SlideShare a Scribd company logo
12
Most read
13
Most read
15
Most read
Pengertian Metode Numerik
Metode

Numerik

adalah

teknik-teknik

yang

digunakan

memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan

untuk
dengan

operasi perhitungan

Metode Numerik
Tujuan Metode Numerik
Sebelum komputer digunakan untuk penyelesaian komputasi, dilakukan
dengan berbagai metode yang memiliki kendala-kendala. Metode yang
digunakan antara lain :
•

Metode Analitik, Solusi ini sangat berguna namun terbatas pada
masalah sederhana. Sedangkan Masalah real yang komplek dan non
linier tidak dapat diselesaikan.

•

Metode

Grafik,

metode

ini

digunakan

Sebagai

pendekatan

penyelesaian yang kompleks. Kendalanya bahwa metode ini Tidak
akurat, sangat lama, dan banyak membutuhkan waktu.
•

Kalkulator dan Slide Rules, Penyelesaian numerik secara manual.
Cara ini cukup lama dan mungkin bisa terjadi kesalahan pemasukan
data.

Penggunaan

metode

numerik

diharapkan

dapat

mengatasi

berbagai

kelemahan-kelemahan metode yang ada sebelumnya. Dapat dipahami pula
bawa pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan
dalam persamaan matematika. Persamaan ini sulit diselesaikan dengan
model analitik sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan numerik.
Dengan metode numerik, manusia terbebas dari hitung menghitung manual
yang membosankan . Sehinggga waktu dapat lebih banyak digunakan untuk
tujuan yang lebih kreatif, seperti penekanan pada formulasi problem atau
interpretasi solusi dan tidak terjebak dalam rutinitas hitung menghitung
Manfaat Mempelajari Metode Numerik
Dengan mempelajari metode numerik diharapkan mahasiswa mampu :
•

Mampu menangani sistem persamaan

besar, Ketaklinieran dan

geometri yang rumit, yang dalam masalah rekayasa tidak mungkin
dipecahkan secara analitis.
•

Mengetahui

secara

singkat

dan jelas teori matematika

yang

mendasari paket program.
•

Mampu merancang program sendiri sesuai

permasalahan

yang

dihadapi pada masalah rekayasa.
•

Metode numerik cocok untuk menggambarkan ketangguhan dan
keterbatasan komputer dalam menangani masalah rekayasa yang
tidak dapat ditangani secara analitis.

•

Menangani galat (error) suatu nilai

hampiran (aproksimasi) dari

masalah rekayasa yang merupakan bagian dari paket program
yang bersekala besar.
•

Menyediakan
mahasiswa.

sarana
Karena

memperkuat
salah

satu

pengertian
kegunaannya

matematika
adalah

menyederhanakan matematika yang lebih tinggi menjadi operasioperasi matematika yang mendasar
Metode Analitik versus Metode Numerik

Metode Numerik - Penyelesaian Masalah
Metode analitik disebut juga metode sejati karena memberikan solusi sejati
(exact solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki
galat (error) sama dengan nol! Sayangnya, metode analitik hanya unggul
untuk sejumlah persoalan yang terbatas, yaitu persoalan yang memiliki
tafsiran geometri sederhana serta rendah. Padahal persoalan yang muncul
dalam dunia nyata seringkali melibatkan bentuk dan proses yang rumit.
Akibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik menjadi terbatas.
Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi persoalan
sebenarnya masih dapat dicari dengan menggunakan metode numerik.
Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan

matematik

sehingga

dapat

dipecahkan

dengan

operasi

perhitungan/aritmetika biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Metode artinya
cara, sedangkan numerik artinya angka. Jadi metode numerik secara harafiah
berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka.
Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik terletak
pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu
berbentuk angka. Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya
menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi
mateamtik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk
angka.
Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang
menghampiri atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan
juga solusi hampiran (approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi
hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak
tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya.
Selisih inilah yang disebut dengan galat (error).
Metode numerik-stmik-aub
Pemodelan Matematik dan Pemecahan Masalah Rekayasa
Pemodelan

matematik

permasalahan

rekayasa

diperlukan

untuk

membantu

(permasalahan

riil).

menyelesaikan

Gambaran

tahapan

pemrosesan masalah rekayasa yang secara analitis sulit diselesaikan
selanjutnya dibawa ke bentuk model matematik dan diselesaikan secara
matematis, aljabar atau statistik dan komputasi.
Apabila

telah

diperoleh

penyelesaian

matematik

proses

selanjutnya

mengimplementasikan hasil matematis ke masalah rekayasa sbb:

Metode Numerik - Penyelesaian masalah matematis
Dalam menangani masalah rekayasa(masalah riil) perlu melakukan :
•

Membawa

permasalahan

(model matematika)

rekayasa

kedalam

teori

matematika
•

Model

matematika

yang

diperoleh

diselesaikan

dengan

cara

matematika yaitu digunakan komputasi, statistika dan matematika
yang disebut dengan alat pemecah masalah.
•

Hasil dari pemecah masalah masih berupa nilai

numeris atau

grafik
•

Hasil

numeris

permasalah

yang

diperoleh

semula

(masalah

diimplementasikan
rekayasa)

kembali

sehingga

ke

dapat

dipublikasikan sesuai dengan permasalahan yang dimaksud.
Tahap-Tahap Memecahkan Persoalan Secara Numerik yang dilakukan dalam
pemecahan persoalan dunia nyata dengan metode numerik, yaitu :
1. Pendefinisian masalah (apa yang diketahui dan apa yang diminta).
2. Pemodelan, Persoalan dunia nyata dimodelkan ke dalam persamaan
matematika
3. Penyederhanaan model, Model matematika yang dihasilkan dari
tahap sebelumnya mungkin saja terlalu kompleks, yaitu memasukkan
banyak peubah (variable) atau parameter. Semakin kompleks model
matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya. Mungkin beberapa
andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat diabaikan. Model
matematika yang diperoleh dari penyederhanaan menjadi lebih
sederhana sehingga solusinya akan lebih mudah diperoleh.
4. Formulasi numerik, Setelah model matematika yang sederhana
diperoleh, tahap selanjutnya adalah memformulasikannya secara
numerik
5. Pemrograman, Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan algoritma
ke dalam program komputer dengan menggunakan salah satu bahasa
pemrograman yang dikuasai.
6. Operasional, Pada tahap ini, program komputer dijalankan dengan
data uji coba sebelum data yang sesungguhnya.
7. Evaluasi, Bila program sudah selesai dijalankan dengan data yang
sesungguhnya, maka hasil yang diperoleh diinterpretasi. Interpretasi
meliputi analisis hasil run dan membandingkannya dengan prinsip
dasar dan hasil-hasil empirik untuk menaksir kualitas solusi numerik,
dan keputusan untuk menjalankan kembali program dengan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
Desain Algoritma
Algoritma adalah merupakan sederetan(sequence) langkah logika yang
diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu seperti pemecahan
masalah.
Algoritma yang baik mempunyai sejumlah kriteria berikut :
•

Setiap langkah harus determinestik.

•

Proses harus berakir setelah sejumlah berhingga langkah.

•

Hasil akhir tidak boleh tergantung kepada siapa yang menjalani
algoritma tersebut.

•

Suatu algoritma tidak boleh berakhir terbuka.

•

Algoritma harus cukup umum untuk menangani keperluan apapun.

Bagan alir ( flowchart)
Bagan alir merupakan pernyataan visual atau grafis suatu algoritma. Bagan
alir menggunakan deretan blok dan anak panah, yang masing-masing
menyatakan operasi atau langkah tertentu dalam algoritma. Anak panah
menyatakan urutan bagaimana seharusnya operasi dijalankan.
Manfaat bagan alir
1. Dipakai untuk menyatakan dan mengkomunikasikan algoritma.
2. Dapat membantu dalam perencanaan, menyelesaikan keruwetan.
3. Mengkomunikasikan logika program.
4. Merupakan
beberapa

wahana
struktur

yang
yang

pemrograman Komputer.

menarik

untuk

mendasar

yang

memvisualisasikan
diterapkan

dalam
Metode Numerik - Flowchart
Peranan Komputer dalam Metode Numerik
Komputer berperan besar dalam perkembangan bidang metode numerik. Hal
ini mudah dimengerti karena perhitungan dengan metode numerik adalah
berupaoperasi aritmetika seperti penjumlahan, perkalian, pembagian, plus
membuat perbandingan. Sayangnya, jumlah operasi aritmetika ini umumnya
sangat banyak dan berulang, sehingga perhitungan secara manual sering
menjemukan. Manusia (yang melakukan perhitungan manual ini) dapat
membuat kesalahan dalam melakukannya. Dalam hal ini, komputer
berperanan mempercepat proses perhitungan tanpa membuat kesalahan.
Penggunaan

komputer

dalam

metode

numerik

antara

lain

untuk

memprogram. Langkah-langkah metode numerik diformulasikan menjadi
program komputer. Program ditulis dengan bahasa pemrograman tertentu,
seperti

FORTRAN,

PASCAL,

C,

C++,

BASIC,

dan

sebagainya.

