Topik : Epidemiologi Deskriptif
Pasca Sarjana FKM UI 2013
Desain Studi
Epidemiologi
Studi
Deskriptif

Epidemiologi merupakan Studi tentang sebaran
(distribution) dan faktor yang berpengaruh
(determinants) dari frekuensi penyakit pada
populasi manusia

Menjelaskan distribusi masalah kesehatan
terutama berdasarkan faktor orang, tempat
dan waktu. Diekspresikan dengan pertanyaan
Where,
Who,
dan
When

Menjelaskan:
•Siapa yg mendapat sakit dan siapa yg tidak
•Dimana masalah (rate) penyakit yg tinggi
•Apakah ada pola temporal

Studi
Analitik
Pasca Sarjana FKM UI 2013

studi
mengenai
determinants
dari
masalah kesehatan
Types of Epidemiologic Studies
Experimental Study

True experimental
e.g. RCT
Quasy experimental
e.g. pre-post test

Observational Study

Descriptive Study

Analytic Study

Case report & case series

Cohort Study

Cross-Sectional Study

Case-Control Study

Ecologic Study

Cross-Sectional Study
Ecologic Study

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Tujuan Epidemiologi Deskriptif
1

2

3

4

• Memberikan bukti untuk mengembangkan hipotesis

• Memberikan informasi untuk pelayanan kesehatan dan administrator bagi
pengalokasian sumber daya dan perencanaan program pencegahan dan pendidikan

• Untuk dapat menggambarkan distribusi penyakit berdasarkan karakteristik populasi

• Untuk evaluasi trend masalah kesehatan dan membandingkan antara daerah

5

• Untuk dapat memperhitungkan besarnya masalah kesehatan
perencanaan dan evaluasi program

6

• Untuk identifikasi masalah kesehatan yg nantinya dilanjutkan dengan penelitian
analitik untuk uji hipotesa

Pasca Sarjana FKM UI 2013

sebagai basis
Concept Map
Descriptive
Epidemiology

Hypothesis

Judging
Causality
Prevention
Strategies

Analytical
Epidemiology
RCT
Cohort
Case-Control
X-Sectional
Variasi Kejadian Penyakit
Penyakit tidak terjadi secara random
Kejadian penyakit bervariasi berdasarkan karakteristik
personal, waktu, dan tempat
Variasi tergantung pada :
• Tingkat exposure dari faktor kausal
• Kerentanan terhadap efek dari exposure
• Keduanya

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Jenis Studi Epidemiologi Deskriptif
• menggambarkan pengalaman satu kasus baru
yang menarik

laporan kasus
(case report)

serial kasus (case-series)

Studi Korelasi

Studi Cross-sectional

• menggambarkan pengalaman
beberapa/sekumpulan kasus baru dengan
diagnosis yang serupa.

• Time series analysis
• Ecologic study (Studi Ekologi)

• studi yg meneliti sekaligus faktor pajanan
(exposure) dan penyakit / masalah kesehatan
tanpa arah dimensi penyelidikan tertentu

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Case Report
•laporan tentang pengalaman menarik dari seseorang
(kasus) yang berisi detail laporan atau profil dari pasien,
biasanya merupakan penyakit-penyakit baru, masalah
kesehatan baru ataupun fenomena baru yang belum jelas.
•laporan terperinci tentang gejala dan tanda, cara
penegakan diagnosis, pengobatan dan follow-up seorang
pasien secara individual Laporan kasus dapat berisi
karakteristik demografi seorang pasien, tetapi paling sering
menjelaskan kejadian yang jarang terjadi atau belum pernah
ditemui.

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Case Report
Kelebihan

• langkah awal untuk mempelajari suatu penyakit
• jembatan antara penelitian klinis dan penelitian
epidemilogi
• Dasar penelitian lebih lanjut

Kelemahan

• Hanya berdasarkan kasus-kasus yang dilaporkan
saja

Contoh
Case Report

• sebuah publikasi melaporkan seorang wanita muda
mengkonsumsi kontrasepsi oral dan menderita
embolisme paru.
• 1985: ditemukan break-dancing neck

9
Case Series
•

Merupakan kumpulan kasus-kasus individual suatu penyakit dengan diagnosis yang
sama, hampir sama dengan laporan studi kasus, namun dengan kasus yang lebih
banyak.

•

Serial kasus termasuk penelitian observasional, karena mengikuti perjalanan
penyakit beberapa pasien yang diketahui paparannya, atau memeriksa paparan
dan hasil dari catatan medis pasien.

