12 tanaman, dengan taraf signifikansi (α = 0.05),
  data sebagai berikut :

                  Tabel 1. Data

                      Sampel Bibit       Dosis (X)        Pertumbuhan (Y)
                           1                10                    5
                           2                15                    7
                           3                15                    8
                           4                20                   11
                           5                25                   14
                           6                20                   10
                           7                10                    4
                           8                10                    5
                           9                25                   16
                          10                20                    9
                          11                25                   14
                          12                30                   21
                        Jumlah             225                  124




  Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                       Page 4
Pertanyaan :
 1. Berapakah besar hubungan variabel X dan Y ?
 2. Berapakah besar sumbangan (kontribusi) variabel X dengan Y ?
 3. Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara pemberian pupuk bokashi dengan
     pertumbuhan bibit ?




    Jawab :

    a) Hipotesis bentuk kalimat :

      Ha : Terdapat hubungan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan bibit.

      H0 : Tidak terdapat hubungan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan
         bibit.

    b) Hipotesis dalam bentuk statistik:

        Ha: r   ≠0

        H0 : r = 0

   c) Tabel penolong untuk menghitung nilai korelasi :

     Tabel 2. Tabel Penolong

       No.           X              Y             X2            Y2            XY
      1              10              5               100            25              50
      2              15              7               225            49             105
      3              15              8               225            64             120
      4              20             11               400           121             220
      5              25             14               625           196             350
      6              20             10               400           100             200
      7              10              4               100            16              40
      8              10              5               100            25              50
      9              25             16               625           256             400
      10             20              9               400            81             180
      11             25             14               625           196             350
      12             30             21               900           441             630
                                                2             2
                  ∑ X = 225      ∑ Y = 124   ∑ X = 4.725   ∑ Y = 1.570    ∑ XY = 2.695



Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                      Page 5
d) Masukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus sebagai berikut :



                         n.( ∑ XY ) − ( ∑ X ).( ∑Y )
         r=
                {n.∑X        2
                                               }{
                                 − ( ∑ X ) . n.∑Y 2 − ( ∑Y )
                                           2                          2
                                                                          }
                                 12.( 2.695) − ( 225).(124 )
        r=
               {(12).(4.725) − (225) }{(12).(1.570) − (124) }.
                                      .         2                                2


                             32.340 − 27.900                                     4.440
        r=                                                          =
               {56.700 − 50.625}.{18.840 −15.376}                             {6.075}.{3.464}
                     4.440              4.440
        r=                         =            = 0,97
               21.043.800              4.587,35


   Jadi hubungan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan bibit kelapa sawit di
   prenursery sebesar (r = 0,97) tergolong sangat kuat (jawaban no. 1)


e) Menentukan besarnya sumbangan (koefisien diterminan koefisien penentu) variabel X
   terhadap variabel Y dengan rumus :
        KP = r 2 .100% = 0,97 2 .100% = 94,09%

   Artinya : Pengaruh pemberian pupuk bokashi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di
   prenursery sebesar 94,09% dan sisanya 5,91% ditentukan oleh variabel lain (jawaban no.2)


f) Menguji signifikansi dengan rumus thitung sebagai berikut ini :
                     r n −2          0,97 12 − 2            3,067
        t hitung =               =                      =         = 51,98
                      1 −r   2
                                       1 − 0,97     2       0,059



   Kaidah pengujian :
                                      Jika thitung ≥ dari ttabel maka signifikan
                                      Jika thitung ≤ dari ttabel maka tidak signifikan
        Berdasarkan perhitungan diatas, dengan ketentuan tingkat kesalahan α = 0,05 yaitu
   db = n – 2 <=> 12 – 2 = 10, sehingga didapat nilai dari t tabel = 1,812 ternyata thitung > dari
   ttabel yaitu 51,98 > 1,812.




Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                                  Page 6
Kesimpulannya adalah korelasi variabel X dengan Y atau hubungan pemberian pupuk
   bokashi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery adalah signifikan (jawaban
   no.3)
                                     Daftar Pustaka



http://eprints.undip.ac.id/6608/1/Korelasi_Product_Moment.pdf

http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/korelasional-spss1.pdf

http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/analisa-korelasi-pearson.html diakses 26 Mei 2012

www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm

www.statistikolahdata.com/2010/11/korelasi-pearson.html




Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                        Page 7
Kesimpulannya adalah korelasi variabel X dengan Y atau hubungan pemberian pupuk
   bokashi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery adalah signifikan (jawaban
   no.3)
                                     Daftar Pustaka



http://eprints.undip.ac.id/6608/1/Korelasi_Product_Moment.pdf

http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/korelasional-spss1.pdf

http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/analisa-korelasi-pearson.html diakses 26 Mei 2012

www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm

www.statistikolahdata.com/2010/11/korelasi-pearson.html




Analisa Korelasi Pearson (PPM)                                                        Page 7

More Related Content

PPT
Korelasi product-moment
PDF
Uji validitas dan_reliabilitas
PPTX
Teknik korelasi product moment
PDF
Minggu 11_Teknik Analisis Komparasi
PDF
Statistika parametrik_teknik analisis korelasi
PPT
Uji beda mean
PDF
Uji chi square baru
PDF
Materi P2_Pengantar Statistik Inferensial
Korelasi product-moment
Uji validitas dan_reliabilitas
Teknik korelasi product moment
Minggu 11_Teknik Analisis Komparasi
Statistika parametrik_teknik analisis korelasi
Uji beda mean
Uji chi square baru
Materi P2_Pengantar Statistik Inferensial

What's hot (20)

DOCX
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
PPTX
Statistik Non Parametrik
PDF
Distribusi normal
PDF
Korelasi Non-Parametrik
PPTX
Uji perbedaan uji z
PPT
uji chi square secara manual dan spss
PDF
Basic statistics 5 - binomial distribution
PPTX
Uji Run ( Keacakan )
DOCX
Makalah Korelasi
PDF
P11_penyebaran data variansi (ragam)
PPT
Metode statistika
PDF
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
DOCX
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
PPTX
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
PPTX
Penyajian Data ppt
DOCX
Makalah Statistika Dasar
DOCX
Makalah regresi berganda kelompok 4
DOCX
Perhitungan manual
DOCX
Uji mann-whitney
PPTX
03 jenis jenis+data
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Statistik Non Parametrik
Distribusi normal
Korelasi Non-Parametrik
Uji perbedaan uji z
uji chi square secara manual dan spss
Basic statistics 5 - binomial distribution
Uji Run ( Keacakan )
Makalah Korelasi
P11_penyebaran data variansi (ragam)
Metode statistika
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Penyajian Data ppt
Makalah Statistika Dasar
Makalah regresi berganda kelompok 4
Perhitungan manual
Uji mann-whitney
03 jenis jenis+data
Ad

Similar to Makalah Analisa Korelasi Pearson (ppm) (16)

PDF
6. korelasi dan regresi
PDF
6. korelasi dan regresi
PPTX
Bab 9 analisis korelasi fix 2 07
DOCX
Analisa korelasi ganda
DOCX
Analisa korelasi parsial
DOCX
Jenis validitas
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
DOC
Korelasi Ni3.Nf
PDF
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
PDF
59514902 statistik-nonparametrik
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
Bab 9 analisis korelasi fix 2 07
Analisa korelasi ganda
Analisa korelasi parsial
Jenis validitas
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
59514902 statistik-nonparametrik
Ad

More from Feri Chandra (10)

DOCX
Two way anava
DOCX
MAKALAH STATISTIKA ONE WAY ANAVA
DOC
Makalah Analisa Regresi
DOCX
Analisa dengan uji t dua variabel bebas
PPTX
Analisa regresi
PPT
Konservasi Tanah Berpasir
DOCX
Makalah kesuburan tanah “kompos”
PPTX
Jurnalistik
PDF
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
DOCX
Al qur`an di hati seorang muslim
Two way anava
MAKALAH STATISTIKA ONE WAY ANAVA
Makalah Analisa Regresi
Analisa dengan uji t dua variabel bebas
Analisa regresi
Konservasi Tanah Berpasir
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Jurnalistik
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
Al qur`an di hati seorang muslim

Recently uploaded (20)