Sebenarnya, menulis program numerik tidak selalu diperlukan. Di pasaran
terdapat banyak program aplikasi komersil yang langsung dapat digunakan.
Beberapa contoh aplikasi yang ada saat ini adalah MathLab, MathCad,
Maple, Mathematica, Eureka, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga library
yang berisi rutin-rutin yang siap digabung dengan program utama yang ditulis
pengguna, misalnya IMSL (International Mathematical and Statistical Library)
Math/Library

yang berisi ratusan

rutin-rutin

metode numerik. Selain

mempercepat perhitungan numerik, dengan komputer kita dapat mencoba
berbagai kemungkinan solusi yang terjadi akibat perubahan beberapa
parameter. Solusi yang diperoleh juga dapat ditingkatkan ketelitiannya
dengan mengubahubah nilai parameter.
Kemajuan

komputer

digital

telah

membuat

bidang

metode

numerik

berkembang secara dramatis. Tidak ada bidang matematika lain yang
mengalami kemajuan penting secepat metode numerik. Tentu saja alasan
utama penyebab kemajuan ini adalah perkembangan komputer itu sendiri,
dari komputer mikro sampai komputer Cray, dan kita melihat perkembangan
teknologi komputer tidak pernah berakhir. Tiap generasi baru komputer
menghadirkan keunggulan seperti waktu, memori, ketelitian, dan kestabilan
perhitungan. Hal ini membuat ruang penelitian semakin terbuka luas. Tujuan
utama penelitian itu adalah pengembangan algoritma numerik yang lebih baik
dengan memanfaatkan keunggulan komputer semaksimal mungkin. Banyak
algoritma baru lahir atau perbaikan algoritma yang lama didukung oleh
komputer.
Bagian mendasar dari perhitungan rekayasa yang dilakukan saat ini adalah
perhitungan “waktu nyata” (real time computing), yaitu perhitungan keluaran
(hasil) dari data yang diberikan dilakukan secara simultan dengan event
pembangkitan

data

tersebut,

sebagaimana

yang

dibutuhkan

dalam

mengendalikan proses kimia atau reaksi nuklir, memandu pesawat udara atau
roket dan sebagainya. Karena itu, kecepatan perhitungan dan kebutuhan
memori komputer adalah pertimbangan yang sangat penting. Jelaslah bahwa
kecepatan tinggi, keandalan, dan fleksibilitas komputer memberikan akses
untuk penyelesaian masalah praktek. Sebagai contoh, solusi sistem
persamaan lanjar yang besar menjadi lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan dengan komputer. Perkembangan yang cepat dalam metode
numerik antara lain ialah penemuan metode baru, modifikasi metode yang
sudah ada agar lebih mangkus, analisis teoritis dan praktis algoritma untuk
proses perhitungan baku, pengkajian galat, dan penghilangan jebakan yang
ada pada metode.
Perbedaan Metode Numerik dengan Analisis Numerik
Untuk persoalan tertentu tidaklah cukup kita hanya menggunakan metode
untuk memperoleh hasil yang diinginkan; kita juga perlu mengetahui apakah
metode tersebut memang memberikan solusi hampiran, dan seberapa bagus
hampiran itu . Hal ini melahirkan kajian baru, yaitu analisis numerik.
Metode numerik dan analisis numerik adalah dua hal yang berbeda. Metode
adalah algoritma, menyangkut langkah-langkah penyelesaian persoalan
secara numerik, sedangkan analisis numerik adalah terapan matematika
untuk menganalisis metode. Dalam analisis numerik, hal utama yang
ditekankan adalah analisis galat dan kecepatan konvergensi sebuah metode.
Teorema-teorema matematika banyak dipakai dalam menganalisis suatu
metode. Di dalam perkuliahan ini, kita akan memasukkan beberapa materi
analisis numerik seperti galat metode dan kekonvergenan metode. Tugas
para analis numerik ialah mengembangkan dan menganalisis metode
numerik. Termasuk di

dalamnya

pembuktian

apakah

suatu metode

konvergen, dan menganalisis batas-batas galat solusi numerik.Terdapat
banyak sumber galat, diantaranya tingkat ketelitian model matematika, sistem
aritmetik komputer, dan kondisi yang digunakan untuk menghentikan proses
pencarian solusi. Semua ini harus dipertimbangkan untuk menjamin ketelitian
solusi akhir yang dihitung.
PENYELESAIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK

Persamaan karakteristik ini bias berupa persamaan Polinomial Tingkat Tinggi,
Sinusioda, Eksponensial, Logaritmik, atau Kombinasi dari persamaanpersamaan

tersebut.

Ada

beberapa

metode

untuk

menyelesaikan

persamaan-persamaan tersebut diantaranya:

1. Metode Tabulasi.
2. Metode Biseksi.
3. Metode Regula Falsi.
4. Metode Iterasi bentuk x=g(x).
5. Metode Newton Rapshon.
6. Metode Faktorisasi P3(x)=0.
7. Metode Faktorisasi P4(x)=0.
8. Metode Faktorisasi P5(x)=0.
9. Metode Bairstow.
10. Metode Quotient-Difference (QD).
Dari metode diatas hanya akan kita bahas beberapa metode, diantaranya :

1. Metode Tabulasi.
Metode Tabulasi adalah metode penyelesaian persamaan nonlinear dengan
cara membuat tabel-tabel persamaan atau fungsi nonlinear di sekitar titik
penyelesaian.

Contoh dan cara penyelesaian:
Tentukan akar penyelesaian dari persamaan nonlinear dibawah ini dengan
metode Tabulasi.
3

f(x) = x -7x+1=0
Penyelesaian
Langkah 1. Menentukan dua nilai f(x1) dan f(x2) dengan syarat :
f(x1)*f(x2)<0, misal nilai x1=2.5 dan x2=2.6 maka :
3

F(x1)= (2.5) -7(2.5)+1 = -0.8750
3

F(x2)= (2.6) -7(2.6)+1 = 0.3760
Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 2.5
dan x2 = 2.6.
Langkah 2. Membuat tabel fungsi F(x) di sekitar f(x1) dan f(x2).

Langkah 3. Membuat tabel di sekitar dua titik yang menyebabkan terjadinya
perubahan tanda fungsi F(x) pada tabel ke 1, yaitu terjadi pada baris ke 8 dan
9. maka table ke-2 :
Langkah 4 dan setrusnya mengulangi langkah ke 3 yaitu membuat table di
sekitar dua titik yang menyebabkan terjadinya perubahan tanda pada f(x)
pada table sebelumnya.
Proses dihentikan jika didapatkan errornya relative kecil dan biasanya lebih
-7

kecil dari 10 .

Maka

akar

pendekatanya

errornya=9.5576979220*10

adalah

nilai

x=2.57120143

dengan

-8

2. Metode Biseksi
Metode biseksi disebut juga metode Pembagian Interval atau metode yang digunakan untuk
mencari akar-akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi dengan persamaan sbb :

Dimana nilai f(Xa) dan nilai f(Xb) harus memenuhio persyaratan f(Xa)*f(Xb)<0
Contoh dan cara penyelesaian:
Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear dibawah ini dengan metode Biseksi:
3

2

f(x) = x + x - 3x - 3 = 0
Penyelesaian:
Langkah 1: Menentukan dua titik nilai f(x) awal, f(x1) dan f(x2) dan harus memenuhi
hubungan f(x1)*f(x2)<0. misalkan nilai x1 = 1 dan x2 = 2.
3

2

f(x1)= 1 + 1 - 3(1) – 3 = -4
3

2

f(x2)= 2 + 2 - 3(2) – 3 = 3
Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 1 dan x2 = 2.
Langkah 2: mencari nilai x3.