•

Surveilens yang rutin dilakukan untuk suatu penyakit yang belum jelas
diagnosisnya ataupun sudah jelas diagnosisnya :
• merupakan kumpulan laporan kasus-kasus, atau serial kasus
• dapat digunakan untuk menditeksi munculnya penyakit baru
• dapat digunakan juga untuk menditeksi adanya epidemi
Pasca Sarjana FKM UI 2013
Contoh
serial kasus

• 1974: ditemukan 3 kasus angiosarcoma
hepar di kalangan pekerja vinyl chloride
• 1980: ditemukan 5 kasus PCP
(Penumicystis Carinii Pneumonia) 
HIV/AIDS
• 2003: ditemukan serial kasus SARS

Kumpulan laporan kasus dapat dianalisis secara sederhana yakni dengan melihat
• distribusi/ frekwensi penyakit
• berdasarkan “ Orang, Tempat, Waktu”
• Contoh: next slide

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Contoh dari suatu studi laporan kasus
Suatu penyakit yang belum jelas sebut penyakit X, 10 orang dengan gejala-gejala yang mirip satu sama lain :
•

Berdasarkan gejala dan pemeriksaan laboratoris :
•
•

Diare : 6 diare, 4 tidak ada diare

•

Demam : 8 demam dengan pnemonia, 4 tidak demam

•

Bercak pada kulit : 7 orang mempunyai, 3 tidak ada bercak

•

•

Berat badan : 9 orang dengan gejala mengurus, 1 berat badan tidak turun

Pemeriksaan laboratoris : semua pasien angka limfosit menurun drastis

Berdasarkan gambaran demografinya
•
•

umur : 8 dewasa muda, 2 tua

•
•

Jenis kelamin : 9 pria, 1 wanita
pekerjaan : 6 pemusik, 4 pegawai

Berdasarkan Perilaku Berhubungan intim :

•
•

Sesama jenis 8 orang, lawan jenis 2 orang

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi “drugs” :
•

Menggunakan jarum suntik 8 orang, 2 orang bukan pengguna
Pasca Sarjana FKM UI 2013
Dari data diatas dapat dilihat bahwa :
•

Dari gejala dan pemeriksaan laboratoris penyakit X tersebut adalah :
• 90 % berat-badan menurun
• 60 % diare
• 80 % demam dengan pneumonia
• 70 % bercak pada kulit
• 100 % limfosit menurun drastis

•

Dari gambaran demografisnya
•
•

80% dewasa muda

•
•

90% pria
60% pemusik

Dari kebiasaan mengkonsumsi narkoba
•

•

80% pecandu narkoba

Dari perilaku seksual :
•

80 % homoseksual

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Diperoleh gambaran distribusi, frekwensi penyakit berdasarkan :
• gejala dan tanda serta pemeriksaan laboratoris
• gambaran demografi
• kebiasaan mengkonsumsi narkoba
• perilaku seksual
Dari analisis sederhana diatas didapat informasi kelompok orang yang berisiko antara
lain :
• pria
• dewasa muda
• pemusik
• pecandu narkoba
• homoseksual

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Kemudian dari informasi tadi dapat dibangun suatu hipotesis:
• pria lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada wanita

• usia dewasa muda lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada yang
usia tua
• pemusik lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada non pemusik
• pecandu narkoba lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada bukan
pecandu
• homoseksual lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada bukan
heteroseksual

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Studi Korelasi
•

Studi korelasi adalah Studi epidemiologi yang bersifat observasional dan populasi studi terdiri dari
kumpulan unit pengamatan agregat

•

Studi korelasi menggunakan data dari seluruh populasi untuk membandingkan:
– Frekuensi penyakit pada kelompok yang berbeda dari suatu populasi pada suatu periode yang sama
– Frekuensi dari kelompok yang sama pada periode yg berbeda

•

Berikut beberapa contoh ukuran agregat :
•

Mean dan Median

•

Proporsi dari kumpulan nilai-nilai individu di suatu kelompok misal :
•

nilai rate suatu penyakit ; insidens, prevalens

•

nilai rata-rata asupan lemak pada suatu kelompok individu /masyarakat

•

nilai cakupan program

•

nilai median dari penghasilan sekelompok individu

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Studi Korelasi/ Ekologi
Analisis yang dilakukan dapat bersifat:
•

deskriptif : melihat distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti (dalam unit agregat)

•

analitik : melihat korelasi/hubungan antara variabel-variabel diteliti
•

jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur sebagai data kontinyu
•
•

•

hubungannya secara statistik diuji dengan uji korelasi
kekuatan/keeratan hubungan dilihat dengan melihat nilai koefisien korelasi (“r”)

jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur sebagai data kategorikal
•

hubungannya secara statistik dapat diuji dengan uji  kuadrat, atau regressi logistik

•

kekuatan hubungan dilihat dengan menghitung RR atau OR

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Contoh Studi Korelasi
• Korelasi antara konsumsi daging perkapita
dengan kanker usus besar
• Korelasi antara masukan (intake) garam dan
hipertensi

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Contoh Studi Ekologi

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Contoh Studi Ekologi
Studi korelasi tersebut mempelajari korelasi antara konsumsi daging
perkapita dan frekuensi penyakit Kanker Usus di negara tertentu
• Terlihat bahwa ada hubungan/korelasi yang +

• Negara dengan tingkat konsumsi daging perkapita yang rendah memiliki
frekuensi Kanker Usus yg rendah.
• Negara-negara degan tingkat konsumsi daging perkapita yg tinggi memiliki
Kanker Usus yang tinggi.

