0% found this document useful (0 votes)
26 views24 pages

Implementasi Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli Kepula

253481389 Implementasi Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli Kepula
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
26 views24 pages

Implementasi Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli Kepula

253481389 Implementasi Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli Kepula
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 24

THE IMPLEMENTATION OF BPJS 2014 NO.

1 REGULATION ON THE
GUARANTEE OF HEALTH MANAGEMENT AT BPJS BRANCH OFFICE OF
GUNUNGSITOLI NIAS ISLAND OF NORTH SUMATERA PROVICE
(Study on Membership Services)

Elfin Otomosi Gulo


ABSTRACT

To organize the health insurance, the health of BPJS issued the regulation of BPJS
2014 No. 1 on the management of health insurance. In the practice, there are many
problems so that the management implementation of health insurance has not been
completely worked as expected. This Thesis discusses on the implementation of health
insurance in BPJS Branch Office of Gunungsitoli Nias Islands of North Sumatera
Province. The goal of this discussion is to describe the implementation of BPJS regulation
2014 No. 1 on the implementation of health insurance in branch office of BPJS in
Gunungsitoli Nias Island of North Sumatera province. The Description in this discussion
using implementation theory of Donald Van Metter and Carl Van Horn, with six variables,
which are the size and the purpose of policy, resources, the characteristics of
implementing agent, attitude/tendency of implementing agent, inter-organizational
communication and implementing activity and economy, social and politics environment.
The type of this thesis is descriptive study. The technique of collecting data through
observation, interviews and documentation. Subject of the research in this thesis are
staff/employees\of BPJS office, the doctors of health center and BPJS participants with the
techniques of Miles and Hubberman interactive model analysis data.
In the implementation of BPJS Regulation 2014 No. 1 on the Implementation of
The Health Insurance Branch Office of BPJS Gunungsitoli Nias Islands North Sumatera
that still not going well. This happens due to the lack of human resources at BPJS of
Branch Gunungsitoli , the lack of medical personnel in hospitals and health centers of Nias
Islands, unavailability of adequate facilities at the hospital or health center, the great
coverage of the region, namely the four districts and one the city, the lack of
communication and coordination between BPJS Branch Gunungsitoli with other
enforcement agencies such as officers in public clinics and health centers still lack an
explanation/dissemination to the public related to the implementation of health insurance.
In conclusion, the implementation of BPJS Regulation 2014 No. 1 on the
Implementation of the Health Insurance BPJS Branch Office of Gunungsitoli Nias Islands
has been done, but there are many obstacles in its implementation. The advice given that
BPJS Branch Office of Gunungsitoli shoud be added human resources, adding medical
personnel, equip the lacking health facilities, increasing the number of BPJS office in each
district city, improve communication and coordination to the other operators and the public
in order to realize the better implementation of health guarantee for all people in Nias and
facilitate the public in obtaining health care .
Key Words: Implementation, Health Insurance
1

jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari

Latar Belakang Masalah


Pemerintah

tua,

mengeluarkan

Badan

tentang Badan Penyelenggara Jaminan


sebagai

pengganti

Sosial

sekaligus

Penyelenggara

Jaminan

Kesehatan.

PT.Taspen,

dengan

mempercepat

harapan

terselenggaranya

90.

dapat

Jaminan

Sosial

Pusat

untuk

kepada

: Sosialisasi oleh BPJS masih sangat


kurang, Sistem BPJS yang masih belum
siap, masalah pelayanan penunjang bagi

BPJS

peserta karena tidak semua rumah sakit

sebagaimana diatur pada Undang-undang

memiliki

nomor 24 tahun 2011 pasal 5 ayat 2

menyelenggarakan

kesehatan
Ketenagakerjaan

sedangkan

yang

memadai,

(http://manajemenrumahsakit.net/2014/01

ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan dalam


ini

fasilitas

infrastruktur layanan dan sebagainya

terdiri atas BPJS Kesehatan Dan BPJS

hal

Manajemen

bahwa masalah yang dihadapi antara lain

menyelenggarakan

Presiden.

dan

oleh BPJS kesehatan, didapat informasi

selanjutnya

program jaminan sosial, dan bertanggung


jawab

Kebijakan

pengamatan terhadap pelaksanaan JKN

disingkat BPJS adalah badan hukum yang


dibentuk

BPJS

Kesehatan (PKMK), yang melakukan

Penyelenggara

yang

pelaksanaannya,

atau kendala yang dihadapi. Menurut

Dalam Undang-undang nomor 24


Badan

Dalam

Kesehatan menemui berbagai masalah

sistem

Indonesia.

2011,

Peraturan BPJS Kesehatan

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Pasal

jaminan nasional bagi seluruh rakyat

tahun

dalam

2014 sesuai dengan Peraturan BPJS

yang

secara resmi berjalan pada 1 Januari


2014,

pedoman

ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

Badan

Sosial

sebagai

mengeluarkan

2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan

dari keempat Badan Usaha Milik Negara

PT.Askes.

Jaminan

Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 tahun

Jaminan Sosial merupakan transformasi

dan

Penyelenggara

melalui Peraturan Badan Penyelenggara

Sosial Nasional. Badan Penyelenggara

PT.Asabri,

jaminan

pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan

Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan

PT.Jamsostek,

dan

Kesehatan

Peraturan

penyempurna Undang-undang Nomor 20

yaitu

pensiun

kematian.

Undang-Undang nomor 24 tahun 2011

Sosial

jaminan

/permasalahan-dalam-pelaksanaan-jkn/).

jaminan

Hal senada di ungkapkan oleh The

BPJS

Indonesia

menyelenggarakan

penelitian
2

Institute
yang

dalam

berjudul

jurnal
Jaminan

Kesehatan untuk Masyarakat Miskin

Jambi Kailani menekankan pentingnya

Kota Dari Implementasi hingga Harapan

sinkronisasi

Pembangunan

pelaksanaan

Kesejahteraan

Paska

dan

perbaikan
BPJS

dalam

kesehatan

Pilpres 2014 Sosialisasi yang dilakukan

(http://jambi.antaranews.com/berita/303911/

secara parsial hanya kepada para ketua

masih-ditemui-masalah-dalam-

RW menyebabkan masyarakat kota pada

penyelenggaraan-bpjs-kesehatan).

umumnya tidak mendapatkan informasi

Masalah unik terjadi di kantor

yang lengkap tentang JKN ini. Baik

BPJS Kesehatan Unit Kantor Layanan

tentang

beserta

Kepesertaan Kabupaten Nias. Menurut

persyaratan-persyaratan untuk mengakses

Kepala Kantor Layanan Kepesertaan

JKN,

ketersediaan

Kabupaten Nias, Demon Rivai Silalahi

layanan serta fasilitas yang diberikan oleh

pada waktu wawancara awal secara tidak

sistem JKN ini. Selain itu, Keterbatasan

langsung kepada penulis tanggal 23

infrastruktur penunjang penerapan JKN,

Agustus 2014 mengatakan bahwa selain

adalah tantangan lain dari implementasi

kurangnya sumber daya manusia dan

JKN ini. Terdapat warga miskin yang

kurangnya fasilitas yang tersedia. Kantor

mengeluhkan kurangnya jumlah ruang

BPJS

rawat inap kelas 3 di Rumah Sakit peserta

kabupaten dan 1 kota, dan kantor ini

JKN. Selain itu juga terdapat masyarakat

hanya berstatus sebagai Kantor Layanan

yang mengeluhkan minimnya fasilitas

Kepesertaan

pada ruang rawat inap kelas 3.

