PT Siantar Top Makalah
PT Siantar Top Makalah
Disusun Oleh :
Nathalia Santoso (6042001016)
Jessica Valencia (6042001039)
Jovial Petrafamasia Xizadore (6042001068)
Vina Regina Rustanto (6042001099)
Kelas B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan PT Siantar Top” dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk
memenuhi penugasan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Selain itu, makalah ini juga
bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam penerapan analisis
keuangan pada sebuah perusahaan yang tentunya akan bermanfaat bagi penulis sendiri juga para
pembaca.
Banyak tantangan yang dihadapi penulis dalam penulisan makalah ini yang tentunya
menghambat proses pengerjaan makalah ini. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anggriani Winoto, SE., MBA selaku dosen mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan yang telah memberikan materi serta membimbing dalam proses
pembuatan makalah ini.
Walaupun makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis berharap bahwa makalah ini
mampu menjadi acuan yang berkualitas serta mampu menambah wawasan para pembaca. Selain
itu penulis juga ingin meminta maaf jika masih banyak kesalahan penulisan pada makalah ini.
Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak-pihak yang sudah
terlibat. Penulis berharap semoga makalah ini mampu berguna serta bermanfaat bagi para
pembacanya.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB 2 4
BUSINESS ENVIRONMENT AND STRATEGY ANALYSIS 4
2.1 Profil Perusahaan 4
Sejarah Perusahaan 4
Visi dan Misi Perusahaan 8
Strategi Usaha 8
Kegiatan Usaha dan Segmen Bisnis 8
Susunan Organisasi Perusahaan 9
Struktur Kepemilikkan Perusahaan 10
2.2 SWOT Analysis 12
Kekuatan (Strengths) 12
Kelemahan (Weakness) 15
Kesempatan (Opportunities) 18
Ancaman (Threats) 21
2.3 Porter Five’s Forces Analysis 24
Competition In The Industry 24
Potential Of New Entrants Into The Industry 24
Power Of Suppliers 25
Power Of Customers 26
Threat Of Substitutes Products 26
2.4 BCG ANALYSIS 28
BAB 3 31
ACCOUNTING ANALYSIS 31
BAB 4 32
2
FINANCIAL ANALYSIS 32
4.1 Profitability Analysis 32
Terminologi Profitability Analysis 32
Langkah Profitability Analysis 34
4.2 Analysis of Cash Flows 43
Terminologi Analysis of Cash Flows 43
Langkah Cash Flow Analysis 44
4.3 Risk Analysis 69
Liquidity Analysis 69
Terminologi Liquidity Analysis 69
Langkah Liquidity Analysis 71
Solvency Analysis 85
Terminologi Solvency Analysis 85
Langkah Solvency Analysis 86
BAB 5 109
PROSPECTIVE ANALYSIS 109
Prospective Income Statement 109
Prospective Cash Flow 114
DAFTAR PUSTAKA 122
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang diketahui tujuan utama dari perusahaan yaitu mencari profit
sebanyak-banyaknya. Sama halnya dengan konsep wealth maximization dimana setiap pihak
ingin memperkaya dirinya sendiri. Konsep inilah yang menjadikan analisa pada sebuah laporan
keuangan sangat berguna dalam mencari nilai atau value dari sebuah perusahaan agar apa yang
diinvestasikan atau dipinjamkan oleh seorang investor maupun kreditur, mampu dikembalikan
sesuai ataupun lebih dari sesuai dengan kemampuan perusahaan. Pada sebuah laporan keuangan
dari perusahaan terdapat hal-hal yang mampu menjelaskan bagaimana kondisi keuangan dari
perusahaan tersebut selama beberapa periode yang bisa dijadikan acuan untuk menilai serta
menganalisis kemampuan perusahaan kedepannya. Kinerja inilah yang kemudian mampu
memprediksi apakah perusahaan tersebut mampu bertahan atau tidak.
Tidak hanya berguna bagi para investor maupun kreditur saja, perusahaan sendiri juga
memerlukan analisa terkait perusahaannya agar mampu menemukan informasi-informasi yang
nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil strategi. Cara analisa ini bisa dengan melakukan
perbandingan kinerja dari tahun ke tahun ataupun memperbandingkannya dengan perusahaan
lain yang berada pada industri yang sama. Informasi yang diharapkan mampu didapatkan yaitu
terkait harga wajar saham perusahaan, strategi yang dapat dipakai pada suatu kondisi tertentu
ataupun juga terkait perbaikan-perbaikan strategi apabila adanya strategi lama yang telah usang
atau sudah tidak memadai lagi untuk diterapkan.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menganalisa kinerja perusahaan yaitu dengan
menggunakan rasio perhitungan, memperbandingkan data-data pada laporan keuangan ataupun
melihat juga berita-berita yang ada yang mampu berdampak signifikan pada performa keuangan
perusahaan. Rasio ini sendiri mampu menganalisa terkait likuiditas, profitabilitas, solvabilitas
serta prospek usaha dari perusahaan sehingga mampu mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan dalam satu periode. Dengan mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, pembaca
laporan keuangan mampu menilai performa perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Untuk analisa solvabilitas sendiri dipergunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Lalu untuk profitabilitas sendiri juga
1
untuk melihat bagaimana perusahaan mampu mendapatkan profit dari segala aset yang
dimilikinya. Hingga sampai pada pembuatan prospek yang mampu menilai tingkat keberlanjutan
usaha dari perusahaan.
2
1.4.3 Menambah wawasan bagi penulis serta pembaca terkait Profitabilitas dari PT Siantar
Top selama tahun 2016 hingga 2021.
1.4.4 Menambah wawasan bagi penulis serta pembaca terkait Cash flow dari PT Siantar Top
selama tahun 2016 hingga 2021.
1.4.5 Menambah wawasan bagi penulis serta pembaca terkait analisis risiko dari PT Siantar
Top selama tahun 2016 hingga 2021.
1.4.6 Menambah wawasan bagi penulis serta pembaca terkait prospek usaha PT SIantar Top
kedepannya berdasarkan kinerja keuangan dari tahun 2016 hingga 2021.
3
BAB 2
BUSINESS ENVIRONMENT AND STRATEGY ANALYSIS
Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1972, PT Siantar Top Tbk didirikan dan merupakan pelopor industri makanan
ringan yang ada di Jawa Timur. Lalu pada tahun 1996 Siantar Top mulai tercatat sebagai
perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Pendiri dari perusahaan ini yaitu Shindo Sumidomo
yang lahir dengan nama Heng Hok Soei di Pematang Siantar pada tahun 1953. Beliau bukan
berasal dari keluarga kaya raya namun memiliki latar belakang usaha makanan yang menjadi
fondasi kuat bagi SUmidomo untuk bergelut di industri tersebut.
Hingga tahun 1972 beliau merantau ke pulau Jawa tepatnya di Surabaya, Jawa Timur dan
mendirikan usaha makanan ringan yang berbasis rumahan. Seiring berjalannya waktu, Shindo
terus menerus berinovasi dan pantang menyerah dalam mengembangkan usahanya hingga ia bisa
memiliki pabrik sendiri. Pada tahun 1987, akhirnya ia mendirikan industri PT Siantar Top. asal
mula dari kata siantar sendiri yaitu dari kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Lalu, Siantar Top berhasil memiliki pabrik sendiri dengan luas 25 ribu meter di Tambak
Sawah, Sidoarjo. Produk yang diluncurkan pada saat itu berupa makanan ringan seperti, snack
mie, biskuit dan wafer serta permen. Selang beberapa tahun akhirnya PT Siantar Top mulai go
public dan mengekspansi pabriknya hingga ke beberapa kota lain mulai dari kota Bekasi,
1
Sihombing,Helda.2019.”Dari Siantar jadi Orang Terkaya Indonesia, Ini Kisah Pendiri Siantar
Top”.Lifepal.https://lifepal.co.id/media/dari-siantar-jadi-orang-terkaya-indonesia-ini-kisah-pendiri-siantar-top/
4
Makassar dan Medan. Pencapaian yang didapatkan dari perusahaan ini yaitu sertifikasi ISO yang
merupakan standar internasional untuk kualitas sebuah produk.
Tak hanya berhenti disitu saja, perusahaan ini juga mulai mendirikan lini usahanya. Mulai
dari Siantar Top, Sumidomo mendirikan induk perusahaan yang diberi nama Siantar Top Group.
Induk perusahaan tersebut mulai menaungi perusahaan lainnya selain Siantar Top. Beberapa
sektor yang dikerjakan oleh Sumidomo antara lain perusahaan distribusi Semestanustra
Distrindo. Hingga juga ada sektor usaha properti yang berada dalam naungan anak perusahaan
Siantar Tiara Estate. Lalu sumidomo juga mendirikan usaha pertelevisian bernama STTV dengan
rumah produksi Siantar Production.
5
6
Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi: Menjadi perusahaan terkemuka yang terus tumbuh dan berkembang demi kepuasan
bersama.
b. Misi:
1. Menjadi perusahaan pelopor produk-produk dengan Taste Specialist
2. Menyediakan produk yang kompetitif harganya, terjamin mutu, halal dan
legalitasnya
3. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan bersama (stakeholder’s, karyawan dan
masyarakat)
4. Mengembangkan keragaman produk/usaha sesuai perkembangan kebutuhan pasar
atau konsumen.
5. Membuka kesempatan untuk pihak lain (investor), untuk bekerja sama dengan
mensinergikan kemampuan yang dimiliki untuk memperkuat dalam
mengembangkan usaha.
Strategi Usaha
1. Berusaha meningkatkan inovasi produk dengan penambahan investasi baru di kategori
produk biskuit dan wafer.
2. Meningkatkan kinerja distribusi untuk penetrasi pasar luas.
3. Berusaha untuk mendekatkan diri ke pasar.
4. Meningkatkan soft skill (integritas, inisiatif) dari SDM
5. Menggunakan teknologi R&D dan teknologi mesin dari Jepang dan Korea.
7
a. Unit Produksi Kerupuk: Perusahaan memproduksi berbagai macam jenis olahan
kerupuk seperti: kerupuk mentah, kerupuk matang, kerupuk kentang (Potato
Extruder) dan lain-lain.
b. Unit Produksi Mie: Perusahaan juga memproduksi olahan makanan ringan yang
sejenis mie dan bisa langsung dinikmati tanpa harus dimasak terlebih dahulu
contohnya: gemez enaak, Boyki, Sobamie, Spix mie goreng dan lain-lain.
c. Unit Produksi Biskuit dan wafer: Perusahaan mengembangkan usaha di bidang
biskuit dan wafer contohnya: Goriorio, Go Potato, My Choco dan lain-lain.
d. Unit Produksi Lainnya: Unit Produksi lain yang dimiliki oleh perusahaan ini yaitu
unit produksi printing dan tepung yang dapat mendukung unit bisnis lainnya.
Untuk segmenting dari perusahaan ini yaitu meliputi beberapa cakupan wilayah
operasional yang mencakup seluruh wilayah Indonesia serta beberapa negara lain seperti:
Taiwan, Korea Selatan, China, Jordan, Thailand, Hongkong, Palestina, Mauritius, Nepal, United
Emirat Arab, Arab Saudi, Vietnam, Cambodia dan lain-lain.
8
13. R&D
14. Manager Marketing/Marketing Manager
15. Finance & Accounting
16. Manufacture
17. HR & GA
18. Impor/Import
19. Lokal/Local
20. Penjualan Lokal/Local Marketing
21. Penjualan Ekspor/Export Marketing
22. Promosi/Promotion
23. Desain/Design
24. Finance/ Finance
25. Accounting/Accounting
26. IT/IT
27. EXIM
28. Produksi/Production
29. PPIC
30. Gudang/Warehouse
31. Logistik/Logistic
32. QC
33. HRD
34. Legal
35. Umum/ General Affair
9
e. Masyarakat (di bawah 5%) memiliki prosentase kepemilikan 39.97% dengan jumlah
523.655.100
10
2.2 SWOT Analysis
Kekuatan (Strengths)
1. Memiliki market size yang besar
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods, Siantar Top otomatis
memiliki market size atau pangsa pasar yang sangat besar karena seluruh masyarakat bisa
menjadi konsumen potensial mereka. Hal ini berarti semua produk hasil Siantar Top bisa
dibeli oleh semua masyarakat (tidak dibatasi usia, demografis, geografis, penghasilan,
dll) karena merupakan barang umum yang terjangkau. Selain itu, PT Siantar Top juga
mengembangkan pasar ekspor hingga China, Korea Selatan, Afrika, Australia dan lain
sebagainya.
PT. Siantar Top Tbk (STTP) pada saat ini memproduksi berbagai jenis makanan ringan
seperti kerupuk, mie, biskuit, wafer, dan permen. Berikut ini adalah berbagai produk hasil
Siantar Top yang beredar di masyarakat :
● Mie: Spix, Mie Gemez, Gemez Enaak & Suki
● Mi instan: Fajar
11
● Snack: Twistko, French Fries 2000, O'Potato 2000, Ketagi, TicTic, Leanet, Potato
Tube, dan Mister
● Permen: Dr. Milk Biskuit: GO!, GO! Potato, GO! Malkist, Goriorio, Malkrez, dan
Wafer Superman
Produk Siantar Top sudah dijual di toko offline seperti Alfamart, Indomaret, Yogya,
ataupun warung-warung kecil milik masyarakat. Selain itu Siantar Top juga menjual
produknya secara online lewat berbagai platform penjualan online seperti Tokopedia,
Shopee, Bukalapak, Lazada, dan BliBli.
12
5. Merek dan packaging yang bervariasi
Setiap produk Siantar Top memiliki merek dan packaging yang berbeda jauh antar satu
sama lain sehingga konsumen tidak bosan melihatnya. Perbedaan tersebut terletak dari
penggunaan warna, tulisan, gambar/maskot yang berbeda-beda di packaging-nya.
6. Keahlian manajemen sosial media Siantar Top yang baik dan kreatif
Instagram milik Siantar Top terlihat sangat diurus karena tidak pernah absen
dalam memberitahukan info promo terkait produk Siantar Top baik dengan fitur stories
ataupun feeds. Selain itu admin dari Instagram Siantar Top juga seringkali memberikan
giveaway dan kuis-kuis kecil agar menambahkan interaksi dengan konsumen dan
13
menambah product engagement dari Siantar Top. Admin Instagram Siantar Top juga
selalu mem-posting poster terkait hari-hari besar (seperti hari ayah dan hari guru), fun
fact terkait produk Siantar Top, poster iklan lucu, cara unik menikmati Siantar Top, dll.