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Kelebihan Studi Korelasi
• Disain studi yang paling sering digunakan sebagai langkah awal untuk
meneliti kemungkinan adanya hubungan antara faktor risiko dan
kejadian penyakit
• Dapat dilakukan cepat dan tidak mahal karena data yang diperlukan
biasanya telah tersedia
• Pemerintah atau instansi swasta biasanya secara rutin mengumpulkan
data: demografi, produksi pangan, pencatatan pelaporan mengenai
morbiditas dan mortalitas, Industri dan pabrik dsb.

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Kelemahan Studi Korelasi
Tidak dapat melihat hubungan ditingkat individu.

Ada ecologic fallacy, yakni bias dalam menginterpretasikan
• Contoh: ada hubungan antara angka cakupan imunisasi campak dengan angka
insidens campak (hubungan dalam tingkat agregat)  belum berarti dalam tingkat
idividu ada hubungan antara imunisasi dengan kejadian penyakit campak pada
seseorang

Untuk membuktikan adanya hubungan ditingkat individu : perlu
memformulasikan hipotesis baru studi epidemiologi analitik
Pasca Sarjana FKM UI 2013
Studi Potong Lintang (Cross Sectional)
Studi yang bersifat observasional dan unit pengamatan dan analisanya adalah individu.
Nama lain dari Cross Sectional adalah studi prevalensi, survey.
•

Populasi studi merupakan populasi umum dimana sampel diambil secara random
(acak), dengan ketentuan:
– setiap orang di populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
anggota sampel
– sampel representatif /mewakili populasi

•

Pengukuran variabel independen (exposure) dan variabel dependent (outcome)
dilakukan secara simultan,  tidak dapat terlihat sekuens mana yang terjadi lebih
dulu, variabel independent atau variabel dependent, atau sebaliknya sehingga
tidak dapat melihat hubungan sebab akibat, dimana exposure harus mendahului
outcome.
Pasca Sarjana FKM UI 2013
Kelebihan Studi Potong Lintang :
• dapat untuk melihat distribusi frekwensi penyakit di populsi
• dapat untuk melihat hubungan variabel “exposure” dan
• variabel “outcome”
• hasil analisisnya dapat dipakai untuk membangun hipotesis
baru
Kelemahan Studi Potong Lintang

• tidak dapat untuk melihat hubungan sebab akibat, karena
• variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur secara
simultan
Pasca Sarjana FKM UI 2013
Cross Sectional
Analisis yang dilakukan dapat bersifat:

– Deskriptif
• distribusi frekuensi kejadian penyakit/ masalah kesehatan
• berdasarkan “orang - tempat - waktu”
• distribusi frekuensi variabel “exposure” dan “outcome” (angka
prevalens)
– Analitik
• Jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur sebagai data
kontinu

• hubungannya secara statistik diuji dengan uji korelasi
kekuatan/keeratan hubungan dilihat dengan melihat nilai koefisien
korelasi (“r”) ataupun dengan koefisien regressi

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Contoh Kasus
Dalam suatu penelitian dengan disain potong lintang ,ingin melihat
hubungan antara merokok dan bronchitis kronis.
D = bronchitis kronis (outcome)
E = merokok (exposure)
pengukuran D dan E dilakukan secara simultan
• populasi merupakan pegawai di pabrik A
• sampel 1000 orang yang diambil secara random dari populasi
analisis deskriptif : menghitung distribusi frekuensi D dan E

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Tabel kontingensi 2x2 untuk data diatas

“Outcome”
D+
E+
200

D200

total
400

E-

100

500

600

total

300

700

1000

“exposure”

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
• prevalensi terpapar dengan “exposure” = 40%
• prevalensi tidak terpapar dengan exposure =
60%
• Prevalensi “disease” = 30%
• prevalensi “not disease” = 70%

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Mendistribusikan variabel “disease” pada variabel “exposure”
100 D+

200 D+
dari 600 (E-)

dari 400(E+)
200 D E+

200 D+

200 D -

E-

100 D+

500 D -

500 D -

dari 400 orang (E+)  prevalens D+ pada kelompok E+ = 200/400
dari 600 orang (E-)  prevalens D+ pada kelompok E - = 100/600

prevalens D+ pada kelompok E+ = 200/400
Prevalens Ratio = ------------------------------------------------------------------ = 3
prevalens D + pada kelompok E- = 100/600
• Odds D+E + (kelompok orang terpapar) = 200/200
• Odds D+E - (kelompok tidak terpapar) = 100/500