semacam Unit Cabang Pembantu yang

proses

maupun

administrasi

tentang

Masalah serupa diungkapkan oleh

Kesehatan

bernaung

ini

melayani

Kabupaten

dibawah

Nias

Kantor

atau

BPJS

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Irgan

Kesehatan Cabang Sibolga, Kabupaten

Chairul Mahfiz sewaktu mengadakan

dan kota tersebut antara lain Kabupaten

kunjungan kerja ke Provinsi Jambi,

Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten

masalah tersebut antara lain : masih

Nias Utara dan Kota Gunungsitoli. Beliau

belum

mengatakan

cairnya dana

BPJS Jaminan

bahwa

pada

tanggal

Kesehatan Nasional, Pendataan Peserta

Oktober 2014, pulau Nias baru memiliki

dan catalog obat-obatan. Lanjut Irgan,

Cabang

permasalahan dalam pelaksanaan BPJS

Kesehatan

itu

kurang

Kepulauan Nias yang membawahi 4

tersosialisasikannya lebih awal tentang

Kabupaten dan 1 Kota, yaitu Kabupaten

BPJS. Sementara itu Plt Sekda Provinsi

Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan,

muncul

karena

sendiri

yaitu

Cabang

Kantor

BPJS

Gunungsitoli

Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara

implementasi Peraturan BPJS Kesehatan

dan Kota Gunungsitoli. Beliau juga

Nomor

mengakui

bahwa

sosialisasi

BPJS

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, dan

kesehatan

kepada

masyarakat

masih

apa sajakah yang menjadi kendala-

Tahun

2014

belum maksimal lantaran sumber daya

kendala

dan fasilitas yang tersedia masih minim,

Penelitian

masalah lain adalah luas wilayah yang

menggunakan

begitu besar yaitu 3 kabupaten dan 1 kota

Donald Van Metter dan Carl Van Horn

membuat

untuk

dengan enam variabel yaitu variabel

menjangkau secara keseluruhan. Staf

ukuran dan tujuan kebijakan, sumber

atau SDM yang dimiliki oleh BPJS

daya,

karakteristik

agen

pelaksana,

Kesehatan ini sampai saat ini hanya

sikap/kecenderungan

para

pelaksana,

Berjumlah 6 orang dan melayani sampai

komunikasi, dan lingkungan ekonomi,

saat itu kurang lebih 400.000 Jiwa yang

sosial

sudah mendaftar jadi anggota BPJS dari 3

menggunakan

Kabupaten dan 1 Kota.

karena sesuai dengan beberapa masalah

mereka

kesulitan

untuk

peneliti

implentasi

ini

membahas

pelaksanakan
Peraturan

atau
BPJS

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

dan

Penyelenggaraan

rehabilitasi termasuk pelayanan obat dan

Jaminan

Kesehatan,

khususnya di BPJS Kesehatan Cabang

bahan medis habis pakai sesuai dengan


yang

model

implementasikan

kesehatan yang mencakup pelayanan

medis

Alasan

Donald Van Metter dan Carl Van Horn

peserta berhak memperoleh pelayanan

kebutuhan

politik.

implementasi

ditawarkan dalam model implementasi

Tahun 2014 yang mengatur bahwa setiap

kuratif,

model

dianalisis

sesuai dengan variabel-variabel yang

70

Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1

preventif,

dan

akan

luas wilayah dan sebagainya, yang hal ini

kesehatan sebagaimana yang diatur dalam

promotif,

ini

daya, fasilitas, koordinasi/komunikasi,

acuan bahwa penyelenggaraan jaminan

47 sampai dengan pasal

pelaksanaannya.

diatas yang berkaitan dengan sumber

Masalah di atas dapat menjadi

pasal

dalam

Tentang

Gunungsitoli Nias. Dikarenakan ruang

diperlukan

menurut kesimpulan awal atau hipotesis


peneliti masih belum terlaksana dengan

lingkup

Peraturan

Nomor

Tahun

Penyelenggaraan

baik. Hal ini membuat peneliti tertarik

BPJS
2014

Jaminan

Kesehatan
Tentang
Kesehatan

cukup besar, maka penelitian ini lebih

untuk meneliti lebih lanjut mengenai

memfokuskan
4

pada

pelayanan

kepesertaan. Untuk itu, peneliti akan


melakukan

penelitian

Implementasi

dengan

Peraturan

Metode Penelitian

judul

Jenis

BPJS

Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Cabang

(BPJS) Kesehatan Cabang Gunungsitoli

Gunungsitoli Kepulauan Nias Provinsi

Nias Provinsi Sumatera Utara. Jalan

Sumatera Utara (Studi pada Pelayanan

Diponegoro nomor 395A KM-3 Kota

Kepesertaan).

Gunungsitoli.
penelitian

Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

penelitian

bagaimana

sebagai

Implementasi

Penyelenggaraan

primer(wawancara)

Peraturan

sekunder(dokumen,

Model

dan

data

literatur,dll).Teknik

Pengumpulan Data dalam penelitian ini

Jaminan

adalah Observasi, Wawancara (terstruktur


maupun

Cabang Gunungsitoli Kepulauan Nias

tidak

tersestruktur)

Dokumentasi.

Provinsi Sumatera Utara (Studi pada

Dalam

Pelayanan Kepesertaan)?

dan

Teknik Analisis Data

penelitian

ini

menggunakan

analisis data model interaktif dari Miles

Tujuan Penelitian

dan Hubberman.
rumusan

masalah

Pembahasan

diatas, maka tujuan penelitian ini

Kebijakan

mendeskripsikan Implementasi Peraturan

merupakan

BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014


tentang

berdasarkan

pada

digunakan pada penelitian ini ada data

berikut

Kesehatan di Kantor BPJS Kesehatan

Berdasarkan

ini

Penelitian

Carl Van Horn. Sumber Data yang

BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014


tentang

Fokus

Implementasi Donald Van Metter dan

belakang

masalah diatas, maka dapat dirumuskan


masalah

adalah

Pelaksanaan penelitian ini adalah Kantor

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di


BPJS

ini

penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

kantor

penelitian

Penyelenggaraan

pada

upaya-upaya

dasarnya
untuk

memecahkan suatu permasalahan yang

Jaminan

terjadi di masyarakat/publik. Menurut

Kesehatan di Kantor BPJS Kesehatan

Carl Friedrich dalam Agustino (2008:7)

Cabang Gunungsitoli Kepulauan Nias

menyatakan bahwa kebijakan adalah

Provinsi Sumatera Utara (Studi pada

serangkain tindakan atau kegiatan yang

Pelayanan Kepesertaan).

diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau


pemerintah
5

dalam

suatu

lingkungan

tertentu

dimana

hambatan

terdapat

hambatan-

(kesulitan-kesulitan)

rakyat Indonesia, Badan Penyelenggara

dan

Jaminan Sosial Kesehatan mengeluarkan

kemungkinan-kemungkinan

Peraturan

(kesempatan-kesempatan)

sebagai

pedoman

dalam

dimana

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan

agar

melalui Peraturan Badan Penyeleggara

untuk

Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 tahun

mencapai tujuan yang dimaksud. Untuk

2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan

maksud dari kebijakan sebagai bagian

Kesehatan.

dari kegiatan, Friedrich menambahkan

ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

ketentuannya bahwa kebijakan tersebut

2014 sesuai dengan Peraturan BPJS

berhubungan

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Pasal

kebijakan
berguna

tersebut
dalam

diusulkan

mengatasinya

dengan

penyelesaian

beberapa maksud dan tujuan.


Dengan

tujuan

Peraturan BPJS Kesehatan

90.
untuk

Kebijakan

tersebut

merupakan

mengembangkan sistem jaminan sosial

kebijakan yang menyangkut hajat hidup

bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

seluruh

masyarakat yang lemah dan tidak mampu

berupa program jaminan kesehatan untuk

sesuai dengan martabat kemanusiaan,

seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu

serta bertanggung jawab atas penyediaan

implementasi kebijakan ini sarannya

fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

dilakukan seoptimal dan semaksimal

pelayanan umum yang layak, pemerintah

mungkin sehingga memberikan dampak

Indonesia membuat

membuat Badan

yang baik atau dampak yang positif

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

terhadap kesehatan masyarakat seluruh

melalui Undang-Undang nomor 24 tahun

Indonesia.