3

2

Dan f(x3)= 1.5 + 1.5 - 3(1.5) – 3 = -1.875
Langkah 3: Melakukan Iterasi dengan persamaan 2.0 pada hasil langkah 2 nilai f(x3) hasilnya
negative, dan untuk memnentukan nilai x4 harus f(xa)*f(xb)<0 maka yang memenuhi syarat
nilai yang digunakan yaitu x1 dan x3 karena nilai f(x1)*f(x3)<0 maka :

3

2

Dan f(x4)= 1.75 + 1.75 - 3(1.75) – 3 = 1.71875
Iterasi selanjutnya mencari nilai x5 dan f(x5) dan begitu seterusnya sampai didapatkan nilai
-7

error lebih kecil dari 10 . Maka dari hasil perhitungan didapatkan nilai x = 1.73205080.
dengan nilai errornya f(x)= 1.2165401131E-08
3. Metode Regula Falsi.
Metode Regula Falsi disebut juga metode Interpolasi Linear yaitu metode yang digunakan
untuk mencari akar- akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi dengan persamaan sbb:

Contoh dan cara penyelesaian
Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear di bawah ini dengan metode Regula Falsi:
3

2

f(x) = x + x - 3x - 3 = 0
Penyelesaian:
Langkah 1: Menentukan dua titik nilai f(x) awal, f(x1) dan f(x2) dan harus memenuhi
hubungan f(x1)*f(x2)<0. misalkan nilai x1 = 1 dan x2 = 2.
3

2

f(x1)= 1 + 1 - 3(1) – 3 = -4
3

2

f(x2)= 2 + 2 - 3(2) – 3 = 3
Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 1 dan x2 = 2.

Langkah 2: mencari nilai x3 dengan persamaan sbb :

3

2

Dan f(x3)= 1.57142 + 1.57142 - 3(1.57142) – 3 = -1.3644314869
Langkah 3: Melakukan Iterasi dengan persamaan 2.1 pada hasil langkah 2 nilai f(x3) hasilnya
negative, dan untuk memnentukan nilai x4 harus f(xa)*f(xb)<0 maka yang memenuhi syarat
nilai yang digunakan yaitu x2 dan x3 karena nilai f(x2)*f(x3)<0 maka :

3

2

Dan f(x4)= 1.70541 + 1.70541 - 3(1.70541) – 3 = -0.247745
Iterasi selanjutnya mencari nilai x5 dan f(x5) dan begitu seterusnya sampai didapatkan nilai
-7

error lebih kecil dari 10 . Maka dari hasil perhitungan didapatkan nilai x = 1.7320508074.
dengan nilai errornya f(x)= 2.0008883439E-09
4. Metode Newton-Raphson
Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari akar-akar persamaan,
jika perkiraan awal dari akar adalah xi, maka suatu garis singgung dapat
dibuat dari titik (xi, f (xi)). Titik dari garis singgung tersebut memotong
sumbu-x, biasanya memberikan perkiraan yang lebih dekat dari nilai akar.
Pada Gambar 4, nampak bahwa turunan pertama pada xi adalah ekivalen
dengan kemiringan, yaitu:
f ' ( xi ) =

f (xi ) − 0
xi − xi + 1

atau

xi + 1 = xi −

f ( xi )
f ' (xi )

(1)

Garis singgung di A

Gambar 4. Prosedur metode Newton-Raphson secara grafis
Contoh soal:
1) Hitung salah satu akar dari persamaan berikut ini, dengan metode
Newton-Raphon.
f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0.

Penyelesaian:
Turunan pertama dari persamaan tsb. adalah: f ′(x) = 3x2 + 2x – 3,
f (x i )
Dengan menggunakan persamaan (1), yaitu: x i + 1 = x i −
f ' (x i )
Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang, misalnya x1 = 1,
maka:
f (x1 = 1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = – 4.
f ′(x1 = 1) = 3(1)2 + 2(1) – 3 = 2.

x2 = 1 −

−4
=3
2

Langkah berikutnya nilai x2 = 3, tersebut digunakan untuk hitungan
pada iterasi berikutnya.
f (x2 = 3) = (3)3 + (3)2 – 3(3) – 3 = 24.
f ′(x2 = 3) = 3(3)2 + 2(3) – 3 = 30.
x3 = 3 −

24
= 2,2
30

Hitungan dilanjutkan dengan menggunakan program komputer dan
hasilnya nampak pada Tabel 3.4, serta hasil hitungan didapat pada
iterasi ke 6.
Tabel 3.4. Hasil hitungan metode Newton-Raphson
I
1
2
3
4
5
6

xi
1.00000
3.00000
2.20000
1.83015
1.73780
1.73207

xi + 1
3.00000
2.20000
1.83015
1.73780
1.73207
1.73205

f (xi)
- 4.0000
24.0000
5.88800
0.98900
0.05457
0.00021

f (xi + 1)
24.00000
5.88800
0.98900
0.05457
0.00021
0.00000
5. Metode Secant
Kekurangan metode Newton-Raphson adalah diperlukannya turunan
pertama (diferensial) dari f (x) dalam hitungan, mungkin sulit untuk
mencari turunan dari persamaan yg diselesaikan, maka bentuk diferensial
didekati dengan nilai perkiraan berdasarkan diferensial beda hingga.

Gambar 3.5. Metode Secant
Nampak pada Gambar 3.5, garis singgung di titik xi didekati oleh bentuk
berikut:

f ' ( xi ) =

f (xi ) − f (xi − 1 )
xi − xi − 1

Apabila disubstitusikan ke dalam persamaan (1), maka didapat :

xi + 1 = xi −

f ( xi ) (xi − xi − 1 )
f ( xi ) − f (xi − 1 )

Pada metode ini pendekatan memerlukan dua nilai awal dari x, yang
digunakan untuk memperkirakan kemiringan dari fungsi.
Contoh soal:
1) Hitung salah satu akar dari persamaan berikut ini, dengan metode
Secant (pendekatan sampai 5 desimal).
f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0.
Penyelesaian
Iterasi pertama, diambil dua nilai awal yaitu x = 1 dan x = 2.
Untuk x1 = 1, → f (x1 = 1) = − 4, dan x2 = 2, → f (x2 = 2) = 3.
Dengan menggunakan persamaan (3.4), didapat:

x3 = x2 −

3 (2 − 1)
f (x2 )( x2 − x1 )
= 2−
= 1,57142.
3 − (− 4 )
f ( x2 ) − f (x1 )

Pada iterasi kedua, hitungan dilakukan berdasar nilai x2 = 2 dan x3 =
1,57142.

(3.4)
Untuk x2 = 2, → f (x2 = 2) = 3, dan x3 = 1,57142, → f (x3 = 1,57142) =

−1,36449.
Dengan menggunakan persamaan (3.4), didapat:
x4 = x3 −

f (x3 ) (x3 − x2 )
f (x3 ) − f ( x2 )

=

1,57142 −

− 1,36449 (1,57142 − 2 )
− 1,36449 − 3

=

1,70540.
Dengan menggunakan pemrograman komputer, hasilnya diberikan
pada Tabel 3.5, dan iterasi ke 5 merupakan hasil hitungan yang
diperoleh yaitu x = 1,73205.
Tabel 3.5. Hasil hitungan metode Secant
I
1
2
3
4
5

xi – 1
1.00000
2.00000
1.57143
1.70541
1.73514

xi
2.00000
1.57143
1.70541
1.73514
1.73200

xi + 1
1.57143
1.70541
1.73514
1.73200
1.73205

f (xi – 1)
- 4.00000
3.00000
- 1.36443
- 0.24774
0.02925

f (xi)
3.00000
- 1.36443
- 0.24774
0.02925
- 0.00051

f (xi + 1)
- 1.36443
- 0.24774
0.02925
- 0.00051
0.00000

6. Metode Iterasi
Metode ini menggunakan suatu persamaan untuk memperkirakan nilai
akar persamaan. Persamaan tersebut dikembangkan dari fungsi f (x) = 0,
sehingga parameter x berada pada sisi kiri dari persamaan, yaitu:
x = g(x)

(3.5)

Transformasi ini dapat dilakukan dengan manipulasi aljabar atau dengan
menambahkan parameter x pada kedua sisi dari persamaan aslinya.
Sebagai contoh, persamaan berikut:
x3 + x 2 − 3
x3 + x2 – 3x – 3 = 0, dapat ditulis menjadi bentuk x =
3
Persamaan (3.5) menunjukkan bahwa nilai x merupakan fungsi dari x,
sehingga dengan memberi nilai perkiraan awal dari akar xi dapat dihitung
perkiraan baru xi + 1 dengan rumus iteratif berikut:
xi + 1 = g(xi)

(3.6)

Besarnya kesalahan dihitung dengan rumus berikut:

εa =

xi + 1 − xi
xi + 1

× 100%

Contoh soal:
1) Hitung akar dari persamaan berikut ini, dengan metode iterasi.
f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0.
Penyelesaian:
Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:
x3 = –x2 + 3x + 3

→

x = (–x2 + 3x + 3)1/3

Dalam bentuk persamaan (3.6), persamaan diatas menjadi:
xi + 1 = (–xi2 + 3xi + 3)1/3
Apabila ditentukan perkiraan awal x1 = 2, didapat:
x2 = (–x12 + 3x1 + 3)1/3 = (–22 + 3(2) + 3)1/3 = 1,70998.
Besar kesalahan:
x − x1
1,70998 − 2
εa = 2
× 100 % =
× 100 % = −16,96 %.
1,70998
x2
Selanjutnya, nilai x2 = 1,70998 tersebut digunakan untuk menghitung
nilai x3 pada iterasi berikutnya, sehingga:
x3 = (–x22 + 3x2 + 3)1/3 = (–(1,709982) + 3(1,70998) + 3)1/3 =
1,73313.
x3 − x2
1,73313 − 1,70998
× 100 % = 1,34 %.
× 100 % =
1,73313
x3
Hasil hitungan berdasarkan program komputer untuk metode iterasi ini
diberikan pada Tabel 3.6, dan hasilnya diperoleh pada iterasi ke 5,
yaitu x = 1,73205.
εa =

Tabel 3.6. Hasil hitungan dengan metode Iterasi
I
xi
xi + 1
εa (%)
1.70998
1
2.00000
−16.96
2
1.70998
1.73313
1.33622
1.73199 −0.06579
3
1.73313
4
1.73199
1.73205
0.00340
Pada Tabel 3.6, nampak bahwa hasil hitungan pada iterasi yang lebih
tinggi semakin dekat dengan akar persamaan yang benar, dengan kata
lain kesalahan yang terjadi semakin kecil. Penyelesaian persamaan
seperti ini disebut konvergen.
Persamaan x3 + x2 – 3x – 3 = 0, dapat pula diubah dalam bentuk
x3 + x 2 − 3
berikut: x =
3
3
2
x + xi − 3
Dalam bentuk iterasi persamaan diatas menjadi: xi + 1 = i
3

x + x1 − 3
23 + 2 2 − 3
Untuk perkiraan awal x1 = 2, didapat: x 2 = 1
=
=
3
3
3.
Besar kesalahan:
3

εa =

2

x 2 − x1
3− 2
×100 % = 33,3333 %.
× 100 % =
3
x2
Hitungan dilanjutkan dengan program yang sama yaitu program
metode iterasi, dengan menggantikan bentuk fungsi yang diselesaikan,
dan hasilnya diberikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil hitungan metode Iterasi
I
1
2
3
4
5

xi
2.00000
3.00000
11.00000
483.00000
37637290.0

εa (%)
33.3333
72.7273
97.7226
99.9987

Nampak bahwa hasil hitungan pada iterasi yang lebih tinggi semakin
menjauhi nilai akar persamaan yang benar, keadaan hitungan seperti
ini disebut divergen.
Mengenai konvergen dan divergen pada metode iterasi yaitu,
persamaan (3.5) dapat ditulis menjadi satu pasang persamaan yaitu y1
= x dan y2 = g (x). Kedua persamaan itu dapat digambarkan bersamasama dalam satu sistem koordinat, akar persamaan adalah sama
dengan nilai absis dari titik potong antara kedua kurve. Fungsi y1 = x
dan empat macam bentuk dari y2 = g (x) nampak pada Gambar 3.6.
Pada keadaan pertama (Gambar 3.6a), perkiraan awal x0 digunakan
untuk menentukan titik pada kurve y2 yaitu A. Panjang garis OA adalah
g (x0). Garis y1 = x membentuk sudut 450 terhadap kedua sumbu,
sehingga titik pada kedua garis tersebut mempunyai koordinat x dan y
yang sama. Dari titik A bergerak secara horisontal ke kanan sehingga
memotong titik B. Absis dari titik B, yaitu (x1), adalah sama dengan g
(x0); atau (x1) = g (x0), dengan demikian nilai awal x0 digunakan untuk
mencari perkiraan berikutnya yaitu x1.
Selanjutnya, dari titik x1 bergerak vertikal sehingga memotong kurve y2
= g (x), dan kemudian bergerak horisontal ke kanan memotong kurve
y1 = x di suatu titik yang mempunyai absis x2. Demikian seterusnya
hingga akhirnya penyelesaian pada Gambar 3.6a. adalah konvergen,
karena perkiraan x bergerak mendekati perpotongan kedua kurve.
Keadaan yang sama terjadi pada Gambar 3.6b, sebaliknya pada
Gambar 3.6c dan 3.6d, penyelesaian iterasi semakin menjauhi nilai
akar yang benar (divergen). Dari penjelasan Gambar 3.6, dapat
disimpulkan bahwa konvergensi akan terjadi apabila nilai absolut dari
kemiringan y2 = g (x) adalah lebih kecil dari kemiringan y1 = x, atau: ⏐g′

(x)⏐< 1.
Gambar 3.6. Penjelasan konvergensi dan divergensi pada metode
Iterasi
Latihan :
dengan menggunakan Metode Newton Raphson jika
Tentukan Nilai
diketahui nilai awal x0 = 3 dan ketelitian hingga 4 desimal.
Contoh Soal Terapan Metode Numerik :
Perusahaan perakit komputer akan merakit komputer dengan tiga merek
yaitu merek
A, B dan C. Proses pembuatan melalui tiga tahapan
pertama seleksi peralatan (periperal), kedua perakitan, dan ketiga uji coba
dan finishing. Untuk merek A tahapan seleksi memerlukan waktu 3 jam,
waktu perakitan 5 jam, tahap uji coba dan finishing memerlukan waktu 5
jam. Untuk merek B seleksi peralatan(periperal), memerlukan waktu 4
jam, perakitan memerlukan waktu 4 jam, uji coba dan finishing
memerlukan waktu 6 jam. Untuk merek C seleksi peralatan(periperal)
memerlukan waktu 3,5 jam, perakitan memerlukan waktu 4 jam, uji coba
dan finishing memerlukan waktu 7 jam. Bagian seleksi periperal
menyediakan 24 jam per orang perhari, bagian perakitan menyediakan 12
jam per orang perhari dan bagian uji coba dan finishing menyediakan 12
jam per orang perhari. Berapa banyak hasil rakitan yang diperoleh setiap
hari ?.

More Related Content

PDF
Vektor, Aljabar Linier
PDF
Pengantar metode numerik
PPT
Teori bilangan
PPT
Metode numerik persamaan non linier
PDF
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
PDF
Merentang (Spanning) Tugas Matrikulasi Aljabar Linear
PDF
Relasi Rekurensi
DOCX
Metode interpolasi linier
Vektor, Aljabar Linier
Pengantar metode numerik
Teori bilangan
Metode numerik persamaan non linier
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
Merentang (Spanning) Tugas Matrikulasi Aljabar Linear
Relasi Rekurensi
Metode interpolasi linier

What's hot (20)

PPTX
Graf ( Matematika Diskrit)
DOCX
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
PDF
Parametric Equations
PPTX
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
PPS
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
PDF
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
PDF
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
PPTX
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
PDF
Aplikasi integral
PDF
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
PDF
Iterasi jacobi
PDF
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
PDF
Deret Fourier
PDF
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
PPTX
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
PPTX
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
PDF
Deret fourier
PPTX
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
PDF
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
PPTX
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Graf ( Matematika Diskrit)
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Parametric Equations
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Aplikasi integral
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Iterasi jacobi
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
Deret Fourier
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Deret fourier
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Ad

Viewers also liked (20)

PPTX
Tabulasi
PDF
Modul2 metode regula falsi praktikum metode numerik
PDF
Dari excel
PPTX
Regula falsi
DOCX
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
PDF
Metode numerik-buku-ajar-unila
PDF
Bisection-Newton-Secant
PDF
Modul3 metode newton raphson praktikum metode numerik
DOCX
Tabel.biseksi.regula falsi
PDF
Modul1 metode bagi dua Praktikum Metode Numerik
PDF
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
PPTX
tabulasi
PDF
Metoda numerik
PDF
Penyelesaian persamaan non linier
DOCX
Silabus mat kelas x wajib kurikulum 2013
DOCX
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
DOCX
Rpp relasi dan fungsi
DOCX
Rpp matematika web based learning
Tabulasi
Modul2 metode regula falsi praktikum metode numerik
Dari excel
Regula falsi
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik-buku-ajar-unila
Bisection-Newton-Secant
Modul3 metode newton raphson praktikum metode numerik
Tabel.biseksi.regula falsi
Modul1 metode bagi dua Praktikum Metode Numerik
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
tabulasi
Metoda numerik
Penyelesaian persamaan non linier
Silabus mat kelas x wajib kurikulum 2013
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
Rpp relasi dan fungsi
Rpp matematika web based learning
Ad