Odds D+E + (kelompok orang terpapar)
200/200
OR = ---------------------------------------------------- = ------------ = 5
Odds D+E - (kelompok tidaterpapar) =
100/500

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Mendistribusikan variabel “exposure” pada variabel “disease”
200 E+
dari 300 (D+)

200 E+
dari 700 (D-)

100 E -

500 E -

Prevalens E+D + (kelompok orang sakit) = 200/300
Prevalens E+D - (kelompok tidak sakit) = 200/700
Prevalens E+D + (kelompok orang sakit) 200/300
Prevalens Ratio = ---------------------------------------------------= ------------ = 2 1/3
Prevalens E+D - (kelompok tidak sakit)
200/700
Odds E+D + (kelompok orang sakit) = 200/100
Odds E+D - (kelompok tidak sakit) = 200/500

Odds E+D + (kelompok orang sakit) = 200/100
OR = ------------------------------------------------------------------ = 5
Odds E+D - (kelompok tidak sakit) = 200/500

Terlihat bahwa kalkulasi nilai OR tetap = 5.
• bila variabel “disease” didistribusikan pada variabel “exposure”
• atau bila variabel “exposure” dididtribusikan pada variabel “disease”

32
Referensi
• Epidemiology, Kept Simple
• Case Report Guideline, Journal of
Dermatological Case Reports,
file://localhost/E:/EBM/Case%20Report/index
.php.htm
• Handout Mata kuliah Epidemiologi, Dosen
FKM UI.

Pasca Sarjana FKM UI 2013
Terima kasih atas perhatiannya..

Pasca Sarjana FKM UI 2013

More Related Content

PPTX
Modul 3 transformasi laplace
PPTX
Desain Studi Epidemiologi.pptx
PPT
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
PPTX
PPT - PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA.pptx
PPTX
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
PPTX
Oral Hygiene Index (OHI) and Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S)
PPT
Healthy eating
PPTX
Logistic regression
Modul 3 transformasi laplace
Desain Studi Epidemiologi.pptx
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
PPT - PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA.pptx
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Oral Hygiene Index (OHI) and Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S)
Healthy eating
Logistic regression

What's hot (20)

PPTX
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
PPTX
ukuran epidemiologi
PDF
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
PDF
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
PPTX
UKURAN ASOSIASI DAN DAMPAK.pptx
PPTX
Screening epidemiologi 1
PPT
Konsep penyebab penyakit bag.7
PPT
Mortalitas dan Morbiditas
PDF
Laporan Riskesdas Tahun 2013
PPT
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
PPTX
Ukuran epidemiologi
PPT
Materi case control
PPT
Dasar surveilans
PPTX
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
PPTX
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
PDF
Buku bumil kek (1 52)
PPTX
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
PPTX
Langkah langkah investigasi klb wabah
PPTX
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
PPTX
Konsep dasar epidemiologi
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
ukuran epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
UKURAN ASOSIASI DAN DAMPAK.pptx
Screening epidemiologi 1
Konsep penyebab penyakit bag.7
Mortalitas dan Morbiditas
Laporan Riskesdas Tahun 2013
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Ukuran epidemiologi
Materi case control
Dasar surveilans
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Buku bumil kek (1 52)
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Langkah langkah investigasi klb wabah
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Konsep dasar epidemiologi
Ad

Viewers also liked (16)

PPT
Epidemiologi Analitik
DOCX
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
PPTX
Ukuran epidemiologi
PPTX
Eksperimental studi
PPTX
Bab vi studi desain epidemiologi
PPT
Patient safety
PDF
Proposal IbK Hery Budiyanto Universitas Merdeka Malang
PPTX
Ukuran-ukuran epidemiologi
DOCX
Penelitian deskriptif
DOCX
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
PPTX
Study kasus
PPTX
Penyakit Degeneratif
DOCX
Proposal Yang Telah Diseminarkan
PPTX
Kegiatan pokok surveilans
PPTX
Proposal studi kasus
PDF
2. Case study and case series
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Ukuran epidemiologi
Eksperimental studi
Bab vi studi desain epidemiologi
Patient safety
Proposal IbK Hery Budiyanto Universitas Merdeka Malang
Ukuran-ukuran epidemiologi
Penelitian deskriptif
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Study kasus
Penyakit Degeneratif
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Kegiatan pokok surveilans
Proposal studi kasus
2. Case study and case series
Ad

Similar to Presentasi epid. studi deskriptif (20)