7. Harga relatif lebih murah dan isinya lebih banyak dari pada kompetitor
Sudah menjadi rahasia publik bahwa produk-produk Siantar Top lebih murah
dibandingkan pesaingnya. Selain itu isi yang ditawarkan juga lebih banyak dari pada
produk sebelah. Hal ini juga sesuai dengan tagline milik Siantar Top, yaitu “Lebih
Hemat, Lebih Puas”.
Kelemahan (Weakness)
1. Tidak memiliki ciri khas yang khusus pada produknya
Seperti yang dijelaskan di bagian kekuatan/strength, setiap produk Siantar Top memiliki
merek dan packaging yang berbeda jauh antar satu sama lain. Hal ini tidak hanya menjadi
strength, tapi juga menjadi weaknesses dari Siantar Top karena dengan merek dan
packaging yang berbeda-beda ini, konsumen jadi kesulitan untuk mengidentifikasi
produk Siantar Top, terlebih produk-produk Siantar Top juga tidak memiliki maskot yang
menjadi ciri khas. Hal ini mengurangi eksistensi dari Siantar Top sendiri di masyarakat.
14
2. Rasa pada makanan ringan terkesan cukup mainstream
Produk Siantar Top sebagian besar memiliki rasa yang tergolong “biasa” seperti ayam
panggang, jagung bakar, coklat, dll. Selain itu produk Siantar Top juga ada yang sangat
mirip dengan produk kompetitor, contohnya Goriorio yang sangat mirip dengan Oreo.
Hal ini memicu rasa bosan pada konsumen karena Siantar Top tidak bisa menciptakan
gebrakan rasa yang “berani” seperti kompetitornya. Contohnya Oreo pernah
mengeluarkan rasa tiramisu dan red velvet, Chitato pernah mengeluarkan rasa mie
goreng, dll.
15
Keahlian manajemen toko online Siantar Top cukup buruk. Hal ini terlihat dari
banyaknya barang yang stoknya habis baik di Shopee ataupun Tokopedia. Di BliBli pun
variasi produk yang dijual lebih sedikit dibandingkan platform lainnya.
16
Siantar Top belum menerbitkan sustainability report, padahal sustainability report ini
sangat penting bagi perusahaan terbuka karena menjelaskan tanggungjawab sosial
perusahaan kepada masyarakat luas. Isu sustainability juga sudah menjadi isu yang
hangat diperbincangkan publik akhir-akhir ini sehingga perusahaan yang telah
melaksanakan sustainability menjadi lebih terpandang di masyarakat sehingga dapat
mencuri hati konsumen.
Kesempatan (Opportunities)
1. Budaya ngemil di masyarakat Indonesia yang besar
Bukan rahasia lagi bahwa masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan ngemil kapan pun
dan di mana pun. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim,
M.Si selaku sosiolog, dosen, sekaligus pengamat sosial. Beliau berkata bahwa "Camilan
bagian dari kultur, tradisi, budaya, dari masyarakat Indonesia. Kalau ke berbagai daerah,
kita bakal dapat makanan camilan. Orang Indonesia memang bangun lebih pagi. Pergi ke
ladang itu pagi. Jadi ada banyak hal ngemil, misalnya ada pisang goreng, serabi. Jadi ini
merupakan budaya. Model masyarakat yang dituntut untuk lebih sibuk, produktif, terkena
macet, dan lain-lain. Bikin goreng pisang, serabi, sudah enggak mungkin. Kini orang
butuh ngemil yang mudah dibawa-bawa."2 Hal tersebut menjadi opportunities bagi
Siantar Top yang produknya merupakan makanan ringan yang mudah dibawa-bawa di
tengah kesibukan masyarakat modern.
2
https://www.medcom.id/rona/wisata-kuliner/DkqVgdeK-ngemil-sudah-menjadi-budaya-indonesia
17
2. Menjual makanan ringan yang merupakan kebutuhan sekunder semua orang
Sudah menjadi pengetahuan dasar bahwa makanan ringan adalah kebutuhan sekunder
semua orang. Hal ini menjadikan makanan ringan sebagai keperluan yang umum bagi
semua masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan makanan ringan ini tidak akan pernah
hilang sehingga going concern dan prospek penjualan dari Siantar Top ke depan sangat
terang.
Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang. Sekarang ini sudah muncul
berbagai platform online shopping yang membantu para penjual untuk menjual
produknya secara online, 24 jam, lebih hemat, dan bisa menjual ke seluruh penjuru
negara. Di kemudian hari, mungkin saja ada platform Indonesia yang bisa menjual
produk-produk Indonesia ke luar negeri (ekspor) sehingga produk Siantar Top juga bisa
dinikmati oleh WNA secara langsung.
18
lebih murah, cepat, dan efektif. Hal ini dapat menekan harga jual produk Siantar Top
karena COGM (freight in) dan freight out-nya mengecil, sehingga penjualan Siantar Top
bisa naik.
5. Berkembangnya sosial media sehingga produk-produk Siantar Top dapat lebih dikenal
masyarakat luas, bahkan sampai ke luar negeri
Seperti yang kita tahu, globalisasi memungkinkan semua orang di segala tempat dan
segala waktu berinteraksi. Hal ini didukung dengan adanya sosial media seperti
Instagram, Tiktok, Facebook, dll. Seperti yang disebutkan di atas, Siantar Top memiliki
akun Instagram yang menarik dan interaktif sehingga tidak mustahil bahwa ada
masyarakat luar negeri yang mengenal produk Siantar Top sehingga penjualan bisa naik.
Lewat sosial media ini juga Siantar Top dapat memasarkan produknya dengan cepat dan
dengan jangkauan yang luas.
Ancaman (Threats)
1. Memiliki banyak pesaing yang bergerak di bidang usaha yang sejenis
19
Bidang usaha yang digeluti Siantar Top adalah industri makanan ringan. Industri ini
dinilai sebagai industri persaingan sempurna dimana memiliki banyak perusahaan
sebagai supplier yang otomatis menjadi saingan Siantar Top. Perusahaan tersebut
diantaranya Indofood, Mayora Indah, Nestle, Garudafood, Orang Tua Group, dll.
Persaingan di pasar persaingan sempurna ini mengharuskan Siantar Top untuk terus
berkompetisi dengan saingannya terkait harga, rasa, pelayanan, dll secara ketat karena
konsumen tidak memiliki loyalitas yang tinggi.
2. Adanya penawaran dan pelayanan yang lebih baik dari perusahaan lain
Perusahaan dalam industri pasar persaingan sempurna pastinya akan berlomba-lomba
untuk memberikan penawaran dan pelayanan yang lebih baik dari kompetitornya. Semua
ini dilakukan agar bisa memenangkan hati konsumen, yaitu dengan memberikan value
terbaik dibandingkan perusahaan lain. Hal ini membuka peluang bahwa ada perusahaan
lain yang memberikan value yang lebih baik ke konsumen dibandingkan Siantar Top
yang menyebabkan penjualan menurun.
20
Dalam pasar persaingan sempurna, ada banyak produk yang ditawarkan ke konsumen dan
tak jarang produk-produk tersebut hanya memiliki perbedaan minor sehingga bisa disebut
sebagai barang substitusi dari produk lainnya. Contohnya Goriorio merupakan barang
substitusi dari Oreo, Gopotato merupakan barang substitusi Lemonilo, dll. Hal ini
menyebabkan tidak adanya loyalitas konsumen (dibahas di bagian setelah ini).
6. Pandemi COVID-19
Dengan adanya pandemi COVID-19 membuat semua dunia bisnis terguncang tidak
terkecuali dari PT Siantar Top. Berbagai proses bisnis juga harus diubah sesuai dengan
kebutuhan dari PT Siantar Top. Apalagi di era COVID-19, pemasaran digital sangat
diperlukan serta peralihan penjualan dari toko berbasis tradisional menjadi online. Selain
dari proses bisnis, perubahan juga terjadi jika ditinjau dari sisi harga bahan baku.
Semakin mahal harga bahan baku maka semakin rendah titik impasnya yang membuat PT
21
Siantar Top harus menaikkan harga jual. Dengan menaikkan harga jual akan berdampak
pada pesaing dan semakin membuka peluang dari customer yang mencari produk
pengganti.
22
2.3 Porter Five’s Forces Analysis
Competition In The Industry
Beberapa pesaing PT Siantar Top yang sudah ada dalam industri food processing di
antaranya adalah Indofood, Garudafood, Cimory, Mayora, Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food, dan
masih banyak lagi. Banyaknya nama besar di industri ini membuat kelangsungan usaha (going
concern) Siantar Top sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang food processing
diuji. Persaingan yang semakin ketat salah satunya disebabkan perusahaan yang bersaing meraih
pasar dengan meluncurkan produk serupa dengan beberapa perbedaan minor di produk tersebut.
Ditambah lagi, adanya produk impor yang memiliki line-up produk yang unik dengan harga yang
sekarang sudah relatif terjangkau oleh mayoritas masyarakat. Ketatnya persaingan ini dapat
menjadi ancaman bagi eksistensi PT Siantar Top.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh PT Siantar Top yaitu dengan berperang
harga, iklan serta peluncuran produk dengan inovasi yang baru. Hal ini dikarenakan pasar dari
FMCG sendiri memiliki pesaing yang sangat kuat dan agresif. Perang harga juga tidak dapat
dihindari yang dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat break even point atau titik impas
ataupun dengan menjual produk secara massal. Selain cara di atas juga PT Siantar Top harus
memikirkan cara untuk mempertahankan loyalitas dari pembeli bisa dengan memperbaiki
pelayanan konsumen ataupun memberikan banyak kejutan seperti pembelian 3 item produk
mendapatkan kotak makan ataupun sebagainya.
23
manajemen dapat merubah strategi cost dan pricing-nya ataupun marketing-nya agar dapat tetap
relevan bersaing di industri food processing.
Namun tidak semua pendatang baru akan dianggap sebagai saingan oleh PT Siantar Top.
Sebuah pesaing baru yang sangat mengkhawatirkan bisa dinilai ketika pesaing tersebut mampu
menyapu banyak segmen pasar yang dipegang oleh PT Siantar Top. pada salah satu artikel yang
diterbitkan oleh surabaya.tribunnews dijelaskan bahwa dalam mengatasi pesaing baru yang
membahayakan, PT Siantar Top setiap tahunnya mengeluarkan 25 brand baru terutama untuk
unit bisnis biskuit dan wafer.
Power Of Suppliers
Dalam memperoleh barang yang dapat dijual, Siantar Top perlu memperoleh
barang/bahan dari supplier. Pemilihan supplier menjadi hal yang krusial dalam proses penekanan
product cost. Supplier dikatakan memiliki bargaining power yang tinggi ketika:
1) Switching cost pembeli tinggi
2) Jumlah penjual relatif lebih rendah dibandingkan jumlah pembeli
3) Tingkat ketergantungan penjualan supplier pada pembeli tertentu rendah
4) Tidak ada barang substitusi
5) Ketergantungan pembeli kepada penjual yang tinggi
Jika supplier tertentu memegang kuasa yang cukup kuat dalam aktivitas Siantar Top,
supplier bersangkutan dapat memanfaatkan bargaining power mereka yang kuat. Contohnya,
supplier dapat menaikkan harga barang, ataupun menurunkan kualitas barang yang dijual ke
Siantar Top. Hal ini dapat berdampak pada potensi Siantar Top untuk mempertahankan posisinya
di atas profit rata-rata dalam industri food processing. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh
manajemen Siantar Top untuk mencegah atau mengatasi hal ini adalah dengan mencari supplier
baru yang memiliki bargaining power yang rendah ataupun membuat pabrik untuk bahan baku
yang signifikan. Hal ini telah dilakukan oleh PT Siantar Top yaitu dengan adanya pabrik tepung
di Sidoarjo. Keberadaan pabrik tepung ini menjadi aset yang berharga bagi PT Siantar Top
karena tepung merupakan salah satu bahan baku esensial dalam pembuatan produk-produk
perusahaan, sehingga PT Siantar Top sudah self-sufficient dalam pengadaan tepung untuk proses
produksinya.
24
Power Of Customers
Customer dapat mempunyai bargaining power yang cukup kuat disebabkan oleh
beberapa hal berikut ini:
1) Jumlah pembeli lebih sedikit relatif terhadap penjual
2) Switching cost yang dikeluarkan pembeli rendah
3) Pembelian dilakukan dalam volume yang besar (bulk purchase)
4) Pembeli bisa mendapatkan barang/jasa serupa dari penjual lain
5) Banyak barang substitusi yang tersedia di pasar
6) Tidak ada product differentiation
Beberapa poin yang telah disebutkan di atas dapat memicu terjadinya bargaining power
of customer karena jumlah customer yang sedikit jadi penjual yang banyak tersebut jika ingin
produk yang dijualnya laku dan mendapat pendapatan penjualan mau tidak mau harus menuruti
customer, sehingga dalam hal ini customer dapat memaksa penurunan harga, peningkatan
kualitas barang dengan harga yang sama, ataupun customer service yang lebih baik. Tentunya
terjadinya bargaining power of customer menjadi ancaman bagi eksistensi Siantar Top untuk
dapat bersaing dan membatasi pergerakan Siantar Top dalam meraup profit yang stabil. Hal yang
dapat dilakukan Siantar Top untuk mencegah/mengatasi hal ini adalah dengan cara
membuat/memanipulasi environment industri yang dapat menyatakan rasa FOMO (Fear Of
Missing Out) ke customer yang artinya customer akan ada rasa kehilangan (missing out) jika
membeli dari penjual selain Siantar Top.
25
barang substitusi. Maka dari itu analisa SWOT dan BCG sendiri sangat penting untuk
mengetahui posisi dari PT Siantar Top di industrinya serta untuk memanajemen strategi yang
akan digunakan untuk mengatasi kekurangannya. Berikut merupakan penyajian data perbedaan
kelebihan dan kekurangan dari PT Siantar Top dengan PT Mayora:
Menjadi market leader Jika ditelusuri dari sebuah artikel yang dirilis
di industri FMCG oleh IDX, 7 besar market leader pada industri
FMCG tidak ada perusahaan PT Siantar Top
sehingga hal ini akan menjadi penghambat
dari PT Siantar Top karena harus menyusun
strategi agar bisa naik ke posisi market
leader.
Kekurangan Mayora mengalami Pada posisi ini menjadi PT Siantar Top lebih
kendala dalam diuntungkan karena ia telah berhasil untuk
pemasaran digitalisasi menjualnya secara online seperti yang telah
bisnis makanan. dijelaskan di bagian SWOT analysis.