Similar to Metode numerik-stmik-aub (20)

DOCX
Materi metode numerik
PPTX
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
PPT
Metode Numerik Secara Umum.ppt
PPTX
Pengantar Metode Numerik Bidang Teknik Sipil oleh Rafki Imani
PDF
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
PDF
Bab1 mata kuliah metode numerik
PDF
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
PPT
Metode Numerik Pertemuan 1 Pendahuluan a
PDF
PPT
Met num1 pendahuluan-new
PDF
METODE BISECTION.pdf
PPTX
METODE_NUMERIK_part_1.pptx
PPTX
1. pendahuluan
PPT
Perhitungan bilangan galat Bilangan Galat
PPTX
Bab 1 pendahuluan
PDF
pengantar metode numerik
PDF
Pendahuluan metode numerik
PDF
Makalah metode numerik regula falsi
PPTX
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
PPT
Galat.............................................ppt
Materi metode numerik
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
Metode Numerik Secara Umum.ppt
Pengantar Metode Numerik Bidang Teknik Sipil oleh Rafki Imani
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Bab1 mata kuliah metode numerik
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode Numerik Pertemuan 1 Pendahuluan a
Met num1 pendahuluan-new
METODE BISECTION.pdf
METODE_NUMERIK_part_1.pptx
1. pendahuluan
Perhitungan bilangan galat Bilangan Galat
Bab 1 pendahuluan
pengantar metode numerik
Pendahuluan metode numerik
Makalah metode numerik regula falsi
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Galat.............................................ppt

More from Muhammad Martayuda (20)

PDF
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
PDF
Step by-step -visual_basic_2008_express_edition_by__microsoft_corporation
PPT
Organisasi dan-arsitektur-komputer
PDF
Bab1 algoritma dan-bahasanya
DOC
Teori graph 1_2
DOCX
Tabel pedanan
DOCX
Konversi bilangan desimal
DOC
Derajatgraf
PPT
Matematika1bangrs
PPT
Teori Graph : vektor
PPT
Graph tak berarah_pertemuan_3_
PPT
Bab 1-matriks
PPT
Aljabar linier-matriks1
PPT
Aljabar linier : Notasi Matriks
PPT
Matriks & Operasinya Matriks invers
PPTX
Algoritma pencarian (searching algorithm)
PPT
Algoritma & Pemograman 1 : Pemrosesan Teks
PPT
15 integralisme versi 2 2
PPTX
Path dan sirkuit_pertemuan_4_
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
Step by-step -visual_basic_2008_express_edition_by__microsoft_corporation
Organisasi dan-arsitektur-komputer
Bab1 algoritma dan-bahasanya
Teori graph 1_2
Tabel pedanan
Konversi bilangan desimal
Derajatgraf
Matematika1bangrs
Teori Graph : vektor
Graph tak berarah_pertemuan_3_
Bab 1-matriks
Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier : Notasi Matriks
Matriks & Operasinya Matriks invers
Algoritma pencarian (searching algorithm)
Algoritma & Pemograman 1 : Pemrosesan Teks
15 integralisme versi 2 2
Path dan sirkuit_pertemuan_4_