2011

tentang

Badan

masyarakat

Indonesia

yaitu

Penyelenggara

Implementasi merupakan tindakan

Jaminan Sosial, salah satu dari dua Badan

nyata untuk mewujudkan tujuan atau

Penyelenggara Jaminan Sosial tersebut

sasaran yang ingin dicapai. Jika kebijakan

adalah Badan Penyelenggara Jaminan

publik hanya berhenti sampai pada tahap

Sosial Kesehatan yang bertujuan untuk

formulasi maka akan sia-sia karena tidak

menyelenggarakan

ada tindakan nyata yang dilakukan untuk

program

jaminan

kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.


Untuk

mewujudkan

mecapai tujuan atau sasaran yang telah

tujuan

ditentukan sehingga tidak memberikan

tersebut diatas yaitu menyelenggarakan

manfaat kepada kelompok sasaran. Oleh

program jaminan kesehatan bagi seluruh

karena
6

itu

implementasi

merupakan

faktor penentu dalam keberhasilan atau

Metter dan Carl Van Horn, berikut ini

tidaknya kebijakan public.

analisis pelaksanaan Peraturan BPJS

Unsur-unsur implementasi yang

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

harus ada dalam implementasi kebijakan

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di

yaitu unsur pelaksana, kebijakan atau

Kantor

program dan kelompok sasaran atau

Gunungsitoli Kepulauan Nias Provinsi

target group. Agen pelaksana Peraturan

Sumatera Utara.

BPJS

Kesehatan

Cabang

BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014


dalam penelitian ini adalah Kantor BPJS

Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kesehatan Cabang Gunungsitoli dan

Ukuran dan tujuan pada dasarnya

organisasi atau instansi yang lain yang

merupakan faktor yang paling dasar dari

bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,

sebuah kebijakan, dalam ukuran dan

Seperti : Rumah Sakit, Puskesmas,

tujuan kebijakan berisi hal apa yang

Poliklinik, Apotik, dan fasilitas kesehatan

hendak ingin di capai oleh sebuah

lainnya baik milik pemerintah maupun

kebijakan. Kejelasan ukuran dan tujuan

swasta, yang menjalin kerja sama dengan

dari kebijakan harus dapat diketahui

BPJS Kesehatan. Unsur kebijakan atau

secara

program dalam penelitian ini adalah

pelaksanaan program

Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1

tersebut, dapat diketahui keberhasilan

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

maupun kegagalan atau kelemahan dari

Jaminan Kesehatan. Sedangkan target

kebijakan tersebut.

group dari kebijakan ini adalah seluruh

detail

sehingga

Peraturan

masyarakat Indonesia pada umumnya dan

Nomor

masyarakat

Penyelenggaraan

Kepulauan

Nias

pada

khususnya

pada

atau kebijakan

BPJS

Tahun

akhir

2014

Jaminan

Kesehatan
Tentang
Kesehatan

merupakan kebijakan yang dibuat oleh

Implementasi

Peraturan

BPJS

BPJS

Kesehatan

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

menyelenggarakan

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di

kepada seluruh rakyat Indonesia, agar

Kantor

masyarakat Indonesia mendapat jaminan

BPJS

Kesehatan

Cabang

Gunungsitoli Kepulauan Nias Provinsi

berupa

Sumatera

peserta

Utara

dianalisis

dan

dideskripsikan berdasarkan enam variabel

jaminan

untuk

perlindungan

kesehatan

kesehatan

memperoleh

agar

manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

yang dikemukakan oleh Donald Van


7

dalam

memenuhi

kebutuhan

dasar

pemerintah maupun swasta yang telah

kesehatannya.
Model

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.


kebijakan

Untuk tahun 2014 ini BPJS Kesehatan

yang diberikan oleh Donald Van Metter

memberikan tolak ukur target bahwa

dan Carl Van Horn menjelaskan bahwa

setidaknya 121 juta jiwa masyarakat

ukuran dan tujuan kebijakan merupakan

Indonesia harus sudah terdaftar menjadi

salah satu variabel yang diurai untuk

peserta program jaminan kesehatan dan

mendeskripsikan

hal tersebut sudah tercapai dan malah

kebijakan.

implementasi

dan

Untuk

menganalisis
apakah

sudah melebihi dari yang targetkan,

kebijakan tersebut berhasil atau tidak,

sesuai informasi yang peneliti dapat dari

BPJS

Kepala

Kesehatan

program

Jaminan

melihat

telah

merancang

Kesehatan

Administrasi

Umum

dan

dengan

Teknologi Informasi BPJS Kesehatan

segala petunjuk-petunjuk teknis, dengan

Cabang Gunungsitoli, saat ini yang sudah

maksud untuk mengukur tujuan-tujuan

terdaftar

yang telah dicanangkan untuk di capai

jaminan kesehatan per empat desember

dalam

Penyelenggaraan

sudah berjumlah kurang lebih 130 juta

Kaminan Kesehatan sebagaimana yang

jiwa dan diprediksi akan terus bertambah

diatur dalam peraturan.

sampai akhir tahun 2014, untuk daerah

pedoman

menjadi

peserta

program

Ukuran keberhasilan kebijakan ini

Kepulauan Nias sendiri sudah 73% atau

sebagaimana yang telah di ungkapkan

564.314 jiwa dari total 766.500 jiwa(BPS

oleh Kepala Administrasi Umum dan

Sumut 2012) penduduk kepulauan Nias,

Teknologi Informasi BPJS Kesehatan

sudah terdaftar menjadi peserta BPJS

Cabang Gunungsitoli, Rahman Cahyo

Kesehatan.

dan dr. Greta Jevani (seorang dokter

menjadi

Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe)

kebijakan

serta beberapa peserta BPJS Kesehatan,

Gunungsitoli, yaitu seluruh masyarakat di

kebijakan ini dikatakan berhasil jika

Kepulauan Nias khususnya dan seluruh

paling lambat 1 Januari tahun 2019

masyarakat di Indonesia pada umumnya

seluruh warga masyarakat di Kepulauan Nias

paling lambat 1 Januari 2019 sudah

khususnya dan seluruh Indonesia pada

terdaftar

menjadi

peserta

umumnya telah menjadi peserta jaminan

jaminan

kesehatan

dan

kesehatan yang diselenggarakan oleh

manfaat dari jaminan kesehatan.

BPJS Kesehatan dan organisasi kesehatan


8

Jadi,

sudah

ukuran
BPJS

jelas

yang

keberhasilan

dari

Kesehatan

Cabang

program
merasakan

Tujuan kebijakan merupakan hal

pelayanan promotif, preventif, kuratif,

yang sangat penting dalam pelaksanaan

dan rehabilitasi termasuk pelayanan obat

kebijakan, karena dalam tujuan kebijakan

dan bahan medis habis pakai sesuai

terdapat

dengan

hal-hal

yang

hendak

akan

kebutuhan

dicapai dari kebijakan, sehingga masalah

dibutuhkan.

publik yang akan diselesaikan dapat

Sumber Daya

medis

yang

berhasil dengan baik. Dalam Peraturan

Kebijakan tidak dapat terlaksana

BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014

jika sumber daya yang dibutuhkan tidak

Tentang

Jaminan

tersedia. Selain ukuran dan tujuan,

Kesehatan terdapat tujuan yang hendak

sumber daya merupakan faktor penting

dicapai dalam pelaksanaan kebijakan

dalam menentukan

tersebut.