26
2.4 BCG ANALYSIS
Penentuan tujuan secara keseluruhan / misi unit bisnis berkaitan dengan penyebaran
sumber daya, dimana penggunaan kas yang dihasilkan dari beberapa unit bisnis bisa membiayai
pertumbuhan unit bisnis lainnya. Model yang akan digunakan adalah “ The BCG (Boston
Consulting Group) Model “ , dimana setiap unit bisnis akan ditempatkan di salah satu dari empat
kategori.
27
Pertama, unit bisnis dari produk makanan ringan sejenis mie berada di posisi “Question
Mark” dengan misinya yaitu “Build” karena produk ini merupakan Mie Boyki rasa mie goreng,
produk keluaran terbaru dari Perusahaan Siantar Top di tahun 2022. Mie Boyki mengambil
konsep mie yang enak dan sehat untuk dikonsumsi oleh para pecinta mie. Sesuai dengan teorinya
bahwa Mie Boyki ini belum atau kurang diketahui pasar (Market Share = low) dan sedang
dilakukan promosi secara besar-besaran (Market Growth rate = high ). Promosi atau pemasaran
dari supermi nutrimi bisa dicek melalui postingan akun sosial media dari PT Siantar Top
(@siantartop).
Kedua, unit bisnis berikutnya adalah produk TicTic varian terbaru yaitu rasa sambal
colek. Produk ini merupakan salah satu varian snack crunchy stick favorit rasa bawang dilengkapi
dengan sambal colek. Produk ini diposisikan pada kategori “Star” dengan misinya yaitu “Hold”
karena produk varian dari TicTic ini sudah mulai dikenal, diminati dan sudah ada di benak
masyarakat (Market share = High). Promosi atas produk ini tergolong tinggi karena perusahaan
masih melakukan investasi atas pemasaran dan penjualan produk. Pada posisi ini, perusahaan
sangat diuntungkan karena produk telah berada di posisi yang sempurna dimana telah diminati
oleh konsumennya. Strategi yang disarankan bagi PT Siantar Top adalah dengan melakukan
28
investasi lebih lagi dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi dari TicTic
sambal colek ini. Namun, strategi ini harus tetap didasari juga dengan prinsip cost and benefit
karena jangan sampai menjadi overproduction.
Unit bisnis berikutnya adalah produk Goriorio yang termasuk dalam unit bisnis
biskuit/wafer yang diproduksi oleh PT Siantar Top. Produk ini sempat terkenal ketika pertama
kali peluncuran, namun sekarang sayangnya sudah kalah saing dengan produk-produk unit bisnis
lainnya sehingga berada di posisi “Dog” dengan misi “Digest”. Pada posisi ini, unit bisnis tetap
mampu mempertahankan diri dan membantu meningkatkan penjualan bagi perusahaan, tetapi
produk tidak akan pernah bisa mencapai titik “Star” lagi karena market share dan market growth
sudah lesu. Sehingga akan sangat sulit untuk meningkatkan minat dari produk tersebut. Investasi
yang dilakukan perusahaan juga kecil karena keuntungan yang dihasilkan dari produk di posisi
ini juga kecil. Beberapa perusahaan bahkan memilih untuk menutup produk-produk di posisi ini.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa produk ini bisa bersinar kembali dengan
menggunakan strategi tujuan yang kompetitif.
Unit bisnis yang terakhir berada di posisi “Cash Cow” dengan misi “Harvest” adalah
Twistko dan French Fries 2000 yang sudah digemari masyarakat sejak tahun 2011. Cash cow
diidentifikasi sebagai sumber pendapatan perusahaan karena tingginya market share, rendahnya
biaya yang dikeluarkan yang menyebabkan keuntungan semakin besar. Rasanya yang unik dan
gurih ini menjadikan produk tersebut sangat diminati masyarakat dari berbagai kalangan.
Terbukti, hingga hari ini hampir seluruh masyarakat di Indonesia pasti mengetahui produk
Twistko dan French Fries 2000. (Market share = High ) Pada posisi ini, perusahaan sudah tidak
perlu melakukan investasi pada produk tersebut karena sudah dikenali masyarakat dan bahkan
sudah menjadi produk sehari-hari yang dikonsumsi beberapa masyarakat. Market growth pada
posisi ini cenderung low karena sudah tertutupi dengan market growth posisi star. Strategi yang
bisa perusahaan terapkan adalah dengan melakukan Research and Development pada kemasan
produk agar kemasannya mudah terurai. Jadi pada tahap ini, biasanya perusahaan melakukan
investasi pada bagian Research and Development ketimbang bagian marketing dengan tujuan
mengeluarkan biaya yang lebih sedikit namun impactnya lebih besar.
29
BAB 3
ACCOUNTING ANALYSIS
Menurut teori yang ada di buku Subramanyam adanya pemisahan antara akun permanen
(yang muncul terus di setiap tahun) serta akun non permanen (yang hanya muncul di tahun
tertentu). Akun yang ada di balance sheet yang bersifat non permanen yaitu piutang pihak
berelasi dan akun ekuitas lainnya. Lalu untuk akun yang bersifat permanen yang ada pada
balance sheet yaitu: kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain,
persediaan, akun aset lancar lainnya, properti investasi, aset tetap, aset tetap lainnya, liabilitas
jangka pendek, liabilitas jangka panjang, modal saham, tambahan modal disetor, saldo laba,
kepentingan non pengendali.
Sedangkan akun non permanen yang ada pada income statement yaitu: pendapatan
komprehensif lain dan laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dan kepentingan non pengendali. Lalu untuk akun permanen yang ada pada income statement
yaitu: pendapatan, beban pokok penjualan, beban usaha, penghasilan atau beban lain, dan beban
pajak penghasilan. Data yang diperoleh di atas bersumber dari stockbit.com.
30
BAB 4
FINANCIAL ANALYSIS
4.1 Profitability Analysis
Terminologi Profitability Analysis
Pengertian
Menurut Subramanyam, K. R. dalam bukunya yang berjudul Financial Statement
Analysis (2014:13), profitability analysis adalah evaluasi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan investasi yang ada di perusahaan. Profitability analysis berfokus
pada sumber dan tingkat keuntungan perusahaan dan melibatkan mengidentifikasi dan
mengukur dampak dari berbagai pendorong profitabilitas (profitability drivers). Hal tersebut
juga mencakup evaluasi dari dua sumber utama profitabilitas, yaitu margin (porsi penjualan
yang tidak ter-offset oleh biaya) dan turnover (pemanfaatan modal/capital utilization).
Analisis profitabilitas juga berfokus pada alasan perubahan profitabilitas dan keberlanjutan
dari pendapatan perusahaan.
31
b. Common size financial statement analysis:
Analisis laporan keuangan ini dapat mengetahui proporsi dari suatu kelompok maupun
sub-kelompok yang terdiri dari beberapa akun. Common size ini dapat digunakan pada
neraca maupun laporan laba rugi. Langkah penggunaannya pada neraca, yaitu dengan
menjadikan aset dan liabilitas + ekuitas sebagai 100% dan setiap akun yang ada akan
dibandingkan dengan total aset ataupun total liabilitas ditambah ekuitas tersebut.
Sedangkan untuk langkah penggunaannya pada laporan laba rugi, yaitu dengan
menjadikan sales revenue sebagai 100% dan setiap akun yang ada akan dibandingkan
dengan nilai sales revenue tersebut. Common size financial statement analysis juga
disebut sebagai vertical analysis karena penyajiannya yang menggunakan perhitungan
dari atas ke bawah atau bawah ke atas.
c. Analisis Rasio:
Lalu tools lain yang bisa digunakan yaitu dengan mencari ratio dari profitabilitas yang
terdiri dari:
1. Return on investment → Untuk menilai imbalan finansial kepada pemberi
ekuitas dan utang.
32
Langkah Profitability Analysis
Return on investment (ROI) adalah indikator dari tingkat profitabilitas perusahaan
yang mengukur keefektifitasan manajerial dalam aktivitas bisnis. ROI memiliki rumus seperti
dibawah ini:
Namun sampai saat ini definisi dari invested capital selalu berbeda-beda tergantung perspektif
penggunanya. Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas berbagai macam perhitungan
profitabilitas dari berbagai macam perspektif.
a. Comparative Analysis
33
PT Siantar Top memiliki tren pertumbuhan laba bersih yang positif selama 6 tahun
terakhir ini walaupun pada tahun 2019 akhir hingga 2020 muncul pandemi COVID-19
yang mengharuskan warga dunia melakukan lockdown besar-besaran sehingga banyak
bisnis yang lesu. Bahkan dengan menjadikan laba bersih tahun 2016 sebagai base
year, diketahui bahwa laba PT Siantar Top mengalami kenaikan yang sangat pesat
pada tahun 2019 dan 2020, yaitu pada tahun 2019 naik 134% lebih banyak dari pada
tahun 2016 dan pada tahun 2020 naik 146% lebih banyak dari pada tahun 2016.
34
b. Common Size
Pada grafik di atas ditampilkan berapa persen laba bersih yang dapat dihasilkan
oleh PT Siantar Top dari total pendapatan pada periode 2016-2021. Dapat diketahui
bahwa sebagian besar pendapatan yang didapat oleh PT Siantar Top akan habis
termakan oleh beban yang harus dikeluarkan, yaitu rata-rata sebanyak 88,67%. Hal
tersebut berarti bahwa selama 6 tahun terakhir, hanya sekitar 11,33% dari pendapatan
kotor PT Siantar Top yang akan menjadi laba bersihnya. Hal ini terbilang cukup
unfavorable dibandingkan dengan perusahaan kompetitornya, yaitu Unilever.
Pada data di atas dapat diketahui bahwa persentase pendapatan Unilever yang
akan menjadi laba bersih adalah sekitar 17.20%, hampir dua kali lebih banyak dari
pada PT Siantar Top. Hal tersebut menunjukan bahwa persentase margin yang dapat
dihasilkan PT Siantar Top masih kalah dengan kompetitornya.
35
Grafik di atas menunjukkan komposisi modal dari PT Siantar Top dari tahun
2016 hingga 2021. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ekuitas selalu menjadi
penyumbang modal terbesar untuk PT Siantar Top. Selain itu porsi ekuitas pada modal
perusahaan juga selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga
mendukung statement pada bagian 2.1 yaitu manajerial dari PT Siantar Top lebih
fokus untuk mendapatkan modal usahanya dari ekuitas dari pada menambah utangnya.
c. Ratio
1. Gross Profit Margin
36
Gross Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menghitung
persentase laba kotor terhadap pendapatan penjualan. Laba kotor yang
dimaksud adalah pendapatan yang dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan
(HPP). Gross Profit Margin ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan bahan dan tenaga kerja untuk memproduksi
dan menjual produk-produknya dalam menghasilkan laba. Rasio ini
menggambarkan berapa persen contribution margin yang dihasilkan dari
penjualan. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa Gross Profit Margin dari PT
Siantar Top mempunyai rate yang cukup stabil dari tahun 2016 hingga 2021,
yaitu berada di antara 21%-28%. Gross profit margin dari PT Siantar Top juga
mengalami pertumbuhan terus menerus dari tahun 2016-2020, namun
sayangnya mengalami penurunan pada tahun 2021 yaitu yang tadinya 28%
menjadi 24%. Hal ini berarti bahwa kemampuan manajerial PT Siantar Top
pada tahun 2021 untuk mengatur pengeluaran HPP-nya berkurang sehingga
contribution margin yang bisa dihasilkan dari setiap penjualan menurun.
37
usaha semakin besar pula, sehingga arti lainnya adalah pendapatan penjualan
yang ter-offset oleh beban usaha semakin sedikit. Jika dilihat pada grafik di
atas, Operating Profit Margin dari PT Siantar Top juga terus mengalami
peningkatan dari tahun 2016 hingga 2020 dimana pada tahun 2018 ke 2019
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 12% menjadi 18%. Namun
sayangnya pada tahun 2021, Operating Profit Margin dari PT Siantar Top juga
mengalami penurunan, yaitu dari 19% ke 15% yang berarti persentase laba
usaha yang dihasilkan dari pendapatan penjualan menurun/persentase beban
usaha yang meng-offset pendapatan penjualan meningkat.
38
yang ter-offset oleh total beban meningkat. Statement ini juga didukung oleh
common size analysis pada bagian 2.2 di makalah ini.
39
5. Return on Common Equity (ROCE) dan Return on Equity (ROE)
40
Return on Net Operating Assets (RNOA) adalah rasio yang
menggambarkan imbal hasil yang dihasilkan dari pemanfaatan aktiva operasi
oleh manajemen perusahaan sehingga dapat mengukur efektifitas dan efisiensi
manajemen dalam perolehan profit terkait dengan pemanfaatan aktiva operasi
yang dimilikinya. Perbedaannya dengan ROA adalah RNOA hanya
menggambarkan kinerja operasi saja sedangkan ROA menggambarkan kinerja
semua aktivitas bisnis perusahaan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pembiayaan. Untuk menghitung RNOA dari PT Siantar Top ini,
kita harus memisahkan aktiva dan liabilitas yang dimiliki perusahaan menjadi
dua kelompok yang berbeda, yaitu aktiva/liabilitas operasi dan aktiva/liabilitas
financial. Setelah memisahkan aktiva dan liabilitas PT Siantar Top menjadi
kategori operasi dan financial, kita akan mendapatkan total Operating Asset,
Operating Liabilities, Financial Assets, dan Financial Liabilities. Setelah itu
untuk analisis ini perlu dipisahkan juga akun permanen dengan non
permanennya dan kita hanya akan menggunakan akun permanen untuk
melakukan analisa profitability ini. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa
RNOA dari PT Siantar Top cukup stabil dari tahun 2016-2018 dan mulai naik
secara signifikan di tahun 2019, yaitu dari 19% menjadi 28%. Setelah itu
RNOA PT Siantar Top tetap naik di tahun 2020, yaitu menjadi 32%. Namun
pada tahun 2021 terjadi penurunan RNOA menjadi 29% yang berarti
41
perusahaan hanya bisa menghasilkan laba bersih sebanyak 29% dari setiap
rupiah yang diinvestasikan di operating assets.
42
yang digunakan pada analisa ini yaitu berupa pie chart yang akan menunjukkan
persentase dari penerimaan serta pengeluaran kas.
c. Cash Flow Ratio
Lalu tools lain yang bisa digunakan yaitu dengan mencari ratio dari cash flow yang
terdiri dari:
Cash flow from operations - net capital expenditure required to maintain
1 Free Cash Flow = productive capacity - dividends on preferred stock and common stock
(assuming a payout policy)
43
2016 sebagai based year). Pada tahun 2019 diketahui bahwa pembayaran kas
kepada pemasok dan karyawan menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya
dan tahun setelahnya. Kesimpulan lain yang bisa diambil yaitu adanya
penurunan pembayaran beban keuangan dari tahun ke tahun yang memberitahu
bahwa bisa saja pada tahun tersebut adanya pelunasan utang jangka panjang.