PPTX
Mata Kuliah Evidence Base Epidemology deskriptif
PPT
STUDI DESKRIPTIF UNTUK PENELITIAN KESEHATAN.ppt
PPT
PPT-UEU-Epidemiologi-Pertemuan-12.pptoke
PPTX
JENIS METODE PENELITIAN DALAM EPIDEMIOLOGI.pptx
PPTX
Kesehatan masyarakat Ukuran Epidemiologi.pptx
PPT
10. Epidemiologi - Rancangan Penelitian (1).ppt
PPT
INTRODUCTION EPID.ppt
PPT
INTRODUCTION EPID.ppt
PPTX
M. Redho Agustri 23_057 Study, Desain Epidemiologi.pptx
PPT
01 INTRODUCTION EPID.ppt
DOCX
Penelitian cross
PPTX
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
PPTX
perbedaan case sectional dan case control
PPTX
Desain Studi Epidemilogy_Case control&crossectional.pptx
PPTX
CROSS SECTIONAL ADALAH SALAH SATU MEODE DALAM PENELITIAN
PPTX
TM 3 UKURAN FREKWENSi sebuah penyakit I.pptx
PPTX
s3 specific DESAIN OBSERVASIONAs UIL.pptx
PPTX
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
PPTX
tugas kelompok 4 definisi, ruang lingkup dan macam-macam epidemiologi.pptx
DOCX
Perbedaan cros, case, cohort
Mata Kuliah Evidence Base Epidemology deskriptif
STUDI DESKRIPTIF UNTUK PENELITIAN KESEHATAN.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Pertemuan-12.pptoke
JENIS METODE PENELITIAN DALAM EPIDEMIOLOGI.pptx
Kesehatan masyarakat Ukuran Epidemiologi.pptx
10. Epidemiologi - Rancangan Penelitian (1).ppt
INTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.ppt
M. Redho Agustri 23_057 Study, Desain Epidemiologi.pptx
01 INTRODUCTION EPID.ppt
Penelitian cross
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
perbedaan case sectional dan case control
Desain Studi Epidemilogy_Case control&crossectional.pptx
CROSS SECTIONAL ADALAH SALAH SATU MEODE DALAM PENELITIAN
TM 3 UKURAN FREKWENSi sebuah penyakit I.pptx
s3 specific DESAIN OBSERVASIONAs UIL.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
tugas kelompok 4 definisi, ruang lingkup dan macam-macam epidemiologi.pptx
Perbedaan cros, case, cohort

Recently uploaded (20)

PDF
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
DOCX
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas 12 Terbaru 2025
PDF
PPT Materi Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
PDF
BukuKeterampilanMengajar-MNCPublishing2019.pdf
PPTX
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
PDF
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
PDF
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
PPTX
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
PDF
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
PDF
12. KSP SD Runiah Makassar OK School.pdf
PPTX
Berpikir_Komputasional_Kelas5_IlustrasiKosong.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
PDF
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
PPTX
Tools of Digital Media in Marketing Era Digital 4.0_WEBINAR PDPTN "Digital Ma...
Laporan Hibah dengan menggunakan NVivo.pdf
Modul ajar kelas 5 tentang adoo ul jismi
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Kerajinan Kelas 12 Terbaru 2025
PPT Materi Kelas Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika (MPH) 2025
BukuKeterampilanMengajar-MNCPublishing2019.pdf
Pengimbasan pembelajaran mendalam (deep learning
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika Terapan_22 Agus 2025.pdf
MRT Tangguh, Indonesia Maju: Mewujudkan Transportasi Publik yang Aman, Nyaman...
Konsep Dasar Nifas, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.pdf
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Inkuiri_Kolaboratif_Pembelajaran_Mendalam (1).pptx
Jurnal Kode Etik Guru Untuk Persyaratan PPG
12. KSP SD Runiah Makassar OK School.pdf
Berpikir_Komputasional_Kelas5_IlustrasiKosong.pptx
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam PKWU Rekayasa Kelas 12 Terbaru 2025
2. ATP Fase F - PA. Islam (1)-halaman-1-digabungkan.pdf
Tools of Digital Media in Marketing Era Digital 4.0_WEBINAR PDPTN "Digital Ma...