BPJS

kegagalan dalam implementasi kebijakan

Gunungsitoli

publik. Jika para pelaksanaan kebijakan

Kepulauan Nias Provinsi Sumater Utara

tidak mempunyai sumber daya yang

adalah untuk menyelenggarakan jaminan

cukup untuk melakukan pekerjaan, maka

kesehatan kepada seluruh masyarakat

implementasi suatu kebijakan tidak akan

Nias, jaminan kesehatan yang dimaksud

efektif. Donald Van Metter dan Carl Van

seperti tertulis pada pasal 1 ayat 1

Horn menyatakan bahwa sumber daya

peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1

sebagaimana

Tahun 2014 yaitu : Jaminan Kesehatan

meliputi sumber daya manusia, sumber

adalah jaminan

berupa perlindungan

daya keuangan dan fasilitas, sumber daya

kesehatan

peserta

waktu

Penyelenggaraan

Adapun

Kesehatan

tujuan

Cabang

agar

dari

memperoleh

yang

yang

keberhasilan

telah

implementasi kebijakan.

perlindungan

Sumber Daya Manusia

kebutuhan

dalam
dasar

memenuhi

kesehatan

yang

disebutkan

diperlukan

manfaat pemeliharaan kesehatan dan

dan

didalam

Menurut Donald Van Metter dan

diberikan kepada setiap orang yang telah

Carl

membayar iuran atau iurannya dibayar

(2008:142),

oleh pemerintah. Jadi tujuan kebijakan

merupakan sumber daya yang terpenting

ini sudah jelas, yaitu agar seluruh

dalam menentukan suatu keberhasilan

masyarakat Nias dapat menerima manfaat

proses

implementasi.

jaminan kesehatan, manfaat

tertentu

dari

jaminan

Van

Horn

dalam

sumber

Agustino

daya

manusia

Tahap-tahap

keseluruhan

proses

kesehatan dalam hal ini yaitu pelayanan

implemntasi menuntut adanya sumber

kesehatan

daya manusia yang berkualitas sesuai

perorangan,

mencakup
9

dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh

karyawan saat itu hanya 6 orang dan satu

kebijakan yang telah ditetapkan secara

lagi

apolitik.

dan

Kabupaten untuk Nias Selatan, pada

kapabilitas dari sumber-sumber daya itu

tanggal 1 Oktober 2014 barulah di

nihil, maka kinerja dari kebijakan public

Kepulauan Nias memiliki kantor cabang

sangat sulit untuk diharapkan.

sendiri yaitu Kantor BPJS Kesehatan

Ketika

kompetensi

Kantor

Layanan

Kepesertaan

Dari sisi kapasitas sumber daya

Cabang Gunungsitoli yang kini melayani

manusia di kantor BPJS Kesehatan

4 kabupaten dan 1 kota karena ditambah

Cabang

Nias Selatan.

Gunungsitoli,

narasumber

dalam

menurut
ini,

Setelah menjadi kantor cabang,

menyatakan bahwa jumlah karyawan di

terjadi penambahan karyawan di BPJS

kantor

Cabang

Kesehatan Cabang Gunungsitoli, dari

Gunungsitoli sebagai agen pelaksana

informasi yang didapat oleh peneliti dari

kebijakan untuk pelayanan kepesertaan

struktur

seperti pelayanan pendaftaran dan kartu

Cabang Gunungsitoli setidaknya ada 18

sudah cukup baik. Perlu juga diketahui

karyawan sekarang yang bekerja di

bahwa walaupun pelayanan kepesertaan

kantor

sudah baik, sumber daya manusia secara

Gunungsitoli untuk melayani peserta dari

umum

Cabang

4 kabupaten dan 1 kota. Walaupun

pelayanan

sekarang sudah jadi Cabang dan memiliki

kepesertaan belum cukup memadai,. Hal

18 orang karyawan, tetap saja itu dirasa

ini

yang

belum cukup untuk melayani masyarakat

tersedia dikantor BPJS Kesehatan tidak

yang banyak dari 4 kabupaten dan 1 kota.

seimbang dengan luas cakupan wilayah

Hal

dari

Administrasi

BPJS

di

Kesehatan

BPJS

Gunungsitoli

Kesehatan
diluar

dikarenakan

BPJS

penelitian

sumber

daya

Kesehatan

Cabang

organisasi

BPJS

ini

juga

BPJS

Kesehatan

Kesehatan

diakui

Umum

oleh
dan

Kepala

Teknologi

Gunungsitoli yang 4 kabupaten dan 1

Informasi

kota. Perlu diketahui bahwa sebelum

Gunungsitoli, Rahman Cahyo, bahwa

menjadi kantor cabang, BPJS Kesehatan

mereka

yang ada di Nias hanya sebagai Unit

Walaupun demikian, untuk pelayanan

Kantor Layanan Kepesertaan Kabupaten

kepesertaan

Nias

pendaftaran

yang

masih

berada

dibawah

naungan Cabang Sibolga dan melayani 3

BPJS

Cabang

Kesehatan

masih

Cabang

kekurangan

seperti
dan

tenaga.

pelayanan

pembuatan

kartu

kepesertaan sudah baik dan bagus, beliau

kabupaten dan 1 kota dengan jumlah


10

juga mengatakan bahwa mereka akan

Menurut Kepala Administrasi Umum dan

berusaha bekerja maksimal.

Teknologi Informasi BPJS Kesehatan

Selain

masalah

sumber

daya

Cabang Gunungsitoli, Rahman Cahyo,

manusia di kantor BPJS Kesehatan

sumber daya yang tersedia pada kantor

Cabang Gunungsitoli, masalah lain yang

BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli

berkaitan dengan sumber daya manusia

sudah berkompeten dan kapabel dari sisi

yaitu masih kurangnya tenaga medis yang

perekrutan juga sudah jelas. Lain halnya

tersedia di Puskesmas-Puskesmas dan

dengan yang disampaikan dr. Greta

Rumah Sakit yang ada di Kepulauan

Jevani, menurut dia tenaga medis

Nias. Masih banyak puskesmas yang

yang sudah tersedia saat ini khususnya di

belum memiliki dokter sendiri dan hanya

Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe

dilayani oleh para perawat saja, di Rumah

beberapa

Sakit tenaga medis dokter spesialis juga

beberapa juga belum, tidak dipungkiri

masih

Padahal

masih ada yang belum berkompeten.

wajibnya

Kenyataan yang terjadi ini, jauh dari yang

belum

seharusnya,

lengkap.
puskesmas

sudah

berkompeten

memiliki minimal seorang dokter umum

diharapkan

dan Rumah Sakit harusnya memiliki

BPJS

dokter spesialis yang lengkap. Hal ini

membenahi dan memperbanyak sumber

dapat mengakibatkan pelayanan kepada

daya

pasien

khususnya

peserta

program

jaminan

dan harapannya

tetapi

Kesehatan

manusia

dan

atau

kedepan

Pemerintah

tenaga

dikepulauan

Nias,

medis
agar

kesehatan menjadi tidak maksimal dan

kedepannya program jaminan kesehatan

menjadi hambatan dan kendala yang

bisa berjalan efektif dan maksimal.

kemudian dapat membuat implementasi

Perlu

program jaminan kesehatan tidak berjalan

manusia

jumlah

yang

sumber

mencukupi,

Indonesia Nomor 81 Tahun 2004 tentang

daya

pedoman penyusunan perencanaan SDM

untuk

Kesehatan

menentukan keberhasilan implementasi

kualitas

VI

bahwa

model

puskesmas harus memiliki dokter. Hal ini

Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan


Kesehatan,

Bab

puskesmas pedesaan, bahwasanya setiap

Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1

Jaminan

bahwa

Keputusan Menteri Kesehatan Republik

maksimal.
Selain

diketahui

sekaligus memperkuat pendapat para

dan

narasumber

kemampuan sumber daya manusia juga


menentukan keberhasilan implementasi.
11

diatas

terkait

kurangnya

tenaga medis khusunya dokter disetiap

kendala

terkait

dengan

pendanaan

puskesmas di Kepulauan Nias.

program jaminan kesehatan ini. Lain

Sumber Daya Finansial dan Fasilitas.

halnya terkait mengenai ketersediaan

Sumber daya finansial juga tidak

fasilitas pada kantor BPJS Kesehatan

kalah penting dalam menentukan berhasil

Cabang Gunungsitoli untuk fasilitas yang

atau tidaknya suatu kebijakan, bahkan

ada saat ini menurut beliau sudah bagus

terkadang suatu program memerlukan

kalau

dana yang banyak untuk mengasilkan

seperti

program yang berkualitas, hal ini juga

mencetak kartu peserta, tapi kalau untuk

terkait dengan kebijakan BPJS Kesehatan

fasilitas lainnya, beliau merasa masih

Nomor

kurang.