Hal ini akan dibuktikan lebih lanjut pada analisis dari solvency.
44
Menurut grafik di atas, diketahui bahwa adanya pengeluaran kas
terbanyak terjadi pada tahun 2020 dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi
yang dilakukan oleh PT Siantar Top sendiri meliputi: hasil penjualan aset tetap,
penambahan aset tetap, penambahan uang muka aset tetap, pengurangan
investasi pada entitas asosiasi, penambahan investasi saham, pembayaran
dividen serta pencairan atau penambahan investasi jangka pendek. Kegiatan
investasi dari PT Siantar Top sendiri selalu berjumlah negatif kecuali pada
tahun 2017 yang mencapai nilai Rp. 7.000.000. Untuk komposisi dari arus kas
investasi dapat dilihat pada bagian major sources dan major uses of funds.
45
3. Net cash from financing activities (dalam miliaran)
46
4. Kenaikan kas bersih (dalam miliaran)
47
1. Tahun 2016
Pada tahun 2016 diketahui bahwa 83% dari sumber arus kas masuk
diperoleh dari penerimaan kas dari pelanggan dan 17%nya berada pada
pendapatan lain-lain, penambahan hutang obligasi serta pengembalian uang
muka investasi saham. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dalam
menghasilkan kas dari PT Siantar Top sebagian besar berasal dari penerimaan
kas dari pelanggan serta penambahan utang obligasi. Pada tahun 2016,
diketahui bahwa PT Siantar Top tidak melakukan pinjaman dari bank maupun
menerbitkan saham untuk menambah kasnya.
48
Berdasarkan pie chart berkenaan dengan arus kas keluar, diketahui
bahwa hampir semua arus keluar terjadi pada aktivitas operasional yakni
sebesar 76%. Lalu disusul untuk pembayaran hutang bank, pencairan investasi
jangka pendek, perolehan aset tetap, uang muka untuk perolehan aset tetap,
pembayaran beban keuangan dan kegiatan lainnya yang kurang signifikan.
Disini diketahui bahwa perusahaan melakukan pembayaran hutang bank. Pada
tahun 2016 ini perusahaan juga banyak melakukan pembayaran terkait
hutangnya serta adanya perolehan aset yang bisa dilihat nanti pada laporan
neraca adanya pertambahan aset tetap.
Jumlah arus kas bersih pada tahun 2016 sendiri yaitu kurang lebih 16M
rupiah. Hal ini tidak terlepas dari arus kas bersih yang diterima dari aktivitas
operasional sebesar 166M rupiah lalu dikurangi dengan arus kas keluar dari
aktivitas investing sebesar 340M rupiah lalu ditambah dengan arus kas masuk
dari aktivitas financing senilai 189M rupiah. Besarnya arus kas bersih dari
kegiatan operasi pada tahun 2016 jauh lebih kecil dibandingkan dengan laba
yang tercatat pada laporan laba rugi. Pada laporan rugi sendiri laba tercatat
sebesar, 174M rupiah sedangkan uang kas yang benar-benar diterima dari
49
kegiatan operasional sebesar 166M rupiah. Selisih ini disebabkan oleh
peningkatan jumlah piutang usaha pihak berelasi yang meningkat kurang lebih
hampir 100M rupiah.
Keterangan gambar: adanya akuisisi aset tetap serta penambahan piutang usaha pihak
berelasi
50
Keterangan gambar: adanya pelunasan hutang
2. Tahun 2017
51
Selanjutnya pada tahun 2017 masih saja penerimaan kas dari pelanggan
menduduki posisi pertama dalam menyumbangkan arus kas masuk pada PT
Siantar Top. persentase yang cukup besar senilai 98% dengan komposisi
2%nya terletak pada pendapatan lain-lain dan penambahan hutang bank. Maka
dari sini diketahui bahwa pada tahun 2017 PT Siantar Top melakukan pinjaman
kepada bank.
52
Pada tahun 2017 komposisi arus kas keluar masih dominan untuk
pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan yakni sebesar 86%. Angka ini
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 76%. Lalu juga
ada pembayaran hutang obligasi yang bisa dilihat pada laporan neraca dimana
terjadi penurunan liabilities. Selain itu juga perusahaan mengakuisisi aset tetap
lagi pada tahun 2017.
Untuk laba yang tercatat pada laporan laba rugi yakni sebesar 216M
rupiah sedangkan untuk arus kas bersih dari aktivitas operasional yakni sebesar
301M rupiah. Pada tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana
pada tahun ini arus kas dari aktivitas operasional jauh lebih besar daripada laba
yang tercantum pada laporan laba rugi. Hal ini bisa disebabkan dari penjualan
investasi jangka pendek serta pendapatan yang didapatkan dari pelanggan
meningkat (adanya pelunasan piutang dari tahun sebelumnya).
53
Keterangan gambar: adanya peningkatan utang.
54
3. Tahun 2018
55
Pada tahun 2018 sendiri mirip seperti tahun sebelumnya dimana
kebanyakan arus kas keluar dilaksanakan dari kegiatan operasional, berkenaan
dengan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar 87%. Namun
uniknya pada tahun ini adanya pencairan investasi jangka pendek yang menjadi
pengeluaran bagi kas. Investasi jangka pendek ini merupakan pencairan dana
obligasi yang masih belum terpakai kecuali investasi jangka pendek pada PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan deposito jangka pendek
yang menjadi jaminan atas proyek kopi, pengelolaan air, butter dan aneka
cookies.
56
Peningkatan arus kas pada tahun 2018 sendiri senilai 64M rupiah dan
angka yang tercermin sebagai laba pada tahun 2018 yakni senilai 255M. Angka
ini terdapat selisih yang lumayan besar karena perusahaan harus membayar
uang muka untuk perolehan aset serta biaya yang digunakan untuk pencairan
investasi jangka pendek.
57
4. Tahun 2019
Untuk tahun 2019 sendiri penerimaan arus kas masuk sangat beragam,
namun tetap saja penerimaan kas dari pelanggan masih menjadi sumber utama
dari PT Siantar Top. persentase lainnya sendiri terbagi menjadi penambahan
hutang bank, pendapatan lain-lain serta penambahan modal dari kepentingan
non pengendali. Dari sini diketahui PT Siantar Top pada tahun 2019 meminjam
kembali serta menerbitkan saham untuk para non pengendali. Selain itu
walaupun ada nilai yang tidak signifikan, diketahui bahwa PT Siantar Top juga
melakukan penjualan aset tetap.
58
Pada tahun 2019 adanya perubahan persentase yang semula arus kas
keluar untuk pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar 75%
yang semula sebesar 87%. Berkurangnya persentase ini disebabkan oleh
adanya penambahan uang muka untuk perolehan aset tetap dan pembayaran
hutang obligasi. Hal ini akan mempengaruhi perusahaan dari segi solvency
serta profitability.
Untuk kenaikan kas pada tahun 2019 senilai 43M rupiah sedangkan
untuk laba bersih yang diperoleh pada tahun 2019 senilai 483M rupiah.
Perbedaan yang sangat jauh ini berpengaruh dari uang muka terkait perolehan
aset tetap serta pembayaran hutang obligasi. Terlihat dari grafik comparative
sebelumnya diketahui bahwa arus kas masuk dari kegiatan operasional
sejumlah 590M rupiah akan dikurangi dari arus kas keluar dari kegiatan
investing senilai 182M rupiah dan dikurang lagi dari arus kas keluar dari
kegiatan financing senilai 275M rupiah. Diketahui juga bahwa pada tahun 2019
kegiatan financing memakan lebih banyak dana dibandingkan dengan kegiatan
investing. Hal ini selaras dengan apa yang ditampilkan pada bagan major uses
of funds tahun 2019 dimana persentase untuk pembayaran hutang obligasi
termasuk besar.
59
5. Tahun 2020
Pada tahun 2020 ternyata PT Siantar Top memiliki sumber arus kas
masuk terbanyak dari penerimaan kas pelanggan. Persentasenya pun meningkat
yang sebelumnya pada tahun 2019 sebesar 97% menjadi 98% pada tahun 2020.
Selain itu persentase lainnya diambil oleh penerimaan bunga dan sewa serta
pendapatan lain-lain. Selama tahun 2016 hingga 2020 major sources dari arus
kas masuk yaitu penerimaan kas dari pelanggan.
60
Untuk persentase dari tahun 2020 terkait penggunaan kas, diketahui
persentase dari pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan menurun
sebesar 3%. Kedudukan kedua terbesar yang memakan kas dari PT Siantar Top
yaitu pencairan investasi jangka panjang sehingga hal ini selaras dengan grafik
comparative dimana komposisi penggunaan kas untuk aktivitas investing
sangat besar dibandingkan kelima tahun yang dibandingkan yakni senilai
845M rupiah. Namun kinerja dari aset ini juga membuahkan hasil karena arus
kas masuk dari kegiatan operasionalnya mampu menutupi kegiatan investing
serta kegiatan financing. Hal ini akan berpengaruh pada return on asset yang
bisa saja lebih besar dibandingkan dengan yang lain.
Pada tahun 2020 laba yang diperoleh dari PT Siantar Top yaitu
sejumlah 629M rupiah sedangkan kenaikan kas bersih yaitu senilai 50M
rupiah. Selisih ini bisa timbul karena pelunasan utang terutama pelunasan
utang bank yang mencapai hampir 27M rupiah.
61
62
6. Tahun 2021
Selama tahun 2021 seperti yang bisa dilihat dari pie chart di atas
diketahui rata-rata arus kas masuk berasal dari penerimaan kas dari pelanggan.
Lalu kedua terbesar dari arus kas masuk pada perusahaan PT Siantar Top yaitu
pendapatan lain-lain yang lalu disusul oleh penerimaan bunga dan sewa.
Persentase dari penerimaan kas dari pelanggan sendiri yaitu 97% yang mana
angka ini sangat mendekati 100% dan sisa 3 persennya berasal dari aktivitas
lainnya yang berkenaan dengan kegiatan investing maupun financing.
63
Pada tahun 2021 diketahui bahwa adanya peningkatan persentase pada
pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan yakni senilai 12% dari 72%
menjadi 84%. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya penurunan dari
penggunaan kas pada bagian lain terutama pada bagian investing. Hal ini
terbukti dari persentase terkait investing yang semulanya bernominal 12%
menjadi 6%. Selain itu adanya juga peningkatan arus kas keluar pada kegiatan
financing yang terbukti dari timbulnya pembayaran hutang obligasi senilai 4%.
Laba yang diperoleh oleh PT Siantar Top senilai 618M rupiah
sedangkan kenaikan arus kas bersih pada tahun 2021 yaitu 63M rupiah. Selisih
ini timbul dari pembayaran hutang obligasi lalu ada juga aktivitas dari
pencairan investasi jangka pendek. Namun meskipun adanya penurunan arus
kas masuk dari kegiatan operasional dibandingkan tahun sebelumnya, masih
mampu menutupi pengeluaran dari kegiatan investing dan financing.
64
c. Ratio
1. Free cash flow:
Free cash flow merupakan sebuah penjumlahan kas yang dihasilkan
dari perusahaan pada bagian operasi dengan memperhitungkan dari segi
penghasilan serta caranya mempertahankan asetnya. Free cash flow sendiri
dipergunakan untuk meninjau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
pertumbuhan internal dan untuk mengembalikan keuntungan kepada pemegang
saham. Pada ukuran ini jika nominal yang dihasilkan positif maka
melambangkan kinerja perusahaan telah dengan baik dalam mengelola kasnya.
Namun jika hasilnya negatif belum tentu mengindikasikan bahwa kinerja
perusahaan memburuk karena mungkin saja perusahaan memasukkan uangnya
dalam bentuk investasi sehingga terjadi pengurangan dari kas. FCF dari
perusahaan PT Siantar Top dari tahun ke tahun tidak meningkat terlampau
signifikan jika dibandingkan dengan PT Unilever. PT Siantar Top memiliki free
cash flow positif sehingga dalam memanajemen kasnya terhitung cukup baik.
65
digunakan untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas untuk membayar utang, reinvestasi operasi serta membayar kepada dividen
kepada investor. Jika angka rasionya berupa 100% maka artinya perusahaan
memiliki kas untuk memenuhi kewajibannya baik kepada kreditur maupun
investor dan dapat melakukan kegiatan investasi.
Untuk cash flow adequacy ratio sendiri persentase dari PT Siantar Top
memang berada di bawah dari Unilever. Hal ini disebabkan dari jumlah nilai
kas pada aktivitas operasi yang berbeda. Selain itu hal ini juga bisa disebabkan
oleh perbedaan capital expenditure, penambahan inventory dan cash dividends.
Kendati demikian, pada tahun 2016 dari PT Siantar Top kurang menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam memenuhi kewajibannya.
Hal ini akan dibuktikan lebih lanjut pada analisis solvency dan liquidity.
66
3. Cash flow reinvestment ratio
67
4.3 Risk Analysis
Liquidity Analysis
Terminologi Liquidity Analysis
Pengertian
Menurut para ahli, likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan
kemampuan dari perusahaan ketika menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Harahap,
2007:301)3. Likuiditas ini akan mengacu pada kemampuan perusahaan secara short-term yang
akan merujuk pada operasional perusahaan serta bagaimana perusahaan mampu menghasilkan
profit dari kegiatan penjualan, serta pengukuran modal kerja atau working capital yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Menurut Kasmir, analisis likuiditas merupakan evaluasi atas
tingkat kemampuan perusahaan untuk mengembalikan utang jangka pendeknya dengan aktiva
lancar yang ada di perusahaan.
3
Octaviani, S., & Komalasari, D. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Harga
Saham. JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi, 4(1).
68
dengan menjadikan aset dan liabilitas + ekuitas sebagai 100% dan setiap akun yang
ada akan dibandingkan dengan total aset ataupun total liabilitas ditambah ekuitas
tersebut. Common size financial statement analysis juga disebut sebagai vertical
analysis karena penyajiannya yang menggunakan perhitungan dari atas ke bawah atau
bawah ke atas.
c. Liquidity ratio
Lalu tools lain yang bisa digunakan yaitu dengan mencari ratio dari likuiditas yang
terdiri dari:
current assets
1 Current ratio =
current liabilities
average inventory
4 Days to sell inventory =
cost of sales/n
69
Langkah Liquidity Analysis
a. Comparative analysis
1. Income statement:
70
2. Statement Of Financial Position
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa nilai aset lancar perasahaan mengalami
peningkatan yang signifikan dari 6 tahun terakhir. Nilai Piutang usaha, persediaan dan
utang usahanya cenderung stabil dan konstan. Liabilitas Lancar perusahaan juga masih
berada jauh dibawah nilai aset lancarnya sehingga dapat dilihat dari analisa
comparative ini, perusahaan bisa dibilang cukup liquid karena kemampuan dari aset
lancarnya yang bisa membayar seluruh liabilitas lancarnya.