PPTX
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
PPTX
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
PPTX
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
PDF
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
PDF
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
DOCX
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
PPTX
Berpikir_Komputasional_Kelas5_IlustrasiKosong.pptx
DOCX
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar.docx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
PPTX
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
PDF
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PDF
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas 12 Terbaru 2025
PPTX
Ulangan Harian Kelas 7 Merancang Percobaan, Metode ilmiah SMP IBRAHIMY 1 Suko...
Sistem Pencernaan Manusia IPAS Presentasi Pendidikan Hijau Kuning Bingkai Ilu...
Keusahawanan dan Perniagaan Islam - Dr Mohd Adib Abd Muin 20 Ogos 2025.pptx
7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT.pptx xx
RPM BAHASA INDONESIA KELAS 7 TEKS DESKRIPSI.pdf
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
Modul Informatika 8 Bab 1, Kurikulum Merdeka
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
Berpikir_Komputasional_Kelas5_IlustrasiKosong.pptx
LK Modul 3 - Menentukan Pengalaman Belajar.docx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx MODUL 2 LK 2.1.pptx
Bahan Bacaan Rencana Kolaborasi Inkuiri.pdf
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Laktasi dan Menyusui (MK Askeb Esensial Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas 12 Terbaru 2025
Ulangan Harian Kelas 7 Merancang Percobaan, Metode ilmiah SMP IBRAHIMY 1 Suko...

Makalah Analisa Korelasi Pearson (ppm)