Presentasi epid. studi deskriptif

  • 1. Topik : Epidemiologi Deskriptif Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 2. Desain Studi Epidemiologi Studi Deskriptif Epidemiologi merupakan Studi tentang sebaran (distribution) dan faktor yang berpengaruh (determinants) dari frekuensi penyakit pada populasi manusia Menjelaskan distribusi masalah kesehatan terutama berdasarkan faktor orang, tempat dan waktu. Diekspresikan dengan pertanyaan Where, Who, dan When Menjelaskan: •Siapa yg mendapat sakit dan siapa yg tidak •Dimana masalah (rate) penyakit yg tinggi •Apakah ada pola temporal Studi Analitik Pasca Sarjana FKM UI 2013 studi mengenai determinants dari masalah kesehatan
  • 3. Types of Epidemiologic Studies Experimental Study True experimental e.g. RCT Quasy experimental e.g. pre-post test Observational Study Descriptive Study Analytic Study Case report & case series Cohort Study Cross-Sectional Study Case-Control Study Ecologic Study Cross-Sectional Study Ecologic Study Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 4. Tujuan Epidemiologi Deskriptif 1 2 3 4 • Memberikan bukti untuk mengembangkan hipotesis • Memberikan informasi untuk pelayanan kesehatan dan administrator bagi pengalokasian sumber daya dan perencanaan program pencegahan dan pendidikan • Untuk dapat menggambarkan distribusi penyakit berdasarkan karakteristik populasi • Untuk evaluasi trend masalah kesehatan dan membandingkan antara daerah 5 • Untuk dapat memperhitungkan besarnya masalah kesehatan perencanaan dan evaluasi program 6 • Untuk identifikasi masalah kesehatan yg nantinya dilanjutkan dengan penelitian analitik untuk uji hipotesa Pasca Sarjana FKM UI 2013 sebagai basis
  • 6. Variasi Kejadian Penyakit Penyakit tidak terjadi secara random Kejadian penyakit bervariasi berdasarkan karakteristik personal, waktu, dan tempat Variasi tergantung pada : • Tingkat exposure dari faktor kausal • Kerentanan terhadap efek dari exposure • Keduanya Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 7. Jenis Studi Epidemiologi Deskriptif • menggambarkan pengalaman satu kasus baru yang menarik laporan kasus (case report) serial kasus (case-series) Studi Korelasi Studi Cross-sectional • menggambarkan pengalaman beberapa/sekumpulan kasus baru dengan diagnosis yang serupa. • Time series analysis • Ecologic study (Studi Ekologi) • studi yg meneliti sekaligus faktor pajanan (exposure) dan penyakit / masalah kesehatan tanpa arah dimensi penyelidikan tertentu Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 8. Case Report •laporan tentang pengalaman menarik dari seseorang (kasus) yang berisi detail laporan atau profil dari pasien, biasanya merupakan penyakit-penyakit baru, masalah kesehatan baru ataupun fenomena baru yang belum jelas. •laporan terperinci tentang gejala dan tanda, cara penegakan diagnosis, pengobatan dan follow-up seorang pasien secara individual Laporan kasus dapat berisi karakteristik demografi seorang pasien, tetapi paling sering menjelaskan kejadian yang jarang terjadi atau belum pernah ditemui. Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 9. Case Report Kelebihan • langkah awal untuk mempelajari suatu penyakit • jembatan antara penelitian klinis dan penelitian epidemilogi • Dasar penelitian lebih lanjut Kelemahan • Hanya berdasarkan kasus-kasus yang dilaporkan saja Contoh Case Report • sebuah publikasi melaporkan seorang wanita muda mengkonsumsi kontrasepsi oral dan menderita embolisme paru. • 1985: ditemukan break-dancing neck 9
  • 10. Case Series • Merupakan kumpulan kasus-kasus individual suatu penyakit dengan diagnosis yang sama, hampir sama dengan laporan studi kasus, namun dengan kasus yang lebih banyak. • Serial kasus termasuk penelitian observasional, karena mengikuti perjalanan penyakit beberapa pasien yang diketahui paparannya, atau memeriksa paparan dan hasil dari catatan medis pasien. • Surveilens yang rutin dilakukan untuk suatu penyakit yang belum jelas diagnosisnya ataupun sudah jelas diagnosisnya : • merupakan kumpulan laporan kasus-kasus, atau serial kasus • dapat digunakan untuk menditeksi munculnya penyakit baru • dapat digunakan juga untuk menditeksi adanya epidemi Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 11. Contoh serial kasus • 1974: ditemukan 3 kasus angiosarcoma hepar di kalangan pekerja vinyl chloride • 1980: ditemukan 5 kasus PCP (Penumicystis Carinii Pneumonia)  HIV/AIDS • 2003: ditemukan serial kasus SARS Kumpulan laporan kasus dapat dianalisis secara sederhana yakni dengan melihat • distribusi/ frekwensi penyakit • berdasarkan “ Orang, Tempat, Waktu” • Contoh: next slide Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 12. Contoh dari suatu studi laporan kasus Suatu penyakit yang belum jelas sebut penyakit X, 10 orang dengan gejala-gejala yang mirip satu sama lain : • Berdasarkan gejala dan pemeriksaan laboratoris : • • Diare : 6 diare, 4 tidak ada diare • Demam : 8 demam dengan pnemonia, 4 tidak demam • Bercak pada kulit : 7 orang mempunyai, 