71
Common size analysis of Income Statement adalah sebuah analisis yang dibuat dengan
melakukan perbandingan antara tiap-tiap akun di laporan laba rugi perusahaan dengan
total penjualan bersihnya. Hasil yang didapat ini disajikan dalam bentuk persentase
untuk melihat berapa persenkah komposisi akun tersebut pada penjualan perusahaan.
Dapat dilihat bahwa selama 6 tahun terakhir, komposisi terbesar penjualan bersih
perusahaan adalah akun HPP atau biaya pokok penjualannya yaitu sebesar 70%.
Namun secara keseluruhan peningkatan dan penurunan nilai dari masing-masing
akunnya cenderung stabil dan tidak berfluktuatif secara ekstrem. Sehingga dapat
dikatakan komposisinya dari tahun ke tahun masih konstan.
72
Selanjutnya melakukan analisis atas akun-akun di bagian aset lancar pada aset
lancarnya. Dapat dilihat bahwa akun piutang usaha dan investasi jangka pendek
mengalami penurunan dan peningkatan yang signifikan. Sedangkan akun persediaan
mengalami penurunan yang konstan dan akun kas setara kas perusahaan yang
mengalami peningkatan konstan. Akun piutang usaha berbanding terbalik dengan
investasi jangka pendek perusahaan. Dimana jika nilai piutangnya mengalami
peningkatan maka nilai investasi jangka pendek perusahaan mengalami penurunan.
Hal yang sama untuk sebaliknya. Penurunan dan peningkatan yang bertolak belakang
tersebut bisa terjadi karena perusahaan pintar dalam mengelola akun-akunnya
sehingga ketika perusahaan mendapatkan uang dari pembayaran piutangnya,
perusahaan tidak hanya menyimpan kasnya saja namun menginvestasikannya pada
investasi jangka pendek secara langsung. Lalu jika piutang perusahaan bertambah,
perusahaan bersiap-siap untuk mencaikan nilai investasi jangka pendeknya untuk
dapat melakukan pembayaran atas utang maupun biaya-biayanya.
73
Lalu masuk ke perhitungan komposisi utang usaha atas total liabilitasnya. Dimana
dapat dilihat bahwa komposisinya terus mengalamin peningkatan dari 6 tahun terakhir.
Sehingga perusahaan harus berhati-hati agar tidak lupa segera melunasi utang jangka
pendeknya. Lalu sebaiknya perusahaan juga melakukan analisa utang usaha terhadap
nilai total ekuitas dan liabilitasnya untuk memastikan bahwa persentase utang usaha
ini tidak terlalu besar. Jika kebesaran maka laporan keuangan perusahaan bisa dilihat
buruk oleh investor karena berarti pendanaan perusahaan itu sebagian besar berasal
dari liabilitasnya yaitu utang usahanya.
74
Nah seperti perhitungan komposisi berikut dimana perusahaan meyakinkan bahwa
komposisi dari saldo laba yang belum dicadangkan perusahaan itu memiliki komposisi
yang besar yaitu di 2021 sebesar 80%. Dimana pada 5 tahun sebelumnya, terus
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini berarti nilai ekuitas dan liabilitas
perusahaan itu sebagian besar didapatkan dari saldo laba yang belum dicadangkan atau
nilai retained earnings perusahaan. Sehingga kinerja manajemen untuk mengatur
komposisinya sudah baik karena perusahaan benar bergantung pada kinerja
penjualannya untuk meningkatkan nilai total ekuitas dan labanya.
75
III. Ratio Analysis
Perusahaan Siantar Top mengalami peningkatan likuiditas yang cukup signifikan dari
tahun 2020 ke 2021 akibat current asset atau aset lancar perusahaan mengalami
peningkatan sebesar 30% dan current liabilities atau kewajiban lancarnya mengalami
penurunan 20%. Hal ini memberikan gambaran bahwa kemampuan aset lancar
perusahaan untuk menutupi kewajiban-kewajiban lancar atau utang jangka pendeknya
meningkat. Namun kita juga harus liat acid-test ratio perusahaan karena sebenarnya
untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancarnya itu dengan secara langsung hanya bisa
menggunakan aset perusahaan yang paling likuid. Berdasarkan Acid test perusahaan,
juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2020 ke 2021. Bahkan
berdasarkan track record perusahaan selama 6 tahun terakhir, angka current ratio dan
acid test rationya selalu di atas 1 yang artinya perusahaan selalu memiliki kecukupan
modal untuk melunasi seluruh utang jangka pendek jika jatuh tempo secara
bersamaan. Walaupun nilai rasio keduanya sempat mengalami penurunan signifikan
dari 2018 ke 2020 akibat peningkatan current liabilitiesnya lebih besar ketimbang
76
peningkatan current assetnya, perusahaan tetap bisa memulihkannya di 2021 dengan
mencapai angka current ratio dan acid test rationya tertinggi selama 6 tahun terakhir
yaitu 4,17 (Current Ratio) dan 3,45 (Acid-test Ratio).
Jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing yaitu PT Unilever Indonesia Tbk, yang
angka current ratio dan acid test-rationye tidak mencapai angka 1 yang artinya
perusahaan unilever ini justru kurang memiliki kecukupan modal dalam melunasi
seluruh utang jangka pendeknya jika jatuh tempo secara bersamaan. Walaupun
angkanya cenderung lebih konstan dibandingkan dengan PT Siantar Top. Hal ini
menunjukkan bahwa, PT Siantar Top lebih likuid daripada perusahaan unilever dilihat
dari current ratio dan acid test rationya.
77
2. Cash to Current Asset Ratio
Cash to Current Asset Ratio ini merupakan suatu rasio yang dilakukan untuk menilai
likuiditas perusahaan berdasarkan unsur nominator yang hanya menggunakan cash
and cash equivalents. Perusahaan Siantar Top cukup baik dalam mengelola kas, setara
kas dan marketable securitiesnya dengan adanya peningkatan dari tahun 2019 ke
2021. Dimana, bahkan nilainya mencapai titik tertingginya di tahun 2021 yaitu sebesar
0,55 atau 50% yang berarti aset lancar perusahaan itu setengahnya merupakan kas. Hal
ini memberikan nilai yang positif yang menggambarkan bahwa perusahaan
mempunyai kas yang cukup untuk membayar utang jangka pendeknya.
Walaupun angka ratio cast to current assetnya pernah turun drastis di tahun 2019 yaitu
sampai 70% akibat perusahaan harus membayar utang jangka pendeknya. Hal ini
dapat dilihat dari penurunan angka libailiitas jangka pendek perusahaan yang menurun
di tahun 2019. Hampir mendekati angka 0 namun perusahaan tetap memiliki sedikit
kemampuan untuk membayar utang jangka pendeknya dengan kas dan setara kasnya.
Namun pengelolaan aset lancar perusahaan membaik di tahun-tahun berikutnya.
Perusahaan juga mulai mengelola utang-utangnya dengan dilihat dari perbandingan
liabilitias dan ekuitasnya yang semakin lama semakin besar persentasi ekuitasnya
ketimbang liabilitas. Sehingga dapat dikatakan tingkat likuiditas daripada aset lancer
78
perusahaan sudah baik jadi jika sewaktu-waktu dibutuhkan maka perusahaan siap
menggunakan kasnya tanpa harus membutuhkan waktu untuk mengkonversi aset
lancar lainnya untuk menjadi uang tunai.
79
3. Cash to Current Liabilities Ratio
Rasio kas terhadap kewajiban lancar adalah ukuran arus kas dalam perusahaan. Hal ini
biasanya digunakan investor-analis untuk menganalisa apakah perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup dari kinerja operasi yang sedang berlangssung
untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Rasio kas terhadap kewajiban lancar
yang baik itu antara 0,5 dan 1, dimana hal ini mengartikan bahwa aset perusahaan
yang paling likuid yaitu aset itu dapat menutupi kewajiban lancarnya tanpa kesulitan
atau membutuhkan waktu untuk mengonversi aset lancar lainnya untuk menjadi uang
tunai.
Pada tahun 2018, 2020, dan 2021 nilai rasio ini berada di atas 1 yang menunjukkan
bahwa perusahaan dalam posisi yang baik untuk menutupi kewajiban lancarnya.
Sedangkan di tahun 2019, 2017, dan 2017 di bawah 0,5 mengartikan bahwa
perusahaan memiliki masalah likuiditas. Walaupun di tahun 2019 angka rasio ini
menyentuh angka terendahnya dikarenakan penurunan kas untuk membayar uang
muka untuk perolehan aset tetap dan pembayaran hutang obligasi, perusahaan tetap
bisa mengelolanya kasnya dengan peningkatan sebesar 210% dari tahun 2019 ke 2020.
80
Lalu tahun 2020 ke 2021 juga terjadi peningkatan yang signifikan akibat peningkatan
kas disertai dengan penurunan utang jangka pendeknya.
Nilai rasio yang di atas 1 ini biasanya lebih disukai para kreditur karena
menggambarkan kelayakan kredit yang tinggi serta mengartikan bahwa kas dan setara
kas perusahaan itu lebih dari hutang dagang perusahaan sehingga dapat dengan aman
menutupi semua hutangnya dan saldo kasnya juga dapat diinvestasikan kembali ke
dalam bisnis untuk memperluas pertumbuhan bisnis. Namun kita juga harus melihat
apakah perusahaan ini menyimpan terlalu banyak uang tunai atau justru perusahaan
menginvestasikannya agar menghasilkan lebih banyak uang lagi kedepannya.
81
merupakan kas dan setara kas. Sehingga perusahaan dianalisis sudah sangat baik
dalam mengelola aset lancar likuidnya.
Jika dibandingkan dengan perusahaan Unilever, rasio kas terhadap kewajiban lancar
perusahaan cenderung buruk karena nilainya yang berada jauh di bawah 0,5. Hal ini
mengartikan bahwa aset perusahaan Unilever tidak likuid dan kesusasham dalam
mengonversi aset lancarnya untuk menjadi uang tunai. Sehingga perusahaan Siantar
justru jauh lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan Unilever.
82
4. Collection Period
Periode penagihan rata-rata (Collection Period) merupakan jumlah hari rata-rata yang
dibutuhkan sebuah perusahaan untuk mengumpulkan dan mengubah piutang atau
penjualan kreditnya menjadi uang tunai. Collection Period yang pendek menunjukkan
kebijakan kredit perusahaan yang ketat dan kinerja pengelolaan manajemen piutang
yang baik dan efektif sehingga perusahaan lebih memungkinkan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan, collection period yang panjang
menunjukkan perusahaan harus lebih memperketat kebijakan kreditnya dan
mengevaluasi pengelolaan piutangnya agar dapat memenuhi seluruh utang jangka
pendeknya.
Berdasarkan grafik collection period dari Perusahaan Siantar Top, pada tahun 2016
collection period perusahaan adalah 45 hari. Kemudian di tahun 2017 dan 2018,
collection period perusahaan melambat dengan penambahan 5 hari namun tidak
signifikan. Namun pada tahun 2019, 2020 dan 2021, manajemen piutang perusahaan
berhasil mempercepat periode penagihannya yang ditunjukkan dengan collection
period yang pendek yaitu mencapai angka 40 hari. Terjadi penurunan 10 hari dari
angka collection period di tahun 2018. Collection period yang pendek pada 3 tahun
83
terakhir disebabkan karena rata-rata piutang dari pelanggan yang menurun sebesar 7%
dan penjualan perusahaan yang justru tetap meningkat sebesar 10%.
Days to sell inventory merupakan rasio keuangan yang menunjukkan waktu rata-rata
dalam hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah persediaannya termasuk
barang yang sedang dalam proses menjadi bisa dijual. Rasio ini juga dikenal sebagai
usia rata-rata persediaan. Pada umumnya, rasio yang lebih rendah ini lebih disukai
karena menunjukkan durasi yang lebih singkat untuk menghapus persediaan.
84
Perusahaan Siantar Top sudah baik dalam mengelola penjualan persediaannya yang
ditunjukkan dari penurunan periode dari tahun 2018 hingga ke 2021 akibat
peningkatan nilai penjualan yang lebih besar dibandingkan peningkatan nilai rata-rata
persediaan dari tahun ke tahun. Di sisi lain sebelumnya tahun 2017 ke 2018 bisa
terjadi peningkatan akibat nilai rata-rata persediaan yang meningkat melebihi
peningkatan current assetnya. Sehingga secara kinerja perusahaan dari 6 tahun
terakhir, perusahaan berhasil mengecilkan periodi yang dibutuhkan perusahaan untuk
mengubah persediaannya menjadi barang siap dijual tanpa mengecilkan nilai
persediaan rata-ratanya, namun justru nilai persediaan rata-ratanya meningkat dari
tahun ke tahun bersamaan dengan peningkatan penjualan.
Berdasarkan data ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa pandemi COVID-19 tidak
mempengaruhi penjualan perusahaan, perusahaan sendiri juga sudah siap siaga dalam
memperkecil nilai persediaannya di tahun 2020 untuk melihat apakah penjualannya
meningkat atau menurun selama pandemi. Ternyata justru penjualan tetap meningkat
sehingga persediaan perusahaan di tahun berikutnya ikut meningkat juga.
6. Cash Turnover
85
Rasio perputaran kas merupakan rasio yang menngukur profitabilitas dan efisiensi dari
berapa kali perusahaan menggunakan uang tunai untuk menghasilkan pendapatan. Jadi
rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengubah saldo
kasnya menjadi pendapatan penjualan dalam periode akuntansi atau berapa kali
perusahaan menghasilkan revenue dari cash. Cash Turnover Ratio yang tinggi
mengartikan perusahaan mengubah kasnya dengan sangat cepat dan kinerja
perusahaan dalam manajemen kasnya sudah efisien. Sebaliknya jika Cash Turnover
Rationya rendah berarti kinerja manajemen kas perusahaan tidak efisien dan
perusahaan lebih membutuhkan waktu yang lama.