  • 1. MAKALAH STATISTIKA ANALISA KORELASI PEARSON (PPM) Disusun Oleh : KELOMPOK 3 HUSNUL HIDAYAT NIM : 201111031 FERI CHANDRA NIM : 201111004 WAHYU AKBAR A. NIM : 201111018 IRMAN NIM : 201111016 HENDRA YOGI A.R. NIM : 201111001 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEKEBUNAN KELAPA SAWIT POLITEKNIK KELAPA SAWIT CITRA WIDYA EDUKASI 2012 Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 1
  • 2. KORELASI PEARSON A. Pengertian Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama atau pun arah yang sebaliknya. Harus diingat bahwa nilai koefisien korelasi yang kecil (tidak signifikan) bukan berarti kedua variabel tersebut tidak saling berhubungan. Mungkin saja dua variabel mempunyai keeratan hubungan yang kuat namun nilai koefisien korelasinya mendekati nol, misalnya pada kasus hubungan non linier. Koefisien korelasi hanya mengukur kekuatan hubungan linier dan tidak pada hubungan non linier. Harus diingat pula bahwa adanya hubungan linier yang kuat di antara variabel tidak selalu berarti ada hubungan kausalitas, sebab-akibat. B. Manfaat Korelasi Pearson Mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data berbentuk interval dan ratio. C. Koefisien Korelasi Korelasi dinyatakan dalam % keeratan hubungan antar variabel yang dinamakan dengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajat keeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -). D. Batas-Batas Koefisien Korelasi Nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 sampai dengan +1. Kriteria pemanfaatannya sebagai berikut: 1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y . 2. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y. Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 2
  • 3. 3. Jika, nilai r =1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis makin tidak lurus. Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut : a. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah. b. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah. c. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat. d. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat. e. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali. f. 1.00 berarti korelasinya sempurna. E. Asumsi Asumsi untuk analisis korelasi adalah sebagai berikut : 1. Sampel data berpasangan (x, y) berasal dari sampel acak dan merupakan data kuantitatif. 2. Pasangan data (x, y) harus berdistribusi normal. Harus diingat bahwa analisis korelasi sangat sensitif terhadap data pencilan (outliers). Asumsi bisa dicek secara visual dengan menggunakan: 1. Boxplots, histograms & univariate scatterplots untuk masing-masing variable 2. Bivariate scatterplots, Apabila tidak memenuhi asumsi misalnya data tidak berdistribusi normal (atau ada nilai data pencilan), kita bisa menggunakan korelasi Spearman (Spearman rank correlation), korelasi untuk analisis non-parametrik. F. Koefisien Determinasi Koefisien korelasi, r, hanya menyediakan ukuran kekuatan dan arah hubungan linier antara dua variabel. Akan tetapi tidak memberikan informasi mengenai berapa proporsi keragaman (variasi) variabel dependen (Y) yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linier dengan nilai variabel independen (X). Koefisien Determinasi bisa didefinisikan sebagai nilai yang menyatakan proporsi keragaman Y yang dapat diterangkan/dijelaskan oleh hubungan linier antara variabel X dan Y. Untuk menentukan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut : KP = r2 x 100% dimana : KP adalah besarnya koefisien penentu (diterminan) Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 3
  • 4. r adalah koefisien korelasi G. Analisis Korelasi Pesrson (PPM) Berikut adalah sebuah contoh kasus : Ingin diketahui hubungan antara pemberian pupuk bokashi cair (cc) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery selama dua bulan. Peneliti mengambil sampel sebanyak 12 tanaman, dengan taraf signifikansi (α = 0.05), data sebagai berikut : Tabel 1. Data Sampel Bibit Dosis (X) Pertumbuhan (Y) 1 10 5 2 15 7 3 15 8 4 20 11 5 25 14 6 20 10 7 10 4 8 10 5 9 25 16 10 20 9 11 25 14 12 30 21 Jumlah 225 124 Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 4
  • 5. Pertanyaan : 1. Berapakah besar hubungan variabel X dan Y ? 2. Berapakah besar sumbangan (kontribusi) variabel X dengan Y ? 3. Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan bibit ? Jawab : a) Hipotesis bentuk kalimat : Ha : Terdapat hubungan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan bibit. H0 : Tidak terdapat hubungan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan bibit. b) Hipotesis dalam bentuk statistik: Ha: r ≠0 H0 : r = 0 c) Tabel penolong untuk menghitung nilai korelasi : Tabel 2. Tabel Penolong No. X Y X2 Y2 XY 1 10 5 100 25 50 2 15 7 225 49 105 3 15 8 225 64 120 4 20 11 400 121 220 5 25 14 625 196 350 6 20 10 400 100 200 7 10 4 100 16 40 8 10 5 100 25 50 9 25 16 625 256 400 10 20 9 400 81 180 11 25 14 625 196 350 12 30 21 900 441 630 2 2 ∑ X = 225 ∑ Y = 124 ∑ X = 4.725 ∑ Y = 1.570 ∑ XY = 2.695 Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 5
  • 6. d) Masukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus sebagai berikut : n.( ∑ XY ) − ( ∑ X ).( ∑Y ) r= {n.∑X 2 }{ − ( ∑ X ) . n.∑Y 2 − ( ∑Y ) 2 2 } 12.( 2.695) − ( 225).(124 ) r= {(12).(4.725) − (225) }{(12).(1.570) − (124) }. . 2 2 32.340 − 27.900 4.440 r= = {56.700 − 50.625}.{18.840 −15.376} {6.075}.{3.464} 4.440 4.440 r= = = 0,97 21.043.800 4.587,35 Jadi hubungan antara pemberian pupuk bokashi dengan pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery sebesar (r = 0,97) tergolong sangat kuat (jawaban no. 1) e) Menentukan besarnya sumbangan (koefisien diterminan koefisien penentu) variabel X terhadap variabel Y dengan rumus : KP = r 2 .100% = 0,97 2 .100% = 94,09% Artinya : Pengaruh pemberian pupuk bokashi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery sebesar 94,09% dan sisanya 5,91% ditentukan oleh variabel lain (jawaban no.2) f) Menguji signifikansi dengan rumus thitung sebagai berikut ini : r n −2 0,97 12 − 2 3,067 t hitung = = = = 51,98 1 −r 2 1 − 0,97 2 0,059 Kaidah pengujian : Jika thitung ≥ dari ttabel maka signifikan Jika thitung ≤ dari ttabel maka tidak signifikan Berdasarkan perhitungan diatas, dengan ketentuan tingkat kesalahan α = 0,05 yaitu db = n – 2 <=> 12 – 2 = 10, sehingga didapat nilai dari t tabel = 1,812 ternyata thitung > dari ttabel yaitu 51,98 > 1,812. Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 6
  • 7. Kesimpulannya adalah korelasi variabel X dengan Y atau hubungan pemberian pupuk bokashi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery adalah signifikan (jawaban no.3) Daftar Pustaka http://eprints.undip.ac.id/6608/1/Korelasi_Product_Moment.pdf http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/korelasional-spss1.pdf http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/analisa-korelasi-pearson.html diakses 26 Mei 2012 www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm www.statistikolahdata.com/2010/11/korelasi-pearson.html Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 7
  • 8. Kesimpulannya adalah korelasi variabel X dengan Y atau hubungan pemberian pupuk bokashi terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di prenursery adalah signifikan (jawaban no.3) Daftar Pustaka http://eprints.undip.ac.id/6608/1/Korelasi_Product_Moment.pdf http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/korelasional-spss1.pdf http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/analisa-korelasi-pearson.html diakses 26 Mei 2012 www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm www.statistikolahdata.com/2010/11/korelasi-pearson.html Analisa Korelasi Pearson (PPM) Page 7