Metode numerik-stmik-aub

  • 1. Pengertian Metode Numerik Metode Numerik adalah teknik-teknik yang digunakan memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan untuk dengan operasi perhitungan Metode Numerik Tujuan Metode Numerik Sebelum komputer digunakan untuk penyelesaian komputasi, dilakukan dengan berbagai metode yang memiliki kendala-kendala. Metode yang digunakan antara lain : • Metode Analitik, Solusi ini sangat berguna namun terbatas pada masalah sederhana. Sedangkan Masalah real yang komplek dan non linier tidak dapat diselesaikan. • Metode Grafik, metode ini digunakan Sebagai pendekatan penyelesaian yang kompleks. Kendalanya bahwa metode ini Tidak akurat, sangat lama, dan banyak membutuhkan waktu. • Kalkulator dan Slide Rules, Penyelesaian numerik secara manual. Cara ini cukup lama dan mungkin bisa terjadi kesalahan pemasukan data. Penggunaan metode numerik diharapkan dapat mengatasi berbagai kelemahan-kelemahan metode yang ada sebelumnya. Dapat dipahami pula bawa pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan
  • 2. dalam persamaan matematika. Persamaan ini sulit diselesaikan dengan model analitik sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan numerik. Dengan metode numerik, manusia terbebas dari hitung menghitung manual yang membosankan . Sehinggga waktu dapat lebih banyak digunakan untuk tujuan yang lebih kreatif, seperti penekanan pada formulasi problem atau interpretasi solusi dan tidak terjebak dalam rutinitas hitung menghitung Manfaat Mempelajari Metode Numerik Dengan mempelajari metode numerik diharapkan mahasiswa mampu : • Mampu menangani sistem persamaan besar, Ketaklinieran dan geometri yang rumit, yang dalam masalah rekayasa tidak mungkin dipecahkan secara analitis. • Mengetahui secara singkat dan jelas teori matematika yang mendasari paket program. • Mampu merancang program sendiri sesuai permasalahan yang dihadapi pada masalah rekayasa. • Metode numerik cocok untuk menggambarkan ketangguhan dan keterbatasan komputer dalam menangani masalah rekayasa yang tidak dapat ditangani secara analitis. • Menangani galat (error) suatu nilai hampiran (aproksimasi) dari masalah rekayasa yang merupakan bagian dari paket program yang bersekala besar. • Menyediakan mahasiswa. sarana Karena memperkuat salah satu pengertian kegunaannya matematika adalah menyederhanakan matematika yang lebih tinggi menjadi operasioperasi matematika yang mendasar Metode Analitik versus Metode Numerik Metode Numerik - Penyelesaian Masalah
  • 3. Metode analitik disebut juga metode sejati karena memberikan solusi sejati (exact solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat (error) sama dengan nol! Sayangnya, metode analitik hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang terbatas, yaitu persoalan yang memiliki tafsiran geometri sederhana serta rendah. Padahal persoalan yang muncul dalam dunia nyata seringkali melibatkan bentuk dan proses yang rumit. Akibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik menjadi terbatas. Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi persoalan sebenarnya masih dapat dicari dengan menggunakan metode numerik. Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmetika biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Metode artinya cara, sedangkan numerik artinya angka. Jadi metode numerik secara harafiah berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka. Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik terletak pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi mateamtik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran (approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan galat (error).
  • 5. Pemodelan Matematik dan Pemecahan Masalah Rekayasa Pemodelan matematik permasalahan rekayasa diperlukan untuk membantu (permasalahan riil). menyelesaikan Gambaran tahapan pemrosesan masalah rekayasa yang secara analitis sulit diselesaikan selanjutnya dibawa ke bentuk model matematik dan diselesaikan secara matematis, aljabar atau statistik dan komputasi. Apabila telah diperoleh penyelesaian matematik proses selanjutnya mengimplementasikan hasil matematis ke masalah rekayasa sbb: Metode Numerik - Penyelesaian masalah matematis Dalam menangani masalah rekayasa(masalah riil) perlu melakukan : • Membawa permasalahan (model matematika) rekayasa kedalam teori matematika
  • 6. • Model matematika yang diperoleh diselesaikan dengan cara matematika yaitu digunakan komputasi, statistika dan matematika yang disebut dengan alat pemecah masalah. • Hasil dari pemecah masalah masih berupa nilai numeris atau grafik • Hasil numeris permasalah yang diperoleh semula (masalah diimplementasikan rekayasa) kembali sehingga ke dapat dipublikasikan sesuai dengan permasalahan yang dimaksud. Tahap-Tahap Memecahkan Persoalan Secara Numerik yang dilakukan dalam pemecahan persoalan dunia nyata dengan metode numerik, yaitu : 1. Pendefinisian masalah (apa yang diketahui dan apa yang diminta). 2. Pemodelan, Persoalan dunia nyata dimodelkan ke dalam persamaan matematika 3. Penyederhanaan model, Model matematika yang dihasilkan dari tahap sebelumnya mungkin saja terlalu kompleks, yaitu memasukkan banyak peubah (variable) atau parameter. Semakin kompleks model matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya. Mungkin beberapa andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat diabaikan. Model matematika yang diperoleh dari penyederhanaan menjadi lebih sederhana sehingga solusinya akan lebih mudah diperoleh. 4. Formulasi numerik, Setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap selanjutnya adalah memformulasikannya secara numerik 5. Pemrograman, Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan algoritma ke dalam program komputer dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang dikuasai. 6. Operasional, Pada tahap ini, program komputer dijalankan dengan data uji coba sebelum data yang sesungguhnya. 7. Evaluasi, Bila program sudah selesai dijalankan dengan data yang sesungguhnya, maka hasil yang diperoleh diinterpretasi. Interpretasi meliputi analisis hasil run dan membandingkannya dengan prinsip dasar dan hasil-hasil empirik untuk menaksir kualitas solusi numerik,
  • 7. dan keputusan untuk menjalankan kembali program dengan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Desain Algoritma Algoritma adalah merupakan sederetan(sequence) langkah logika yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu seperti pemecahan masalah. Algoritma yang baik mempunyai sejumlah kriteria berikut : • Setiap langkah harus determinestik. • Proses harus berakir setelah sejumlah berhingga langkah. • Hasil akhir tidak boleh tergantung kepada siapa yang menjalani algoritma tersebut. • Suatu algoritma tidak boleh berakhir terbuka. • Algoritma harus cukup umum untuk menangani keperluan apapun. Bagan alir ( flowchart) Bagan alir merupakan pernyataan visual atau grafis suatu algoritma. Bagan alir menggunakan deretan blok dan anak panah, yang masing-masing menyatakan operasi atau langkah tertentu dalam algoritma. Anak panah menyatakan urutan bagaimana seharusnya operasi dijalankan. Manfaat bagan alir 1. Dipakai untuk menyatakan dan mengkomunikasikan algoritma. 2. Dapat membantu dalam perencanaan, menyelesaikan keruwetan. 3. Mengkomunikasikan logika program. 4. Merupakan beberapa wahana struktur yang yang pemrograman Komputer. menarik untuk mendasar yang memvisualisasikan diterapkan dalam
  • 8. Metode Numerik - Flowchart Peranan Komputer dalam Metode Numerik Komputer berperan besar dalam perkembangan bidang metode numerik. Hal ini mudah dimengerti karena perhitungan dengan metode numerik adalah berupaoperasi aritmetika seperti penjumlahan, perkalian, pembagian, plus membuat perbandingan. Sayangnya, jumlah operasi aritmetika ini umumnya sangat banyak dan berulang, sehingga perhitungan secara manual sering menjemukan. Manusia (yang melakukan perhitungan manual ini) dapat membuat kesalahan dalam melakukannya. Dalam hal ini, komputer berperanan mempercepat proses perhitungan tanpa membuat kesalahan. Penggunaan komputer dalam metode numerik antara lain untuk memprogram. Langkah-langkah metode numerik diformulasikan menjadi program komputer. Program ditulis dengan bahasa pemrograman tertentu, seperti FORTRAN, PASCAL, C, C++, BASIC, dan sebagainya. Sebenarnya, menulis program numerik tidak selalu diperlukan. Di pasaran terdapat banyak program aplikasi komersil yang langsung dapat digunakan.