3 tidak ada bercak • • Berat badan : 9 orang dengan gejala mengurus, 1 berat badan tidak turun Pemeriksaan laboratoris : semua pasien angka limfosit menurun drastis Berdasarkan gambaran demografinya • • umur : 8 dewasa muda, 2 tua • • Jenis kelamin : 9 pria, 1 wanita pekerjaan : 6 pemusik, 4 pegawai Berdasarkan Perilaku Berhubungan intim : • • Sesama jenis 8 orang, lawan jenis 2 orang Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi “drugs” : • Menggunakan jarum suntik 8 orang, 2 orang bukan pengguna Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 13. Dari data diatas dapat dilihat bahwa : • Dari gejala dan pemeriksaan laboratoris penyakit X tersebut adalah : • 90 % berat-badan menurun • 60 % diare • 80 % demam dengan pneumonia • 70 % bercak pada kulit • 100 % limfosit menurun drastis • Dari gambaran demografisnya • • 80% dewasa muda • • 90% pria 60% pemusik Dari kebiasaan mengkonsumsi narkoba • • 80% pecandu narkoba Dari perilaku seksual : • 80 % homoseksual Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 14. Diperoleh gambaran distribusi, frekwensi penyakit berdasarkan : • gejala dan tanda serta pemeriksaan laboratoris • gambaran demografi • kebiasaan mengkonsumsi narkoba • perilaku seksual Dari analisis sederhana diatas didapat informasi kelompok orang yang berisiko antara lain : • pria • dewasa muda • pemusik • pecandu narkoba • homoseksual Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 15. Kemudian dari informasi tadi dapat dibangun suatu hipotesis: • pria lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada wanita • usia dewasa muda lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada yang usia tua • pemusik lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada non pemusik • pecandu narkoba lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada bukan pecandu • homoseksual lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada bukan heteroseksual Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 16. Studi Korelasi • Studi korelasi adalah Studi epidemiologi yang bersifat observasional dan populasi studi terdiri dari kumpulan unit pengamatan agregat • Studi korelasi menggunakan data dari seluruh populasi untuk membandingkan: – Frekuensi penyakit pada kelompok yang berbeda dari suatu populasi pada suatu periode yang sama – Frekuensi dari kelompok yang sama pada periode yg berbeda • Berikut beberapa contoh ukuran agregat : • Mean dan Median • Proporsi dari kumpulan nilai-nilai individu di suatu kelompok misal : • nilai rate suatu penyakit ; insidens, prevalens • nilai rata-rata asupan lemak pada suatu kelompok individu /masyarakat • nilai cakupan program • nilai median dari penghasilan sekelompok individu Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 17. Studi Korelasi/ Ekologi Analisis yang dilakukan dapat bersifat: • deskriptif : melihat distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti (dalam unit agregat) • analitik : melihat korelasi/hubungan antara variabel-variabel diteliti • jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur sebagai data kontinyu • • • hubungannya secara statistik diuji dengan uji korelasi kekuatan/keeratan hubungan dilihat dengan melihat nilai koefisien korelasi (“r”) jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur sebagai data kategorikal • hubungannya secara statistik dapat diuji dengan uji  kuadrat, atau regressi logistik • kekuatan hubungan dilihat dengan menghitung RR atau OR Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 18. Contoh Studi Korelasi • Korelasi antara konsumsi daging perkapita dengan kanker usus besar • Korelasi antara masukan (intake) garam dan hipertensi Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 19. Contoh Studi Ekologi Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 20. Contoh Studi Ekologi Studi korelasi tersebut mempelajari korelasi antara konsumsi daging perkapita dan frekuensi penyakit Kanker Usus di negara tertentu • Terlihat bahwa ada hubungan/korelasi yang + • Negara dengan tingkat konsumsi daging perkapita yang rendah memiliki frekuensi Kanker Usus yg rendah. • Negara-negara degan tingkat konsumsi daging perkapita yg tinggi memiliki Kanker Usus yang tinggi. Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 21. Kelebihan Studi Korelasi • Disain studi yang paling sering digunakan sebagai langkah awal untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan antara faktor risiko dan kejadian penyakit • Dapat dilakukan cepat dan tidak mahal karena data yang diperlukan biasanya telah tersedia • Pemerintah atau instansi swasta biasanya secara rutin mengumpulkan data: demografi, produksi pangan, pencatatan pelaporan mengenai morbiditas dan mortalitas, Industri dan pabrik dsb. Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 22. Kelemahan Studi Korelasi Tidak dapat melihat hubungan ditingkat individu. Ada ecologic fallacy, yakni bias dalam menginterpretasikan • Contoh: ada hubungan antara angka cakupan imunisasi campak dengan angka insidens campak (hubungan dalam tingkat agregat)  belum berarti dalam tingkat idividu ada hubungan antara imunisasi dengan kejadian penyakit campak pada seseorang Untuk membuktikan adanya hubungan ditingkat individu : perlu memformulasikan hipotesis baru studi epidemiologi analitik Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 23. Studi Potong Lintang (Cross Sectional) Studi yang bersifat observasional dan unit pengamatan dan analisanya adalah individu. Nama lain dari Cross Sectional adalah studi prevalensi, survey. • Populasi studi merupakan populasi umum dimana sampel diambil secara random (acak), dengan ketentuan: – setiap orang di populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel – sampel representatif /mewakili populasi • Pengukuran variabel independen (exposure) dan variabel dependent (outcome) dilakukan secara simultan,  tidak dapat terlihat sekuens mana yang terjadi lebih dulu, variabel independent atau variabel dependent, atau sebaliknya sehingga tidak dapat melihat hubungan sebab akibat, dimana exposure harus mendahului outcome. Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 24. Kelebihan Studi Potong Lintang : • dapat untuk melihat distribusi frekwensi penyakit di populsi • dapat untuk melihat hubungan variabel “exposure” dan • variabel “outcome” • hasil analisisnya dapat dipakai untuk membangun hipotesis baru Kelemahan Studi Potong Lintang • tidak dapat untuk melihat hubungan sebab akibat, karena • variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur secara simultan Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 25. Cross Sectional Analisis yang dilakukan dapat bersifat: – Deskriptif • distribusi frekuensi kejadian penyakit/ masalah kesehatan • berdasarkan “orang - tempat - waktu” • distribusi frekuensi variabel “exposure” dan “outcome” (angka prevalens) – Analitik • Jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur sebagai data kontinu • hubungannya secara statistik diuji dengan uji korelasi kekuatan/keeratan hubungan dilihat dengan melihat nilai koefisien korelasi (“r”) ataupun dengan koefisien regressi Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 26. Contoh Kasus Dalam suatu penelitian dengan disain potong lintang ,ingin melihat hubungan antara merokok dan bronchitis kronis. D = bronchitis kronis (outcome) E = merokok (exposure) pengukuran D dan E dilakukan secara simultan • populasi merupakan pegawai di pabrik A • sampel 1000 orang yang diambil secara random dari populasi analisis deskriptif : menghitung distribusi frekuensi D dan E Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 27. Tabel kontingensi 2x2 untuk data diatas “Outcome” D+ E+ 200 D200 total 400 E- 100 500 600 total 300 700 1000 “exposure” Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 28. Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa: • prevalensi terpapar dengan “exposure” = 40% • prevalensi tidak terpapar dengan exposure = 60% • Prevalensi “disease” = 30% • prevalensi “not disease” = 70% Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 29. Mendistribusikan variabel “disease” pada variabel “exposure” 100 D+ 200 D+ dari 600 (E-) dari 400(E+) 200 D E+ 200 D+ 200 D - E- 100 D+ 500 D - 500 D - dari 400 orang (E+)  prevalens D+ pada kelompok E+ = 200/400 dari 600 orang (E-)  prevalens D+ pada kelompok E - = 100/600 prevalens D+ pada kelompok E+ = 200/400 Prevalens Ratio = ------------------------------------------------------------------ = 3 prevalens D + pada kelompok E- = 100/600
  • 30. • Odds D+E + (kelompok orang terpapar) = 200/200 • Odds D+E - (kelompok tidak terpapar) = 100/500 Odds D+E + (kelompok orang terpapar) 200/200 OR = ---------------------------------------------------- = ------------ = 5 Odds D+E - (kelompok tidaterpapar) = 100/500 Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 31. Mendistribusikan variabel “exposure” pada variabel “disease” 200 E+ dari 300 (D+) 200 E+ dari 700 (D-) 100 E - 500 E - Prevalens E+D + (kelompok orang sakit) = 200/300 Prevalens E+D - (kelompok tidak sakit) = 200/700 Prevalens E+D + (kelompok orang sakit) 200/300 Prevalens Ratio = ---------------------------------------------------= ------------ = 2 1/3 Prevalens E+D - (kelompok tidak sakit) 200/700
  • 32. Odds E+D + (kelompok orang sakit) = 200/100 Odds E+D - (kelompok tidak sakit) = 200/500 Odds E+D + (kelompok orang sakit) = 200/100 OR = ------------------------------------------------------------------ = 5 Odds E+D - (kelompok tidak sakit) = 200/500 Terlihat bahwa kalkulasi nilai OR tetap = 5. • bila variabel “disease” didistribusikan pada variabel “exposure” • atau bila variabel “exposure” dididtribusikan pada variabel “disease” 32
  • 33. Referensi • Epidemiology, Kept Simple • Case Report Guideline, Journal of Dermatological Case Reports, file://localhost/E:/EBM/Case%20Report/index .php.htm • Handout Mata kuliah Epidemiologi, Dosen FKM UI. Pasca Sarjana FKM UI 2013
  • 34. Terima kasih atas perhatiannya.. Pasca Sarjana FKM UI 2013