Tahun

2014

tentang

untuk

pelayanan

pelayanan

kepesertaan

pendfataran

dan

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Hal

Dari sisi ketersediaan fasilitas

ini dikarenakan jumlah peserta yang ikut

kesehatan di Puskesmas-Puskesmas dan

program

sangat

Rumah Sakit dikepulauan Nias, menurut

banyak bahkan targetnya kedepan seluruh

beberapa narasumber dalam penelitian ini

masyarakat

menjadikan

baik yang dari kantor BPJS Kesehatan

sumber daya financial atau pendanaan

maupun dokter yang bekerja dipuskesmas

menjadi sangat penting dalam mencapai

menyatakan bahwa fasilitas dan peralatan

keberhasilan program jaminan kesehatan

yang tersedia

ini.

Adapun

jaminan

kesehatan

Indonesia,

Sumber

pendanaan

masih belum memadai.

peralatan

yang

belum

ada

program

misalnya yang terjadi di Puskesmas

jaminan kesehatan berasal dari iuran yang

Rawat Inap Plus Mandrehe mereka tidak

dibayarkan secara teratur oleh peserta,

memiliki rontgen dan alat transfusi darah,

pemberi

padahal

kerja dan

pemerintah(untuk

kalau

misalnya

ada

yang

peserta PBI) setiap bulan kepada BPJS

pendarahan atau habis kecelakaan yang

Kesehatan

jaminan

butuh dimasukkan darah secepatnya tidak

kesehatan. Dari sisi ketersediaan dana,

bisa langsung ditolong dan harus dirujuk

menurut Kepala Administrasi Umum dan

kerumah sakit yang jaraknya kurang lebih

Teknologi Informasi BPJS Kesehatan

2 jam perjalanan. Menurut karyawan

Cabang Gunungsitoli, Rahman Cahyo,

BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli,

dana sudah mencukupi untuk program

Berdaus, banyak peserta yang mengeluh

jaminan kesehatan ini, tidak terjadi

lantaran fasilitas belum memadai seperti

kekurangan dana. Tidak ada masalah dan

aturannya haknya kelas 1, tapi dia tidak

untuk

program

12

mendapat

kamar

kelas

karena

kopi akta kelahiran anak serta foto kopi

keterbatasan fasilitas yang tersedia.

slip gaji (untuk pegawai negeri/swasta)

Sumber Daya Waktu.

sudah

Sumber daya waktu merupakan


sumber

daya

yang

juga

lengkap,

membutuhkan

dapat

maka

lima

hanya

menit

untuk

menunggu kartu BPJS Kesehatan. Akan

mempengaruhi implementasi kebijakan.

tetapi

Menurut Donald Van Meter dan Carl Van

bahwasanya selama ini Puskesmas Rawat

Horn

(2008:142),

Inap Plus Mandrehe tempat dia bekerja

menyatakan bahwa kalaupun sumber

melayani pasien BPJS Kesehatan namun

daya manusia terpenuhi dan giat bekerja,

tidak ada sedikitpun bantuan dana yang

juga kuncuran dana berjalan baik, tetapi

masuk kepuskesmas dari BPJS Kesehatan

apabila

persoalan

Cabang Gunungsitoli, dia menambahkan

waktu yang terlalu ketat, maka hal ini pun

bahwa sejak launching sampai sekarang

dapat menjadi bagian penyebab ketidak

dan sudah hampir setahun belum pernah

berhasilan implementasi kebijakan.

ada klaim-klaiman BPJS Kesehatan di

dalam

Agustino

berbentur

Sumber
implementasi

dengan

daya

waktu

program

dalam
Jaminan

pelayanan

Greta

Jevani,

Plus Mandrehe khususnya.


Karakteristik Agen Pelaksana

Gunungsitoli dapat dilihat dari ketepatan


dalam

dr.

Nias Barat dan Puskesmas Rawat Inap

Kesehatan di BPJS Kesehatan Cabang

waktu

menurut

Keberhasilan

kepesertaan

kebijakan

juga

pelaksanaan
dipengaruhi

oleh

seperti pendaftaran dan pembuatan kartu

karakteristik badan pelaksana atau agen

peserta, pelaporan klaim dan pelaporan

pelaksana. Karakteristik agen pelaksana

penyelenggaraan jaminan kesehatan yang

tersebut

rutin dilakukan sebulan sekali sudah

bagaimana kebijakan akan dilaksanakan.

berjalan dengan baik. Menurut observasi

Karteristik agen pelaksana berkaitan

dan pengalaman pribadi peneliti waktu

dengan tugas dan spesialisasinya terhadap

mendaftarkan

penyelenggaraan

jaminan

diri

menjadi

kesehatan,

peserta
pelayanan

cakupan

dapat

menentukan

kebijakan

wialayah

agen

tentang

dan

luas

pelaksana.

pendaftaran sudah cukup bagus dan tidak

Spesialisasi dan tugas-tugas dari masing-

membutuhkan waktu yang lama, jika

masing agen pelaksana perlu diuraikan

semua persyaratan pendaftaran seperti

agar dapat menunjukkan sejauh mana

kartu keluarga, pasfoto 3x4, foto kopi

karakteristik

ktp, foto kopi akta pernikahan dan foto

mempengaruhi keberhasilan kebijakan.


13

agen

pelaksana

dapat

Implementasi

Peraturan

BPJS

dengan BPJS Kesehatan adalah sebagai

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

unit

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di

kepada

Kantor

Cabang

kesehatan di tingkat pertama dan rujukan

Gunungsitoli melibatkan beberapa agen

tingkat lanjutan. Menurut hasil observasi

pelaksana baik internal BPJS Kesehatan

peneliti,

Cabang Gunungsitoli maupun ekternal

pelaksana baik internal maupun eksternal

BPJS Kesehatan. Pihak ekternal terdiri

BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli

dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

program jaminan kesehatan yang telah

setempat, Rumah Sakit/Puskesmas milik

disebutkan diatas sudah sesuai dengan

pemerintah atau swasta, Polilklinik dan

tupoksi masing-masing jabatan yang

fasilitas

BPJS

Kesehatan

kesehatan

pelayanan

peserta

kesehatan

program

bahwa

peran

jaminan

pihak-pihak

lain

yang

diemban. Antara pihak-pihak pelaksana

dengan

BPJS

program saling membutuhkan dan saling

Kesehatan Cabang Gunungsitoli. Untuk

berhubungan dan tidak bisa dipisahkan

pelaksanaan internal BPJS Kesehatan

karena masing-masing memiliki tugas

terdapat sub-sub unit untuk melayani

yang berbeda-beda untuk tujuan yang

peserta

sama

menjalin

kerja

yang

pelaksana

sama

seperti

Kepesertaan

dan

yaitu

melaksanakan

kebijakan

Pelayanan Pelanggan Kabupaten Nias

jaminan kesehatan sesuai dengan yang

Selatan, Unit Administrasi Umum dan

diatur

Teknologi Informasi, Unit Kepesertaan

perundang-undangan

dan

Unit

tujuan program jaminan kesehatan yakni

Pemasaran, Unit Manajemen Pelayanan

agar seluruh rakyat Indonesia mendapat

Kesehatan

jaminan

Pelayanan

Prima,

Pelanggan,

Unit

managemen

Pelayanan Rujukan.

kesehatan

maupun

guna

dan

mencapai

merasakan

yang telah dijelaskan sebelumnya.