  • 9. Beberapa contoh aplikasi yang ada saat ini adalah MathLab, MathCad, Maple, Mathematica, Eureka, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga library yang berisi rutin-rutin yang siap digabung dengan program utama yang ditulis pengguna, misalnya IMSL (International Mathematical and Statistical Library) Math/Library yang berisi ratusan rutin-rutin metode numerik. Selain mempercepat perhitungan numerik, dengan komputer kita dapat mencoba berbagai kemungkinan solusi yang terjadi akibat perubahan beberapa parameter. Solusi yang diperoleh juga dapat ditingkatkan ketelitiannya dengan mengubahubah nilai parameter. Kemajuan komputer digital telah membuat bidang metode numerik berkembang secara dramatis. Tidak ada bidang matematika lain yang mengalami kemajuan penting secepat metode numerik. Tentu saja alasan utama penyebab kemajuan ini adalah perkembangan komputer itu sendiri, dari komputer mikro sampai komputer Cray, dan kita melihat perkembangan teknologi komputer tidak pernah berakhir. Tiap generasi baru komputer menghadirkan keunggulan seperti waktu, memori, ketelitian, dan kestabilan perhitungan. Hal ini membuat ruang penelitian semakin terbuka luas. Tujuan utama penelitian itu adalah pengembangan algoritma numerik yang lebih baik dengan memanfaatkan keunggulan komputer semaksimal mungkin. Banyak algoritma baru lahir atau perbaikan algoritma yang lama didukung oleh komputer. Bagian mendasar dari perhitungan rekayasa yang dilakukan saat ini adalah perhitungan “waktu nyata” (real time computing), yaitu perhitungan keluaran (hasil) dari data yang diberikan dilakukan secara simultan dengan event pembangkitan data tersebut, sebagaimana yang dibutuhkan dalam mengendalikan proses kimia atau reaksi nuklir, memandu pesawat udara atau roket dan sebagainya. Karena itu, kecepatan perhitungan dan kebutuhan memori komputer adalah pertimbangan yang sangat penting. Jelaslah bahwa kecepatan tinggi, keandalan, dan fleksibilitas komputer memberikan akses untuk penyelesaian masalah praktek. Sebagai contoh, solusi sistem persamaan lanjar yang besar menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan dengan komputer. Perkembangan yang cepat dalam metode
  • 10. numerik antara lain ialah penemuan metode baru, modifikasi metode yang sudah ada agar lebih mangkus, analisis teoritis dan praktis algoritma untuk proses perhitungan baku, pengkajian galat, dan penghilangan jebakan yang ada pada metode. Perbedaan Metode Numerik dengan Analisis Numerik Untuk persoalan tertentu tidaklah cukup kita hanya menggunakan metode untuk memperoleh hasil yang diinginkan; kita juga perlu mengetahui apakah metode tersebut memang memberikan solusi hampiran, dan seberapa bagus hampiran itu . Hal ini melahirkan kajian baru, yaitu analisis numerik. Metode numerik dan analisis numerik adalah dua hal yang berbeda. Metode adalah algoritma, menyangkut langkah-langkah penyelesaian persoalan secara numerik, sedangkan analisis numerik adalah terapan matematika untuk menganalisis metode. Dalam analisis numerik, hal utama yang ditekankan adalah analisis galat dan kecepatan konvergensi sebuah metode. Teorema-teorema matematika banyak dipakai dalam menganalisis suatu metode. Di dalam perkuliahan ini, kita akan memasukkan beberapa materi analisis numerik seperti galat metode dan kekonvergenan metode. Tugas para analis numerik ialah mengembangkan dan menganalisis metode numerik. Termasuk di dalamnya pembuktian apakah suatu metode konvergen, dan menganalisis batas-batas galat solusi numerik.Terdapat banyak sumber galat, diantaranya tingkat ketelitian model matematika, sistem aritmetik komputer, dan kondisi yang digunakan untuk menghentikan proses pencarian solusi. Semua ini harus dipertimbangkan untuk menjamin ketelitian solusi akhir yang dihitung.
  • 11. PENYELESAIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK Persamaan karakteristik ini bias berupa persamaan Polinomial Tingkat Tinggi, Sinusioda, Eksponensial, Logaritmik, atau Kombinasi dari persamaanpersamaan tersebut. Ada beberapa metode untuk menyelesaikan persamaan-persamaan tersebut diantaranya: 1. Metode Tabulasi. 2. Metode Biseksi. 3. Metode Regula Falsi. 4. Metode Iterasi bentuk x=g(x). 5. Metode Newton Rapshon. 6. Metode Faktorisasi P3(x)=0. 7. Metode Faktorisasi P4(x)=0. 8. Metode Faktorisasi P5(x)=0. 9. Metode Bairstow. 10. Metode Quotient-Difference (QD). Dari metode diatas hanya akan kita bahas beberapa metode, diantaranya : 1. Metode Tabulasi. Metode Tabulasi adalah metode penyelesaian persamaan nonlinear dengan cara membuat tabel-tabel persamaan atau fungsi nonlinear di sekitar titik penyelesaian. Contoh dan cara penyelesaian: Tentukan akar penyelesaian dari persamaan nonlinear dibawah ini dengan metode Tabulasi. 3 f(x) = x -7x+1=0
  • 12. Penyelesaian Langkah 1. Menentukan dua nilai f(x1) dan f(x2) dengan syarat : f(x1)*f(x2)<0, misal nilai x1=2.5 dan x2=2.6 maka : 3 F(x1)= (2.5) -7(2.5)+1 = -0.8750 3 F(x2)= (2.6) -7(2.6)+1 = 0.3760 Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 2.5 dan x2 = 2.6. Langkah 2. Membuat tabel fungsi F(x) di sekitar f(x1) dan f(x2). Langkah 3. Membuat tabel di sekitar dua titik yang menyebabkan terjadinya perubahan tanda fungsi F(x) pada tabel ke 1, yaitu terjadi pada baris ke 8 dan 9. maka table ke-2 :
  • 13. Langkah 4 dan setrusnya mengulangi langkah ke 3 yaitu membuat table di sekitar dua titik yang menyebabkan terjadinya perubahan tanda pada f(x) pada table sebelumnya. Proses dihentikan jika didapatkan errornya relative kecil dan biasanya lebih -7 kecil dari 10 . Maka akar pendekatanya errornya=9.5576979220*10 adalah nilai x=2.57120143 dengan -8 2. Metode Biseksi Metode biseksi disebut juga metode Pembagian Interval atau metode yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi dengan persamaan sbb : Dimana nilai f(Xa) dan nilai f(Xb) harus memenuhio persyaratan f(Xa)*f(Xb)<0 Contoh dan cara penyelesaian: Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear dibawah ini dengan metode Biseksi: 3 2 f(x) = x + x - 3x - 3 = 0 Penyelesaian: Langkah 1: Menentukan dua titik nilai f(x) awal, f(x1) dan f(x2) dan harus memenuhi hubungan f(x1)*f(x2)<0. misalkan nilai x1 = 1 dan x2 = 2. 3 2 f(x1)= 1 + 1 - 3(1) – 3 = -4 3 2 f(x2)= 2 + 2 - 3(2) – 3 = 3 Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 1 dan x2 = 2.
  • 14. Langkah 2: mencari nilai x3. 3 2 Dan f(x3)= 1.5 + 1.5 - 3(1.5) – 3 = -1.875 Langkah 3: Melakukan Iterasi dengan persamaan 2.0 pada hasil langkah 2 nilai f(x3) hasilnya negative, dan untuk memnentukan nilai x4 harus f(xa)*f(xb)<0 maka yang memenuhi syarat nilai yang digunakan yaitu x1 dan x3 karena nilai f(x1)*f(x3)<0 maka : 3 2 Dan f(x4)= 1.75 + 1.75 - 3(1.75) – 3 = 1.71875 Iterasi selanjutnya mencari nilai x5 dan f(x5) dan begitu seterusnya sampai didapatkan nilai -7 error lebih kecil dari 10 . Maka dari hasil perhitungan didapatkan nilai x = 1.73205080. dengan nilai errornya f(x)= 1.2165401131E-08
  • 15. 3. Metode Regula Falsi. Metode Regula Falsi disebut juga metode Interpolasi Linear yaitu metode yang digunakan untuk mencari akar- akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi dengan persamaan sbb: Contoh dan cara penyelesaian Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear di bawah ini dengan metode Regula Falsi: 3 2 f(x) = x + x - 3x - 3 = 0 Penyelesaian: Langkah 1: Menentukan dua titik nilai f(x) awal, f(x1) dan f(x2) dan harus memenuhi hubungan f(x1)*f(x2)<0. misalkan nilai x1 = 1 dan x2 = 2. 3 2 f(x1)= 1 + 1 - 3(1) – 3 = -4 3 2 f(x2)= 2 + 2 - 3(2) – 3 = 3 Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 1 dan x2 = 2. Langkah 2: mencari nilai x3 dengan persamaan sbb : 3 2 Dan f(x3)= 1.57142 + 1.57142 - 3(1.57142) – 3 = -1.3644314869 Langkah 3: Melakukan Iterasi dengan persamaan 2.1 pada hasil langkah 2 nilai f(x3) hasilnya negative, dan untuk memnentukan nilai x4 harus f(xa)*f(xb)<0 maka yang memenuhi syarat nilai yang digunakan yaitu x2 dan x3 karena nilai f(x2)*f(x3)<0 maka : 3 2 Dan f(x4)= 1.70541 + 1.70541 - 3(1.70541) – 3 = -0.247745 Iterasi selanjutnya mencari nilai x5 dan f(x5) dan begitu seterusnya sampai didapatkan nilai -7 error lebih kecil dari 10 . Maka dari hasil perhitungan didapatkan nilai x = 1.7320508074. dengan nilai errornya f(x)= 2.0008883439E-09
  • 16. 4. Metode Newton-Raphson Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari akar-akar persamaan, jika perkiraan awal dari akar adalah xi, maka suatu garis singgung dapat dibuat dari titik (xi, f (xi)). Titik dari garis singgung tersebut memotong sumbu-x, biasanya memberikan perkiraan yang lebih dekat dari nilai akar. Pada Gambar 4, nampak bahwa turunan pertama pada xi adalah ekivalen dengan kemiringan, yaitu: f ' ( xi ) = f (xi ) − 0 xi − xi + 1 atau xi + 1 = xi − f ( xi ) f ' (xi ) (1) Garis singgung di A Gambar 4. Prosedur metode Newton-Raphson secara grafis