Dari tahun 2016 ke tahun 2021, cash turnover perusahaan mengalami penurunan yang
signifikan terutama dari tahun 2016 ke 2017. Hal ini justru menjadi kurang baik
karena perusahaan dilihat kurang mampu dalam meningkatkan kemampuannya untuk
menghasilkan pendapatan dengan menggunakan kas dari periode ke periode melalui
penjualan. Hal ini diarenakan peningkatan angka penjualan perusahaan yang lebih
kecil yaitu hanya 10% dan dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata kas dan
setara kas yang sampai 40%. Namun, angka ini tidak berarti buruk juga karena
nilainya masih jauh lebih besar dari 1.
86
7. Accounts Receivable Turnover
Rasio perputaran piutang atau perputaran piutang digunakan dalam akuntansi dalam
mengukur seberapa baik perusahaan dalam mengelola kredit yang diberikan kepada
pelanggan dengan mengevaluasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menagih
utang selama periode akuntansi. Pada umumnya, angka yang lebih tinggi itu berarti
lebih baik dimana mengartikan bahwa pelanggan akan membayarnya dengan tepat
waktu, arus kas yang baik dan neraca yang lebih kuat. Hal ini juga bisa
menggambarkan perputaran aset yang seimbang dan kelayakan kredit perusahaan yang
lebih baik. Selain itu, nilai rasio yang tinggi juga menggambarkan bahwa perusahaan
konservatif dalam memberikan kredit kepada pelanggan dan efisien atau agresif dalam
melakukan penagihan. Dan di sisi lain menggambarkan bahwa pelanggan perusahaan
itu berarti berkualitas tinggi dan mungkin mengartikan bahwa perusahaan beroperasi
dengan cash basis.
Account Receivable Turnover perusahaan Siantar Top ini mulai meningkat dari tahun
2018 ke 2021 secara signfikan akibat peningkatan penjualan yang lebih tinggi yaitu
sebesar 50% dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata piutangnya yaitu hanya
sebesar 17%. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan sudah baik dalam mengelola
87
penagihan piutangnya. Serta perusahaan juga dilihat tidak mempunyai cadangan
piutang dan hanya mencadangkan penurunan nilai sebesar 2% dari total piutangnya.
Hal ini menggambarkan bahwa pelanggan perusahaan itu juga berkualitas.
88
8. Days Sales in Receivable
Days Sales in Accounts Receivable mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan
suatu bisnis untuk menagih pembayaran setelah melakukan penjualan. Nilai rasio yang
tinggi menggambarkan jumlah hari penjualan yang tinggi serta dapat menimbulkan
hambatan bagi suatu bisnis seperti kehilangan uang untuk jangka waktu tersebut
karena perusahaan harus menunggu pembayaran. Hal ini akan bermasalah pada arus
kas perusahaan karena jangka waktu yang lama antara tanggal penjualan dan tanggal
perusahaan menerima pembayaran. Sebaliknya nilai yang rendah menggambarkan
bahwa perusahaan dapat menagih piutangnya dalam waktu yang singkat. Perusahaan
juga menjadi bisa menganalisis efisiensi departemen penagihan dalam penjualan
produknya. Pada umumnya jika nilainya dibawah 45 maka bisa dikatakan kinerja
perusahaan sudah baik.
Selama 6 tahun terakhir, rata-rata jumlah hari penagihan pituangnya adalah 47 hari
dimana pada tahun 2021 perusahaan sudah bisa menekan periode ini dengan hanya
membutuhkan 40 hari saja untuk menagihnya. Dimana hal ini juga mengartikan
perusahaan segera mendapatkan uang yang dibutuhkannya untuk dapat menciptakan
bisnis baru. Di sisi lain sebelumnya, pada tahun 2017 ke 2019 angka rasio ini
89
meningkat yang mengartikan sebuah peringatan bahwa ada sesuatu yang salah, dimana
mungkin kepuasan pelanggan menurun atau penjual mungkin menawarkan jangka
waktu pembayaran yang lebih lama untuk mendorong peningkatan penjualan atau
justru mengizinkan pelanggan dengan kredit buruk untuk melakukan pembelian secara
kredit. Hal ini bisa menjadi masalah serius jika kemampuan perusahaan untuk
melakukan pembayaran sendiri secara tepat waktu terganggu dan justru perusahaan
mungkin terpaksa melakukan perubahan pada penegasan pemberian kredit penjualan.
9. Inventory Turnover
Inventory Turnover ini merupakan rasio keuangan yang menunjukkan berapa kali
perusahaan mengubah persediaannya relatih terhadap harga pokok penjualan dalam
periode tertentu. Jadi rasio ini digunakan untuk menghitung rata-rata berapa hari yang
dibutuhkan perusahaan untuk menjual persediaannya serta membantu bisnis
perusahaan untuk membuat keputusan terkait penetapan harga, strategi pemasahan dan
pembelian. Selain itu juga, rasio inventory turnover ini dapat mengukur seberapa
efektif perusahaan menggunakan asetnya. Secara umum nilai inventory turnover yang
tinggi itu lebih baik dan nilai rasio yang rendah menandakan penjualan perusahaan
yang lemah dan persediaan yang menumpuk atau overstocking.
90
Perusahaan Siantar Top berhasil menaikkan rasio ini secara signifikan selama 6 tahun
terakhir, dimana di tahun 2021 peruashaan mencapai titik maksimalnya dengan nilai
sebesar 10,17 yang mengartikan perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya
dengan meningkatkan pendapatan relatif terhadap biaya tetap. Namun apabila nilainya
terlalu tinggi juga menjadi tandap persediaan yang tidak memadai dan membebani
penjualan perusahaan.
Jika dibandingkan dengan perusahaan Unilever, rasio inventory turnover dari Unilever
cenderung stabil di angka 8. Selama 6 tahun beroperasi, nilainya tidak mengalami
peningkatan maupun penurunan yang signifikan. Namun jika dibandingkan dengan
perusahaan Siantar, justru Perusahaan Siantar lebih baik dalam mengelola persediaan
perusahaannya dimana terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang artinya
penjualan perusahaannya meningkat.
91
10. Days Sales in Inventory
Days sales in inventory adalah rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan
dalam suatu periode untuk mengubah persediaan menjadi penjualan. Rasio ini
ditujukkan untuk memperlihatkan likuiditas dari persediaan perusahaan yang mewakili
berapa lama stok persediaan perusahaan yang ada sekarang sampai persediaan tersebut
dapat dijual. Dalam memproduksi produk sampai bisa dijual, perusahaan tentunya
membutuhkan bahan baku dan biaya lainnya yang dikategorikan sebagai beban. Dalam
perhitungan rasio ini, kita melakukan perhitungan dengan membagi angka persediaan
perusahaan dengan beban usaha (COGS) yang dibagi 360. Semakin kecil hasilnya
maka menunjukkan perusahaan lebih efisien karena berarti pergantiannya cepat untuk
mengubah dari persediaan menjadi penjualan yang mengarah pada keuntungan yang
lebih besar.
Seperti pada grafik tersebut, Perusahaan Siantar Top, pada tahun 2016 membutuhkan
49 hari untuk mengubah persediaan menjaadi penjualan. Kemudian pada tahun 2017
dan 2018 yang sedikit ada peningkatan hingga membutuhkan 51 hari yang merupakan
durasi waktu terlama dalam 5 tahun terakhir. Namun, di tahun berikutnya perusahaan
92
berhasil menekan angkanya sampai 38 hari saja di tahun 2021. Sehingga rata-rata nilai
days sales in inventory perusahaan Siantar Top selama 6 tahun terakhir adalah 45 hari.
Melalui data tersebut, kita bisa melihat bahwa perusahaan hanya membutuhkan waktu
sekitar 1 bulan 2 minggu untuk dapat mengonversi persediaannya menjadi penjualan.
Hal ini berdampak baik bagi likuiditas perusahaan. Perusahaan diindikasi tidak terjadi
risiko penumpukan persediaan.
Dibandingkan dengan perusahaan unilever, nilai rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan
perusahaan dalam suatu periode untuk mengubah persediaan menjadi penjualannya
cenderung lebih berfluktuatif dibandingkan dengan perusahaan Siantar Top. Lalu
dengan nilai akhir di tahun 2021 yaitu sebesar 44 hari,yang menunjukkan perusahaan
unilever membutuhkan waktu yang labih banyak dalam mengubah inventorynya
menjadi sales. Sehingga perusahaan Siantar dilihat lebih efisien dengan jangka waktu
38 hari saja. Hal ini juga bisa memperlihatkan bahwa perusahaan Siantar bisa
memperoleh kesempatan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan
dengan Unilever.
93
11. Average Payable Days Outstanding
94
Rata-rata average payable days outstandingnya selama 6 tahun terakhir sebesar 31
hari. Secara keseluruhan nilai utang usaha perusahaan dan beban usahanya secara
bersamaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sehingga fluktuasi
kenaikan dan penurunan ini disebabkan oleh persentase kenaikan yang tidak sama.
95
12. Working Capital Turnover
Perusahaan Siantar Top selama 6 tahun terakhir, menekan angka working capital
turnover dari 5,84 menjadi 3,56. Namun secara keseluruhan nilai modal kerja dan
penjualan perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengartikan
perputaran modal kerja yang rendah akibat kelebihan modal kerja. Kelebihan modal
kerja ini bisa disebabkan karena penumpukan persediaan atau rendahnya perputaran
persediaan, nilai piutang atau saldi kas perusahaan yang terlalu besar sehingga nilai
modal kerjanya menjadi meningkat lebih besar dari nilai penjualannya.
96
13. Cash Flow Ratio
Rasio arus kas merupakan rasio yang digunakan untuk menentukan keadaan keuangna
bisnis perusahaan. Rasio ini biasanya digunakan juga untuk mencari tahu keuntungan
dan kerugian perusahaan. Rasio ini diukur dari berapa kali perusaahaan dapat melunasi
utang jangka pendeknya dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi perusahaan.
Semakin tinggi nilai rasio ini atau lebih dari 0, artinya kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi perusahaan lebih besar dibandingkan dengan utang yang harus
dibayar perusahaan. Sebaliknya jika semakin rendah atau dibawah 0 maka arus kas
perusahaan dari aktivitas operasi tidak mampu membayar utang jangka pendeknya.
Selama 6 tahun beroperasi, rasio arus kas perusahaan mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu 1,6 kali dari tahun 2016 ke 2021. Operating cash flow perusahaan
mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2016 ke tahun 2017 dan disertai
dengan peningkatan sedikit dari utang jangka pendeknya yang mengakibatkan nilai
cash flow rationya meningkat. Lalu tahun 2017 ke 2018, nilai arus kas operasinya
menurun sedangkan nilai utang jangka pendeknya meningkat yang menyebabkan nilai
cash flow rationya menurun. Setelah itu 2 tahun berikutnya, dari tahun 2018 ke 2020
97
nilai arus kas perusahaan meningkat secara signifikan sebesar 270% yang diikuti
dengan peningkatan utang jangka pendeknya sebesar 66% saja. Sehingga
menghasilkan nilai rasio cash flow yang meningkat sampai ke titik maksimalnya yaitu
1,48.
Sehingga disimpulkan, perusahaan sudah baik dalam mengatur arus kas dari aktivitas
operasi dan mengatur utang jangka pendeknya. Namun perusahaan tetap harus
menjaganya karena dari 2020 ke 2021 terlihat trend yang menurun sebesar 11% akibat
nilai arus kas dari aktivitas operasinya menurun secara signifikan dan penurunannya
lebih besar dibandingkan penurunan nilai hutang jangka pendeknya.
Rasio arus kas perusahaan Unilever cenderung stabil di angka 0.63 yang mengartikan
bahwa kas yang dihasilkan pada aktivitas operasi perusahaan lebih kecil dibandingkan
dengan utang yang harus dibayar perusahaan atau dalam arti lain perusahaan kurang
mampu membayar utang jangka pendeknya. Jika dibandingkan kedua perusahaan ini,
perusahaan Siantar jauh lebih likuid dan lebih mampu membayar utang jangka
pendeknya dengan angka rasio 1.31 dibandingkan dengan unilever yang hanya
mencapai angka 0.63. Pengelolaan arus kas perusahaan unilever juga dilihat kurang
98
baik karena selama 6 tahun terakhir, nilainya tidak mengalami peningkatan yang
signifikan dan jika meningkat cenderung akan turun lagi di tahun berikutnya.
99
tahun 2018, mengalami peningkatan menjadi 37 hari. Lalu menurun secara signifikan
di tahun 2019 menjadi 28 hari karena nilai utang jangka pendek perusahaan menurun
secara signifikan sedangkan nilai cost of goods soldnya terus meningkat. Lalu setelah
itu, mulai mengalami peningkatan di tahun 2020 dan 2021 menjadi 34 hari.
Rasio rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan Unilever dalam membayar utang
jangka pendeknya cenderung lebih lama dengan angka rata-rata sebesar 79.83.
Sehingga jika dibandingkan, perusahaan Unilever lebih diuntungkan karena bisa
memutar uangnya terlebih dahulu untuk kegiatan operasional perusahaan maupun
menginvestasikannya terlebih dahulu sebelum membayar vendor.
100
15. Conversion Period
Secara keseluruhan nilai rata-ratanya selama 6 tahun terakhir berada di angka 92 hari.
Dimana pada awalnya di tahun 2016, periode penjualan inventory hingga menajdi
kasnya sebesar 98 hari. Lalu menurun ke 95 hari pada tahun 2017 karena ada
penurunan pada nilai days sales in receivable perusahaan. Lalu lanjut mengalami
peningkatan di tahun 2018 dan sedikit menurun di 2019. Namu periodenya masih di
angka 100 hari dikarenakan sama-sama peningkatan di periode days sales in receivable
dan days sales in inventorynya. Setelah itu, mengalami penurunan di tahun 2020 dan
2021 hingga ke angka 78 hari. Penurunan ini diakibatkan adanya penurunan dari days
sales in receivablenya sebesar 34% dan penurunan dari days sales in inventorynya
sampai sebesar 18%.
101
Berdasarkan nilai conversion periodnya, periode yang dimiliki perusahaan ini
mengalami fluktuasi peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan. Sehingga
perusahaan perlu berhati-hati dalam mengelola persediaan dan pengelolaan piutang
pelanggannya. Lebih baik periode conversion period ini bisa berputar dengan cepat
agar perusahaan bisa lebih cepat mendapatkan uang.
102
16. Net Trade Cycle
Berdasarkan net trade cyclenya perusahaan selama 6 tahun terakhir, rata-rata waktunya
mencapai angka 59 hari. Dimana pada tahun 2016, periodenya mencapai ke angka 65
hari lalu menuju ke tahun 2018 yang masih konstan dan sedikit mengalami
peningkatan ke angka 66 hari. Lanjut ke tahun 2019, dimana mengalami peningkatan
yang signifikan ke angka 71 hari akibat penurunan periode days purchases in accounts
payablenya yang secara signifikan juga. Setelah itu pada tahun 2020 mengalami
penurunan yang signifikan hingga mencapai 46 hari akibat penurunan periode days
sales in receivablenya dan days sales in inventorynya. Setelah itu di tahun 2021
mengalami penurunan lagi yang stabil ke 44 hari.