pelaksanaan program jaminan kesehatan


melakukan

peraturan

manfaat dari jaminan kesehatan seperti

Peran Dinas Kesehatan dalam

adalah

dalam

koordinasi

Lain halnya dengan yang terjadi

dan

pada cakupan wilayah BPJS Kesehatan

sinkronisasi program jaminan kesehatan

Cabang Gunungsitoli, menurut empat

di kabupaten/kota masing-masing dan

dari lima narasumber dalam penelitian

melakukan pembinaan program jaminan

ini, menyatakan bahwa luas cakupan

kesehatan tersebut. Sedangkan peran dari

wilayah yang 4 kabupaten dan 1 kota

Rumah Sakit pemerintah maupun swasta,

terlalu

Puskesmas, Poliklinik yang bekerjasama

pelayanan
14

besar
BPJS

sehingga
Kesehatan

membuat
Cabang

Gunungsitoli tidak maksimal, menurut

dalam mengimplementasikan kebijakan.

mereka sewajarnya satu kabupaten atau

Ketidak seriusan dalam melaksanakan

kota

tugas pokok dan fungsi dapat terlihat dari

harusnya

memiliki

perwakilan

kantor BPJS Kesehatan. Hal ini membuat

minimnya

masyarakat terpencil dan yang jaraknya

mengakibatkan

jauh

dicapai tidak terlaksana dengan baik.

dari

Kantor

BPJS

Kesehatan

mengalami kesulitan untuk mendaftar

produktivitas

Dilihat

tujuan

dari

yang
yang

respon

dapat
hendak

agen

menjadi peserta BPJS Kesehatan.

pelaksana, sikap dari para organisasi

Sikap/Kecenderungan (disposisi) Agen

pelaksana program jaminan kesehatan di

Pelaksana

BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli

Berdasarkan model implementasi

maupun organisasi pelaksana yang lain

kebijakan yang diberikan oleh Donald

seperti Puskesmas atau Rumah sakit

Van Metter dan Carl Van Horn, salah

sudah cukup baik. Dilihat dari integritas

satu

dapat

pegawai yang berpegang pada peraturan

keberhasilan

dan pedoman penyelenggaraan jaminan

variabel

yang

mempengaruhi

juga

implementasi kebijakan adalah sikap dari

kesehatan.

para pelaksana kebijakan. Sikap dari

pelayanan kepesertaan khusunya dan

pelaksana

pelayanan

merupakan

variabel

yang

Dalam

melakukan

jaminan

kesehatan

tugas

pada

membahas sikap dari pelaksana dalam

umumnya, tidak terdapat diskriminasi

menjalankan

antara pasien peserta jaminan kesehatan

tupoksinya.

Sikap

maksudnya dalam hal ini adalah umpan

dengan

balik/respon dari agen pelaksana baik

diperlakukan sama. Hanya saja, walaupun

berupa dukungan atau keseriusan maupun

hal diatas sudah terlaksana dengan baik,

sebaliknya

ada kebijakan yang masih dikeluhkan

dalam

program/kebijakan.

implementasi

membayar,

semua

dalam

oleh Puskesmas dari BPJS Kesehatan

suatu organisasi sudah ada pembagian

Cabang Gunungsitoli. Menurut dr. Greta

tugas pokok dan fungsi yang jelas, akan

Jevani, salah satu hal yang kurang beliau

tetapi

dipungkiri

sukai dari kebijakan BPJS Kesehatan

kemungkinan adanya patologi (penyakit)

seperti kebijakan rawat inap 3 hari,

dalam

dalam

karena menurut beliau seharusnya diberi

mengimplementasikan kebijakan. Bisa

kelonggaran lebih dari 3 hari karena

saja terdapat kemungkinan bahwa agen

mengingat Rumah Sakit yang menjadi

pelaksana tidak serius atau main-main

tempat rujukan jauh dari Puskesmas

tidak

suatu

Walaupun

yang

dapat

organisasi

15

tersebut dan apalagi kalau kesehatan

implementasi kebijakan publik. Semakin

pasien belum membaik, jadi setidaknya

baik koordinasi dan komunikasi antar

menurut beliau, dikasih kelonggaran

pihak-pihak yang terlibat dalam suatu

seperti

minimal

proses implementasi, maka asumsinya

menunggu pasien tersebut membaik dan

kesalahan-kesalahan akan sangat kecil

sudah dapat dipindahkan.

untuk terjadi. Dan begitu pula sebaliknya.

rumah

sakit

Beliau

atau

juga

menambahkan

bahwa

kembali

Komunikasi antar organisasi, merujuk

setuju

pada suatu proses implementasi, maka

kurang

terkait dengan kebijakan bayi yang baru

asumsinya

lahir hanya ditanggung sampai 7 hari oleh

kecil untuk terjadi. Komunikasi antar

BPJS Kesehatan, menurut dia salah satu

organisasi

tujuan program ini yaitu menurunkan

prosedur yang telah direncanakan untuk

kematian ibu dan anak, seharusnya

mencapai sasaran dan tujuan kebijakan

menurut dia bayi harus ditanggung

publik.

selama masa nifas ibu yaitu 40 hari, masa

menjadi

ibunya saja masih dalam tanggungan kita

kebijakan. Komunikasi/koordinasi antar

tetapi anaknya tidak, padahal masih

organisasi juga menunjuk pada adanya

banyak penyakit bayi yang terkadang

dukungan antar instansi yang terkait

baru muncul lebih dari seminggu. dr.

dengan kebijakan sehingga kelompok

Greta berharap supaya kebijakan seperti

sasaran

ini dapat diluruskan atau dievaluasi dan

bertanggung jawab atas kebijakan yang

dipertimbangkan

dijalankan.

kembali

kedepannya

supaya pelayanan jaminan kesehatan bisa

pada mekanisme

Komunikasi
acuan

ini

juga

dalam

mampu

akan

dapat

pelaksanaan

memahami

dan

dan

sosialisasi

program jaminan kesehatan menurut


Kepala
antar

Organisasi

Umum

dan

Cabang Gunungsitoli, Rahman Cahyo,

Komunikasi merupakan salah satu


penting

Administrasi

Teknologi Informasi BPJS Kesehatan

dan

Aktivitas Pelaksana

faktor

merujuk

Komunikasi

lebih baik lagi.

Komunikasi

kesalahan-kesalahan

pelaksanaan

ada kendala mengenai koordinasi antar

kebijakan publik. Menurut Donald Van

organisasi maupun sosialisasi kepada

Metter

masyarakat. Lanjut beliau, mereka sering

dan

dalam

sudah dilakukan dengan baik dan tidak

Carl

komunikasi/koordinasi
mekanisme

yang

Van

Horn,

merupakan
ampuh

mengadakan

dalam

dengan
16

forum

organisasi

dan

koordinasi

pelaksana

lainya.

Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan

dan apa saja program yang dicanangkan

melalui media massa seperti

radio,

BPJS Kesehatan. Sosialisasi baru mau

televisi, baliho dan spanduk-spanduk.

akan dilaksanakan, walaupun sampai

Jawaban yang berbeda diungkapkan oleh

sekarang

empat informan yang lain terkait dengan

peneliti bertanya kepada beberapa orang

komunikasi/koordinasi dan sosialisasi.

tentang syarat kelengkapan mendaftar

Menurut dr. Greta Jevani, jangankan

peserta BPJS Kesehatan kebanyakan

masyarakat perawat-perawat disini saja

menjawab tidak tahun dan malah balik

tidak semua mengetahui secara apa dan

bertanya

bagaimana program BPJS Kesehatan

persyaratan-persyaratan

tersebut. Ditambah lagi ada peraturan

Hubungan komunikasi dan koordinasi

atau prosedur yang kerap berubah-ubah,

antar

terakhir

Gunungsitoli

November

kemarin

ada

belum

terealisasi.

kepada

BPJS

peneliti

Waktu

tentang
tersebut.