  • 17. Contoh soal: 1) Hitung salah satu akar dari persamaan berikut ini, dengan metode Newton-Raphon. f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0. Penyelesaian: Turunan pertama dari persamaan tsb. adalah: f ′(x) = 3x2 + 2x – 3, f (x i ) Dengan menggunakan persamaan (1), yaitu: x i + 1 = x i − f ' (x i ) Pada awal hitungan ditentukan nilai xi sembarang, misalnya x1 = 1, maka: f (x1 = 1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = – 4. f ′(x1 = 1) = 3(1)2 + 2(1) – 3 = 2. x2 = 1 − −4 =3 2 Langkah berikutnya nilai x2 = 3, tersebut digunakan untuk hitungan pada iterasi berikutnya. f (x2 = 3) = (3)3 + (3)2 – 3(3) – 3 = 24. f ′(x2 = 3) = 3(3)2 + 2(3) – 3 = 30. x3 = 3 − 24 = 2,2 30 Hitungan dilanjutkan dengan menggunakan program komputer dan hasilnya nampak pada Tabel 3.4, serta hasil hitungan didapat pada iterasi ke 6. Tabel 3.4. Hasil hitungan metode Newton-Raphson I 1 2 3 4 5 6 xi 1.00000 3.00000 2.20000 1.83015 1.73780 1.73207 xi + 1 3.00000 2.20000 1.83015 1.73780 1.73207 1.73205 f (xi) - 4.0000 24.0000 5.88800 0.98900 0.05457 0.00021 f (xi + 1) 24.00000 5.88800 0.98900 0.05457 0.00021 0.00000
  • 18. 5. Metode Secant Kekurangan metode Newton-Raphson adalah diperlukannya turunan pertama (diferensial) dari f (x) dalam hitungan, mungkin sulit untuk mencari turunan dari persamaan yg diselesaikan, maka bentuk diferensial didekati dengan nilai perkiraan berdasarkan diferensial beda hingga. Gambar 3.5. Metode Secant Nampak pada Gambar 3.5, garis singgung di titik xi didekati oleh bentuk berikut: f ' ( xi ) = f (xi ) − f (xi − 1 ) xi − xi − 1 Apabila disubstitusikan ke dalam persamaan (1), maka didapat : xi + 1 = xi − f ( xi ) (xi − xi − 1 ) f ( xi ) − f (xi − 1 ) Pada metode ini pendekatan memerlukan dua nilai awal dari x, yang digunakan untuk memperkirakan kemiringan dari fungsi. Contoh soal: 1) Hitung salah satu akar dari persamaan berikut ini, dengan metode Secant (pendekatan sampai 5 desimal). f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0. Penyelesaian Iterasi pertama, diambil dua nilai awal yaitu x = 1 dan x = 2. Untuk x1 = 1, → f (x1 = 1) = − 4, dan x2 = 2, → f (x2 = 2) = 3. Dengan menggunakan persamaan (3.4), didapat: x3 = x2 − 3 (2 − 1) f (x2 )( x2 − x1 ) = 2− = 1,57142. 3 − (− 4 ) f ( x2 ) − f (x1 ) Pada iterasi kedua, hitungan dilakukan berdasar nilai x2 = 2 dan x3 = 1,57142. (3.4)
  • 19. Untuk x2 = 2, → f (x2 = 2) = 3, dan x3 = 1,57142, → f (x3 = 1,57142) = −1,36449. Dengan menggunakan persamaan (3.4), didapat: x4 = x3 − f (x3 ) (x3 − x2 ) f (x3 ) − f ( x2 ) = 1,57142 − − 1,36449 (1,57142 − 2 ) − 1,36449 − 3 = 1,70540. Dengan menggunakan pemrograman komputer, hasilnya diberikan pada Tabel 3.5, dan iterasi ke 5 merupakan hasil hitungan yang diperoleh yaitu x = 1,73205. Tabel 3.5. Hasil hitungan metode Secant I 1 2 3 4 5 xi – 1 1.00000 2.00000 1.57143 1.70541 1.73514 xi 2.00000 1.57143 1.70541 1.73514 1.73200 xi + 1 1.57143 1.70541 1.73514 1.73200 1.73205 f (xi – 1) - 4.00000 3.00000 - 1.36443 - 0.24774 0.02925 f (xi) 3.00000 - 1.36443 - 0.24774 0.02925 - 0.00051 f (xi + 1) - 1.36443 - 0.24774 0.02925 - 0.00051 0.00000 6. Metode Iterasi Metode ini menggunakan suatu persamaan untuk memperkirakan nilai akar persamaan. Persamaan tersebut dikembangkan dari fungsi f (x) = 0, sehingga parameter x berada pada sisi kiri dari persamaan, yaitu: x = g(x) (3.5) Transformasi ini dapat dilakukan dengan manipulasi aljabar atau dengan menambahkan parameter x pada kedua sisi dari persamaan aslinya. Sebagai contoh, persamaan berikut: x3 + x 2 − 3 x3 + x2 – 3x – 3 = 0, dapat ditulis menjadi bentuk x = 3 Persamaan (3.5) menunjukkan bahwa nilai x merupakan fungsi dari x, sehingga dengan memberi nilai perkiraan awal dari akar xi dapat dihitung perkiraan baru xi + 1 dengan rumus iteratif berikut: xi + 1 = g(xi) (3.6) Besarnya kesalahan dihitung dengan rumus berikut: εa = xi + 1 − xi xi + 1 × 100% Contoh soal: 1) Hitung akar dari persamaan berikut ini, dengan metode iterasi. f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0. Penyelesaian: Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:
  • 20. x3 = –x2 + 3x + 3 → x = (–x2 + 3x + 3)1/3 Dalam bentuk persamaan (3.6), persamaan diatas menjadi: xi + 1 = (–xi2 + 3xi + 3)1/3 Apabila ditentukan perkiraan awal x1 = 2, didapat: x2 = (–x12 + 3x1 + 3)1/3 = (–22 + 3(2) + 3)1/3 = 1,70998. Besar kesalahan: x − x1 1,70998 − 2 εa = 2 × 100 % = × 100 % = −16,96 %. 1,70998 x2 Selanjutnya, nilai x2 = 1,70998 tersebut digunakan untuk menghitung nilai x3 pada iterasi berikutnya, sehingga: x3 = (–x22 + 3x2 + 3)1/3 = (–(1,709982) + 3(1,70998) + 3)1/3 = 1,73313. x3 − x2 1,73313 − 1,70998 × 100 % = 1,34 %. × 100 % = 1,73313 x3 Hasil hitungan berdasarkan program komputer untuk metode iterasi ini diberikan pada Tabel 3.6, dan hasilnya diperoleh pada iterasi ke 5, yaitu x = 1,73205. εa = Tabel 3.6. Hasil hitungan dengan metode Iterasi I xi xi + 1 εa (%) 1.70998 1 2.00000 −16.96 2 1.70998 1.73313 1.33622 1.73199 −0.06579 3 1.73313 4 1.73199 1.73205 0.00340 Pada Tabel 3.6, nampak bahwa hasil hitungan pada iterasi yang lebih tinggi semakin dekat dengan akar persamaan yang benar, dengan kata lain kesalahan yang terjadi semakin kecil. Penyelesaian persamaan seperti ini disebut konvergen. Persamaan x3 + x2 – 3x – 3 = 0, dapat pula diubah dalam bentuk x3 + x 2 − 3 berikut: x = 3 3 2 x + xi − 3 Dalam bentuk iterasi persamaan diatas menjadi: xi + 1 = i 3 x + x1 − 3 23 + 2 2 − 3 Untuk perkiraan awal x1 = 2, didapat: x 2 = 1 = = 3 3 3. Besar kesalahan: 3 εa = 2 x 2 − x1 3− 2 ×100 % = 33,3333 %. × 100 % = 3 x2
  • 21. Hitungan dilanjutkan dengan program yang sama yaitu program metode iterasi, dengan menggantikan bentuk fungsi yang diselesaikan, dan hasilnya diberikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Hasil hitungan metode Iterasi I 1 2 3 4 5 xi 2.00000 3.00000 11.00000 483.00000 37637290.0 εa (%) 33.3333 72.7273 97.7226 99.9987 Nampak bahwa hasil hitungan pada iterasi yang lebih tinggi semakin menjauhi nilai akar persamaan yang benar, keadaan hitungan seperti ini disebut divergen. Mengenai konvergen dan divergen pada metode iterasi yaitu, persamaan (3.5) dapat ditulis menjadi satu pasang persamaan yaitu y1 = x dan y2 = g (x). Kedua persamaan itu dapat digambarkan bersamasama dalam satu sistem koordinat, akar persamaan adalah sama dengan nilai absis dari titik potong antara kedua kurve. Fungsi y1 = x dan empat macam bentuk dari y2 = g (x) nampak pada Gambar 3.6. Pada keadaan pertama (Gambar 3.6a), perkiraan awal x0 digunakan untuk menentukan titik pada kurve y2 yaitu A. Panjang garis OA adalah g (x0). Garis y1 = x membentuk sudut 450 terhadap kedua sumbu, sehingga titik pada kedua garis tersebut mempunyai koordinat x dan y yang sama. Dari titik A bergerak secara horisontal ke kanan sehingga memotong titik B. Absis dari titik B, yaitu (x1), adalah sama dengan g (x0); atau (x1) = g (x0), dengan demikian nilai awal x0 digunakan untuk mencari perkiraan berikutnya yaitu x1. Selanjutnya, dari titik x1 bergerak vertikal sehingga memotong kurve y2 = g (x), dan kemudian bergerak horisontal ke kanan memotong kurve y1 = x di suatu titik yang mempunyai absis x2. Demikian seterusnya hingga akhirnya penyelesaian pada Gambar 3.6a. adalah konvergen, karena perkiraan x bergerak mendekati perpotongan kedua kurve.
  • 22. Keadaan yang sama terjadi pada Gambar 3.6b, sebaliknya pada Gambar 3.6c dan 3.6d, penyelesaian iterasi semakin menjauhi nilai akar yang benar (divergen). Dari penjelasan Gambar 3.6, dapat disimpulkan bahwa konvergensi akan terjadi apabila nilai absolut dari kemiringan y2 = g (x) adalah lebih kecil dari kemiringan y1 = x, atau: ⏐g′ (x)⏐< 1. Gambar 3.6. Penjelasan konvergensi dan divergensi pada metode Iterasi
  • 23. Latihan : dengan menggunakan Metode Newton Raphson jika Tentukan Nilai diketahui nilai awal x0 = 3 dan ketelitian hingga 4 desimal.
  • 24. Contoh Soal Terapan Metode Numerik : Perusahaan perakit komputer akan merakit komputer dengan tiga merek yaitu merek A, B dan C. Proses pembuatan melalui tiga tahapan pertama seleksi peralatan (periperal), kedua perakitan, dan ketiga uji coba dan finishing. Untuk merek A tahapan seleksi memerlukan waktu 3 jam, waktu perakitan 5 jam, tahap uji coba dan finishing memerlukan waktu 5 jam. Untuk merek B seleksi peralatan(periperal), memerlukan waktu 4 jam, perakitan memerlukan waktu 4 jam, uji coba dan finishing memerlukan waktu 6 jam. Untuk merek C seleksi peralatan(periperal) memerlukan waktu 3,5 jam, perakitan memerlukan waktu 4 jam, uji coba dan finishing memerlukan waktu 7 jam. Bagian seleksi periperal menyediakan 24 jam per orang perhari, bagian perakitan menyediakan 12 jam per orang perhari dan bagian uji coba dan finishing menyediakan 12 jam per orang perhari. Berapa banyak hasil rakitan yang diperoleh setiap hari ?.