103
Sehingga dapat disimpulkan, waktu yang dibutuhkan perusahaan dari mengeluarkan
uang tunai untuk melakukan produksi sampai menerima uang tunai dan membayar
utang jangka pendeknya mengalami peningkatan dan penurunan yang fluktuatif. Jika
di periode berikutnya, net trade cycle perusahaan mengalami peningkatan lagi berarti
perusahaan bisa jadi sedang mengalami masalah dalam melakukan penjualan
persediaan, menghimpun account receivablenya dan mendapatkan perjanjian
pembayaran atas utang jangka pendeknya. Sehingga perusahaan perlu melakukan
evaluasi terus menerus dalam mengelola persediaannya (akun inventory), mengelola
piutang (accounts receivable), dan mengelola utang jangka pendenya (accounts
payable).
Solvency Analysis
Terminologi Solvency Analysis
Pengertian
Solvabilitas (solvency) adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar baik
utang jangka panjangnya (long-term debt) maupun semua obligasi yang dimiliki. Solvabilitas
menjadi hal yang penting untuk diketahui seorang pengguna laporan keuangan karena dapat
mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan di bisnis yang dijalaninya dalam kurun
waktu yang lama. Saat sebuah perusahaan tidak memiliki dana yang cukup, seringkali
perusahaan bersangkutan dinyatakan bangkrut atau pailit. Singkatnya, solvabilitas berguna
untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan untuk kurun waktu ke depan yang panjang.
Elemen yang penting untuk mengukur solvabilitas adalah bagaimana keadaan capital
structure sebuah perusahaan. Maka, untuk mengukur solvency yang dipengaruhi capital
structure tersebut, kami menggunakan berbagai macam analysis tools seperti Comparative
Analysis, Common-size Analysis, dan Ratio Analysis.
104
Langkah Solvency Analysis
a. Comparative Analysis
● Income Statement
105
sebelum pajaknya dapat dilihat di potongan Income Statement di bawah ini untuk
periode 2019-2021.
Salah satu bukti lain dapat dilihat jika dibandingkan dengan perusahaan
yang bergerak di industri lain, contohnya PT Garuda Indonesia (GIAA). Pada
106
tahun 2020, Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar 2,592,583,535 USD
yang merupakan dampak pandemi terhadap proses bisnis dari perusahaan
107
Sepanjang periode 2016 sampai 2021, PT Siantar Top mengakui adanya
Beban Obligasi dan Beban Bunga Bank. Dari 2016 sampai 2021 baik Beban
Obligasi maupun Beban Bunga Bank mengalami downtrend angka bebannya,
yang artinya perusahaan dalam kurun waktu 6 tahun ini melakukan pembayaran
terhadap beban obligasi dan beban bunga bank, serta hanya melakukan
penerbitan obligasi yang tidak terlalu banyak pada 2020, yang mengakibatkan
jumlah beban obligasi dan beban bunga bank menjadi semakin berkurang dari
angka 60,372,688,173 di 2017 ke hanya 5,511,950,822 di 2021.
108
Struktur liabilitas jangka panjang dari PT Siantar Top dari 2016 ke
2021 cenderung stabil untuk jaminan pelanggan, yang berada di sekitar angka 1
sampai 2M rupiah per tahunnya. Sementara itu, untuk pajak tangguhan dan
imbalan kerja (employee benefit) dari tahun ke tahun mengalami trend yang
cenderung naik meskipun untuk estimasi atas imbalan kerja terjadi penurunan di
2021 sebesar 16,524,434,207 rupiah atau 14.25%. Sebenarnya, Siantar Top
memiliki utang bank jangka panjang yang semuanya sudah lunas pada 2018 lalu.
Beberapa bank yang meminjamkan uangnya ke Siantar Top di antaranya adalah
PT Bank Central Asia, Indonesia Eximbank, dan PT Bank Mandiri.
109
Untuk ekuitas, Siantar Top dari tahun ke tahun memiliki jumlah capital
stock yang sama yaitu 131M rupiah sebab Siantar Top dalam kurun waktu 6
tahun ini tidak mengedarkan saham baru. Komponen ekuitas lain dari Siantar
Top cenderung stabil dari tahun ke tahun dan memiliki pola yang cenderung
naik.
110
b. Common-size Analysis
● Income Statement
111
Laba sebelum pajak Siantar Top selama periode 2016 sampai 2021
mengalami penurunan secara komposisinya. Pada 2016 sampai 2018, laba
sebelum pajak bisa melebihi jumlah penjualan neto, salah satu faktornya adalah
karena adanya pendapatan lain-lain yang nilainya besar dan membuat angka laba
sebelum pajak juga besar. Sedangkan, tahun 2019 sampai 2021, komposisi laba
tertinggi hanya sedikit melebihi angka 20% pada tahun 2020 dan turun lagi di
2021. Penyebab dari menurunnya komposisi ini adalah beban pada 2019-2021
lebih tinggi relatif terhadap tahun 2016-2018, serta pendapatan lain-lain yang
cukup rendah relatif dengan naiknya beban penjualan sehingga membuat angka
akhir laba sebelum pajak menjadi rendah juga.
112
● Statement of Financial Position
113
Ketiga komponen liabilitas jangka panjang memiliki komposisi yang
cenderung stabil dari tahun ke tahun, dengan masing-masing memiliki trend
yang meningkat. Kenaikan employee benefit disebabkan oleh kenaikan
penambahan tahun berjalan, keuntungan aktuaria yang meningkat lebih dari 18M
dari 2019, dan liabilitas awal yang lebih tinggi 9M.
114
2021, hal ini salah satunya disebabkan oleh laba ditahan yang tiap tahun
angkanya semakin tinggi, yang membuat porsi dari laba ditahan jika
dibandingkan dengan total ekuitas juga semakin tinggi, otomatis
komponen-komponen lain akan wajar jika mengalami penurunan secara
komposisi.
115
116
117
118
Dari pie chart tahun 2016 sampai 2021 di atas, terdapat satu akun yang
di setiap tahunnya mendominasi struktur pendanaan dari liabilitas dari Siantar
Top. Dengan mengambil hanya akun-akun permanen saja, utang usaha pihak
ketiga selalu memiliki porsi paling besar dibandingkan dengan akun-akun
lainnya, diikuti employee benefit, utang pajak, beban masih harus dibayar, dan
akun yang lainnya. Tingginya utang usaha pihak ketiga tentu saja menjadi hal
yang wajar apalagi bagi perusahaan seperti Siantar Top sebab perusahaan ini
bergerak di industri Fast Moving Consumer Goods. Ditambah, dari Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK) perusahaan, didetail bahwa utang usaha pihak ketiga
berisi utang-utang perusahaan ke pemasok (supplier) baik dalam negeri maupun
luar negeri seperti gambar di bawah (laporan keuangan 2021)
119
c. Ratio Analysis
● Capital Structure
1. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio leverage yang menghitung bobot total
utang dan liabilitas keuangan terhadap total ekuitas pemegang saham. Berbeda
dengan debt to asset ratio yang menggunakan total aset sebagai penyebut, Rasio
Debt to Equity menggunakan total ekuitas. Rasio ini menyoroti bagaimana
struktur modal perusahaan condong ke arah pembiayaan utang atau ekuitas. Dari
grafik, dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki capital structure yang lebih
cenderung ke arah ekuitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin kecilnya
angka Debt to Equity Ratio perusahaan dari tahun ke tahun yang berarti juga
perusahaan memiliki jauh lebih banyak ekuitas dari pada utangnya.
120
2. Long-term and Short-term Debt to Equity Ratio
Long term debt to equity ratio menunjukkan berapa banyak aset bisnis
yang dibiayai oleh kewajiban keuangan jangka panjang, seperti pinjaman. Untuk
menghitung rasio utang terhadap ekuitas jangka panjang, utang jangka panjang
dibagi dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang dan dapat
menentukan pengaruh/ leverage yang diambil oleh suatu perusahaan. Semakin
rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang. Sebaliknya,
jika rasio ini relatif tinggi, hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan berada
dalam risiko kebangkrutan yang disebabkan karena tidak dapat membayar biaya
bunga hutangnya jika arus kas menurun. Sebaliknya, short term debt to equity
ratio digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup
utang jangka pendek perusahaan. PT Siantar Top sendiri secara struktur tidak
mengandalkan utang jangka panjang untuk mendanai bisnisnya, oleh sebab itu,
long term debt to equity yang dimiliki perusahaan sangatlah kecil, dibuktikan
dengan angka ratio yang selama 2016 sampai 2021 tidak pernah menyentuh
121
angka 0.1. Berbeda dengan long term debt, short term debt to equity ratio jauh
lebih banyak digunakan perusahaan dalam strukturnya, dapat dilihat dari ratio
yang mencapai 0.41 di 2018 meskipun pada 2016 dan 2017 baru 0.02. Artinya,
perusahaan lebih banyak mengandalkan short-term debt dalam membangun
capital structure nya, yang dapat berarti juga perusahaan harus siap juga dalam
melunasi kewajiban jangka pendek yang hanya memiliki kurun waktu 1 tahun
atau kurang.
Short term debt to total debt ratio adalah rasio yang membandingkan
hutang jangka pendek terhadap total hutang. Rasio ini dapat membantu investor
untuk menganalisis dan memahami proporsi hutang yang akan jatuh tempo
dalam waktu dekat. Rasio ini akan menunjukkan perusahaan akan dapat
memberikan pembayaran atas kewajiban jangka pendek yang masih ada. Dalam
konteks ini, hutang jangka pendek mencakup kewajiban dengan jangka waktu
pembayaran kurang dari satu tahun sejak penerbitan awal (seperti obligasi).
Melanjutkan dari ratio yang ada di poin 2, yaitu long term dan short term debt to
122
equity, karena perusahaan sudah jelas lebih banyak menggunakan short term debt
dibandingkan long term debt, maka sudah wajar jika di grafik terlihat bahwa
rasio short term debt terhadap keseluruhan debt lebih dari 1, terutama di tahun
2018. Artinya, perusahaan dalam jangka 1 tahun mempunyai kewajiban yang
harus dilunasi lebih banyak dari pada kewajiban yang harus dilunasi lebih dari 1
tahun lagi.
Asset to Equity adalah rasio total aset dibagi dengan ekuitas pemegang
saham. Rasio ini menunjukkan hubungan total aset perusahaan dengan bagian
yang dimiliki oleh pemegang saham (alias, ekuitas pemilik). Rasio ini
merupakan indikator leverage (hutang) perusahaan yang digunakan untuk
membiayai perusahaan.
123
dibandingkan dengan bisnis sejenis. Rasio yang relatif tinggi (menunjukkan
banyak aset dan sangat sedikit ekuitas) dapat mengindikasikan bahwa
perusahaan telah mengambil hutang yang besar hanya untuk mempertahankan
bisnisnya. Tapi rasio aset/ekuitas yang tinggi juga bisa menunjukkan perusahaan
yang dengan bijak "berdagang di ekuitas." Dengan kata lain, terdapat rasio
aset/ekuitas yang tinggi karena pengembalian modal pinjaman melebihi biaya
modal tersebut. Berdasarkan grafik, seiring bertambahnya waktu, perusahaan
lebih banyak menggunakan ekuitasnya untuk mendanai aset yang dimiliki,
terbukti dengan semakin mendekatnya ratio ke angka 1.
● Earnings Coverage
1. Times Interest Earned Ratio
124
pinjaman untuk meminjamkan lebih banyak uang kepada perusahaan. Cara
menghitung rasio ini adalah dengan membagi Laba sebelum pajak dan bunga
(EBIT) dengan beban keuangan. Dari periode 2016 sampai 2021 dapat dilihat
bahwa Siantar Top memiliki rasio yang naik setiap tahunnya, dan setiap
tahunnya rasio bernilai lebih dari 1. Artinya, perusahaan mampu membayar
setiap utang bunganya dengan laba operasional yang dimiliki dengan mudah.
Perlu diperhatikan dari 2020 ke 2021 terjadi lonjakan angka yang sangat tajam,
yang 2020 hanya 34.00 menjadi 134.44 di 2021. Naiknya rasio dipengaruhi
beberapa hal, yaitu meningkatnya pendapatan lain-lain, menurunnya beban
keuangan yang membuat pembagi menjadi jauh lebih rendah, serta menurunnya
beban umum dan administrasi, dan beban lain-lain.
125
terhadap utangnya. Fungsi dari rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa
mampu perusahaan membayar beban keuangan yang dimilikinya hanya dengan
cash yang dimiliki. Dari grafik, dapat dilihat bahwa perusahaan semenjak tahun
2018 dapat dengan mudah melunasi utang bunganya bahkan hanya dengan cash
yang dimiliki. Melonjaknya angka 2020 ke 2021 merupakan hasil dari
peningkatan saldo kas yang di 2020 senilai 143,139,894,175 menjadi
207,073,828,564 di 2021.
126
BAB 5
PROSPECTIVE ANALYSIS
Langkah-langkah:
1. Total Pendapatan
127
Nilai prospektif dari total pendapatan tahun 2022 didapatkan dari persentase sales
growth tahun 2020 ke 2021 yaitu sebesar 10,3% dan ditambahkan kenaikannya sebesar
2% menjadi 12,3% karena dari beberapa sumber berita disebutkan bahwa pertumbuhan
penjualan dari PT Siantar Top pada tahun 2022 mengalami kenaikan dari pada tahun
2021. Hal ini kami asumsikan terkait dengan keadaan resesi yang akan berlangsung pada
tahun 2023 dan sudah mulai terasa dampaknya di kuartal ketiga tahun 2022. Jika melihat
historical sales growth PT Siantar Top, mereka mengalami kenaikan penjualan yang
sangat besar ketika terjadi resesi akibat COVID-19 di tahun 2019 dan 2020. Lalu kenapa
saat resesi PT Siantar Top malah mengalami kenaikan penjualan sedangkan jika dilihat
kompetitornya, yaitu PT Unilever, mengalami penurunan penjualan pada saat
COVID-19? Kami beranggapan bahwa hal tersebut terjadi karena produk PT Siantar Top
memiliki harga yang relatif lebih murah dari pada produk makanan FMCG lainnya
sehingga ketika COVID-19 melanda, produk PT Siantar Top dijadikan sebagai produk
substitusi dari barang-barang kompetitor yang lebih mahal. Selain itu Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga turut meningkatkan konsumsi snack di
masyarakat karena mereka harus berdiam diri di rumah masing-masing dan snack
tersebut menjadi teman selama PPKM.