Kesehatan
dengan

Cabang
organisasi

perubahan lagi terkait dengan pemakaian

pelaksana yang lain sudah ada, tapi masih

kartu BPJS Kesehatan yang dulunya

belum cukup bagus.

setelah daftar sudah langsung dapat


digunakan, sekarang harus 7 hari setelah

Lingkungan

mendapat kartu baru dapat digunakan.

Politik

Hal-hal seperti itu ditambah kurangnya


koordinasi

BPJS

Kesehatan

Ekonomi,

Pelaksanaan

Sosial

suatu

dan

kebijakan

Cabang

juga tidak dapat terlepas dari kondisi

Gunungsitoli di puskesmasnya, terkadang

lingkungan ekonomi, sosial dan politik

membuat

tempat kebijakan dilaksanakan. Kondisi

mereka

bingung

dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab

ekonomi,

mereka. Terkait dengan sosialisasi atau

menggambarkan

tentang

pengarahan kepada masyarakat, dr. Greta

wailayah

dapat

Jevani dan 3 peserta BPJS Kesehatan

implementasi kebijakan. Pada model

yang menjadi informan mengatakan hal

implementasi Donald Van Metter dan

yang sama. Di kabupaten Nias Barat

Carl Van Horn, menyatakan bahwa

menurut mereka belum pernah ada

kondisi lingkungan ekonomi, sosial dan

sosialisasi kepada masyarakat sampai

politik suatu wilayah, bisa saja menjadi

sekarang, sudah hampir setahun tapi

menjadi biang keladi dari kegagalan

belum

kinerja implementasi kebijakan.

pernah

ada

penjelasan

ke

masyarakat bagaimana BPJS Kesehatan


17

sosial

yang

dan

politik
keadaaan
menunjang

Secara geografis kepulauan Nias

merugikan

masyarakat

memiliki lingkungan berupa pantai dan

karena

penggunungan

menggambarkan

dengan

hubungan

itu,

sikap

disana.

Oleh

positif

yang

kondisi

sosial

kekeluargaan yang masih kental dan

masyarakat di kepulauan Nias sangat

sebagian

mendukung

masyarakatnya

masih

dikategorikan transisi(dari masyarakat

penyelenggaraan

jaminan

kesehatan ini.

tradisional menuju masyrakat modern).

Kondisi

geografis

juga

Lingkungan sosial pada dasarnya secara

berpengaruh pada mata pencaharian dan

tidak

ekonomi masyarakat. Dengan kondisi

langsung

implementasi

mempengaruhi

kebijakan

karena

georgrafis

berupa

pantai

dan

keberadaan masyarakat sekitar dapat

penggunungan, masyarakat di Kepulauan

memberikan dukungan ataupun ancaman

Nias sebagian besar adalah petani. Mata

terhadap

implementasi

kebijakan

pencaharian terbesar di Kepulauan Nias

terhadap

implementasi

kebijakan

yaitu petani karet, petani sawah dan

khususnya Peraturan BPJS Kesehatan

sebagian nelayan. Meskipun lingkungan

Nomor

ekonomi

tahun

Penyelenggaraan

2014

Jaminan

Tentang

atau dalam

hal

ini

mata

Kesehatan.

pencaharian masyarakat Kepulauan Nias

Walaupun memiliki lingkungan geografis

petani, tidak berpengaruh buruk terhadap

yang

pelaksanaan program jaminan kesehatan

seperti

itu

kekeluargaan

hubungan
serta

ini. Menurut informasi yang didapat dari

masih

para narasumber bahwa keadaan ekonomi

tradisional, akan tetapi menurut hasil

masyarakat atau pekerjaan masyarakat

wawancara

disana,

masyarakat

masih

dan

yang

kental
sebagian

dengan

para

tidak

memberikan

pengaruh

informan/narasumber mengatakan bahwa

negatif bagi penyelenggaraan jaminan

keadaan sosial masyarakat di kepulauan

kesehatan ini. Kebanyakkan dari mereka

Nias sangat baik dan sangat menerima

malah

dan

Jaminan

penyelenggaraan jaminan kesehatan ini.

Kesehatan ini. Jadi kebijakan yang

Keadaan ekonomi yang mayoritas petani,

dikeluarkan

ini

menjadi tidak berpengaruh buruk, karena

pelaksanaan/penyelenggaraan

orang yang perekonomiannya tergolong

jaminan kesehatan ini disambut positif

rendah atau kurang bagus, rata-rata

dan

kebijakan

masuk kedalam golongan peserta PBI

itu

yang

mendukung

mengenai

BPJS

mereka

tersebut

kebijakan

sejauh

Kesehatan

mendukung
kebijakan

tidak
18

bersyukur

iurannya

dengan

dibayarkan

adanya

oleh

pemerintah. Jadi keadaan ekonomi di

baru ini melaunching kartu JAMKESDA,

kepulauan Nias yang mayoritas bermata

pemerintah

pencaharian petani tidak memberikan

mendaftarkan 11 ribu masyarakatnya

pengaruh negatif yang sangat berarti

diluar peserta PBI untuk mendapatkan

dalam pelaksanaan jaminan kesehatan.

pelayanan kesehatan secara gratis. Hal

Lingkungan

Gunungsitoli

telah

juga

tersebut menurut Kepala Administrasi

memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan

Umum dan Teknologi Informasi BPJS

kebijakan. BPJS Kesehatan tidak dapat

Kesehatan Cabang Gunungsitoli, Rahman

lepas dari peran pemerintah dalam hal ini

Cahyo, merupakan salah satu upaya yang

Kementerian Kesehatan. Seperti halnya

dilakukan pemerintah setempat untuk

dalam menentukan peserta PBI atas usul

menyukseskan penyelenggaraan jaminan

pemerintah

daerah.

BPJS

kesehatan ini. Jadi, lingkungan politik

Kesehatan

juga

berkoordinasi

disini memiliki pengaruh yang besar

dengan kementerian kesehatan terkait

terhadap keberhasilan penyelenggaraan

tarif Indonesian-Case Based Groups(Tarif

jaminan kesehatan ini.

INA-CBGs)

politik

Kota

Kemudian

tetap

atau

tarif

besaran

Kesimpulan

pembayaran claim oleh BPJS Kesehatan


kepada fasilitas kesehatan. Diluar dari
pada

itu,

kecenderungan

Dari beberapa pembahasan di

pemerintah

atas dengan menggunakan variabel dari

setempat dalam hal ini pemerintah daerah

Van Metter dan Van Horn, maka dapat

mendukung

disimpulkan

dan

membantu

bahwa

pelaksanaan

menyukseskan atau malah cenderung

Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1

menolak

dalam

Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan

pelaksanaan kebijakan. Dari informasi

Jaminan Kesehatan di Kantor BPJS

yang didapat

Kesehatan

juga

berpengaruh

dari kelima informan

Cabang

Gunungsitoli

dikatakan bahwa pemerintah-pemerintah

Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara

daerah yang berada di wilayah kepulauan

sudah berjalan namun belum maksimal.

Nias

dan

Hal tersebut dapat kita lihat dari variabel-

menyukseskan

variabel yang di kemukakan oleh Van

cenderung

membantu

mendukung

penyelenggaraan jaminan kesehatan ini.

Metter dan Van Horn.

Seperti yang dilakukan pemerintah Kota

Pada variabel ukuran dan tujuan

Gunungsitoli bekerjasama dengan BPJS

kebijakan,

ukuran

Kesehatan Cabang Gunungsitoli baru-

kebijakan

BPJS

19

keberhasilan
Kesehatan

dari

Cabang

Gunungsitoli, yaitu seluruh masyarakat di

Pada variabel karakteristik agen

Kepulauan Nias khususnya dan seluruh

pelaksana

masyarakat di Indonesia pada umumnya

wilayah terdapat masalah, yaitu luas

paling lambat 1 Januari 2019 sudah

cakupan wilayah agen pelaksana dalam

terdaftar

menjadi

peserta

hal

jaminan

kesehatan

dan

program

ini

pada

indikator

BPJS

cakupan

Kesehatan

Cabang

merasakan

Gunungsitoli yang begitu besar yaitu

manfaat dari jaminan kesehatan. Untuk

empat kabupaten dan satu kota, hal ini

saat ini, masyarakat di Kepulauan Nias

membuat masyarakat terpencil dan yang

yang sudah terdaftar jadi peserta jaminan

jaraknya

kesehatan sekitar 73% dari total jumlah

Kesehatan mengalami kesulitan untuk

penduduk, dan ini merupakan suatu

mendaftar

capaian yang bagus berhubung BPJS

Kesehatan.

Kesehatan baru beroperasi kurang dari

sikap/kecenderungan

satu tahun. Sedangkan untuk tujuan

pelaksana, jika dilihat dari respon agen

kebijakan

seluruh

pelaksana, sikap dari para organisasi

masyarakat di Kepulauan Nias pada

pelaksana program jaminan kesehatan di

khususnya dan masyarakat Indonesia

BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli

pada umumnya dapat menerima manfaat

maupun organisasi pelaksana yang lain

dari jaminan kesehatan. Pada variabel

seperti Puskesmas atau Rumah sakit

sumber daya, walaupun dalam pelayanan

sudah cukup baik. Dilihat dari integritas

kepesertaan

pegawai yang berpegang pada peraturan

ini,

pendaftaran

yaitu

agar

seperti
dan

kartu

pelayanan
SDM

dan

jauh

dari

Kantor

menjadi

BPJS

peserta

Pada

BPJS
variabel

(disposisi)

agen

dan pedoman penyelenggaraan jaminan

fasilitasnya sudah cukup baik, namun

kesehatan.

secara umum masih terdapat kekurang

pelayanan kepesertaan khusunya dan

pada sumber daya manusia pada BPJS

pelayanan

Kesehatan Cabang Gunungsitoli. Selain

umumnya, tidak terdapat diskriminasi

itu terjadi juga kekurangan pada tenaga

antara pasien peserta jaminan kesehatan

medis yang ada di Rumah Sakit dan

dengan

Puskesmas dikepulauan Nias. Ditambah

diperlakukan sama. Disamping itu, ada

dengan kurang lengkapnya fasilitas yang

beberapa

tersedia

dikeluhkan oleh puskesmas misalnya

pada

Rumah

Sakit

atau

Puskesmas di Kepulauan Nias.

Dalam

melakukan

jaminan

yang

kesehatan

membayar,

kebijakan

yang

tugas

pada

semua

masih

terkait kebijakan rawat inap 3 hari,


karena
20

menurut

salah

satu

dokter

dipuskesmas

seharusnya

diberi

lingkungan

sosial,

kelonggaran lebih dari 3 hari karena

dikeluarkan

BPJS

mengingat Rumah Sakit yang menjadi

mengenai

tempat rujukan jauh dari Puskesmas

jaminan kesehatan ini disambut positif

tersebut dan apalagi kalau kesehatan

oleh masyarakat di Kepulauan Nias dan

pasien belum membaik, jadi setidaknya

mereka mendukung kebijakan tersebut

menurut beliau, dikasih kelonggaran

sejauh kebijakan itu tidak merugikan

seperti

minimal

masyarakat disana. Oleh karena itu, sikap

menunggu pasien tersebut membaik dan

positif yang menggambarkan kondisi

sudah dapat dipindahkan.

sosial masyarakat di kepulauan Nias

rumah

sakit

Terkait

atau

dengan

komunikasi/koordinasi

dan

pelaksana,

kebijakan

yang

Kesehatan

ini

pelaksanaan/penyelenggaraan

variabel

sangat

mendukung

aktivitas

jaminan kesehatan ini. Untuk lingkungan

hubungan

politik, pemerintah-pemerintah daerah

komunikasi/koordinasi antar organisasi

sekitar

sudah dilakukan namun belum cukup

Gunungsitoli yang berada di wilayah

maksimal, dalam hal ini masih kurangnya

kepulauan Nias cenderung mendukung

jalinan komunikasi dan koordinasi antara

dan

BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli

penyelenggaraan jaminan kesehatan ini.

dengan agen pelaksana lain seperti

BPJS

penyelenggaraan

Kesehatan

membantu

Karena

Cabang

menyukseskan

masih

terdapatnya

petugas di Puskesmas-puskesmas serta

beberapa masalah pada beberapa variabel

masih minimnya penjelasan/sosialisasi

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kepada

pelaksanaan Peraturan BPJS Kesehatan

masyarakat

penyelenggaraan

terkait

jaminan

kesehatan

Nomor

Tahun

2014

tentang

umumnya dan pelayanan kepesertaan

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di

khususnya. Pada variabel lingkungan

Kantor Cabang Gunungsitoli Kepulauan

ekonomi, sosial dan politik, pengaruh

Nias provinsi Sumatera Utara sudah

ekonomi

yang

dijalankan, namun masih belum cukup

mayoritas bermata pencaharian petani

maksimal, dikarenakan masih terdapat

tidak memberikan pengaruh negatif yang

masalah dalam pelaksanaanya.

di

kepulauan

Nias

sangat berarti dalam pelaksanaan jaminan


kesehatan,

dikarenakan

untuk

yang

Saran

ekonominya lemah dapat discover oleh


pemerintah(PBI).

Untuk

Saran yang dapat diberikan oleh

kondisi

penulis, agar BPJS Kesehatan Cabang


21

Gunungsitoli memperbaiki sistem sumber

kantor

daya manusia dalam hal ini menambah

kabupaten/kota

karyawan di BPJS Kesehatan Cabang

masyarakat mengakses layanan BPJS

Gunungsitoli, membantu menambah dan

Kesehatan pada umumnya dan layanan

melengkapi tenaga medis di Puskesmas-

kepesertaan

puskesmas

sakit,

mewujudkan penyelenggaraan jaminan

membantu melengkapi fasilitas kesehatan

kesehatan yang lebih baik bagi seluruh

yang masih kurang, membuat komunikasi

masyarakat di Kepulauan Nias khususnya

dan koordinasi yang lebih baik dan

dan masyarakat Indonesia pada umumnya

harmonis antar organisasi pelaksana, dan

serta mempermudah masyarakat dalam

membuat kantor cabang atau minimal

memperoleh pelayanan kesehatan.

maupun

rumah

22

perwakilan
untuk

disetiap
mempermudah

khusunya,

untuk

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo, Dasar-dasar Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung, 2008.


Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung,
2011.
Purwanto, Agus, Erwan ; Sulistyastuti, Ratih, Dyah, Implementasi Kebijakan Publik,
Gava Media, Yogyakarta, 2012.
Soetomo, Teori-teori Sosial dan Kebijakan Publik, Prenada Media, Jakarta, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung,
2011.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2014.
Tachjan, Implementasi Kebijakan Publik, AIPI, Bandung, 2006
Jambi Antara News, Masih Ditemui Masalah dalam Penyelenggaraan BPJS
Kesehatan, (Online) http://jambi.antaranews.com/berita/303911/masih-ditemui-masalahdalam-penyelenggaraan-bpjs-kesehatan, 2 Juni 2014 (diakses Tanggal 10 September
2014).
Manajemen Rumah Sakit.Net, Permasalahan dalam Pelaksanaan JKN, (Online)
http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/permasalahan-dalam-pelaksanaan-jkn/

(diakses

Tanggal 10 September 2014).


Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan,pdf.
The Indonesian Institute, Jurnal Penelitian Berjudul Jaminan Kesehatan untuk
Masyarakat Miskin Kota : Dari Implementasi hingga Harapan Pembangunan
Kesejahteraan Paska Pilpres 2014, pdf.

23

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan


Sosial Nasional, pdf.

Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

24

Tahun

2011

tentang

Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial, pdf.


Buku Saku FAQ (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan, pdf.
Sumut.bps.go.id/index.php?r r=katgor/ada&id=03.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan SDM Kesehatan, pdf.

24

You might also like