Untuk tahun 2023, kami menambahkan kenaikan sales growth-nya menjadi
15,3% karena pada tahun 2023 dianggap menjadi puncak keadaan resesi sehingga
kenaikannya lebih besar daripada untuk tahun 2022. Lalu untuk tahun 2024 sales
growth-nya menurun menjadi 14,3% karena dianggap bahwa dampak resesi sudah cukup
menurun namun masih berdampak. Untuk tahun 2025 sales growth-nya semakin
menurun menjadi 12,3% karena dampak resesi sudah semakin menurun. Semua sales
growth ini kami kalikan dengan total pendapatan pada tahun sebelumnya. Alasan
mengapa kami membuat semua sales growth-nya berbeda-beda adalah karena setiap
tahun sales growth dari PT Siantar Top juga mengalami perubahan yang fluktuatif
sehingga untuk menjadikan prospektif ini lebih reliable kami juga mengikuti hal tersebut
dengan memasukan beberapa asumsi dari faktor luar.
128
2. Laba Kotor
Nilai prospektif dari laba kotor dihitung dengan menggunakan gross profit margin
yang dikalikan dengan prospektif total pendapatan di masing-masing tahun. Untuk tahun
2022, gross profit margin yang digunakan masih menggunakan % yang sama dengan
tahun 2021 yaitu sebesar 24,33%, sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya kami
menggunakan gross profit margin yang berbeda-beda mengikuti dengan historical gross
profit margin PT Siantar Top yang selalu berubah-ubah juga namun perubahannya cukup
kecil setiap tahunnya yaitu antara 1-5%. Perubahan tersebut juga kami kaitkan dengan
keadaan resesi karena untuk tahun 2019, gross profit margin PT Siantar Top mengalami
kenaikan yang paling besar yaitu 5% sehingga hal tersebut membuktikan bahwa keadaan
resesi berdampak favourable yang cukup besar bagi PT Siantar Top. Maka untuk tahun
2023 kami menggunakan % gross profit margin sebesar 25,33%, untuk tahun 2024
sebesar 26,33%, dan untuk tahun 2025 sebesar 26,33% juga.
129
4. Total Beban Usaha
Nilai prospektif dari total beban usaha dihitung dengan menggunakan operating
expenses to sales ratio yang dikalikan dengan total pendapatan masing-masing tahun.
Jika melihat historical operating expenses to sales ratio dari PT Siantar Top selama 6
tahun terakhir, dapat dilihat bahwa rasionya mengalami kenaikan dan penurunan setiap
tahunnya (fluktuatif), serta di tahun 2019 dan 2020 yang sedang ada resesi, rasio
operating expenses to sales-nya juga mengalami penurunan yang lebih besar daripada
biasanya. Maka untuk prospektif tahun 2022, operating expenses to sales ratio-nya
dikurangi sebesar 0,2% daripada tahun 2021 sehingga menjadi 9,32%. Untuk tahun 2023
penurunannya lebih besar daripada tahun 2022, yaitu menjadi 9,02%. Untuk tahun 2024
dan 2025 dianggap dampak resesinya sudah berkurang sehingga rasionya mengalami
kenaikan daripada tahun 2023 yaitu menjadi 9,22% dan di tahun 2025 menjadi 9,42%.
5. Laba Usaha
Nilai prospektif dari laba usaha dihitung dari nilai prospektif laba kotor (yang
sudah dihitung di step 2) dikurangi dengan nilai prospektif total beban usaha (yang sudah
dihitung di step 4) di masing-masing tahun.
130
6. Penghasilan/Beban Lain-lain
Nilai prospektif dari penghasilan/beban lain-lain didapat dari other income and
expenses to sales ratio yang dikalikan dengan total pendapatan dari masing-masing
tahun. Jika melihat dari historical ratio-nya, maka dapat dilihat bahwa rasio tersebut
selalu mengalami kenaikan yang tadinya dimulai pada angka negatif (beban lebih besar
daripada pendapatan) menjadi selalu naik sampai ke positif (pendapatan lebih besar
daripada beban). Maka untuk tahun 2022 angka rasionya dinaikan menjadi 3,51%, tahun
2023 sebesar 3,41%, tahun 2024 sebesar 3,71%, dan tahun 2025 menjadi sebesar 4,21%.
7. Laba Sebelum Pajak
Nilai prospektif dari laba sebelum pajak milik PT Siantar Top didapatkan dari
nilai prospektif total usaha (yang sudah dihitung di step 5) ditambahkan dengan nilai
prospektif penghasilan/beban lain-lain (yang sudah dihitung di step 6) di masing-masing
tahun.
131
8. Beban Pajak Penghasilan
Nilai prospektif dari beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan
income tax ratio tahun 2021, yaitu sebesar 19,3%, dan dikalikan dengan nilai prospektif
dari laba sebelum pajak (yang sudah dihitung di step 7) di masing-masing tahun.
9. Laba dari Operasi yang Dilanjutkan & Laba Bersih Tahun Berjalan
Laba dari operasi yang dilanjutkan dan laba bersih tahun berjalan milik PT Siantar
Top nilainya akan selalu sama karena tidak ada operasi yang akan di-discontinued. Nilai
prospektif dari laba bersih tahun berjalan ini dihitung dari nilai prospektif laba sebelum
pajak (yang sudah dihitung di step 7) dikurangi dengan nilai prospektif beban pajak
penghasilan (yang sudah dihitung di step 8) di masing-masing tahun.
132
1. Kas dan Setara Kas
Nilai kas dan setara kas prospektif ini didapat dari nilai kas dan setara kas akhir
pada laporan arus kas prospektif perusahaan. Dimana diestimasi nilainya
mengalami peningkatan sebesar 29% dari 2022 ke 2023, penurunan sebesar 9%
dari 2023 ke 2024, dan peningkatan 12% dari 2024 ke 2025.
133
2. Investasi Jangka Pendek
Nilai investasi jangka pendek perusahaan didapat dari nilai investasi jangka
pendek awal ditambah atau dikurangi dengan aktivitas pencairan atau
penambahan di laporan arus kas prospektif perusahaan.
3. Piutang Usaha
Nilai piutang usaha perusahaan didapat dari perhitungan nilai pendapatan
perusahaan dikali dengan asumsi rasio reveivable turnover perusahaan.
4. Persediaan
Nilai persediaan perusahaan diasumsikan mengalami peningkatan sebesar 10%
dari tahun ke tahun karena berdasarkan peningkatan nilai persediaan dari
tahun-tahun sebelumnya sekitar 15%. Peningkatannya mengalami penurunan
karena dianggap perputaran persediaan perusahaan semakin cepat karena rasio
dari inventory turnover yang juga semakin meningkat dari tahun ke tahun.
134
Namun peningkatan aset tetap pada akun neraca ini tidak signifikan dan tidak
langsung ditambah dengan sebesar nilai perolehan aset tetapnya karena selain
nilai aset tetap perusahaan yang bertambah pastinya ada nilai accumulated
depreciation perusahaan yang ikut bertambah,
6. Utang Bank
Pembayaran dan penambahan utang bank ini disesuaikan dengan aktivitas
pendanaan perusahaan pada laporan arus kas prospektif perusahaan.
7. Utang usaha
Nilai utang usaha dihitung dengan menggunakan rasio days purchases in accounts
payable perusahaan. Dimana diasumsikan periodenya mengalami penurunan
akibat nilai utang lancar perusahaan yang terus mengalami peningkatan di 5 tahun
terakhir sehingga vendor juga tidak bisa memperpanjang durasi pembayarannya
namun mempersempitnya menjadi 28 hari. Sehingga nilai utang usaha
prospektifnya didapat dari nilai Cost of Goods Sold prospektif/360 dikali dengan
28 hari.
9. Utang obligasi
135
Nilai utang obligasi prospektif ini didapat dari nilai penambahan dan pembayaran
utang obligasi perusahaan pada aktivitas pendanaan di laporan arus kas
perusahaan prospektif.
Secara keseluruhan, nilai aset lancar perusahaan mengalami peningkatan sebesar 32%
pada tahun 2023. Lalu pada tahun berikutnya di tahun 2024 mengalami peningkatan
sebesar 23%. Setelah itu di tahun 2025 akhir, mengalami peningkatan sebesar 22%.
Persentase peningkatan di tahun 2023 meningkat jauh disebabkan karena adanya asumsi
resesi yang tajam di tahun 2023 yang menyebabkan penjualan produk perusahaan
semakin meningkat akibat peralihan pembelian produk dari yang mewah menjadi produk
yang ada substitusinya. Lalu pada tahun 2024 dan 2025 diasumsikan resesi nasional
sudah mengalami kestabilan lagi.
Berbeda dengan peningkatan nilai aset tidak lancarnya yang meningkat sebesar 4% dari
tahun 2022 ke 2023. Lalu diikuti dengan peningkatan sebesar 13% di tahun 2024. Dan
terakhir di tahun 2025 terdapat peningkatan sebesar 7%. Hal ini disebabkan karena
perusahaan diasumsikan melakukan pembelian aset tetapnya selama 4 tahun ke depan
tanpa melakukan transaksi penjualan asetnya.
136
Terakhir di tahun 2025, terdapat terdapat peningkatan kembali sebesar 6% karena adanya
penambahan utang jangka pendek perusahaan.
Terakhir pada bagian ekuitas perusahaan, mengalami peningkatan sebesar 21% di tahun
2023, 2024, dan 2025 karena penambahan yang stabil dari nilai laba ditahan perusahaan.
Secara keseluruhan kinerja perusahaan secara prospektif diprediksi akan mengalami
peningkatan yang stabil sebesar 17% dari tahun ke tahun. Sehingga perusahaan dinilai
cukup stabil dan mampu bertahan di era resesi.
137
Prospective Cash Flow
Berikut ini merupakan perhitungan prospektif Cash Flow untuk perusahaan PT Siantar Top
menurut kelompok:
Langkah-langkah:
a. Menggunakan asumsi yang ada pada website: finbox.com/IDX:STTP
b. Lalu didapatkan estimasi atau prospektif dari free cash flow serta capital expenditure
yaitu tertera di bawah ini:
c. Setelah itu dapat diketahui cash flow from operation berdasarkan perhitungan matematika
di bawah ini
138
Cash flow from operations - net capital expenditure required to maintain productive
Free cash
capacity
flow
-dividends on preferred stock and common stock (assuming a payout policy)
139
serta pembayaran gaji (yang benar-benar mengeluarkan kas). Pembayaran ini diketahui
meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun ke 2024 dan 2025 tidak ada peningkatan
terkait pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan karena diasumsikan tidak ada
perubahan yang sangat signifikan terkait pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan.
Rata-rata peningkatan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan yaitu sebesar
1-2%.
140
(2) Pencairan investasi jangka pendek
Jumlah kenaikan dan penurunan pencairan investasi jangka pendek menggunakan
asumsi dari angka-angka sebelumnya. Namun karena pada tahun 2016 hingga tahun 2021
nilai dari pencairan investasi jangka pendek sangat berfluktuatif dan ada yang bernominal
positif ataupun negatif sehingga tidak bisa menggunakan persentase kenaikan atau
penurunan tahun sebelumnya. Menurut kelompok, diperlukan sifat konservatif dalam
menentukan nilai pencairan investasi jangka pendek maka dari itu tidak ada angka positif
ataupun kenaikan signifikan.
(1) Pembayaran hutang bank jangka panjang serta pembayaran hutang obligasi
Pada tahun 2024 dan 2025 adanya pengeluaran uang untuk pembayaran hutang
bank jangka panjang serta pembayaran hutang obligasi. Hal ini berdasarkan pada kinerja
cash flow sebelumnya yang mana sering timbul pelunasan hutang jangka panjang ketika
total arus kas dari aktivitas operasi meningkat secara signifikan.
Kenaikkan atau penurunan kas tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya walaupun ada
peningkatan serta penurunan yang signifikan pada tahun 2024. Penurunan pada tahun 2024
disebabkan dari, pada tahun 2023 diperkirakan arus kas meningkat pesat maka dari itu ada
kelebihan kas yang bisa dialokasikan pada pelunasan hutang obligasi dan hutang bank serta
141
pembelian aset tetap. Hal ini dilakukan agar tidak ada kas yang menganggur sehingga bisa
diinvestasikan.
Valuation
Untuk Weighted Average Cost of Capital (WACC), diambil nilai tengah (mid) sebesar 8,8%
yang nanti akan digunakan untuk perhitungan Intrinsic Value
2023 Asumsi penurunan sales adalah sama seperti di 2023, sebab sejak tahun
2023 dianggap bahwa batasan-batasan yang berhubungan dengan
2024
pandemi Covid-19 telah berakhir dan pada 2023 sampai 2025 (Terminal
2025 Year) diperkirakan tidak akan ada unexpected events yang dapat
membuat penjualan perusahaan berfluktuatif.
142
Fixed Asset Turnover dari tahun ke tahun:
2022 Asumsi fixed asset turnover dari PT Siantar Top dari tahun ke tahun
cenderung stabil di angka sekitar 1.8% dengan angka spesifik sebagai
2023
berikut:
2024 - 2022 = 1.73%
- 2023 = 1.85%
2025 (Terminal
- 2024 = 1.93%
Year)
- 2025 = 1.84%
Intrinsic Value
Perhitungan intrinsic value dilakukan dengan menggunakan metode Residual Income dengan
asumsi-asumsi:
● Jumlah shares issued tidak berubah sampai akhir tahun 2025 yaitu sebanyak 1,31M
lembar
● Cost of Capital = 8,8%
● Tidak ada pembagian dividen sampai 2025
● Growth rate yang digunakan sebesar 4,3%
143
(-) Capital charge 316.74 386.25 468.93 559.53
12,022.80
144
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam, K.R. 2014. Financial Statement Analysis, 11th edition, USA: McGrawHill.
Sihombing,Helda.2019.”Dari Siantar jadi Orang Terkaya Indonesia, Ini Kisah Pendiri Siantar
Top”.Lifepal.https://lifepal.co.id/media/dari-siantar-jadi-orang-terkaya-indonesia-ini-kisah-pendi
ri-siantar-top/
https://www.medcom.id/rona/wisata-kuliner/DkqVgdeK-ngemil-sudah-menjadi-budaya-indonesi
a
Octaviani, S., & Komalasari, D. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas
Terhadap Harga Saham. JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi, 4(1).
145